1. Melibatkan pencarian sekuen DNA sel yang akan bersilang hibrida dengan
oncogen virus hewan.
2. Melibatkan pencarian langsung gen penyebab kanker pada genom sel kanker
dengan eksperimen transfeksi, eksperimen yang mana sel tumor DNA diisolasi
dan ditambahkan ke kultur jaringan sel normal untuk melihat jika sel akan
merubah beberapa sel menjadi keadaan kanker.
Eksperiman Transfeksi
Pernyataan awal, ketika oncogen viral seperti src diklon oleh teknik DNA
rekombinan dan digunakan sebagai penyelidikan hibridisasi untuk mencari
sequens homolog pada sel normal, seperti sequens yang hampir selalu ditemukan.
Sequens homolog ini terdapat pada kromosom sel normal pada hewan normal
yang tidak bergabung dengan oncogen viral, karena mereka berbeda dari oncogen
viral yang mengganggu sequens coding seperti pada kebanyakan gen eukariotik
lainnya. Itu adalah oncogen selular dan protooncogen yang mempunyai banyak
ekson yang dipisah oleh intron, sehingga oncogen viral adalah ekson tunggal.
Contohnya pada sel src protooncogen ayam mengandung 11 intron yang terbagi
dalam 12 sequens coding, sehingga gen RSV v-src merupakan gen tunggal yang
tidak diganggu sequens coding (lihat gambar 17.4).
Keduanya mengkode gen v-src dan c-src untuk protein kinase yang
menghasilkan residu posphorilate tyrosin. lebih dari itu, dua protein kinase ini
mempunyai ukuran dan struktur yang sama. Kedua reaksi protein ini dengan
antibody dipersiapakan sebagai antigen. Gabungan dari sequens nukleotida pada
ayam gen v-src dan c-src menjadi satu strain (strain Schimd- Ruppin)
mengindikasikan bahwa dua gen dikode oleh protein tersebut. Protein c-src
mempunyai panjang 533 asam amino dan v-src mempunyai panjang 526 asam
amino. Perbedaan utama antara kedua protein ini terdapat pada terminal COOH
dimana 12 asam amino terakhir pada protein v-src dipindah oleh 19 asam amino
complete yang berbeda pada terminal protein c-src. Selanjutnya, mereka
mempunyai 18 pasang nukleotida tunggal yang berbeda antara sequens coding
dari v- src dan c-src dan hasilnya terjadi perubahan 8 asam amino pada produk
protein. Perubahan 8 asam amino ini pada protein v-src dalam strain Schimd-
Ruppin tidak muncul keduanya tidak pada oncogenicyti dalam protein v-src sejak
mereka tidak ditemukan pada oncogen v-src biasa. Sehingga perbedaan utama
kedua gen ini terdapat pada 11 intron c-src, sedangkan pada v-src tidak ada. Butuh
100 kali lebih banyak protein kinase v-src pes sel pada tumor ayam untuk
menginduksi virus rous sarcoma daripada protein kinase c-src pada sel ayam
normal.
Satu argumen protooncogen yang penting dan produk yang mereka kode
dalam pertumbuhan sel normal atau pembelahan sel itu adalah protooncogen yang
bertahan selama evolusi. Gen c-src tidak hanya ditemukan pada ayam tetapi juga
pada burung, mamalia (termasuk manusia), ikan dan insekta seperti Drossophila
melanogaster. Lebih dari itu, penjelasan yang jelas gambaran konservasi
protooncogen ini diobservasi untuk kebanyakan protooncogen yang lain. Seluruh
hewan vertebrata mempunyai protooncogen yang homolog sebagai dasar seluruh
daftar oncogen. Drossophila melanogaster mempunyai gen sel normal yang
menunjukkan homolog kuat dalam oncogen c-abl, c-erbB, c-fps, c-raf, c-ras, dan
c-myb sel vertebrata, dan juga homolog c-src. Dalam kenyataanya, genom
Drossophila melanogaster mempunyai dua gen yang homolog dengan src dan tiga
gen yang homolog dengan ras, seperti pada genom vertebrata. Dalam kasus
protooncogen ras genom dari saccharomyces cerevisiae ditemukan mempunyai
dua sequens homolog sehingga jelas variasi protooncogen dilestarikan selama
evolusi berlangsung.
S-rc protein dan produk dari beberapa protoonkogen terkait juga memiliki
aktivitas protein kinase tirosin yang spesifik. Namun, protein kinase ini bukan
protein transmembran, melainkan berhubungan dengan permukaan sitoplasma
dari membran plasma. Sepertinya, protein kinase ini juga terlibat dalam transduksi
sinyal, tetapi belum diketahui sinyal apa yang akan menanggapi atau bagaimana
sinyal ini ditransmisikan. Sebagai model kerja, tampaknya masuk akal untuk
mengasumsikan bahwa fosforilasi target protein intraseluler utama adalah yang
paling mungkin sebagai model aktivitas dari produk protoonkogen ini.
Mekanisme kerja dari gen-produk c-ras dan produk protoonkogen yang
berfungsi sebagai aktivator transkripsi berbeda dari mekanisme kerja dari produk
protoonkogen.
Gambar 17.6 Diagram ilustrasi dari interaksi pjun dan pfos dan peranannya
dalam trans-aktivasi transkripsi gen dengan sekuens TGACTCA mengikat urutan
penambah / promotor yang mengendalikan elemen. Interaksi pjun dan pfos,
khusus untuk mengikat DNA di sekuens TGACTCA, dan efeknya pada
transkripsi yang telah jadi, aspek-aspek lain dari model yang ditampilkan masih
spekulatif.
Gambar 17.2
Mutasi tidak terlihat
mengubah ikatan GTP dari protein
ras, tetapi tidak mengurangi atau
mengeliminasi aktivitas GTPase pada
protein tersebut. GTP lain mengikat
protein dengan aktivitas GTPase ,
yang disebut G protein . G protein
adalah protein membran plasma yang
tidak aktif kecuali ketika mendapat
stimulasi oleh interaksi hormon -
reseptor spesifik. Ketika terjadi
stimulasi, protein G mengikat GTP
dan termodulasi aktivitas adenylate
cyclase. Bagaimanapun, GTP yang
terikat pada protein G akan dihirolisis
oleh GTPase, pengembalian proteisn
pada keadaan inaktif. Jika protein ras
mendapat tindakan oleh mekanisme yang hampir sama, maka hilangnya mutasi
dari aktivitas GTPase dapat mengikat protein ras dalam bentuk aktif, yang
mungkin memicu secara terus-menerus pembelahan sel dan terbentuknya tumor.
Saat ini, tampak bahwa derivat mutan onkogen dari gen c-ras ada dalam
sel kanker dan akan memberikan petunjuk penting yang mengarah pada penemuan
dari fungsi seluler normal c-ras proto-oncogenen. Apapun fungsinya, dapat
disimpulkan bahwa produk gen c-ras mempunyai peran penting dalam kontrol
pembelahan sel.
Gambar 17.8
Pada gambar 17.7 merupakan gambar lokasi kromosom dari lima belas
protooncogenes manusia dan breakpoints (panah di sebelah kanan kromosom)
diamati pada translokasi ditemukan secara konsisten terkait dengan jenis kanker
tertentu. simbol untuk berbagai protooncogenes berasal dari nama-nama retrovirus
yang membawa onkogen virus homolog.
Gambar 17.7
Gambar 17.9