Anda di halaman 1dari 96

PENGARUH KETERSEDIAAN DOKUMEN Style Definition: TOC 3: Indent: Left: 1", First line: 0.

58"

LAPORAN KEUANGAN LENGKAP


PADA WEB PAGE BERTEMA LAPORAN KEUANGAN
DALAM WEBSITE RESMI PERUSAHAAN
TERHADAP TINGKAT ASIMETRI INFORMASI

(PENELITIAN PADA EMITEN SAHAM BURSA EFEK INDONESIA)

DRAFT SKRIPSI

diajukan untuk menempuh ujian sarjana


pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran

LINA NADHIRAH
120110070018

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
BANDUNG
2014
PENGARUH KETERSEDIAAN DOKUMEN
LAPORAN KEUANGAN LENGKAP
PADA WEB PAGE BERTEMA LAPORAN KEUANGAN
DALAM WEBSITE RESMI PERUSAHAAN
TERHADAP TINGKAT ASIMETRI INFORMASI

(PENELITIAN PADA EMITEN SAHAM BURSA EFEK INDONESIA)

LINA NADHIRAH
120110070018

DRAFT SKRIPSI

diajukan untuk menempuh ujian sarjana


pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran

Bandung, Juli 2014

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi

Dr. MM. Nanny Dewi Tanzil, S.E., M.Comm., Ak


NIP. 1963122251989022001
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

(1) Karya tulis saya, skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di

Universitas Padjadjaran maupun perguruan tinggi lainnya.

(2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri

dengan arahan dosen pembimbing.

(3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

(4) Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyatan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai norma yang berlaku

di perguruan tinggi ini.

Bandung, Juli 2014


Yang membuat pernyataan,

Lina Nadhirah
NPM. 12011007018
ABSTRAK

PENGARUH KETERSEDIAAN DOKUMEN


LAPORAN KEUANGAN LENGKAP
PADA WEB PAGE BERTEMA LAPORAN KEUANGAN
DALAM WEBSITE RESMI PERUSAHAAN
TERHADAP TINGKAT ASIMETRI INFORMASI

(PENELITIAN PADA EMITEN SAHAM BURSA EFEK INDONESIA)

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji besarnya pengaruh ketersediaan


dokumen laporan keuangan lengkap pada webpage bertema laporan keuangan
dalam website resmi perusahaan terhadap tingkat asimetri informasi hingga pada
tingkat tidak diaudit atau sudah diauditnya laporan keuangan tersebut.
Dengan menggunakan metode purposive sampling, ditentukan 9 emiten
saham Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai sampel penelitian. Data yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan data panel 9 perusahaan tersebut dalam 76 kuartal
(3 Juli 1995 - 30 Juni 2014) yang berisi frekuensi pengunggahan dokumen laporan
keuangan lengkap pada web page bertema laporan keuangan dalam website resmi
perusahaan dan rata-rata bid-ask spread harian dalam suatu kuartal. Regresi data
panel melalui STATA 11.2 digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ketersediaan dokumen laporan
keuangan lengkap pada web page bertema laporan keuangan dalam website resmi
perusahaan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap tingkat asimetri
informasi baik secara simultan maupun parsial.

Kata Kunci: Laporan Keuangan, Tingkat Asimetri Informasi, IFR (Internet


Financial Reporting)

iv
ABSTRACT

THE EFFECT OF THE COMPLETE FINANCIAL STATEMENT


DOCUMENT AVAILABILITY
IN WEB PAGE THEMED FINANCIAL REPORT
AT OFFICIAL CORPORATE WEBSITE
ON THE ASYMMETRIC INFORMATION

(RESEARCH ON INDONESIA STOCK EXCHANGE LISTED FIRMS)

This study aimed to examine the effect of complete financial statement


document availability in web page themed financial report at official corporate
website on asymmetric information level to the extent of unaudited or audited
financial statement.
By using purposive sampling method, 9 Indonesia Stock Exchange (IDX)
listed firm determinated as sample of this study. This study use panel data of 9 firms
data within 76 quarter (July 1, 1995 to June 30, 2014) consisted the frequency
uploading complete financial statemen document in web page themed financial
report at official corporate website and the average daily bid-ask spread in a
quarter. STATA 11.2 panel data regression is used to test the hypothesis.
The result show that the complete financial statement document availabilty
in web page themed financial report at official corporate website has significantly
negative effect on the asymmetric information level either simultaneously or
partially.

Keywords: Financial Statement, Asymmetric Information Level, IFR


(Internet Financial Reporting)

v
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.TTuhan Yang

Maha Esa. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penyusunan

skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada

Nabi Muhammad S.A.W., para keluarga, sahabat serta para pengikutnya yag telah

menjadi suri teladan bagi penulis.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Praktek Internet Financial Reporting

Terhadap Likuiditas Saham dan Nilai PerusahaanKetersediaan Dokumen Laporan

Keuangan Lengkap Pada Web Page Bertema Laporan Keuangan Dalam Website Formatted: Font: Italic

Resmi Perusahaan Terhadap Tingkat Asimetri Informasi”. Skripsi ini dilakukan

sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana ekonomi di Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar

adalah suatu proses kehidupan yang hanya berakhir tatkala napas terhenti.

Dalam proses penyelesaian penelitian ini, penulis dibantu dengan segala

jenis bantuan, dukungan, do’a dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dengan diiringi doa semoga kebaikan yang telah tercurah diganti oleh Sang Maha

Kuasa dengan balasa yang lebih baik, penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih dan penghargaan kepada :

(1) Ibu Dr. MM. Nanny Dewi Tanzil, S.E., M.Comm., Ak selaku dosen

pembimbing penulis sekaligus Koordinator Program Studi S1 Akuntansi

vi
vii

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran. Terima kasih atas

kebaikan, kesabaran, kritik, saran, masukan, ilmu dan waktu yang sudah

diberikan kepada saya.

(2) Ibu Dr. Roebiandini Soemantri, S.E., M.Si.,Ak., selaku dosen wali penulis

yang telah bersedia membimbing penulis selama masa perkuliahan,

memberikan nasihat- nasihat berharga mengenai kehidupan.

(2)(3) Mama, terima kasih banyak untuk pengorbanan yang luar biasa besarnya,

kesabaran, dan dorongan semangat yang sudah diberikan, terimakasih atas

untaian doa yang selalu dipanjatkan kepadaNya. Semoga Allah

memeberkahi dan membalas kebaikan yang telah tercurah dengan yang

lebih baik.

(3)(4) Mbah uti, Ayah, Mama, Dina, Naufal dan keluarga besar penulis yang

penulis cintai dengan sepenuh hati. Terima kasih atas kesabaran, dan

dorongan semangat yang sudah diberikan, terimakasih atas untaian doa

yang selalu dipanjatkan kepadaNya. Semoga Allah memeberkahi dan

membalas kebaikan yang telah tercurah dengan yang lebih baik.

(4)(5) Prof. Dr. Sawitri Supardi Sadarjoen, Psi, Klin dan suami yang sangat penulis

hormati. Terima kasih banyak atas segala bimbingan, arahan, dukungan dan

doa. Semoga limpahan keberkahan, kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan

selalu tercurah kepada ibu dan bapak beserta keluarga besar. Penulis juga

menghaturkan terima kasih banyak kepada asisten rumah tangga ibu sawitri,

mbak uti dan mbok, atas segala kebaikannya.


viii

(5)(6) Dr. Dwi Martani, SE, MSi, Ak. Terima kasih banyak ibu atas perhatian,

bimbingan, arahan, dukungan serta doanya. Jazakillah khairan katsiran.

(6)(7) Kang Arie Pratama, S.E., M.Ak., CPSAK., CPMA., CertIFR. Terima kasih

banyak atas segala masukan, bimbingan dan arahannya. Jazakallah khairan

katsiran.

