Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MANAJEMEN ELIMINASI URINE PADA PASIEN BPH (BENIGNA

PROSTAT HIPERPLASIA)

A. Topik Penyuluhan : BPH (Benigna Prostat Hiperplasia)


B. Sub Topik : Manajemen Eliminasi Urine pada pasien BPH (Benigna Prostat

Hiperplasia)
C. Hari / Tanggal : Selasa, 18 September 2017
D. Waktu : 30 menit
E. Peserta / Sasaran : Pasien dan Keluarga di Ruang Marwah 1
F. Tujuan umum : Setelah Mengikuti penyuluhan ini peserta mampu

memahami tentang eliminasi Urine pada pasien BPH.


G. Tujuan khusus :
1. Mengerti dan mampu menjelaskan tentang penyakit BPH
2. Menjelaskan Tanda dan gejala dari penyakit BPH.
3. Penatalaksanaan pada penyakit BPH
4. Manajemen eliminasi urine pada pasien sebelum tindakan operasi
5. Manajemen Eliminasi urine pada pasien sesudah tindakan operasi
H. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi / tanya jawab.

I. Media

1. Leaflet

2. Power Point

J. KEGIATAN

No. Waktu Kegiatan Kegiatan Responden


1. 3 menit Fase Pra Interaksi : 1. Responden siap
1. Menyiapkan keperluan dan menerima
alat yang diperlukan selama penyuluhan
memberikan penyuluhan
2. 7 menit Fase Orientasi : 1. Responden mengisi
1. Mengisi daftar hadir daftar hadir.
2. Membagikan Lefleat 2. Menjawab salam
3. Memberikan salam pembuka. pembuka.
4. Memperkenalkan diri. 3. Mendengarkan
5. Menjelaskan tujuan
dengan seksama
penyuluhan. 4. Menyetujui kontrak
6. Membrikan kontrak waktu
waktu yang
penyuluhan.
ditentukan.
7. Menanyakan kesiapan pada
responden sebelum kegiatan
dilakukan.
3. 25 menit Fase Kerja : 1. Audience menyimak
1. Menjelaskan tentang penyakit penjelasan dari
BPH pemateri.
2. Menjelaskan Tanda dan gejala 2. Audience mampu
dari penyakit BPH. koopertif dalam
3. Menjelaskan Penatalaksanaan pelaksanaan
pada penyakit BPH penyuluhan
4. Menjelaskan Manajemen
berlangsung
eliminasi urine pada pasien BPH 3. Keluarga paham
sebelum tindakan operasi tentang materi yang
5. Menjelaskan Manajemen
telah diberikan.
Eliminasi urine pada pasien
BPH sesudah tindakan operasi

4. 5 menit Fase Terminasi : 1. Responden bertanya


1. Melakukan diskusi dan tanya dan berdiskusi
jawab pada audience yang bersama.
belum paham terhadap materi 2. Menjawab pertanyaan
yang disampaikan. penyuluh mengenai
2. Mengevaluasi dan materi yang telah
menyimpulkan pemahaman disampaikan.
responden mengenai materi 3. Menjawab salam
penyuluhan. penutup.
3. Pemateri mengucapkan
terimaksih dan salam penutup
4. Membersihkan alat –alat

VIII. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di RSU Haji
Surabaya ruang Marwah 1. Pengorganisasian
penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar

3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan
mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan
sesuai dengan tujuan khusus.

MATERI PENYULUHAN
MANAJEMEN ELIMINASI URINE PADA PASIEN BPH

1. Pengertian

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau disebut tumor prostat jinak


adalah pertumbuhan berlebihan dari sel-sel prostat yang tidak ganas. Pembesaran
prostat jinak akibat sel-sel prostat memperbanyak diri melebihi kondisi normal,
biasanya dialami laki-laki berusia di atas 50 tahun (Pranata, 2014).

2. Tanda dan Gejala

Berikut ini gejala-gejala yang biasanya dirasakan oleh penderita pembesaran


prostat jinak (BPH):

 Selalu ingin berkemih, terutama pada malam hari.


