BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
BAB II
KEPENDUDUKAN, SOSIAL BUDAYA, EKONOMI, KEADAAN
LINGKUNGAN, KEADAAN PERILAKU DAN DERAJAT
KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
hujan pada bulan Agustus s/d Desember, diantara kedua musim itu
diselingi oleh musim pancaroba. Adapun letak ketinggian daerah dari
permukaan laut untuk masing-masing kabupaten/kota adalah sebagai
berikut (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017)
Kapita(Rp.000)
Harapan Lama
HarapanHidup
Sekolah(Thn)
Sekolah(Thn)
Pengeluaran
Rata-Rata
Angka
Lama
per
No NAMA KAB/KOTA IPM
Nias Barat sebesar 58,25, Nias Selatan sebesar 59,74 dan Nias
sebesar 58,85.
2.2.2 Agama
Sesuai dengan falsafah negara, kehidupan beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
dikembangkan dan ditingkatkan untuk membina kehidupan
masyarakat dan mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang
mungkin menghambat kemajuan pembangunan bangsa.
Berdasarkan data BPS Sumatera Utara, sarana umat beragama
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2016, terdapat
sebanyak 10.818 unit masjid, 6.235 unit langgar/musollah, 12.401
unit gereja protestan, 2.318 unit gereja katolik, 82 unit kuil,353 unit
wihara dan 83 unit klenteng di Sumatera Utara. (SUDA 2017).
2.2.3 Ketenagakerjaan
Pada tahun 2017, sebagian besar angkatan kerja berumur
15 tahun keatas di Sumatera Utara adalah tamatan SMA
(33,46%). Selanjutnya adalah tamatan SD ke bawah (31,43%),
SMPA (18,69%), serta angkatan kerja berpendidikan Diploma
I,II,III & IV serta Universitas (16,40%) (BPS Sumut 2017)
seperti dapat dilihat pada grafik berikut ini (Profil Dinkes Prov.
Sumut, 2017).
Lobang tanah/
Tangki/septik/
lapang/ kebun
pantai/ tanah
danau/ laut
Jumlah
Kolam/
SPAL
NAMA
Lain
Nya
No
KAB/KOTA
Humbang
15 84,32 2,20 12,98 0,51 100
Hasundutan
16 Pakpak Bharat 79,35 0,00 20,65 0,00 100
17 Samosir 98,12 0,29 1,58 0,00 100
Balai (62,28 tahun) dan Kabupaten Tapanuli Selatan (64,28 tahun) (Profil
Dinkes Prov. Sumut, 2017).
2.5.3.1.3 TB Paru
Pada tahun 2017 diperoleh angka Cross
Notification Rate/CNR (kasus baru) TB Paru BTA (+) di
Sumatera Utara sebesar 104,3 per 100.000. Pencapaian
tertingi CNR diperoleh CNR Kota Sibolga sebesar
192/100.000 penduduk, diikuti Kabupaten Mandailing
Natal 187/100.000 penduduk dan Kabupaten Nias sebesar
174/100.000 penduduk. Adapun pencapaian CNR
terendah diperoleh Kota Binjai sebesar 22/100.000, diikuti
Kabupaten Padang Lawas sebesar 37/100.000 dan
Kabupaten Labuhan Batu Selatan sebesar 40/100.000.
Untuk mengetahui CNR TB Paru BTA (+) per
kabupaten/kota di Sumatera Utara Tahun 2017 dapat
dilihat pada grafik berikut ini (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2017).
Grafik 2.14 Angka Penemuan Kasus (CNR) TB Paru BTA (+) Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2017
sebesar 85,52%. Angka SR Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2017 ini juga
telah mampu melampaui target nasional yaitu 85%. Angka SR per
kabupaten/kota dapat dilihat pada grafik berikut ini. (Profil Dinkes Prov.
Sumut, 2017).
2.5.3.1.5 HIV/AIDS
Berdasarkan data dari profil kesehatan
kabupaten/kota tahun 2017, terdapat penambahan kasus
baru HIV yaitu dari 1.352 kasus tahun 2016 menjadi 2.211
kasus pada tahun 2017. Sementara itu kematian AIDS
terjadi sebanyak 137 kasus saja, menurun signifikan
dibandingkan jumlah kematian AIDS pada tahun 2016
(392 kasus). Perkembangan kasus HIV>AIDS di
Sumatera Utara kurun waktu tahun 2013-2017 dapat
dilihat pada grafik berikut ini (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2017).
2.5.3.1.6 Kusta
Pada akhir tahun 2017 prevalensi rate kusta di
Provinsi Sumatera Utara masih rendah yakni 1,19 per
100.000 penduduk, menurun dibandingkan dengan angka
prevalensi tahun 2016, yaitu sekitar 1,36 per 100.000
penduduk.
Grafik 2.18 Kasus Penderita Kusta, Penderita ,15 tahun dan cacat
tingkat 2 Berdasarkan Kab/Kota di Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2017
Grafik 2.20 Angka Kasus (IR) dan Angka Kematian (CFR) DBD di
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2017
2.5.3.2.2 Filariasis
Pada tahun 2017, jumlah kasus baru filariasis
dilaporkan sebanyak 18 kasus baru , lebih rendah daripada
tahun 2016 dan 2015 yaitu masing-masing 30-44 kasus
baru. Total jumlah kasus filariasis yang tercatat tahun 2017
adalah sebanyak 152 kasus dan angka kesakitan penduduk
akibat filariasis dikonversikan sebesar 1,10/100.000
penduduk. (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
2.5.4 Status Gizi Masyarakat
Permasalahan gizi utama yang dihadapi Provinsi Sumatera
Utara yaitu berkaitan dengan masalah gizi mikro. Masalah gizi
Sumber: Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Prov. Sumatera Utara Tahun 2017
Hasil PSG 2017 menunjukkan bahwa sebanyak
20 kabupaten/kota di Sumatera Utara memiliki prevalensi
kurus di atas angka prevalensi provinsi (13,5%). Urutan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 57
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN
Grafik 2.24 Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil Per
Kabupaten Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DINAS KESEHATAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
3.1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor:
49/2017 Tentang Tugas, Fungsi Dan Uraian Tugas Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara, struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara sebagai berikut:
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris
2.1. Sub Bagian Umum
2.2. Sub Bagian Keuangan
2.3. Sub Bagian Program
3. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
3.1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
3.2. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
3.3. Seksi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja
4. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
4.1. Seksi Surveilans dan Imunisasi
4.2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
4.3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular
5. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
5.1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional
5.2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
5.3. Seksi Akreditasi dan Jaminan Kesehatan
6. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
6.1. Seksi Kefarmasian
6.2. Seksi Alat Kesehatan dan PKRT
6.3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas
7.1. UPT Rumah Sakit Khusus Mata Masyarakat
7.2. UPT Rumah Sakit Khusus Paru Masyarakat
hukum kesehatan.
8. Menyelenggaraan pembinaan, peningkatan partisipasi
dan pemberdayaan kesehatan masyarakat, lembaga non
pemerintah dan swasta dalam pengelolaan dan
pembangunan kesehatan tingkat Provinsi.
9. Menyelenggaraan penetapan program kerja dan rencana
kerja dinas.
10. Menyelenggaraan pengendalian Tugas dan Fungsi Dinas
serta pengkoordinasian penyusunan tugas-tugas teknik.
11. Menyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh
Gubernur melalui Sekretaris Daerah sesuai bidang tugas
dan fungsinya.
12. Menyelenggaraan pemberian masukan yang perlu
kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah sesuai
bidang tugas dan fungsinya.
13. Menyelenggaraan pelaporan dan pertanggung jawaban
atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Gubernur
melalui Sekretaris Daerah, sesuai ketentuan yang
ditetapkan.
3.1.2. Sekretaris
Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala
Dinas dalam penyelenggaraan urusan koordinasi,
pelaksanaan dan pemberian dukungan administrasi,
keuangan dan program.
Sekretariat Menyelenggarakan Fungsi:
1. Penyelenggaraan rumusan kebijakan operasional tugas
administrasi di lingkungan Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi.
2. Penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan tugas dan
pemberian dukungan administrasi kepada semua unsur
organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan Daerah.
3. Penyelenggaraan pemantauan evaluasi dan pelaporan
urusan seksinya.
f. Melaksanakan pengintegrasian teknologi informasi
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular dan kesehatan jiwa berbasis sistem
informasi kesehatan terkoordinasi dengan bidang-
bidang kerja terkait lainnya.
g. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan,
evaluasi, dan fasilitasi peningkatan kapasitas,
kompetensi dan kemandirian Kabupaten/Kota dalam
penanganan urusan seksinya.
h. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka
menengah dan rencana tahunan, dan koordinasi
penyusunan program, anggaran, penyediaan data,
informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat
Provinsi dalam penanganan urusan seksinya.
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala
Bidang sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
j. Melaksanakan pemberian masukan yang perlu
kepada Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
k. Melaksanakan pelaporan pertanggung jawaban atas
pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan.
fungsinya.
10. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala
Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
11. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas kepada Kepala Bidang sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan.
Seksi Kefarmasian
Kepala Seksi Kefarmasian mempunyai uraian tugas:
Membantu kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
dalam melaksanakan ketersediaan kefarmasian, keamanan
makanan minuman dan ketersediaan perbekalan kesehatan
serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala
Bidang Sumber Daya Kesehatan.
Bidang Kefarmasian Menyelenggarakan Fungsi:
1. Melaksanakan penatausahaan kefarmasian, keamanan
makanan minuman dan perbekalan kesehatan;
2. Melaksanakan pembinaan kefarmasian, keamanan
makanan minuman dan perbekalan kesehatan;
3. Melaksanakan kegiatan penyediaan kefarmasian dan
perbekalan kesehatan;
4. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian
kefarmasian, keamanan makanan minuman
dan perbekalan kesehatan;
5. Menyusun standard dan prosedur penyediaan kefarmasian
dan perbekalan kesehatan;
6. Menyusun standard dan prosedur kefarmasian, keamanan
makanan minuman dan perbekalan kesehatan;
7. Mengkoordinasikan dengan lintas program dan lintas
sektor terkait penyelenggaraan ketersediaan dan
pengawasan kefarmasian, keamanan makanan minuman
dan perbekalan kesehatan.
kesehatan.
kesehatan.
1. Tujuan
Program ini bertujuan meningkatkan
jumlah, jenis, mutu, dan penyebaran tenaga
kesehatan termasuk SDM kesehatan, serta
pemberdayaan profesi kesehatan, sesuai
dengan kebutuhan pembangunan
kesehatan.
2. Sasaran
Tersedianya SDM kesehatan yang
didistribusikan secara adil dan merata, serta
dimanfaatkan secara berhasil guna dan
berdaya guna.
a. Rasio dokter spesialis dengan
penduduk 6 : 100.000
b. Rasio dokter dengan penduduk 37 :
100.000
c. Rasio dokter gigi dengan penduduk 26
: 100.000
d. Rasio bidan dengan penduduk 90 :
100.00
e. Rasio perawat dengan penduduk 116 :
100.000
f. Rasio apoteker dengan penduduk 9 :
100.000
g. Rasio sarjana kesehatan masyarakat
dengan penduduk 35 : 100.000
h. Tersedianya satu orang tenaga bidan, di
setiap desa siaga.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif
program ini meliputi:
a. Peningkatan perencanaan tenaga
kesehatan.
b. Peningkatan keterampilan dan
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DINAS KESEHATAN
KOTA MEDAN
4.2. Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Organisasi Dinas Kesehatan Kota
Medan
Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan menurut Perwal No. 1
tahun 2017 adalah:
2. Sasaran
a. Cakupan rawat jalan sebesar 15%
b. Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan menjadi 90%
c. Meningkatnya cakupan pelayanan antenatal (K4) 90%,
cakupan kunjungan neonatus (KN2) menjadi 90% dan
cakupan kunjungan bayi menjadi 90%
d. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar bagi
GAKY secara cuma-cuma di puskesmas sebesar 100%
e. Meningkatnya cakupan peserta yang mendapatkan
pelayanan kesehatan kerja
BAB V
IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN MELALUI
PUSKESMAS ORIENTASI DI PUSKESMAS MEDAN DENAI
5.1. Puskesmas
5.1.1. Pengertian Puskesmas
Menurut Keputusan dari Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
Yang dimaksud dengan :
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah-pemerintah
daerah dan/atau masyarakat.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan
masyarakat.
3. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
Suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat dan
memulihkan kesehatan perseorangan.
4. Pelayanan Kesehatan
Upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat,
mencakup perencanaan, pelaksanaan,evaluasi,pencatatan,
pelaporan, dan dituangkan dalam satu sistem.
5. Tenaga Kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memilki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
3. Azas keterpaduan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya,
Puskesmas harus melaksanakan azas keterpaduan. Artinya,
berupaya memadukan kegiatan tersebut bukan saja dengan
program kesehatan lain (lintas program), tetapi juga dengan
program dari sektor lain lintas sektoral.
4. Azas rujukan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya,
Puskesmas harus melaksanakan azas rujukan. Artinya, jika
tidak mampu menangani suatu masalah kesehatan harus
merujuknya ke sarana kesehatan yang lebih mampu. Untuk
pelayanan kedokteran jalur rujukannya adalah Rumah Sakit.
Sedangkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat jalur
rujukannya adalah pelbagai ”kantor” kesehatan.
Tabel 5.2 Luas wilayah / Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Denai Tahun
2017
Jumlah
Jumlah
Luas Penduduk
N Jumlah
Kelurahan Wilayah Total
o Lingkungan R
(Ha) KK L P
W
MENTEN
2. 102 H 11 - 5.819 11.477 10.479 21.956
G
324,5
3. JUMLAH 20 - 10.675 20.723 21.244 41.947
Ha
Sumber : Data Dasar Puskesmas Medan Denai 2017
Luas
1 Wilayah 329.5 ha
334,5 Ha
Jumlah
2 Kelurahan 2
6
Jumlah Lingkungan
3 66 20
Jumlah
4 Penduduk 39126
65.394
5 Jumlah KK 10999
Jumlah
6 19841
Pria 31.784
Jumlah
7 Perempuan 19285
33.610
Jumlah
8 670
Bayi 2.309
9 Jumlah Bauta 1364
Jumlah
10 3960
Balita 2.601
Jumlah
11 BUMIL 733
135
12 Jumlah BULIN 723
13 Jumlah BUFAS 664
Jumlah
14 8795
WUS 5.524
15 Jumlah PUS 6036
Jumlah Murid
16 5127
SD 7.432
Jumlah Murid
17 857
SLTP 4.244
Jumlah Murid
18 1180
SLTA 1.711
*Sumber : Data Puskesmas Medan Denai 2018
JUMLAH PENDUDUK
No.
KELURAHAN
LAKI –LAKI PEREMPUAN KK JIWA
45000
40000
35000
30000
25000 DENAI
20000 MENTENG
JUMLAH
15000
10000
5000
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN KK JIWA
1 PAUD 7
1 TK 17
2 SD / MI 16
3 SLTP / MTS 5
4 SMA / MA 6
Lantai 2
T Wc Wc Ruang KA
a Pegawai Pegawai Puskesmas
n
g
g
a
Tabel. 5.9 Upaya Promosi Kesehatan Puskesmas Medan Denai Periode Januari - Desember 2018
Tabel 5.10 Upaya Kesehatan Lingkungan Puskesmas Medan Denai Periode Januari – Desember 2018
KB – Jumlah Akseptor KB
Agustus – Desember 2017
D L D L D L D L D L D L
BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 IUD
LAMA 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3
BARU 10 0 0 0 3 4 7 4 7 6 0 5 46
2 KONDOM
LAMA 6 0 5 0 2 0 12 0 5 0 0 0 30
BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 MOW LAMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 IMPLAN
LAMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
BARU 4 20 3 0 0 7 5 12 0 14 0 25 90
5 SUNTIK
LAMA 9 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13
BARU 2 13 2 10 4 14 4 9 4 8 8 0 78
6 PIL
LAMA 9 0 10 0 8 0 10 0 8 0 15 0 60
JUMLAH 40 33 26 10 17 25 39 25 24 28 23 30 320
KB – Jumlah Akseptor KB
Januari s.d Desember 2018
Penanggungjawab Program : Berliana Siagian
Tabel 5.12 Upaya Program KIA dan KB
Cakupan Capai
Kegiatan Se Jlh an
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu pt Okt Nov Des (%)
Penimbangan
di Posyandu
84 84 85 86 87 88 88 88 87 88 86 89 87
D/S 85
83 83 83 84 84 84 84 83 84 83 83 84 84
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
K/S 91
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
92 92 93 94 96 96 97 97 97 98 98 98 96
D/K 94
92 92 92 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
66 66 66 66 65 65 65 65 65 66 65 65 65
N/D 66
66 66 66 66 66 66 67 67 67 67 67 67 67
55 55 56 56 57 57 57 57 57 57 57 57 57
N/S 56
55 55 55 56 55 55 55 55 55 56 55 55 55
BGM 8 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
13 13 13 13 12 12 10 10 11 11 12 12 12
Balita gizi
buruk
mendapat
perawatan 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
ASI Eksklusif 39
Pemberian
Vitamin A
pada bayi 289
Pemberian
Vitamin A
pada balita 2852
Pemberian
Vitamin A
pada Bufas 59 54 51 49 54 54 56 55 54 50 51 54
Pemberian Fe
I pada Bumil 70 60 56 54 54 54 55 55 54 54 54 55
Pemberian Fe
III pada
Bumil 66 59 56 52 56 56 57 57 56 56 56 56
Pemberian Fe
pada Bufas 63 54 51 49 54 54 56 56 54 56 54 55
% MP ASI
BGM Gakin 21 21 22 21 21 21 19 19 19 21 21 21
Bulan
Jenis
No
Penyakit Jan Feb Ma Apr Me Jun Jul Agt Sep Okt No Des Juml
r i v ah
Infeksi
saluran
1 265 283 371 231 245 195 177 265 422 443 334 362 3593
pernapasan
akut
2 Hipertensi 225 236 168 147 269 252 294 292 308 311 301 147 2950
3 DM 154 202 180 79 234 118 126 126 147 147 133 118 1755
4 ISPA b 33 27 17 9 21 19 24 18 8 17 19 18 230
5 Penyakit
54 39 112 42 48 46 40 41 38 38 42 40 580
Kulit
6 Vertigo 51 97 74 56 22 30 21 29 25 31 33 25 494
7 Peny.Pada
65 46 62 25 44 51 52 41 37 52 62 25 562
Sistem Otot
8 GE 40 27 35 31 27 26 34 19 34 31 15 20 339
9 Dyspepsia 79 55 74 61 44 45 35 32 37 42 53 35 592
10 Penyakit
Rongga 223 182 263 217 246 250 248 184 127 239 202 182 2563
Mulut
Nama Bulan
No
Penyakit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jumlah
Infeksi
saluran
1 349 261 194 252 253 172 258 256 1995
pernapasan
akut
2 Hipertensi 309 227 194 164 260 241 244 197 1870
3 DM 146 198 150 201 133 197 199 168 1392
4 ISPA b 18 20 14 14 16 13 15 11 121
Penyakit
5 35 31 48 83 75 22 22 40 356
Kulit
6 Vertigo 9 10 12 11 10 7 15 5 79
Peny.Pada
7 66 55 51 48 50 13 11 37 331
Sistem Otot
8 GE 16 17 10 16 11 15 20 26 131
9 Dyspepsia 76 176 110 81 115 52 48 90 748
Penyakit
10 Rongga 288 190 203 195 170 79 192 98 1415
Mulut
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari 10 besar penyakit yang
terdapat di puskesmas Medan Denai, urutan pertama di dapati adalah ISPA
tahun 2017.
Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan dan orang lain. Karena masih banyak terlihat masyarakat
yang terlihat sembarangan merokok di sembarang tempat, tidak memakai
pelindung diri seperti masker ketika di jalan untuk menghindari adanya debu
maupun polusi kendaraan dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk segera
pergi berobat ke pelayanan kesehatan terdekat. Sedangkan dilihat kasus ISPA
mengalami penurunan yakni dari 4111 jiwa pada tahun 2016 menjadi 3593
jiwa pada tahun 2017, hal ini mungkin disebabkan karena tingginya kerja
keras pihak puskesmas Medan denai dalam upaya mempromosikan kesehatan
kepada masyarakat yang terus menerus sampai masyarakat mengerti dan
bahayanya ISPA dan bagaimana cara pencegahannya.
Nama Bulan
No
Penyakit Januari Februari Maret
2 DM Tipe 2 61 62 69
3 Obesitas 36 34 38
Asma 16 13 15
4
Bronkiale
7 PPOK 7 3 4
8 Osteoporosis 4 - 3
5.9. Posyandu
Pelayanan Kesehatan
5.10. Imunisasi
5.10.1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang telah
berhasil menurunkan morbilitas (angka kesakitan) dan
mortalitas (angka kematian) penyakit infeksi pada bayi dan
anak. Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan
anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah suatu penyakit tertentu.
Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk
merangsang zat anti yang di masukkan kedalam tubuh melalui
suntikan, sperti vaksin BCG, DPT, Campak dan melalui mulut
seperti vaksin Polio.
Tujuan :
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian
2. Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil dan
pencegahan penyakit.
1 Hep B 90 Bayi 62 51 46 49 50 53 57 59 62 63 58 59
2 BCG 90 Bayi 62 52 50 53 49 55 61 59 62 64 50 54
3 Polio 1 90 Bayi 63 54 50 53 54 55 60 59 62 64 50 54
4 DPT/HB 1 90 Bayi 63 53 52 53 50 55 59 62 62 68 50 53
5 Polio 2 90 Bayi 63 62 51 53 51 56 59 62 62 68 50 53
6 DPT/HB 2 90 Bayi 63 52 50 52 50 55 58 63 63 66 50 52
7 Polio 3 90 Bayi 63 53 51 54 54 53 59 63 63 66 50 52
8 Polio 4 90 Bayi 64 52 50 54 52 55 59 65 65 68 45 48
9 DPT 3 90 Bayi 64 51 50 53 50 54 60 65 65 68 45 48
10 Campak 90 Bayi 62 52 49 53 51 55 59 62 62 68 50 52
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
Keterangan :
1. Pencapaian imunisasi Hepatitis B di puskesmas Medan Denai bulan Januari
- Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan Maret.
2. Pencapaian imunisasi BCG di puskesmas Medan Denai bulan Januari -
Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan Mei.
3. Pencapaian imunisasi Polio 1 di puskesmas Medan Denai bulan Januari -
Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan Maret dan November.
4. Pencapaian imunisasi DPT/HB 1 di puskesmas Medan Denai bulan Januari
- Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan Mei.
5. Pencapaian imunisasi Polio 2 di puskesmas Medan Denai bulan Januari -
Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan November.
6. Pencapaian imunisasi DPT/HB 2 di puskesmas Medan Denai bulan Januari
- Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan Maret dan Mei.
7. Pencapaian imunisasi Polio 3 di puskesmas Medan Denai bulan Januari -
Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan November.
8. Pencapaian imunisasi Polio 4 di puskesmas Medan Denai bulan Januari -
Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan November.
9. Pencapaian imunisasi DPT 3 di puskesmas Medan Denai bulan Januari -
Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan November.
Tabel 5.21 Pencapaian Imunisasi Puskesmas Medan Denai Januari – Desember 2018
*sumber dari Puskesmas Medan Denai
Dari tabel diatas didapatkan bahwa :
1. Semua imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai periode Januari-Desember 2018 sudah mencapai target.
2. Program BIAS Campak , DT, dan TD di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai periode Januari-Desember 2018 belum mencapai
target.
1 Karies 20 11 20 7 20 9 13 6 9 13 18 8 153
2 periodinitis 36 21 23 35 40 28 46 18 38 60 45 29 419
4 Abses 23 24 28 28 22 16 43 20 9 33 30 20 296
5 Persistensi 47 37 39 31 40 19 34 26 7 43 40 41 404
6 Cabut gigi
16 37 30 21 25 0 50 16 23 20 17 10 265
permanen
7 Tambal
0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 7 12
sementara
Jumlah 223 222 260 213 243 110 248 177 127 231 202 159 2421
1 Karies 10 10 9 12 7 5 11 1 65
4 Abses 6 20 14 22 15 5 15 2 99
5 Persistensi 40 46 54 42 35 20 35 30 302
6 Gangguan 75
5 19 0 10 14 5 17 5
radix
7 Ginggivitis 7 10 14 13 5 2 5 3 59
Tabel 5.31 Data Laboratorium Puskesmas Medan Denai Periode Januari – Desember 2018
7. Selasa, 23 April
Pada hari ini mahasiswa ikut kunjungan PIS-PK di Jalan
Jermal yang di ikuti 4 mahasiswa dengan 2 petugas dari puskesmas.
Setelah selesai mahasiswa mulai melakukan pengumpulan data di
Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul 09.00 WIB sampai
dengan pukul 12.00 WIB.
Mahasiswa yang lain melakukan kegiatan di poli masing-
masing sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 14.30 WIB.
8. Rabu, 24 April 2018
BAB VI
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN SIKAP
TERHADAP KAMPANYE IMUNISASI MR DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MEDAN BROMO TAHUN 2019
menurun lagi dan bahkan meningkat 1000 kasus pada tahun 2016, dan melonjak
kembali pada tahun 2017 dengan angka 11389 kasus.5,6
Insiden kasus rubella di Indonesia juga tidak kalah banyak. Anak pada
kelompok umur 5-9 tahun yang paling tinggi angka insidennya dengan 30.9 per
satu juta anak diperkirakan akan mendapatkan rubella, diikuti dengan kelompok
umur 10-14 tahun dengan angka 25.6 dan 12.8 untuk kelompok umur 1-4 tahun.
Di Indonesia, walaupun telah diadakan kampanye imunisasi MR Fase I
di Pulau Jawa yang dinilai cukup berhasil dengan melebih capaian target
sebesar 100,98% dan memberikan kekebalan kepada 35.3 juta anak, namun
masih saja ada beberapa persen masyarakat yang kontra terhadap pemberian
imunisasi MR, oleh anggapan imunisasi MR dapat mengakibatkan kelumpuhan
(walaupun telah diinvestigasi dan kebenarannya ditolak) dan Majelis Ulama
Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa bahwa imunisasi MR adalah haram
(walaupun diperbolehkan karena belum ada imunisasi MR yang halal).
Imunisasi MR ini telah mendapat rekomendasi dari WHO dan juga surat edar
dari Badan POM Nasional. Tingkat pendidikan dan pengetahuan akan imunisasi
yang dimiliki oleh orang tua, khususnya Ibu, serta umur orang tua, dan urutan
kelahiran anak telah sebelumnya dirumuskan sebagai beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi minat imunisasi di dalam keluarga.8–16
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi minat imunisasi MR di wilayah kerja Puskesmas Medan Bromo.
Faktor-faktor yang diteliti adalah tingkat pendidikan, pengetahuan akan
imunisasi MR, dan umur orang tua.
6.4.3. Masyarakat
Hasil penelitian ini bisa dijadikan informasi bagi masyarakat
khususnya ibu yang memiliki anak usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun
tentang manfaat imunisasi MR.
6.6. Imunisasi
6.6.1. Definisi Imunisasi
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi
dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.
Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai
untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam
tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak (MR), dan
melalui mulut seperti vaksin Polio. Berdasarkan Permenkes Nomor 12
tahun 2017 Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yang diuji dengan cara statistik
dalam bentuk survei yang bersifat observasional dengan metode pendekatan
cross-sectional yaitu suatu penelitian yang di lakukan dengan pengamatan
sesaat atau dalam suatu periode waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya
dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian (Machfoedz, 2007).
6.9.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,
2010). Sampel dalam penelitian adalah yang berkunjung berobat dalam
memenuhi kriteria di UPT Puskesmas Bromo Tahun 2019. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random
sampling, dengan jumlah sampel yang didapatkan saat penelitian
berjumlah 50 responden.
- Pendidikan
Keikutsertaan
- Pengetahuan
Imunisasi MR
- Sikap
variabel terikat dengan skala nominal. Uji yang di gunakan adalah uji
statistik Chi-Square.
2. Jumlah Kelurahan :1
4. Jumlah KK : 9411 KK
5. Batas Wilayah :
1 Kepala Puskesmas 1
2 Ka. Sub. Bag. Tata Usaha 1
3 Jumlah Dokter Umum 3
4 Jumlah Dokter Gigi 2
5 Jumlah Asisten apoteker 2
6 Jumlah Perawat 16
7 Jumlah Bidan 7
8 Jumlah Petugas Gizi 1
9 Jumlah Penyuluh Kesehatan 1
10 Jumlah Sanitarian 1
11 Jumlah Perawat gigi 1
12 Jumlah analisis lab 2
Total 38
*Sumber data dari Puskesmas Bromo 2018
Berdasarkan Tabel 3.6 di atas didapatkan bahwa tenaga kesehatan
di Puskesmas Bromo Kecamatan Medan Denai adalah mayoritas perawat.
3. Alat-alat P3K
4. Timbangan Bayi dan Dewasa
5. Alat-alat Perawatan Gigi
6. Alat-alat Laboratorium Sederhana
7. Dental Unit Chair
8. USG
9. EKG Portabel
10. Inkubator Bayi
HIV/AIDS/IMS/INFEKSI OPORTUNISTIK
1 Kotrimoksazole Doen Pedriatik
2 Cetrizin
3 Nystatin Sub vaginal
4 Tabung Vacutainer
5 Needle Vacutainer
6 Yellow tips
7 Imersiil Oil
8 Kapas Lidi
9 Kalium Hidroksi (KOH)
10 Methylen Blue
11 Tricloro Asetat (TCA) 50 %
12 Vaselin Albumin
13 Aquabidest
14 Object Glass
15 Dect Glass
16 Tissue
17 Lancet
18 Jelly
tempat-tempat umum.
d. Kunjungan ke sekolah-sekolah bersama dengan program
UKS yang mencakup pemeriksaan air bersih, jamban
sekolah, limbah, warung sekolah tempat sampah dan lain-
lain.
Tabel 6.13 Laporan Hasil Upaya Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo Tahun 2018
NO. KESEHATAN LINGKUNGAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jumlah
1. Kebutuhan pemakain air aktif 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8. Rumah yang diperiksa kesling 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 1440
9. Rumah yang memenuhi syarat 80 100 90 100 90 90 80 80 100 90 100 100 1100
Tabel 6.14 Evaluasi Hasil Kegiatan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Bromo Tahun 2018
Sumber :SP2TP Puskesmas Bromo Tahun 2018
Persalinan
Sasaran K1 K4 DRT Neonatas Nifas (KF)
Nakes
Bulan
DRT Kn1 Kn lengkap
Bumil Bulin Bayi Angka % Angka % Angka % Angka % Angka %
20 % Angka % Angka %
Januari 147 733 699 666 59 8.05 57 7.77 5 3.04 54 8.10 49 7.35 54 7.72 53 7.58
Februari 147 733 699 666 58 7.91 57 7.77 3 2.04 53 7.95 48 7.20 53 7.58 53 5.58
Maret 147 733 699 666 57 7.77 55 7.50 4 2.07 53 7.95 48 7.20 53 7.58 52 5.43
April 147 733 699 666 58 8.05 56 7.63 2 1.03 54 8.10 50 7.50 54 7.72 53 7.58
Mei 147 733 699 666 60 8.18 58 8.05 2 1.03 55 8.25 52 7.80 55 7.86 54 7.72
Juni 147 733 699 666 59 8.05 57 7.77 3 2.04 54 8.10 50 7.50 54 7.72 53 7.58
Juli 147 733 699 666 60 8.18 56 7.63 2 1.03 53 7.95 49 7.35 53 7.58 53 7.58
Agustus 147 733 699 666 55 7.50 53 7.23 1 0.6 50 7.50 46 6.90 50 7.15 49 7.01
September 147 733 699 666 62 8.45 58 7.91 3 2.04 55 8.25 52 7.80 55 7.86 54 7.72
Oktober 147 733 699 666 60 8.18 57 7.77 4 2.07 56 8.40 51 7.65 56 8.01 56 8.01
Nopember 147 733 699 666 59 8.05 57 7.77 3 2.04 55 8.25 49 7.35 55 7.86 54 7.72
Desember 147 733 699 666 61 8.32 59 8.05 2 1.03 58 8.70 54 8.10 58 8.29 57 8.15
Total 708 96.58 680 92.76 32 25.17 650 97.591 598 89.78 650 92.98 641 91.05
Cara Pemberian :
Diberikan pada umur 0-11 bulan, diberikan 4 kali. Diberikan
dengan dosis 2 tetes per oral.
d. Campak
Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit Campak.
Cara Pemberian :
Diberikan pada umur 9-11 bulan, diberikan 1 kali. Lokasi
pemberian pada lengan kiri dengan injeksi subkutan, dosis 0,5
ml.
e. Toxoid Tetanus
Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit tetanus.
Cara Pemberian :
Diberikan pada murid V SD, diberikan 2 kali dengan interval
4 minggu, dengan injeksi subkutan.
f. Hepatitis B
Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit Hepatitis B.
Cara Pemberian :
Diberikan pada umur 2-11 bulan, diberikan 3 kali dengan
interval minimal 4 minggu, dengan injeksi intramuscular.
Sasaran
Imunisasi (666) Target % Jan Feb Mar April Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des Total Pencapaian %
Lk Pr
BCG 238 428 97% 55 56 56 57 57 49 49 56 55 51 52 55 645 96,8%
DPT HB-1 238 428 97% 42 55 55 57 59 50 50 49 55 52 51 58 645 96,8%
DPT HB- 2 238 428 95% 41 56 53 56 57 48 47 48 52 53 51 58 643 96,5%
DPT HB-3 238 428 90% 41 44 53 53 56 49 47 47 54 53 51 23 601 90,2%
Polio 1 238 428 97% 42 56 55 57 59 50 49 50 54 52 51 56 645 96,8%
Polio 2 238 428 92% 41 57 55 56 57 48 48 48 53 53 54 42 604 98%
Polio 3 238 428 90% 39 44 53 53 53 49 47 47 54 51 50 62 653 90,1%
Polio 4 238 428 90% 39 54 53 53 56 51 47 47 53 51 52 37 602 90%
Campak 11.039 80% 9029 81,8%
*Sumber : Puskesmas Bromo 2018
Tabel 6.20 Data Dasar Demam Berdarah Januari s/d Desember 2018
Pemb. Jentik
Angka
Fogging Fogging Nyamuk
No Bulan Penderita Abatenisasi PSN Bebas
Focus Massal Secara
Jentik
berkala
1 Januari 3 3 0 240 4 0
2 Februari 0 0 0 240 4 0
3 Maret 2 2 0 200 4 680
4 April 2 2 0 240 4 0
5 Mei 0 0 0 240 4 0
6 Juni 1 1 0 200 4 680
7 Juli 0 0 0 200 4 0
8 Agustus 0 0 0 200 4 0
9 September 3 3 0 240 4 640
10 Oktober 3 3 0 240 4 0
11 Nopember 0 0 0 200 4 0
12 Desember 5 5 0 240 4 680
*Sumber:Puskesmas Bromo Tahun 2018
Keterangan Tabel 6.20
Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah penderita demam berdarah pada bulan
Desember Sebanyak 5 Orang Pelaksanaan fogging focus sudah sesuai dengan
jumlah penderita yang didapatkan.
Tabel 6.21 Jumlah kunjungan pasien ISPA ke Puskesmas Bromo Tahun 2018
No Bulan Pneumonia Non pneumonia Jumlah
1 Januari 0 74 74
2 Febaruari 0 218 218
3 Maret 0 159 159
4 April 0 167 167
5 Mei 0 91 91
6 Juni 0 197 197
7 Juli 0 101 101
8 Agustus 0 106 106
9 September 0 109 109
10 Oktober 0 314 314
11 Nopember 0 310 310
12 Desember 0 158 158
Jumlah 0 2004 2004
*Sumber:Puskesmas Bromo Tahun 2018
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
284
LAPORAN KEGIATAN
Tabel 6.23 Data Pasien Kunjungan Perbulan Puskesmas Bromo Januari s/d Desember 2018
Kunjungan BPJS
Kunjungan Kunjungan
No Bulan Berobat Rujukan
Umum Sehat
Peserta Tdk Peserta Peserta Tdk Peserta Jumlah
1 Januari 748 558 38 140 3 739 0
2 Februari 696 568 36 154 0 758 90
3 Maret 665 628 24 162 0 804 404
4 April 708 631 19 182 0 832 904
5 Mei 692 606 39 175 0 820 673
6 Juni 706 604 137 169 3 813 1233
7 Juli 477 494 28 180 3 705 2040
8 Agustus 789 659 23 182 1 865 2075
9 September 759 686 19 175 1 881 2043
10 Oktober 866 734 27 195 6 962 2030
11 Nopember 917 786 34 180 1 1001 2022
12 Desember 727 772 31 195 0 998 2031
TOTAL 8750 7726 455 2089 18 10178 15547
*Sumber:Puskesmas Bromo Tahun 2018
Pralansia LANSIA
(45-59 thn) 60-69 thn >70 tahun
No Bulan
L P L P L P
1 Januari 118 167 55 80 28 49
2 Februari 205 223 55 84 30 45
3 Maret 133 234 61 108 38 58
4 April 118 190 63 100 41 28
5 Mei 133 181 74 79 24 21
6 Juni 112 180 58 90 47 31
7 Juli 107 150 116 84 33 46
8 Agustus 115 401 55 97 44 46
9 September 122 170 58 90 45 33
10 Oktober 31 82 122 158 103 119
11 Nopember 123 217 55 97 27 28
12 Desember 35 100 145 185 127 132
Jumlah 1352 2295 917 1252 587 636
*Sumber:Puskesmas Bromo Tahun 2018
Keterangan Tabel 6.27
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah Posyandu lansia yang ada di
Kelurahan Tegal Sari Mandala II sebanyak 2 Posyandu dengan jumlah lansia 3392
(Usia 60 - >70 tahun) orang.
2 Hb 18 12 19 17 11 6 8 5 0 0 4 18 118
5 Urine 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 1 27
9 Hematokrit 4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5
10 Trombocyt 4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 7
Sales
Tidak Setuju
Setuju
Sales
Tidak Ikut
Ikut
Total p
Tingkat Pendidikan Tidak ikut Ikut
Persentase value
Orang tua
f % f % f %
Rendah 12 32,4 25 67,6 37 100
Tinggi 5 38,5 8 61,5 13 100
0,693
Total 17 33 50
Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan bahwa dengan sikap orang tua tidak
setuju dengan yang tidak ikut imunisasi MR sebanyak 14 orang (100,0%), dan
yang ikut sebanyak 0 orang (00,0%) dan dengan sikap orang tua yang setuju
dengan yang tidak ikut sebanyak 3 orang (8,3%), dan yang ikut sebanyak 33
orang (91,7%). Hasil uji statistik menggunakan uji Chi-square didapatkan nilai
signifikansi p = 0,000 (p<0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapatnya hubungan antara sikap orang tua terhadap keikutsertaan imunisasi
MR.
BAB VII
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
8.1.1. Puskesmas Medan Denai :
1) Masih kurangnya fasilitas kesehatan di Puskesmas Medan Denai
seperti : akses air bersih, kipas angin.
2) Kurangnya alat dan bahan kesehatan di Puskesmas Medan Denai,
seperti : tensimeter, stik gula darah dan kolesterol.
3) Kurangnya ketersediaan obat-obatan di Puskesmas Medan Denai.
4) Pemakaian handschoon steril yang tidak pada tempatnya.
5) Kurangnya informasi tentang waktu pelayanan.
6) Kurangnya ketersediaan tempat sampah di ruang tunggu dan
beberapa poli.
8.1.2. Kesimpulan Dari Hasil Penelitian Penelitian Mengenai Faktor-
Faktor Penyebab Keikutsertaan Imunisasi MR dengan Pendidikan,
Pengetahuan dan Sikap Orang Tua di UPT Puskesmas Bromo
Tahun 2019
1) Tidak terdapat hubungan faktor pendidikan orang tua dengan
keikutsertaan imunisasi MR
2) Tidak terdapat hubungan faktor pengetahuan orang tua dengan
keikutsertaan imunisasi MR
3) Terdapat hubungan faktor sikap orang tua dengan keikutsertaan
imunisasi MR.
8.2. Saran
8.2.1. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Agar lebih meningkatkan pembinaan, monitoring serta mengevaluasi
dan menganalisis program-program Kesehatan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Puskesmas.