Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN
Ilmu jiwa atau psikologi adalah suatu cabang dari ilmu pengetahuan yang
mempelajari, menyelidiki, atau membahas fungsi-fungsi kejiwaan dari orang yang sehat.
Atau dengan perkataan lain psikologi mempelajari aktivitas kehidupan kejiwaan dari
orang yang normal. Selain dari psikologi orang yang normal (sehat) ada pula psikologi
orang yang tidak normal (abnormal) dan psikologi ini disebut psikologi abnormaldan
psikiatri. Psikologi abnormal itu mempelajari kelainan-kelainan jiwa, tetapi belum sakit
jiwa atau gila. Psikiatri ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kelainan-
kelainan dan penyakit jiwa manusia, termasuk orang gila.1
Dakwah adalah suatu aktivitas atau upaya untuk mengajak individu atau kelompok
masyarakat kepada kebajikan (amal shalih) dan meninggalkan perbuatan maksiat.
Gerakan dakwah agar dapat berhasil secara maksimal harus ditunjang oleh berbagai
disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu keislaman maupun ilmu-ilmu umum. Psikologi merupakan
salah satu pengetahuan yang harus dimiliki, sehingga para da’I dapat memahami karakter
dan tabi’at mad’u (obyek dakwah) dengan lebih baik dan proporsional, karena tingkah
laku manusia sebenernya merupakan ungkapan dari karakter dan struktur psikologisnya
dan dengan memahami karakter-karakter mad’u para da’I dapat mempersiapkan segala
hal yang terkait dengannya, baik metode, materi, sarana dan prasarana serta proses
komunikasi yang sesuai antara keduanya akan menjadikan proses dakwah lebih efektif
dan hasil penerimaan informasi tentang nilai-nilai keislaman lebih efisien.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian psikologi dakwah?
2. Sebutkan ruang lingkup psikologi dakwah?
3. Sebutkan tujuan dan fungsi psikologi dakwah?
4. Bagaimana hubungan psikologi dakwah dengan ilmu-ilmu lain?
5. Bagaimana peran psikologi dalam dakwah?

1
Ki fudyartanta, psikologi umum, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2011) cetakan 1 hal.1

1
III. PEMBAHASAN
1. Pengertian psikologi dakwah
Secara harfi’ah psikologi artinya “ilmu jiwa” berasal dari kata yunani psyce
“jiwa” dan logos “ilmu”. Akan tetapi yang dimaksud bukanlah ilmu tentang jiwa.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai gambaran dari
keadaan jiwanya. Adapun dakwah merupakan usaha mengajak manusia agar beriman
kepada Allah SWT dan tunduk kepada-Nya dalam kehidupan di dunia ini, dimanapun dia
berada dan bagaimanapun situasi serta kondisinya.
Dengan demikian psikologi dakwah adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia yang merupakan gambaran dari kejiwaannya guna diarahkan kepada iman takwa
kepada Allah SWT. Bila disederhanakan bisa juga dengan pengertian, dakwah dengan
pendekatan kejiwaan.
Pengertian dari psikologi dakwah yaitu psikologi dan ilmu dakwah. Pengetahuan
tentang ilmu jiwa atau psikologi diperlukan karena psikologi dakwah memang
merupakan bagian dari psikologi, yakni psikologi terapan. Ilmu dakwah juga sangat
relevan karena psikologi dakwah ini adalah ilmu bantu bagi kegiatan dakwah. Boleh jadi
pengguna ilmu ini adalah da’i psikolog yang suka berdakwah.
1) Psikologi
Secara sederhana psikologi sering disebut sebagai ilmu yang mempelaari tingkah
laku manusia yang merupakan gejala dari jiwanya. Sedangkan pengertian atau definisi
yang lebih terperinci menyebutkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku lahiriah manusia dengan menggunakan metode observasi
secara obyektif, seperti terhadap rangsangan (stimulus) dan jawaban (respon) yang
menimbulkan tingkah laku.
Definisi tersebut diatas mengesankan bahwa kegunaan psikologi terbatas hanya
untuk menguraikan atau mengungkap apa yang ada dibalik tingkah laku manusia. Dalam
keadaan tertentu, kebutuhan seseorang memang dapat saja terbatas hanya ingin
mengetahui faktor kejiwaan apa yang menyebabkan tingkah laku tertentu orang lain, tapi
disaat yang lain, misalnya bagi seseorang yang sedang merencanakan suatu kegiatan yang
melibatkan banyak orang dimana banyak kemungkinan bisa terjadi, maka psikologi dapat