 Inkontinensia urine atau beser.

 Sulit mengeluarkan urine.

 Mengejan pada waktu berkemih.

 Aliran urine tersendat-sendat.

 Mengeluarkan urine yang disertai darah.

 Merasa tidak tuntas setelah berkemih.

Munculnya gejala-gejala tersebut disebabkan oleh tekanan pada kandung


kemih dan uretra ketika kelenjar prostat mengalami pembesaran
(Muttaqin, 2012).

3. Penatalaksanaan

a. Observasi
Biasanya dilakukan pada pasien dengan keluhan ringan. Pasien dianjurkan
untuk mengurangi minum setelah makan malam yang ditujukan agar tidak
terjadi nokturia, menghindari obat-obat dekongestan (parasimpatolitik),
mengurangi minum kopi dan tidak diperbolehkan minum alkohol agar
tidak terlalu sering miksi. Pasien dianjurkan untuk menghindari
mengangkat barang yang berat agar perdarahan dapat dicegah. Ajurkan
pasien agar sering mengosongkan kandung kemih (jangan menahan
kencing terlalu lama) untuk menghindari distensi kandung kemih dan
hipertrofi kandung kemih. Secara periodik pasien dianjurkan untuk
melakukan control keluhan, pemeriksaan laboratorium, sisa kencing dan
pemeriksaan colok dubur (Purnomo, 2011).
b. Pemberian obat-obatan

Menurut Muttaqin (2012) tujuan dari obat-obat yang diberikan pada penderita
BPH adalah :
a. Mengurangi pembesaran prostat dan membuat otot-otot berelaksasi
untuk mengurangi tekanan pada uretra
b. Mengurangi resistensi leher buli-buli dengan obat-obatan golongan alfa
blocker (penghambat alfa adrenergenik)
c. Mengurangi volum prostat dengan menentuan kadar hormone
testosterone/ dehidrotestosteron (DHT).
Adapun obat-obatan yang sering digunakan pada pasien BPH, menurut
Pranata (2041) diantaranya : penghambat adrenergenik alfa, penghambat enzin 5
alfa reduktase, fitofarmaka.

c. Pembedahan
Pembedahan adalah tindakan pilihan, keputusan untuk dilakukan
pembedahan didasarkan pada beratnya obstruksi, adanya ISK, retensio urin
berulang, hematuri, tanda penurunan fungsi ginjal, ada batu saluran kemih dan
perubahan fisiologi pada prostat. Waktu penanganan untuk tiap pasien bervariasi
tergantung pada beratnya gejala dan komplikasi.

4. Managemen Eliminasi Urine Sebelum Prosedur Operasi.


a. Pasien dianjurkan untuk mengurangi minum setelah makan malam yang
ditujukan agar tidak terjadi buang air kecil terus-menerus pada malam hari,
b. Menghindari obat-obat dekongestan (parasimpatolitik),
c. mengurangi minum kopi dan tidak diperbolehkan minum alkohol agar
tidak terlalu sering buang air kecil.
d. Pasien dianjurkan untuk menghindari mengangkat barang yang berat agar
perdarahan dapat dicegah.
e. Ajurkan pasien agar sering mengosongkan kandung kemih (jangan
menahan kencing terlalu lama) untuk menghindari distensi kandung kemih
dan hipertrofi kandung kemih.
5. Managemen Eliminasi Urine Sebelum Prosedur Operasi.
a. Ajarkan pasien untuk melakukan latihan kegel dilakukan untuk membantu
mencapai kembali kontrol berkemih. Latihan kegel harus dilanjutkan
sampai passien mencapai kontrol berkemih.
b. Ajarkan baldder training pada pasien dengan cara Klem kateter tiap 4 jam
sekali selama 12 menit.
Daftar Pustaka
Pranata E.A, Eko Prabowo. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan S.
Perkemihan. Jakarta : Medical Book.
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan
Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai