Anda di halaman 1dari 309

LAPORAN KEGIATAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwajibkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagai mana dimaksud dalam Pancasila dan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis (Depkes, 2009).
Pengelolaan kesehatan diselenggarakan pemerintah melalui
pengelolaan administrasi kesehatan, informasi kesehatan, sumber daya
kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta dan
pemberdayaan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kesehatan, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dilakukan secara berjenjang di pusat dan daerah dengan
memperhatikan otonomi daerah dan otonomi fungsional di bidang kesehatan.
Pengelolaan kesehatan tersebut dilaksanakan melalui Sistem Kesehatan
Nasional (Depkes, 2009)
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional disebutkan Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua
komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
SKN dilaksanakan secara berkelanjutan, sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh dan tanggap terhadap perubaham dengan kemajuan, kesatuan
dan ketahanan nasional berdasarkan standar persyaratan dan perundang-
undangan yang berlakU.
Dengan mempertimbangkan hasil kajian atas Visi Gubernur Sumatera
Utara dan sasaran pembangunan kesehatan yang tertuang di dalam RPJMD

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 1


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018, maka ditetapkan Visi Dinas


Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang akan menjadi gambaran kondisi
pembangunan kesehatan yang ingin di capai lima tahun kedepan adalah
sebagai berikut : “Mewujudkan Provinsi Sumatera Utara Sehat, Mandiri
dan Berdaya Saing.”
1. Sehat adalah suatu kondisi di mana penduduk Sumatera Utara sehat
baik fisik, mental dan spiritual sehingga mampu untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
2. Mandiri, yaitu suatu kondisi dimana masyarakat mempunyai
pengetahuan dan kemampuan untuk mempertahankan kualitas
kesehatannya.
3. Berdaya saing (Competitiveness), yaitu suatu kondisi dimana penduduk
Provinsi Sumatera Utara memiliki kemampuan, serta keunggulan
sehingga mampu melangsungkan kehidupan dalam persaingan
masyarakat.
Dalam rangka Mewujudkan Provinsi Sumatera Utara Sehat,
Mandiri dan Berdaya Saing maka ditetapkan Misi Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut :
1. Menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bermutu, merata dan
terjangkau.
2. Meningkatkan pengendalian dan penanggulangan masalah kesehatan.
3. Meningkatkan mutu sumber daya kesehatan.
4. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan.
Sebagai calon dokter yang sedang dalam masa pendidikan, diperlukan
pengetahuan dan pengenalan terhadap program kesehatan baik ditingkat
provinsi hingga puskesmas, yang bertujuan membentuk sikap manager
kesehatan dalam pengelolaan program kesehatan, untuk menjawab tantangan
dimasa depan dibutuhkan Five Stars Doctor, yaitu dokter bukan hanya
sebagai Care Provider, namun juga sebagai Decision Maker, Communicator
yang baik, Community Leader hingga tingkat masyarakat dan Manager.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 2


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Untuk mengetahui kegiatan Program Kementerian


Kesehatan yang ditindaklanjuti di Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara dan pelaksanaannya di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota serta Puskesmas yang ada di Provinsi Sumatera
Utara.
1.2.2 Tujuan Khusus
Untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dari
pelaksanaan kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Kesehatan
Masyarakat yang dilaksanakan di Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara, Dinas Kesehatan Kota Medan, UPT Puskesmas
Medan Denai dan UPT Puskesmas Bromo Provinsi Sumatera
Utara mengenai “Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dengan
Sikap terhadap Kampanye Imunisasi MR di Wilayah Kerja
Puskesmas Bromo”.

1.3 Prosedur dan Langkah Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Kesehatan


Masyarakat
1.3.1 Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara
1. Pendaftaran
2. Pengarahan oleh sekretaris kepaniteraan klinik senior
3. Melaksanakan ujian pre test
4. Bimbingan materi / Program kesehatan
5. Bimbingan umum atau khusus
6. Post Test
7. Persiapan administrasi ke Dinas Kesehatan Kota Medan dan
UPT Rumah Sakit Indrapura
1.3.2 Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Dinas Kesehatan
Kota Medan
1. Bimbingan, pengarahan dan pemberian materi atau Program
Kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 3


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

2. Mempelajari program-program yang ada di puskesmas kota


Medan serta mencari permasalahan dari program tersebut serta
mencari solusinya.
3. Mengarahkan kepaniteraan klinik senior ke puskesmas yang
ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Kota Medan.
4. Responsi mengenai kegiatan kepaniteraan klinik senior di
Dinas Kesehatan Kota Medan.
1.3.3 Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di UPT Puskesmas
Medan Denai Kota Medan
1. Melapor kepada kepala UPT Puskesmas Medan Denai Kota
Medan dan perkenalan kepada semua petugas kesehatan di
UPT Puskesmas Medan Denai.
2. Mempelajari program-program yang ada di UPT Puskesmas
Medan Denai.
3. Mengumpulkan data-data setiap program yang ada di UPT
Puskesmas Medan Denai Kota Medan.
4. Memberikan penyuluhan dan pengobatan di UPT Puskesmas
Medan Denai Kota Medan.
5. Membuat laporan hasil kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
selama di UPT Puskesmas Medan Denai Kota Medan.
6. Responsi mengenai kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di
UPT Puskesmas Medan Denai Kota Medan.
1.3.4 Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di UPT Puskesmas
Bromo Kota Medan
1. Melapor kepada kepala UPT Puskesmas Bromo Kota Medan.
2. Bimbingan, pengarahan terkait pelaksanaan penelitian.
3. Pengarahan Kepaniteraan Klinik Senior ke UPT Puskesmas
Bromo Kota Medan.
4. Pengarahan lokasi penelitian dari UPT Puskesmas Bromo
Kota Medan.
5. Melaksanakan pengumpulan data dan penelitian.
6. Memberikan penyuluhan dan pengobatan di UPT Puskesmas
Bromo Kota Medan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 4


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

7. Menyusun laporan hasil penelitian.


8. Responsi mengenai kegiatan penelitian.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan bagi peserta
Kepaniteraan Klinik Senior tentang program-program kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Dinas Kesehatan Kota
Medan, UPT Puskesmas Medan Denai Kota Medan dan UPT
Puskesmas Bromo dan pelaksanaannya.
2. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
bersosialisasi dengan masyarakat.
3. Diharapkan dapat menambah wawasan tentang “Hubungan
Pengetahuan, Pendidikan dengan Sikap terhadap Kampanye
Imunisasi MR di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo”.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 5


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

BAB II
KEPENDUDUKAN, SOSIAL BUDAYA, EKONOMI, KEADAAN
LINGKUNGAN, KEADAAN PERILAKU DAN DERAJAT
KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

2.1 Kependudukan Provinsi Sumatera Utara


Provinsi Sumatera Utara berada dibagian barat Indonesia, terletak
pada garis 10 – 40 Lintang Utara, dan 980 – 1000 Bujur Timur. berbatasan
dengan daerah perairan dan laut serta dua provinsi lain yaitu; sebelah
Utara perbatasan dengan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD),
sebelah Timur dengan Negara Malaysia di selat Malaka, sebelah Selatan
berbatasan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan di sebelah
Barat berbatasan dengan Samudera Hindia (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2017).
Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah 72.981,23 km2 sebagian
besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil di Pulau Nias,
pulau-pulau Batu, serta beberapa pulau kecil baik dibagian barat maupun
bagian timur pantai Pulau Sumatera. Berdasarkan luas daerah menurut
kabupaten/kota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah Kabupaten
Langkat dengan luas 6.262,00 km2 atau sekitar 8,58% dari total luas
Sumatera Utara, diikuti Kabupaten Mandailing Natal dengan luas
6.134,00 km2 (8,40%) kemudian Kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas
6.030,47 km2 atau (8,26%). Sedangkan luas daerah terkecil adalah Kota
Tebing Tinggi dengan luas 31,00 km2 atau 0,04% dari total luas wilayah
Sumatera Utara. Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera
Utara dibagi dalam 3 (tiga) kelompok wilayah yaitu Pantai Barat, Dataran
Tinggi dan Pantai Timur (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
Administratif pemerintahan di Provinsi Sumatera Utara pada tahun
2016, terdiri dari 33 pemerintahan Kabupaten/Kota yang terbagi menjadi
8 kota dan 25 Kabupaten dengan jumlah Kecamatan sebanyak 440
Kecamatan serta 6.112 Desa/Kelurahan. Provinsi Sumatera Utara
tergolong ke dalam daerah beriklim tropis, kisaran suhu antara 150C –
330C, mempunyai musim kemarau pada bulan Januari s/d Juli dan musim

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 6


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

hujan pada bulan Agustus s/d Desember, diantara kedua musim itu
diselingi oleh musim pancaroba. Adapun letak ketinggian daerah dari
permukaan laut untuk masing-masing kabupaten/kota adalah sebagai
berikut (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017)

Tabel 2.1 Ketinggian Kabupaten/Kota dari Permukaan Laut di


Sumatera Utara
KETINGGIAN DARI
NO NAMA KABUPATEN/KOTA
PERMUKAAN LAUT
1 GUNUNG SITOLI 0-600 m
2 PADANG SIDEMPUAN 260-1.100 m
3 BINJAI 0-28 m
4 MEDAN 2,5-37,5 m
5 TEBING TINGGI 26-34 m
6 PEMATANG SIANTAR 400-500 m
7 TANJUNG BALAI 0-3 m
8 SIBOLGA 0-50 m
9 NIAS BARAT 0-800 m
10 NIAS UTARA 0-478 m
11 LABUHAN BATU UTARA 0-700 m
12 LABUHAN BATU SELATAN 0-500 m
13 PADANG LAWAS 0-1.915 m
14 PADANG LAWAS UTARA 0-1.915 m
15 BATU BARA 0-50 m
16 SERDANG BEGADAI 0-500 m
17 SAMOSIR 904-2.157 m
18 PAKPAK BHARAT 700-1.500 m
19 HUMBANG HASUNDUTAN 330-500 m
20 NIAS SELATAN 0-800 m
21 LANGKAT 0-1.200 m
22 DELI SERDANG 0-500 m
23 KARO 120-1.420 m
24 DAIRI 400-1.600 m
25 SIMALUNGUN 0-369 m
26 ASAHAN 0-1.000 m
27 LABUHAN BATU 0-700 m
28 TOBA SAMOSIR 900-2.200 m
29 TAPANULI UTARA 150-1.700 m
30 KABUPATEN TAPANULI TENGAH 0-1.266 m
31 TAPANULI SELATAN 0-1.915 m
32 MANDAILING NATAL 0-1.000 m
33 NIAS 0-800 m
Sumber : SUDA-BPS Sumatera Utara 2017

Tabel 2.2 Luas Daerah menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 7


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

NO NAMA KAB/KOTA LUAS/AREA (km2) RASIO (%)


1 Nias 1.842,51 2,52
2 Mandailing Natal 6.134,00 8,40
3 Tapanuli Selatan 6.030,47 8,26
4 Tapanuli Tengah 2.188,00 3,00
5 Tapanuli Utara 3.791,64 5,20
6 Toba Samosir 2.328,89 3,19
7 Labuhan Batu 2.156,02 2,95
8 Asahan 3.702,21 5,07
9 Simalungun 4.369,00 5,99
10 Dairi 1.927,80 2,64
11 Karo 2.127,00 2,91
12 Deli Serdang 2.241,68 3,07
13 Langkat 6.262,00 8,58
14 Nias Selatan 1.825,20 2,50
15 Humbang Hasundutan 2.335,33 3,20
16 Pakpak Bharat 1.218,30 1,67
17 Samosir 2.069,05 2,84
18 Serdang Begadai 1.900,22 2,60
19 Batu Bara 922,20 1,26
20 Padang Lawas Utara 3.918,05 5,37
21 Padang Lawas 3.892,74 5,33
22 Labuhan Batu Selatan 3.596,00 4,93
23 Labuhan Batu Utara 3.570,98 4,89
24 Nias Utara 1.202,78 1,65
25 Nias Barat 473,73 0,65
26 Sibolga 41,31 0,06
27 Tanjung Balai 107,83 0,15
28 Pematang Siantar 55,66 0,08
29 Tebing Tinggi 31,00 0,04
30 Medan 265,00 0,36
31 Binjai 59,19 0,08
32 Padang Sidempuan 114,66 0,16
33 Gunung Sitoli 280,78 0,38
Sumatera Utara 72.981,23 100,00
Sumber : SUDA-BPS Sumatera Utara 2017

2.1.1. Pertumbuhan, Persebaran, Kepadatan, Sex Ratio Penduduk


KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 8
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

2.1.1.1 Laju Pertumbuhan Penduduk


Sumatera Utara merupakan Provinsi keempat terbesar
dalam jumlah penduduknya di Indonesia setelah Provinsi Jawa
Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Berdasarkan data BPS
Provinsi Sumatera Utara tahun 2016 tercatat memiliki jumlah
penduduk 14.262.147 jiwa terdiri dari 7.116.896 jiwa laki-laki
dan 7.145.251 jiwa perempuan, dengan sex ratio sebesar 99,60
dan rata-rata kepadatan penduduk 196 per km2 (Profil Dinkes
Prov. Sumut, 2017).
Tingkat kepadatan penduduk yang umumnya tinggi
terdapat di wilayah perkotaan. Adapun Kota dengan
kepadatan penduduk tertinggi adalah Kota Medan yakni
sebesar 8.481 jiwa per km2, disusul Kota Tebing Tinggi
dengan kepadatan penduduk 5.183 jiwa per km2 dan Kota
Binjai dengan kepadatan penduduk sebesar 4.592 jiwa per
km2. Sedangkan wilayah dengan kepadatan penduduk
tergolong rendah adalah Kabupaten Tapanuli Selatan sebesar
46 jiwa per km2, disusul dengan Kabupaten Pakpak Bharat
dengan kepadatan penduduk sebesar 49 jiwa per km2 dan
Kabupaten Samosir 60 jiwa per km2. Perincian jumlah
penduduk dan angka kepadatan penduduk per
Kabupaten/Kota selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
tabel 1 profil kepadatan penduduk (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2017).
Rata-rata jumlah anggota keluarga di Sumatera Utara
pada tahun 2017 adalah sebesar 4,28 per KK yang berarti rata-
rata setiap keluarga memiliki 4-5 anggota keluarga. Adapun
sebaran Kabupaten/Kota dengan rata-rata jumlah anggota
keluarganya paling banyak adalah terjadi di Kabupaten
Pakpak Barat yaitu 5,61 dan yang paling sedikit adalah
Kabupaten Karo yaitu 3,71 orang. Adapun distribusi jumlah
penduduk Provinsi Sumatera Utara per tahun berdasarkan data

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 9


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

tahun 1961-2017 adalah seperti di gambarkan pada grafik


(2.1) dibawah ini.

Grafik 2.1 Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara Tahun 1961-


2017

Sumber : SUDA-BPS Sumatera Utara 2017 (Profil Dinkes Provinsi


Sumatera Utara)

Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah penduduk di


Sumatera Utara mengalami perkembangan antara 100-200
ribu jiwa per tahunnya. Sedangkan distribusi jumlah penduduk
tahun 2017 (14.274.087 jiwa) dapat dilihat distribusinya
menurut kelompok umur seperti digambarkan dengan
komposisi pada grafik (2.2) berikut ini.

Grafik 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan jenis


kelamin di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017

Sumber : SUDA-BPS Sumatera Utara 2017 (Profil Dinkes Provinsi


Sumatera Utara)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 10


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Komposisi penduduk Sumatera Utara menurut


kelompok umur, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia
muda (0-14 tahun) sebesar 31,57%, berusia produktif (15-64
tahun) sebesar 64,15% dan yang berusia tua (>65 tahun)
sebesar 4,28% dengan demikian maka angka beban
tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Sumatera Utara
tahun 2017 sebesar 55,88%, mengalami penurunan 0,23% bila
dibandingkan dengan DR tahun 2016 yakni sebesar 56,11%
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
Permasalahan kesehatan umumnya sangat di pengaruhi
oleh tingkat sosial ekonomi masyarakat. Sejak terjadinya
krisis moneter jumlah penduduk miskin meningkat secara
drastis hingga mencapai 30,77%. Namun demikian jumlah
penduduk miskin kemudian dapat diturunkan secara
signifikan tahun 1999. Data terakhir menunjukkan bahwa
jumlah penduduk miskin pada September 2015 diketahui
sebesar 1.508.100 jiwa (10,79%) mengalami penurunan pada
September 2016 menjadi 1.452.500 jiwa (10,27%) dan
menjadi 1.326.570 jiwa (9,28%), pada bulan September 2017.
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
2.1.1.2. Penyebaran dan Kepadatan Penduduk
Dengan luas wilayah Provinsi Sumatera Utara sekitar
71.680,68 km2 yang didiami oleh 13.103.596 orang maka rata-
rata tingkat kepadatan penduduk Provinsi Sumatera Utara
adalah sebanyak 183 orang/km2. Kabupaten/Kota yang paling
tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Medan
yakni sebanyak 7.987 orang/km2 sedangkan yang paling rendah
adalah Kabupaten Pakpak Barat yakni sebanyak 34 orang/km2
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
2.1.1.3. Sex Ratio
Jumlah penduduk laki-laki di Sumatera Utara lebih
sedikit dibandingkan dengan penduduk perempuan. Jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 6.954.552 jiwa dan perempuan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 11


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

sebanyak 6.983.245 jiwa, dengan sex ratio sebesar 99,59. Bila


dilihat berdasarkan rata-rata banyaknya anggota keluarga di
Sumatera Utara pada tahun 2015 adalah sebesar 4,28 (yang
berarti rata-rata pada setiap keluarga terdiri dari 4-5 anggota
keluarga). Kabupaten yang rata-rata jumlah anggota
keluarganya paling banyak adalah Kabupaten Nias Barat yaitu
5,07 dan yang paling sedikit adalah Kabupaten Karo yaitu 3,71
orang. (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
2.2 Sosial Budaya
2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses
hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan,
pendidikan dan sebagainya. IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi
dasar yaitu, usia panjang dan hidup sehat, pengetahuan dan
standar hidup layak. Berikut ini akan disajikan komponen Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) menurut Kabupaten/Kota di
Sumatera Utara tahun 2015 (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 12


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 2.3 Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015

Kapita(Rp.000)
Harapan Lama
HarapanHidup

Sekolah(Thn)

Sekolah(Thn)

Pengeluaran
Rata-Rata
Angka

Lama

per
No NAMA KAB/KOTA IPM

1 Nias 68,97 11,77 4,76 6.234 58,85


2 Mandailing Natal 61,58 12,77 7,63 9.096 63,99
3 Tapanuli Selatan 63,74 13,06 8,27 10.623 67,63
4 Tapanuli Tengah 66,59 12,40 8,02 9.555 67,06
5 Tapanuli Utara 67,55 13,19 9,31 11.079 71,32
6 Toba Samosir 69,14 13,18 10,08 11.535 73,40
7 Labuhan Batu 69,36 12,57 8,75 10.356 70,23
8 Asahan 67,37 12,49 8,32 10.067 68,40
9 Simalungun 70,34 12,69 8,80 10.728 71,24
10 Dairi 67,78 12,80 8,69 9.708 69,00
11 Karo 70,62 12,22 9,50 11.800 72,69
12 Deli Serdang 71,00 12,52 9,48 11.359 72,79
13 Langkat 67,63 12,70 7,92 10.364 68.53
14 Nias Selatan 67,66 11,96 4,64 6.454 58,74
15 Humbang Hasundutan 68,10 13,15 8,90 6.889 66,03
16 Pakpak Bharat 64,85 13,80 8,45 7.496 65,53
17 Samosir 70,26 13,41 8,84 7.698 68,43
18 Serdang Bedagai 67,47 12,31 8,08 10.110 68,01
19 Batu Bara 65,80 11,96 7,74 9.692 66,02
20 Padang Lawas Utara 66,50 11,87 8,91 9.363 67,35
21 Padang Lawas 66,31 12,91 8,40 7.955 65,99
22 Labuhan Batu Selatan 68,09 12,73 8,68 10.319 69,67
23 Labuhan Batu Utara 68,70 12,12 8,31 11.201 69,69
24 Nias Utara 68,59 12,40 6,06 5.627 59,88
25 Nias Barat 67,94 12,33 5,74 5.207 58,25
26 Sibolga 67,70 13,10 9,85 10.765 71,64
27 Tanjung Balai 61,90 12,40 9,12 10.326 66,74
28 Pematang Siantar 72,29 13,99 10,73 11.388 76,34
29 Tebing Tinggi 70,14 12,23 10,06 11,393 72,81
30 Medan 72,28 13,97 11,00 14.191 78,87
31 Binjai 71,59 13,56 10,28 10.098 73,81
32 Padang Sidempuan 68,32 14,48 10,47 9.668 72,80
33 Gunung Sitoli 70,29 13,65 8,18 6.742 66,41
Sumatera Utara 68,29 12,82 9,03 9.563 69,51
Sumber : SUDA-BPS Sumatera Utara 2017 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera
Utara).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 13


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 2.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut


Kabupaten/Kota Tahun 2011-2015

Indeks Pembangunan Manusia ( IPM )


No NAMA KAB/KOTA
2011 2012 2013 2014 2015
1 Nias 55,55 56,50 57,43 57,98 58,85
2 Mandailing Natal 61,60 62,26 62,91 63,42 63,99
3 Tapanuli Selatan 65,14 65,65 66,75 67,22 67,63
4 Tapanuli Tengah 65,16 65,43 65,64 66,16 67,06
5 Tapanuli Utara 69,24 69,83 70,50 70,70 71,32
6 Toba Samosir 71,39 71,89 72,36 72,36 73,40
7 Labuhan Batu 67,88 68,64 69,45 70,06 70,23
8 Asahan 65,87 66,23 66,58 67,51 68,40
9 Simalungun 69,03 69,79 70,28 70,89 71,24
10 Dairi 66,62 66,95 67,15 67,91 69,00
11 Karo 71,12 71,40 71,62 71,84 72,69
12 Deli Serdang 70,25 70,88 71,39 71,98 72,79
13 Langkat 65,77 66,18 67,17 68,00 68.53
14 Nias Selatan 55,50 55,97 56,78 57,78 58,74
15 Humbang Hasundutan 64,06 64,54 64,92 65,59 66,03
16 Pakpak Bharat 63,11 63,88 64,73 65,06 65,53
17 Samosir 65,81 66,31 66,80 67,80 68,43
18 Serdang Bedagai 65,28 66,14 67,11 67,78 68,01
19 Batu Bara 63,95 64,45 65,06 65,50 66,02
20 Padang Lawas Utara 65,22 65,65 66,13 66,50 67,35
21 Padang Lawas 63,28 64,05 64,62 65,50 65,99
22 Labuhan Batu Selatan 65,77 67,06 67,78 68,59 69,67
23 Labuhan Batu Utara 67,37 67,84 68,28 69,15 69,69
24 Nias Utara 57,53 57,87 58,29 59,18 59,88
25 Nias Barat 55,43 56,20 56,20 56,58 58,25
26 Sibolga 69,17 69,71 70,45 71,01 71,64
27 Tanjung Balai 64,13 64,89 65,40 66,05 66,74
28 Pematang Siantar 73,61 74,51 75,05 75,83 76,34
29 Tebing Tinggi 70,84 71,34 71,85 72,13 72,81
30 Medan 77,54 77,78 78,00 78,26 78,87
31 Binjai 70,85 71,54 72,02 72,55 73,81
32 Padang Sidempuan 71,08 71,38 71,68 71,88 72,80
33 Gunung Sitoli 63,71 64,34 65,25 65,91 66,41
Sumatera Utara 67,34 67,74 68,36 68,87 69,51
Sumber : SUDA-BPS Sumatera Utara 2017 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera
Utara).
Dari tabel diatas diketahui bahwa IPM yang tertinggi di
Kabupaten/Kota secara berturut adalah Medan sebesar 78,87,
Pematang Siantar sebesar 76,34 dan Binjai sebesar 73,81.
Sedangkan 3 (tiga) Kabupaten/Kota dengan IPM terendah yaitu;

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 14


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Nias Barat sebesar 58,25, Nias Selatan sebesar 59,74 dan Nias
sebesar 58,85.

2.2.2 Tingkat Pendidikan


Pendidikan merupakan salah satu faktor yang kerap
ditelaah untuk mengukur tingkat pembangunan manusia pada
suatu negara. Pendidikan juga diketahui berkontribusi terhadap
perubahan perilaku masyarakat. Pendidikan menjadi pelopor
utama dalam rangka penyiapan sumber daya manusia dan
merupakan salah satu aspek pembangunan nasional. Salah satu
yang dapat dilihat dari faktor pendidikan ini adalah angka
pastipasi sekolah penduduk umur 10 tahun ke atas. Berdasarkan
Susenas 2017, diketahui bahwa masih ada sebesar 1,96%
penduduk umur 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah
sekolah. (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
Pengetahuan yang dipengarui oleh oleh tingkat pendidikan
merupakan salah satu faktor pencetus (predisposing) yang berperan
dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.
Tingkat intelektualitas penduduk Sumatera Utara dapat dilihat dari
tingkat pendidikan yang dapat dicapai oleh rata-rata penduduk di
Sumatera Utara. Bila tamat SLTA dianggap mempunyai pendidikan
yang cukup tinggi, maka berdasarkan hasil Susenas 2017 diketahui
ada sebanyak 38,09% penduduk 10 tahun ke atas yang minimal telah
tamat SLTA, dengan rincian SLTA sebesar 30,38%, Diploma I/II/III
sebesar 2,08% serta diploma IV/sarjana keatas sebesar 5,63%. Kota
Pematang Siantar dipersepsikan mempunyai sumber daya manusia
yang paling tinggi, dimana persentase penduduk 10 tahun ke atas
yang minimal telah tamat SLTA sebesar 57,73%, diikuti Kota
Medan sebesar 55,79% dan Kota Binjai sebesar 51,50%. Persentase
penduduk 10 tahun ke atas yang minimal telah tamat SLTA per
kabupaten/kota dapat dilihat pada grafik 2.3 dibawah ini.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 15


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Grafik 2.3 Persentase Penduduk Berumur 10 tahun ke Atas yang


minimal Tamat SLTA di Kabupaten/Kota Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2017

Sumber: BPS Sumatera Utara, Susenas 2017

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sumber daya manusia


yang paling rendah (dilihat dari persentase penduduk 10 tahun
keatas yang minimal tamat SLTA) adalah Kabupaten Nias sebesar
14,09%, Kabupaten Nias Utara 16,21% dan Kabupaten Nias Barat
sebesar 19,22%. Berdasarkan hasil Susenas 2017, masih terdapat
sekitar 1,04% penduduk Sumatera Utara yang buta huruf.
Ketidakmampuan membaca dan menulis (buta huruf) atau
kebalikannya (melek huruf) merupakan salah satu indikator untuk
melihat gambaran umum tingkat kecerdasan penduduk.

2.2.2 Agama
Sesuai dengan falsafah negara, kehidupan beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
dikembangkan dan ditingkatkan untuk membina kehidupan
masyarakat dan mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang
mungkin menghambat kemajuan pembangunan bangsa.
Berdasarkan data BPS Sumatera Utara, sarana umat beragama
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2016, terdapat
sebanyak 10.818 unit masjid, 6.235 unit langgar/musollah, 12.401

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 16


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

unit gereja protestan, 2.318 unit gereja katolik, 82 unit kuil,353 unit
wihara dan 83 unit klenteng di Sumatera Utara. (SUDA 2017).

2.2.3 Ketenagakerjaan
Pada tahun 2017, sebagian besar angkatan kerja berumur
15 tahun keatas di Sumatera Utara adalah tamatan SMA
(33,46%). Selanjutnya adalah tamatan SD ke bawah (31,43%),
SMPA (18,69%), serta angkatan kerja berpendidikan Diploma
I,II,III & IV serta Universitas (16,40%) (BPS Sumut 2017)
seperti dapat dilihat pada grafik berikut ini (Profil Dinkes Prov.
Sumut, 2017).

Grafik 2.4 Presentase Angkatan Kerja 15 Tahun keatas berdasrkan


pendidikan tertinggi yanf ditamatkan di Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2017

Sumber: BPS Sumatera Utara 2017


Sampai dengan keadaan Agustus 2017, jumlah penduduka
yang merupakan angakatan kerja sebanyak 6.365.989 jiwa. Jika
dilihat dari status pekerjaan utama, lebih sepertiga penduduk
berusia 15 tahun ke atas (38,50%) bekerja menjadi
buruh/karyawan atau pegawai. Adapun yang lainnya berusaha
sendiri (sebesar 19,80%), berusaha dan dibantu buruh tidak tetap
(sebesar 15,16%), serta sebagian kecil dilaporkan menjadi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 17


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

pengusaha dengan mempekerjakan buruh tetap/karyawan


(3,50%). (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
Dari sisi lapangan usaha, sebagian besar penduduk
Sumatera Utara adalah bekerja di sektor pertanian (perkebunan,
perikanan dan peternakan) yaitu sebanyak 37,52%, kemudian
diikuti di sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 22,16%,
jasa kemasyarakatan, sosial perorangan sebesar 18,38%, serta
sektor industri hanya sekitar 9,02%. Adapun selebihnya bekerja
disektor penggalian dan pertambangan, kelistrikan, konstruksi,
transportasi, air minum, bangunan, angkutan dan komunikasi
serta sektor keuangan (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).

2.3 Keadaan Lingkungan


Lingkungan merupakan salah satu variabel yang sering mendapat
perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat, variabel
lainnya adalah faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik.
Keempat variabel di atas dapat menentukan baik buruknya status derajat
kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan,
berikut ini akan disajikan indikator-indikator yaitu persentase rumah
sehat, persentase rumah tangga memiliki akses terhadap air minum,
persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah
tangga yang memiliki sarana penampungan akhir kotoran/tinja/BAB
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
2.3.1 Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang
memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki jamban sehat, sarana
air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan
limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang
sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah (Profil Dinkes
Prov. Sumut, 2017).
Ukuran rumah yang relatif kecil dan berdesak-desakan
dapat mempengaruhi tumbuh kembang mental atau jiwa anak-
anak. Anak-anak memerlukan lingkungan bebas, tempat bermain

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 18


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

luas yang mampu mendukung daya kreativitasnya. Dengan kata


lain, rumah bila terlampau padat disamping merupakan media
yang cocok untuk terjadinya penularan penyakit khususnya
penyakit saluran nafas juga dapat mempengaruhi perkembangan
anak (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
Kepadatan hunian diperoleh dengan cara membagi jumlah
anggota rumah tangga dengan luas lantai rumah dalam meter
persegi. Hasil perhitungan dikategorikan sesuai kriteria
Permenkes tentang rumah sehat, yaitu memenuhi syarat bila ≥8
m2/kapita (tidak padat) dan tidak memenuhi syarat bila
<8m2/kapita (padat) (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
Dari 3.239.937 unit rumah yang terdapat pada tahun 2016,
sebanyak 2.059.144 diantaranya (63,56%) telah memenuhi syarat
kesehatan. Pada tahun 2017, terdapat 558.223 rumah yang dibina
(47,28%), dimana dari jumlah tersebut 332.184 rumah
diantaranya (59,51%) telah memenuhi syarat kesehatan. Dengan
demikian total rumah yang memenuhi syarat kesehatan sampai
dengan akhir 2017 (termasuk yang telah memenuhi syarat pada
tahun 2016) adalah sebesar 2.391.328 unit atau (73,81%) (Profil
Dinkes Prov. Sumut, 2017).
2.3.1.1 Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap
Air Minum
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) 2017 yang diterbitkan BPS Sumatera Utara,
diketahui bahwa persentase terbesar rumah tangga
berdasarkan sumber air minum adalah air isi ulang (32,24%),
diikuti penggunaan sumur bor/pompa sebesar 19,42%, ledeng
sebesar 14,12%, sumur terlindungi 10,51%, mata air
terlindungi 8,27%, air kemasan bermerek sebesar 3,51% serta
masih terdapat 4,13% penduduk di Sumatera Utara yang
memperoleh air minumnya bersumber dari permukaan dan air
hujan. Peningkatan akses rumah tangga terhadap sumber air
minum yang sehat dapat menurunkan prevalensi kasus-kasus

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 19


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

penyakit infeksi yang menular melalui air (water borned


diseases) yang tentunya juga akan berdampak positif terhadap
peningkatan status kesehatan masyarakat (Profil Dinkes Prov.
Sumut, 2017).
Berdasarkan hasil rekapitulasi profil kesehatan
kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2017,
diketahui bahwa sumur gali terlindung merupakan jenis
sumber air minum yang paling banyak dimiliki oleh
penduduk, yaitu sebanyak 1.076.221 buah, dimana 495.519
buah diantaranya (46,04%) memenuhi syarat kesehatan.
Sedangkan jenis sumber air minum yang paling sedikit
digunakan yaitu terminal air sebanyak 7.018 buah, dimana
3.051 buah diantaranya (43,47%) memenuhi syarat kesehatan.
Data jenis sumber air minum rumah tangga di Provinsi
Sumatera Utara tahun 2017 sesuai rekapitulasi profil
kesehatan Kab/Kota di Sumatera Utara adalah seperti tertera
pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.5 Jumlah dan Jenis Sarana Air Minum di Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2017
No Jenis Sarana Jumlah Jumlah %
Sarana Sarana yang
Memenuhi
Syarat
1 Sumur Gali 1.076.221 495.519 46,04
Terlindung
2 Sumur Gali 261.981 126.764 48,38
dengan Pompa
3 Sumber Bor 836.570 339.360 40,56
dengan Pompa
4 Terminal Air 7.018 3.051 43,47
5 Mata Air 44.146 26.440 59,89
Terlindung
6 Penampungan 118.164 42.353 35,84
Air Hujan
7 Perpipaan 774.195 681.612 88,04
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2017
2.3.1.2 Persentase Rumah Tangga menurut Tempat
Pembuangan Kotoran/Tinja

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 20


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional


(Susenas) 2017, diketahui bahwa rumah tangga di Sumatera
Utara telah menggunakan tempat pembuangan tinja berupa tangki
septik/SPAL sebesar 83,69%, lobang tanah/pantai/tanah
lapang/kebun sebesar 10,39%, kolam/sawah/sungai/danau/laut
sebesar 4,46% dan lainnya sebesar 1,47%. Berikut ini akan
disajikan persentase RT menurut tempat pembuangan tinja
menurut kabupaten/kota;

Tabel 2.6 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan


Tinja Berdasarkan Kabupaten/Kota Tahun 2017
Sawah/ sungai/

Lobang tanah/
Tangki/septik/

lapang/ kebun
pantai/ tanah
danau/ laut

Jumlah
Kolam/
SPAL

NAMA

Lain
Nya
No
KAB/KOTA

1 Nias 20,66 21,17 48,87 9,31 100


2 Mandailing Natal 50,74 26,43 21,46 1,37 100
3 Tapanuli Selatan 62,89 12,32 21,66 3,12 100
4 Tapanuli Tengah 63,36 20,82 13,37 2,46 100
5 Tapanuli Utara 83,49 3,42 10,45 2,63 100
6 Toba Samosir 92,44 3,00 4,56 0,00 100
7 Labuhan Batu 61,51 1,39 34,94 2,16 100
8 Asahan 85,58 1,49 12,36 0,57 100
9 Simalungun 86,74 2,52 10,27 0,47 100
10 Dairi 86,42 0,04 13,22 0,32 100
11 Karo 91,49 2,46 4,95 1,10 100
12 Deli Serdang 94,78 1,25 3,20 0,77 100
13 Langkat 81,94 8,32 14,06 0,68 100

14 Nias Selatan 8,24 25,89 59,83 6,05 100

Humbang
15 84,32 2,20 12,98 0,51 100
Hasundutan
16 Pakpak Bharat 79,35 0,00 20,65 0,00 100
17 Samosir 98,12 0,29 1,58 0,00 100

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 21


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

18 Serdang Bedagai 84,93 2,99 11,63 0,45 100


19 Batu Bara 79,68 10,58 9,74 0,00 100
Padang Lawas
20 85,73 0,60 13,67 0,00 100
Utara
21 Padang Lawas 62,46 10,90 26,39 0,25 100
LabuhanBatu
22 83,68 0,36 15,63 0,32 100
Selatan
Labuhan Batu
23 69,86 1,46 28,25 0,42 100
Utara
24 Nias Utara 24,83 12,54 60,27 2,35 100
25 Nias Barat 29,08 11,70 57,76 1,47 100
26 Sibolga 33,18 34,02 1,57 31,24 100
27 Tanjung Balai 87,49 7,35 5,02 0,15 100
28 Pematang Siantar 87,25 7,73 1,34 3,68 100
29 Tebing Tinggi 89,11 5,46 0,54 4,89 100
30 Medan 96,76 1,28 0,12 1,84 100
31 Binjai 96,20 2,24 0,50 1,07 100
32 Padang Sidempuan 48,72 33,18 17,02 1,08 100
33 Gunung Sitoli 32,93 27,69 27,77 11,61 100
Sumatera Utara 83,69 4,46 10,39 1,47 100
Sumber : BPS Sumatera Utara 2017– Susenas 2017 (Profil Dinkes Provinsi
Sumatera Utara)
Jumlah penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
menurut jenis jamban yang digunakan dapat disajikan dalam grafik berikut
ini.

Grafik 2.5 Penduduk dengan Jenis Tempat Pembuangan Tinja


(Jamban) Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 22
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2017(Profil Dinkes Provinsi


Sumatera Utara)
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa sebagian
besar masyarakat Sumatera Utara telah memiliki jamban leher
angsa yaitu sebanyak 2.252.973 buah dimana 1.628.700 buah
diantaranya (72,3%) telah memenuhi syarat kesehatan. Bila
dibandingkan dengan tahun 2016, (jumlah kepemilikan 1.927.716
dan memenuhi syarat 1.655.710) terjadi penongkatan dari sisi
jumlah sebanyak 325.257 buah (16,87%), akan tetapi terdapat
penurunan pada jumlah yang memenuhi syarat, yaitu sebanyak
27.010 buah (1,63%). (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
2.3.2 Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan
Makanan (TPM)
Yang termasuk TTU adalah sarana pendidikan, sarana
kesehatan dan hotel. Sedangkan TPM adalah tempat pengelolaan
makanan yang memenuhi syarat higiene dan sanitasi yaitu
penjamah makananan yang sehat, memiliki sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah,
ventilasi yang baik, luas lantai yang sesuai dengan banyaknya
pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang memadai.
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
Pada tahun 2017 jumlah TTU ada sebnayak 16.026 unit
(bertambah sebanyak 114 unit dari tahun 2016), dimana 10,615
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 23
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

unit diantaranya (66,23%) telah memenuhi syarat kesehatan. Bila


dibandingkan dengan tahun 2016, dimana jumlah TTU yang
memenuhi syarat kesehatan sebanyak 11.481 buah (72,15%),
maka telah terjadi penurunan persentase TTU yang memenuhi
syarat kesehatan pada tahun 2017 sebesar 5,93%. (Profil Dinkes
Prov. Sumut, 2017).

Grafik 2.6 Jumlah Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat


Pengelolaan Makanan (TPM) Di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014 - 2017

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2017 (Profil Dinkes Provinsi


Sumatera Utara)

Pada tahun 2017 diketahui terdapat 34.235 unit dan


meningkat sebanyak 4.909 unit dibandingkan tahun 2016. Jumlah
TPM yang memenuhi syarat kesehatan adalah sebanyak 21.914
buah (64,01%). Bila dibandingkan dengan tahun 2016, dimana
yang memenuhi syarat kesehatan terdapat 18.908 buah (64,4%).
Maka telah terjadi penurunan sebesar 0,39% TPM yang
memenuhi syarat kesehatan. (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 24


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Melihat penurunan pencapaian persentase TTU dan TPM


yang memenuhi syarat kesehatan dan institusi yang dibina
kesehatan lingkungannya di Sumatera Utara, maka dapat
diasumsikan penyelenggaraan upaya kesehatan lingkungan
belum optimal. Oleh karena itu koordinasi lintas program dan
lintas sector terkait perlu dimaksimalkan guna meningkatkan
cakupan TTU dan TPM yang memenuhi syarat kesehatan yang
selanjutnya diharapkan berdampak pada meningkatnya kualitas
kesehatan lingkungan. (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).

2.4 Keadaan Perilaku Sehat


Untuk mengambarkan keadaan perilaku sehat masyarakat yang
berpengaruh terhadap derajat kesehatan, dapat kita lihat dari persentase
masyarakat di Sumatera Utara yang berperilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS). Ada 10 indikator PHBS ditatanan rumah tangga yaitu : 1)
Persalinan di RT harus ditolong oleh tenaga kesehatan, 2) Menimbang
balita, 3) RT yang memiliki bayi harus memberikan ASI eksklusif, 4)
Cukup makan buah dan sayur setiap hari, 5) Menggunakan air yang
memenuhi syarat kesehatan, 6) menggunakan jamban yang memenuhi
syarat kesehatan, 7) Memberantas jentik nyamuk di dalam rumah, 8)
Mencuci tangan dengan sabun, 9) Beraktivitas fisik setiap hari minimal
30 menit, 10) Tidak merokok di dalam ruangan. Penilaian RT ber-PHBS
baik adalah rumah tangga yang melaksanakan 6 indikator dari 10
indikator PHBS RT yang mempunyai balita dan 5 indikator yang tidak
punya balita. Adapun pencapaian jumlah rumah tangga ber-PHBS di
Sumatera Utara kurun waktu 2010-2017 dikemukakan seperti grafik di
bawah ini (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).

Grafik 2.7 Persentase Rumah Tangga ber PHBS di Kabupaten/Kota


Tahun 2010-2017

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 25


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, 2010-2017 (Profil Dinkes


Provinsi Sumatera Utara)
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah rumah tangga yang
ber-PHBS cenderung naik dalam tiga tahun terakhir, yaitu dari 18,38%
RT tahyn 2015 menjadi 23,08% di tahun 2016, serta meningkat lagi
menjadi 27,25% di tahun 2017. Namun kalau dilihat jumlah rumah tangga
yang sudah dipantau sampai dengan tahun 2017, baru 49,22% saja dari
total rumah tangga yang ada di Sumatera Utara. Oleh karena itu perlu
peningkatan pelaksanaan program/kegiatan promosi kesehatan khususnta
dalam pemantauan rumah tangga ber-PHBS. (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2017).

2.5 Derajat Kesehatan


Terdapat beberapa indikator yang digunakan dalam menilai derajat
kesehatan masyarakat. Indikator-indikator tersebut mencerminkan
kondisi mortalitas (kematian), morbiditas (kesakitan), status gizi serta
kualitas hidup penduduk. Untuk angka mortalitas, telah disepakati tiga
indikator, yaitu Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup,
Angka Kematian Balita (AKABA) per–1.000 Kelahiran Hidup, dan
Angka Kematian Ibu (AKI) per–100.000 Kelahiran Hidup. Untuk
morbiditas disepakati 14 (empat belas) indikator, yaitu : Angka “Acute
Flaccid Paralysis” (AFP) pada anak Usia <15 Tahun per–100.000 Anak,
Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +, Persentase Balita dengan
pneumonia ditangani, Persentase HIV/AIDS ditangani, Prevalensi HIV

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 26


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

(Persentase Kasus terhadap Penduduk Beresiko), Persentase Infeksi


Menular Seksual (IMS) diobati, Angka Kesakitan Demam Berdarah
Dengue (DBD) per–100.000 Penduduk, persentase DBD ditangani,
Angka Kesakitan Malaria per–1.000 Penduduk, persentase penderita
malaria diobati, persentase penderita kusta selesai berobat, kasus penyakit
filaria ditangani, jumlah kasus dan angka kesakitan penyakit menular
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Untuk status gizi telah
disepakati 5 (lima) indikator, yaitu Persentase Kunjungan Neonatus,
Persentase Kunjungan Bayi, Persentase BBLR ditangani, Persentase
Balita dengan Gizi Buruk serta Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi.
Angka Harapan Hidup (AHH) waktu lahir digunakan sebagai indikator
untuk mengukur kualitas hidup (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).

2.5.1 Usia Harapan Hidup (UHH)


Usia Harapan Hidup (UHH) digunakan juga untuk
menilai derajat kesehatan dan secara tidak langsung juga
memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup
masyarakat baik di Kabupaten/Kota, Provinsi maupun negara.
Adanya perbaikan pada pelayanan kesehatan melalui
keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan dapat
diindikasikan dengan adanya peningkatan angka harapan hidup
saat lahir (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Angka harapan hidup penduduk Sumatera Utara
diperkirakan mengalami peningkatan dalam 4 (empat) tahun
terakhir (2013 -2016), Hal ini seperti disajikan pada grafik
berikut ini.

Grafik 2.8 Estimasi Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH) di


Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013–2016

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 27


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Sumber : BPS-Sumatera Utara 2017(Profil Dinkes Provinsi Sumatera


Utara).

Tabel 2.7 Perkiraan Angka Harapan Hidup (AHH)Menurut


Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-
2016
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 28
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

ANGKA HARAPAN HIDUP


No NAMA KAB/KOTA
2013 2014 2015 2016
1 Nias 68,77 68,87 68,97 69,07
2 Mandailing Natal 61,08 61,18 61,58 61,77
3 Tapanuli Selatan 63,04 63,14 63,74 64,03
4 Tapanuli Tengah 66,47 66,49 66,59 66,62
5 Tapanuli Utara 67,15 67,25 67,55 67,71
6 Toba Samosir 68,94 69,04 69,14 69,25
7 Labuhan Batu 69,24 69,26 69,36 69,40
8 Asahan 67,17 67,27 67,37 67,47
9 Simalungun 70,14 70,24 70,34 70,43
10 Dairi 67,38 67,48 67,78 67,95
11 Karo 70,38 70,42 70,62 70,69
12 Deli Serdang 70,78 70,80 71,00 71,06
13 Langkat 67,23 67,33 67,63 67,79
14 Nias Selatan 67,06 67,16 67,66 67,83
15 Humbang Hasundutan 67,70 67,80 68,10 68,26
16 Pakpak Bharat 64,42 64,45 64,85 64,95
17 Samosir 69,56 69,66 70,26 70,47
18 Serdang Bedagai 67,17 67,27 67,47 67,63
19 Batu Bara 65,40 65,50 65,80 65,95
20 Padang Lawas Utara 66,38 66,40 66,50 66,54
21 Padang Lawas 65,97 66,01 66,31 66,40
22 Labuhan Batu Selatan 68,03 68,06 68,09 68,11
23 Labuhan Batu Utara 68,40 68,50 68,70 68,80
24 Nias Utara 68,39 68,49 68,59 68,68
25 Nias Barat 67,54 67,64 67,94 68,10
26 Sibolga 67,30 67,40 67,70 67,87
27 Tanjung Balai 61,30 61,40 61,90 62,09
28 Pematang Siantar 71,59 71,69 72,29 72,46
29 Tebing Tinggi 69,94 70,04 70,14 70,21
30 Medan 72,13 72,18 72,28 72,34
31 Binjai 71,34 71,39 71,59 71,67
32 Padang Sidempuan 68,22 68,27 68,32 68,37
33 Gunung Sitoli 70,13 70,19 70,29 70,36
Sumatera Utara 67,94 68,04 68,29 68,33
Sumber: BPS Sumatera Utara 2017 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera Utara).
Dari tabel diatas diketahui bahwa perkiraan angka harapan hidup 3
(tiga) tertinggi secara berturut-turut pada tahun 2016 adalah, KotaPematang
Siantar (72,46 tahun), Medan (72,34 tahun) dan Binjai (71,67 tahun).
Sedangkan 3 (tiga) Kabupaten/Kota yang perkiraan angka harapan hidup
terendah adalah: Mandailing Natal (61,77 tahun), Tanjung Balai (62,09
tahun) dan Tapanuli Selatan (64,03 tahun) (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 29
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

2.5.2 Mortalitas (Angka Kematian)


Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun
waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan
tertentu, baik penyakit maupun sebab lainnya. Angka kematian
pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan survei dan
penelitian. Berikut ini diruraikan angka kematian dan penyakit-
penyakit penyebab utama kematian di Sumatera Utara dalam
beberapa kurun waktu hingga akhir tahun 2017 (Profil Dinkes
Prov. Sumut, 2017).
2.5.2.1 Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah bayi
yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang
dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang
sama.
Berdasarkan laporan profil kesehatan
Kabupaten/Kota tahun 2017 dari 296.443 bayi lahir
hidup, jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai
ulang tahun yang pertama berjumlah 771 bayi.
Menggunakan angka di atas ini maka secara kasar dapat
diperhitungkan perkiraan Angka Kematian Bayi (AKB)
di Sumatera Utara tahun 2017 yakni 2,6/1.000 Kelahiran
Hidup (KH). Namun angka ini belum dapat
menggambarkan angka kematian yang sesungguhnya
karena kasus-kasus kematian yang terlaporkan hanyalah
kasus kematian yang terjadi di sarana pelayanan
kesehatan, sedangkan kasus-kasus kematian yang terjadi
di masyarakat belum seluruhnya terlaporkan. (Profil
Dinkes Prov. Sumut, 2017).
Bila merujuk hasil Sensus Penduduk (SP) 2 (dua)
periode terkahir, yaitu SP 2000 dan SP 2010, AKB di
Provinsi Sumatera Utara terlihat mengalami penurunan
yang cukup signifikan. AKB Sumatera Utara hasil SP

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 30


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

2000 adalah 44/1.000 KH, dan turun menjadi 25,7 (atau


dibulatkan menjadi 26) per 1.000 KH pada hasil SP 2010.
Melihat tren AKB kurun waktu 2001-2010 maka dapat
diperhitungkan telah terjadi penurunan AKB setiap
tahunnya dengan rata-rata perkiraan 1,8 per 1.000 KH.
Bila trend penurunan AKB dapat dipertahankan, maka
diperkirakan AKB Sumatera Utara tahun 2017 menjadi
sebesar 13,4/1.000 KH. Berikut ini digambarkan grafik
trend AKB per 1.000 KH di Sumatera Utara berdasarkan
Sensus Penduduk periode 1971-2010.

Grafik 2.9 Angka Kematian Bayi (AKB)/Infant Mortality Rate (IMR) Di


Provinsi Sumatera Utara (Hasil SP 1971-2010)

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara

2.5.2.2 Angka Kematian Balita (AKABA)


Angka kematian balita adalah jumlah anak yang
meninggal sebelum mencapai usia 5 (lima) tahun yang
dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 31


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan


Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 diperoleh bahwa
angka kematian balita (AKABA) di Sumatera Utara
sebesar 54/1.000 kelahiran hidup, lebih tinggi dari angka
rata-rata nasional sebesar 43 per 1.000 kelahiran hidup.
Merujuk pada hasil SDKI tahun 2017, diperoleh data
bahwa AKABA di Indonesia sebesar 32 per 1.000
kelahiran hidup. Hasil SDKI ini hannya mampu
menggambarkan angka nasional saja, belum bisa
menggambarkan angka per provinsi maupun per
kabupaten/kota.
Grafik 2.10 Estimasi Angka Kematian Balita Per 1.000 Kelahiran
Hidup di Indonesia Tahun 1991–2012

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara, 2013(Profil Dinkes Provinsi Sumatera


Utara).

Menurut data profil kesehatan kab/kota tahun


2017, jumlah kematian balita sebanyak 1.123 orang, lebih
rendah dibandingkan tahun 2016 yaitu 1.219 kematian.
Bila dikonversi ke Angka Kematiam Balita maka,
AKABA Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2017
sebesar 8/1.000 KH. Rendahnya angka ini mungkin
disebabkan adanya perbedaan dalam pencatatan kasus-
kasus kematian yang terlapor di sarana pelayanan
kesehatan dan kasus-kasus kematian yang terjadi diluar
pelayanan atau di masyarakat (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2017).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 32


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Secara umum AKABA di Indonesia dari tahun


ketahun cenderung mengalami penurunan.

2.5.2.3 Angka Kematian Ibu (AKI)


AKI menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan
gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak
termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari
setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama
kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI juga dapat
digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan
kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan
secara umum, pendidikan dan pelayanan selama
kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap
perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator
keberhasilan pembangunan sektor kesehatan (Profil
Dinkes Prov. Sumut, 2017).
Berdasarkan laporan profil kesehatan kab/kota
tahun 2017, jumlah kematian ibu tercatat sebanyak 205
kematian, lebih rendah dari data yang tercatat pada tahun
2016 yaitu 239 kematian. Jumlah kematian ibu yang
tertinggi tahun 2017 tercatat di Kabupaten Labuhanbatu
dan Kabupaten Deli Serdanf sebanyak 15 kematian,
disusul Kabupaten Langkat dengan 13 kematian serta
Kabupaten Batu Bara sebanyak 11 kematian (Profil
Dinkes Prov. Sumut, 2017).

Grafik 2.11 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup di


Sumatera Utara Tahun 2009 – 2016

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 33


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Sumber: Survey FKM-USU 2010 (2011-2013 angka estimasi) (Profil Dinkes


Provinsi Sumatera Utara).

Bila jumlah kematian ibu dikonversi ke angka


kematian ibu, maka AKI di Sumatera Utara adalah
sebesar 85/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut
diperkirakan belum menggambarkan AKI yang
sebenarnya pada populasi, terutama bila dibandingkan
dari hasil Sensus Penduduk 2010, dimana AKI di
Sumatera Utara sebesar 328/100.000 KH. Hasil survei
AKI dan AKB yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara bekerja sama dengan FKM-
USU tahun 2010 menyebutkan bahwa AKI di Suamtera
Utara pada tahun 2010 adalah sebesar 268 per 100.000
kelahiran hidup (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).

2.5.2.4 Angka Harapan Hidup (UHH)


Angka Harapan Hidup (AHH) digunakan juga
untuk menilai derajat kesehatan dan secara tidak langsung
juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan
kualitas hidup masyarakat dan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan melalui upaya pembangunan kesehatan.
Angka Harapan Hidup penduduk Sumatera Utara
diperkirakan mengalami peningkatan dalam 4 (empat)
tahun terakhir (2013-2017), seperti disajikan pada grafik
berikut ini.
Grafik 2.12 Estimasi Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (AHH) di
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 – 2017

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 34


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Sumber : BPS-Sumatera Utara 2017 (Profil Dinkes Provinsi


Sumatera Utara)

Adapun data perkiraan Angka Harapan Hidup


penduduk Sumatera Utara diperinci berdasarkan
Kabupaten/Kota dapat kita lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.8 Perkiraan Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut


Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-
2017
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 35
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

No. Nama Angka Harapan Hidup


Kab/Kota 2013 2014 2015 2016 2017
1. Nias 68,7768,87 68,97 69,07 69,18
2. Mandailing Natal 61,0861,18 61,58 61,77 61,97
3. Tapanuli Selatan 63,0463,14 63,74 64,03 64,28
4. Tapanuli Tengah 66,4766,49 66,59 66,62 66,66
5. Tapanuli Utara 67,15 67,25 67,55 67,71 67,86
6. Toba Samosir 68,94 69,04 69,14 69,25 69,36
7. Labuhan Batu 69,24 69,26 69,36 69,40 69,44
8. Asahan 67,17 67,27 67,37 67,47 67,57
9. Simalungun 70,14 70,24 70,34 70,43 70,53
10. Dairi 67,38 67,48 67,78 67,95 68,13
11. Karo 70,38 70,42 70,62 70,69 70,77
12. Deli Serdang 70,78 70,80 71,00 71,06 71,11
13. Langkat 67,23 67,33 67,63 67,79 67,94
14. Nias Selatan 67,06 67,16 67,66 67,83 68,00
15. Humbang Hasundutan 67,70 67,80 68,10 68,26 68,41
16. Pakpak Bharat 64,42 64,45 64,85 64,95 65,05
17. Samosir 69,56 69,66 70,26 70,47 70,68
18. Serdang Bedagai 67,17 67,27 67,47 67,63 67,79
19. Batu Bara 65,40 65,50 65,80 65,95 66,10
20. Padang Lawas Utara 66,38 66,40 66,50 66,54 66,58
21. Padang Lawas 65,97 66,01 66,31 66,40 66,50
22. Labuhan Batu Selatan 68,03 68,06 68,09 68,11 68,14
23. Labuhan Batu Utara 68,40 68,50 68,70 68,80 68,91
24. Nias Utara 68,39 68,49 68,59 68,68 68,77
25. Nias Barat 67,54 67,64 67,94 68,10 68,28
26. Sibolga 67,30 67,40 67,70 67,87 68,05
27. Tanjung Balai 61,30 61,40 61,90 62,09 62,28
28. Pematang Siantar 71,59 71,69 72,29 72,46 72,63
29. Tebing Tinggi 69,94 70,04 70,14 70,21 70,28
30. Medan 72,13 72,18 72,28 72,34 72,40
31. Binjai 71,34 71,39 71,59 71,67 71,75
32. Padang Sidempuan 68,22 68,27 68,32 68,37 68,41
33. Gunung Sitoli 70,13 70,19 70,29 70,36 70,42
Sumatera Utara 67,94 68,04 68,29 68,33 68,37
Sumber: BPS Sumatera Utara 2017 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera
Utara)
Dari tabel diatas diketahui bahwa perkiraan angka harapan hidup 3
(tiga) pada tahun 2017 secara berturut-turut adalah Kota Pematang Siantar
(72,36 tahun), Kota Medan (72,40 tahun) dan Kota Binjai (71,75 tahun).
Sedangkan 3 (tiga) Kabupaten/Kota yang perkiraan angka harapan hidup
terendah adalah Kabupaten Mandailing Natal (61,97 tahun), Kota Tanjung

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 36


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Balai (62,28 tahun) dan Kabupaten Tapanuli Selatan (64,28 tahun) (Profil
Dinkes Prov. Sumut, 2017).

2.5.3 Morbiditas (Angka Kesakitan)


Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka
insiden maupun angka prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas
menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada
kurun waktu tertentu. Tingkat kesakitan suatu negara juga
mencerminkan situasi derajat kesehatan masyarakat yang ada
didalamnya. Bahkan tingkat angka kesakitan penyakit menular
tertentu yang terkait dengan komitmen internasional senantiasa
menjadi sorotan dalam membandingkan kondisi kesehatan antar
negara.
Berikut ini akan disajikan gambaran morbiditas penyakit-
penyakit menular dan tidak menular yang dapat menggambarkan
keadaan derajat kesehatan masyarakat di Sumatera Utara
sepanjang tahun 2017 (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
2.5.3.1 Penyakit-penyakit Menular
2.5.2.1.1 Diare
Pada tahun 2017, diperkiraan terdapat 180.777
kasus diare yang ditemukan dan ditangani, atau sebesar
23,45% dari target penemuan kasus. Capaian ini
mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun
2016 dari target penemuan kasus sebesar 761.557 kasus,
yang ditemukan dan ditangani sebesar 235.495 kasus
(30,92%). Bila dikonversi dengan angka kesakitan (IR)
diare per 1.000 penduduk tahun 2017, maka cakupan baru
ini mencapai 13/1.000 penduduk. Pencapaian IR ini jauh di
bawah target program yaitu 270 per 1.000 penduduk.
Rendahnya IR dikhawatirkan bukan merefleksikan
menurunnya kejadian penyakit diare pada masyarakat
tetapi lebih dikarenakan banyaknya kasus yang tidak

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 37


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

terdata (under- reporting cases) (Profil Dinkes Prov.


Sumut, 2017).
Dari 33 kabupaten/kota yang ada, penemuan dan
penanganan kasus diare tertinggi di 3 (tiga) Kabupaten
yaitu Kabupaten Samosir (58,87 %), Kota Sibolga
(50,80%), dan Kabupaten Padang Lawas Utara (47,69%).
Sedangkan penemuan dan penanganan kasus diare
terendah di Kabupaten Nias Barat (2,87%), Kabupaten
Padang Lawas (4,32%) dan Kabupaten Nias (8,97%)
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
2.5.3.1.2 Pneumonia
Pada tahun 2017 cakupan penemuan kasus
pneumonia pada balita relatif masih rendah dan mengalami
penurunan dari tahun 2016. Diperkirakan terdapat 142.153
kasus pneumonia yang ditemukan pada tahun 2017,
dimana 5,492 (3,86%) diantarnya telah ditangani. Tahun
2016, jumlah kasus yang ditangani yaitu sebanyak 16.000
kasus (5,7%)
Terdapat 7 (tujuh) kabupaten/kota yang
melaporkan 0 (nol) kasus pneumonia pada tahun 2017
yaitu Kabupaten Nias, Kabupaten Karo, Kabupaten
Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak Bharat,
Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat dan Kota
Tanjung Balai. Sementara data tahun 2016 ada 8 kabupaten
kota yang melaporkan 0 kasus yaitu Nias Utara, Nias Barat,
Nias Selatan, Mandailing Natal, Labuhan Batu Selatan,
Karo, Humbang Hasundutab dan Pakpak Bharat. Hal
tersebut dimungkinkan masih terdapat keragu-raguan
petugas kesehatan dalam diagnosa penetapan kasus
pneumonia sesuai pedoman Tata Laksana Kasus
Pneumonia Kementerian Kesehatan RI.
Adapun Kabupaten dengan jumlah penderita
kasus pneumonia yang ditemukan dan ditangani terbanyak

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 38


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

dilaporkan oleh Kota Pematang Siantar (42%), Kabupaten


Deli Serdang (40%) dan Kota Sibolga (31%) (Profil
Dinkes Prov. Sumut, 2017).
Cakupan penemuan dan penanganan kasus
pneumonia pada balita kurun waktu 2012 sampai dengan
2014 mengalami peningkatan dari 17.433 kasus menjadi
26.545 kasus. Namun pada tahun 2015 sampai dengan
2017 menurun secara drastic, mulai dari 22.073 kasus
menjadi 5.492 kasus di tahun 2017. Untuk lebih jelasnya
akan digambarkan pada grafik berikut ini.

Grafik 2.13 Cakupan Penemuan & Penanganan Kasus ISPA pada


Balita Tahun 2012 – 2017

Sumber : BPS Sumatera Utara 2017 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera


Utara)

Rendahnya cakupan penemuan kasus pneumonia


dapat disebabkan oleh belum diketahuinya dengan baik
penetapan diagnosa pneumonia oleh petugas kesehatan,
kelengkapan laporan dari kabupaten/kota yang masih
rendah, pelaporan kasus yang masih hanya bersumber dari

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 39


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

puskesmas, dan kerjasama yang belum berjalan dengan


baik antara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
RSUD/RS Swasta dan fasilitas kesehatan lainnya
termasuk klinik, Balai Pengobataan dll yang menyebabkan
banyak kasus pneumonia yang dirawat tidak terlaporkan.
Disamping hal tersebut, rendahnya cakupan juga dapat
disebabkan oleh masih rendahnya alokasi dana untuk
pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan
ISPA, baik bersumber APBD maupun APBN dan bantuan
lainnya yang tidak mengikat (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2017).

2.5.3.1.3 TB Paru
Pada tahun 2017 diperoleh angka Cross
Notification Rate/CNR (kasus baru) TB Paru BTA (+) di
Sumatera Utara sebesar 104,3 per 100.000. Pencapaian
tertingi CNR diperoleh CNR Kota Sibolga sebesar
192/100.000 penduduk, diikuti Kabupaten Mandailing
Natal 187/100.000 penduduk dan Kabupaten Nias sebesar
174/100.000 penduduk. Adapun pencapaian CNR
terendah diperoleh Kota Binjai sebesar 22/100.000, diikuti
Kabupaten Padang Lawas sebesar 37/100.000 dan
Kabupaten Labuhan Batu Selatan sebesar 40/100.000.
Untuk mengetahui CNR TB Paru BTA (+) per
kabupaten/kota di Sumatera Utara Tahun 2017 dapat
dilihat pada grafik berikut ini (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2017).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 40


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Grafik 2.14 Angka Penemuan Kasus (CNR) TB Paru BTA (+) Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, 2017 (Profil Dinkes Provinsi


Sumatera Utara)
Ket: Warna Hijau CNR ≥160/100.000 penduduk dan Warna Merah
CNR <160/100.000 penduduk

Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2017, angka


keberhasilan pengobatan (Success Rate) rata-rata ditingkat provinsi mencapai
91,31%, sedikit menurun dibandingkan dengan pencapaian tahun 2016 yaitu
sebesar 92,19%. Persentase kesembuhan TB tahun 2017 sebesar 82,40%,
mengalami penurunan dibandingkan dengan pencapaian tahun 2016 yaitu

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 41


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

sebesar 85,52%. Angka SR Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2017 ini juga
telah mampu melampaui target nasional yaitu 85%. Angka SR per
kabupaten/kota dapat dilihat pada grafik berikut ini. (Profil Dinkes Prov.
Sumut, 2017).

Grafik 2.15 Angka Success Rate TB Paru BTA (+) Menurut


Kabupaten/Kota Tahun 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, 2017 (Profil Dinkes Provinsi


Sumatera Utara)
Dari grafik di atas diketahui bahwa ada 6 (enam) kabupaten/kota yang
SR-nya belum mencapai target nasional sebesar 85% yaitu Kota Medan
(84,13%), Kabupaten Nias Selatan (83,9), Kota Padang Sidempuan (79,47%),
Kota Binjai (72,03%), Kota Tanjung Balai (68,36%) dan Kabupaten
Simalungun (63,22%).

2.5.3.1.4 Acute Flaccid Paralyses (AFP)


Pada tahun 2017, jumlah kasus AFP (Non Polio)
yang ditemukan berjumlah 85 kasus dari 4.283.795 jiwa

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 42


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

anak berumur < 15 tahun, sedikit lebih rendah bila


dibandingkan dengan tahun 2016, yaitu 86 kasus. AFP rate
(Non Polio) tahun 2017 sebesar 2,20 per 100.000
penduduk berumur < 15 tahun mengalami peningkatan
disbanding tahun 2016 sebesar 1,94 per 100.000 penduduk
berumur < 15 tahun. Peningkatan disebabkan jumlah anak
berumur < 15 tahun lebih banyak pada tahun 2016
dibanding tahun 2017.
Kasus AFP ditemukan di 18 kabupaten/kota
sebagaiman digambarkan dalam grafik berikut ini.

Grafik 2.16 AFP Rate (Non Polio) 100.000 penduduk berdasarkan


Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017 (Profil Dinkes


Provinsi Sumatera Utara)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 43


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Grafik di atas menggambarkan bahwa belum


seluruh Kabupaten/Kota menjalankan Surveilans AFP
dengan baik. Hal ini tercermin dari masih ditemukannya
kabupaten/kota melaporkan nihilnya kasus AFP di
wilayahnya. Kasus AFP seyogianya ditemukan di seluruh
kabupaten/kota di Sumatera Utara, sebagai bentuk strategi
deteksi dan pembuktian tidak adanya terbukti belum
seluruh Kabupaten/Kota melaporkan adanya penyebaran
Virus Polio Liar (VPL) di Sumatera Utara pada tahun 2017
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).

2.5.3.1.5 HIV/AIDS
Berdasarkan data dari profil kesehatan
kabupaten/kota tahun 2017, terdapat penambahan kasus
baru HIV yaitu dari 1.352 kasus tahun 2016 menjadi 2.211
kasus pada tahun 2017. Sementara itu kematian AIDS
terjadi sebanyak 137 kasus saja, menurun signifikan
dibandingkan jumlah kematian AIDS pada tahun 2016
(392 kasus). Perkembangan kasus HIV>AIDS di
Sumatera Utara kurun waktu tahun 2013-2017 dapat
dilihat pada grafik berikut ini (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2017).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 44


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Grafik 2.17 Jumlah Kasus HIV-AIDS Di Provinsi Sumatera Utara


Tahun 2013 – 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017

Berdasarkan grafik di atas diketahui adanya


peningkatan penemuan kasus HIV/AIDS pada tahun 2017,
yaitu sebanyak 2.211 kasus. Dengan demikan dapat
diperkirakan penambahan sekitar 184-185 kasus setiap
bulannya. Penemuan kasus ini salah satunya disebabkan
adanya layanan VCT (Voluntary Counselling and Testing)
di berbagai tempat di Sumatera Utara., dimana petugas
Puskesmas telah dilatih dalam melakukan THIPK (Test
HIV Atas Inisiatif Petugas Kesehatan). VCT merupakan
pintu masuk bagi penemuan kasus, disamping menjadi
media pelaksanaan pengobatan dan perawatan pasien serta
penyampaian informasi ke masyarakat khususnya terhadap
mereka yang termasuk dalam kelompok populasi berisiko
tinggi terjangkit HIV/AIDS. Sampai dengan tahun 2017
tercatat telah terdapat 160 layanan VCT yang tersebar di
25 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara (Profil Dinkes Prov.
Sumut, 2017)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 45


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Berdasarkan data tahun 2017, Kabupaten/Kota


dengan penderita baru HIV/AIDS tertinggi adalah Kota
Medan dengan 1.333 kasus HIV (60,29% dari total kasus
di Sumatera Utara), Kabupaten Deli Serdang sebanyak 177
kasus (8,01%) dan Kabupaten Tapanuli Selatan dengan
152 kasus (6,87%). Sampai dengan akhir tahun 2017
tercatat telah ada 26 Kabupaten/Kota yang melaporkan
ditemukannya kasus baru HIV/AIDS (Profil Dinkes Prov.
Sumut, 2017).

2.5.3.1.6 Kusta
Pada akhir tahun 2017 prevalensi rate kusta di
Provinsi Sumatera Utara masih rendah yakni 1,19 per
100.000 penduduk, menurun dibandingkan dengan angka
prevalensi tahun 2016, yaitu sekitar 1,36 per 100.000
penduduk.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 46


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Grafik 2.18 Kasus Penderita Kusta, Penderita ,15 tahun dan cacat
tingkat 2 Berdasarkan Kab/Kota di Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2017

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017

Proporsi kasus baru kusta pada anak < 15 tahun


dan kasus baru cacat tingkat 2, merupakan indikator
penting dalam rangka memantau kinerja program
penanggulangan penyakit kusta. Melalui indikator dan
capaian indikator tersebut kita dapat mengetahui (1)
kemungkinan adanya sumber penularan di lingkungan
tempat tinggal penderita yang harus ditemukan, (2)
besaran kasus yang terlambat terdeteksi dan ditangani
petugas kesehatan yang kemungkinan juga akan
menyebabkan cacat permanen dan menjadi sumber
penularan bagu penduduk rentan.
Berdasarkan data tahun 2017 diketahui bahwa
terdapat 151 penderita kasus baru kusta (menurun bila
dibandingkan dengan tahun 2016 dengan 181 penderita
baru kusta), 10 kasus baru pada anak berumur < 15 tahun
(menurun bila dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu 19
kasus baru kusta) dan 21 kasus penderita baru cacat tingkat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 47


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

2 (tahun 2016 tercatat 31 kasus merupakan penderita baru


cacat tingkat 2) (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
Jumlah kasus kusta terbanyak tercatat di Kota
Medan yaitu 26 kasus, diikuti Kabupaten Labuhan Batu
Utara sebanyak 11 kasus dan Kabupaten Labuhan Batu
sebanyak 10 kasus. Kasus yang tercatat di RSUP H.Adam
Malik Medan berjumlah 15 kasus dan RSK Lausimomo
berjumlah 10 kasus (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).

2.5.3.1.7 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan


Imunisasi (PD3I)
PD3I merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. PD3I yang dibahas di bawah ini mencakup
penyakit Difteri, Pertusis (Batuk Rejan), Tetanus, Tetanus
Neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B.
a) Difteri
Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah dan
insidensi kasusnya relative rendah. Pengendalian kasus
difteri ini dapat dipengaruhi dengan adanya program
imunisasi. Pada tahun 2017, ditemukan 5 kasus difteri
di Sumatera Utara, yaitu 2 kasus di Kota Medan, dan
masing-masing 1 kasus di Kabupaten Asahan,
Kabupaten Langkat dan Kabupaten Tapanuli Tengah.
b) Pertusis (Batuk Rejan)
Tidak terdapat laporan adanya kasus pertussis pada
tahun 2016 dan tahun 2017. Kasus pertussis terakhir di
Sumatera Utara dilaporkan pada tahun 2015 yaitu
ditemukannya 7 kasus yang terdiri dari 3 orang
penderita laki-laki dan 4 orang penderita perempuan.
c) Tetanus Non Neonatorum
Pada tahun 2017 tidak ditemukan kasus non
neonatorum. Kasus Tetanus Non Neonatorum

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 48


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

dilaporkan terjadi pada tahun 2015, yakni sebanyak 11


kasus di Kabupaten Mandailing Natal.
d) Tetanus Neonatorum (TN)
Pada tahun 2017 ditemukan 3 kasus Tetanus
Neonatorum di Kabupaten Mandailing Natal,
sementara tidak ditemukan kasus ini di tahun 2016.
Kota Gunung Sitoli melaorkan 1 kasus tetanus
neonatorum di tahun 2015. Diketahui bahwa dalam
beberapa kurun waktu terakhir jumlah kasus TN terus
mengalami fluktuasi bila dibandingkan dengan
gambaran: Tahun 2014 sebanyak 2 kasus, tahun 2012
sebanyak 3 kasus dan tahun 2011 sebanya 11 kasus,
2010 yaitu 5 kasus dan tahun 2009 yaitu 6 kasus.
Pencegahan Tetanus Neonatorum antara lain dilakukan
melalui pertolongan persalinan yang harus secara
higienis serta ditunjang dengan kelengkapan status
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ibunya sewaktu ibu
hamil.
e) Campak
Pada tahun 2017 jumlah kasus campak ditemukan
sebanyak 591 kasus, menurun 70 kasus dibandingkan
dengan jumlah kasus yang ditemukan tahun 2016
(sebesar 661 kasus). Campak merupakan kasus
terbanyak dari kategori penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I) dan tersebar di 20
kabupaten/kota seperti terlihat pada grafik di bawah
ini.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 49


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Grafik 2. 19 Kasus Campak Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi


Sumatera Utara Tahun 2017

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017

Dari grafik di atas terlihat bahwa jumlah kasus campak


terbanyak terjadi di Kabupaten Toba Samosir yakni
sebanyak 135 kasus, dan berturut-turut diikuti
Kabupaten Tapanuli Tengah dengan 113 kasus,
Kabupaten Padang Lawas dengan 84 kasus dan Kota
Medan dengan 46 kasus (Profil Dinkes Prov. Sumut
2017).
f) Polio
Penyakit polio merupakan penyakit penyebab
kelumpuham pada anak-anak, tidak ditemukan di
Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2017 maupun
pada tahun 2016.
g) Hepatitis B
Kasus Hepatitis B pada tahun 2017 ditemukan
sebanyak 12 kasus yang tersebar di Kabupaten Deli
Serdang sebanyak 6 kasus, Kabupaten Simalungun
sebanyak 3 kasus, dan Kota Gunung Sitoli sebanyak 2
kasus, Kota Tanjung Balai sebanyak 1 kasus. Jumlah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 50


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

kasus hepatitis B tahun 2017 ini menurun sebanyak 4


kasus dibandingkan tahun 2016 sebanyak 16 kasus.
2.5.3.2. Penyakit Penyakit Tidak Menular
2.5.3.2.1 Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pada tahun 2017, dilaporkan bahwa jumlah
seluruh kasus DBD di Sumatera Utara sebanyak 5.454
kasus, jauh lebih rendah dibanding data tahun 2016
sebanyak 8.715 kasus. Angka kesakitan atau Insidance
Rate (IR) DBD tahun 2017 sebesar 39,6/100.000
penduduk, lebih rendag dibandingkan IR DBD tahun 2016
sebesar 63,3/100.000 penduduk. Angka kematian atau
Case Fatality Rate (CFR) DBD tahun 2017 adalah sebesar
0,51% lebih rendah dibandingkan dengan IR DBD tahun
2016 sebesar 0,69%. Berikut ini disajikan angka kasus dan
angka kematian DBD dalam 7 (tujuh) tahun terakhir dari
tahun 2013-2017 (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).

Grafik 2.20 Angka Kasus (IR) dan Angka Kematian (CFR) DBD di
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2017

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017 (Profil Dinkes


Provinsi Sumatera Utara)

Jumlah kasus tertinggi DBD terjadi di Kota


Medan yakni sebanyak 1.214 kasus dengan CFR 0,91%.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 51


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Berturut-turut antara lain Kabupaten Deli Serdang


sebanyak 959 kasus dengan CFR 0,31% dan Simalungun
sebanyak 755 kasus dengan CFR 0%. Secara historis dalam
kurun waktu beberapa tahun wilayah Sumatera Utara
seluruhya pernah melaporkan adanya DBD di wilayahnya,
namun pada tahun 2017 hanya satu (1) Kabupaten yang
melaporkan tidak ada kasus DBD (nol kasus), yaitu
Kabupaten Mandailing Natal (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2017).
Bila dibandingkan dengan angka indikator
keberhasilan program dalam menekan laju penyebaran
DBD, yaitu IR DBD adalah sebesar 39,6/100.000
penduduk maka angka persebaran kasus DBD Sumatera
Utara masih diatas indikator tersebut. Di sisi lain, Case
Fatality Rate (CFR) tahun 2017 sebesar 0,51% ditemukan
relatif rendah dan sudah mampu mencapai target nasional
yaitu <1%. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatkan
kesadaran masyarakat akan bahaya DBD, peningkatan
sistem kewaspadaan dini DBD dan kesiapan pelayanan
kesehatan untuk merawat dan menyembuhkan penderita.
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).

2.5.3.2.2 Filariasis
Pada tahun 2017, jumlah kasus baru filariasis
dilaporkan sebanyak 18 kasus baru , lebih rendah daripada
tahun 2016 dan 2015 yaitu masing-masing 30-44 kasus
baru. Total jumlah kasus filariasis yang tercatat tahun 2017
adalah sebanyak 152 kasus dan angka kesakitan penduduk
akibat filariasis dikonversikan sebesar 1,10/100.000
penduduk. (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
2.5.4 Status Gizi Masyarakat
Permasalahan gizi utama yang dihadapi Provinsi Sumatera
Utara yaitu berkaitan dengan masalah gizi mikro. Masalah gizi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 52


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

makro utamanya dijumpai dalam bentuk Balita dengan Kurang


Energi Protein (KEP) yang ditandai dengan balita gizi kurang dan
balita gizi buruk, sedangkan masalah gizi mikro utamanya
dijumpai dalam bentuk Kurang Vitamin A (KVA), Anemia Gizi
Besi (AGB) dan Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
2.5.4.1. Balita dengan KEP (Balita Gizi Kurang & Buruk)
Balita yang mengalami KEP dapat diukur berdasarkan
3 pengukuran yaitu Tinggi Badan (TB)/Umur disebut juga
balita pendek (stunting), Berat Badan (BB)/Tinggi Badan
(TB) disebut juga balita kurus (wasting) dan BB/Umur
disebut juga kurang berat badan (under weight). Berikut ini
disajikan data hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) yang
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara bekerjasama dengan Poltekkes RI Medan Jurusan
Gizi pada tahun 2017 tentang kondisi gizi balita di Provinsi
Sumatera Utara.
a. Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk/under weight
(BB/U)
Berdasarkan hasil PSG, diperoleh bahwa
persentase balita gizi kurang dan buruk (BB/U) di
Provinsi Sumatera Utara mengalami fluktuasi dari
tahun 2015,2016 dan 2017, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat di grafik berikut ini.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 53


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Grafik 2.21 Kecenderungan Prevalensi Status Gizi, Gizi Buruk, Gizi


Kurang dan Gizi Lebih (BB/U) di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2015-2017

Sumber: Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Prov. Sumatera Utara, 2017


Dari grafik diketahui bahwa prevalensi balita
gizi buruk dan kurang di Sumatera Utara pada tahun 2017
sebesar 18,2% yang terdiri dari 5,2% gizi buruk dan 13%
gizi kurang. Angka ini lebih tinggi 5,0% dibandingkan
dengan angka provinsi tahun 2016 (13,2%). Dengan
angka sebesar 18,2%, prevalensi gizi kurang dan gizi
buruk di Sumatera Utara masih termasuk dalam kategori
medium (standar WHO; 5-9% rendah, 10-19% medium,
20-39% tinggi, 40% sangat tinggi). Di sisi lain, prevalensi
gizi lebih mengalami peningkatan sebesar 0,2% dari 1,7%
pada tahun 2016 menjadi 1,9% di tahun 2017. Bila dilihat
berdasarkan kabupaten/kota, maka prevalensi gizi buruk
dan gizi kurang tertinggi dijumpai di Kabupaten Nias
Barat (sebesar 36,8%), Kabupaten Nias (sebesar 33,9%)
dan Kabupaten Nias Utara (sebesar 28,4%). Adapun
kabupaten/kota dengan prevalensi gizi buruk dan gizi
kurang terendah adalah Kota Medan (sebesar 6%),

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 54


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Kabupaten Pakpak Bharat (sebesar 11,7%) dan Kabupaten


Deli Serdang (sebesar 12,5%).
b. Balita Pendek/Stunting (TB/U)
Berdasarkan hasil pemantauan status gizi
(PSG) di Sumatera Utara diperoleh prevalensi
kependekan secara provinsi tahun 2017 adalah 28,4%,
yang berarti terjadi peningkatan sebesar 4% dari keadaan
tahun 2016 (24,4%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada grafik berikut ini.

Grafik 2.22 Kecenderungan Prevalensi Status Gizi , Balita Pendek


(TB/U) di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015-2017

Sumber: Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Prov. Sumut Tahun 2017

Dari grafik diketahui bahwa prevalensi balita


pendek sebesar 28,4% terdiri dari 12,5% sangat pendek
dan 16% pendek. Prevalensi sangat pendek menunjukkan
peningkatan dari 9,3% tahun 2016 dan 12,5% tahun 2017.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 55
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Sedangkan prevalensi pendek meningkat dari 15,1% pada


tahun 2016 menjadi 16% pada 2017.
Hasil PSG tahun 2017 menunjukkan bahwa
terdapat 22 kabupaten/kota di Sumatera Utara yang
memiliki prevalensi balita pendek diatas angka prevalensi
provinsi yaitu Kabupaten Nias Barat (45,7%), Kabupaten
Nias Utara (41,6%) dan Kabupaten Nias (41,6%) (Profil
Dinkes Prov. Sumut 2017).

c. Balita Sangat Kurus dan Kurus/wasting (BB/TB)


Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG)
menunjukkan bahwa balita sangat kurus di Provinsi
Sumatera Utara tahun 2015 sebesar 6,8%, menurun
menjadi 4,3% pada tahun 2016, dan naik kembali pada
tahun 2017 menjadi 5,8%. Persentase balita kurus tahun
2015 sebesar 9,1%, turun menjadi 7,7% di tahun 2016 dan
tahun 2017. Secara keseluruhan terdapat fluktuasi
prevalensi balita kurus (sangat kurus dan kurus) di
Provinsi Sumatera Utara dari 15,9% pada tahun 2015
menjadi 12,0% pada tahun 2016, lalu menjadi 13,5%

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 56


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

pada tahun 2017. Untuk lebih jelasnya akan digambarkan


pada grafik di bawah ini.

Grafik 2.23 Kecenderungan Prevalensi Status Gizi, Balita Sangat


Kurus dan Kurus (BB/TB) di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2015-2017

Sumber: Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Prov. Sumatera Utara Tahun 2017
Hasil PSG 2017 menunjukkan bahwa sebanyak
20 kabupaten/kota di Sumatera Utara memiliki prevalensi
kurus di atas angka prevalensi provinsi (13,5%). Urutan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 57
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

lima prevalensi tertinggi adalah Tanjung Balai (41,0%),


Nias (31,0%), Batu Bara (29,7%), Langkat (26,0%) dan
Samosir (22,4%) (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).

2.5.3.1 Anemia Gizi Besi (AGB)


Salah satu upaya yang dilakukan untuk
menurunkan prevalensi anemia adalah dengan pemberian
tablet besi (Fe) sebanyak 90 tablet selama masa
kehamilan. Presentase cakupan ibu hamil yang mendapat
90 tablet besi di Sumatera Utara pada tahun 2017 sebesar
75,85%., meningkat bila dibandingkan dengan tahun
2016 sebesar 73,31%. Dengan persentase cakupan
tersebut, maka cakupan pemberian tablet besi dalam masa
kehamilan belum mampu mencapai target nasional yang
ditetapkan sebesar 80%. Pencapaian pemberian tablet
besi pada ibu hamil per kabupaten/kota dapat dilihat pada
grafik berikut ini.

Grafik 2.24 Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil Per
Kabupaten Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017

Sumber: Profil Kesehatan KAb/Kota Tahun 2017

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 58


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Grafik di atas menunjukkan bahwa hanya 10 dari


33 Kab/Kota yang mencapai target nasional. Oleh karena
itu perlu menjadi perhatian Kabupaten/Kota dan Provinsi
untuk meningkatkan cakupan pemberian tablet tambah
darah ini, khususnya pada ibu hamil (Profil Dinkes Prov.
Sumut, 2017).

2.5.3.2 Kurang Vitamin A (KVA)


Cakupan pemberian vitamin A pada balita di
Provinsi Sumatera Utara dalam tuhjuh tahun terakhir
cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2017,
cakupan pemberian Vitamin A adalah sebesar 98,97%
dan telah mencapai target nasional yang ditetapkan
(yakni sebesar 80%). Cakupan pemberian Vitamib A
pada anak balita tahun 2011-2017 dapat dilihat pada
grafik berikut ini (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).

Grafik 2.25 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Balita di Provinsi


Sumatera Utara Tahun 2011-2017

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Kota Tahun 2017


KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 59
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Grafik 2.26 Persentase Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita


Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2017

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, 2017 (Profil Dinkes Provinsi


Sumatera Utara)

Dari grafik diatas terlihat bahwa terdapat 21


kabupaten/kota yang mampu mencapai target nasional
pemberian kapsul vitamin A sebesar lebih dari 80%.
Disamping itu masih terdapat 12 kabupaten/kota di
Sumatera Utara yang memperoleh cakupan kurang dari
80% (Profil Dinkes Prov.Sumut, 2017).

2.5.3.3 Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 60


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Berdasarkan Hasil Pemantauan Gizi (PSG) tahun


2017 yang dilakukan di 33 kabupaten/kota, diperoleh
bahwa 96,8% rumah tangga (RT) di Sumatera Utara telah
mengkonsumsi garam yang mengandung cukup yodium.
(hasil ini tidak jauh berbeda dengan hasil Riskesdas 2013
yang lalu yaitu hampir 90% RT). Konsumsi garam
mengandung cukup iodium merupakan upaya prevalensi
penderita GAKY yang antara lain dapat meningkatkan
kerentanan terhadap penyakit gondok, sekaligus
berpotensi menurunkan imunitas terhadap berbagai
serangan penyakit infeksi pada orang-orang yang
kekurangan zat yodium yang sering diperoleh dengan
mengkonsumsi garam (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 61


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DINAS KESEHATAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
3.1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor:
49/2017 Tentang Tugas, Fungsi Dan Uraian Tugas Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara, struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara sebagai berikut:
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris
2.1. Sub Bagian Umum
2.2. Sub Bagian Keuangan
2.3. Sub Bagian Program
3. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
3.1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
3.2. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
3.3. Seksi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja
4. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
4.1. Seksi Surveilans dan Imunisasi
4.2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
4.3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular
5. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
5.1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional
5.2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
5.3. Seksi Akreditasi dan Jaminan Kesehatan
6. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
6.1. Seksi Kefarmasian
6.2. Seksi Alat Kesehatan dan PKRT
6.3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas
7.1. UPT Rumah Sakit Khusus Mata Masyarakat
7.2. UPT Rumah Sakit Khusus Paru Masyarakat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 62


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

7.3. UPT Laboratorium Kesehatan Daerah


7.4. UPT Pelatihan Kesehatan
7.5. UPT Rumah Sakit Indrapura
7.6. UPT Rumah Sakit Kusta Lausimomo
7.7. UPT Pelayanan Ambulan dan Pengaduan Masyarakat
8. Kelompok Jabatan Fungsional
9. Tata Kerja

3.1.1. Kepala Dinas


Kepala Dinas Mempunyai Fungsi:
1. Penyelenggaraan perumusan kebijakan upaya
kesehatan, sumber daya kesehatan sediaan farmasi, alat
kesehatan, makanan minuman, pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan sesuai dengan bidang
ruang lingkup.
2. Penyelenggaraan kebijakan upaya kesehatan, sumber
daya kesehatan, sumber daya kesehatan sediaan farmasi,
alat kesehatan, makanan minuman, pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan sesuai dengan bidang
ruang lingkup.
3. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan
upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, sumber daya
kesehatan sediaan farmasi, alat kesehatan, makanan
minuman, pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
sesuai dengan bidang ruang lingkup.
4. Penyelenggaraan administrasi upaya kesehatan, sumber
daya kesehatan, sumber daya kesehatan sediaan farmasi,
alat kesehatan, makanan minuman, pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan sesuai dengan bidang
ruang lingkup.
5. Penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh
Gubernur terkait dengan tugas dan fungsinya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 63


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Kepala Dinas Mempunyai Uraian Tugas:


1. Menyelenggarakan perumusan, penyusunan dan
penyempurnaan, penetapan, pengaturan, pembinaan,
pengkoordinasian, pelaksanaan, pengendalian, fasilitasi,
advokasi, pengawasan dan evaluasi kebijakan teknis
pembangunan kesehatan tingkat Provinsi di bidang
kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian
penyakit pelayanan kesehatan, serta sumber daya
kesehatan tingkat Provinsi.
2. Menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, pengendalian, dan pembinaan
pembangunan kesehatan jangka menengah dan Tahunan
tingkat Provinsi sinkronisasi perencanaan pembangunan
kesehatan Kabupaten atau Kota terhadap perencanaan
pembangunan kesehatan tingkat Provinsi.
3. Menyelenggarakan koordinasi lintas sektor, lintas
program dan kerja sama kemitraan dengan pihak terkait
dalam pembangunan kesehatan tingkat Provinsi.
4. Menyelenggarakan pembinaan, koordinasi,
pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi peningkatan
kapasitas, kompetensi dan kemandirian Kabupaten/Kota
dalam penanganan urusan pembangunan kesehatan di
Kabupaten/Kota.
5. Menyelenggarakan penyusunan, penyempurnaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen teknis
rincian tugas pokok dan fungsi jabatan struktural dan
jabatan fungsional, serta standar teknis tata hubungan
kerja organisasi dan indikator k inerja dinas.
6. Menyelenggaraan penataan pembinaan dan
pengkoordinasian Dinas dan Unit Pelaksana Teknis
Dinas.
7. Menyelenggaraan pelayanan administrasi interna dan
eksternal dinas dan pelaksanaan penegakkan hukum –

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 64


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

hukum kesehatan.
8. Menyelenggaraan pembinaan, peningkatan partisipasi
dan pemberdayaan kesehatan masyarakat, lembaga non
pemerintah dan swasta dalam pengelolaan dan
pembangunan kesehatan tingkat Provinsi.
9. Menyelenggaraan penetapan program kerja dan rencana
kerja dinas.
10. Menyelenggaraan pengendalian Tugas dan Fungsi Dinas
serta pengkoordinasian penyusunan tugas-tugas teknik.
11. Menyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh
Gubernur melalui Sekretaris Daerah sesuai bidang tugas
dan fungsinya.
12. Menyelenggaraan pemberian masukan yang perlu
kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah sesuai
bidang tugas dan fungsinya.
13. Menyelenggaraan pelaporan dan pertanggung jawaban
atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Gubernur
melalui Sekretaris Daerah, sesuai ketentuan yang
ditetapkan.

3.1.2. Sekretaris
Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala
Dinas dalam penyelenggaraan urusan koordinasi,
pelaksanaan dan pemberian dukungan administrasi,
keuangan dan program.
Sekretariat Menyelenggarakan Fungsi:
1. Penyelenggaraan rumusan kebijakan operasional tugas
administrasi di lingkungan Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi.
2. Penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan tugas dan
pemberian dukungan administrasi kepada semua unsur
organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan Daerah.
3. Penyelenggaraan pemantauan evaluasi dan pelaporan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 65


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan Dinas


Kesehatan Daerah.
4. Penyelenggaraan pengelolaan aset yang menjadi
tanggung jawab Dinas Kesehatan Provinsi.
5. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan,
pengendalian, pengawasan, evalusasi, koordinasi,
advokasi, dan penegakkan sanksi, terhadap penyusunan,
penyempurnaan, dan penerapan/pelaksanaan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana,
Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan,
regulasi, perda/ranperda, norma, kriteria ataupun
ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
kesekretariatan.
6. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen teknis
rincian tugas pokok dan fungsi jabatan struktural dan
staf, serta standar teknis tata hubungan kerja organisasi
dan indikator kinerja kesekretariatan.
7. Penyelenggaraan melakukan analisis, pemetaan,
penelitian, kajian- kajian dan studi ilmiah manajemen
pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait dalam
penanganan urusan kesekretariatan dan pengintegrasian
sistem teknologi informasi dalam penanganan urusan
kesekretariatan.
8. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan,
evaluasi, dan fasilitas peningkatan kapasitas,
kompetensi dan kemandirian kabupaten/Kota dalam
penanganan urusan kesekretariatan.
9. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka
menengah (Rencana Strategis) dan rencana kerja
tahunan (Renja), serta koordinasi penyusunan program,
anggaran, penyediaan data, informasi dan sinkronisasi
perencanaan Kabupaten/Kota terhadap perencanaan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 66


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

tingkat Provinsi dalam penanganan urusan


kesekretariatan.
10. Penyelenggaraan koordinasi seluruh kegiatan bidang-
bidang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis.
11. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala
Dinas, sesuai bidang tugas dan fungsinya dan pemberian
masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai bidang
tugas dan fungsinya.
12. Penyelenggaraan pelaporan dan pertanggung jawaban
atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala
Dinas, sesuai standar yang ditetapkan.

Sekretaris Mempunyai Uraian Tugas:


1. Menyelenggarakan koordinasi, pelaksanaan dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan dinas.
2. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi umum
perkantoran dan rumah tangga dinas, manajemen
organisasi dan hukum/hukum kesehatan.
3. Menyelenggarakan penatausahaan, pelembagaan,
pengorganisasian dan penatalaksanaan.
4. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan naskah
dinas, pertelekomunikasian dan persandian.
5. Menyelenggarakan penataan dan pemeliharaan
perlengkapan kantor, peralatan dinas dan inventaris
rumah tangga dinas.
6. Menyelenggarakan penyusunan dan penataan standar
tata hubungan kerja dan standar mekanisme koordinasi
antar unit dinas.
7. Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan/tata
konsep, dokumentasi peraturan perundang-undangan
dan pengelolaan perpustakaan.
8. Menyelenggarakan pengelolaan hubungan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 67


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

kemasyarakatan, informasi publik dan perkantoran.


9. Menyelenggarakan fasilitasi pelayanan umum,
pelayanan minimal, pengaturan keamanan dan
kenyamanan kantor.
10. Menyelenggarakan pengelolaan tertib administrasi
kepegawaian.
11. Menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan
jabatan fungsional.
12. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan
keuangan dan perbendaharaan.
13. Menyelenggarakan pengelolaan akuntansi, verifikasi,
ganti rugi dan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan.
14. Menyelenggarakan pengelolaan sarana dan prasarana
perlengkapan dan aset dinas.
15. Menyelenggarakan pengkoordinasian penyusunan
program, anggaran dan pelaporan dinas.
16. Menyelenggarakan pengkajian anggaran belanja dan
pengendalian administrasi anggaran belanja.
17. Menyelenggarakan pengkajian, pemetaan dan evaluasi
peruntukan anggaran belanja dan aset dinas serta
melaksanakan penghitungan belanja kesehatan dari
seluruh sumber pembiayaan dan dari seluruh sektor
terkait kesehatan tingkat Provinsi.
18. Menyelenggarakan koordinasi penyusunan rencana
kerja sekretariat, bidang-bidang dan unit pelaksana
teknis dinas.
19. Menyelenggarakan pengkajian dan koordinasi
perencanaan program bidang sekretariat dan unit
pelaksana teknik dinas.
20. Menyelenggarakan penyusunan perencanaan tahunan
dan perencanaan jangka menengah, Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) dan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 68


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD)


Dinas.
21. Menyelenggarakan pengkoordinasian pelaporan,
monitoring dan evaluasi kegiatan sekretariat dan bidang-
bidang serta unit pelaksana teknis dinas.
22. Menyelenggarakan koordinasi penyusunan program,
anggaran, penyediaan data, informasi dan sinkronisasi
perencanan Kabupaten/Kota terhadap perencanaan
tingkat Provinsi.
23. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
kesehatan yang mendukung perumusan kebijakan
Provinsi dan melaksanakan Survei Kesehatan Daerah
(Surkesda).
24. Menyelenggarakan pemantauan dan pemanfaatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Kesehatan.
25. Menyelenggarakan penyelenggaraan kerjasama luar
negeri dan melaksanakan peningkatan pengawasan dan
akuntabilitas.
26. Menyelenggarakan penyelenggaraan sistem informasi
kesehatan.
27. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait,
mengatur rapat-rapat internal dinas dan melaksanakan
telaah staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan.

3.1.3. Bidang Kesehatan Masyarakat


Bidang kesehatan masyarakat mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam menangani urusan yang
meliputi urusan peningkatan upaya kesehatan masyarakat,
kesehatan keluarga, gizi masyarakat dan gizi keluarga,
promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan
lingkungan dan kesehatan kerja dan olahraga tingkat
Provinsi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 69


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Bidang Kesehatan Masyarakat Menyelenggarakan Fungsi:


1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan,
pengendalian, pengawasan, evaluasi, koordinasi,
advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap penyusunan,
penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana,
standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma, kriteria
ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
bidangnya.
2. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen teknis
rincian tugas pokok dan fungsi jabatan struktural dan
staf, standar teknis tata kerja organisasi dan indikator
kinerja bidangnya.
3. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-
kajian dan studi ilmiah manajemen pembangunan dan
kebijakan kesehatan terkait urusan bidangnya dan
pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan bidangnya berbasis sistem informasi
kesehatan.
4. Penyelenggaraan pembinaan, koordianasi, pengawasan,
evaluasi, dan fasilitas peningkatan kapasitas,
kompetensi dan kemandirian Kabupaten/Kota dalam
penanganan urusan bidangnya.
5. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka
menengah dan rencana tahunan, dan koordinasi
penyusunan program, anggaran, penyediaan data,
informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi
dalam penanganan urusan bidangnya.
6. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup
bidangnya dan penyelenggaraan arahan dan bimbingan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 70


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

kepada pejabat struktural di bidangnya.


7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya serta
pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
8. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas
dan fungsinya kepada Kepala Dinas sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Mempunyai Uraian


Tugas:
1. Menyelenggarakan upaya-upaya kesehatan masyarakat
dan kesehatan keluarga, upaya peningkatan kesehatan
gizi masyarakat dan gizi keluarga, serta pengendalian
dan penanggulangan penyakit akibat kekurangan dan
kelebihan gizi, penanganan kesehatan usia lanjut, dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat tingkat
Provinsi.
2. Menyelenggarakan upaya-upaya peningkatan mutu
manajemen Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
berbasis pencegahan penyakit, promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang terintegrasi dengan
sistem informasi kesehatan tingkat Provinsi.
3. Menyelenggarakan promosi Kesehatan Masyarakat
dengan menggunakan metode, sarana dan teknologi
promosi kesehatan, dan pengembangan unit khusus
promosi kesehatan berbasis teknologi informasi dan
media yang terintegrasi dengan sistem informasi
kesehatan.
4. Menyelenggarakan upaya peningkatan partisipasi
masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan serta peningkatan upaya
fasilitas, advokasi dan pendampingan masyarakat,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 71


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

pengembangan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat


(UKBM), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) tingkat
Provinsi.
5. Menyelenggarakan upaya-upaya peningkatan kesehatan
lingkungan, sanitasi dasar, pencegahan dan
penanggulangan pencemaran, penyehatan tempat-
tempat umum, penyehatan kawasan dan sanitasi darurat,
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), sanitasi
makanan dan bahan pangan serta pengamanan limbah
tingkat Provinsi.
6. Menyelenggarakan upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit dan kecelakaan akibat kerja,
pengawasan kualitas lingkungan kerja dan industri,
penyehatan kawasan kerja dan industri, dan penanganan
kesehatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), serta
pengembangan kesehatan olahraga tingkat Provinsi.
7. Menyelenggarakan pembinaan, pengendalian,
pengawasan dan peningkatan mutu manajemen institusi
kesehatan pemerintah dan swasta terkait dengan upaya-
upaya kesehatan masyarakat, sesuai dengan standar
mutu manajemen yang ditetapkan.
8. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
9. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan bidang
tugasnya.

3.1.4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Bidang pencegahan dan pengendalian penyakit
mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
menangani urusan yang meliputi urusan penyelenggaraan
pencegahan dan pengendalian penyakit, surveilans
epidemiologi, kekarantinaan kesehatan, kesehatan matra
dan haji, penangggulangan dan/atau penyelidikan Kejadian

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 72


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Luar Biasa (KLB), wabah dan bencana, imunisasi,


pencegahan dan pengendalian penyakit menular, penyakit
menular vektor, penyakit zoonotic, penyakit tidak menular,
upaya kesehatan jiwa, penyalahgunaan Narkotika,
Psikotoprika, dan Zat Aditif lainnya (NAPZA) dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat tingkat Provinsi.
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menyelenggarakan Fungsi:
1. Penyelenggaraan pembinaan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi,
inventarisasi dan penegakan sanksi, terhadap
penyusunan, penyempurnaan dan
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis, tatalaksana, standar, Standard
Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan
lainnya dalam penanganan urusan bidangnya.
2. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen teknis
rincian tugas pokok dan fungsi jabatan struktural dan
staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan
indikator kinerja bidangnya.
3. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-
kajian dan studi ilmiah manajemen pembangunan dan
kebijakan kesehatan terkait urusan bidangnya dan
pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan bidangnya.
4. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan,
evaluasi, dan fasilitasi peningkatan kapasitas,
kompetensi dan kemandirian Kabupaten/Kota dalam
penanganan urusan bidangnya.
5. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka
menengah dan rencana tahunan, dan koordinasi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 73


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

penyusunan program, anggaran, penyediaan data,


informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi
dalam penanganan urusan dibidangnya.
6. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup
bidangnya dan penyelenggaraan arahan dan bimbingan
kepada pejabat struktural dibidangnya.
7. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya serta
pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
8. Penyelenggaraan pelaporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Mempunyai Uraian Tugas:
1. Menyelenggarakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, Penyiapan bimbingan teknis dan
supervise, pemantauan, evaluasi dan pelaporan dalam
urusan pelaksanaan surveilans epidemiologi,
kekarantinaan kesehatan, penanggulangan dan/atau
penyelidikan kejadian luar biasa (KLB), wabah,
imunisasi, kesehatan haji, pencegahan dan pengendalian
penyakit menular, penyakit menular vektor, penyakit
zoonotic, penyakit tidak menular, upaya kesehatan jiwa,
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif
lainnya (NAPZA).
2. Menyelenggarakan upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit yang menimbulkan epidemi.
3. Menyelenggarakan imunisasi dan pencapaian UCI
(Universal Child Immunization).
4. Menyelenggarakan surveilans epidemiologi dan
penyelidikan kejadian luar biasa.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 74


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

5. Menyelenggarakan pengendalian wabah dan bencana


yang meliputi kesiapsiagaan, mitigasi dan kesiapsiagaan
tanggap darurat dan pemulihan.
6. Menyelenggarakan pengendalian operasional
penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan
wabah.
7. Menyelenggarakan upaya kesehatan matra.
8. Menyelenggarakan pengintegrasian teknologi informasi
pencegahan dan pengendalian penyakit berbasis sistem
informasi kesehatan terkordinasi dengan bidang-bidang
kerja terkait.
9. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
10. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan bidang
tugasnya.

Untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan uraian tugas Kepala


Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dibantu:
1. Seksi Surveilans dan Imunisasi.
Kepala Seksi Survailans Dan Imunisasi Mempunyai
Uraian Tugas:
a. Melakukan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang
meliputi urusan surveilans epidemiologi, penyakit
infeksi emerging, kekarantinaan kesehatan,
kesehatan matra, penanggulangan dan penyelidikan
kejadian luar biasa (KLB), wabah dan bencana,
imunisasi serta penanganan kesehatan haji dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat tingkat
Provinsi.
b. Melaksanakan inventarisasi; pembinaan,
pengendalian, pengawasan, evaluasi, koordinasi,
advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan Pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana, standar,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 75


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan,


regulasi, perda/ranperda, .norma, kriteria ataupun
ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
seksinya.
c. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan
dan evaluasi dalam penyempumaan dan penyusunan
Pedoman, petunjuk peleksanaan, petunjuk teknis,
tata laksana, standar, Standard Operating Procedure
(SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan seksinya.
d. Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen
teknis rincian tugas pokok dan fungsi staf, standar
teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator
kinerja seksinya.
e. Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-
kajian dan studi ilmiah manajemen pembangunan
dan kebijakan kesehatan terkait dalarn penanganan
urusan seksinya.
f. Pelaksanaan pengintegrasian teknologi informasi
surveilans dan imunisasi berbasis -sistem informasi
kesehatan terkoordinasi dengan bidang-bidang kerja
terkait lainnya.
g. Melaksanakan pembinaan koordinasi, pengawasan,
evaluasi, dan fasilitasi. peningkatan kapasitas,
kompetensi dan kemandirian Kabupaten/Kota dalam
penanganan urusan seksinya.
h. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka
menengah dan rencana tahunan, dan koordinasi
penyusunan program, anggaran, penyediaan data,
informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 76


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Provinsi dalam penanganan urusan seksinya.


i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala
Bidang sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
j. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala
Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
k. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas kepada Kepala Bidang sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan.

2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.


Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular mempunyai uraian tugas:
a. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup
yang meliputi urusan pengendalian, pencegahan dan
pengendalian penyakit menular langsung, penyakit
menular vektor, penyakit zoonotik dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat tingkat
Provinsi.
b. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan,
pengendalian, pengawasan, evaluasi, koordinasi,
advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan Pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana, standar,
Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan,
regulasi, perda/ ranperda, norma, kriteria ataupun
ketentuan lainnya dalam penangganan urusan
seksinya.
c. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan
dan evaluasi dalam penyempurnaan dan penyusunan
Pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis,
tata laksana, standar, Standard Operating Procedure
(SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 77


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

penanganan urusan seksinya.


d. Melaksanakan penyusunan, penyempumaan dam
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen
teknis rincian tugas pokok dan fungsi staf, standar
teknis tam hubungan kerja organisasi dan indikator
kinerja seksinya.
e. Melaksanekan analisis, pemetaan, penelitian, kajian
- kajian dan studi ilmiah manajemen pembangunan
dan kebijakan kesehatan terkait dalam penanganan
urusan seksinya.
f. Melaksanakan pengintegrasian teknologi informasi
pencegahan dan pengendalian penyakit menular
berbasis sistem informasi kesehatan terkordinasi
dengan bidang –bidang kerja terkait lainnya.
g. Melaksanakan pembinaan, koordiansi, pengawasan,
evaluasi, dan fasilitasi peningkatan kapasitas,
kompetensi dan kemandirian Kabupaten/ Kota
dalam penanganan urusan seksinya.
h. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka
menengah dan rencana tahunan, dan koordinasi
penyusunan program, anggaran, penyediaan data,
informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat
Provinsi dalam penanganan urusan seksinya.
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala
Bidang sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
j. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala
Bidang seauai dengan tugas dan fungsinya.
k. Pelaporan penanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas kepada Kepala Bidang sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan.
3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 78


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Tidak Menular mempunyai uraian tugas:
a. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup
yang meliputi urusan pengendalian, pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular. upaya
kesehatan jiwa. penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA)
delam peningkatan derajat kesehatan masyarakat
tingkat Provinsi.
b. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan,
pengendalian, pengawasan, evaluasi, koordinasi,
advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan Pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana, stander,
Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan,
regulasi, perda/ranperda, norma, kriteria ataupun
ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
seksinya.
c. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan
dan evaluasi dalam penyempurnaan dan
penyususnan Pedoman, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis, tata laksana, standar, Standard
Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulaSi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan
lainnya dalam penanganan urusan seksinya.
d. Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan
pengendalian penerapan/ pelaksanaan dokumen
teknis rincian tugas pokok dan fungsi staf, standar
teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator
kinerja seksinya.
e. Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-
kajian dan studi ilmiah manajemen pembangunan
dan kebijakan kesehatan terkait dalam penanganan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 79


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

urusan seksinya.
f. Melaksanakan pengintegrasian teknologi informasi
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular dan kesehatan jiwa berbasis sistem
informasi kesehatan terkoordinasi dengan bidang-
bidang kerja terkait lainnya.
g. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan,
evaluasi, dan fasilitasi peningkatan kapasitas,
kompetensi dan kemandirian Kabupaten/Kota dalam
penanganan urusan seksinya.
h. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka
menengah dan rencana tahunan, dan koordinasi
penyusunan program, anggaran, penyediaan data,
informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat
Provinsi dalam penanganan urusan seksinya.
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala
Bidang sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
j. Melaksanakan pemberian masukan yang perlu
kepada Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
k. Melaksanakan pelaporan pertanggung jawaban atas
pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan.

3.1.5. Bidang Pelayanan Kesehatan


Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam menangani urusan yang
meliputi pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan
tradisional, pelayanan kesehatan rujukan dan akreditasi
fasilitas pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan.
Bidang Pelayanan Kesehatan Menyelenggarakan Fungsi:
1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 80


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

pengendalian, pengawasan, evaluasi, koordinasi,


advokasi dan penegakan sanksi, terhadap penyusunan,
penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana,
standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma, kriteria
ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
bidangnya.
2. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen teknis
rincian tugas pokok dan fungsi jabatan struktural dan
staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan
indikator kinerja bidangnya.
3. Penyelenggaraan pembinaan, pengendalian,
pengawasan, dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan pemerintah dan swasta sesuai dengan standar
mutu yang ditetapkan.
4. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-
kajian dan studi ilmiah manajemen pembangunan dan
kebijakan kesehatan terkait urusan bidangnya dan
pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan bidangnya.
5. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan,
evaluasi, dan fasilitasi peningkatan kapasitas,
kompetensi dan kemandirian Kabupaten/Kota dalam
penanganan urusan bidangnya.
6. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka
menengah dan rencana Tahunan, dan koordinasi
penyusunan program, anggaran, penyediaan data,
informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi
dalam penanganan urusan dibidangnya.
7. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 81


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

bidangnya dan penyelenggaraan arahan dan bimbingan


kepada pejabat struktural dibidangnya.
8. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya serta
pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
9. Penyelenggaraan pelaporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Mempunyai Uraian


Tugas:
1. Menyelenggarakan urusan-urusan dalam ruang lingkup
yang meliputi urusan pelayanan kesehatan primer dan
tradisional, serta pemenuhan standar pelayanan
kesehatan primer dan tradisional, serta peningkatan
pelayanan Sentra Pengembangan dan Penerapan
Pengobatan Tradisional (SP3T) tingkat Provinsi.
2. Menyelenggarakan urusan-urusan dalam ruang lingkup
yang meliputi pelayanan kesehatan mjukan/spesialistik,
sistem rujukan, dan pelayanan kesehatan rujukan
perkotaan serta pemenuhan standar pelayanan kesehatan
rujukan tingkat Provinsi.
3. Menyelenggarakan urusan-urusan dalam ruang lingkup
yang meliputi akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan,
dan rekomendasi izin sarana kesehatan serta jaminan
kesehatan berupa kepesertaan, pemeliharaan kesehatan,
pembiayaan kesehatan tingkat Provinsi.
4. Menyelenggarakan. inventarisasi, pembinaan,
pengendalian, pengawasan, evaluasi, koordinasi,
advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap penyusunan,
penyempumaan dan penerapan/pelaksanaan pedoman,
petunjuk pelaksaanaan, petunjuk teknis, tata laksana,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 82


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

standar, Standard Operating Procedure (SOP),


kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma, kriteria
ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
bidangnya.
5. Menyelenggarakan penyusunan, penyempunaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen teknis
rincian tugas pokok dan fungsi jabatan struktural dan
staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan
indikator kinerja bidangnya.
6. Menyelenggarakan pembinaan, pengendalian,
pengawasan, dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan pemerintah dan swasta sesuai dengan standar
mutu yang ditetapkan.
7. Menyelenggarakan analisis, pemetaan, penelitian,
kajian-kajian dan studi ilmiah manajemen pembangunan
dan kebijakan kesehatan terkait bidangnya dan
pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan bidangnya.
8. Menyelenggarakan pembinaan, koordinasi,
pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi peningkatan
kapasitas, kompetensi dan kemandirian Kabupaten/Kota
dalam penanganan urusan bidangnya.
9. Menyelenggarakan pcnyusunan perencanaan jangka
menengah dan rencana tahunan, dan koordinasi
penyusunan program, anggaran, penyediaan data,
informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi
dalam penanganan urusan bidangnya.
10. Menyelenggarakan pembinaan pegawai pada lingkup
bidangnya dan penyelenggaraan arahan dan bimbingan
kepada pejabat struktural di bidangnya.
11. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala
Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya serta

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 83


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas


sesuai dengan tugas dan fungsinya.
12. Menyelenggarakan pelaporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas


Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dibantu:
1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional.
Kepala Seksi Pelayanan Keschatan Primer dan
Tradisional mempunyai uraian tugas:
1. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang
Iingkup yang meliputi urusan pelayanan
kesehatan primer dan tradisional, serta
pemenuhan standar pelayanan kesehatan primer
dan tradisional, serta peningkatan pelayanan
Sentra Pengembangan dan Penerapan
Pengobatan Tradisional (SP3T) tingkat Provinsi.
2. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang
lingkup yang meliputi pelayanan kesehatan
khusus berupa Kesehatan Perkotaan, Pos
Kesehatan Pesantren, kesehatan mata, kesehatan
indera, kesehatan gigi mulut, penunjang medik
dan keperawatan, upaya kesehatan pada daerah
perbatasan, terpencil, rawan, kepulauan; dari
kerjasama lintas batas 3 kabupaten/ Kota
Pelayanan kesehatan lainnya yang
membutuhkan kekhususan tertentu dan
pemenuhan standar pelayanan kesehatan khusus
tingkat Provinsi.
3. Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian,
kajian kajian dan studi ilmiah manajemen
pembangunan kesehatan dan kebijakan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 84


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

kesehatan terkait dalam penanganan urusan


seksinya.
4. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan,
pengendalian, pengawasan, evaluasi, koordinasi,
advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan Pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana,
standar, Standar Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainya dalam
penanganan urusan seksinya.
5. Melaksanakan pembinaan, koordinasi,
pengawasan dan evaluasi dalam penyempumaan
dan penyusunan pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana,
standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan seksinya.
6. Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen
teknis rincian tugas pokok dan fungsi staf standar
teknis tata hubungan kerja organisasi dan
indikator kinerja seksinya.
7. Melaksanakan pembinaan, pengendalian,
pengawasan, dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan primer pemerintah dan swasta sesuai
dengan standar mutu pelayanan yang ditetapkan.
8. Melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi
informasi dalam penanganan urusan seksinya.
9. Melaksanakan pembinaan, koordinasi,
pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi peningkatan
kapasitas, kompetensi dan kemandirian

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 85


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan


seksinya.
10. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka
menengah dan rencana tahunan, dan koordinasi
penyusunan program, anggaran, penyediaan
data, informasi dan mensinkronisasikan
perencanaan Kabupaten/Kota terhadap
perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan
urusan seksinya.
11. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala
Bidang sesuai dengan bidang tugas dan fungsi
seksinya.
12. Melaksanakan pemberian masukan yang perlu
kepada Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsi seksinya.
13. Melaksanakan pelaporan pertanggungjawaban
atas pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan.


Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
mempunyai uraian tugas:
1. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang
lingkup yang meliputi pelayanan kesehatan
rujukan/spesialistik, sistem rujukan, pelayanan
kesehatan rujukan perKotaan; dan pemenuhan
standar pelayanan kesehatan rujukan tingkat
Provinsi.
2. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan,
pengendalian, pengawasan, evaluasi, koordinasi,
advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk
pelaksanaan, pctunjuk teknis, tata laksana,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 86


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

standar, Standard Operating Procedure (SOP),


kebijakan, regulasi, perda/ ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan seksinya.
3. Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen
teknis rincian tugas pokok dan fungsi staf,
standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan
indikator kinerja seksinya.
4. Melaksanakan pembinaan, pengendalian,
pengawasan, peningkatan mutu pelayanan
kesehatan rujukan pemerintah dan swasta, serta
penilaian kinerja Rumah Sakit sesuai dengan
standar mutu dan kinerja yang ditetapkan.
5. Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian,
kajian-kajian dan studi ilmiah manajemen:
pembangunan dan kebijakan kesehatan serta
rumah sakit tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota terkait dalam penanganan
urusan seksinya.
6. Melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi
informasi dalam penanganan urusan seksinya.
7. Melaksanakan pembinaan, koordinasi,
pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi peningkatan
kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan
seksinya.
8. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka
menengah dan rencana tahunan/e-planning, dan
koordinasi penyusunan program, anggaran,
9. Penyediaan data informasi dan
mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota dan perencanaan Rumah Sakit

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 87


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Provinsi dan Kabupaten/Kota terhadap


perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan
urusan seksinya.
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala
Bidang sesuai dengan bidang tugas dan fungsi
seksinya.
11. Melaksanakan pemberian masukan yang perlu
kepada Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsi seksinya.
12. Melaksanakan pelaporan pertanggungjawaban
atas pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

3. Seksi Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kcsehatan dan


Jasminan Kesehatan.
Kepala Seksi Akreditasi Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dan Jaminan Kesehatan mempunyai
uraian tugas:
1. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang
Iingkup yang meliputi akreditasi fasilitas
pelayanan kesehatan, dan rekomendasi izin
sarana kesehatan serta jaminan kesehatan berupa
kepesertaan, pemeliharaan kesehatan,
pembiayaan kesehatan tingkat Provinsi.
2. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan,
pengendalian, pengawasan, evaluasi, koordinasi,
advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana,
standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan seksinya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 88


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

3. Melaksanakan pembinaan, koordinasi,


pengawasan dan evaluasi dalam penyempumaan
dan penyusunan pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana,
standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan seksinya.
4. Melaksanakan penyusunan, penyempumaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen
teknis rincian tugas pokok dan fungsi staf,
standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan
indikator kinerja seksinya.
5. Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian,
kajian-kajian dan studi ilmiah manajemen
pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
dalam penanganan urusan seksinya.
6. Melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi
informasi dalam penanganan urusan seksinya.
7. Melaksanakan pembinaan, koordinasi,
pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi peningkatan
kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan
seksinya.
8. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka
menengah dan rencana tahunan, dan koordinasi
penyusunan program, anggaran, penyediaan
data, informasi dan mensinkronisasikan
perencanaan Kabupaten/Kota terhadap
perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan
urusan seksinya.
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala
Bidang sesuai dengan bidang tugas dan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 89


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

fungsinya.
10. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala
Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
11. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas kepada Kepala Bidang sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan.

3.1.6. Bidang Sumber Daya Kesehatan


Bidang Sumber Daya Kesehatan Mempunyai Tugas
Membantu Kepala Dinas dalam menangani urusan yang
meliputi kefarmasian (obat, obat tradisional, bahan baku
obat, industri kosmetika), makanan dan minuman, sarana
produksi sediaan farmasi berupa industri farmasi, usaha
kecil/mikro obat tradisional, industri bahan baku obat,
industri kosmetika, bahan obat narkotika, psikotropika, dan
Zat Adiktif (NAPZA), makanan dan minuman, sarana
distribusi obat (pedagang besar farmasi pusat dan cabang),
pelaksanaan penyediaan dan pengolahan bufferstock obat
Provinsi, reagensia, vaksin dan ketersediaan obat dan Bahan
Medis Habis Pakai (BMHAP), melaksanakan penanganan
urusan pengolahan, pengendalian, dan pengawasan
produksi, distribusi, peredaran, pre-market dan post-market
alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT) di pasaran dan di fasilitas layanan kesehatan dan
Sumber Daya Manusia kesehatan tingkat Provinsi.

Bidang Sumber Daya Kesehatan Menyelenggarakan Fungsi:


1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan,
pengendalian, pengawasan, evaluasi, koordinasi,
advokasi dan penegakkan sanksi, terhadap penyusunan,
penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana,
standar, Standard Operating Procedure (SOP),

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 90


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma, kriteria


ataupun ketentuan lainya dalam penanganan urusan
bidangnya.
2. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen teknis
rincian tugas pokok dan fungsi jabatan struktural dan
staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan
indikator kinerja bidangnya.
3. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-
kajian dan studi ilmiah manajemen pembangunan dan
kebijakan kesehatan terkait urusan bidangnya.
4. Penyelenggaran pengintegrasian sistem teknologi
informasi dalam penanganan urusan bidangnya.
5. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan
dan evaluasi, dan fasilitasi peningkatan kapasitas,
kompetensi dan kemandirian Kabupaten/Kota dalam
penanganan urusan bidangnya.
6. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka
menengah dan rencana tahunan, dan koordinasi
penyusunan program, anggaran, penyediaan data,
informasi dan mengsinkronisasikan perencanan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi
dalam penanganan urusan bidangnya.
7. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup
bidangnya dan penyelengaraan dan bimbingan kepada
pejabat struktural dibidangnya.
8. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya dan pemberian
masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
9. Penyelenggaraan pelaporan pertanggung jawaban atas
pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 91


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Bidang Sumber Daya Kesehatan Mempunyai Uraian Tugas:


1. Menyelenggarakan penanganan urusan kefarmasian
(obat, obat tradisional, bahan baku obat, industri
kosmetika), makanan dan minuman, saran produksi
sedian farmasi berupa industri farmasi, usaha
kecil/mikro obat tradisional, industri bahan baku obat,
industri kosmetika, bahan obat narkotika, psikotropika,
dan Zat Adiktif (NAPZA), makanan dan minuman,
sarana distribusi obat (pedagang besar farmasi pusat dan
cabang) tingkat Provinsi.
2. Menyelenggarakan penyediaan dan pengolahan
bufferstock obat Provinsi, reagensia, vaksin dan
ketersediaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHAP) tingkat Provinsi.
3. Menyelenggarakan penanganan urusan pengolahan,
pengendalian, dan pengawasan produksi, distribusi,
peredaran, pre-market dan post- market alat kesehatan
dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di
pasaran dan di fasilitas layanan kesehatan tingkat
Provinsi.
4. Menyelenggarakan urusan-urusan dalam ruang lingkup
perencanaan, pendayagunaan, dan pengembangan
sumber daya manusia kesehatan, pengembangan
pendidikan berjenjang, pendidikan pelatihan
kepemimpinan-manajerial, fungional dan teknis
kesehatan, serta kegiatan pengembangan sumber daya
manusia kesehatan lainnya.
5. Menyelenggarakan registrasi dan rekomendasi tenaga
kesehatan warga negara asing dan pemindahan tenaga
kesehatan tertentu antar Kabupaten/Kota, perberdayaan
organisasi profesi tenaga kesehatan, dan lembaga
swadaya masyarakat yang bergerak dibidang kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 92


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

6. Menyelenggarakan pengintegrasian teknologi informasi


pelayanan kesehatan berbasis sistem informasi
kesehatan terkoodinasi dengan bidang-bidang terkait
lainnya.
7. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
8. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan bidang
tugasnya.

Seksi Kefarmasian
Kepala Seksi Kefarmasian mempunyai uraian tugas:
Membantu kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
dalam melaksanakan ketersediaan kefarmasian, keamanan
makanan minuman dan ketersediaan perbekalan kesehatan
serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala
Bidang Sumber Daya Kesehatan.
Bidang Kefarmasian Menyelenggarakan Fungsi:
1. Melaksanakan penatausahaan kefarmasian, keamanan
makanan minuman dan perbekalan kesehatan;
2. Melaksanakan pembinaan kefarmasian, keamanan
makanan minuman dan perbekalan kesehatan;
3. Melaksanakan kegiatan penyediaan kefarmasian dan
perbekalan kesehatan;
4. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian
kefarmasian, keamanan makanan minuman
dan perbekalan kesehatan;
5. Menyusun standard dan prosedur penyediaan kefarmasian
dan perbekalan kesehatan;
6. Menyusun standard dan prosedur kefarmasian, keamanan
makanan minuman dan perbekalan kesehatan;
7. Mengkoordinasikan dengan lintas program dan lintas
sektor terkait penyelenggaraan ketersediaan dan
pengawasan kefarmasian, keamanan makanan minuman
dan perbekalan kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 93


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Seksi Alat Kesehatan dan PKRT


Kepala Seksi Alat Kesehatan dan PKRT mempunyai uraian
tugas:
Seksi Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan
mempunyai tugas pokok membantu kepala Bidang Sumber
Daya Kesehatan dalam melaksanakan pengelolaan sarana
prasarana dan alat kesehatan serta melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan.
Bidang Alat Kesehatan dan PKRT Menyelenggarakan Fungsi:
1. Melaksanakan penatausahaan sarana prasarana dan alat
kesehatan;
2. Melaksanakan analisis kebutuhan sarana prasarana dan
alat kesehatan;
3. Melaksanakan penyediaan sarana prasarana dan alat
kesehatan;
4. Melaksanakan pemeliharaan alat kesehatan;
5. Melaksanakan pembinaaan pengelolaan sarana prasarana
dan alat kesehatan;
6. Menyusun standard dan prosedur penyediaan sarana
prasarana dan alat kesehatan;
7. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis
pengelolaan sarana prasarana dan alat kesehatan;
8. Melaksanakan pelaksanaan pengelolaan aset UPTD
Puskesmas
9. Mengkoordinasikan dengan lintas program dan lintas
sektor terkait pengelolaan prasarana dan alat kesehatan.

Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan


Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai
uraian tugas:
Membantu kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
dalam melaksanakan pengelolaan Sumber Daya Manusia

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 94


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Kesehatan (SDMK) dan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)


serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala
Bidang Sumber Daya Kesehatan.
Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan
Menyelenggarakan Fungsi:
1. Melaksanakan penatausahaan pengelolaan SDMK dan
SIK;
2. Melaksanakan upaya pengembangan SDMK;
3. Melaksanakan upaya pengembangan dan pengelolaan
SIK;
4. Melaksanakan analisis SDMK;
5. Menyusun standard dan prosedur pengelolaan SDMK dan
SIK;
6. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis
pengelolaan SDMK dan SIK;
7. Mengkoordinasikan dengan lintas program dan lintas
sektor terkait pengelolaan SDMK dan SIK.

3.1.7. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pada Dinas Kesehatan


Provinsi Sumatera Utara
Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara
Nomor: 49 / 2017 Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara terdiri dari
3.1.7.1. UPT Rumah Sakit Khusus Mata
Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
Kesehatan dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam urusan pelayanan pengobatan,
perawatan dan pemulihan kesehatan mata
masyarakat sesuai standar yang ditentukan,
pemenuhan standar mutu fasilitas penunjang medik
dan keperawatan Rumah Sakit serta pembinaan,
pengendalian, pencegahan dan promosi kesehatan
mata masyarakat tingkat Provinsi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 95


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

3.1.7.2. UPT Rumah Sakit Khusus Mata


Menyelenggarakan Fungsi:
1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan,
pengendalian, pengawasan, evaluasi,
koordinasi, advokasi, dan penegakkan sanksi,
terhadap penyusunan, penyempurnaan dan
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana,
standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainya dalam
penanganan urusan UPT.
2. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi,
pengawasan dan evaluasi dalam
penyempurnaan dan penyusunan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis,
tatalaksana, standar, Standard Operating
Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun
ketentuan lainya dalam penanganan urusan
UPT.
3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan
dan pengendalian penerapan/pelaksanaan
dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
jabatan struktural dan staf, standar teknis tata
hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
UPT.
4. Penyelenggaraan pelayanan publik yang
bersifat langsung maupun tidak langsung sesuai
standar mutu pelayanan yang ditetapkan.
5. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penilitian,
kajian-kajian dan studi ilmiah manajemen

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 96


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait


urusan UPT dan pengintegrasian sistem
teknologi informasi dalam penanganan urusan
UPT berbasis sistem informasi pelayanan dan
kesehatan.
3.1.7.3. UPT Rumah Sakit Khusus Paru
Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
Kesehatan dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam urusan pelayanan pengobatan,
perawatan dan pemulihan kesehatan paru
masyarakat sesuai standar yang ditentukan,
pemenuhan standar mutu fasilitas penunjang medik
dan keperawatan Rumah Sakit serta pembinaan,
pengendalian, pencegahan dan promosi kesehatan
paru masyarakat tingkat Provinsi.
UPT Rumah Sakit Khusus Paru menyelenggarakan
fungsi:
1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan,
pengendalian, pengawasan, evaluasi,
koordinasi, advokasi dan penegakkan sanksi,
terhadap penyusunan, penyempurnaan dan
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana,
standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainya dalam
penanganan urusan UPT.
2. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi,
pengawasan dan evaluasi dalam
penyempurnaan dan penyusunan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis,
tatalaksana, standar, Standard Operating
Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 97


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

perda/ranperda, norma, kriteria ataupun


ketentuan lainya dalam penanganan urusan
UPT.
3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan
dan pengendalian penerapan/pelaksanaan
dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
jabatan struktural dan staf, standar teknis tata
hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
UPT.
4. Penyelenggaraan pelayanan publik yang
bersifat langsung maupun tidak langsung sesuai
standar mutu pelayanan yang ditetapkan.
5. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian,
kajian-kajian dan studi ilmiah manajemen
pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
urusan UPT dan pengintegrasian sistem
teknologi informasi dalam penanganan urusan
UPT berbasis sistem informasi pelayanan dan
kesehatan.

3.1.7.4. UPT Rumah Sakit Umum Kusta Lau Simomo


Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
Kesehatan dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam urusan pelayanan pengobatan,
perawatan dan pemulihan kesehatan masyarakat
secara umum dan penyakit kusta secara khusus sesuai
standar yang ditentukan, pemenuhan standar mutu
fasilitas penunjang medik dan keperawatan rumah
sakit serta pembinaan, pengendalian, pencegahan
dan promosi kesehatan terkait kusta tingkat Provinsi.
UPT Rumah Sakit Umum Kusta Lau Simomo
Menyelenggarakan Fungsi:
1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 98


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

pengendalian, pengawasan, evaluasi,


koordinasi, advokasi dan penegakkan sanksi,
terhadap penyusunan, penyempurnaan dan
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana,
standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainya dalam
penanganan urusan UPT.
2. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi,
pengawasan dan evaluasi dalam
penyempurnaan dan penyusunan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis,
tatalaksana, standar, Standard Operating
Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun
ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
UPT.
3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan
dan pengendalian penerapan/pelaksanaan
dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
jabatan struktural dan staf, standar teknis tata
hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
UPT.
4. Penyelenggaraan pelayanan publik yang
bersifat langsung maupun tidak langsung sesuai
standar mutu pelayanan yang ditetapkan.
5. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian,
kajian-kajian dan studi ilmiah manajemen
pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
urusan UPT dan pengintegrasian sistem
teknologi informasi dalam penanganan urusan
UPT berbasis sistem informasi pelayanan dan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 99


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

kesehatan.

3.1.7.5. UPT Laboratorium Kesehatan


Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
Kesehatan dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam urusan pelayanan dan
pemeriksaan laboratorium kesehatan yang
memenuhi sesuai yang ditetapkan dan peningkatan
kesehatan masyarakat berbasis pembinaan,
pengendalian, pencegahan dan promosi kesehatan
masyarakat tingkat Provinsi.
UPT Laboratorium Kesehatan Menyelenggarakan
Fungsi:
1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan,
pengendalian, pengawasan, evaluasi,
koordinasi, advokasi dan penegakkan sanksi,
terhadap penyusunan, penyempurnaan dan
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana,
standar, Standard Operating Procedure(SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainya dalam
penanganan urusan UPT.
2. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi,
pengawasan dan evaluasi dalam
penyempurnaan dan penyusunan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis,
tatalaksana, standar, Standard Operating
Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun
ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
UPT.
3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 100


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

dan pengendalian penerapan/pelaksanaan


dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
jabatan struktural dan staf, standar teknis tata
hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
UPT.
4. Penyelenggaraan pendidikan, dan pelatihan
kesehatan yang bersifat langsung maupun tidak
langsung sesuai standar mutu pelayanan yang
ditetapkan, terkait urusan UPT.
5. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penilitian,
kajian-kajian dan studi ilmiah manajemen
pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
urusan UPT dan pengintegrasian sistem
teknologi informasi dalam penanganan urusan
UPT berbasis sistem informasi pelayanan dan
kesehatan.

3.1.7.6. UPT Pelatihan Kesehatan


Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
Kesehatan dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam urusan teknis, pelatihan, kajian
dan penelitian kesehatan tingkat Provinsi serta
mendukung bidang terkait pada Kabupaten/Kota
terhadap penyelenggaraan teknis, pelatihan, kajian
dan penelitian kesehatan yang memenuhi standar
yang ditetapkan.
UPT Pelatihan Kesehatan Menyelenggarakan
Fungsi:
1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan,
pengendalian, pengawasan, evaluasi,
koordinasi, advokasi dan penegakkan sanksi,
terhadap penyusunan, penyempurnaan dan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 101


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk


pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana,
standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainya dalam
penanganan urusan UPT.
2. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi,
pengawasan dan evaluasi dalam
penyempurnaan dan penyusunan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis,
tatalaksana, standar, Standard Operating
Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun
ketentuan lainya dalam penanganan urusan
UPT.
3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan
dan pengendalian penerapan/pelaksanaan
dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
jabatan struktural dan staf, standar teknis tata
hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
UPT.
4. Penyelenggaraan teknis pelatihan kesehatan
yang bersifat langsung maupun tidak langsung
yang melibatkan tenaga
5. kesehatan pemerintah, swasta dan unsur
masyarakat lainya sesuai standar mutu
pelayanan yang ditetapkan.
6. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian,
kajian-kajian dan studi ilmiah manajemen
pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
urusan UPT dan pengintegrasian sistem
teknologi informasi dalam penanganan urusan
UPT berbasis sistem informasi pelayanan dan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 102


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

kesehatan.

3.1.7.7. UPT Pelayanan Ambulans


Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
Kesehatan dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam urusan pelayanan Ambulans,
dan pengaduan masyarakat bidang kesehatan tingkat
Provinsi, serta mendukung bidang terkait pada
Kabupaten/Kota.
UPT Pelayanan Ambulans Mempunyai Fungsi:
1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan,
pengendalian, pengawasan, evaluasi,
koordinasi, advokasi dan penegakkan sanksi,
terhadap penyusunan, penyempurnaan dan
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana,
standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainya dalam
penanganan urusan UPT.
2. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi,
pengawasan dan evaluasi dalam
penyempurnaan dan penyusunan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis,
tatalaksana, standar, Standard Operating
Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun
ketentuan lainya dalam penanganan urusan
UPT.

3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan


dan pengendalian penerapan/pelaksanaan
dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 103


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

jabatan struktural dan staf, standar teknis tata


hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
UPT.
4. Penyelenggaraan teknis pelatihan kesehatan
yang bersifat langsung maupun tidak langsung
yang melibatkan tenaga kesehatan pemerintah,
swasta dan unsur masyarakat lainnya sesuai
standar mutu pelayanan yang ditetapkan.
5. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian,
kajian-kajian dan studi ilmiah manajemen
pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
urusan UPT dan pengintegrasian sistem
teknologi informasi dalam penanganan urusan
UPT berbasis sistem informasi pelayanan dan
kesehatan.

3.1.7.8. UPT Rumah Sakit Indrapura


Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
Kesehatan dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam pelayanan pengobatan,
perawatan, rehabilitasi dan pemulihan kesehatan
masyarakat sesuai standar yang ditentukan,
pemenuhan standar mutu fasilitas penunjang medik
dan keperawatan Rumah Sakit.
UPT Rumah Sakit Indrapura Menyelenggarakan
Fungsi:
1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan,
pengendalian, pengawasan, evaluasi,
koordinasi, advokasi dan penegakkan sanksi,
terhadap penyusunan, penyempurnaan dan
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 104


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana,


standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan UPT.
2. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi,
pengawasan dan evaluasi dalam
penyempurnaan dan penyusunan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis,
tatalaksana, standar, Standard Operating
Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun
ketentuan lainya dalam penanganan urusan
UPT.
3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan
dan pengendalian penerapan/pelaksanaan
dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
jabatan struktural dan staf, standar teknis tata
hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
UPT.
4. Penyelenggaraan pelayanan publik yang
bersifat langsung maupun tidak langsung sesuai
standar mutu pelayanan yang ditetapkan.
5. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian,
kajian-kajian dan studi ilmiah manajemen
pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
urusan UPT dan pengintegrasian sistem
teknologi informasi dalam penanganan urusan
UPT berbasis sistem informasi pelayanan dan
kesehatan.

3.1.8. Kelompok Jabatan Fungsional


1. Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, dapat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 105


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

dibentuk Kelompok Jabatan Fungsional yang


mempunyai tugas membantu dan melaksanakan sebagian
tugas dan fungsi dinas sesuai dengan keahlian masing-
masing.
2. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga
fungsional yang diatur dan ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan.
3. Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditentukan berdasarkan kebutuhan beban kerja.

3.1.9 Tata Kerja


1. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas, Sekretaris,
Kepala Bidang, Kepala UPT Dinas, Kepala Seksi dan
Kepala Sub Bagian wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi, simplikasi dan sinkronisasi baik internal maupun
antar satuan kerja/unit organisasi lainnya sesuai dengan
mekanisme yang di tetapkan.
2. Kepala Dinas wajib melaksanakan pengawasan dan
pembinaan terhadap bawahan masing-masing.
3. Dalam hal Kepala Dinas berhalangan dalam melaksanakan
tugas karena sesuatu hal, Sekretaris melaksanakan tugas-
tugas Kepala Dinas, sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan.
4. Apabila Sekretaris Dinas berhalangan melaksanakan
tugasnya karena sesuatu hal, maka Kepala Dinas
menunjuk Pejabat yang telah memenuhi persyaratan untuk
melaksanakan tugas Sekretaris.
5. Apabila Kepala Bidang atau Kepala UPT Dinas
berhalangan melaksanakan tugasnya karena sesuatu hal,
maka Kepala Dinas menunjuk Pejabat yang telah
memenuhi persyaratan untuk melaksanakan tugas Kepala
Bidang atau Kepala UPT Dinas.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 106


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

6. Atas dasar pertimbangan daya guna dan hasil guna, dalam


hal berhalangan melaksanakan tugasnya, masing-masing
Pejabat menunjuk dan mendelegasikan tugasnya kepada
Pejabat setingkat di bawahnya yang dapat bertanggung
jawab, sesuai ketentuan dan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
7. Untuk mewujudkan Integrasi, sinkronisasi dan
harmonisasi kerja di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara, semua Pejabat Struktural Dinas wajib
membangun, memelihara dan membina komunikasi
vertikal dan komunikasi horizontal serta koordinasi dan
kerjasama yang baik dengan perangkat daerah lainnya dan
pihak terkait, serta menerapkan prinsip partisipasi
transparansi dana kuntabilitas.
8. Untuk melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik,
profesional, efektif, efisien dan akuntabel maka dinas
harus menyusun dokumen penjabaran rincian tugas pokok
dan fungsi yang disebutkan dalam Peraturan Gubernur ini
berupa dokumen rincian tugas seluruh Pejabat struktural
dan staf yang membagi habis seluruh volume tugas dan
beban kerja dinas yang di tetapkan berdasarkan dengan
Peraturan Kepala Dinas.
Untuk kepentingan koordinasi dan pengendalian surat menyurat
maka:
1. Surat Dinas yang akan ditandatangani oleh Gubernur
harus melalui paraf koordinasi Asisten Sekretaris dan
Sekretaris Daerah.
2. Surat Dinas yang akan ditandatangani oleh Kepala Dinas,
harus melalui paraf koordinasi Kepala Sub
Bagian/Kepala Seksi, Kepala Balai/Sekretaris dan Kepala
Bidang.
3.2. Program Pembangunan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 107


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

3.2.1. Program Pembangunan Kesehatan Provinsi Sumatera Utara


Tahun 2013-2018
3.2.1.1. Visi Pembangunan Kesehatan Daerah
Dengan mempertimbangkan perkembangan,
masalah serta berbagai kecenderungan pembangunan
kesehatan kedepan serta dalam mencapai Sasaran
Pembangunan Kesehatan yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018, maka telah
ditetapkan Visi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara yaitu “Mewujudkan Provinsi Sumatera Utara
Sehat, Mandiri dan Berdaya Saing”.

3.2.1.2. Misi Pembangunan Kesehatan Daerah


1. Menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan
bermutu, merata dan terjangkau.
2. Meningkatkan pengendalian dan penanggulangan
masalah kesehatan.
3. Meningkatkan mutu sumber daya kesehatan.
4. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan.

3.2.1.3. Program dan Kegiatan Indikatif Dinas Kesehatan


Provinsi Sumatera Utara.
3.2.1.3.1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1. Tujuan
Program ini bertujuan meningkatkan
pemerataan, kualitas dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan melalui Puskesmas
dan jaringannya meliputi Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling dan Bidan
di desa.
2. Sasaran

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 108


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

a. Cakupan rawat jalan sebesar 15%.


b. Meningkatnya cakupan persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan
menjadi 90%.
c. Meningkatnya cakupan pelayanan
antenatal (K4) sebesar 90%, cakupan
kunjungan neonatus (KN2) menjadi
90% dan cakupan kunjungan bayi
menjadi 90%.
d. Terselenggaranya pelayanan
kesehatan dasar bagi GAKY secara
cuma-cuma di Puskesmas sebesar
100%.
e. Meningkatnya cakupan peserta yang
mendapatkan pelayanan kesehatan
kerja.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari
program ini meliputi:
a. Peningkatan dan perbaikan sarana dan
prasarana Puskesmas dan jaringannya.
b. Peningkatan pelayanan kesehatan
penduduk miskin, terpencil,
perbatasan dan kepulauan serta
kelompok rentan (bayi, balita, bumil
dan lansia).
c. Peningkatan mutu pelayanan
kesehatan dasar sekurang- kurangnya
mencakup promosi kesehatan, KIA,
KB, perbaikan gizi, kesehatan
lingkungan, pemberantasan penyakit
menular dan pengobatan dasar.
3.2.1.3.2. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
1. Tujuan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 109


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Program ini bertujuan menjamin


ketersediaan, pemerataan, mutu,
keterjangkauan obat dan perbekalan
kesehatan termasuk obat tradisional,
perbekalan kesehatan rumah tangga dan
kosmetika.
2. Sasaran
a. Ketersediaan obat esensial-generik
disarana pelayanan kesehatan menjadi
95%.
b. Anggaran untuk obat esensial generik
disektor publik setara dengan 2
USD/kapita/tahun.
c. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif
program ini meliputi:
i. Peningkatan ketersediaan,
pemerataan dan keterjangkauan
harga obat dan perbekalan
kesehatan.
ii. Peningkatan pengawasan terhadap
industri, perusahaan farmasi dan
makmin, batra dan industri RT.
iii. Peningkatan promosi penggunaan
obat tradisional dan perbekalan.

3.2.1.3.3. Program Promosi Kesehatan dan


Pemberdayaan Masyarakat
1. Tujuan
Program ini bertujuan memberdayakan
individu, keluarga dan masyarakat agar

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 110


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

mampu menumbuhkan Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat (PHBS) serta
mengembangkan Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM).
2. Sasaran
a. Terwujudnya komitmen semua
unsur/stakeholders pembangunan
kesehatan disemua tingkat akan
pentingnya promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat.
b. Terwujudnya pengembangan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
(Posyandu, Polindes, UKS, TOGA,
Poskestren dan Saka Bakti Husada
serta kelompok-kelompok kesehatan
masyarakat).
c. Tercapainya persentasi rumah tangga
ber-PHBS sebesar 60%.
d. Meningkatnya persentasi posyandu
purnama mandiri menjadi 40%.
e. Tersedia dan beroperasinya Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) diseluruh
desa.
3. Kegiatan Pokok dan kegiatan indikatif
program ini meliputi:
a. Pengembangan upaya kesehatan
berbasis masyarakat (Posyandu,
Polindes, UKS, TOGA, Poskestren
dan Saka Bakti Husada serta
kelompok-kelompok kesehatan
masyarakat).
b. Peningkatan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 111


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

c. Peningkatan peran serta dan kemitraan


serta public partnertship dalam bidang
kesehatan.
d. Peningkatan peran serta masyarakat
dalam pelaksanaan PHBS.

3.2.1.3.4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat


1. Tujuan
Program ini bertujuan meningkatkan
kesadaran gizi keluarga dalam upaya
meningkatkan status gizi masyarakat
terutama pada ibu hamil, bayi dan balita,
serta usia produktif.
2. Sasaran
a. Mencegah meningkatnya prevalensi
kegemukan pada balita menjadi
setinggi-tingginya sebanyak 5%, pada
anak sekolah dan orang dewasa
menjadi setinggi-tingginya 10%.
b. Meningkatnya cakupan ibu hamil
yang mendapatkan tablet Fe menjadi
80%.
c. Menurunnya prevalensi anemia gizi
besi pada ibu hamil dan ibu nifas
menjadi 40%.
d. Meningkatnya cakupan ASI Ekslusif
menjadi 80%.
e. Meningkatnya cakupan balita yang
mendapatkan vitamin A menjadi 80%.
3. Kegiatan Pokok dan kegiatan indikatif
program ini meliputi:
a. Peningkatan pendidikan gizi.
b. Penanggulangan Kurang Energi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 112


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Protein (KEP), anemia gizi besi,


Gangguan Akibat Kurang Yodium
(GAKY), kurang vitamin A dan
kekurangan zat gizi mikro lain.
c. Penanggulangan gizi lebih.
d. Peningkatan surveilans gizi.
e. Pemberdayaan masyarakat untuk
pencapaian keluarga sadar gizi.

3.2.1.3.5. Program Lingkungan Sehat


1. Tujuan
Program ini bertujuan mewujudkan mutu
lingkungan hidup yang lebih sehat melalui
pengembangan sistem kesehatan
kewilayahan untuk menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Sasaran
a. Meningkatnya persentase keluarga
menghuni rumah yang memenuhi
syarat kesehatan menjadi 75%,
persentase keluarga menggunakan air
bersih menjadi 85%, persentase
keluarga menggunakan jamban
memenuhi syarat kesehatan menjadi
80% dan persentase Tempat-Tempat
Umum (TTU) yang memenuhi syarat
kesehatan menjadi 80%.
b. Tersedianya dan tersosialisasikannya
kebijakan dan pedoman serta hukum
yang menunjang program yang
terdistribusi hingga ke desa.
c. Terselenggaranya sistem surveilans,
sistem kewaspadaan dini, faktor

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 113


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

risiko, sistem penanggulangan


Kejadian Luar Biasa (KLB)/wabah
secara berjenjang hingga ke desa.
d. Tersedianya alat, bahan, dan reagen
untuk pengendalian faktor risiko dan
pendukung penyelenggaraan Program
Lingkungan Sehat.
3. Kegiatan Pokok dan kegiatan indikatif
program ini meliputi:
a. Penyediaan sarana air bersih dan
sanitasi dasar.
b. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas
lingkungan.
c. Pengendalian dampak resiko
pencemaran lingkungan.
d. Pengembangan wilayah sehat.

3.2.1.3.6. Program Pencegahan Dan Pemberantasan


Penyakit
1. Tujuan
Program ini bertujuan menurunkan angka
kesakitan, kematian dan kecacatan akibat
penyakit menular dan tidak menular.
Penyakit menular yang diprioritaskan
dalam program ini adalah malaria, demam
berdarah dengue, tuberkulosis paru,
HIV/AIDS, diare, polio, filaria, kusta,
pneumonia dan penyakit-penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I),
termasuk penyakit karantina dan risiko
masalah kesehatan masyarakat yang
memperoleh perhatian dunia internasional
(public health risk of internasional

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 114


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

concern). Penyakit menular yang


diutamakan adalah: Penyakit jantung,
kanker, Diabetes Melitus dan penyakit
metabolik, penyakit kronis dan degeneratif,
serta gangguan akibat kecelakaan dan
cedera.
2. Sasaran
a. Persentase desa yang mencapai
Universal Child Immunization (UCI)
sebesar 98%.
b. Angka Case Detection Rate penyakit
TB sebesar 70% dan angka
keberhasilan pengobatan TB diatas
85%.
c. Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP)
diharapkan ≥ 2/100.000 anak usia
kurang dari 15 tahun.
d. Penderita Demam Berdarah Dengue
(DBD) yang ditangani sebesar 80%.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif
program ini meliputi:
a. Pencegahan dan penanggulangan
faktor risiko.
b. Peningkatan imunisasi.
c. Penemuan dan tatalaksana penderita.
d. Peningkatan surveilans epidemiologi
dan penanggulangan wabah.
e. Peningkatan komunikasi, informasi
dan edukasi (KIE) pencegahan dan
pemberantasan penyakit.

3.2.1.3.7. Program Upaya Kesehatan Perorangan


1. Tujuan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 115


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Program ini bertujuan meningkatkan akses,


keterjangkauan dan kualitas pelayanan
kesehatan perorangan.
2. Sasaran
a. Cakupan rawat inap sebesar 1,5 %.
b. Jumlah rumah sakit yang
melaksanakan pelayanan gawat
darurat sebesar 90%, jumlah rumah
sakit yang melaksanakan Pelayanan
Obstetri dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) sebesar 75%
dan jumlah rumah sakit yang
terakreditasi sebanyak 75%.
c. Terselenggaranya pelayanan
kesehatan bagi gakin di kelas III
rumah sakit sebesar 100%.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif
program ini meliputi:
a. Peningkatan pelayanan mutu
kesehatan rujukan.
b. Peningkatan pelayanan rujukan
kasus kegawat daruratan dan
bencana
c. Pembangunan sarana dan
prasarana RS di daerah bencana,
terpencil, perbatasan dan
kepulauan.
d. Peningkatan pelayanan kesehatan
rujukan bagi gakin, terpencil,
perbatasan dan kepulauan serta
kelompok rentan.

3.2.1.3.8. Program Sumber Daya Kesehatan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 116


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

1. Tujuan
Program ini bertujuan meningkatkan
jumlah, jenis, mutu, dan penyebaran tenaga
kesehatan termasuk SDM kesehatan, serta
pemberdayaan profesi kesehatan, sesuai
dengan kebutuhan pembangunan
kesehatan.
2. Sasaran
Tersedianya SDM kesehatan yang
didistribusikan secara adil dan merata, serta
dimanfaatkan secara berhasil guna dan
berdaya guna.
a. Rasio dokter spesialis dengan
penduduk 6 : 100.000
b. Rasio dokter dengan penduduk 37 :
100.000
c. Rasio dokter gigi dengan penduduk 26
: 100.000
d. Rasio bidan dengan penduduk 90 :
100.00
e. Rasio perawat dengan penduduk 116 :
100.000
f. Rasio apoteker dengan penduduk 9 :
100.000
g. Rasio sarjana kesehatan masyarakat
dengan penduduk 35 : 100.000
h. Tersedianya satu orang tenaga bidan, di
setiap desa siaga.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif
program ini meliputi:
a. Peningkatan perencanaan tenaga
kesehatan.
b. Peningkatan keterampilan dan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 117


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

profesionalisme tenaga kesehatan


melalui pendidikan dan pelatihan
tenaga kesehatan.
c. Peningkatan pembinaan tenaga
kesehatan.
d. Pemenuhan sumber daya manusia
kesehatan.

3.2.1.3.9. Program Kebijakan dan Manajemen


Pembangunan Kesehatan
1. Tujuan
Program ini bertujuan mengembangkan
kebijakan dan manajemen pembangunan
kesehatan guna mendukung
penyelenggaraan sistem kesehatan Provinsi
(SKP).
2. Sasaran
a. Tersedianya alokasi anggaran
kesehatan pemerintah mencapai
minimal Rp. 120.000/kapita/tahun.
b. Tercapainya persentasi penduduk
miskin yang menjadi peserta jaminan
kesehatan sebesar 100%.
c. Tercapainya persentasi penduduk
yang telah terjamin pemeliharaan
kesehatan dengan sistem jaminan
kesehatan sebesar 60%.
d. Terselenggaranya sistem perencanaan
dan penganggaran, pelaksanaan,
pengendalian dan evaluasi
pembangunan kesehatan.
e. Terbentuknya dan terselenggaranya
sistem informasi manajemen

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 118


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

kesehatan, yang ditunjang oleh sistem


informasi manajemen kesehatan
daerah.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif
program ini meliputi:
a. Peningkatan kajian manajemen dan
kebijakan kesehatan.
b. Peningkatan jaminan pembiayaan
kesehatan masyarakat bagi penduduk
miskin.
c. Pengembangan sistem perencanaan
dan penganggaran, pelaksanaan dan
pengendalian, pengawasan, dan
penyempurnaan administrasi
keuangan serta hukum kesehatan.
d. Pengembangan SIK dan penelitian
kesehatan.

3.2.1.3.10. Program Penelitian Dan Pengembangan


Kesehatan
1. Tujuan
Program ini bertujuan meningkatkan
penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan
sebagai masukan dalam perumusan
kebijakan dan program pembangunan
kesehatan.
2. Sasaran
a. Terlaksananya dan manfaatkannya
hasil penelitian dan pengembangan
kesehatan dalam mendukung
pembangunan kesehatan.
b. Dihasilkannya kebijakan,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 119


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

rekomendasi, prototipe, produk, dan


teknologi baru hasil litbangkes.
c. Tersedianya SDM Litbangkes yang
memiliki kapasitas untuk
melaksanakan dan mendukung
Litbangkes.
d. Tersedianya sarana dan prasarana
Litbangkes yang terakreditasi dibadan
Litbangkes.
e. Terbentuk dan berfungsinya jejaring
Litbangkes, forum komunikasi dan
kemitraan Litbangkes.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif
program ini meliputi:
a. Penelitian dan pengembangan.
b. Pengembangan tenaga, sarana dan
prasarana penelitian serta
pengembangan.
c. Penyebarluasan dan pemanfaatan
hasil penelitian serta pengembangan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 120


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DINAS KESEHATAN
KOTA MEDAN

4.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan


STRUKTUR DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PERWAL NO. 1 TAHUN 2017

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 121


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

4.2. Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Organisasi Dinas Kesehatan Kota
Medan
Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan menurut Perwal No. 1
tahun 2017 adalah:

4.2.1. Kepala Dinas Kesehatan


Bertanggung jawab dalam hal pelaksanaan dan
pemerintahan di bidang kesehatan.
4.2.2. Sekretaris
4.2.2.1. Sub Bagian Umum

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 122


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Sub Bagian Umum dipimpin oleh seorang kepala


Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris.
Kepala Sub Bagian Umum Mempunyai Uraian Tugas:
1. Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup
administrasi umum.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Kepala Sub Bagian Umum
menyelenggarakan fungsi:
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
b. Mengelola ketatausahaan dan surat-suratnya.
c. Mengelola administrasi umum.
d. Melaksanakan kegiatan dibidang perlengkapan,
kerumahtanggaan, pengelolaan tata naskah dinas
dan penataan kearsipan.
e. Menyiapan bahan pembinaan dan
pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan
dan kepegawaian.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.

4.2.2.2. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan


Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub
Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
Kepala Sub Bagian Keuangan Mempunyai Uraian Tugas
:
1. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat
lingkup pengelolaan administrasi keuangan.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 123


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

dimaksud pada ayat (2), Kepala Sub Bagian


Keuangan Menyelenggarakan Fungsi:
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
b. Melaksanakan urusan keuangan, pembukuan
keuangan, laporan keuangan dan
pertanggungjawaban keuangan dinas.
c. Menyusun dan mengusulkan anggaran belanja
pegawai, anggaran belanja rutin dan anggaran
belanja lainnya.
d. Menerima dan mendistribusikan barang
inventaris dinas.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.

4.2.2.3. Sub Bagian Penyusunan Program


Sekretaris mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup
kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi
umum, keuangan, dan penyusunan program. Dalam
melaksanakan tugas pokok, sekretariat
menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana,
program, dan kegiatan kesekretariatan pengkoordinasian
penyusunan perencanaan program dinas pelaksanaan
dan penyelenggaraan pelayanan administrasi
kesekretariatan dinas yang meliputi administrasi umum,
kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan dinas
pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia,
pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan
pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas
dinas penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
pelaporan kesekretariatan pelaksanaan tugas lain yang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 124


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan


fungsinya.

4.2.3. Bidang Pelayanan Kesehatan


4.2.3.1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
4.2.3.2. Seksi Kesehatan Rujukan
4.2.3.3. Seksi Yankes Tradisional
Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup
pelayanan kesehatan primer, kesehatan rujukan, dan
pelayanan kesehatan tradisional. Dalam melaksanakan
tugas pokok, Bidang Pelayanan Kesehatan
menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana,
program, dan kegiatan Bidang Pelayanan Kesehatan
penyusunan petunjuk teknis lingkup pelayanan
kesehatan primer, kesehatan rujukan, dan pelayanan
kesehatan tradisional. Pembinaan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan primer, kesehatan rujukan, dan
pelayanan kesehatan tradisional. meliputi kesehatan
rujukan atau spesialistik dan sistem rujukan,
penyelenggaraan upaya kesehatan tradisional,
pelaksanaan registrasi, akreditasi, dan sertifikasi sarana
pelayanan kesehatan, pelaksanaan pembinaan,
pengawasan, dan pengendalian lingkup pelayanan
kesehatan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
pelaporan lingkup bidang bina pelayanan kesehatan
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4.2.4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
4.2.4.1. Seksi Surveilans dan Imunisasi
4.2.4.2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular
4.2.4.3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 125


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Menular dan Jiwa


Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Dinas lingkup surveilans imunisasi, pencegahan dan
pengendalian penyakit menular dan pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular serta jiwa. Dalam
melaksanakan tugas pokok, Bidang Pengendalian
Masalah Kesehatan menyelenggarakan fungsi
penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang
Pengendalian Masalah Kesehatan penyusunan petunjuk
teknis lingkup pengendalian dan pemberantasan
penyakit, wabah, bencana, dan kesehatan lingkungan
pengendalian dan pemberantasan penyakit meliputi
surveilans epidemiologi, pengendalian penyakit menular
langsung, pengendalian penyakit bersumber binatang,
pengendalian penyakit tidak menular, imunisasi,
kesehatan mata, dan penyelidikan Kejadian Luar Biasa
(KLB) pengendalian wabah dan bencana meliputi
kesiapsiagaan, mitigasi dan kesiapsiagaan, tanggap
darurat, dan pemulihan penyelenggaraan penyehatan
lingkungan meliputi penyehatan air, pengawasan
kualitas lingkungan, penyehatan kawasan dan sanitasi
darurat, sanitasi makanan, dan bahan pangan serta
pengamanan limbah pelaksanaan monitoring, evaluasi
dan pelaporan lingkup bidang pengendalian masalah
kesehatan: pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4.2.5. Bidang Kesehatan Masyarakat
4.2.5.1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
4.2.5.2. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
4.2.5.3. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan
Olahraga

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 126


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas


pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup
perencanaan, pendayagunaan, pendidikan, pelatihan,
registrasi, dan akreditasi.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Kesehatan
Masyarakat menyelenggarakan fungsi penyusunan
rencana, program, dan kegiatan Bidang Kesehatan
Masyarakat: penyusunan petunjuk teknis lingkup
perencanaan, pendayagunaan, pendidikan dan
pelatihan, registrasi dan akreditasi sumber daya
manusia kesehatan pendayagunaan tenaga kesehatan
dan tenaga kesehatan strategis pelaksanaan pelatihan
teknis pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan
lainnya lingkup tenaga medis, tenaga para medis dan
tenaga non-medis/tradisional terlatih sesuai urusan
pemerintahan Kota pelaksanaan monitoring, evaluasi
dan pelaporan lingkup bidang pengembangan sumber
daya manusia kesehatan pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

4.2.6. Bidang Sumber Daya Kesehatan


4.2.6.1. Seksi Kefarmasian
4.2.6.2. Seksi Alat Kesehatan
4.2.6.3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup
kefarmasian, jaminan, sarana, dan peralatan kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Sumber Daya
Kesehatan menyelenggarakan fungsi penyusunan
rencana, program, dan kegiatan Bidang Kefarmasian
Jaminan dan Sarana Kesehatan penyusunan petunjuk
teknis lingkup kefarmasian, jaminan, sarana, dan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 127


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

peralatan kesehatan penyelenggaraan kefarmasian


penyelenggaraan jaminan kesehatan pelayanan sarana
dan peralatan kesehatan pelaksanaan proses pelayanan
perizinan dan pelayanan lainnya lingkup kefarmasian,
jaminan, sarana, dan peralatan kesehatan sesuai urusan
pemerintahan Kota pelaksanaan monitoring, evaluasi,
dan pelaporan lingkup bidang kefarmasian jaminan dan
sarana kesehatan pelaksanaan tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4.2.7. Unit Pelaksana Teknis (UPT)


1. Puskesmas
Upaya kesehatan wajib, upaya-upaya pengembangan,
upaya-upaya penunjang dan azas penyelenggaraan
Puskesmas sesuai dengan Permenkes RI No. 75 Tahun 2014.
2. Gudang Farmasi
Laboratorium Kesehatan Lingkungan
3. Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan
masyarakat merupakan pelayanan penunjang dari setiap
upaya wajib dan pengembangan Puskesmas.
a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Puskesmas dalam
pelaksanaan upaya-upaya yang dimaksud.
b. Standar pelayanan minimal menuju Indonesia sehat 2015.

4.3. Program Pembangunan Kesehatan Dinas Kota Medan


4.3.1. Visi Pembangunan Kesehatan Daerah
Visi Dinas Kesehatan Kota Medan adalah “Menjadikan
Kota sehat yang sehat dalam kemandirian dan humanis”.
Masyarakat Medan mengandung arti bahwa sasaran kerja dari
Dinas Kesehatan Kota Medan adalah seluruh masyarakat yang
berada di Wilayah Kerja Pemerintah Kota Medan. Sehat diartikan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 128


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

sebagai cara berpikir masyarakat Kota Medan yang selalu


dilandasi oleh nilai-nilai kesehatan yang pada akhirnya
mewujudkan lingkungan yang sehat serta perilaku hidup bersih
dan sehat. Sejahtera mengandung arti bahwa masyarakat Kota
Medan dengan cara berpikir yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai
kesehatan, akan memperoleh kesejahteraan, terutama dibidang
kesehatan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pencapaian
derajat kesejahteraan secara umum.

4.3.2. Misi Pembangunan Kesehatan Daerah


Misi Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu:
1. Melaksanakan Pelayan Kesehatan Yang Paripurna, Merata,
dan Bermutu.
Para penanggung jawab program pembangunan di
Pemerintahan Kota Medan harus memasukkan pertimbangan
kesehatan dalam semua kebijaksanaan pembangunannya.
Untuk itu, maka seluruh elemen dari sistem pemerintahan
Kota harus berperan sebagai penggerak utama pembangunan
Kota Medan menuju Kota Metropolitan yang Modern,
Madani, dan Religius berwawasan kesehatan.
2. Menumbuh kembangkan Kemandirian dan Partisipasi
Masyarakat Melalui Pemberdayaan Masyarakat dan
Kemitraan Dalam Pembangunan Kesehatan.
Sehat merupakan hak asasi sehingga setiap individu berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan. Disamping itu untuk
mendapatkan kesehatan setiap masyarakat juga harus
memiliki kemandirian dan partisipasi melalui pemberdayaan
masyarakat dan kemitraan dalam pembangunan kesehatan.
Dengan demikian diharapkan terciptanya suatu kondisi
dimana masyarakat menyadari, mau dan mampu untuk
mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan
yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan,
baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 129


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku


yang tidak mendukung untuk hidup sehat.
3. Melaksanakan Penanggulangan Masalah Kesehatan dan
Penyehatan Lingkungan
Sesuai dengan paradigma sehat, Dinas Kesehatan harus
mengutamakan pada upaya kesehatan masyarakat yang
dipadukan secara serasi dan seimbang dengan upaya
kesehatan perorangan. Dinas kesehatan juga harus
melaksanakan program yang berhubungan dengan kesehatan
dan kebersihan lingkungan. Dengan demikian akan terwujud
lingkungan yang sehat serta terhindar dari penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan.
4. Meningkatkan Manajemen dan Informasi Kesehatan Yang
Akuntabel, Transparan, Berdaya Guna, dan Berhasil Guna.

4.3.3. Tujuan Dinas Kesehatan Kota Medan


Tujuan yang ingin dicapai Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu:
1. Terwujudnya lingkungan pemukiman, industri dan
perdagangan yang sehat.
2. Terciptanya sarana pendidikan, pariwisata dan sarana umum
yang sehat.
3. Terwujudnya masyarakat yang mampu melakukan upaya
kesehatan yang paripurna.
4. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
kesehatan.
5. Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.
6. Meningkatnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
mudah diakses oleh masyarakat.
7. Terpenuhinya pembiayaan operasional Dinas Kesehatan.

4.3.4. Pembangunan Kesehatan


Sasaran strategis Dinas Kesehatan Kota Medan dalam
pembangunan kesehatan tahun 2014- 2019, yaitu:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 130


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, dengan:


a. Meningkatnya umur harapan hidup dari 72,7 tahun menjadi
74 tahun.
b. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 220
menjadi 110 per 100.000 kelahiran hidup.
c. Menurunnya angka kematian bayi dari 24 menjadi 9 per
1.000 kelahiran hidup.
d. Menurunnya angka kematian neonatal dari 15 menjadi 10
per 1.000 kelahiran hidup.
e. Menurunnya prevalensi anak balita yang pendek (stunting)
dari 32,8 persen menjadi kurang dari 30 persen.
f. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih
(cakupan PN) sebesar 92%.
g. Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED
sebesar 100%.
h. Persentase RS Kabupaten/Kota yang melaksanakan
PONEK sebesar 100%.
i. Cakupan Kunjungan Neonatal lengkap (KN lengkap)
sebesar 93,99%.
2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, dengan:
a. Menurunnya prevalensi tuberculosis dari 224 menjadi 200
per 100.000 penduduk.
b. Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index-API)
dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk.
c. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari
0,5% menjadi dibawah 0,8%.
d. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia
0-11 bulan dari 90% menjadi 92%.
e. Persentase Kelurahan yang mencapai UCI dari 80%
menjadi 100%.
f. Angka kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000
penduduk.
3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 131


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan


menurunnya disparitas separuh dari tahun 2013.
4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan
dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan
kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin.
5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
tingkat rumah tangga dari 70% menjadi 74%.
6. Seluruh Puskesmas melaksanakan Standar Pelayanan
Minimal (SPM). Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis dan
terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan
kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas
hidup. Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga,
karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang
membentuk kepribadian.
GERMAS merupakan gerakan nasional yang
diprakarsai oleh Presiden RI yang mengedepankan upaya
promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya
kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan seluruh komponen
bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. Untuk
menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan
peran sektor kesehatan saja. Peran Kementerian dan Lembaga
di sektor lainnya juga turut menentukan, dan ditunjang peran
serta seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari individu,
keluarga, dan masyarakat dalam mempraktekkan pola hidup
sehat, akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan,
dan organisasi profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk
berperilaku sehat serta Pemerintah baik di tingkat pusat
maupun daerah dalam menyiapkan sarana dan prasarana
pendukung, memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya.
Salah satu dukungan nyata lintas sektor untuk
suksesnya GERMAS, diantaranya Program Infrastruktur

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 132


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Berbasis Masyarakat (IBM) Kementerian Pekerjaan Umum


dan Perumahan Rakyat yang berfokus pada pembangunan
akses air minum, sanitasi, dan pemukiman layak huni, yang
merupakan infrastruktur dasar yang mendukung Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Badan Pengawas Obat dan
Makanan dalam hal keamanan pangan.
Tema Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun
2014-2019 adalah “Peningkatan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan” melalui:
1. Program Kesehatan Masyarakat
2. Pelaksanaan Program Kesehatan Preventif Terpadu yang
meliputi pemberian imunisasi dasar kepada 92% balita
pada 2017, penyediaan akses sumber air bersih yang
menjangkau 69% penduduk, dan akses terhadap sanitasi
dasar berkualitas yang menjangkau 75% penduduk
sebelum 2017, penurunan tingkat kematian ibu saat
melahirkan dari 228 per 100.000 kelahiran pada 2014
menjadi 118 pada 2017, serta tingkat kematian bayi dari 30
per 1.000 kelahiran pada 2014 menjadi 20 pada 2017.
3. Program Keluarga Berencana (KB) yang meliputi
peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui
klinik pemerintah dan swasta selama 2014-2017.
4. Sarana Kesehatan yang meliputi ketersediaan dan
peningkatan kualitas layanan Puskesmas ISO minimal 5
Puskesmas pada 2014 dan 10 Puskesmas pada 2017.
5. Asuransi Kesehatan untuk seluruh keluarga miskin dengan
cakupan 100% pada 2014 dan diperluas secara bertahap
untuk warga Medan lainnya antara 2014-2019.
Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun
2014-2019 difokuskan pada delapan fokus prioritas, yaitu:
1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, dan Keluarga
Berencana (KB).
2. Perbaikan status gizi masyarakat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 133


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak


menular diikuti penyehatan lingkungan.
4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM
kesehatan.
5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan,
keamanan, mutu, dan penggunaan obat.
6. Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas).
7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana
dan krisis kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan
tersier.

4.4 Program dan Kegiatan Indikatif Dinas Kesehatan Kota Medan


4.4.1 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1. Tujuan
Program ini bertujuan meningkatkan pemerataan, kualitas
dan keterjangkauan pelayanan kesehatan melalui
puskesmas dan jaringannya meliputi Puskesmas Pembantu,
Puskesmas Keliling dan Bidan di desa.

2. Sasaran
a. Cakupan rawat jalan sebesar 15%
b. Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan menjadi 90%
c. Meningkatnya cakupan pelayanan antenatal (K4) 90%,
cakupan kunjungan neonatus (KN2) menjadi 90% dan
cakupan kunjungan bayi menjadi 90%
d. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar bagi
GAKY secara cuma-cuma di puskesmas sebesar 100%
e. Meningkatnya cakupan peserta yang mendapatkan
pelayanan kesehatan kerja

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 134


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini


meliputi:
a. Peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas dan jaringannya
b. Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk miskin,
terpencil, perbatasan dan kepulauan serta kelompok
rentan (bayi, balita, bumil dan lansia)
c. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dasar sekurang-
kurangnya mencakup promosi kesehatan, KIA, KB,
perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pemberantasan
penyakit menular dan pengobatan dasar.

4.4.2 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan


1. Tujuan
Program ini bertujuan menjamin ketersediaan, pemerataan,
mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan
termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah
tangga dan kosmetika.
2. Sasaran
a. Ketersediaan obat esensial-generik disarana pelayan
kesehatan menjadi 95%.
b. Anggaran untuk obat esensial-generik disektor publik
setara dengan 2 USD/kapita/tahun.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini
meliputi:
a. Peningkatan ketersediaan, pemerataan dan
keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan.
b. Peningkatan pengawasan terhadap industri, perusahaan
farmasi dan makmin, batra dan industri RT.
c. Peningkatan promosi penggunaan obat tradisional dan
perbekalan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 135


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

4.4.3 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan


Masyarakat
1. Tujuan
Program ini bertujuan memberdayakan individu, keluarga
dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
2. Sasaran
a. Terwujudnya komitmen semua unsur/stakeholders
pembangunan kesehatan disemua tingkat akan
pentingnya promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat.
b. Terwujudnya pengembangan upaya kesehatan berbasis
masyarakat (Posyandu, Polindes, UKS, TOGA,
Poskestren, dan Saka Bakti Husada serta kelompok-
kelompok kesehatan masyarakat).
c. Tercapainya persentasi rumah tangga ber-PHBS sebesar
60%
d. Meningkatnya persentasi posyandu purnama mandiri
menjadi 40%.
e. Tersedia dan beroperasinya Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) diseluruh desa.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini
meliputi:
a. Pengembangan upaya kesehatan berbasis masyarakat
(Posyandu, Polindes, UKS, TOGA, Poskestren, dan
Saka Bakti Husada serta kelompok-kelompok kesehatan
masyarakat).
b. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
c. Peningkatan peran serta dan kemitraan serta partnership
dalam bidang kesehatan.
d. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
PHBS.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 136


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

4.4.4 Program Perbaikan Gizi


1. Tujuan
Program ini bertujuan meningkatan kesdaran gizi keluarga
dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama
pada ibu hamil, bayi dan balita, serta usia produktif.
2. Sasaran
a. Mencegah meningkatnya prevalensi kegemukan pada
balita menjadi setinggi-tingginya sebanyak 5%, pada
anak sekolah dan orang dewasa menjadi setinggi-
tingginya 10%.
b. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang mendapatkan
tablet Fe menjadi 80%.
c. Menurunnya prevalensi anemia zat besi pada ibu hamil
dna ibu nifas menjadi 40%.
d. Meningkatnya cakupan ASI Ekslusif menjadi 80%.
e. Meningkatnya cakupan balita yang mendapatkan
vitamin A menjadi 80%.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini
meliputi:
a. Peningkatan pendidikan gizi.
b. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia
zat besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY),
kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lain.
c. Penanggulangan gizi lebih.
d. Peningkatan surveilans gizi.
e. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga
sadar gizi.

4.4.5 Program Lingkungan


1. Tujuan
Program ini bertujuan mewujudkan mutu lingkungan hidup
yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 137


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan


berwawasan kesehatan.
2. Sasaran
a. Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah
yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 75%,
persentase keluarga menggunakan air bersih memenuhi
syarat kesehatan menjadi 85%, persentase keluarga
jamban memenuhi syarat kesehatan menjadi 80%, dan
persentase tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi
syarat kesehatan menjadi 80%.
b. Tersedianya dan tersosialisasikannya kebijakan dan
pedoman serta hukum yang menunjang program yang
berdistribusi hingga ke desa.
c. Terselanggaranya sistem surveilans, system
kewaspadaan dini, faktor resiko, sistem penanggulangan
kejadian luar biasan (KLB)/wabah secara berjenjang
hingga ke desa.
d. Tersedianya alat, bahan, dan reagen untuk pengendalian
faktor resiko dan pendukung penyelenggaraan program
lingkungan sehat.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini
meliputi:
a. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar
b. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
c. Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan
d. Pengembangan wilayah sehat

4.4.6 Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


1. Tujuan
Program ini bertujuan menurunkan angka kesakitan,
kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak
menular

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 138


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

a. Penyakit menular yang diprioritaskan dalam program ini


adalah malaria, demam berdarah dengue, tuberkulosis
paru, HIV/AIDS, diare, polio, filaria, kusta, pneumonia
dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3i), termasuk penyakit karantina dan
risiko masalah kesehatan masyarakat yang memperoleh
perhatian dunia internasional (public health risk of
internasionalconcern).
b. Penyakit tidak menular yang diutamakan adalah:
penyakit jantung, kanker, diabetes melitus dan penyakit
metabolik, penyakit kronis dan degeneratif, serta
gangguan akibat kecelakaan dan cedera.
2. Sasaran
a. Persentase desa yang mencapai universal child
immunization (UCI) sebesar 98%.
b. Angka case detection rate penyakit tb sebesar 70% dan
angka keberhasilan pengobatan diatas 85%.
c. Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) diharapkan
≥2/100.000 anak usia kurang dari 15 tahun.
d. Penderita demam berdarah dengue yang ditangani
sebesar 80%.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini
meliputi:
a. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
b. Peningkatkan imunisasi
c. Penemuan dan tatalaksana penderita
d. Peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan wabah
e. Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
pencegahan dan pemberantasan penyakit

4.4.7 Program Upaya Kesehatan Perorangan


1. Tujuan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 139


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Program ini bertujuan meningkatkan akses, keterjangkauan


dan kualitas pelayanan kesehatan perorangan.
2. Sasaran
a. Cakupan rawar inap sebesar 15%
b. Jumlah rumah sakit yang melaksanakan pelayan gawat
darurat sebesar 90%, jumlah rumah sakit yang
melakukan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) sebesar 75% dna jumlah rumah
sakit yang terakreditas sebanyak 75%.
c. Terselanggaranya pelayanan kesehatan bagi gakin
dikelas III rumah sakit sebesar 100%.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini
meliputi:
a. Peningkatan pelayanan mutu kesehatan rujukan.
b. Peningkatan pelayanan rujukan kasus kegawat daruratan
dan bencana.
c. Pembangunan sarana dan prasarana RS di daerah
bencana, terpencil, perbatasan dan kepulauan.
d. Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan bagi gakin,
terpencil, perbatasan dan kepulauan serta kelompok
rentan.
4.4.8 Program Sumber Daya Kesehatan
1. Tujuan
Program ini bertujuan meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan
penyebaran tenaga kesehatan termasuk SDM kesehatan,
serta pemberdayaan profesi kesehatan, sesuai dengan
kebutuhan pembangunan kesehatan.
2. Sasaran
Tersedianya SDM kesehatan yang didistribusikan secara
adil merata, serta dimanfaatkan secara berhasil guna dan
berdaya guna
a. Rasio dokter spesialis dengan penduduk 6:100.000
b. Rasio dokter dengan penduduk 37: 100.000

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 140


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

c. Rasio dokter gigi dengan penduduk 26: 100.000


d. Rasio bidan dengan penduduk 90: 100.000
e. Rasio perawat dengan penduduk 116: 100.000
f. Rasio apoteker dengan penduduk 9: 100.000
g. Rasio sarjana kesehatan masyarakat dengan penduduk
35: 100.000
h. Tersedianya satu orang tenaga bidan, di setiap desa siaga
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini
meliputi:
a. Peningkatan perencanaan tenaga kesehatan
b. Peningkatan keterampilan dan profesionalisme tenaga
kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan tenaga
kesehatan
c. Peningkatan pembinaan tenaga kesehatan
d. Pemenuhan sumber daya manusia kesehatan

4.4.9 Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan


Kesehatan
1. Tujuan
Program ini bertujuan mengembangkan kebijakan dan
manajemen pembangunan kesehatan guna mendukung dan
penyelenggaraan Sistem Kesehatan Kota (SKK).
2. Sasaran
a. Tersedianya alokasi anggaran kesehatan pemerintah
mencapai minimal Rp.120.000/kapita/tahun.
b. Tercapainya persentasi penduduk miskin yang menjadi
peserta jaminan kesehatan sebesar 100%.
c. Tecapainya persentasi penduduk yang telah terjamin
pemeliharaan kesehatan dengan sistem jaminan
kesehatan sebesar 60%.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 141


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

d. Terselenggaranya sistem perencanaan dan


penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi
pembangunan kesehatan.
e. Terbentuknya dan terselenggaranya sistem informasi
manajemen kesehatan, yang ditunjang oleh sistem
informasi manajemen kesehatan daerah.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini
meliputi:
a. Peningkatan kajian manajemen dan kebijakan kesehatan
b. Peningkatan jaminan pembiayan kesehatan masyarakat
bagi penduduk miskin
c. Pengembangan sistem perencanaan dan penganggaran,
pelaksanaan, dan pengendalaian, pengawasan dan
penyempurnaan administrasi keuangan serta hukum
kesehatan
d. Pengembangan SIK dan penelitian kesehatan

4.4.10 Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan


1. Tujuan
Program ini bertujuan meningkatkan penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
sebagai masukan dalam perumusan kebijakan dan program
pembangunan kesehatan.
2. Sasaran
a. Terlaksananya dan termanfaatkannya hasil penelitian
dan pengembangan kesehatan dalam mendukung
pembangunan kesehatan.
b. Dihasilkan kebijakan, rekomendasi, prototype, produk,
dan teknologi baru hasil litbangkes.
c. Tersedianya SDM litbangkes yang memiliki kapasitas
untuk melaksanakan dan mendukung litbangkes.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 142


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

d. Tersedianya sarana dan prasarana litbangkes yang


terakreditas dibadan litbangkes.
e. Terbentuk dan berfungsinya jejaring litbangkes, forum
komunikasi dan kemitraan litbangkes.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini
meliputi:
a. Penelitian dan pengembangan.
b. Pengembangan tenaga, sarana dan prasarana penelitian
serta pengembangan.
c. Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian serta
pengembangan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 143


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

BAB V
IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN MELALUI
PUSKESMAS ORIENTASI DI PUSKESMAS MEDAN DENAI

5.1. Puskesmas
5.1.1. Pengertian Puskesmas
Menurut Keputusan dari Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
Yang dimaksud dengan :
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah-pemerintah
daerah dan/atau masyarakat.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan
masyarakat.
3. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
Suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat dan
memulihkan kesehatan perseorangan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 144


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

4. Pelayanan Kesehatan
Upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat,
mencakup perencanaan, pelaksanaan,evaluasi,pencatatan,
pelaporan, dan dituangkan dalam satu sistem.
5. Tenaga Kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memilki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.

5.1.2. Tujuan Puskesmas


Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di
Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang :
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan
dan kemampuan dan kemampuan hidup sehat
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
3. Hidup dalam lingkungan yang sehat
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat

5.1.3. Fungsi Puskesmas


Sesuai dengan Sistem kesehatan Nasional, Puskesmas
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
mempunyai tiga fungsi sebagai berikut:

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Memiliki makna bahwa Puskesmas harus mampu


membantu menggerakkan (motivator, fasilitator) dan turut
serta memantau pembangunan yang diselenggarakan di
tingkat kecamatan agar dalam pelaksanaannya mengacu,
berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor
pertimbangan utama. Diharapkan setiap pembangunan yang
dilaksanakan setidaknya mendatangkan dampak positif

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 145


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

terhadap kesehatan. Keberhasilan dapat diukur dari Indeks


Potensi Tatanan Sehat (IPTS) Indikatornya adalah :
a. Berapa % sekolah yang dinyatakan berpotensi sehat
b. Berapa % tempat kerja yang dinyatakan berpotensi sehat
c. Berapa tempat-tempat umum yang dinyatakan
berpotensi sehat
Indikator Potensi Tatanan Sehat untuk sekolah:
a. Tersedianya air bersih
b. Tersedianya jamban yang saniter
c. Adanya larangan merokok
d. Adanya dokter kecil untuk SD atau Palang Merah
Remaja (PMR) untuk SLTP

2. Memberdayakan masyarakat dan keluarga

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya


fasilitas yang bersifat non instruktif guna meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu
mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan
pemecahan dengan memanfaatkan potensi setempat dan
fasilitas yang ada, baik dari intansi lintas sektoral maupun
LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan tokoh
masyarakat.

Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya fasilitas


yang bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan keluarga agar mampu mengidentifikasi
masalah, merencanakan dan mengambil keputusan untuk
melakukan pemecahannya dengan benar tanpa atau bantuan
pihak lain.

Indikator fungsi pemberdayaan masyarakat, yaitu:


a. Tumbuh-kembang UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat)
b. Tumbuh dan berkembangnya LSM di bidang kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 146


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

c. Tumbuh dan berfungsinya BPKM (Badan Peduli


Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun
Puskesmas)

3. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama


Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
diselenggarakan Puskesmas bersifat holistik,
komprehensif/rnenyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang
bersifat pokok (basic health service), yang sangat
dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta,
mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
meliputi pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan
medik. Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama
ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/out patient
service).
Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di
wilayah kerjanya, Puskesmas merupakan sarana
pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu,
terjangkau, adil dan merata.
Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi:
a. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif,
dengan pendekatan kelompok masyarakat, serta sebagian
besar diselenggarakan bersama masyarakat melalui
upaya pelayanan dalam dan luar gedung di wilayah kerja
puskesmas.
b. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan
pelayanan, kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan
individu dan keluarga pada umumnya melalui upaya
rawat jalan dan rujukan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 147


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Pada kondisi tertentu dan bila memungkinkan


dapat dipertimbangkan Puskesmas dapat memberikan
pelayanan rawat inap sebagai rujukan antara sebelum
dirujuk ke Rumah Sakit.
Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, Puskesmas
dapat melakukan cara-cara sebagai berikut :
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk
melakukankegiatan dalam rangka menunjang dirinya
sendiri.
b. Memberi petunjuk kepada masyarakat tentang
bagaimana menggali serta menggunakan sumber daya
yang ada secara efektif dan efisien.
c. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi
dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada
masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak
menimbulkan ketergantungan.
d. Memberi pelayanan kesehatan langsung pada
masyarakat.
e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan
dalam melaksanakan program kerja Puskesmas.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah
pelayanan yang bersifat mutlak perlu, yang sangat
dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta
mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
diselenggarakan Puskesmas bersifat holistik, komprehensif,
terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan Kesehatan Menyeluruh, yaitu pelayanan
kesehatan yang meliputi :
a. Kuratif (pengobatan)
b. Preventif (pencegahan)
c. Promotif (peningkatan kesehatan)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 148


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)


Semua jenis pelayanan ini ditujukan kepada semua
jenis, golongan umur dan dimulai sejak dimulainya
pembuahan dalam kandungan hingga tutup usia.