2
membantunya meramalkan kira-kira tingkah laku apa yang bakal dilakukan oleh sebagian
atau keseluruhan dari orang-orang yang diamatinya.
Robert S. Wood-Worth berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dalam mana individu
tersebut dapat dilepaskan dari lingkungnnya. Pelaksanaan secara ilmiah dari psikologi
dilakukan dengan jalan mengumpulkan dan mencatat secara teliti tingkah laku manusia
selengkap mungkin, dan berusaha menjauhkan diri dari segala prasangka.2
2) Dakwah
Secara istilah dakwah berarti mendorong atau memotivasi manusia untuk
melakukan kebajikan dan mengikuti petunjuk, memerintahkan mereka untuk berbuat
ma’ruf dan mencegah kepada yang mungkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia
dan akhirat. (Ali mahfud, 1952:16)
Dakwah menurut epistemologi yang berasal dari bahasa arab, kata dakwah
berbentuk isim masdar yaitu bermakna panggilan, ajakan, atau seruan. (Ali mahfud,
1952:16)
Dalam bahasa arab, da’wat atau da’watun biasa digunakan untuk arti-arti
undangan, ajakan, dan seruan yang kesemua menunjukan adanya komunikasi antara dua
pihak dan upaya mempengaruhi pihak lain. Ukuran keberhasilan undangan, ajakan, atau
seruan adalah manakala pihak kedua yakni yang diundang atau diajak memberikan
respon positif yaitu mau datang dan memenuhi undangan itu. Jadi kalimat dakwah
mengandung muatan makna aktif dan menantang, berbeda dengan kalimat tabligh yang
artinya menyampaikan.
Dengan demikian maka dapat dirumuskan bahwa dakwah ialah usaha
mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah laku seperti apa yang
didakwahkan oleh da’i.
Psikologi dakwah merupakan perpaduan dari dua disiplin ilmu yang berbeda,
maka untuk memberi pengertian tentang obyek psikologi dakwah ini, kita coba terlebih
dahulu untuk mencoba meletakkan dasar pertemuan dengan jalan meminjam data dari
kedua lapisan ilmu tersebut kemudian atas dasar itu maka kita dapat menemukan obyek
pembahasan tersendiri.

2
Kartini kartono, psikologi umum, (Bandung: bandar maju, 1996) hal 1-2

3
Psikologi dakwah merupakan kesatuan analisis terhadap tingkah laku manusia
melalui pendekatan psikologi dan dakwah geologis yang terdisipliner. Sebagai
pembahasan yang mempedomani psikologi, mka psikologi dakwah ini termasuk di dalam
ruang lingkup pembicaraan psikologi teoritis khusus, dan juga dalam psikologi aplikatif.3
2. Ruang lingkup psikologi dakwah
Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa kalimat da’watun dapat diartikan
dengan undangan, seruan atau ajakan, yang kesemuanya menunjukan adanya komunikasi
antara dua pihak dimana pihak pertama (da’i) berusaha menyampaikan informasi,
mengajak dan mempengaruhi pihak kedua (mad’u). pengalaman berdakwah menunjukan
bahwa ada orang yang cepat tanggap terhadap seruan dakwah ada yang acuh dan tak acuh
dan bahkan ada yang bukan hanya tidak mau menerima tetapi juga melawan dan
menyerang baik.
Proses penyampaian dan penerimaan pesan dakwah itu dilihat dari sudut psikologi
tidklah sesederhana penyampaian pidato oleh da’i dan di dengar oleh hadirin, tetapi
mempunyai makna yang luas meliputi penyampaian energi dalam sistem syaraf,
gelombang, suara, dan tanda-tanda. Ketika proses suatu dakwah berlangsung, terjadilah
penyampaian energi dari alat-alat indra ke otak, baik pada peristiwa penerimaan pesan
dan pengolahan informasi, maupun pada proses saling mempengaruhi dari kedua belah
pihak.4
Ruang lingkup psikologi dakwah membahas tentang bagaimana proses
penyampaian dan penerimaan pesan dakwah. Ketika proses dakwah berlansung terjadilah
penyampaian energi dari alat-alat intra ke otak, baik pada pristiwa penerimaan dan
pengolahan inpormasi, maupun pada proses saling memengaruhi antara da’i dan mad’u.
Psikologi dakwah mempunyai 2 ruang lingkup yaitu : pusat perhatian psikologi dakwah
dan pendekatan psikologi dakwah.
1. Pusat perhatian psikologi dakwah
a. Analisa terhadap seluruh komponen yang terlibat dalam proses dakwah dari pihak
da’i maupun pihak mad’u.
b. Pesan dakwan sebagai stimulus yang menimbulkan respon mad’u.

3
Jamaluddin kafie, psikologi dakwah, (Surabaya: offset indah, 1993) hal 6-7
4
Lis yulianti syafrida siregar, “psikologinya dakwah”, jurnal hikmah Vol. VI No. 02, 2012, hal 22

4
c. Proses penerimaan pesan dakwah oleh mad’u serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
d. Dakwah dilakukan secara persuasif (mengajak).

2. Pendekatan psikologi dakwah


a. Tidak memihak dan menilai secara normatif tetapi mencari prinsip-prinsip umum
yang dirumuskan.
b. Kejadian yang dianalisis dipecah menjadi satuan –satuan kecil .
c. Psikologi dakwah lebih menitikberatkan kepada suasa batin antara da’i dan
mad’u.5
3. Tujuan dan fungsi psikologi dakwah
1) Tujuan psikologi dakwah
Dari segi psikologi, dakwah dalam prosesnya dipandang sebagai pembawa
perubahan atau proses, psikologi banyak memberikan jalan kepada perumusan tujuan
dakwah, pemilihan materi dan penentuan metodenya, jadi psikologi dakwah
merupakan alat bantu bagi juru dakwah dan para da’i untuk memperoleh pengertian
yang lebih mendalam tentang faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi tingkah
laku manusia sebagai objek dakwah serta untuk mendapakan pengertian praktis untuk
penyapaian dakwah dapat dipakai secara metodologi kepada sasaran supaya tujuan
dakwah dapat secara efisien, efektif dan intensif.
Tujuan mempelajari psikologi dawah bagi juru dakwah ialah agar juru dakwah
memahami esensi tujuan dakwah yakni mempengaruhi watak dan membentuk
akhlakul karimah . manusia berwatak dan beakhlak yang dibentuk oleh dakwah yang
akan melahirkan manusia yang berkulitas, maka islam dengan keberhasilan mencapai
tujuan dakwah itu akan menjadi budaya manusia dialam semesta ini. Maka dakwah,
juru dakwah, metode dakwah dan materi dakwah perlu efektifitas, intensitas, dan
efisiensi dalam proses pelaksanaan nya yang dalam hal ini juru dakwahlah yang mesti

5
Ahmad Mubarok, Psikologi Dakwah Membangun Cara Berfikir dan Merasa,(Malang : Madani Press,
2014) cetakan 1 hlm. 31-32

5
membekali kemampuan mempengaruhi hati nurani objek yang paling dalam yakni
internalisasi, karena tujuan itu merupakan tujuan umum semua manusia.
Dari definisi diatas tujuan psikologi dakwah dapat disimpulkan yakni:
a) Memberi gambaran tentang beberapa aspek psikologi dan aspek dakwatulogis
manusia untuk juru dakwah agar mereka dapat membekali dirinya dengan
kemampuan-kemampuan teoritais supaya dapat mengadaptasikannya dengan benar
dan tepat sasaran sesuai dengan situasi kondisi jiwa dan fisiknya.
b) Memberi pandangan tentang pentingnya memahami materi dakwah.
c) Memberi pengertian tentang manusia sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek
dakwah dengan segala ciri khas kepribadiannya.
Selain itu tujuan psiologi dakwah adalah membantu dan memberikan pandangan
kepada para da’i tentang tingkah laku atau perilaku mad’u dan hal-hal yang
mempengaruhi tingkah laku tersebut yang berkaitan dengan aspek kejiwaan atau psikis
sehingga mempermudah para da’i untuk mengajak mereka kepada apa yang di
kehendaki oleh ajaran Islam.

Dengan demikian maka psikologi dakwah mempunyai titik perhatian kepada


pengetahuan tentang tingkah laku manusia dan kehidupan psikologisnya. Perubahan
tingkah laku manusia baru terjadi apabila telah mengalami proses belajar dan
pendidikan, oleh karena itu psikologi dakwahpun memperhatikan masalah
pengembangan daya cipta, daya karsa dan rasa (kognisi, konasi, dan emosi) dalam
proses penghayatan dan pengalaman ajaran agama. Dari sini dakwah sebenarnya
menimbulkan emosi atau perasaan mad’u mau menerima dan mengamalkan pesan da’i
secara ikhlas.

Selain dari yang diatas, tujuan Psikologi dakwah adalah memberikan pandangan
tentang mungkinnya dilakukan perubahan tingkah laku atau sikap mental atau
psikologis sasaran dakwah atau penerangan agama sesuai dengan perikehidupan yang
dikehendaki oleh ajaran agama yang didakwahkan oleh juru dakwah atau da’i.
Demikian tujuan mempelajari psikologi dakwah bagi juru dakwah agar ia
memehami esensi tujuan dakwah yakni mempengaruhi watak dan membentuk
akhlaqul karimah, manusia yang berwatak dan berakhlak yang dibentuk oleh dakwah

6
akan melahirkan manusia utuh dan tangguh. Perbuatan akan menghasilkan budaya,
maka islam dengan keberhasilan juru dakwah dalam mencapai tujuan dakwahnya itu
akan menjadi budaya manusia dialam semesta ini, maka dakwah, juru dakwah, metode
dakwah dan materi dakwah perlu efektifitas, intensitas dan efisiensi dalam proses
pelaksanaannya.6

2) Fungsi psikologi dakwah


Ukuran keberhasilan suatu penyampaian adalah apabila pesan dakwah yang
disampaikan oleh dai sampai kepada mad‘ū dalam keadaan utuh, sedangkan ukuran
keberhasilan dakwah dalam arti ajakan adalah manakala mad‘ū memenuhi ajakan dai.
Pengalaman mengajar bahwa tidak semua ajakan baik diterima sebagai ajakan baik.
Tidak jarang seorang dai yang telah bekerja keras menyampaikan dan mengajak
masyarakat kearah kebaikan demi kebahagian mereka justru salah dipahami, konsep
kebaikan pada fikiran dan hati dai tidak terkomunikasikan sehingga mad‘ū tidak dapat
menangkapnya atau bahkan ditangkap dengan pemahaman sebaliknya.
Dakwah yang semacam ini dapat disebut sebagai dakwah yang tidak komunikatif
dan dakwah yang tidak komunikatif pasti tidak efektif, contohnya senyum ramah ibu
tiri belum tentu dipahami oleh anak tirinya. Jadi, suatu pesan baru yang dianggap
komunikatif manakala dipahami oleh penerima pesan itu dan untuk menjadikan pesan
itu dipahami, komunikator harus memahami kondisi psikologi orang yang menjadi
komunikan.
Begitupula para dai manakala ingin agar pesan dakwahnya dipahami maka
dakwahnya itu harus disampaikan dengan pendekatan psikologis yakni sesuai dengan
tindakan dan kebutuhan jiwa mad‘ū sesuai dengan cara berfikir dan cara merasa
mad‘ū, dakwa seperti itulah yang disebut dakwah persuasif.
Ungkapan Nabi yang sudah popular dalam hal ini adalah “Berbicaralah kepada
orang sesuai dengan kadar akal mereka“, kadar akal dapat dipahami sebagai tingkatan
intelektual biasa juga dipahami sebagai cara berfikir, cara merasa dan kecendrungan
kejiwaan lainnya. Akan tetapi melalui komunikasi dakwah yang terus menerus
betapapun hasilnya dai dan mad‘ū sekurangkurangnya dapat memetik tiga hal yaitu:

6
http://waralovelygaze.blogspot.com/2016/02/tujuan-dan-fungsi-psikologi-dakwah.html di akses pada hari
kamis, 21 maret 2019 pukul 20.00 WIB

7
a. Menemukan dirinya atau mengerti siapa dirinya dan menempatkan dirinya pada
posisi yang tepat.
b. Mengembangkan konsep diri, konsep diri adalah pandangan dan perasaan
seseorang tentang diri sendiri.
c. Menetapkan hubungan dengan dunia sekitar.

4. Hubungan psikologi dakwah dengan ilmu-ilmu lain


1) Hubungan ilmu dakwah dengan psikologi
Islam adalah agama dakwah, agama yang menyebarluaskan kebenaran dan mengajak
orang-orang yang belum mempercayainya untuk percaya, menumbuhkan pengertian
dan kesadaran umat islam agar mampu menjalankan hidup sesuai yang
diperintahkan. Dalam melaksanakan proses dakwah akan menghadapi berbagai
keragaman dalam berbagai hal, seperti fikiran-fikiran, pengalaman, kepribadian dll.
Keragaman tersebut akan memberikan corak dalam menerima pesan dakwah, karna
itulah untuk mengefektifkan seorang da’I ketika menyampaikan pesan dakwah
kepada mad’u diperlukan memahami psikologi yang mempelajari tentang kejiwaan.
2) Hubungan psikologi dakwah dengan ilmu komunikasi
Kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana da’i mengkomunikasikan
pesan kepada mad’u, perseorangan atau kelompok.
3) Hubungan psikologi dakwah dengan ilmu agama
Psikologi agama(ilmu jiwa agama) meneliti sejauh mana pengaruh keyakinan agama
terhadap sikap dan tingkah laku seseorang (berfikir, bersikap dan bereaksi).
4) Hubungan psikologi dakwah dengan patologi sosial
Psikologi dakwah adalah upaya mengajak kepada ajaran agama menuju kepada
kesejahteraan jiwa dan raga mad’u dan da’i.
5) Hubungan psikologi dakwah dengan sosial
Sosiologi menaruh perhatian kepada interaksi sosial. Interaksi sosial akan terjadi
apabila terjadinya komunikasi. Demikian juga kegiatan dakwah yang merupakan
komunikasi antara da’i dan mad’u.
6) Hubungan psikologi dakwah dengan psikologi individual

8
Manusia adalah makhluk individual, makhluk yang tidak bisa dibagi-bagi, terdiri dari
jasmani dan rohani yang merupakan kesatuan yang utuh. Psikologi individual adalah
ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia dari segi individuallitas (pribadinya).
7) Hubungan psikologi dakwah dengan psikologi sosial
Selain manusia sebagai makhluk individual, secara hakiki manusia juga merupakan
makhluk sosial. Psikologi sosial merupakan landasan yang memberikan dan
mengarahkan psikologi dakwah kepada pembinaan sosialisasi manusia sebagai objek
dakwah karena dalam psikologi sosial dipelajari tentang penyesuaian diri manusia
yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan sosial, perubahan tingkah laku sesuai
rangsangan-rangsangan sosial.7
5. Peran psikologi dalam dakwah
Psikologi membahas tentang tingkah laku manusia. Dalam berdakwah kita juga harus
memperhatikan proses penyampaian dan penerimaan pesan dalam hal komunikasi,
interaksi, pemberian motivasi kepada mad’u atau audiens. Sejalan dengan fungsi
psikologi dalam proses berdakwah maka peran andil psikologi dakwah setidaknya ikut
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan dakwah yang dilakukan oleh da’i. hal itu
banyak ditentukan oleh psikologi dakwah, dimana jika fungsi tersebut tidak berjalan
maka peran psikologi itu tidak ada.8

7
http://sunnahzam.blogspot.com/2012/02/kedudukan-metode-dakwah-html diakses pada jumat, 22
maret pukul 10:10

8
Faizah dan lulu muchsin effendi, psikologi dakwah, (Jakarta: kencana prenada media group, 2009)
cetakan II hal 20

9
KESIMPULAN

Jadi Secara sederhana Psikologi sering disebut sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia yang merupakan gejala dari jiwanya. Dari definisi tersebut menegaskan bahwa
kegunaan psikologi tersebut hanya untuk menguraikan atau mengungkap apa yang ada dibalik
tingkah laku manusia.dalam keadaan tertentu.
Salah satu Keberhasilan suatu dakwah adalah Pesan dakwah yang disampaikan oleh da’I
memang relevan dengan kebutuhan masyarakat, yang merupakan suatu keniscayaan yang tidak
mungkin ditolak, sehingga mereka menerima pesan mesan dakwah itu dengan antusias. Secara
psikologis, bahasa mempunyai peran yang sangat besar dalam mengendalikan perilaku manusia.
Bahasa ibarat remot control yang dapat menyetel manusia menjadi tertawa, marah, sedih, lunglai,
semangat, dan sebagainya. Bahasa juga dapat digunakan untuk memasukkan gagasan-gagasan
baru kedalam pikiran manusia.
Dan sebagai pesan, bahasa juga ada psikologinya, misalnya cara berkata seseorang, isyarat
tertentu, struktur bahasa yang digunakan dan sebagainya, dapat memberikan maksud tertentu
kepada lawan bicara. Jadi, dengan memperhatikan psikologi pesan, bahasa dapat digunakan oleh
da’I untuk mengatur, menggerakkan dan mengendalikan perilaku masyarakat.

10
11

Anda mungkin juga menyukai