4. Pelayanan Kesehatan Terpadu (terintegrasi)


Sebelum adanya pelayanan kesehatan terpadu ini,
masing-masing organisasi yang terkait dalam pelayanan
kesehatan melakukan usaha-usaha kesehatannya secara
terpisah dan bekerja sendiri-sendiri. Mereka langsung
melaporkan hasil kegiatannya kepada KaDinKes sehingga
mereka saling tidak mengenal program apa yang akan
dijalankan untuk kemajuan kesehatan di masyarakat.
Dengan adanya peningkatan sistem pelayanan
kesehatan melalui Puskesmas, maka kegiatan-kegiatan
pokok ini dilakukan bersama dibawah satu koordinasi & satu
program. Berbagai jenis kegiatan pokok Puskesmas
dilakukan secara kerja sama, begitu pula rencana kegiatan,
pelaksanaan kegiatan, pengawasan dan pengendalian serta
evaluasi kegiatan dilakukan bersama di bawah satu
administrator dan satu pimpinan.
Sebagai sarana untuk mempermudah Puskesmas
dalam melakukan tugasnya, maka Puskesmas ditunjang
dengan unit kegiatan yang lebih sederhana dalam bentuk:
5. Puskesmas Pembantu (Pustu)
Puskesmas pembantu merupakan unit pelayanan
kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang serta
membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan
Puskesmas dalam masyarakat lingkungan wilayah yang
lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang
disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana yang
tersedia. Dalam Pelita V, wilayah kerja Puskesmas
pembantu diperkirakan meliputi 2-3 desa, dengan sasaran
penduduk antara 2500 orang (di luar Jawa–Bali) hingga
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 149
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

10.000 orang (di perkotaan Jawa–Bali). Puskesmas


pembantu merupakan bagian integral dari Puskesmas,
dengan kata lain Puskesmas juga meliputi Puskesmas
pembantu yang ada di wilayah kerjanya.
Tugas pokok Puskesmas pembantu adalah
menyelenggarakan sebagian program kegiatan Puskesmas
sesuai dengan kompetensi tenaga dan sumberdaya lain yang
tersedia.
6. Puskesmas keliling (Pusling)
Adalah merupakan tim pelayanan kesehatan
Puskesmas keliling, terdiri dari tenaga yang dilengkapi
dengan kendaraan bermotor/roda 4/perhau bermotor,
peralatan kesehatan, peralatan komunikasi yang berasal dari
Puskesmas. Puskesmas keliling berfungsi untuk menunjang
dan membantu kegiatan pelaksanaan program Puskesmas
dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau atau lokasi
yang sulit dijangkau oleh sarana kesehatan.
Kegiatan Puskesmas keliling adalah :
a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di
daerah terpenil yang tidak terjangkau oleh pelayanan
Puskesmas atau Puskesmas pembantu, 4 hari dalam
seminggu.
b. Melakukan penyelidikan terhadap kasus luar biasa
c. Melakukan rujukan bagi kasus gawat darurat
d. Melakukan penyuluhan dengan menggunakan alat audio
visual.
7. Bidan yang bertugas di desa
Bidan desa adalah tenaga bidan yang ditempatkan di
desa dalam rangka meningkatkan mutu dan jangkauan
pelayanan kesehatan Puskesmas, bidan desa mempunyai
wilyah kerja 1-2 desa dengan jumlah penduduk rata-rata
3000 orang/desa, dan bertanggung jawab kepada kepala
Puskesmas.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 150


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tugas utama bidan tersebut adalah membina peran


serta masyarakat dalam Posyandu dan pembinaan kelompok
persepuluhan, membina kelompok kader dasa wisma,
membantu persalinan di rumah-rumah, mengadakan
rujukan. Di samping memberi pelayanan langsung di
Posyandu dan pertolongan persalinan di rumah. Selain itu
sebagai tugas khusus, bidan desa bertanggung jawab atas
program Kesehatan Ibu dan Anak serta program Keluarga
Berencana di wilayah kerjanya.
8. Puskesmas rawat inap
Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas dengan
fasilitas tempat perawatan dan ruang tambahan untuk
menolong penderita gawat darurat baik berupa tindakan
operatif terbatas maupun perawatan sementara. Fungsinya
sebagai ”Pusat Rujukan Antara” yang melayani penderita
gawat darurat sebelum dapat dirujuk ke Rumah Sakit.
Kriteria yang harus dipenuhi oleh Puskesmas rawat
inap adalah sebagai berikut:
a. Puskesmas harus terletak kira-kira 20 km dari RS
b. Mudah dicapai dengan kendaraan bermotor dari
puskesmas sekitarnya
c. Dipimpin oleh seorang dokter disertai tenaga kesehatan
yang memadai
d. Jumlah kunjungan minimal 100 orang per hari
e. Penduduk wilayah puskesmas & penduduk 3 puskesmas
sekitarnya minimal 20.000 per puskesmas
f. Pemda bersedia menyediakan anggaran rutin yang
mencukupi
Kegiatan :
a. Melakukan tindakan operatif terbatas pada kasus –
kasus:
1) Kecelakaan lalu lintas
2) Persalinan penyulit

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 151


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

3) Penyakit gawat darurat


b. Merawat sementara atau melakukan observasi
diagnostik dengan rata-rata hari perawatan 3 hari atau
maksimal 7 hari
c. Melakukan pertolongan sementara untuk
mempersiapkan pengiriman penderita ke RS
d. Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan resti
(risiko tinggi)dan persalinan dengan penyulit
e. Melakukan MOP atau MOW (MOP = Metode Operasi
pada Pria, MOW = Metode Operasi pada Wanita )

5.2 Visi dan Misi Puskesmas


5.2.1 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan sehat menuju Indonesia sehat.
Kecamatan sehat merupakan gambaran masyarakat kecamatan
masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan
yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam lingkungan
sehat dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Kelompok indikator pencapaian Kecamatan sehat yang
dipantau tahunan atau lima tahunan yang terdiri dari :
1. Indikator lingkungan meliputi :
a. Ketersediaan air bersih dan jamban
Sarana pembuangan air besar dibedakan menjadi empat
macam, yaitu memakai jamban leher angsa, jamban
plengsengan, jamban cemplung dan tidak memakai
jamban.
b. Keadaan tempat pembuangan sampah dan limbah
c. Keadaan sanitasi tempat-tempat umum (TTU)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 152


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tempat–tempat umum merupakan sarana yang


dikunjungi banyak orang dan dikhawatirkan dapat menjadi
tempat penyebaran penyakit. TTU meliputi hotel, terminal,
biosko, pasar dan lain-lain. Sedangkan TTU sehat adalah
tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu
memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas
ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan
memiliki pencahayaan ruang yang sesuai.
2. Indikator perilaku masvarakat meliputi:
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lima
tatanan PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan, keluarga
dan kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku sehingga
membantu masyarakat dalam mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Upaya yang
dilakukan melalui pendekatan pimpinann (advokasi), bina
suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment).
3. Indikator pelayanan kesehatan, meliputi :
a. KEP balita
b. Insidens penyakit diare
c. Insidens penyakit TBC
d. Insidens penyakit ISPA pada balita
e. Resiko tinggi pada ibu hamil
Kelompok Indikator pelaksanaan fungsi Puskesmas
yang dipantau bulanan atau tahunan yang terdiri dari:
4. Indikator penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
a. Tatanan sekolah
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 153
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

b. Tatanan tempat kerja


c. Tatanan tempat-tempat umum
d. Tatanan institusi kesehatan
Ukuran penilaian tatanan yang dimaksud adalah
perilaku dan keadaan lingkungan fisik
5. Indikator pemberdayaan masyarakat dan keluarga
a. Tumbuh kembangnya upaya kesehatan berbasis
masyarakat (UKBM)
b. Tumbuh dan berkembangnya lembaga swadaya
masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kesehatan
c. Tumbuh dan fungsi Badan Penyantun Puskesmas (BPP)
d. Tumbuh dan berkembangnya keluarga sehat
6. Indikator pelayanan kesehatan tingkat pertama
a. Kualitas pelayanan
b. Cakupan program kegiatan
Selanjutnya Dinas Kesehatan kabupaten/kota
bersama dengan Puskesmas menguraikan indikator diatas
lebih operasional sesuai dengan pelaksanaan kegiatan
fungsi Puskesmas dengan pertimbangan keadaan
kesehatan di kabupaten/kota khususnya di daerah wilayah
kerja Puskesmas.

5.2.2 Misi Puskesmas


Pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat yang
dilakukan melalui Puskesmas didasarkan pada misi didirikannya
Puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan (Centre for
Health Development) di wilayah kerja tertentu (biasanya di
tingkat Kecamatan). Upaya pengembangannya dapat
dilaksanakan melalui perluasan jangkauan wilayah sesuai
dengan tingkat kemajuan transportasi, peningkatan mutu
pelayanan dan keterampilan staf, peningkatan rujukan,
peningkatan manajemen organisasi, dan peningkatan peran serta
masyarakat.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 154
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Penjabaran misi Puskesmas sebagai pusat


pengembangan kesehatan dapat dilakukan melalui berbagai
upaya seperti:
1. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-
desa dengan membangun Puskesmas yang baru, Puskesmas
Pembantu, Pos Kesehatan, Posyandu dan penempatan bidan
di desa yang mengelola sebuah polindes (poliklinik
persalinan desa).
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan
kesehatan di Puskesmas dapat diwujudkan, baik dengan
meningkatkan keterampilan dan motivasi kerja staf
Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat maupun dengan cara mencukupi berbagai jenis
kebutuhan peralatan dan obat-obatan yang perlu tersedia di
Puskesmas. Ada dua aspek mutu pelayanan kesehatan di
Puskesmas yang perlu dibedakan yaitu quality of care dan
quality of services. Keduanya saling terkait. Quality of care
lebih banyak menyatu aspek profesi dan penanganannya
menjadi tanggung jawab ikatan profesi. Yang termasuk
Quality of services lebih banyak terkait dengan kualitas dan
kelengkapan sarana pelayanan kesehatan termasuk
manajemen program pelayanan kesehatan (management
support system).
3. Pengadaan peralatan dan obat-obatan disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat. Perencanaan pengadaan obat
seharusnya didasarkan pada analisis epidemiologi penyakit
yang berkembang di wilayah kerja Puskesmas. Tetapi model
perencanaan obat dengan menggunakan pendekatan
epidemiologi penyakit masih sulit dilaksanakan di
Puskesmas karena adanya format baku sistem pengadaan
dan distribusi obat melalui sistem Inpres sehingga
mekanisme perencanaan dari bawah sukar berkembang.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 155


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

4. Sistem rujukan di tingkat pelayanan kesehatan dasar lebih


diperkuat dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
sampai ke tingkat desa. Rujukan pelayanan kesehatan akan
dapat terlaksana bila pembangunan sektor lain di tingkat
Kecamatan juga mendukung yaitu tersedianya fasilitas
transportasi yang lebih memadai dan peningkatan
pendapatan keluarga. Kegagalan tugas pokjanal (kelompok
kerja fungsional) menunjang pelaksanaan program
pelayanan terpadu adalah salah satu contoh masih lemahnya
koordinasi dan kerjasama lintas sektoral di tingkat
Kecamatan sehingga pelaksanaan rujukan program secara
sektoral di tingkat Kecamatan juga terhambat.
5. Peran serta masyarakat melalui pengembangan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
Prinsip kerja PKMD adalah berkembangnya kegiatan
masyarakat dalam rangka menolong diri mereka sendiri.
Kegiatannya perlu dilakukan secara gotong-royong dan
swadaya sehingga masyarakat mampu mencapai mutu hidup
yang lebih sehat dan sejahtera. Kegiatan masyarakat tersebut
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional pada
umumnya dan pembangunan desa khususnya.
Pengembangan program PKMD seharusnya mendapat
dukungan melalui peningkatan kerjasama lintas program
dan lintas sektoral. Ini berarti kegiatan PKMD harus
dikembangkan oleh masyarakat sendiri dan pembinaannya
dilakukan tidak saja oleh Puskesmas tetapi bekerjasama
dengan sektor-sektor lain yang terkait di tingkat Kecamatan.
Lahirnya konsep PKMD di Indonesia merupakan jawaban
atas rekomendasi WHO di Alma Ata (1978) untuk
menerapkan tema pembangunan kesehatan untuk seluruh
masyarakat tahun 2000 (Health for all by the year 2000).
Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa misi
Puskesmas hanya mencakup 4 hal, yaitu:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 156


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

1. Menggerakkan pembangunan Kecamatan yang


berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk
hidup sehat
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu, merata dan terjangkau
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

5.3 Prinsip, Azas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


Pada penyelenggaran upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaran
puskesmas secara terpadu.
5.3.1 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas berdasarkan PMK
No.75 tahun 2014 meliputi :
1. Berdasarkan prinsip paradigma sehat, puskesmas
mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk
berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi
resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
2. Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban wilayah,
Puskesmas menggerakan dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
3. Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat, Puskesmas
mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
4. Berdasarkan prinsip pemerataan, Puskesmas
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses
dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya
secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi,
agama, budaya dan kepercayaan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 157


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

5. Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna, Puskesmas


menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan
memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak
berdampak buruk bagi lingkungan.
6. Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan,
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan
penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas
sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung
dengan manajemen puskesmas.

5.3.2 Azas Penyelenggaraan Puskesmas


Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di
Indonesia, pengelolaan program kerja Puskesmas berpedoman
pada empat azas pokok yakni:
1. Azas pertanggung-jawaban wilayah
Dalam menyelenggarakan program kerjanya,
Puskesmas harus melaksanakan azas pertanggung-jawaban
wilayah. Artinya, Puskesmas harus bertanggung jawab atas
semua masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerjanya.
Karena adanya azas yang seperti ini, maka program
kerja Puskesmas tidak dilaksanakan secara pasif saja, dalam
arti hanya sekedar menanti kunjungan masyarakat ke
Puskesmas, melainkan harus secara aktif memberikan
pelayanan kesehatan sedekat mungkin dengan masyarakat.
2. Azas peran serta masyarakat
Dalam menyelenggarakan program kerjanya,
Puskesmas harus melaksanakan azas peran serta
masyarakat. Artinya, berupaya melibatkan Bentuk peran
serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan banyak
masyarakat dalam menyelenggarakan program kerja
tersebut. Di Indonesia dikenal dengan nama Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 158


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

3. Azas keterpaduan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya,
Puskesmas harus melaksanakan azas keterpaduan. Artinya,
berupaya memadukan kegiatan tersebut bukan saja dengan
program kesehatan lain (lintas program), tetapi juga dengan
program dari sektor lain lintas sektoral.
4. Azas rujukan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya,
Puskesmas harus melaksanakan azas rujukan. Artinya, jika
tidak mampu menangani suatu masalah kesehatan harus
merujuknya ke sarana kesehatan yang lebih mampu. Untuk
pelayanan kedokteran jalur rujukannya adalah Rumah Sakit.
Sedangkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat jalur
rujukannya adalah pelbagai ”kantor” kesehatan.

5.3.3 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya
yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional,
dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus
diselenggarakan di setiap Puskesmas. Upaya kesehatan
wajib tersebut adalah :
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan Ibu dan Anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah
upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan
yang ditemukan dimasyarakat serta yang disesuaikan
dengan kemampuan Puskesmas, yang dipilih dari daftar
upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yakni:
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 159
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

a. Upaya kesehatan sekolah


b. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
c. Upaya kesehatan kerja
d. Upaya kesehatan gigi dan mulut
e. Upaya kesehatan jiwa
f. Upaya kesehatan mata
g. Upaya kesehatan usia lanjut
h. Upaya pembinaan pengobatan
i. Laboratorium sederhana

5.4 Kedudukan, Organisasi, dan Tata Kerja Puskesmas


5.4.1 Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut
keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan Nasional, Sistem
Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah:
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan
Nasional adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan strata
pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan
Kabupaten/Kota adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemerintah
Daerah adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di
tingkat kecamatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 160


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama


Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai
organisasi pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola
oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti: praktik dokter,
praktik dokter gigi, praktik bidan, poliklinik dan balai
kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara
berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini
adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja Puskesmas terdapat
pula berbagai upaya-upaya kesehatan berbasis dan
bersumber daya masyarakat seperti: Posyandu, Polindes,
Pos Obat Desa dan Pos UKK. Kedudukan puskesmas di
antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan
bersumber daya masyarakat adalah sebagai Pembina.

5.4.2 Organisasi Puskesmas


5.4.2.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari
beban tugas masing-masing Puskesmas. Penyusunan
struktur organisasi Puskesmas di suatu
Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sedangkan penetapannya dilakukan
dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat
dipergunakan pola struktur organisasi Puskesmas
sebagai berikut:
1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab
membantu Kepala Puskesmas dalam pengelolaan:
a. Data dan informasi
b. Perencanaan dan penilaian
c. Keuangan
d. Umum dan kepegawaian
3. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 161


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

a. Upaya kesehatan masyarakat, termasuk


pembinaan terhadap UKMB
b. Upaya kesehatan perorangan
4. Jaringan Pelayanan Perorangan:
a. Unit Puskesmas Pembantu
b. Unit Puskesmas Keliling
c. Unit Bidan di Desa/Komunitas.
5.5.Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur
organisasi Puskesmas disesuaikan dengan tugas
dan tanggungjawab masing-masing unit
Puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas
kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang
sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.
5.6.Eselon Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah
penanggungjawab pembangunan kesehatan di
tingkat kecamatan, sesuai dengan tanggungjawab
tersebut dan besarnya peran Kepala Puskesmas
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
di tingkat kecamatan maka jabatan kepala
puskesmas adalah jabatan struktural eselon IV.
Apabila tenaga yang memenuhi syarat untuk
menjabat jabatan eselon IV tidak tersedia, ditunjuk
pejabat sementara yang sesuai dengan sesuai
dengan kriteria Kepala Puskesmas yakni seorang
sarjana di bidang kesehatan masyarakat, dengan
kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.

5.4.3 Tata Kerja Puskesmas


1. Dengan Kantor Kecamatan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 162


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas


berkoordinasi dengan kantor Kecamatan melalui pertemuan
berkala yang diselenggarakan di tingkat Kecamatan.
Koordinasi tersebut mencakup perencanaan, penggerakan
pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian serta penilaian.
Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya
masyarakat oleh Puskesmas, koordinasi dengan kantor
Kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitasi.
2. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas ialah unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Dengan demikian, secara teknis
dari administratif, Puskesmas bertanggung jawab kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebaliknya, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab membina
serta memberikan bantuan administratif dan teknis kepada
Puskesmas.
3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama
yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta,
Puskesmas menjalin kerja sama termasuk penyelenggara
rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan.
Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat, Puskesmas melaksanakan bimbingan
teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan.
Contohnya seperti Posyandu, Poskeskel, dll.
4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, Puskesmas
menjalin kerja sama yang erat dengan berbagai pelayanan
kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan,
jalinan kerja sama tersebut diselenggarakan dengan berbagai
sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti Rumah Sakit
(Kabupaten/Kota) dan berbagai Balai Kesehatan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 163


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Masyarakat (Balai Pengobatan Penyakit Paru, Balai


Kesehatan Mata Masyarakat, Balai Kesehatan Kerja
Masyarakat, Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat, Balai
Kesehatan Jiwa Masyarakat, Balai Kesehatan Indra
Masyarakat). Sedangkan untuk upaya kesehatan
masyarakat, jalinan kerja sama diselenggarakan dengan
berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat rujukan,
seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta
berbagai Balai Kesehatan Masyarakat. Kerja sama tersebut
diselenggarakan melalui penerapan konsep rujukan yang
menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
5. Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab Puskesmas sebagai unit pelaksana
teknis adalah menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk hasil yang optimal,
penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus
dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang
ada di tingkat Kecamatan. Diharapkan di satu pihak,
penyelenggarakan pembangunan kesehatan di Kecamatan
tersebut mendapat dukungan dari berbagai sektor terkait,
sedangkan di pihak lain pembangunan yang diselenggarakan
oleh sektor lain di tingkat Kecamatan berdampak positif
terhadap kesehatan.
6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, Puskesmas
memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek
dan subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut
diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun
Puskesmas yang menghimpun berbagai potensi masyarakat,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 164


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi


kemasyarakatan, serta dunia usaha. BPP tersebut berperan
sebagai mitra dalam menyelenggarakan pembangunan
kesehatan.

5.5. Gambaran Umum Puskesmas Medan Denai


5.5.1. Gambaran Ringkas Kecamatan Medan Denai
Kecamatan Medan Denai terletak di wilayah Tenggara
Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut :
1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Area
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Deli Serdang
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan
Amplas
4. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan
Tembung
Kecamatan Medan Denai dengan luas wilayahnya 8,85
Km2, Kecamatan Medan Denai adalah wilayah Timur Kota
Medan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli
Serdang, dengan penduduknya berjumlah 141.866 Jiwa (2012).
Daerah ini pada dahulunya adalah bekas perkebunan Tembakau
Deli yang amat terkenal itu. Karena merupakan daerah
pengembangan maka di Kecamatan Medan Denai ini banyak
terdapat usaha Agrobisnis seperti Pengolahan Kopi. Potensi dan
Produk Unggulan dari Kecamatan ini berupa Produksi Sepatu
dan Sandal, Produksi Moulding dan Bahan Bangunan, Produksi
Sulaman Bordir.

Tabel 5.1 Geografi, demografi, Kecamatan Medan Denai

JUMLAH JUMLAH LUAS


NO KELURAHAN
KK LINGKUNGAN WILAYAH
1. DENAI 4.856 9 120,5 Ha
2. MENTENG 5.819 11 102 H

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 165


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

3. JUMLAH 10.675 20 324,5 Ha


Sumber : Data Dasar Puskesmas Medan Denai 2017

Tabel 5.2 Luas wilayah / Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Denai Tahun
2017
Jumlah
Jumlah
Luas Penduduk
N Jumlah
Kelurahan Wilayah Total
o Lingkungan R
(Ha) KK L P
W

1. DENAI 120,5 Ha 9 - 4.856 9.246 10.745 19.991

MENTEN
2. 102 H 11 - 5.819 11.477 10.479 21.956
G
324,5
3. JUMLAH 20 - 10.675 20.723 21.244 41.947
Ha
Sumber : Data Dasar Puskesmas Medan Denai 2017

5.5.2. Sejarah Singkat Puskesmas Medan Denai


Puskesmas Medan Denai didirikan pada tanggal 23
Oktober 1975 yang diresmikan oleh Gubernur Sumut KDHT,
T.I.H. Marah Halim pada tanggal 19 Mei 1976 sebai pusat
kesehatan masyarakat dibawah naungan dinas kesehatan Kota
Medan.
Puskesmas Medan Denai yang terletak di Jl. Jermal XV
No. 06 kel. Menteng merupakan puskesmas non perawatan yang
hanya melayani pasien berobat jalan dan rujukan. Pasien yang
memerlukan perawatan yang lebih lanjut dan memerlukan rawat
inap akan di rujuk ke Rumah Sakit terdekat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 166


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

5.5.3. Visi dan Misi Puskesmas Medan Denai


1. Visi
“Kecamatan Medan Denai Sehat dan Mandiri 2020”
2. Misi
a. Menggerakkan upaya kesehatan secara menyeluruh,
terpadu, berkelanjutan, bermutu dan professional yang
berorientasi kepuasan pelanggan
b. Mendorong kemandirian dan partisipasi masyarakat
untuk hidup sehat dengan mengedepankan upaya
promotif preventif melalui pendekatan keluarga sehat
c. Menggalang dan meningkatkan kemitraan dengan lintas
sektor untuk mempercepat pembangunan kesehatan.
3. Tujuan Puskesmas Medan Denai
“Tercapainya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan di
wilayah kerja puskesmas medan denai sesuai dengan standar
pelayanan minimal yang berlaku”

4. Tata Nilai Puskesmas Medan Denai


“SENYUM”
S – Santun dalam Sapa
E – Empati dalam melayani
N – Niat ikhlas dalam membantu
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 167
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Y – Yakin dalam bertindak


U – Unggul dalam pelayanan
M – Melayani dengan hati

5.5.4. Wilayah Kerja Puskesmas


Tabel 5.3 Wilayah Kerja Puskesmas
No. Data Jumlah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 168


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Luas
1 Wilayah 329.5 ha
334,5 Ha
Jumlah
2 Kelurahan 2
6
Jumlah Lingkungan
3 66 20

Jumlah
4 Penduduk 39126
65.394
5 Jumlah KK 10999
Jumlah
6 19841
Pria 31.784
Jumlah
7 Perempuan 19285
33.610
Jumlah
8 670
Bayi 2.309
9 Jumlah Bauta 1364
Jumlah
10 3960
Balita 2.601
Jumlah
11 BUMIL 733
135
12 Jumlah BULIN 723
13 Jumlah BUFAS 664
Jumlah
14 8795
WUS 5.524
15 Jumlah PUS 6036
Jumlah Murid
16 5127
SD 7.432
Jumlah Murid
17 857
SLTP 4.244
Jumlah Murid
18 1180
SLTA 1.711
*Sumber : Data Puskesmas Medan Denai 2018

5.5.5. Data Wilayah/Data Geografis

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 169


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Puskesmas Medan Denai mempunyai wilayah kerja


meliputi dua kelurahan yang berada di kecamatan Medan Denai
yaitu :
1. Kelurahan Medan Denai dengan luas areal 120,5 Ha dan
terdiri dari 9 lingkungan.
2. Kelurahan Medan Tenggara dengan luas areal 102 Ha dan
Terdiri dari 11 lingkungan.
3. Jumlah luas areal wilayah kelurahan 324,5 Ha.

5.5.6. Data Kependudukan/Data Demografi


Tabel 5.4. Distribusi Penduduk Puskesmas Medan Denai

JUMLAH PENDUDUK
No.
KELURAHAN
LAKI –LAKI PEREMPUAN KK JIWA

1 DENAI 9.246 10.745 4.856 19.991

2 MENTENG 11.477 10.479 5.819 21.956

JUMLAH 20.723 21.244 10.675 41.947

*sumber data dari Puskesmas Medan Denai


Dari tabel diatas didapati jumlah penduduk yang dinaungi
Puskesmas Medan Denai adalah 41.974 Jiwa.

Grafik 5.1. Distribusi Penduduk Puskesmas Medan Denai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 170


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

45000

40000

35000

30000

25000 DENAI

20000 MENTENG
JUMLAH
15000

10000

5000

0
LAKI-LAKI PEREMPUAN KK JIWA

5.5.7. Data Kesehatan


5.5.7.1. Sarana Pendidikan

Tabel 5.5 Distribusi Sarana pendidikan Diwilayah Kerja Puskesmas


Medan Denai

No. SARANA JUMLAH

1 PAUD 7

1 TK 17

2 SD / MI 16

3 SLTP / MTS 5

4 SMA / MA 6

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 171


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Dari tabel diatas didapat bahwa sarana pendidikan yang di naungi


Puskesmas Medan Denai yang paling banyak adalah tingkat TK sebanyak 17
yayasan.

5.5.7.2. Sarana Ibadah


Grafik 5.2. Distribusi Sarana Ibadah

Dari grafik diatas didapati sarana ibadah yang di naungi di Puskesmas


Medan Denai adalah Mesjid, Gereja, Kuil, dan Wihara.
5.5.7.3. Sarana Kesehatan
1. Poliklinik Umum
2. Poliklinik Ibu dan Anak
3. Poliklinik Lansia
4. Poliklinik Gigi dan Mulut

5.5.7.4. Sarana Pendukung Kesehatan


1. Laboratorium
2. Fasilitas ambulance

5.5.7.5. Sarana Fisik Puskesmas


1. Ruangan Kepala Puskesmas : 1 buah
2. Ruangan Poli Umum : 2 buah
3. Ruangan Kartu : 1 buah
4. Ruangan KIA : 1 buah
5. Ruangan Apotik : 1 buah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 172


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

6. Ruangan Imunisasi : 1 buah


7. Ruangan Poli Gizi : 1 buah
8. Ruangan Rapat : 1 buah
9. Toilet Pegawai : 1 buah
10. Toilet pasien : 1 buah

5.5.7.6. Tenaga Kesehatan Puskesmas


Puskesmas Medan Denai memiliki petugas
atau tenaga kesehatan yang terdiri dari tega medis, para
medis dan staf administrasi.
Tabel 5.6. Distribusi Tenaga Kesehatan Puskesmas Medan Denai

NO NAMA PEGAWAI NIP GOL.

1 dr. Budi Ikhsan 197803232007011002 III/d

2 dr. Nur Fadliana 197911052006042005 IV/a

3 drg. Herlina Sihombing 197111032000122001 IV/c

4 drg. Herta Linawati Sinaga 197207262002122002 IV/b

5 dr. Yudisi Rolasni Silitonga 197511162005022002 IV/a

6 Nuryani 196509021988032003 IV/a


dr. Esra Yanti Vivi Yuna
7 197703012010012004 III/d
Butar-Butar
8 dr. Siti Aisyah Pulungan 198005122010012006 III/d

9 Katarina 196206141983102001 III/d

10 Nurlanwati Hutasuhut 196310081985032003 III/d

11 Julidar 196507191988032013 III/d

12 Siti Jamilah Marbun 196611011987032002 III/d

13 Berliana Siagian 197310121993032001 III/d

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 173


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

14 Riris Simanullang 196703241993032004 III/d

15 Syamsunihar, S. Farm, Apt 197003061994032005 III/d

16 Riana Anzahra Zubaidah 196904261990022003 III/d


Ronny Rahmadiniah
17 197302071996032001 III/d
Siregar, SKM
18 drg. Flora Karenza Pinem 198606302011012013 III/c

19 Aida Rosmawati 196707051993032002 III/c

20 Lestina Simarmata 197910132006042011 III/b


Juliana Magdalena
21 198207042006042008 III/b
Pardede, S. Kep
22 Erita Ferawaty Sihombing 198212192006042019 III/a
Fatimah Emmy Kristina
23 198011132010012019 III/a
Naibaho, A.Md
Nelly Franciska Sitohang,
24 197707272010012009 III/a
Amk
25 Enny Elfrida Sirait, Amk 198011032010012017 III/a

26 Octorosilawati Sianturi 198210012010012023 III/a

27 Nuraisyah Nasution 197502212007012003 III/a

28 Nova Elisabeth Simaremare 198805112010012019 II/d

29 S Mesrawati Manurung 198102112010012021 II/d

30 Mekaria BR Kaban 198011282010012007 II/d

31 Imelda Yulietta Simarmata 197407232005022001 III/a

32 Hendri Syahputra 198510102010011023 II/d

33 Widya Irtifani 198509112015032001 II/c

34 Yotissa Priyanka Sibarani 199106292015052000 II/c

35 Sumisan Sihombing 198606082015052001 III/a


Pelentina Sitorus. S.Kep,
36 196405031988032003 IV/a
Ners
Roslina Veronica Silitonga,
37 198010302015052001 II/c
AMK

Tabel 5.7 Daftar Staf/Tenaga Pelaksana Honorer Puskesmas Medan Denai


KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 174
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

No. NAMA NIP GOL JABATAN


1 Irnayani - - Administrasi
2 Hafiz Arief - - Administrasi
3 Azhar Koto - - Keamanan
4 Siti Raiyah - - Cleaning Service
*Sumber : Data Dasar Puskesmas Medan Denai 2018

5.5.7.7. Fasilitas Fisik Puskesmas Medan Denai


Puskesmas Medan Denai dalam menjalankan
kegiatan didukukng oleh fasilitas fisik meliputi :
1. Fasilitas gedung puskesmas permanen
2. Fasilitas alat – alat
3. Fasilitas adm
4. Fasilita imunisasi

5.5.7.8. Fasilitas Gedung Puskesmas


Puskesmas terdiri dari :
1. Ruangan Kepala Puskesmas : 1 buah
2. Ruangan Poli Umum : 2 buah
3. Ruangan Kartu : 1 buah
4. Ruangan KIA : 1 buah
5. Ruangan Apotik : 1 buah
6. Ruangan Imunisasi : 1 buah
7. Ruangan Poli Gizi : 1 buah
8. Ruangan Rapat : 1 buah
9. Toilet Pegawai : 1 buah
10. Toilet pasien : 1 buah

5.5.7.9. Sumber Daya Manusia


1. Tenaga Pelaksana PNS
a. Dokter Umum : 5 Orang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 175


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

b. Dokter Gigi : 3 Orang


c. Perawat : 10 Orang
d. Bidan : 9 Orang
e. Perawat Gigi : 2 Orang
f. Analis : 2 Orang
g. Apoteker : 1 Orang
h. Asisten Apoteker : 1 Orang
i. Gizi : 1 Orang
j. SKM : 2 Orang
k. Kesling : 1 Orang
2. Tenaga Pelaksana Honorer
a. Administrasi : 2 Orang
b. Keamanan : 1 Orang
c. Cleaning Service : 1 Orang
JUMLAH 41 Orang

5.5.7.10. Fasilitas Administrasi


1. Meja pendaftaran
2. Computer administrasi
3. Rak rekam medic
4. Data rekam medik

5.5.7.11. Fasilitas Imunisasi


1. Penyediaan vaksin
2. Tempat penyimpanan vaksin
3. Timngan BB
4. Meteran
5. Spuit
6. Safety box
7. Kapas alcohol
8. Obat-obatan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 176


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

5.5.7.12. Fasilitas Alat Kesehatan


Adapun peralatan yang dimiliki oleh
Puskesmas Medan Denai antara lain yaitu :
1. Alat – alat pemeriksaan pasien, seperti :
a. Stetoskop : 5 buah
b. Tensi Meter : 3 buah
c. Kia Kit : 1 set
2. Alat – alat suntik dan alat – alat P3K
3. Timbangan bayi dan dewasa
a. Timbangan bayi : 1 buah
b. Timbangan dewasa : 4 buah
4. Pengukuran tinggi : 3 buah
5. Lemari es tipe kompresi : 2 buah
6. Tempat tidur : 3 buah
7. Lemari obat : 3 buah
8. Termos posyandu :13 buah
9. Perlengkapan giji : 1 buah
5.5.7.13. Fasilitas Obat – obatan
Puskesmas Medan Denai dalam rangka
menjalankan tugas – tugas pokoknya memulihkan
kesehatan dan penolongan penyakit didukung oleh
perlengkapan obat – obatan antara lain :
1. Obat – obatan inpres
2. Obat – obatan BPJS
3. Obat – obatan GAKIN

Tabel 5.8 Daftar Obat – obatan di Puskesmas Medan Denai


No Nama Obat No Nama Obat
1 Asetosal Tablet 70 Etil Klorid
2 Amitripitilin 71 Eugenol
3 Amoxcilin 250 mg 72 Fenobarbita 30 mg
4 Amoxcilin 500 mg 73 Fenoksimetil Penicilin 250 mg
5 Amoxcilin Sirup 74 Fenoksimetil Penicilin 500 mg

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 177


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

6 Antalgin 75 Fitomenadion Tablet


7 Antasida 76 Furodemide
8 Antihemoroid Sirup 77 Garam Oralit
9 Asam Askorbat 78 Garam Violit
10 Atropine Sulpat Injeksi 79 Glibenclamid 5 mg
11 Asam Mefenamat 80 Gliseril Guaiakolat
12 Acyclorovir Salep 81 Griseo Fulvin
13 Acycloropil 200 mg 82 Glukosa Infus
14 Ambroxol Tablet 83 Hidrokortison 2,5 %
15 Ambroxol Sirup 84 Ibuprofen 200 mg
16 ART Fuji 85 Infus Set Dewasa
17 Abokat 22 86 Kal. Hidro Pasta
18 Abokat 18 87 Kalsium Laktas
19 Benzatin Penicilin 88 Kapas 250
20 Besi II Sulfat 89 Kapas 500
21 Betametason Cream 90 Kasa 40/40 mg
22 Anti Bakteri Cream 91 Kasa Hidrofil 4 x 15
23 Allupurinol 92 Klorampenikol 3 % tetes Telinga
24 2- 4 Salep 93 Klorampenikol
25 Captropil 12,5 mg 94 Kloeperamin Maleat
26 Ciptrofloxacin 95 Klorpromazine
27 CHMK 96 Kotrimoksazol Sirup
28 Dexamethason 97 Kotrimoksazol 480 mg
29 Dextrometropan Tablet 0,5 mg 98 Kotrimoksazol Paed 120 mg
30 Dextrometrorpan Tablet 99 Meta Ergometrin Injeksi
31 Diazepam Injeksi 100 Metronidazole 250 mg
32 Diazepam Tablet 101 Natrium Bicarbonat
33 Difenhidramim Injeksi 102 OBH
34 Digoksin 0,25 mg 103 Oksitetrasiklin Salep Mata 1 %
35 Efedin 104 Oksitetrasiklin Kulit 3 %
36 Ekstra Belladon 105 Oksitosin Injeksi
37 Etakridinal 106 Paracetamol Sirup

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 178


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

38 Etanol 70 % 107 Paracetamol Tablet 500 mg


39 Dextrometorpan sirup 108 Piridoksin
40 Pirantel 125 mg 109 Phonol Tetes Telinga
41 Predsone tablet 110 Ofloksasin 400 mg
42 Propanolol 111 Megnicom
43 Reserpin 112 Hanschun
44 Ringer laktat 113 Eritromisi
45 Salbutamol tablet 2 mg 114 Ketokonazole crem
46 Salisil bedak 115 Ketokonazol tablet 200 mg
47 Serum anti tetanus 116 OBH plus
48 Silver Amalgam 117 Truvit sirup
49 Tetrasiklin 500 mg 118 Sefiplek
50 Tetrasiklin 250 mg 119 Metaflu
51 Tiamin 120 Obat penurun Panas
52 Vitamin B-Compleks 121 Metocloperamide tablet
53 Yodium 30 mg 122 Metocloperamide sirup
54 Doksisiklin 100 mg 123 Loratadin tablet
55 Lansoprazole 124 Iflasma
56 Diaform 125 Glasslorum
57 Pehacain injeksi 126 Mumming filling pasta
58 Lumping 127 Fletcher
59 Yodium 300 mg 128 Neurophyl 500 injeksi
60 Gempibrozil 129 PK
61 Spuit 1 ml 130 Genoint Tetes mata
62 Spuit 3 ml 131 Loperamide
63 Methyl prednisolone 132 Kasa pembalut
64 Piroxsicam 133 Basitrasin polimiksin
65 B – 12 injeksi 134 PTU
66 Wing Naid 135 Cetirizine
67 Haloperidol 0,5 mg 136 Nacl Infus
68 Halopuridol 1,5 mg 137 Metal Ergometrin Tablet
69 Halopuridol 5 mg 138 Captopril 25 mg

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 179


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

*sumber data dari Puskesmas Medan Denai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 180


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

5.6. Struktur Organisasi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 181


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

DENAH PUSKESMAS MEDAN DENAI


Lantai 1

Wc Wc T Ruang Poli Ruang


Umum Pegawai a Penyimpanan Gigi Farmasi
n RM
g
g Registrasi
a

Poli Umum Poli KIA-


1 KB
Ruang Tunggu
Poli
Poli Umum Lansia
2 UGD

Pintu Masuk Pintu


UGD
Informasi

Lantai 2

T Wc Wc Ruang KA
a Pegawai Pegawai Puskesmas
n
g
g
a

Mushola Ruang Ruang Ruang Rapat


Sterilisasi Staff

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 182


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 183


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

5.7. Program Dasar dan Program Pengembangan Puskesmas


5.7.1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, reginal dan global
serta mempunyai daya tinggi untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap
puskesmas.
Untuk dinas kesehatan kota Medan Upaya
Penyelenggaraan kesehatan Wajib di puskesmas ada 7 golongan
(basic seven) yaitu :
1. Upaya Promosi kesehatan
2. Upaya Kesehatan lingkungan
3. Upaya KIA dan KB
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan
7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan.

5.7.2.Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan yang ditemukan
dimasyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan
puskesmas, yang dipilih dari daftar upaya kesehatan puskesmas
yang telah ada yaitu ;
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN)
4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
5. Upaya Kesehatan Gizi dan Mulut (UKGM)
6. Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)
7. Upaya Kesehatan Mata (UKM)
8. Upaya Kesehatan Usia lanjut (USILA)
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 184


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

10. Laboratorium Sederhana


11. Upaya Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

5.8. Program Prioritas Puskesmas


5.8.1. Upaya Promosi Kesehatan
Tujuan :
1. Agar individu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan
melaksanakan perilaku hidup sehat.
2. Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif
dalam perencanaan dan penyelenggaraan posyandu.
Kegiatan :
1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat di lingkungan
wilayah kerja Puskesmas Medan Denai didalam maupun
diluar berbentuk kegiatan-kegiatan penyuluhan kesehatan
pribadi, kesehatan lingkungan gizi keluarga, KB, imunisasi,
posyandu dan lain sebagainya.
2. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan brosur
dan info-info kesehatan.
3. Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat dalam kegiatan
antara lain berupa gotong royong dan olahraga.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 185


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel. 5.9 Upaya Promosi Kesehatan Puskesmas Medan Denai Periode Januari - Desember 2018

*Sumber dari puskesmas medan denai

Kesimpulan : Program promosi kesehatan berjalan sesuai dengan POA

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

5.8.2. Upaya Kesehatan Lingkungan


Sasaran :
1. Daerah yang rawan air bersih
2. Daerah yang rawan penyakit menular
3. Daerah dan pemukiman baru
4. Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan,
rumah ibadah, sekolah dan lain-lain.
Kegiatan :
1. Pembuatan sumber air dan pembuatan WC yang memenuhi
syarat kesehatan
2. Hygiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup :
a. Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban
keluarga
b. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
c. Hygiene dana sanitasi lingkungan, berupa pengawasan
kesehatan tempat-tempat umum serta tempat
pengelolaan dan penyajiannya

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 187


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 5.10 Upaya Kesehatan Lingkungan Puskesmas Medan Denai Periode Januari – Desember 2018

*Sumber dari puskesmas medan denai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

5.8.3. Upaya KIA dan KB


Kegiatan KB :
1. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB
dengan usaha-usaha terpadu
2. Memberikan pelayanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam
bentuk Intra Uterine Device (IUD), pil KB, Kondom,
Suntikan, Kontrasepsi Mantap (Kontap) dan susuk
3. Memotivasi akseptor dan calon akseptor KB agar menjadi
motivator
4. Melayani konsultasi reproduksi dan konsultasi KONTAP
5. Membuat laporan kegiatan KB bulanan, Triwulan dan tahun
Jumlah kunjungan k1 ibu hamil yang tertinggi adalah
pada bulan april dan juli, yaitu sejumlah 104 (dari total 1027)
dan terendah pada bulan Januari, yaitu sejumlah 64. Jumlah
kunjungan k2 ibu hamil tertinggi bulan April dengan jumlah 102
(dari total 986), dan terendah pada bulan Januari dengan jumlah
59. Jumlah kunjungan ibu hamil dengan factor resiko yang
tertinggi adalah bulan Juli dengan jumlah 22 (dari total 145) dan
terendah pada bulan Januari dengan jumlah 4. Jumlah ibu hamil
resiko tinggi yang ditangani paling banyak dibulan Agustus
dengan jumlah 19 (dari total 72) dan terendah dibulan November
dengan jumlah 3. Jumlah ibu resiko tinggi yang dirujuk ke RS
paling banyak di bulan Februari dengan jumlah 9 (dari total 53)
dan terendah di bulan September , Oktober, November dengan
jumlah masing-masing 1, jumlah persalinan oleh tenaga
kesehatan, termasuk didampingi tenaga kesehatan tertinggi pada
bulan April dengan jumlah 98 (dari total 938) dan terendah pada
bulan Januari sejumlah 57. Jumlah kunjungan bayi paling tinggi
di bulan Oktober dengan jumlah 144 (dari total 1067) dan
terendah di bulan januari 55.

KB – Jumlah Akseptor KB
Agustus – Desember 2017

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 189


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Penanggung jawab Program : Berliana Siagian


Tabel 5.11 Upaya Program KIA dan KB
JLH
BULAN

NO JENIS KONTRASEPSI PASIEN


JULI AGUST SEPT OKT NOV DES

D L D L D L D L D L D L

BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 IUD
LAMA 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3

BARU 10 0 0 0 3 4 7 4 7 6 0 5 46
2 KONDOM
LAMA 6 0 5 0 2 0 12 0 5 0 0 0 30

BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 MOW LAMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 IMPLAN
LAMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

BARU 4 20 3 0 0 7 5 12 0 14 0 25 90
5 SUNTIK
LAMA 9 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13

BARU 2 13 2 10 4 14 4 9 4 8 8 0 78
6 PIL
LAMA 9 0 10 0 8 0 10 0 8 0 15 0 60

JUMLAH 40 33 26 10 17 25 39 25 24 28 23 30 320

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 190


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

KB – Jumlah Akseptor KB
Januari s.d Desember 2018
Penanggungjawab Program : Berliana Siagian
Tabel 5.12 Upaya Program KIA dan KB

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Kesimpulan :Program KB berjalan dengan baik, pencapaian


kurang disebabkan alat kontrasepsi yang kurang.
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa :
1. Akseptor KB terbanyak adalah pil dengan jumlah 827
dimana jumlah pemakai lama sebanyak 821 orang dan
pemakai baru sebanyak 7 orang.
2. Pemakain askeptor KB pada Bulan Agustus-Desember
tahun 2017 ke Bulan Januari-Desember tahun 2018
mengalami peningkatan yakni dari 320 menjadi 3392
pemakaian askeptor KB, Hal inidi sebabkan karena
kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengaturan
jumlah anak dan pengaturan jarak kehamilan.
3. Diharapkan kepada petugas pihak puskesmasagar lebih
melakukan promositentang penting dan manfaat berKB.

5.8.4. Upaya Perbaikan Gizi dan Masyarakat


Upaya peningkatan gizi bertujuan untuk meningkatkan
status gizi masyarakat melalui usaha pemantauan status gizi
kelompok kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi
(seperti ibu hamil dan balita) dan pemberian makanan tambahan
(PMT) baik yang bersifat penyuluhan maupun pemulihan.
Ruang lingkup kegiatan meliputi :
1. Menimbang BB balita untuk memantau pertumbuhan anak
yang dilakukan secara rutin setiap bulan, baik di Puskesmas
maupun di Posyandu. Indikator keberhasilan pemantauan
status gizi balita digunakan SKDN yang ditulis di buku
KMS, dengan penjelasan sebagai berikut :
S = Semua balita
K = Anak yang mempunyai KMS
D = Balita yang datang rutin ke Posyandu untuk di timbang
N = Balita yang datang teratur untuk ditimbang, kemudian
BB mengalami kenaikan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 192


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

2. PMT untuk balita gizi kurang. Penyuluhan PMT dilakukan


melalui demonstrasi pemilihan bahan makanan yang bergizi
dan cara memasaknya. PMT pemulihan dilakukan melalui
pemberian makanan seperti susu, biskuit, beras.
3. Memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat
4. Pemberian vitamin A yang dilakukan 2x setahun yaitu bulan
Februari dan Agustus. Vitamin A biru diberikan kepada
anak dengan usia 6-11 bln dan vitamin A merah diberikan
kepada anak dengan usia 12-59 bulan.
5. Pemantauan status gizi. Kegiatan ini dilakukan dengan
memantau BB balita gizi kurang dan gizi buruk. Balita gizi
kurang dan gizi buruk diberikan PMT berupa biskuit/roti,
susu, beras.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 193


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 5.13 Program Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai

Cakupan Capai
Kegiatan Se Jlh an
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu pt Okt Nov Des (%)
Penimbangan
di Posyandu
84 84 85 86 87 88 88 88 87 88 86 89 87
D/S 85
83 83 83 84 84 84 84 83 84 83 83 84 84
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
K/S 91
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
92 92 93 94 96 96 97 97 97 98 98 98 96
D/K 94
92 92 92 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
66 66 66 66 65 65 65 65 65 66 65 65 65
N/D 66
66 66 66 66 66 66 67 67 67 67 67 67 67
55 55 56 56 57 57 57 57 57 57 57 57 57
N/S 56
55 55 55 56 55 55 55 55 55 56 55 55 55
BGM 8 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
13 13 13 13 12 12 10 10 11 11 12 12 12
Balita gizi
buruk
mendapat
perawatan 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
ASI Eksklusif 39
Pemberian
Vitamin A
pada bayi 289
Pemberian
Vitamin A
pada balita 2852
Pemberian
Vitamin A
pada Bufas 59 54 51 49 54 54 56 55 54 50 51 54
Pemberian Fe
I pada Bumil 70 60 56 54 54 54 55 55 54 54 54 55
Pemberian Fe
III pada
Bumil 66 59 56 52 56 56 57 57 56 56 56 56
Pemberian Fe
pada Bufas 63 54 51 49 54 54 56 56 54 56 54 55
% MP ASI
BGM Gakin 21 21 22 21 21 21 19 19 19 21 21 21

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 194


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Grafik 5.3 Capaian Program Gizi

5.8.5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


Menurut Depkes RI Tahun 2014, Penyakit menular
adalah penyakit yang di sebabkan oleh bibit penyakit tertentu
atau oleh produk toxin yang di dapatkan melalui penularan bibit
penyakit atau toxin yang di produksi oleh bibit penyakit tersebut
dari orang yang terinfeksi, dari binatang, atau dari reservoir
kepada orang yang rentan, baik langsung ataupun tidak langsung
melalui tumbuhan ataupun binatang pejamu, melalui vector atau
melalui lingkungan.
Sasaran :
Seluruh lapisan masyarakat.
Tujuan
1. Mencegah terjangkitnya penyakit.
2. Untuk meningkatkan kesehatan optimal.
3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian.

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular


dilaksanakan karena:
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 195
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

1. Masi tingginya angka penderita penyakit menular yang


masih bisa di cegah dengan imunisasi, misalnya ; Campak,
TB paru.
2. Masih tingginya angka penyakit menular yang berhubungan
dengan higiene dan sanitasi, misalnya : diare, infeksimata,
infeksi telinga, dan mastoid.
3. Masih tinggi angka penderita penyakit menular yang
penularannya melalui vektor, misalnya : Demam berdarah
4. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang di
tulari secara langsung, misalnya : TB paru, ispa, campak,
cacar air.
Kegiatan - kegiatan P2M berupa :
1. Mencari kasus sedini mungkin untuk menlakukan
pengobatan.
2. Memberikan penyuluhan kesehatan di daerah wabah di
Puskesmas.
3. Mengadakan imunisasi antara lain : BCG, DPT, CAMPAK,
POLIO, DT dan TT.
4. Langkah–langkah yang di lakukan dalam pengamatan dan
pemberantasan penyakit.
5. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit.
6. Melaporkan tentang penyakit menular.
7. Menyelidiki lapangan untuk melihat ada tidaknya laporan
yang masuk, menemukan kasusu–kasus untuk mengetahui
sumber penularan.
8. Tindakan pemulaan untuk menahan penjalaran.
9. Menyembuhkan penderita hingga sehat.
10. Pemberian imunisasi.
11. Pemberantasan vektor nyamuk.
12. Pendidikan kesehatan.

5.8.6. Upaya Pengobatan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 196


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 5.14 Data Bulanan 10 besar penyakit di wilayah kerja puskesmas


medan denai kecamatan medan denai periode Januari s.d Desember
2017

Bulan
Jenis
No
Penyakit Jan Feb Ma Apr Me Jun Jul Agt Sep Okt No Des Juml
r i v ah

Infeksi
saluran
1 265 283 371 231 245 195 177 265 422 443 334 362 3593
pernapasan
akut

2 Hipertensi 225 236 168 147 269 252 294 292 308 311 301 147 2950

3 DM 154 202 180 79 234 118 126 126 147 147 133 118 1755

4 ISPA b 33 27 17 9 21 19 24 18 8 17 19 18 230

5 Penyakit
54 39 112 42 48 46 40 41 38 38 42 40 580
Kulit

6 Vertigo 51 97 74 56 22 30 21 29 25 31 33 25 494

7 Peny.Pada
65 46 62 25 44 51 52 41 37 52 62 25 562
Sistem Otot

8 GE 40 27 35 31 27 26 34 19 34 31 15 20 339

9 Dyspepsia 79 55 74 61 44 45 35 32 37 42 53 35 592

10 Penyakit
Rongga 223 182 263 217 246 250 248 184 127 239 202 182 2563
Mulut

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Dari tabel diatas didapatkan bahwa :


1. Penyakit ISPA merupakan penyakit terbanyak pada bulan Januari –
Desember 2017 dengan jumlah 3593 kasus
2. ISPA B merupakan kasus terendah pada bulan Januari – Desember
2017 dengan jumlah 230 kasus

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 197


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 5.15 Data Bulanan 10 besar penyakit di wilayah kerja puskesmas


medan denai kecamatan medan denai periode Januari s.d Agustus 2018

Nama Bulan
No
Penyakit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jumlah

Infeksi
saluran
1 349 261 194 252 253 172 258 256 1995
pernapasan
akut
2 Hipertensi 309 227 194 164 260 241 244 197 1870
3 DM 146 198 150 201 133 197 199 168 1392
4 ISPA b 18 20 14 14 16 13 15 11 121
Penyakit
5 35 31 48 83 75 22 22 40 356
Kulit
6 Vertigo 9 10 12 11 10 7 15 5 79
Peny.Pada
7 66 55 51 48 50 13 11 37 331
Sistem Otot
8 GE 16 17 10 16 11 15 20 26 131
9 Dyspepsia 76 176 110 81 115 52 48 90 748

Penyakit
10 Rongga 288 190 203 195 170 79 192 98 1415
Mulut

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai


Dari table diatas didapatkan bahwa :
1. Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah penyakit terbanyak di
wilayah kerja Puskesmas Medan Denai periode Januari-Agustus 2018 yaitu
sebanyak 1995 orang.
2. Penyakit Vertigo adalah penyakit paling sedikit di wilayah kerja
Puskesmas Medan Denai periode Januari-Agustus 2018 yaitu 79 orang.

Tabel 5.16 Data Bulanan 10 besar penyakit di wilayah kerja puskesmas


medan denai kecamatan medan denai periode Januari s.d Desember
2018

No Jenis Penyakit Jlh


1 ISPA 3388
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 198
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

2 penyakit darah tinggi 2669


3 infeksi pada usus lainnya 917
4 penyakit lain pada saluran pernafasan atas 577
5 penyakit pulpa dan jaringan periapikal 572
6 gingvitis dan penyakit periontal 490
7 penyakit sistem otot 341
8 kelainan refraksi 316
9 penyakit kulit karena jamur 284
10 Diare 202
9756
Total

Dari tabel diatas didapatkan bahwa :


1. Penyakit ISPA merupakan penyakit terbanyak pada bulan Januari –
Desember 2017 dengan jumlah 3593 kasus
2. ISPA B merupakan kasus terendah pada bulan Januari – Desember
2017 dengan jumlah 230 kasus.

Tabel 5.17 Upaya Pengobatan Puskesmas Medan Denai Januari -


Desember 2018
Pengobatan/Kunjungan Rujukan
BULAN UMUM GIGI
BPJS
KTP BPJS KTP BPJS
Januari 279 1268 23 182 647
Pebruari 271 1093 49 215 565
Maret 294 1108 35 203 578
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 199
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

April 244 1095 56 203 598


Mei 581 1140 42 172 547
Juni 237 659 18 81 357
Juli 294 1192 38 200 607
Agustus 297 988 2 100 513
September 300 1031 30 61 454
Oktober 253 1045 61 58 408
Nopember 258 1049 46 62 398
Desember 269 962 36 61 353
TOTAL 3577 12630 435 1598 1537

*sumber dari puskesmas medan denai


Dari tabel diatas didapatkan bahwa :
1. Kunjungan Puskesmas terbanyak adalah bulan Mei 2018 dengan total
kunjungan 2482 kunjungan.
2. Kunjungan Puskesmas terendah adalah bulan Juni 2018 dengan total
kunjungan 1352 kunjungan.

Grafik 5.4 Data Bulanan 10 Penyakit di Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Denai Periode Januari s.d Desember 2017

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 200


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari 10 besar penyakit yang
terdapat di puskesmas Medan Denai, urutan pertama di dapati adalah ISPA
tahun 2017.
Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan dan orang lain. Karena masih banyak terlihat masyarakat
yang terlihat sembarangan merokok di sembarang tempat, tidak memakai
pelindung diri seperti masker ketika di jalan untuk menghindari adanya debu
maupun polusi kendaraan dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk segera
pergi berobat ke pelayanan kesehatan terdekat. Sedangkan dilihat kasus ISPA
mengalami penurunan yakni dari 4111 jiwa pada tahun 2016 menjadi 3593
jiwa pada tahun 2017, hal ini mungkin disebabkan karena tingginya kerja
keras pihak puskesmas Medan denai dalam upaya mempromosikan kesehatan
kepada masyarakat yang terus menerus sampai masyarakat mengerti dan
bahayanya ISPA dan bagaimana cara pencegahannya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 201


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Grafik 5.5 Data Bulanan 10 Besar Penyakit di Wilayah Kerja


Puskesmas Medan Denai Kecamatan Medan Denai Periode Januari s.d
Desember 2018.

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai


Dari grafik diatas didapatkan bahwa :
1. Penyakit ISPA merupakan penyakit terbanyak pada bulan Januari –
Desember 2018 dengan jumlah 3388 kasus.
2. Diare merupakan kasus terendah pada bulan Januari – Desember 2018
dengan jumlah 202 kasus.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari 10 besar penyakit
yang terdapat di puskesmas Medan Denai, urutan pertama di dapati adalah
ISPA tahun 2018. Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya kesadaran
masyarakat terhadap lingkungan dan orang lain. Masih banyak terlihat
masyarakat yang terlihat merokok di sembarang tempat, tidak memakai
pelindung diri seperti masker ketika di jalan untuk menghindari adanya debu
maupun polusi kendaraan dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk segera
pergi berobat ke pelayanan kesehatan terdekat.
Sedangkan dilihat kasus ISPA mengalami peningkatan yakni dari
3593 jiwa pada tahun 2017 menjadi 3388 jiwa pada tahun 2018, hal ini
mungkin disebabkan karena kurangannya kesadaran warga terhadap
lingkungan dan orang lain.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 202


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 5.18 Data 3 Bulanan penyakit di wilayah kerja puskesmas medan


denai kecamatan medan denai periode Januari s.d Maret 2019

Nama Bulan
No
Penyakit Januari Februari Maret

1 Hipertensi 135 138 150

2 DM Tipe 2 61 62 69

3 Obesitas 36 34 38

Asma 16 13 15
4
Bronkiale

7 PPOK 7 3 4

8 Osteoporosis 4 - 3

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai


Dari tabel diatas didapatkan bahwa :
1. Penyakit Hipertensi merupakan penyakit yang terbanyak pada
kunjungan bulan Januari – Maret 2019 berjumlah 423 kasus.
2. Osteoporosis merupakan penyakit yang paling sedikit pada kunjungan
bulan Januari – Maret 2019 berjumlah 7 kasus.

Grafik 5.6 Data 3 Bulanan penyakit di wilayah kerja puskesmas


medan denai kecamatan medan denai periode Januari s.d Maret
2019

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 203


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari penyakit yang


terbanyak pada kunjungan bulan Januari – Maret 2019 di Puskesmas
Medan Denai adalah hipertensi. Hal ini mungkin disebabkan karena
rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengontrol tekanan darah dan
tidak meminum obat anti-hipertensi secara rutin, karena pasien
merasa tidak perlu meminum obat anti-hipertensi karena sudah
merasa sehat. Masayarakat juga kurang teredukasi untuk meminum
obat anti-hipertensi secara rutin guna untuk mengontrol tekanan darah
dan menghindari komplikasi-komplikasi dari hipertensi seperti stroke,
penyakit jantung, gagal ginjal dan sebagainya.

5.8.7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan


Upaya pencatatan dan pelaporan Puskesmas Medan
Denai berfungsi sebagai informasi tentang kesakitan,
penggunaan pelayanan kesehatan di puskesmas, kematian, dan
berbagai informasi kesehatan lainnya berguna untuk
pengambilan keputusan. Pencatatan dan pelaporan dilaporkan
ke Dinas Kesehatan Kota Medan.
Pencatatan dan pelaporan Puskesmas mencakup 3 hal :
1. Pencatatan, peloporan, dan pengolahan
2. Analisis
3. Pemanfaatan
Frekuensi pelaporan mecakup Bulanan, tribulan dan
tahunan. Laporan bulanan mencakup data lesakitan, gizi, KIA,
imunisasi, KB, dan penggunaan obat-obatan. Laporan tribulan
meliputi kegiatan puskesmas antara kegiatan puskesmas,
kegiatan rujukan puskesmas. Laporan tahunan terdiri dari data
dasar fasilitas pendidikan, kesehatan lingkungan, data tenaga
kesehatan puskesmas dan puskesmas pembantu.

5.9. Posyandu

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 204


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

5.9.1. Pengertian Posyandu


Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua
atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat,
kegiatan-kegiatan yang di padukan khususnya adalah program
KIA, KB, Gizi, Imunisasi, dan penanggulangan Diare.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat yang pada
dasarnya salah satu wujud peran masyarakat dalam
pembangunan kesehatan, tempat masyaraat dapat memperoleh
pelayanan KB-Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi, Imunisasi, dan
penanggunglangan Diare pada waktu dan tempat yang sama.
Kegiatan posyandu merupakan kegiatan yang
melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk
masyarakat, yang di laksanakan oleh kader-kader kesehatan,
yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari tim
puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar.

5.9.2. Tujuan Posyandu


Tujuan pembentukan posyandu adalah :
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan
angka kelahiran dalam rangka mempercepat terwujudnya
catur warga.
2. Menjadi kebutuhan pokok dan bagian yang tidak terpisah dari
kegiatan masyarakat.

5.9.3. Sasaran Penyelenggaraan Posyandu


Sasaran posyandu meliputi :
1. Bayi usia kurang dari 1 tahun
2. Anak balita usia 1-5 tahun
3. Ibu hamil, menyusui dan ibu nifas
4. Wanita usia subur.

5.9.4. Kegiatan Posyandu

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 205


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Kegiatan posyandu menurut Panca Krida Posyandu :


1. Kegiatan Ibu dan Anak
2. Keluarga Berencana
3. Imunisasi
4. Peningkatan Gizi
5. Penanggulangan diare
Kegiatan gizi diposyandu merupakan bagian dari UPKG
dalam langkah-langkah kebijaksanaan. Perbaikan gizi
merupakan kegiatan upaya langsung yang meliputi :
1. Pemantauan pertumbuhan anak balita menggunakan Kartu
Menuju Sehat (KMS) dengan cara penimbangan yang
dilakukan oleh kader.
2. Pemberian makanan tambahan
3. Penyuluhan gizi
Prosedur pelayanan posyandu mengikuti sistem lima
meja atau lima langkah dasar :

SKEMA POLA PELAYANAN POSYANDU

Pendaftaran Balita dan Ibu Hamil

Penimbangan Balita dan Ibu Hamil

Pencatatan Hasil Penimbangan

Penyuluhan Balita dan Ibu Hamil

Pelayanan Kesehatan

5.9.5. Klasifikasi Posyandu


Klasifikasi posyandu terdiri dari :
1. Posyandu pratama ( warna merah )
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang
masih belum mantap, kegiatannya belum rutin tiap bulan
dan kader aktifnya terbatas,
2. Posyandu Madya ( warna kuning )

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 206


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Posyandu ditingkat madya sudah dapat


melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kalipertahun, dengan
rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, akan tetapi
cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi)
masih rendah yaitu kurang dari 50%.
3. Posyandu Purnama ( warna hijau )
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu
yang frekuensinya lebih dari 8 kali pertahun, rata-rata
jumlah kader tugas lima orang atau lebih, dan cakupan lima
program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari
50%, pada posyandu ini sudah ada program tambahan,
bahkan sudah ada dana sehat tetapi masih sederhana.
4. Posyandu Mandiri ( warna biru )
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan
kesehatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah
bagus, posyandu ini memiliki program tambahan dan dana
sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK.

5.9.6. Kedudukan Posyandu


Menurut lokasinya posyandu dapat berlokasi disetiap
desa atau kelurahan. Bila diperlukan dan memiliki kemampuan,
dapat berlokasi di tiap RW atau dusun.
Kedudukan posyandu adalah :
1. Terhadap pemerintah desa atau kelurahan adalah sebagai
wadah pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan yang
secara kelembagaan dibina oleh pemerintah desa atau
kelurahan.
2. Terhadap pokja, posyandu adalah sebagai satuan organisasi
yang mendapat binaan aspek administrasi, keuangan dan
program pokja.
3. Terhadap UKBM, posyandu adalah sebagai mitra.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 207


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

4. Terhadap konsil kesehatan kecamatan, posyandu adalah


sebagai satuan organisasi yang mendapat arahan dan
dukungan sumberdaya dari konsil kesehatan kecamatan.
5. Terhadap puskesmas, posyandu adalah sebagai wadah
pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan yang secara
teknis medis dibina oleh puskesmas.

5.9.7. Tugas dan Tanggung Jawab Pihak-Pihak yang Terkait


Beberapa pihak yang terkait dengan kegiatan posyandu
memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Kader Kesehatan
a. Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan
prasarana posyandu.
b. Melaksanakan pendaftaran
c. Melaksanakanpenimbangan balita dan ibu hamil yang
berkunjung ke posyandu.
d. Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan
mengisi buku register posyandu.
e. Melaksanakan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai
dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT.
f. Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai dnegan
kewenangannya, misalkan memberikan vitamin A,
tablet besi, oralit, pil KB, kondom. Bila ada petugas
kesehatan maka kegiatan kesehatan dilakukan bersama
dengan petugas kesehatan. Setelah sesuai penimbangan
bersama petugas kesehatan melengkapi pencatatan dan
membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.
2. Petugas Kesehatan
a. Membimbing kader dalam penyelenggaraan posyandu.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keluarga
berencana dimeja 5 (lima).
c. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, gizi dan KB
kepada pengunjung posyandu dan masyarakat luas.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 208


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

d. Menganalisa hasil kegiatan posyandu dan


melaporkannya kepada kepala puskesmas serta
menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya
perbaikan sesuai kebutuhan.
3. Camat
a. Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut
kegiatan posyandu.
b. Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan
kinerja posyandu.
c. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan
posyandu secara teratur.
4. Lurah atau Kepala Desa
a. Memberikan dukungan dan kebijakan, sarana dan dana
untuk penyelenggaraan posyandu. Mengkoordinasikan
penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari
buka posyandu.
b. Mengkoordinasikan peran kader posyandu, pengurus
posyandu dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif
dalam penyelenggaraan posyandu.
c. Menindaklanjuti hasil kegiatan posyandu bersama
LKMD atau LPM atau LKD atau sebutan lainnya.
d. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan
posyandu secara teratur.
5. Pokja Posyandu
a. Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindaklanjut
kegiatan posyandu.
b. Melakukan bimbingan dan pembinaan kepada posyandu.
c. Mengenali sumber daya unuk kelangsungan
penyelenggaraan posyandu.
d. Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan
berperan aktif dalam kegiatan posyandu.

6. Tim Penggerak PKK (TP PKK)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 209


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

a. Berperan aktif dalam penyelenggaraan posyandu.


b. Penggerakkan perserta serta masyarakat dalam kegiatan
posyandu.
c. Penyuluhan baik diposyandu atau diluar posyandu.

5.9.8. Sarana Penyelenggaraan Posyandu


Sasarannya meliputi :
1. Bayi usia kurang dari 1 tahun
2. Anak balita usia 1-5 tahun
3. Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas
4. Wanita Usia Subur.

5.10. Imunisasi
5.10.1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang telah
berhasil menurunkan morbilitas (angka kesakitan) dan
mortalitas (angka kematian) penyakit infeksi pada bayi dan
anak. Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan
anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah suatu penyakit tertentu.
Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk
merangsang zat anti yang di masukkan kedalam tubuh melalui
suntikan, sperti vaksin BCG, DPT, Campak dan melalui mulut
seperti vaksin Polio.

5.10.2. Tujuan Imunisasi


Tujuan imunisasi adlah untuk mencegah terjadinya
penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit
tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan
menghilangkan penyakit tertentu didunia seperti imunisasi cacar
variola, keadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadi pada
jenis penyakit yang hanya dapat ditularkan oleh manusia, seperti
penyakit difteri.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 210


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka


kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi, pada saat ini penyakit tersebut adalah difteri,
tetanus, campak, pertussis, polio, TB-paru.

5.10.3. Manfaat Imunisasi


Manfaat imunisasi tidak hanya dirasakan oleh
pemerintah dengan menurunkan angka kesakitan dan kematian
yang dapat dicegah dengan imunisasi, tetapi juga dirasakan oleh
:
a. Untuk anak
Mencegah komplikasi dari penyakit yang ada, misalnya
kecacatan dan kematian.
b. Untuk Keluarga
Mendorong pembentukan keluarga sejahtera, bila orang tua
yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak
yang nyaman, hal ini mendorong persiapan keluarga yang
terencana, agar sehat dan berkualitas.
c. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang
kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara.

5.10.4. Imunisasi Dasar pada Bayi


Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan
oleh pemerintah dan ada juga yang dianjurkan, imunisasi yang
wajib di Indonesia adalah BCG, DPT, Polio, Campak, dan
Hepatitis B.

Tabel 5.19 Jadwal Pemberian Imunisasi


USIA VAKSIN

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 211


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

0 Bulan Hep B1, BCG, Polio 0


1 Bulan Hep B2
2 Bulan DPT 1, Polio 1
3 Bulan DPT 2, Polio 2
4 Bulan DPT 3, Polio 3
6 Bulan Hep B
9 Bulan Campak

5.10.5. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)


Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain :
1. Difteri
2. Pertusis
3. Tetanus
4. Tuberculosis
5. Campak
6. Poliomielitis
7. Hepatitis B

5.10.6. Program Imunisasi


Imunisasi adalah suatu tindakan yang memberikan
kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu.
Sasaran :
Bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah, dan pasangan usia subur
(PUS).

Tujuan :
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian
2. Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil dan
pencegahan penyakit.

Tabel 5.20 Pencapaian Imunisasi Puskesmas Medan Denai Bulan


Januari – Desember 2017
No Imunisasi Target Sasaran J F M A M J J A S O N D

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 212


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

1 Hep B 90 Bayi 62 51 46 49 50 53 57 59 62 63 58 59
2 BCG 90 Bayi 62 52 50 53 49 55 61 59 62 64 50 54
3 Polio 1 90 Bayi 63 54 50 53 54 55 60 59 62 64 50 54
4 DPT/HB 1 90 Bayi 63 53 52 53 50 55 59 62 62 68 50 53
5 Polio 2 90 Bayi 63 62 51 53 51 56 59 62 62 68 50 53
6 DPT/HB 2 90 Bayi 63 52 50 52 50 55 58 63 63 66 50 52
7 Polio 3 90 Bayi 63 53 51 54 54 53 59 63 63 66 50 52
8 Polio 4 90 Bayi 64 52 50 54 52 55 59 65 65 68 45 48
9 DPT 3 90 Bayi 64 51 50 53 50 54 60 65 65 68 45 48
10 Campak 90 Bayi 62 52 49 53 51 55 59 62 62 68 50 52
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Keterangan :
1. Pencapaian imunisasi Hepatitis B di puskesmas Medan Denai bulan Januari
- Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan Maret.
2. Pencapaian imunisasi BCG di puskesmas Medan Denai bulan Januari -
Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan Mei.
3. Pencapaian imunisasi Polio 1 di puskesmas Medan Denai bulan Januari -
Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan Maret dan November.
4. Pencapaian imunisasi DPT/HB 1 di puskesmas Medan Denai bulan Januari
- Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan Mei.
5. Pencapaian imunisasi Polio 2 di puskesmas Medan Denai bulan Januari -
Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan November.
6. Pencapaian imunisasi DPT/HB 2 di puskesmas Medan Denai bulan Januari
- Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan Maret dan Mei.
7. Pencapaian imunisasi Polio 3 di puskesmas Medan Denai bulan Januari -
Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan November.
8. Pencapaian imunisasi Polio 4 di puskesmas Medan Denai bulan Januari -
Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan November.
9. Pencapaian imunisasi DPT 3 di puskesmas Medan Denai bulan Januari -
Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan November.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 213


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

10. Pencapaian imunisasi Campak di puskesmas Medan Denai bulan Januari


- Desember 2017 yang paling tinggi pada bulan Oktober, sedangkan yang
paling rendah pada bulan Maret.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 214


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 5.21 Pencapaian Imunisasi Puskesmas Medan Denai Januari – Desember 2018
*sumber dari Puskesmas Medan Denai
Dari tabel diatas didapatkan bahwa :
1. Semua imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai periode Januari-Desember 2018 sudah mencapai target.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

2. Program BIAS Campak , DT, dan TD di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai periode Januari-Desember 2018 belum mencapai
target.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

5.11. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas


5.12. Upaya Kesehatan Sekolah
Pengertian
Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) adalah wadah belajar
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutkan
membentuk prilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di
sekolah umum dan sekolah agama.
Tujuan
Menciptakan kemasmpuan hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik serta memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka
pembentukan manusia seutuhnya.
Kegiatan UKS di Puskesmas Medan Denai :
a. Mendata jumlah murid sekolah
b. Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan
intra/ekstrakurikuler (dokter kecil/remaja).
c. Melaksanakan kegiatan penyuluhan pribadi, cuci tangan yang
benar, kesehatan gigi,kesehatan lingkungan,P2M,P3K, dan
lain-lain.
d. Membuat rencana kerja bulanan dan membuat laporan kerja
bulanan,triwulan dan tahunan.

Tabel 5.22 Data Sekolah Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai


2018-2019
Nama Sekolah SD SMP SMA
Jumlah 16 4 6
Sumber : SP2TP Puskesmas Medan Denai,Tahun 2018
Keterangan tabel :
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada Wilayah Kerja Puskesmas
Medan Denai terdapat 16 SD, 4 SMP, 6 SMA.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 217


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 5.23 Program UKS Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai


2017-2018
Tenaga Kelurahan Jumlah(orang)
No
pendukung Denai Menteng
1 Dokter Kecil 32 16 48
2 Dokter Remaja 11 16 27
3 Guru UKS 2 4 6
Jumlah 45 36 81
Sumber : SP2TP Puskesmas Medan Denai,Tahun 2017
Dari tabel di atas di ketahu bahwa :
1. Dokter Kecil
a. Jumlah Dokter kecil yang ada 48 jiwa
b. Target dokter kecil 10 dari jumlah murid SD
c. Jumlah murid SD adalah 4049 jiwa
d. Target dokter kecil adalah = 405 -100 =360 jiwa
e. Persentase pencapaian dokter kecil tahun 2015 yaitu
1,11%
2. Guru UKS
a. Guru UKS berjumlah 6 orang
b. Jumlah sekolah SD +SMP+SMA=19
c. Tiap sekolah harus memiliki 1 guru UKS
d. Jadi target pencapaian guru UKS belum tercapai.

5.13. Upaya Kesehatan Olahraga


Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penerangan
kepada pengunjung agar menjaga kesehatan kebugaran tubuh
dengan berolah raga. Di Puskesmas Medan Denai kegiatan
kesehatan olah raga saat ini sudah mulai diterapkan dan berjalan
dengan baik.Kegiatan ini dilakukan 1 kali seminggu, yaitu setiap
hari jumat,dengan klub yang dibina yaitu KLUB PROLANIS
.Selain kegiatan senam bersama, juga dilakukan pemeriksaan
kesehatan dan penyuluhan kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 218


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 5.23 Program Usaha Kesehatan Olahraga Wilayah Kerja


Puskesmas Medan Denai 2018

*Sumber : Puskesmas Medan Denai 2018

5.14. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat


Tujuan :
a. Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada
pasien atau keluarganya dirumah pasien dengan
mengikutsertakan masyarakat dan kelompok msyarakat
disekitarnya.
b. Membantu keluarga dan masyarakat mengenal kebutuhan
kesehatannya sendiri dan cara – cara penanggulangannya
disesuaikan dengan batas – batas kemampuan mereka.
c. Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha
pencegahan penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan
individu dan keluarganya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 219


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 5.24 Program Usaha Kesehatan Masyarakat Wilayah Kerja


Puskesmas Medan Denai 2018

*Sumber : Puskesmas Medan Denai 2018

5.15. Upaya Kesehatan Kerja


Pengertian kesehatan kerja adalah upaya –upaya yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam bidang kesehatankerja
masyarakat baik dalam waktu sakit maupun sehat guna
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dan keluarganya.
Tujuan :
1. Meningkatkan derajat kesehatan tiap pekerja agar dapat
menjalankan fungsinya seoptimal mungkin di wilayah kerja
Puskesmas Medan Denai untuk itu perlu diadakan pendataan
dan penyuluhan bagi pekerja.
2. Melayani pasien-pasien yang merupakan pekerja faormal dan
informal.
3. Penyuluhan di tempat kerja formal dan informal.
4. Pencatatan cakupan kasus-kasus penyakit akibat kerja.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 220


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 5.25 Program Usaha Kesehatan Kerja Wilayah Kerja


Puskesmas Medan Denai 2018

*Sumber : Puskesmas Medan Denai 2018

5.16. Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut


Upaya kesehatan gigi dan mulut adalah upaya pokok yang
menjadi beban puskesmas yang bertujuan untuk mencegah
dampak pengobatan serta dapat diartikan pula kesehatan gigi
paripurna yang ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat
berpenghasilan rendah khususnya kelompok masyarakat awam.
Kegiatan – kegiatan kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan
yaitu:
1. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi,penambalan dan
pencabutan gigi.
2. Membuat laporan kerja dan laporan kegiatan – kegiatan yang
di ikuti yang meliputi : pemeriksaan , pengobatan dan
perawatan gigi dan mulut serta rujukan penyuluhan kebersihan
gigi dan pasien yang berobat ke puskesmas.
3. Usaha kesehatan gigi anak sekolah.
4. Usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGM).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 221


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 5.26 Kelainan Gigi Dan Mulut Di Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Denai Januari – Desember 2017
No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des jumlah

1 Karies 20 11 20 7 20 9 13 6 9 13 18 8 153

2 periodinitis 36 21 23 35 40 28 46 18 38 60 45 29 419

3 Pulpitis 81 89 120 91 96 38 62 91 41 62 50 51 872

4 Abses 23 24 28 28 22 16 43 20 9 33 30 20 296

5 Persistensi 47 37 39 31 40 19 34 26 7 43 40 41 404

6 Cabut gigi
16 37 30 21 25 0 50 16 23 20 17 10 265
permanen

7 Tambal
0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 7 12
sementara

Jumlah 223 222 260 213 243 110 248 177 127 231 202 159 2421

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa:


1. Kasus periodenitis di unit pelayanan medik dasar yaitu 872
jiwa pada periode Januari - Desember 2017.
2. Kasus kelainan pula diunit pelayanan medic dasar kesehatan
gigi yaitu 419 jiwa pada periode Januari – Desember 2017
3. Kasus persistensi di unit pelayanan medik dasar yaitu 404 jiwa
pada periode Januari - Desember 2017.
Dari hasil di atas dapat kita simpulkan bahwa angka
kejadian dari kasus periodenitis merupakan kasus terbanyak di
Poli gigi Puskesmas Medan Denai yaitu sebanyak 872. Setelah itu
kasus terbanyak disusul oleh kasus abses sebanyak 419. dan kasus
persistensi sebanyak 404.
Selain itu dapat kita lihat kunjungan ke poli gigi
Puskesmas Medan Denai mengalami peningkatan tiap bulannya.
Hal ini disebabkan oleh sudah tingginya kesadaran masyarakat
tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Dimana
begitu mereka merasa ada keluhan lain pada gigi dan mulut
mereka, mereka langsung ke puskesmas. Semua ini tidak lepas
dari tingginya upaya kerja Puskesmas Medan Denai dalam

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 222


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

mempromosikan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.


Upaya- upaya tersebut terus ditingkatkan di Puskesmas Medan
Denai dengan memperbanyak promosi- promosi kesehatan salah
satunya adalah kesehatan gigi dan mulut seperti di tempat sekolah
maupun di sekitar- sekitar kawasan Puskesmas Medan Denai.

Tabel 5.27 Kelainan Gigi Dan Mulut Di Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Denai Januari – Agustus 2018
No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt jmlh

1 Karies 10 10 9 12 7 5 11 1 65

2 Kelainan pulpa 44 65 32 43 38 20 64 37 343

3 Kelainan perio 46 40 55 53 56 33 45 20 348

4 Abses 6 20 14 22 15 5 15 2 99

5 Persistensi 40 46 54 42 35 20 35 30 302

6 Gangguan 75
5 19 0 10 14 5 17 5
radix

7 Ginggivitis 7 10 14 13 5 2 5 3 59

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai


Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa:
1. Kasus Kelainan perio di unit pelayanan medik dasar yaitu 348
jiwa pada periode Januari - Agustus 2018.
2. Kasus kelainan pulpa diunit pelayanan medic dasar kesehatan
gigi yaitu 343 jiwa pada periode Januari - Agustus 2018.
3. Kasus persistensi di unit pelayanan medik dasar yaitu 302 jiwa
pada periode Januari - Agustus 2018.
Dari hasil di atas dapat kita simpulkan bahwa angka
kejadian dari kasus Kelainan perio merupakan kasus terbanyak di
Poli gigi Puskesmas Medan Denai yaitu sebanyak 348. Setelah itu
kasus terbanyak disusul oleh kasus kelainan pulpa sebanyak 343.
dan kasus persistensi sebanyak 302.

5.17. Upaya Kesehatan Jiwa


KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 223
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Kegiatan yang dilakukan meliputi:


1. Pengenalan diri gangguan jiwa
2. Memberikan pertolongan pertama pada penderita gangguan
jiwa
3. Melakukan rujukan kepada unit yang lebih mampu bila
diperlukan
Tabel 5.28 Program Usaha Kesehatan Jiwa Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Denai 2018

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

5.18. Upaya Kesehatan Mata


Kegiatan yang dilakukan berintegrasi dengan keinginan
puskesmas yang lain:
a. Kegiatan KIA, pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita
dan penyuluhan kesehatan posyandu.
b. Dengan UKS penyuluhan kesehatan mata.
c. Melakukan pengobatan mata yang dapat ditanggulangi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 224


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 5.29 Program Usaha Kesehatan Mata Wilayah Kerja


Puskesmas Medan Denai 2018

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai 2018

5.19. Upaya Kesehatan Usia Lanjut


Kegiatan- kegiatan lanjut usia di Puskesmas adalah
pelayanan kesehatan usai lanjut antara lain adalah upaya promotif
yaitu upaya menggairahkan semangat hidup usia lanjut agar
mereka tetap berguna untuk dirinya sendiri, keluarga maupun
masyarakat.
Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang:
1. Kesehatan dan pemeliharaan kesehatan diri.
2. Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
3. Meningkatkan kegiatan sosial dimasyarakat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 225


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 5.30 Program Usaha Kesehatan Lansia Wilayah Kerja


Puskesmas Medan Denai 2018

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai 2018

5.20. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional


Kegiatan yang dilakukan yaitu:
1. Pembinaan kepada masyarakat pengobatan tradisional antara
lain: panti pijat dan refleksi.
2. Memberikan penyuluhan tentang manfaat pekarangan sebagai
bahan untuk menanam tanaman obat keluarga.
5.21. Laboratorium Sederhana
Di Puskesmas Medan Denai terdapat laboratorium
sederhana dimana terdapat ruangan khusus laboratorium yang
telah disediakan dan terdapat seorang analis sebagai penanggung
jawab laboratorium. Di Puskesmas Medan Denai terdapat
pemeriksaan KGD, asam urat, kolesterol total, golongan darah,
plano test/ kehamilan, dahak- BTA, Infeksi Menular Seksual dan
HIV.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 226


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 5.31 Data Laboratorium Puskesmas Medan Denai Periode Januari – Desember 2018

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Dari data di atas didapatkan bahwa:


1. Pemeriksaan paling banyak adalah KGD yaitu sebanyak 1313
pemeriksaan.
2. Pemeriksaan paling sedikit adalah pemeriksaan yakni Ig G & Ig M
dan widal test
3. Dari data di atas dapat kita simpulkan bahwa pemeriksaan terbanyak
yang dilakukan di Puskesmas Medan Denai pada bulan Januari
sampai Desember 2018 adalah pemeriksaan Kadar Gula Darah. Hal
ini mungkin dikarenakan Diabetes Mellitus merupakan salah satu
penyakit tersering yaitu urutan ke 4 dari 10 penyakit tersering di
Puskesmas Medan Denai. Tingginya angka kejadian DM mungkin
dikarenakan pola hidup dimasyarakat yang kurang baik seperti pola
makan sehari- hari yang banyak mengandung pemanis buatan dan
kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk
mengontrol kesehatan setiap bulan meskipun mereka mengetahui
adanya faktor keturunan DM pada keluarganya.

5.22. Laporan Kegiatan Harian


1. Selasa, 16 April 2019
Hari selasa, 16 April 2019 adalah hari pertama kami
memulai kegiatan KKS di Puskesmas Medan Denai. Kami mulai
kegiatan hari selasa dikarenakan 1) hari senin tanggal 15 April 2019
kami masih mengikuti bimbingan di Dinas Kota Medan mengenai
materi tentang puskesmas dan memberikan pembekalan tentang
promkes di puskesmas serta pemberian tugas di puskesmas yang
dituju.
Setelah sampai para mahasiswa mengikuti apel pagi, lalu
bertemu dengan dr. Budi Ikhsan selaku kepala puskesmas,
memberikan surat masuk, dan diberi arahan. Setelah itu para
mahasiswa bertemu dengan dr. Nur Fadliana selaku kepala TU

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
228
LAPORAN KEGIATAN

Puskesmas dan diberi arahan. Setelah itu, kami juga berkenalan


dengan semua staf yang ada di puskesmas, dan diajak berkeliling ke
ruangan-ruangan yang ada di Puskesmas Medan Denai.
Setelah itu, mahasiswa dibagi untuk mengisi poli dan
mengikuti kegiatan Puskesmas. Poli yang diisi adalah poli umum I,
poli umum II, poli lansia, poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), UGD,
Apotek dan Registrasi. Kegiatan yang diikuti adalah PIS-PK,
kunjungan Posyandu balita, acara BKKBN dan sunat massal.
Mahasiswa dibagi 1 orang tiap poli dan 4 untuk kegiatan puskesmas.
Kegiatan di poli umum I dan II adalah memberikan
pelayanan kesehatan, dan sharing dengan dokter yang bertugas di
poli umum dalam penegakkan diagnosis dan pemberian terapi
kepada pasien yang datang. Di poli umum I dan II ada 1 dokter yang
bertugas, dan mahasiswa ikut serta dalam jalannya pengobatan.
Kegiatan di poli lansia memberikan pelayanan kesehatan
kepada lansia, dan mahasiswa ikut serta dalam pemberian
pengobatan, dan sharing dengan dokter yang bertugas di poli ini
tentang masalah kesehatan lansia dan penyakit terbanyak pada
lansia.
Kegiatan di poli KIA adalah memberikan pelayanan kepada
ibu hamilyang akan memeriksakan kehamilannya, dan ikut serta
dalam melakukan anamnesis dan pemeriksaan, selain itu di dalam
poli ini ada pelayanan tentang Keluarga Berencana (KB) dan
penyakit pada anak.
Kegiatan di Apotek yaitu mahasiswa ikut melayani pasien
dengan memberikan obat sesuai dengan resep dokter.
Kegiatan di UGD yaitu mahasiswa ikut melayani pasien
dengan melakukan tindakan seperti membersihkan luka, mengganti
perban dan mengedukasi perawatan luka pasien.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
229
LAPORAN KEGIATAN

Kegiatan di Registrasi mahasiswa ikut melayani pasien yang


mau berobat dan mencatat nama pasien serta menulis nomor Rekam
Medis (RM) di buku serta mengarahkan pasien ke poli yang mau di
tuju.
Kegiatan mahasiswa yang mengikuti PIS-PK adalah
mengunjungi rumah-rumah warga dan melakukan wawancara
tentang keadaan Rumah dan anggota keluarga yang tinggal di
rumah tersebut.
Kegiatan mahasiswa yang mengikuti kunjungan Posyandu
adalah ikut serta dalam pemberian imunisasi, penimbangan BB
balita dan pemberian penyuluhan kepada ibu-ibu yang datang.
Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 14.30 WIB.

2. Rabu, 17 April 2019


Pada hari ini mahasiswa tidak mengikuti kegiatan di
Puskesmas Medan Denai dikarenakan libur pemilu.

3. Kamis, 18 April 2019


Pada hari ini mahasiswa mengikuti pengobatan di poli,
mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing. Kegiatan di
puskesmas ini dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul
14.30 WIB.

4. Jumat, 19 April 2019


Pada hari ini mahasiswa tidak mengikuti kegiatan di
Puskesmas Medan Denai dikarenakan libur hari besar.
5. Sabtu, 20 April 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
230
LAPORAN KEGIATAN

Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-


masing sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 14.30 WIB.
Mahasiswa ikut kunjungan PIS-PK di Jalan Jermal yang di
ikuti 4 mahasiswa dengan 2 petugas dari puskesmas. Setelah selesai
mahasiswa mulai melakukan pengumpulan data di Puskesmas.
Kegiatan ini dilakukan dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul
12.00 WIB.

6. Senin, 22 April 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan PIS-PK dan
Posyandu di gang Lestari di rumah kader Posyandu. Mahasiswa
melakukan timbang BB, pengukuran tinggi badan dan panjang
badan, memberikan makanan tambahan balita, serta memberikan
penyuluhan saat posyandu tentang kejang demam, penyimpanan
ASI dan Imunisasi Dasar lengkap yang disampaikan oleh Sweet
Bidasari M Kalsio, Wirdatul Jannah dan Keke Mokita Nasri Sagala.
Setelah selesai penyuluhan para mahasiswa kembali ke Puskesmas
Medan Denai pada pukul 12. 00 WIB.

7. Selasa, 23 April
Pada hari ini mahasiswa ikut kunjungan PIS-PK di Jalan
Jermal yang di ikuti 4 mahasiswa dengan 2 petugas dari puskesmas.
Setelah selesai mahasiswa mulai melakukan pengumpulan data di
Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul 09.00 WIB sampai
dengan pukul 12.00 WIB.
Mahasiswa yang lain melakukan kegiatan di poli masing-
masing sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 14.30 WIB.
8. Rabu, 24 April 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
231
LAPORAN KEGIATAN

Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-


masing sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 14.30 WIB.

9. Kamis, 25 April 2019


Pada hari ini mahasiswa mengikuti acara BKKBN di Kantor
Kelurahan. Mahasiswa yang mengikuti kegitan ini berjumlah 3
orang dan 2 petugas dari puskesmas. Di Kantor Kelurahan,
mahasiswa diberikan materi tentang Keluarga Berencana dalam
Islam dan melakukan penyuluhan Penyakit Menular Seksual (PMS)
, TB Paru, DBD dan Etika Batuk yang disampaikan oleh Sweet
Bidasari M Kalsio, Dian Puspa Ningrum, Dwika Felinda dan Sonya
Meilita Emran. Acara ini dimulai pukul 09.00 WIB sampai dengan
pukul 12.00 WIB.
Mahasiswa juga melakukan penyuluhan di TK Al-Fajar
dengan tema Jajanan sehat, Cuci tangan 7 langkah dan Etika Batuk
oleh Iga Rohaya S, Weny Apriliani Sembiring dan Latifa Junaidi
pada pukul 09.00 sampai pukul 10.30 WIB.
Mahasiswa juga melakukan penyuluhan di Puskesmas
Medan Denai dengan DM oleh Mohamad Ruslani Z R pada pukul
09.30 sampai pukul 10.00 WIB.
Mahasiswa yang lain melakukan kegiatan di poli masing-
masing sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 14.30 WIB.

10. Jumat, 26 April 2019


Hari ini mahasiswa mengikuti kegiatan sunat massal yang
diadakan oleh Puskesmas Medan Denai yang diikuti oleh Mohamad
Ruslani Zaenuri R. Kegiatan ini dilakukan dari pukul 07.00 WIB
sampai dengan pukul 14.00 WIB.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
232
LAPORAN KEGIATAN

Mahasiswa juga melakukan penyuluhan di Puskesmas


Medan Denai dengan Hipertensi oleh Marissa Angelina Sirait pada
pukul 09.30 sampai pukul 10.00 WIB.
Mahasiswa yang lain melakukan kegiatan di poli masing-
masing sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 14.30 WIB.

11. Sabtu, 27 April 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-
masing sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 14.30 WIB.

12. Senin, 29 April 2019


Pada hari ini mahasiswa diberikan bimbingan oleh dr. Budi
Ikhsan tentang Program Dasar dan Program Pengembangan
Puskesmas Medan Denai. Bimbingan dilakukan di kantor kepala
puskesmas. Setelah itu, mahasiswa melakukan pengambilan data
puskesmas dan kembali ke poli masing-masing hingga pukul 14.30.

13. Selasa, 30 April 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-
masing sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 14.30 WIB.

14. Rabu, 1 Mei 2019


Pada hari ini mahasiswa tidak mengikuti kegiatan di
Puskesmas Medan Denai dikarenakan libur hari besar.
15. Kamis, 2 Mei 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
233
LAPORAN KEGIATAN

Pada hari ini mahasiswa berpamitan kepada Kepala


Puskesmas, Kepala TU dan seluruh staff Puskesmas Medan Denai
dan melakukan dokumentasi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
234
LAPORAN KEGIATAN

BAB VI
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN SIKAP
TERHADAP KAMPANYE IMUNISASI MR DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MEDAN BROMO TAHUN 2019

6.1 Latar Belakang


Measles, atau yang dikenal dalam Bahasa Indonesia campak, dan
Rubella, atau campak Jerman, merupakan dua penyakit infeksi yang sangat
menular. Sama seperti penyakit yang disebabkan oleh virus pada umumnya,
kedua penyakit ini tidak memiliki pengobatan, tetapi dapat dicegah dengan
imunisasi.
Imunisasi Measles dan Rubella (MR) diberikan kepada semua anak
yang berusia 9 bulan sampai dengan usia 15 tahun. Imunisasi ini dapat
mencegah komplikasi oleh virus measles, seperti pneumonia, ensefalitis,
kebutaan, gizi buruk, bahkan kematian, dan mencegah keguguran dan kecacatan
pada bayi yang disebabkan oleh Sindroma Rubella Kongenital pada ibu
hamil.1,2
Kampanye pemberantasan virus measles, dan pengontrolan virus rubella
pada tahun 2020 merupakan salah satu program dari negara Indonesia sebagai
bentuk komitmen dalam imunisasi nasional. Kampanye ini telah dilaksanakan
pada fase I yaitu pada bulan Agustus dan September 2017 di Pulau Jawa, dan
akan dilaksanakan kembali dalam fase II pada kedua bulan yang sama tahun
2018 dengan target 28 provinsi di luar pulau Jawa.1,3,4
Namun, walaupun telah diadakan kampanye ini pada tahun 2017, angka
insiden kedua penyakit ini masih tinggi, dan bahkan Indonesia masuk dalam
urutan ke-5 dari 10 besar negara dengan angka kejadian measles tertinggi
(periode 12 bulan) menurut WHO.5 Sesuai data laporan WHO per Juni 2018,
tercatat bahwa adanya penurunan jumlah kasus penyakit measles dari tahun
2011, 23510 kasus, menjadi lebih dari setengah pada tahun 2014, yaitu 9498
kasus, bahkan turun hingga 6209 kasus pada tahun 2015. Namun angka ini tidak

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
235
LAPORAN KEGIATAN

menurun lagi dan bahkan meningkat 1000 kasus pada tahun 2016, dan melonjak
kembali pada tahun 2017 dengan angka 11389 kasus.5,6
Insiden kasus rubella di Indonesia juga tidak kalah banyak. Anak pada
kelompok umur 5-9 tahun yang paling tinggi angka insidennya dengan 30.9 per
satu juta anak diperkirakan akan mendapatkan rubella, diikuti dengan kelompok
umur 10-14 tahun dengan angka 25.6 dan 12.8 untuk kelompok umur 1-4 tahun.
Di Indonesia, walaupun telah diadakan kampanye imunisasi MR Fase I
di Pulau Jawa yang dinilai cukup berhasil dengan melebih capaian target
sebesar 100,98% dan memberikan kekebalan kepada 35.3 juta anak, namun
masih saja ada beberapa persen masyarakat yang kontra terhadap pemberian
imunisasi MR, oleh anggapan imunisasi MR dapat mengakibatkan kelumpuhan
(walaupun telah diinvestigasi dan kebenarannya ditolak) dan Majelis Ulama
Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa bahwa imunisasi MR adalah haram
(walaupun diperbolehkan karena belum ada imunisasi MR yang halal).
Imunisasi MR ini telah mendapat rekomendasi dari WHO dan juga surat edar
dari Badan POM Nasional. Tingkat pendidikan dan pengetahuan akan imunisasi
yang dimiliki oleh orang tua, khususnya Ibu, serta umur orang tua, dan urutan
kelahiran anak telah sebelumnya dirumuskan sebagai beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi minat imunisasi di dalam keluarga.8–16
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi minat imunisasi MR di wilayah kerja Puskesmas Medan Bromo.
Faktor-faktor yang diteliti adalah tingkat pendidikan, pengetahuan akan
imunisasi MR, dan umur orang tua.

6.2 Rumusan Masalah


6.2.1 Rumusan Masalah Umum

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
236
LAPORAN KEGIATAN

Apa hubungan pengetahuan dan pendidikan dengan sikap terhadap


kampanye imunisasi MR di wilayah kerja Puskesmas Medan Bromo tahun
2019?

6.3 Tujuan Penelitian


6.3.1 Tujuan Penelitian Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan pendidikan dengan sikap terhadap kampanye imunisasi
MR di wilayah kerja Puskesmas Medan Bromo tahun 2019.

6.3.2 Tujuan Penelitian Khusus


1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap terhadap
kampanye imunisasi MR di wilayah kerja Puskesmas Medan Bromo
tahun 2019.
2. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan sikap terhadap
kampanye imunisasi MR di wilayah kerja Puskesmas Medan Bromo
tahun 2019.
3. Untuk mengetahui gambaran sikap terhadap kampanye imunisasi MR
di wilayah kerja Puskesmas Medan Bromo tahun 2019.

6.4 Manfaat Penelitian


Diharapkan dengan adanya penelitian ini akan memberikan manfaat :
6.4.1. Peneliti
Mendapat informasi dan pengetahuan tentang hubungan
pendidikan dan pengetahuan dengan sikap terhadap kampanye
imunisasi MR. Selain itu, peneliti bisa mendapatkan pengalaman yang
bisa dibagi baik kepada keluarga, teman ataupun masyarakat sekitar.

6.4.2 Instansi kesehatan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
237
LAPORAN KEGIATAN

Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan informasi juga bagi


puskesmas, untuk membuat beberapa kegiatan baru yang bertujuan
untuk meningkatkan cakupan kampanye imunisasi MR di wilayah kerja
Puskesmas Medan Bromo.

6.4.3. Masyarakat
Hasil penelitian ini bisa dijadikan informasi bagi masyarakat
khususnya ibu yang memiliki anak usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun
tentang manfaat imunisasi MR.

6.4.4. Peneliti selanjutnya


Dapat memberikan informasi, gambaran dan juga bisa dijadikan
referensi untuk peneliti selanjutnya.

6.4.5. Institusi pendidikan


Sebagai bahan bacaan di perpustakaan untuk menambah
pengetahuan mahasiswa/mahasiswi tentang hubungan pengetahuan dan
pendidikan dengan sikap terhadap kampanye imunisasi MR.

6.5 Penyakit Campak


6.5.1. Definisi Penyakit Campak
Penyakit campak adalah termasuk dalam kategori penyakit akut
yang mudah menular dan disebabkan oleh virus campak yang termasuk
golongan paramyxouiridae. Penyakit campak merupakan penyakit akut
yang menular dan dapat menyerang pada hampir semua anak. Virus
campak yang berasal dari sekresi hidung dan tenggorokan akan keluar
dari penderita pada saat bersin, batuk, dan bernafas dan menular ke
orang lain melalui saluran pernafasan. Campak mulai ditularkan 1 – 3
hari sebelum panas dan batuk timbul serta penularannya menurun akan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
238
LAPORAN KEGIATAN

secara cepat segera setelah ditimbulkannya rash. Masa inkubasi campak


dibutuhkan waktu antara 8 sampai dengan 130 hari.

6.5.2. Karakteristik Penyakit Campak


Penyakit campak dapat menyerang semua anak-anak yang tidak
kebal. Di negara berkembang menyerang anak-anak usia di bawah 2
tahun sedangkan di negara maju sering menyerang anak-anak
prasekolah. Di daerah dengan kepadatan penduduknya tinggi penyakit
ini bisa bersifat endemik, sedangkan di daerah dengan kepadatan
penduduk yang rendah sering terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB)
(Sudrajat Suraatmaja 1995:36).
Pada anak-anak dengan gizi baik, penyakit ini jarang
menyebabkan kematian. Sebaliknya pada anak-anak golongan gizi
buruk, penyakit ini sering menyebabkan kematian karena terjadi
penyakit radang paru-paru (Sudrajat Suraatmaja 1995:36).

6.5.3. Penyebab Campak


Penyakit campak adalah suatu penyakit akut dan sangat menular.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus campak (Sudrajat Suraatmaja
1995:36).

6.5.4. Penularan Campak


Penularan terjadi melalui udara secara “percikan” yang berasal
dari sekret hidung dan tenggorokan penderita. Penyakit campak sangat
menular, masa penularan sudah terjadi sebelum gejala yang khas berupa
ruam-ruam pada kulit timbul sampai lebih kurang 7 hari setelah
timbulnya ruam-ruam pada kulit. Cara penularan campak adalah melalui
droplet atau percikan lendir saat batuk, kontak langsung dengan cairan
lendir hidung dan mulut dari orang yang terinfeksi (Sudrajat Suraatmaja
1995:35).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
239
LAPORAN KEGIATAN

6.5.5. Masa Inkubasi


Rata-rata 10 hari, bervariasi 7-18 hari mulai terpapar sampai
timbul demam, pada umumnya 14 hari sampai timbul rash (Sudrajat
Suraatmaja 1995:35).

6.5.6. Gambaran Klinis Campak


Gejala yang timbul menyerupai penyakit influenza seperti panas,
batuk, pilek serta peradangan pada mata selama 3-7 hari. Kemudian
timbul ruam-ruam pada kulit mulai dari leher atau belakang telinga yang
selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh yang berlangsung selama 4-6
hari (Sudrajat Suraatmaja 1995:35).

6.5.7. Stadium Penyakit Campak


Penyakit Campak Ada 3 gejala dan tanda-tanda penyakit campak
antara lain stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalensi.
Stadium kataral dengan gejala panas, lesu, batuk, takut cahaya, mata
merah, hidung mampet mendadak. Stadium erupsi dengan gejala coriza
dan batuk bertambah. Timbul titik merah di langit-langit mulut, bercak
koplik, kemerahan yang dimulai dari belakang telinga dan atas lateral
tengguk sepanjang rambut menjalar ke muka. Suhu badan semakin
tinggi, bibir pecah-pecah, mata merah dan berair. Kadang ada
pendarahan ringan pada kulit, muka, hidung, saluran pencernaan.
Sedangkan pada stadium konvalensi memiliki gejala erupsi berkurang,
timbul hiperpigmentasi, radang kulit bersisik (Dinas Kesehatan Propinsi
Jawa Tengah 2005:89).

6.5.8. Pencegahan Penyakit Campak

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
240
LAPORAN KEGIATAN

Penyakit Campak dapat dicegah dengan imunisasi campak di


daerah sekitar lokasi Kejadian Luar Biasa (KLB), meningkatkan gizi
penderita, mencegah kontak dengan penderita, menutup hidung dan
mulut saat penderita bersin ( Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah
2005:89).

6.6. Imunisasi
6.6.1. Definisi Imunisasi
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi
dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.
Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai
untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam
tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak (MR), dan
melalui mulut seperti vaksin Polio. Berdasarkan Permenkes Nomor 12
tahun 2017 Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

6.6.2. Tujuan Imunisasi


Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan agar
tubuh kebal terhadap penyakit tertentu, sehingga dapat menurunkan
angka mordibitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi, kekebalan tubuh juga dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya terdapat tingginya kadar
antibodi pada saat di lakukan imunisasi, potensi antigen yang
disuntikkan, waktu antara pemberian imunisasi, mengingat efektif dan
tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung pada faktor yang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
241
LAPORAN KEGIATAN

mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada


diri anak.
Imunisasi Measles Rubella (MR) ditujukan untuk memberikan
kekebalan aktif terhadap penyakit MR. pemberian vaksin MR
diberikan 1 kali pada umur 9 bulan secara subkutan walaupun
demikian dapat diberikan secara intramuskuler dengan dosis sebanyak
0,5 ml. Selanjutnya imunisasi MR dosis kedua diberikan pada
program school based catch-up campaign, yaitu secara rutin pada anak
sekolah SD kelas 1 dalam program BIAS. Kekebalan terhadap MR
diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif, dan kekebalan pasif pada
seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal (berlangsung selama
1 tahun). Orangorang yang rentan terhadap MR adalah bayi berumur
lebih dari 1 tahun, bayi yang tidak mendapatkan imunisasi kedua
sehingga merekalah yang menjadi target utama pemberian imunisasi
MR. kadar antibodi MR tidak dapat dipertahankan sampai anak
menjadi dewasa.

6.6.3. Efek Samping Imunisasi MR


Efek samping yang timbul dari imunisasi MR seperti demam
lebih dari 39,5°C yang terjadi pada 5%-15% kasus, demam mulai
dijumpai pada hari ke 5-6 sesudah imunisasi dan berlangsung selama
5 hari. Ruam dapat dijumpai pada 5% resipian timbul pada hari ke 7-
10 sesudah imunisasi dan berlangsung selama 2-4 hari. Hal ini sukar
dibedakan dengan akibat imunisasi yang terjadi jika seseorang telah
memperoleh imunisasi pada saat inkubasi penyakit alami. Terjadinya
kejang demam, reaksi berat jika ditemukan gangguan fungsi sistem
saraf pusat seperti ensefalitis dan ensefalopati pasca imunisasi
diperkirakan risiko terjadinya kedua efek samping tersebut 30 hari
sesudah imunisasi sebanyak 1 diantara 1 milyar dosis vaksin.
6.7. Jenis Penelitian

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
242
LAPORAN KEGIATAN

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yang diuji dengan cara statistik
dalam bentuk survei yang bersifat observasional dengan metode pendekatan
cross-sectional yaitu suatu penelitian yang di lakukan dengan pengamatan
sesaat atau dalam suatu periode waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya
dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian (Machfoedz, 2007).

6.8. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan dari tanggal 17 Mei 2019 - 20 Mei 2019,
dilakukan di Puskesmas Medan Bromo.

6.9 Populasi dan Sampel


6.9.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah
semua ibu yang memiliki anak berusia 9 bulan sampai 15 tahun, yang
datang berobat ke UPT Puskesmas Bromo dari tanggal 17 Mei – 20 Mei
2019. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 9.029 orang.
1) Kriteria Inklusi
a) Semua masyarakat yang berobat di UPT Puskesmas Bromo.
b) Orang Tua yang memiliki anak berusia 9 bulan sampai 15 tahun,
yang datang berobat ke Puskesmas Medan Bromo pada tanggal
17-20 Mei 2019.
c) Orang Tua yang memiliki anak berusia 9 bulan sampai 15 tahun
yang bersedia menjadi responden.
2) Kriteria Eksklusi
a) Orang Tua yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik.
b) Orang Tua yang tidak memiliki anak berusia 9 bulan sampai 15
tahun.
c) Orang Tua yang memiliki anak berusia 9 bulan sampai 15 tahun
yang tidak bersedia menjadi responden.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
243
LAPORAN KEGIATAN

6.9.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,
2010). Sampel dalam penelitian adalah yang berkunjung berobat dalam
memenuhi kriteria di UPT Puskesmas Bromo Tahun 2019. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random
sampling, dengan jumlah sampel yang didapatkan saat penelitian
berjumlah 50 responden.

6.10. Kerangka Konsep


Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep
yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2012). Kerangka konsep penelitian mengenai Hubungan
tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap dengan keikutsertaan imunisasi
MR di UPT Puskesmas Bromo Tahun 2019. Dapat dilihat pada bagan
dibawah ini:
Variabel Independen Variabel Dependen

- Pendidikan
Keikutsertaan
- Pengetahuan
Imunisasi MR
- Sikap

Gambar 6.10 Kerangka Konsep


Keterangan kerangka konsep : Hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan
dan sikap dengan keikutsertaan imunisasi MR di UPT Puskesmas Bromo
Tahun 2019.

6.11. Variabel Penelitian


Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki oleh suatu penelitian. Dalam penelitian ini digunakan dua
variabel, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen)
(Notoatmodjo, 2010).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
244
LAPORAN KEGIATAN

1. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi variabel


terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah pendidikan,
pengetahuan dan sikap.
2. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah keikutsertaan
imunisasi MR.

6.12. Definisi Operasional


Definisi opersional digunakan untuk membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel diamati atau diteliti. Definisi Operasional ini juga
bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan
terhadap variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat
ukur).
Tabel 6.13.1 Definisi Operasional
Alat Cara Skala
No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur
Ukur Ukur Ukur
Jenjang pendidikan
formal yang
diselesaikan oleh Mengisi 1. Rendah SD-SMP = 0
1 Pendidikan Kuesioner Nominal
responden berdasarkan Kuesioner 2. Tinggi SMA = 1
ijasah terakhir yang
dimiliki.
Pengetahuan yang
dimiliki responden
Mengisi 1. Rendah ≤7 = 0 Nominal
2 Pengetahuan mengenai Imunisasi Kuesioner
Kuesioner 2. Tinggi ≥8 = 1
MR yang ada di
Puskesmas Bromo.
Sikap yang dimiliki
responden mengenai
Mengisi 1. Tidak Ikut = 0
3 Sikap Imunisasi MR yang Kuesioner Nominal
Kuesioner 2. Ikut = 1
ada di Puskesmas
Bromo.
Kehadiran atau
partisipasi responden
Mengisi 1. Tidak Setuju ≥ 3 = 0
4 Keikutsertaan dalam mengikuti Kuesioner Nominal
Kuesioner 2. Setuju < 3 = 1
pemberian imunisasi
MR.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
245
LAPORAN KEGIATAN

6.13. Sumber Data Penelitian


6.11.1. Data Primer
Data primer diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada orang tua
yang memiliki anak berusia 9 bulan sampai 15 tahun yang dating ke
Puskesmas Medan Bromo.
6.11.2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Medan Bromo.

6.14. Instrumen Penelitian


Setiap responden diberikan kuesioner yang berisi pertanyaan
mengenai pengetahuan dan sikap terhadap imunisasi MR yang terdiri dari 18
pertanyaan berdasarkan tinjauan pustaka sebagai Berikut:
a) 5 pertanyaan untuk menilai pengetahuan tentang manfaat imunisasi MR
b) 1 pertanyaan untuk menilai pengetahuan tentang definisi campak
c) 2 pertanyaan untuk menilai pengetahuan tentang gejala campak
d) 1 pertanyaan untuk menilai pengetahuan tentang kontraindikasi imunisasi
MR
e) 3 pertanyaan untuk menilai pengetahuan mengenai jadwal imunisasi MR
f) 3 pertanyaan untuk mengetahui keikut sertaan terhadap imunisasi MR
g) 1 pertanyaan untuk menilai ketakutan karna efek samping imunisasi MR
h) 1 pertanyaan untuk menilai ketakutan orang tua karena ketidakhalalan
vaksin MR
i) 5 pertanyaan untuk menilai sikap orang tua terhadap keikutsertaan
imunisasi MR

6.15. Teknik Pengolahan


1. Editing, sebelum data di olah data di edit terlebih dahulu, dengan cara
memeriksa kelengkapan data pertanyaan yang telah diisi oleh responden.
Tujuan dari editing ini untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang
ada dalam daftar pertanyaan yang sudah diisi oleh responden. Pertama,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
246
LAPORAN KEGIATAN

peneliti membuat kode pada kuesioner sebagai pengganti identitas


responden.
2. Coding, mengklarifikasi jawaban - jawaban dari responden ke dalam
kategori - kategori, di lakukan dengan memberi tanda atau kode berbentuk
angka pada masing - masing jawaban untuk mempermudah pengolahan
data.
3. Tabulating, dengan cara membuat tabul jawaban - jawaban yang sudah di
beri kategori jawaban dan mengatur angka - angka, kemudian di
masukkan dalam tabel sehingga dapat di hitung jumlah kasus dalam
berbagai kategori.
4. Entry, masukkan data yang telah didapat ke dalam program komputer
yang telah di tetapkan untuk selanjutnya akan diolah.
5. Cleaning, yaitu data yang telah dientri, diperiksa kembali untuk
memastikan bahwa data tersebut telah bersih dari kesalahan, baik dalam
kesalahan pengkodean ataupun kesalahan dalam membaca kode.

6.16. Analisis Data


Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis data, sehingga data tersebut dapat ditarik suatu simpulannya.
Adapun data dianalisis dengan menggunakan bantuan program komputer
yang meliputi :
6.16.1. Univariat
Analisis univariat ini dilakuakan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian. Analisis univariat ini berupa distribusi frekuensi dan
presentasi tiap variabel yang diteliti.
6.16.2. Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap 2 variabel yang di duga
berhubungan atau berkorelasi. Analisis bivariat dilakukan untuk
menguji hubungan antara variabel bebas dengan skala nominal dengan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
247
LAPORAN KEGIATAN

variabel terikat dengan skala nominal. Uji yang di gunakan adalah uji
statistik Chi-Square.

6.17. Cara Kerja


1. Peneliti mengajukan surat izin penelitian pada pimpinan di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Bromo untuk memperoleh izin dan data penelitian.
2. Peneliti melakukan pengambilan data secara langsung kepada responden
di poliklinik UPT Puskesmas Bromo berdasarkan besar sampel yang
didapatkan saat penelitian berlangsung.
3. Peneliti menetapkan yang berkunjung berobat di UPT Puskesmas Bromo
untuk menjadi responden.
4. Peneliti menjelaskan penelitian yang akan dilakukan.
5. Peneliti membagikan kuesioner untuk diisi oleh responden.
6. Mengumpulkan semua kuesioner yang telah diisi oleh responden.
7. Melakukan pengolahan dan analisis data yang telah dikumpulkan.

6.18. Wilayah Kerja Puskesmas


Puskesmas Bromo terletak di jalan Rotari No.5 Kelurahan Binjai,
Kecamatan Medan Denai.
1. Luas Wilayah : 89 Ha

2. Jumlah Kelurahan :1

3. Jumlah Lingkungan : 15 Lingkungan

4. Jumlah KK : 9411 KK

5. Batas Wilayah :

Utara : Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tenggara

Selatan : Kelurahan Tegal Sari Mandala III

Barat : Kelurahan Tegal Sari Mandala I

Timur : Kelurahan Kenangan Kabupaten Deli Serdang


KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
248
LAPORAN KEGIATAN

Gambar 6.1 Batas Wilayah Puskesmas Bromo

6.18.1. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur


Wilayah kerja UPT Puskesmas Bromo memiliki jumlah
penduduk 33.300 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak
14.943 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 18.357 jiwa.
Tabel 6.1. Jumlah Penduduk Menurut Umur
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
< 1 Tahun 238 428 666
1-4 Tahun 1067 1921 2988
5-14 Tahun 3882 3887 7769
15-44 Tahun 6900 7938 14838
45-59 Tahun 1352 2295 3647
60-69 Tahun 917 1252 2169
>70 Tahun 587 636 1223
Jumlah 14943 18357 33300
Berdasarkan tabel diatas didaptkan bahwa distribusi penduduk
menurut umur di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo paling banyak
adalah berusia 15-44 Tahun baik laki-laki maupun perempuan.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
249
LAPORAN KEGIATAN

6.18.2. Jumlah Rumah Tangga/Kepala Keluarga


Tabel 6.2 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah (Orang)
1 PNS 556
2 TNI-POLRI 152
3 Swasta/Buruh 9458
4 Pengrajin 90
5 Penjahit 4750
6 Pedagang 6592
7 Tukang Batu 1110
8 Tukang Kayu 1593
9 Montir 270
10 Dokter 60
11 Supir 950
12 Pengemudi Becak/Betor 1410
13 Pengusaha 602
14 Lain-lain/Tidak Bekerja 1873
Jumlah 26991

Sumber data tabel di atas berdasarkan data dari Kelurahan


Tegal Sari Mandala II dengan mata pencaharian paling banyak
penduduk adalah swasta/buruh berjumlah 9458 orang

6.19. Data Kesehatan


Angka Kesakitan penduduk di dapat dari data yang berasal dari
masyarkat (Community Bases Data) yang dapat diperoleh dengan melalui
studi morbiditas dan hasil pengumpulan data dari Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).

Tabel 6.3 Sasaran Kesehatan


No. Sasaran Kesehatan Jumlah
1 Jumlah bayi 666
2 Jumlah batita 2118
3 Jumlah balita 2863

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
250
LAPORAN KEGIATAN

4 Jumlah bumil 733


5 Jumlah bulin 699
6 Jumlah Bufas 666
7 Jumlah buteki 577
*Sumber data dari Puskesmas Bromo 2018
Tabel 6.4 Sarana Kesehatan
No. Sasaran Kesehatan Jumlah
1 Rumah Bersalin 4 buah
2 Balai pengobatan swasta 1 buah
3 Praktek doktor umum swasta 2 orang
4 Praktek dokter spesialis swasta 3 orang
5 Praktek dokter gigi swasta 1 orang
6 Praktek bidan/klinik bersalin 2 orang
7 Apotik 1 buah
8 Toko obat berizin 2 buah
9 Batra penjual jamu 2 buah
10 Akupuntur 1 buah
*Sumber data dari Puskesmas Bromo 2018
Berdasarkan tabel diatas sarana kesehatan di Kelurahan Tegal Sari
Mandala II mayoritas adalah rumah bersalin yang berjumlah 4 buah.

Tabel 6.5 Sarana Pendukung Kesehatan


No. Sasaran Kesehatan Jumlah
1 Posyandu Balita 19
2 Posyandu Lansia 2
3 Poskesehatan kelurahan (posyandu bumil) 1
4 Dasa Wisma 672
4 Kader Kesehatan aktif 95
*Sumber data dari Puskesmas Bromo 2018
Berdasarkan tabel diatas sarana pendukung kesehatan di Kelurahan
Tegal Sari Mandala II mayoritas adalah dasa wisma yang berjumlah 672.

Tabel 6.6 Pegawai di Puskesmas Bromo


No. Petugas Jumlah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
251
LAPORAN KEGIATAN

1 Kepala Puskesmas 1
2 Ka. Sub. Bag. Tata Usaha 1
3 Jumlah Dokter Umum 3
4 Jumlah Dokter Gigi 2
5 Jumlah Asisten apoteker 2
6 Jumlah Perawat 16
7 Jumlah Bidan 7
8 Jumlah Petugas Gizi 1
9 Jumlah Penyuluh Kesehatan 1
10 Jumlah Sanitarian 1
11 Jumlah Perawat gigi 1
12 Jumlah analisis lab 2
Total 38
*Sumber data dari Puskesmas Bromo 2018
Berdasarkan Tabel 3.6 di atas didapatkan bahwa tenaga kesehatan
di Puskesmas Bromo Kecamatan Medan Denai adalah mayoritas perawat.

Tabel 6.7 Tenaga Pekerja Harian Lepas

No. PHL Administrasi : 1 orang

1 PHL Jaga Malam : 1 orang

2 PHL Kebersihan : 1 orang

3 PHL Penyuluh Kes : 1 orang

6.20. Data Pendidikan


Tabel 6.8 Distribusi Sarana pendidikan
Di wilayah Kerja Puskesmas Bromo
No Sarana Pendidikan Jumlah
1 SMU/SMK swasta 2 buah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
252
LAPORAN KEGIATAN

2 SLTP swasta 6 buah


3 SD negeri 26 buah
4 SD swasta 9 buah
5 TK 10 buah
6 PAUD 5 buah
*Sumber data dari Puskesmas Bromo 2018
Dari tabel diatas didapat bahwa sarana pendidikan yang di naungi
Puskesmas Bromo yang paling banyak adalah tingkat SD negeri sebanyak
26 yayasan.

6.21. Data Tempat-tempat Umum (TTU) dan Tempat Penyedia Makanan


Minuman (TPM)
Tabel 6.9 Tempat-tempat Umum (TTU) dan
Tempat Penyedia Makanan Minuman (TPM)
No. NAMA JUMLAH
1 MESJID/MUSHOLA 13
2 GEREJA 9
3 PASAR TRADISIONAL 1
4 RESTAURANT / R.MAKAN 8
5 DEPOT AIR 3
6 SALON 9
JUMLAH 43
*Sumber data dari Puskesmas Bromo 2018
Berdasarkan Tabel 3.8 di atas didapatkan bahwa fasilitas
umum di Kelurahan Tegal Sari Mandala II adalah mayoritas mesjid.

6.22. Fasilitas Puskesmas Bromo


6.22.1. Fasilitas Gedung Puskesmas Bromo
Tabel 6.10 Fasilitas Puskesmas Bromo
No Fasilitas Gedung Jumlah
1 Ruang Dokter 1 buah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
253
LAPORAN KEGIATAN

2 Ruang Tata Usaha 1 buah


3 Ruang Poli Umum 1 buah
4 Ruang Poli Gigi dan Mulut 1 buah
5 Ruang Tunggu 2 buah
6 Ruang Laboratorium 1 buah
7 Ruang Apotik 1 buah
8 Ruang KIA/KB 1 buah
9 Ruang Operasi/tindakan keperawatan 1 buah
10 Ruang bersalin 1 buah
11 Ruang rawat inap perempuan 1 buah
12 Ruang rawat inap laki-laki 1 buah
13 Ruang pertemuan/aula 1 buah
14 Kamar mandi 2 buah
15 Gudang obat 1 buah
16 Dapur 1 buah

6.22.2. Fasilitas Administrasi


Perlengkapan yang dimiliki oleh Puskesmas Bromo dalam
menjalankan peranannya agar terlaksananya laporan administrasi
antara lain: meja, kursi, lemari arsip, dua unit komputer, kartu berobat
pasien, buku catatan arsip, kartu laporan, formulir kegiatan lapangan,
buku laporan kegiatan, kartu KIA / KB, buku bendahara dan papan
tulis.
6.22.3. Fasilitas Imunisasi
Fasilitas imunisasi yang dimiliki Puskesmas Bromo antara lain :
1. Lemari es
2. Alat-alat imunisasi
3. Vaksin
6.22.4. Fasilitas Alat-alat Kesehatan
Adapun peralatan yang dimiliki Puskesmas Bromo antara lain :
1. Alat-alat Pemeriksaan Kesehatan
2. Alat-alat Pertolongan Persalinan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
254
LAPORAN KEGIATAN

3. Alat-alat P3K
4. Timbangan Bayi dan Dewasa
5. Alat-alat Perawatan Gigi
6. Alat-alat Laboratorium Sederhana
7. Dental Unit Chair
8. USG
9. EKG Portabel
10. Inkubator Bayi

6.22.5. Fasilitas Obat-obatan


Puskesmas Bromo dalam rangka menjalankan tugas –tugas
pokoknya memulihkan kesehatan dan pengobatan penyakit
didukung oleh perlengkapan obat- obatan antara lain :
a. Obat-obat APBD
b. Obat-obat BPJS

Tabel 6.11 Daftar Obat di Puskesmas Bromo


No Nama Obat
1 Alfrazolam 0,5 mg tablet
2 Alopurinol 100 mg tablet
3 Amoksisilin 250 tablet
4 Amoksisilin 500 tablet
5 Amoksisilin sirup kering forte 250 mg/ 5 ml
6 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi
7 Asam Askorbat (Vitamin C) tablet 50 mg
8 Asam Mefenamat 500 mg kaplet
9 Asiklovir tablet 200 mg
10 Aximed Examination Gloves, size L
11 Bedak salisil serbuk 2%
12 Eugenol cairan
13 Fesco Surgical Mask Tie On 3 Ply
14 Furosemid tab 40 mg
15 Gemfibrozil 300 mg

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
255
LAPORAN KEGIATAN

16 Gentamisin salep mata 0,3%/ Genoint SM


17 Glimepiride 2 mg
18 Ibuprofen 400 mg
19 Kandesartan 8 mg
20 Kaptopril 12,5 mg
21 Metformin 500
22 Metoklopramid/ Lexapram sirup
23 Metronidazol 250 mg
24 Mikonazol krim/salep 2 % (Nitrat)
25 Natrium Diklofenak 25 mg
26 Nifedipin 30 mg tab oros, Adalat 30 mg
27 Omeprazole tab
28 Onemed Alkohol 70 % 1 liter
29 Onemed Kasa Hidrofil Steril 16 x 16
30 Onemed Rivanol 300 cc
31 Povidon Iodida 10% - 60 ml
32 Ranitidin 150 mg
33 Retinol (Vitamin A) 100.000 IU
34 Risperidon tablet 1 mg
35 Risperidon tablet 2 mg
36 Setrizin tablet 10 mg
37 Sianokabalamin (Vit B12) injeksi 500 mcg
38 Siprofloksasin 500 mg
39 Tetrasiklin 250 mg
DAK 2016
1 Amlodipin 10 mg
2 Amoksisilin 500 tablet
3 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 ml
4 Amitriptilin 25 mg
5 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi
6 Asam Asetil Salisilat (asetosal) 100 mg
7 Asam Askorbat (Vitamin C) tablet 50 mg
8 Asam Folat tablet 0,4 mg (Avolat)
9 Asam Mefenamat 500 mg kaplet
10 Asiklovir tablet 400 mg
11 Atapulgit tablet 600 mg/ New Antides tab
12 Bedak salisil serbuk 2%
13 Betametason krim 0,1% (sebagai Valerat)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
256
LAPORAN KEGIATAN

14 Bisoprolol tablet 2,5 mg/ Concor 2,5 mg tablet


15 Diazepam tablet 5 mg
16 Difenhidramin injeksi
17 Doksisiklin tablet/kapsul/kaplet 100 mg
18 Domperidon tablet 10 mg
19 Eritromisin tablet 250 mg
20 Fitomenadion (Vit.K1) tablet salut gula 10 mg
21 Furosemid tablet 40 mg
22 Gentamisin salep mata 0,3%/ Genoint SM
23 Gentamisin tetes mata 0,3%
24 Glukosa lrt infus 5%
25 Haloperidol tablet 2 mg/ Lodomer 2
26 Haloperidol tablet 5 mg
27 Hidrocortison 2,5% cream
28 Ibuprofen 100 mg/ 5 ml sirup
29 Ibuprofen 200 mg
30 Isoniazid tablet 300 mg
31 Kalsium Laktat 500 mg
32 Kandesartan 8 mg
33 Kaptopril 25 mg
34 Karbamazepin tablet 200 mg
35 Ketokonazol krim 2%
36 Klindamisin 300 mg
37 Kloramfenikol salep kulit 2%/ Bufacetin salep
38 Klorfeniramina Maleat (CTM) tablet 4 mg
39 Klorpromazin 100 mg
40 Kotrimoksazol DOEN I (dewasa)
41 Lidokain komb epinefrin injeksi
42 Loratadin 10 mg
43 Metformin 500
44 Metoklopramid 10 mg
45 Metronidazol 500 mg
46 Natrium Diklofenak 50 mg
47 Nifedipin 30 mg, oros/ Adalat 30
48 Nistatin 500.000 IU/g
49 Oksitosin injeksi 10 IU/ml injeksi
50 Parasetamol sirup 120 mg/ 5 ml
51 Ranitidin 150 mg

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
257
LAPORAN KEGIATAN

52 Ringer laktat lart infus


53 Salbutamol 4 mg
54 Setirizin tablet 10 mg
55 Sianokabalamin (Vit B12) injeksi 500 mcg
56 Sianokobalamin 50 mcg
57 Tetrasiklin 500 mg
58 Vitamin B komplek
59 Zinc 20 mg
60 Assut-Switzerland Plain 3/0 TS-24,75 cm
61 Assut-Switzerland Silk 3/0 TS-27,75 cm
62 Aximed Syringe 3 cc
63 Aximed Examination Gloves , size M
64 Fesco Surgical Mask Tie On 3 Ply
65 Fixomull stretch 5 cm x 5 m
66 Kasa pembalut hydrohil 4 m x 10 cm
67 Kasa pembalut hydrohil 4 m x 5 cm
68 Leukoplast 2,5 cm x 4,5 m
69 Onemed Rivanol 300 cc
APBD 2016-PROGRAM
1 Box Slide/ Box Object Glass
2 Object Glass
3 Pot Sputum
4 Spuit 1 cc Tuberculin
5 Reagensia TB Paru
OBAT HIV/AIDS/IMS/INF. OPORTUNISTIK
1 Ketokonazole 200 mg
2 Doksisiklin 100 mg
3 Metronidazole 500 mg
4 Flukonazole 150 mg
5 Safeglove Surgical Steril/ Sarung Tangan Steril
6 Surgical Mask/ Masker
7 Alat Suntik 1 ml
8 Alat Suntik 3 ml
9 Alat Suntik 5 ml
10 Alat Suntik 10 ml
11 Alkohol 70 % (1000 ml)
12 Alkohol Swab

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
258
LAPORAN KEGIATAN

BAHAN IVA/KANKER LEHER RAHIM


1 Kapas Lidi
2 Handscoen
3 Chlorin 1 liter
4 Asam Asetat 2 %

HIV/AIDS/IMS/INFEKSI OPORTUNISTIK
1 Kotrimoksazole Doen Pedriatik
2 Cetrizin
3 Nystatin Sub vaginal
4 Tabung Vacutainer
5 Needle Vacutainer
6 Yellow tips
7 Imersiil Oil
8 Kapas Lidi
9 Kalium Hidroksi (KOH)
10 Methylen Blue
11 Tricloro Asetat (TCA) 50 %
12 Vaselin Albumin
13 Aquabidest
14 Object Glass
15 Dect Glass
16 Tissue
17 Lancet
18 Jelly

BELANJA BHN PMRK GULA DRH


1 Bahan Pemeriksa Gula Darah
BELANJA HABIS PAKAI LAB
1 BOX SLIDE
2 POT SPUTUM
3 OBJECK GLASS
4 REAGENSIA 6 X 65 ML
PROGRAM PROVINSI PUSAT 2016
1 Albendazol 400 mg
2 Azitromisin 500 mg
3 Dacin Dan Sarung Timbang
4 Dihydroartemisin

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
259
LAPORAN KEGIATAN

5 Gentamisin Inje 40 mg/ ml


6 Glukonas Calcicus
7 Kaca Slide
8 Kina Tablet
9 MDT MB Dewasa
10 MDT MB Anak
11 Metil Ergometrin Inj
12 MgSO4 40% Injeksi
13 Mineral Mix
14 OAT Kategori 1
15 OAT Kategori 2
16 Oksitosin Injeksi
17 Primaquin 15 mg
18 Rapid Tes Malaria
19 Retinol (Vit A) 200.000 IU
20 Reagensia TB PARU
21 Retinol (Vit A) 100.000 IU
22 Table Top Centrifuge
LAIN-LAIN
1 Kasa pembalut hydrohil 4 m x 10 cm
2 Kasa pembalut hydrohil 4 m x 5 cm
3 Kotrimoksazol DOEN I (dewasa)
4 Metronidazole 500 mg
5 Parasetamol sirup 120 mg/ 5 ml
6 Domperidone syrup
7 Yodium povidon larutan 10% 30 ml
8 Asiklovir tablet 400 mg

6.23. Struktur Organisasi UPT Puskesmas Bromo


6.23.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari beban tugas
masing-masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
260
LAPORAN KEGIATAN

Puskesmas di suatu Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan
peraturan daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur
organisasi Puskesmas sebagai berikut:
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala
Puskesmas dalam pengelolaan:
 Data dan informasi
 Perencanaan dan penilaian
 Keuangan
 Umum dan kepegawaian
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:
 Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap
UKMB
 Upaya kesehatan perorangan
d. Jaringan Pelayanan Perorangan:
 Unit Puskesmas Pembantu
 Unit Puskesmas Keliling
 Unit Bidan di Desa/Komunitas.

6.23.2. Kriteria Personalia


Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi
Puskesmas disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab masing-
masing unit Puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria
tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan
yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.
6.23.3. Eselon Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan
kesehatan di tingkat kecamatan, sesuai dengan tanggungjawab
tersebut dan besarnya peran Kepala Puskesmas dalam
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
261
LAPORAN KEGIATAN

penyelenggaraan pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan maka


jabatan kepala puskesmas adalah jabatan struktural eselon IV. Apabila
tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan eselon IV tidak
tersedia, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan sesuai dengan
kriteria Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang kesehatan
masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.

6.24. Program Dasar dan Program Pengembangan Puskesmas


6.24.1. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Bromo
Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta
mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap Puskesmas.
Untuk Dinas Kesehatan Kota Medan upaya penyelenggaraan
kesehatan wajib Puskesmas ada 6 program wajib yaitu :
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan

6.24.2. Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah Upaya
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan
di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas,
yang dipilih dari daftar upaya kesehatan Puskesmas yang telah ada,
yaitu :

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
262
LAPORAN KEGIATAN

1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)


2. Upaya Kesehatan Olahraga.
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN)
4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM)
6. Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)
7. Upaya Kesehatan Mata (UKM)
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut (USILA)
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (BATRA)
10. Laboratorium Sederhana

6.25. Program Prioritas Puskesmas Bromo


6.25.1. Upaya Promosi Kesehatan
1. Tujuan :
a. Agar individu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan
melaksanakan perilaku hidup sehat.
b. Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam
upaya-upaya kesehatan, serta ikut aktif dalam perencanaan dan
penyelenggaraan Posyandu.
2. Sasaran :
a. Tatanan rumah tangga
b. Tatanan institusi pendidikan (sekolah) termasuk madrasah dan
pondok pesantren.
c. Tatanan tempat kerja ( kantor, pabrik ,dll)
d. Tatanan tempat-tempat umum,pasar,rumah ibadah tempat
hiburan,restoran dan lain-lain.
e. Tatanan institusi kesehatan (Puskesmas ,Rumah Sakit,dll).
3. Kegiatan :
a. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di
lingkungan wilayah kerja Puskesmas Bromo di dalam maupun

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
263
LAPORAN KEGIATAN

di luar gedung berbentuk kegiatan: Posyandu, Posyandu


lansia, Gizi, KB, Imunisasi dan lain-lain.
b. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan
membagikan brosur/leaflet info kesehatan.

6.25.1.1. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)


1. Pengertian :
Posyandu merupakan suatu wadah pusat kegiatan
pemberian pelayanan kesehatan dan KB yang
terpadu tingkat kelurahan.
2. Sasaran :
Bayi, Balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS
(Pasangan Usia Subur).
3. Tujuan :
a. Mempercepat penurunan angka kematian bayi,
Balita , dan angka kelahiran.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak
untuk menurunkan IMR (Index Mortality Rate).
c. Mempercepat diterimanya NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
d. Peningkatan dan pembinaan peran serta
masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk
kelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.
e. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan
kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan.
Pendekatan dan pemeratan pelayanan kesehatan
pada masyarakat dalam usaha menigkatkan
cakupan penduduk dan geografis.
4. Menurut tingkatnya Posyandu dibagi 4 strata :

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
264
LAPORAN KEGIATAN

a. Pratama, kegiatan Posyandu strata ini belum


mantap dan belum teratur tiap bulannya juga
terbatas dalam jumlah kader.
b. Madya, kegiatan Posyandu strata ini 8 kali dalam
setahun, mempunyai kader sebanyak 5 orang
dengan cakupan yang masih rendah dengan
adanya dana sehat.
c. Purnama, kegiatan Posyandu strata ini lebih dari
8 kali dalam setahun dengan kader lebih dari 5
orang dengan cakupan baik dan telah memiliki
dana sehat
d. Mandiri, kegiatan Posyandu strata ini sebanak
12 kali dalam setahun dengan kader lebih dari 5
orang, cakupan baik dan dana sehat sudah
tersedia untuk lebih dari 50% KK.
5. Pelayanan Posyandu dilakukan dengan pos 5
meja, yaitu:
a. Meja 1 : Pendaftaran
b. Meja II : Penimbangan bayi dan Balita
c. Meja III : Pengisian KMS
d. Meja IV : Penyuluhan perorangan, antara lain:
1) Mengenai Balita berdasarkan hasil
penimbangan berat badan, yang diikuti
pemberian makanan, oralit, dan vitamin A.
2) Mengenai gizi, kesehatan diri, perawatan
payudara, ASI ekslusif, dan P2P terhadap ibu
hamil dan menyusui.
3) Menjadi peserta KB lestari pemberian
kondom, pil ulangan atau tablet besi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
265
LAPORAN KEGIATAN

e. Meja V : Pelayanan tenaga kerja profesinal


meliputi KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan
pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan
setempat.
Tabel 6.12 Jadwal Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo Kecamatan
Medan Denai tahun 2018 Kelurahan Tegal Sari Mandala II
Nama Jumlah
Kelurahan Strata
Posyandu kader
Anggrek Bulan 5
Kamboja 5
Melati 5
Kenanga 5
Melur I 5
Melur II 5
Mawar 5
Anyelir 5
Raflesia 5
Flamboyan Purnama 5
Tegal Sari Mandala II
Dahlia 5
Nusa Indah 5
Teratai 5
Asoka I 5
Asoka II 5
Dahlia Elang I 5
Dahlia Elang II 5
Kemuning I 5
Kemuning II 5
19 Total 95
*Sumber : Puskesmas Bromo 2018
6.25.2. Upaya Kesehatan Lingkungan
Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit atau gangguan
kesehatan akibat dari lingkungan yang kurang sehat,dilakukan
berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan antara lain dengan
pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi yang dilakukan secara
berkala.Upaya yang di lakukan mencakup pemantauan dan pemberian
rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar.
Ada 5 Upaya Kesehatan Dasar Kesehatan Lingkungan yang
sering dan penting di lakukan yakni :
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
266
LAPORAN KEGIATAN

1. Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB)


Kegiatan upaya kesehatan air meliputi : surveilans kualitas
air, infeksi sanitasi sarana air bersih, pemeriksaan kualitas air,
pembinaan kelompok pemakai air.
2. Penyehatan Lingkungan Pemukiman (pemeriksaan rumah)
Sarana sanitasi dasar yang di pantau meliputi jamban
keluarga, saluran pembuangan air limbah dan tempat pengelolaan
sampah.
3. Penyehatan Tempat-tempat Umum (TTU)
Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat
penginapan lain, pasar kolam renang dan pemandian umum lain,
sarana ibadah, sarana angkutan umum, salon kecantikan bar dan
tempat hiburan lainnya.
4. Penyehatan tempat pengolahan makanan (TPM)
Sarana umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan
pembinaan teknis dan pengawasan terhadap tempat penyehatan
makanan dan minuman, kesiap siagaan dan penanggulangan KLB
keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan.

5. Pemeriksaan Jentik Nyamuk


Bersama kader juru pengamatan jentik, petugas sanitasi
Puskesmas, melakukan pemeriksaan terhadap tempat-tempat yang
mungkin menjadi perindukan nyamuk dan tumbuhnya jentik,
kemudian di hitung berapa rumah penduduk yang mengalami
bebas jentik.
1. Sasaran :
a. Daerah yang rawan air bersih.
b. Daerah yang rawan penyakit menular.
c. Daerah percontohan dan pemukiman barn.
d. Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
267
LAPORAN KEGIATAN

rumah ibadah, sekolah dan lain-lain.


e. Masyarakat yang padat penduduknya dan lingkungan
yang kotor.
2. Kegiatan :
a. Pembinaan Penggunaan sumber air bersih dan
pembuatan WC yang memenuhi syarat kesehatan.
b. Higiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup
1) Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana
jamban keluarga.
2) Mendata sarana air minum.
3) Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan
lingkungan.
4) Mendemonstrasikan tentang sumur yang baik untuk
kesehatan.
c. Hygiene dan sanitasi lingkungan, berupa pengawasan
kesehatan tempat-tempat umum serta tempat pengolahan
makanan dan penyajiannya.
d. Melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

3. Kegiatan–kegiatan di lakukan di Puskesmas yaitu:


a. Penyuluhan tentang kesehatan kesehatan di Puskesmas
Bromo yaitu pembuatan sumur dan jamban yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan serta pembuangan
sampah dan limbah yang baik di sekolah, posyandu dan
sekolah Puskesmas.
b. Melakukan kunjungan rumah, kantin, instansi, rumah
ibadah untuk mendata sarana kebersihan lingkungan,
perumahan penduduk, kamar mandi dan menggalakan
pengawasan agar bergotong royong membersihkan desa.
c. Melakukan pengawasan terhadap pabrik-pabrik dan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
268
LAPORAN KEGIATAN

tempat-tempat umum.
d. Kunjungan ke sekolah-sekolah bersama dengan program
UKS yang mencakup pemeriksaan air bersih, jamban
sekolah, limbah, warung sekolah tempat sampah dan lain-
lain.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
269
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.13 Laporan Hasil Upaya Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo Tahun 2018
NO. KESEHATAN LINGKUNGAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jumlah
1. Kebutuhan pemakain air aktif 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Sarana air bersih di lihat sanitasi 0 0 0 0 0 40 0 25 25 25 120 120 355

3. Jumlah sarana dengan resiko resiko AT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4. Jumlah sarana dengan resiko SR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5. Sampel air yang memenuhi syarat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6. TPM yang diperiksa 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 336

7. TPM yang memenuhi syarat 21 24 23 21 19 20 21 21 22 21 20 20 253

8. Rumah yang diperiksa kesling 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 1440

9. Rumah yang memenuhi syarat 80 100 90 100 90 90 80 80 100 90 100 100 1100

10 Jumlah TP2 yang di periksa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 Jumlah TP2 yang memenhi syarat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12. Jumlah TTU yang di periksa 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 40 40 520

13. Jumlah TTU yang memenuhi syarat 32 35 36 40 37 36 32 34 37 35 32 32 418

Sumber :SP2TP Puskesmas Bromo Tahun 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

6.25.3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana


6.25.3.1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1. Pengertian :
KIA adalah upaya kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, bayi
dan balita serta anak usia pra sekolah yang menjadi
tanggung jawab Puskesmas, dalam rangka meningkatkan
kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada umumnya.
2. Sasaran :
Ibu hamil, ibu. bersalin, bayi, balita, ibu nifas
serta anak usia pra sekolah.
3. Tujuan :
a. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu:
timbang berat. badan, mengukur tekanan darah,
mengukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet
tambah darah, serta vitamin A.
b. Memberikan penyuluhan pada ibu hamil mengenai
keadaan gizi, perawatan payudara, ASI eksklusif,
kebersihan diri dan lingkungan serta P2P.
c. Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut pelayanan
KB
d. Membina Posyandu.
e. Merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila penyakitnya
tidak dapat ditanggulangi di Puskesmas.
f. Pencatatan dan pelaporan KPKIA (Kelompok
Pembina Kesehatan Ibu dan Anak).
g. Pemberian Imunisasi pada bayi, Balita, ibu hamil,
anak sekolah dan calon pengantin.
4. Kegiatan :
a. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
271
LAPORAN KEGIATAN

dan ibu menyusui & KB


b. Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit.
c. Pemeriksaan dan pemeliharaan anak.
d. Imunisasi dasar dan revaksinasi.
e. Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi
pada anak yang menderita diare dengan pemberian
cairan per oral.
f. Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu
dan anak.
g. Bimbingan kesehatan jiwa anak.
h. Menjalankan kunjungan rumah.
i. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
j. Pelayanan Keluarga Berencana.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
272
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.14 Evaluasi Hasil Kegiatan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Bromo Tahun 2018
Sumber :SP2TP Puskesmas Bromo Tahun 2018
Persalinan
Sasaran K1 K4 DRT Neonatas Nifas (KF)
Nakes
Bulan
DRT Kn1 Kn lengkap
Bumil Bulin Bayi Angka % Angka % Angka % Angka % Angka %
20 % Angka % Angka %
Januari 147 733 699 666 59 8.05 57 7.77 5 3.04 54 8.10 49 7.35 54 7.72 53 7.58
Februari 147 733 699 666 58 7.91 57 7.77 3 2.04 53 7.95 48 7.20 53 7.58 53 5.58
Maret 147 733 699 666 57 7.77 55 7.50 4 2.07 53 7.95 48 7.20 53 7.58 52 5.43
April 147 733 699 666 58 8.05 56 7.63 2 1.03 54 8.10 50 7.50 54 7.72 53 7.58
Mei 147 733 699 666 60 8.18 58 8.05 2 1.03 55 8.25 52 7.80 55 7.86 54 7.72
Juni 147 733 699 666 59 8.05 57 7.77 3 2.04 54 8.10 50 7.50 54 7.72 53 7.58
Juli 147 733 699 666 60 8.18 56 7.63 2 1.03 53 7.95 49 7.35 53 7.58 53 7.58
Agustus 147 733 699 666 55 7.50 53 7.23 1 0.6 50 7.50 46 6.90 50 7.15 49 7.01
September 147 733 699 666 62 8.45 58 7.91 3 2.04 55 8.25 52 7.80 55 7.86 54 7.72
Oktober 147 733 699 666 60 8.18 57 7.77 4 2.07 56 8.40 51 7.65 56 8.01 56 8.01
Nopember 147 733 699 666 59 8.05 57 7.77 3 2.04 55 8.25 49 7.35 55 7.86 54 7.72
Desember 147 733 699 666 61 8.32 59 8.05 2 1.03 58 8.70 54 8.10 58 8.29 57 8.15
Total 708 96.58 680 92.76 32 25.17 650 97.591 598 89.78 650 92.98 641 91.05

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

6.25.3.2. Keluarga Berencana


1. Pengertian :
Keluarga Berencana adalah penggunaan cara-
cara mengatur kesuburan agar menjarangkan kelahiran
selanjutnya untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Sasaran :
Pasangan usia subur, ibu hamil, dan ibu menyusui.
3. Tujuan :
Menaikkan kesehatan melalui upaya
menjarangkan kelahiran dalam kelembagaan Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).
4. Kegiatan :
a. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang
KB dengan usaha-usaha terpadu.
b. Membe
c. rikan layanan kotrasepsi pada akseptor KB dalam
bentuk Intra Uterine Device (IUD), pil, kondom,
suntikan, kontrasepsi mantap (KONTAP), dan susuk.
d. Menerima, akseptor dan calon akseptor yang dirujuk
dari pos-pos KB dan Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas.
e. Memotivasi calon akseptor dan akseptor KB agar
menjadi motivator KB. S. Melayani konsultasi
kemandulan dan konsultasi KONTAP.
f. Membuat laporan kegiatan KB bulanan, triwulan,
dan tahunan.
g. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang
KB dengan usaha-usaha terpadu.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
274
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.15 Jumlah Akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo


Kecamatan Medan Denai Tahun 2018
No Bulan IUD Implan Pil Kondom Suntik Total
1. Januari 0 0 12 11 2 25
2. Februari 0 0 31 10 4 45
3. Maret 1 0 8 3 18 30
4. April 8 61 75 5 23 172
5. Mei 0 1 12 5 19 37
6. Juni 0 0 5 13 17 35
7. Juli 2 0 10 6 24 42
8. Agustus 1 2 43 10 94 150
9. September 1 0 120 0 134 254
10. Oktober 5 10 76 24 168 283
11. November 0 3 42 6 86 137
12. Desember 2 1 34 2 47 86
Total 20 78 576 95 636 1296
*Sumber data dari Puskesmas Bromo 2018

6.25.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Permasalahan gizi di Indonesia merupakan masalah yang
cukup berat dan komplit. Pada hakekatnya disebabkan keadaan
ekonomi yang kurang dan kurangnya pengetahuan tentang nilai gizi
dari makanan yang ada. Penyakitpenyakit karena kurangnya gizi di
Indonesia adalah: defisiensi protein kalori, defisiensi vitamin A, dan
defisiensi Yodium.
1. Beberapa Kegiatan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
adalah:
a. Mendata jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskemas.
b. Melakukuan survey terhadap keadaan gizi masyarakat
terutama gizi balita.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
275
LAPORAN KEGIATAN

c. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk


mencegah defisiensi vitamin A pada Balita, juga diberikan
pada ibu nifas.
Vitamin A pada balita diberikan pada bulan Februari dan
Agustus setiap tahunnya yaitu:
1) Pada bayi umur 6 bulan s/d 11 bulan diberikan vitamin A
dengan dosis 100.000 IU (kapsul biru).
2) Pada. umur 12 bulan s/d 5 tahun diberikan vitamin A
dengan dosis 200.000 IU (kapsul merah).
d. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan
mengobati anemia pada ibu hamil dan menyusui.
e. Memberikan penyuluhan terhadap, masyarakat untuk
memanfaatkan pekarangan dengan menanam sayuran dan
buah-buahan serta memelihara ternak terutama unggas.

Tabel 6.15 Data SKDN Puskesmas Bromo Kecamatan


Medan Denai Tahun 2018
Data Laporan Post
Cakupan
No Bulan Penimbangan
S K D N N/S D/S K/S D/K N/D
1 Januari 3529 2858 2822 2116 0.59 0.79 0.80 0.98 0.74
2 Februari 3529 2893 2873 2155 0.61 0.81 0.81 0.99 0.75
3 Maret 3529 2929 2926 2253 0.63 0.82 0.82 0.99 0.76
4 April 3529 2964 2944 2296 0.65 0.83 0.83 0.99 0.77
5 Mei 3529 3000 2980 2354 0.66 0.84 0.85 0.99 0.78
6 Juni 3529 3035 3017 2414 0.68 0.85 0.86 0.99 0.80
7 Juli 3529 3070 3047 2468 0.69 0.86 0.86 0.99 0.80
8 Agustus 3529 3105 3094 2537 0.71 0.87 0.87 0.99 0.81
9 September 3529 3141 3070 2548 0.72 0.86 0.89 0.97 0.82
10 Oktober 3529 3176 3090 2596 0.73 0.87 0.89 0.97 0.84
11 Nopember 3529 3211 3109 2643 0.74 0.88 0.90 0.96 0.85
12 Desember 3529 3246 3164 2721 0.77 0.89 0.91 0.97 0.85
*Sumber data dari Puskesmas Bromo 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
276
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.16 Evaluasi Hasil Kegiatan Bulanan Program Gizi Puskesmas


Bromo Tahun 2018
No. Balok SKDN Target (%) Pencapaian Keterangan
1 Efektifitas program (N/S) 46 68.7 Tercapai
2 Cakupan program (K/S) 85 86.4 Tercapai
3 Peran serta masyarakat (D/S) 85 85.3 Tercapai
4 Kesinambungan program (D/K) 70 98.6 Tercapai
5 Status gizi (N/D) 80 80.5 Tercapai
*Sumber data dari Puskesmas Bromo 2018
Keterangan Tabel 4.7
Dari tabel di atas diketahui bahwa:
N/S : Efektivitas Program (68,7%) mencapai target
K/S : Cakupan Program (86,4%) mencapai target
D/S : Peran Serta Masyarakat (85,3%) mencapai target
D/K : Kesinambungan Program (98,6%) mencapai target
N/D : Status Gizi (80,5%) mencapai target.

Tabel 6.17 Sasaran, Target, dan Pencapaian Pemberian Tablet Fe dan


Vitamin A Untuk Bumil, Bufas, Bayi, dan Balita
Puskesmas Bromo Tahun 2018
Pencapaian Keterangan
No Kegiatan Sasaran
Angka 12 Bln % Angka %
1 Fe3 Bumil Bumil (733) 660 90 668 91,3 Tercapai
2 Fe Bufas Bufas (699) 629 90 631 90,27 Tercapai
3 Vit A Bufas Bufas (699) 629 90 631 90,27 Tercapai
4 Vit A Bayi Bayi (370) 315 85 315 85,13 Tercapai
5 Vit A Balita Balita (2863) 2434 85 2434 85,10 Tercapai
*Sumber data dari Puskesmas Bromo 2018
Keterangan Tabel 6.17
Dari tabel di atas diketahui bahwa :
Pemberian Fe pada ibu hamil (91,3%) Mencapai target
Pemberian Fe pada ibu bufas (90,27%) Mencapai target
Pemberian Vitamin A pada ibu masa nifas (90,27%) Mencapai target
Pemberian Vitamin A pada bayi (85,13,5%) Mencapai target
Pemberian Vitamin A pada balita (85,10%) Mencapai target
Sasaran Imunisasi adalah : Bayi, Balita, dan anak sekolah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
277
LAPORAN KEGIATAN

6.25.5. Program Imunisasi


1. Pengertian
Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan kepada
tubuh terhadap penyakit infeksi tertentu dengan memasukan suatu
zat ke dalam tubuh.
2. Sasaran.
Bayi, Balita, Ibu hamil, Anak sekolah dan pasangan usia subur.
3. Tujuan Imunisasi:
a. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian.
b. Mencegah tedadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil, dan
pencegahan penyakit.
4. Jenis-jenis Imunisasi
a. BCG
Yang berguna untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit
TBC pada anak.
Cara pemberian :
Diberikan pada bayi umur 0-11 bulan, diberikan sekali. Lokasi
pemberian pada lengan kanan atas dengan injeksi intrakutan,
dosis 0,005 ml.
b. DPT
Yang berguna untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan
Tetanus.
Cara Pemberian :
Diberikan pada umur 2-11 bulan, diberikan 3 kali dengan
interval 4 minggu. Lokasi pemberian pada paha bagian luar
dengan injeksi intramuskular, dosis 0,5 ml.
c. Polio
Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit Polio.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
278
LAPORAN KEGIATAN

Cara Pemberian :
Diberikan pada umur 0-11 bulan, diberikan 4 kali. Diberikan
dengan dosis 2 tetes per oral.
d. Campak
Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit Campak.
Cara Pemberian :
Diberikan pada umur 9-11 bulan, diberikan 1 kali. Lokasi
pemberian pada lengan kiri dengan injeksi subkutan, dosis 0,5
ml.
e. Toxoid Tetanus
Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit tetanus.
Cara Pemberian :
Diberikan pada murid V SD, diberikan 2 kali dengan interval
4 minggu, dengan injeksi subkutan.
f. Hepatitis B
Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit Hepatitis B.
Cara Pemberian :
Diberikan pada umur 2-11 bulan, diberikan 3 kali dengan
interval minimal 4 minggu, dengan injeksi intramuscular.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
279
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.18 Cakupan Imunisasi di Puskesmas Bromo Tahun 2018

Sasaran
Imunisasi (666) Target % Jan Feb Mar April Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des Total Pencapaian %
Lk Pr
BCG 238 428 97% 55 56 56 57 57 49 49 56 55 51 52 55 645 96,8%
DPT HB-1 238 428 97% 42 55 55 57 59 50 50 49 55 52 51 58 645 96,8%
DPT HB- 2 238 428 95% 41 56 53 56 57 48 47 48 52 53 51 58 643 96,5%
DPT HB-3 238 428 90% 41 44 53 53 56 49 47 47 54 53 51 23 601 90,2%
Polio 1 238 428 97% 42 56 55 57 59 50 49 50 54 52 51 56 645 96,8%
Polio 2 238 428 92% 41 57 55 56 57 48 48 48 53 53 54 42 604 98%
Polio 3 238 428 90% 39 44 53 53 53 49 47 47 54 51 50 62 653 90,1%
Polio 4 238 428 90% 39 54 53 53 56 51 47 47 53 51 52 37 602 90%
Campak 11.039 80% 9029 81,8%
*Sumber : Puskesmas Bromo 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Pencapaian Imunisasi di Puskesmas Bromo :


1. BCG : 96,8% dari target 97% berarti belum mencapai target.
2. DPT HB-1 : 96,8% dari target 97% berarti belum mencapai target.
3. DPT HB-2 : 96,5% dari target 95% berarti sudah mencapi target.
4. DPT HB-3 : 90,2% dari target 90% berarti sudah mencapai target.
5. Polio 1 : 96,8% dari target 97% berarti belum mencapai target.
6. Polio 2 : 98% dari target 92% berarti sudah mencapai target.
7. Polio 3 : 90,1% dari target 90% berarti sudah mencapai target.
8. Polio 4 : 90% dari target 90% berarti sudah mencapai target.
9. Campak : 81,8% dari target 80% berarti sudah mencapai target.

6.25.6. Upaya Pemberantasan Penyakit Menular


1. Pengertian :
Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan
dari orang atau hewan yang sakit, dari reservoir ataupun benda-
benda yang mengandung bibit penyakit lainnya ke manusia sehat.
2. Sasaran :
Seluruh lapisan masyarakat.
3. Tujuan :
a. Mencegah terjangkitnya penyakit.
b. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal.
c. Menurunkan angka kematian dan kesakitan.
Pemberantasan Penyakit Menular atau P2M dilaksanakan karena :
a. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang dapat
dicegah dengan imunisasi, misalnya : penyakit Campak,TB
Paru.
b. Masih tingginya penyakit menular yang berhubungan dengan
higiene dan sanitasi, misalnya : Diare, Infeksi mats, Infeksi
telinga dan Mastoid.
c. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
281
LAPORAN KEGIATAN

penularannya melalui vektor, misalnya : Demam Berdarah.


d. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang
ditulari secara langsung, TB Paru, ISPA, Campak, Cacar air.
e. Kegiatan-kegiatan P2M berupa :
1) Mencari kasus sedini mungkin untuk melakukan
pengobatan.
2) Memberikan penyuluhan kesehatan daerah wabah di
Puskesmas.
3) Mengadakan imunisasi antara lain : BCG, DPT,
Campak, Polio, DT dan TT.
4) Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan dan
pemberantasan penyakit
5) Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit.
6) Melaporkan penyakit menular.
7) Menyelidiki di lapangan untuk melihat ada tidaknya
laporan yang masuk, menemukan kasus-kasus untuk
mengetahui sumber penularannya.
8) Tindakan permulaan untuk menahan penjalarannya.
9) Menyembuhkan penderita hingga sehat.
10) Pemberian imunisasi.
11) Pemberantasan vektor nyamuk.
12) Pendidikan kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
282
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.19 Data Penderita TB di Puskesmas Bromo Tahun 2018


Bulan
No Keterangan Total
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nop Des

1 Jumlah suspek TB 6 3 19 13 11 5 10 14 9 8 20 5 123

2 Jlh penderita BTA ( + ) 1 2 3 5 4 - 2 5 - - 4 - 21

3 Jlh penderita BTA ( -) rontgent (+) 3 1 4 1 - 1 1 2 1 3 4 - 27

Jlh penderita BTA ( -) mengikuti


4 1 1 4 2 - 2 1 1 1 - - - 13
pengobatan lengkap

5 Jlh prenderita TB yang sembuh - 1 2 3 2 1 2 5 - - - - 16

6 Jlh penderita TB yg kambuh - - - - - 2 - - - - - - 2

*Sumber:Puskesmas Bromo Tahun 2018

Keterangan Tabel 6.19


Dari tabel di atas didapatkan bahwa semua penderita TB Paru BTA (+) berjumlah 21 orang, penderita BTA (-) Rontgen (+) berjumlah
27 orang, penderita BTA (-) yang mengikuti pengobatan lengkap berjumlah 13 orang, penderita TB yang sembuh berjumlah 16 orang,
penderita TB yang kambuh 2 orang.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.20 Data Dasar Demam Berdarah Januari s/d Desember 2018
Pemb. Jentik
Angka
Fogging Fogging Nyamuk
No Bulan Penderita Abatenisasi PSN Bebas
Focus Massal Secara
Jentik
berkala
1 Januari 3 3 0 240 4 0
2 Februari 0 0 0 240 4 0
3 Maret 2 2 0 200 4 680
4 April 2 2 0 240 4 0
5 Mei 0 0 0 240 4 0
6 Juni 1 1 0 200 4 680
7 Juli 0 0 0 200 4 0
8 Agustus 0 0 0 200 4 0
9 September 3 3 0 240 4 640
10 Oktober 3 3 0 240 4 0
11 Nopember 0 0 0 200 4 0
12 Desember 5 5 0 240 4 680
*Sumber:Puskesmas Bromo Tahun 2018
Keterangan Tabel 6.20
Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah penderita demam berdarah pada bulan
Desember Sebanyak 5 Orang Pelaksanaan fogging focus sudah sesuai dengan
jumlah penderita yang didapatkan.

Tabel 6.21 Jumlah kunjungan pasien ISPA ke Puskesmas Bromo Tahun 2018
No Bulan Pneumonia Non pneumonia Jumlah
1 Januari 0 74 74
2 Febaruari 0 218 218
3 Maret 0 159 159
4 April 0 167 167
5 Mei 0 91 91
6 Juni 0 197 197
7 Juli 0 101 101
8 Agustus 0 106 106
9 September 0 109 109
10 Oktober 0 314 314
11 Nopember 0 310 310
12 Desember 0 158 158
Jumlah 0 2004 2004
*Sumber:Puskesmas Bromo Tahun 2018
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
284
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.22 Kunjungan Penderita Diare Tahun 2018


Jumlah Penderita Jumlah Penderita Jumlah Penderita
No. Bulan diare mendapat Diare Mendapat Diare Mendapat
oralit Infus Antibiotik
1 Januari 396 − 396
2 Febaruari 433 − 433
3 Maret 462 − 462
4 April 577 − 577
5 Mei 438 − 438
6 Juni 447 − 447
7 Juli 480 − 480
8 Agustus 450 − 450
9 September 507 − 507
10 Oktober 416 − 416
11 November 516 − 516
12 Desember 426 − 426
Jumlah 5548 − 5548
*Sumber:Puskesmas Bromo Tahun 2018
Keterangan Tabel 6.22
Dari tabel di atas diketahui bahwa kunjungan penderita diare di Puskesmas Bromo
adalah terbanyak pada bulan November sebanyak 516 kasus.

6.25.7. Upaya Pengobatan


Dalam upaya pengobatan penderita tidaklah diobati secara
kuratif melainkan juga memberikan pengertian tentang preventif
terhadap penyakit. Di Puskesmas Bromo dilaksanakan pengobatan
gratis untuk pengobatan dasar bagi pasien rawat jalan dan menolong
penderita gawat darurat baik tindakan operasi terbatas maupun rawat
inap sementara seperti kecelakaan lalu lintas, persalinan, dan lain-lain.
Pemeriksaan kesehatan masyarakat Puskesmas, kegiatan yang
dilakukan meliputi :
1. Pemeriksaan mendiagnosa penyakit dan memberikan obat melalui
apotik yang ada di Puskesmas.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
285
LAPORAN KEGIATAN

2. Penyuluhan kepala pasien pada saat dilakukan pemeriksaan.


3. Mengirim penderita yang tidak mampu dan melanjutkan
pengobatan setelah penderita dikembalikan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
286
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.23 Data Pasien Kunjungan Perbulan Puskesmas Bromo Januari s/d Desember 2018
Kunjungan BPJS
Kunjungan Kunjungan
No Bulan Berobat Rujukan
Umum Sehat
Peserta Tdk Peserta Peserta Tdk Peserta Jumlah
1 Januari 748 558 38 140 3 739 0
2 Februari 696 568 36 154 0 758 90
3 Maret 665 628 24 162 0 804 404
4 April 708 631 19 182 0 832 904
5 Mei 692 606 39 175 0 820 673
6 Juni 706 604 137 169 3 813 1233
7 Juli 477 494 28 180 3 705 2040
8 Agustus 789 659 23 182 1 865 2075
9 September 759 686 19 175 1 881 2043
10 Oktober 866 734 27 195 6 962 2030
11 Nopember 917 786 34 180 1 1001 2022
12 Desember 727 772 31 195 0 998 2031
TOTAL 8750 7726 455 2089 18 10178 15547
*Sumber:Puskesmas Bromo Tahun 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.24 Data Kunjungan Rawat Inap di Puskesmas Bromo 2018


Persalinan Rawatan Lainnya
No Bulan Jumlah
Umun BPJS DBD Diare Peny. Lain
1 Januari 0 1 0 1 0 2
2 Februari 4 2 1 0 0 7
3 Maret 0 0 0 0 0 0
4 April 0 0 0 1 0 1
5 Mei 1 0 0 1 0 2
6 Juni 2 0 0 0 0 2
7 Juli 1 3 0 0 0 4
8 Agustus 1 1 0 0 0 2
2 (Gastritis &
9 September 2 0 0 0 4
Anoreksia)
10 Oktober 1 0 0 0 0 1
11 Nopember 2 0 1 0 0 3
12 Desember 1 0 0 0 1 (Anoreksia) 2
TOTAL 15 7 2 3 3 30
*Sumber:Puskesmas Bromo Tahun 2018
Keterangan Tabel 3.15
Dari tabel di atas diketahui bahwa persalinan terbanyak di Puskesmas Bromo
sebanyak 22 orang pada tahun 2018, DBD 2 Orang, Diare 3 Orang, Penyakit Lain 3
Orang.

Tabel 6.25 Daftar 10 Penyakit Terbanyak Tahun 2018


No. Penyakit Jumlah
1 Diare 5548
2 ISPA 2004
3 Gigi 1165
4 Hipertensi 1029
5 Penyakit Kulit 917
6 Penyakit Mata 578
7 DM 509
8 Penyakit Otot dan Jaringan Ikat 414
9 Gastritis 387
10 Asma 117
TOTAL 12668
*Sumber:Puskesmas Bromo Tahun 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
288
LAPORAN KEGIATAN

Keterangan Tabel 6.25


Dari tabel di atas diketahui bahwa penyakit terbanyak di Puskesmas Bromo tahun
2018 adalah Diare sebanyak 5.548 kasus.

6.25.8. Upaya Pencatatan dan Pelaporan


1. Tujuan :
a. Untuk menilai hasil kerja yang sudah dilakukan.
b. Untuk dipergunakan sebagai bahan dalam menyusun rencana
kerja.
2. Pembagian :
a. Pencatatan
1) Kegiatan Administrasi.
2) Registrasi family folder.
3) Registrasi kegiatan lain.
b. Pelaporan
1) Laporan kejadian luar biasa.
2) Laporan pencatatan jumlah penyakit dan pengunjung
Puskesmas.
3) Laporan kasus penyakit menular.
4) Laporan kegiatan Puskesmas dan Posyandu.
5) Laporan triwulan yaitu mencatat semua kegiatan
Puskesmas dan rencana keda selarna-triwulan.
6) Laporan tahunan yaitu mencatat semua laporan dalam satu
tahun yang diambil dari laporan bulanan.
7) Laporan khusus berupa laporan kematian, penyakit dan
obat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
289
LAPORAN KEGIATAN

6.26. Program Kesehatan Pengembangan Puskesmas


6.26.1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
1. Pengertian :
Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) adalah wadah belajar
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya
membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di
sekolah maupun perguruan agama.
2. Tujuan :
Menciptakan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik serta memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka
pembentukan manusia seutuhnya.
Kegiatan UKS di Puskesmas Bromo antara lain:
a. Mendata jumlah sekolah dan murid sekolah
b. Melakukan pemeriksaan berkala ke sekolah-sekolah yang ada
di wilayah kerja Puskesmas.
c. Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan infra atau
ekstra kurikuler misalnya pelatihan dokter kecil dan dokter
remaja.
d. Memberikan pelatihan Guru UKS serta pembinaan
e. Melaksanakan penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan gigi,
kesehatan lingkungan, P2M, imunisasi, P3K, dll
f. Membuat rencana kerja bulanan dan membuat laporan
kerja bulanan, triwulan dan tahunan.

Tabel 6.26 Data UKS Puskesmas Bromo

No Kegiatan Sasaran Target Pencapaian %


Penjaringan peserta didik
1. 2610 100 % 2610 (100%)
kelas 4 dan 5 sekolah dasar
2. Pelatihan dokter kecil 2610 10 % 200 (7,7%)
*Sumber:Puskesmas Bromo Tahun 2018
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
290
LAPORAN KEGIATAN

Keterangan Tabel 6.26


Dari tabel di atas di dapatkan bahwa jumlah dokter kecil belum memenuhi target
(10% dari jumlah siswa SD Kelas 4 dan 5 yaitu 2610 siswa).

6.26.2. Upaya Kesehatan Olahraga


Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan
kepada penunjang Puskesmas agar menjaga kebugaran tubuh dengan
berolahraga juga dilakukan pendataan dan pembinaan kepada klub-
klub olahraga yang ada di wilayah Puskesmas. Hasil upaya kesehatan
olahraga belum ada dikarenakan pengumpulan data belum selesai
dilakukan.

6.26.3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat


Tujuan:
1. Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada pasien
atau keluarganya di rumah pasien dengan mengikutsertakan
masyarakat dan kelompok masyarakat disekitarnya.
2. Membantu keluarga dan masyarakat mengenal kebutuhan
kesehatannya sendiri dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan
dengan batas-batas kemampuan mereka.
3. Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan
penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan
keluarganya.
4. Cara-cara yang dilakukan dengan mengadakan penyuluhan
perorangan, perkelompok dan massal. Metode yang dilaksanakan
yaitu bimbingan dan konseling, ceramah, diskusi kelompok,
demostrasi, dll. Hasil upaya perawatan kesehatan masyarakat belum ada
dikarenakan pengumpulan data belum selesai dilakukan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
291
LAPORAN KEGIATAN

6.26.4. Upaya Kesehatan Kerja


Pengertian kesehatan kerja adalah upaya-upaya yang
dilakukan oleh tenaga, kesehatan dalam bidang kesehatan kerja
masyarakat baik dalam waktu sakit maupun sehat dan meningkatkan
derajat kesehatan para pekerja dan keluaranya. Hasil upaya perawatan
kesehatan kerja belum ada dikarenakan pengumpulan data belum
selesai dilakukan.
1. Sasaran :
Para pekerja dan keluarganya.
2. Tujuan :
Meningkatkan derajat kesehatan tiap pekerja agar dapat
menjalankan fungsinya seoptimal mungkin di wilayah Puskesmas
Bromo. Untuk itu perlu diadakan pendataan dan penyuluhan bagi
pekerja.

6.26.5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut


Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut adalah bertujuan untuk
mencegah dampak pengobatan serta dapat diartikan pula kesehatan
gigi dasar paripurna yang ditujukan pada individu, keluarga dan
masyarakat berpenghasilan rendah khususnya kelompok masyarakat
awam.
Kegiatan-kegiatan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut yang dapat
dilaksanakan:
1. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi, penarnbalan dan
pencabutan gigi.
2. Membuat rencana kerja dan laporan kegiatan.
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
1. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan gigi dan mulut serta rujukan
penyuluhan kebersihan gigi pada pasien yang berobat di
Puskesmas.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
292
LAPORAN KEGIATAN

2. Usaha kesehatan gigi anak sekolah (UKGS).


3. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).

6.26.6. Upaya Kesehatan Jiwa


Kegiatan yang dilakukan meliputi:
1. Pengenalan dini gangguan jiwa.
2. Memberikan pertolongan pertama pada penderita gangguan jiwa.
3. Melakukan rujukan kepada unit yang lebih marnpu bila diperlukan.

6.26.7. Upaya Kesehatan Mata


Kegiatan yang dilakukan berintegrasi dengan kegiatan Puskesmas
yang lain:
1. Kegiatan KIA, pemberian vitamin A dosis tinggi pada Balita,
penyuluhan kesehatan di Posyandu.
2. Dengan UKS penyuluhan kesehatan mata di sekolah.
3. Melakukan Pengobatan mata, yang dapat ditanggulangi.
4. Melakukan rujukan kepada unit yang mampu, apabila pengobatan
tidak mampu ditanggulangi.

6.26.8. Upaya Kesehatan Lanjut Usia


Kegiatan-kegiatan lanjut usia di Puskesmas adalah pelayanan
kesehatan lanjut usia antara lain adalah upaya promotif, berupa :
1. Kegiatan Penyuluhan tentang :
a. Kesehatan dan pemeliharaan kesehatan diri.
b. Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
2. Pembinaan Senam Lansia.

Tabel 6.27 Daftar Posyandu Lansia Puskesmas Bromo Tahun 2018


KELURAHAN JADWAL
Tegal Sari Mandalah II
 Posyandu I (Melati) Jumat Minggu III
 Posyandu II (Mawar) Sabtu Minggu III

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
293
LAPORAN KEGIATAN

Pralansia LANSIA
(45-59 thn) 60-69 thn >70 tahun
No Bulan
L P L P L P
1 Januari 118 167 55 80 28 49
2 Februari 205 223 55 84 30 45
3 Maret 133 234 61 108 38 58
4 April 118 190 63 100 41 28
5 Mei 133 181 74 79 24 21
6 Juni 112 180 58 90 47 31
7 Juli 107 150 116 84 33 46
8 Agustus 115 401 55 97 44 46
9 September 122 170 58 90 45 33
10 Oktober 31 82 122 158 103 119
11 Nopember 123 217 55 97 27 28
12 Desember 35 100 145 185 127 132
Jumlah 1352 2295 917 1252 587 636
*Sumber:Puskesmas Bromo Tahun 2018
Keterangan Tabel 6.27
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah Posyandu lansia yang ada di
Kelurahan Tegal Sari Mandala II sebanyak 2 Posyandu dengan jumlah lansia 3392
(Usia 60 - >70 tahun) orang.

6.26.9. Laboratorium Sederhana


1. Melakukan pemeriksaan laboratorium rutin yaitu :
Darah, urin rutin, feses, dan sputum
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium khusus yaitu :
a. Darah khusus : Golongan darah, KGD, Asam urat
b. Plano test.
c. Sputum (BTA)
d. Rapid test.
3. Membuat laporan laboratorium setiap bulannya
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
294
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.28 Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Bromo Tahun 2018


No Pemeriksaan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Total

1 Golongan darah 11 8 15 21 10 40 15 12 3 8 5 18 166

2 Hb 18 12 19 17 11 6 8 5 0 0 4 18 118

3 HIV 18 16 33 28 15 6 15 91 150 83 15 29 499

4 Sypilis 18 16 33 26 16 6 15 91 145 74 15 29 484

5 Urine 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 1 27

6 KGD 67 82 97 101 82 55 67 105 83 90 120 138 1087

7 Uric Acid 46 63 72 87 70 49 55 80 70 72 87 95 846

8 Cholesterol 48 64 59 84 75 55 40 84 76 76 113 107 881

9 Hematokrit 4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5

10 Trombocyt 4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 7

11 Hepatitis 0 0 0 0 0 0 11 89 140 67 0 0 307

*Sumber:Puskesmas Bromo Tahun 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
LAPORAN KEGIATAN

6.27. Hasil Analisa Univariat


6.26.1. Gambaran Pendidikan Orang Tua
Tabel 6.29 Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua
Frekuensi Persentase
Pendidikan Ibu
(f) (%)
Rendah 37 74,0
Tinggi 13 26,0
Total 50 100

Diagram 6.1 Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua

Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar Ibu responden


berpendidikan Rendah yaitu 37 orang (74,0%) dam berpendidikan Tinggi
yaitu 13 orang (26,0%).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
296
LAPORAN KEGIATAN

6.26.2. Gambaran Pengetahuan Orang Tua


Tabel 6.30 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua
Frekuensi Persentase
Pengetahuan
(f) (%)
Rendah 27 54,0
Tinggi 23 46,0
Total 50 100

Diagram 6.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua

Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden berpengetahuan


Rendah yaitu 27 orang (54,0%) dan berpengetahuan Tinggi yaitu 23 orang
(46%).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
297
LAPORAN KEGIATAN

6.26.3. Gambaran Sikap Orang Tua


Tabel 6.31 Distribusi Frekuensi Sikap Orang Tua
Frekuensi Persentase
Sikap Imunisasi
(f) (%)
Tidak setuju 14 28,0
Setuju 36 72,0
Total 50 100

Diagram 6.3 Distribusi Frekuensi Sikap Orang Tua

Sales

Tidak Setuju
Setuju

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan sebagian besar responden Setuju


yaitu 36 orang (72,0%) dan Tidak Setuju Imunisasi yaitu 14 orang (28,0%).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
298
LAPORAN KEGIATAN

6.26.4. Gambaran Keikutsertaan Imunisasi MR


Tabel 6.32 Distribusi Keikutsertaan Imunisasi MR
Frekuensi Persentase
Keikutsertaan
(f) (%)
Tidak ikut 17 34,0
ikut 33 66,0
Total 50 100

Diagram 6.4 Distribusi Frekuensi Keikutsertaan Imunisasi MR

Sales

Tidak Ikut
Ikut

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan sebagian besar responden Ikut yaitu


33 orang (66,0%) dan Tidak Ikut Imunisasi yaitu 17 orang (34,0%).

6.27. Hasil Analisis Bivariat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
299
LAPORAN KEGIATAN

6.27.1. Distribusi berdasarkan Pendidikan dengan Sikap


Tabel 6.33 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Keikutsertaan Imunisasi
MR

Total p
Tingkat Pendidikan Tidak ikut Ikut
Persentase value
Orang tua
f % f % f %
Rendah 12 32,4 25 67,6 37 100
Tinggi 5 38,5 8 61,5 13 100
0,693
Total 17 33 50

Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa Pendidikan Rendah dengan


tidak ikut imunisasi MR sebanyak 12 orang (32,4%), dan yang ikut sebanyak 25
orang (67,6%) dan dengan pendidikan tinggi yang tidak ikut sebanyak 5 orang
(38,5%), dan yang ikut sebanyak 8 orang (61,5%). Hasil uji statistik
menggunakan uji Chi-square didapatkan nilai signifikansi p = 0,693 (p<0,05).
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapatnya hubungan antara
tingkat pendidikan orang tua terhadap keikutsertaan imunisasi MR.

6.27.2. Distribusi berdasarkan Pengetahuan dengan Keikutsertaan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
300
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.34 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Keikutsertaan Imunisasi


MR
Tingkat Total p
Tidak ikut Ikut
Pengetahuan Persentase value
Orang tua f % f % f %
Rendah 11 40,7 16 59,3 27 100
Tinggi 6 26,1 17 73,9 23 100
0,276
Total 17 33 50

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan bahwa Pengetahuan Rendah dengan


tidak ikut imunisasi MR sebanyak 11 orang (40,7%), dan yang ikut sebanyak 16
orang (59,3%) dan dengan Pengetahuan tinggi yang tidak ikut sebanyak 6 orang
(26,1%), dan yang ikut sebanyak 17 orang (73,9%). Hasil uji statistik
menggunakan uji Chi-square didapatkan nilai signifikansi p = 0,276 (p<0,05).
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapatnya hubungan antara
tingkat Pengetahuan orang tua terhadap keikutsertaan imunisasi MR.

6.27.3. Distribusi berdasarkan Sikap dengan Keikutsertaan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
301
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.35 Hubungan Sikap dengan Keikutsertaan Imunisasi MR


Total
Sikap Tidak ikut Ikut p value
Persentase
Orang tua
F % f % f %

Tidak setuju 14 100,0 0 00,0 14 100

Setuju 3 8,3 33 91,7 36 100


0,000
Total 17 33 50

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan bahwa dengan sikap orang tua tidak
setuju dengan yang tidak ikut imunisasi MR sebanyak 14 orang (100,0%), dan
yang ikut sebanyak 0 orang (00,0%) dan dengan sikap orang tua yang setuju
dengan yang tidak ikut sebanyak 3 orang (8,3%), dan yang ikut sebanyak 33
orang (91,7%). Hasil uji statistik menggunakan uji Chi-square didapatkan nilai
signifikansi p = 0,000 (p<0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapatnya hubungan antara sikap orang tua terhadap keikutsertaan imunisasi
MR.

6.28. Pembahasan Analisis Univariat


6.28.1. Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua
Berdasarkan tabel 6.29 menunjukkan sebagian besar Ibu responden
berpendidikan Rendah yaitu 37 orang (74,0%) dam berpendidikan
Tinggi yaitu 13 orang (26,0%).
6.28.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua
Berdasarkan tabel 6.30 menunjukkan sebagian besar responden
berpengetahuan Rendah yaitu 27 orang (54,0%) dan berpengetahuan
Tinggi yaitu 23 orang (46%).

6.28.3. Distribusi Frekuensi Sikap Orang Tua


KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
302
LAPORAN KEGIATAN

Berdasarkan tabel 6.31 menunjukkan sebagian besar responden


Setuju yaitu 36 orang (72,0%) dan Tidak Setuju Imunisasi yaitu 14
orang (28,0%).
6.28.4. Distribusi Frekuensi Keikutsertaan Imunisasi MR
Berdasarkan tabel 6.32 menunjukkan sebagian besar responden Ikut
yaitu 33 orang (66,0%) dan Tidak Ikut Imunisasi yaitu 17 orang
(34,0%).

6.29. Pembahasan Analisis Bivariat


6.29.1. Distribusi berdasarkan Pendidikan dengan Keikutsertaan
Berdasarkan tabel 6.33 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara Pendidikan dengan Sikap.
6.29.2. Distribusi berdasarkan Pengetahuan dengan Keikutsertaan
Berdasarkan tabel 6.34 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara Pengetahuan dengan Sikap.
6.29.3. Distribusi berdasarkan Sikap dengan Keikutsertaan
Berdasarkan tabel 6.35 menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara Sikap dengan Keikutsertaan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
303
LAPORAN KEGIATAN

BAB VII
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

7.1. Permasalahan dan Pemecahan Masalah di Puskesmas Medan Denai


7.1.1. Permasalahan di Puskesmas Medan Denai :
Setelah melakukan kegiatan selama menjalankan kegiatan KKS
di Puskesmas Medan Denai, ada beberapa permasalahan menonjol yang
ditemukan dan perlu dilakukan penanganan segera. Beberapa
permasalahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1) Tidak sesuainya jumlah posyandu dengan balita di wilayah kerja
Puskesmas Medan Denai.
2) Masih rendahnya pemberian ASI eksklusif dan rendahnya edukasi
tentang pemberian ASI eksklusif.
3) Masih didapatkan masyarakat yang tidak menimbang bayi dan
balitanya di rumah.
4) Masih rendahnya pengetahuan tentang perlunya beraktivitas fisik
setiap hari.
5) Masih didapatkan masyarakat yang merokok dalam rumah.
6) Rendahnya kepatuhan untuk meminum obat anti-hipertensi.
7) Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya mengontrol
tekanan darah.
8) Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang diet pada penderita
hipertensi dan pembatasan penggunaan garam.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
304
LAPORAN KEGIATAN

7.1.2. Pemecahan Masalah di Puskesmas Medan Denai


1) Menambahkan jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas Medan
Denai.
2) Mengedukasi tentang pentingnya ASI dan manfaat ASI untuk bayi.
3) Mengedukasi tentang tujuan menimbang bayi dan balita secara rutin
di posyandu.
4) Mengadakan sesi senam di fasilitas pelayanan kesehatan bagi
masyarakat umum minimal 1 kali dalam seminggu dan memberikan
edukasi manfaat aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.
5) Penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya merokok dan cara
berhenti merokok.
6) Mengedukasi tentang pentingnya meminum obat anti hipertensi
secara rutin dan memberi arahan tentang kepatuhan minum obat
anti-hipertensi.
7) Mengedukasi tentang manfaat pemeriksaan rutin tekanan darah
kepada masyarakat.
8) Mengedukasi tentang diet yang tepat untuk penderita hipertensi.

7.1.3. Permasalahan di Puskesmas Bromo :


Setelah melakukan kegiatan selama menjalankan kegiatan KKS di
Puskesmas Bromo, ada beberapa permasalahan menonjol yang
ditemukan dan perlu dilakukan penanganan segera. Beberapa
permasalahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Masih didapatkan masyarakat yang tidak menimbang bayi dan
balitanya di rumah.
2. Masih rendahnya perilaku mencuci tangan dengan sabun dan air
bersih.
3. Masih ada masyarakat yang tidak mengkonsumsi buah dan sayur.
4. Masih didapatkan masyarakat yang merokok dalam rumah.
5. Sebagian kecil masyarakat masih meragukan kehalalan vaksin MR

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
305
LAPORAN KEGIATAN

6. Sebagian kecil masyarakat tidak mengetahui jadwal imunisasi MR


7. Sebagian kecil masyarakat setuju tapi tidak ikut serta dalam
imunisasi MR
7.1.4. Pemecahan Masalah di Puskesmas Bromo :
1. Mengedukasi tentang tujuan menimbang bayi dan balita secara
rutin.
2. Penyuluhan tentang cara mencuci tangan yang benar kepada
masyarakat termasuk anak-anak sekolah serta menjelaskan manfaat
mencuci tangan yang benar.
3. Penyuluhan tentang kandungan gizi dalam sayur-sayuran dan buah-
buahan berserta contohnya.
4. Penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya merokok dan cara
berhenti merokok
5. Mengedukasi tentang kehalalan imuniasi MR (Measles Rubella)
6. Mengedukasi tentang jadwal imunisasi MR (Measles Rubella) yang
benar.
7. Memberikan motivasi kepada orang tua tentang pentingnya
imunisasi MR bagi anak.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
306
LAPORAN KEGIATAN

BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan
8.1.1. Puskesmas Medan Denai :
1) Masih kurangnya fasilitas kesehatan di Puskesmas Medan Denai
seperti : akses air bersih, kipas angin.
2) Kurangnya alat dan bahan kesehatan di Puskesmas Medan Denai,
seperti : tensimeter, stik gula darah dan kolesterol.
3) Kurangnya ketersediaan obat-obatan di Puskesmas Medan Denai.
4) Pemakaian handschoon steril yang tidak pada tempatnya.
5) Kurangnya informasi tentang waktu pelayanan.
6) Kurangnya ketersediaan tempat sampah di ruang tunggu dan
beberapa poli.
8.1.2. Kesimpulan Dari Hasil Penelitian Penelitian Mengenai Faktor-
Faktor Penyebab Keikutsertaan Imunisasi MR dengan Pendidikan,
Pengetahuan dan Sikap Orang Tua di UPT Puskesmas Bromo
Tahun 2019
1) Tidak terdapat hubungan faktor pendidikan orang tua dengan
keikutsertaan imunisasi MR
2) Tidak terdapat hubungan faktor pengetahuan orang tua dengan
keikutsertaan imunisasi MR
3) Terdapat hubungan faktor sikap orang tua dengan keikutsertaan
imunisasi MR.

8.2. Saran
8.2.1. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Agar lebih meningkatkan pembinaan, monitoring serta mengevaluasi
dan menganalisis program-program Kesehatan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Puskesmas.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
307
LAPORAN KEGIATAN

8.2.2. Dinas Kesehatan Kota Medan


Kepada Dinas Kesehatan Kota Medan agar lebih membina dan
mengevaluasi Puskesmas yang ada di wilayah Kota Medan dalam
menjalankan program-program yang ada di Puskesmas.

8.2.3. Puskesmas Medan Denai


1) Meningkatkan ketersediaan fasilitas kesehatan di Puskesmas Medan
Denai seperti : menambah kipas angin di tiap-tiap ruang pelayanan
dan menyediakan akses air bersih di lingkungan Puskesmas Medan
Denai.
2) Meningkatkan ketersediaan alat dan bahan yang diperlukan untuk
pelayanan kesehatan di Puskesmas Medan Denai seperti : tensimeter
yang belum tersedia di setiap ruangan pelayanan, stik gula darah dan
kolesterol yang sering kosong di laboratorium, sehingga
menyulitkan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan rutin.
3) Meningkatkan ketersediaan obat-obatan untuk mengoptimalkan
pelayanan kesehatan di Puskesmas Medan Denai.
4) Menggunakan hand schoon steril pada tempatnya seperti :
menyediakan handschoon sekali pakai di setiap ruang pelayanan
sehingga tidak semua tindakan menggunakan hand schoon steril.
5) Menyediakan informasi berupa waktu atau jadwal pelayanan yang
jelas dan rinci sehingga dapat diketahui oleh seluruh masyarakat
sekitar.

8.2.4. Puskesmas Bromo


1) Meningkatkan ketersediaan alat kesehatan di Puskesmas Bromo
seperti : menyediakan tensimeter, thermometer di setiap ruang
pelayanan di Puskesmas Bromo.
2) Memberikan informasi yang lebih jelas kepada masyarakat di sekitar
lingkungan Puskesmas Bromo mengenai fasilitas kesehatan yang
tepat bagi setiap masyarakat, sehingga tidak ada masyarakat yang
salah memilih fasilitas kesehatannya masing-masing.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
308
LAPORAN KEGIATAN

3) Menyediakan informasi berupa waktu atau jadwal pelayanan yang


jelas dan rinci sehingga dapat diketahui oleh seluruh masyarakat
sekitar.
4) Meningkatkan ketersediaan tempat sampah di lingkungan kerja
Puskesmas Bromo yang mudah dijangkau oleh pasien maupun
pegawai Puskesmas Bromo.

8.2.5. Fakultas Kedokteran Universitas Batam


Diharapkan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Batam menjadikan penulisan ini sebagai bahan acuan untuk melakukan
penelitian selanjutnya.
Disarankan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Batam agar berperan aktif dalam kegiatan program-program kesehatan
masyarakat.

8.2.6. Peneliti Selanjutnya


Perlu dilakukan penulisan lebih lanjut, misalnya dengan menggunakan
metode dan desain penelitian lain untuk mengetahui dan meneliti faktor-
faktor risiko lainnya yang berkaitan dengan penulisan ini.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8 April 2019 s/d 15 Juni 2019
309

Anda mungkin juga menyukai