(7)(8) Seluruh dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Padjadjaran yang telah mengajarkan penulis ilmu bermanfaat selama

penulis menuntut ilmu di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Padjadjaran.

(8)(9) Seluruh staf Sub Bagian Akademik (SBA) Fakultas Ekonomi, khususnya

Program Studi Akuntansi atas pelayanan akademik yang telah diberikan.

(9)(10) Staf perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran dan CISRAL

atas pelayanan peminjaman buku yang telah diberikan kepada penulis.

(11) Penulis-penulis yang tulisannya penulis jadikan referensi dalam skripsi ini,

beserta Google Inc dan para pengunggah dokumen-dokumen tersebut.

(10)(12) Seluruh pihak terkait yang berperan dalam pengumpulan data

penelitian ini. Bapak Ir. Fitri Hadi, MBA beserta jajaran ICaMEL, Call

center Bursa Efek Indonesia, Admin website perusahaan sampel. Terima

kasih banyak atas segala bantuannya. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa

membalas kebaikan bapak ibu sekalian dengan kebaikan yang lebih.

(13) Nur Asyifa, terima kasih banyak atas semua bantuan dan dorongan

semangat yang begitu besarnya. Semoga Allah memeberkahi dan membalas

kebaikan yang telah tercurah dengan yang lebih baik.


ix

(14) Mas Anwar Hidayat, Ferdian Fadly, dan Pak Arifin, terima kasih banyak

atas bantuan dan sharing ilmu mengenai penelitian yang diberikan kepada

penulis.

(11)(15) Rupita sitanggang, Shiddiq Abdurrahman, sahabat-sahabat

PRISMA 2, sahabat-sahabat di FIKA SMAN 2 Bandung, dan sahabat-

sahabat semasa SMA yang terus memberikan motivasi bagi penulis untuk

segera merampungkan studi di strata-1.

(12)(16) Sahabat-sahabat terbaik selama perkuliahan, Ajeng Weningsari dan

Caecilia Marie Avelyn, Nadia Khairunnisa, Arnelis Pujiastuti, Fauratika

Moulisa dan Zevana Dewanti Arifin yang selalu memberi motivasi penulis

untuk segera menyelesaikan skripsi.

(13)(17) Saudaara-saudariku di KARISMA ITB, Faaza’ers, Forest’ers vhe

agam, inna nur, hanna, intan, dan banyak lagi. Terima kasih banyak atas

motivasi dan doanya. Jazakillah khair akhi, ukhti.

(14)(18) Keluarga besar Akuntansi Unpad 2007. Terima kasih atas

pertemanannya selama ini, semoga kita semua kelak menjadi orang yang

bermanfaat.

(15)(19) Sahabat Akuntansi, Manajemen, Ekonomi Studi Pembangunan dari

berbagai angkatan, Keluarga Muslim FE Unpad, BEM FE Unpad, Pena

Bangsa, ISEG, Permais, terima kasih sudah menjadi pelengkap kebahagiaan

selama penulis menuntut ilmu.

(16)(20) Ibu Ela dan bu Omi yang senantiasa mendukung dan mendoakan

penulis.
x

(17)(21) Teman-Teman KKNM Unpad 2010 Kabupaten Garut, Kecamatan

Pameungpeuk, Desa Sirnabakti, Dusun Medong (Ajeng, Agung, Aji, Aras,

Awi, Cecil, Desi, Dini, Lastri, Narita, Nico, Ratna, Risma, Santi, Vita, dan

Yunia) yang memotivasi penulis dalam mengerjakan skripsi.

(18)(22) Adik-adikku SIS 2012. Terima kasih banyak atas dukungan dan

doanya.

(19)(23) Seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis dan tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak

pihak dalam kemaslahatan dan semoga skripsi ini pun dapat bernilai ibadah

dihadapanNya. Penulis pun menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata

sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang

bersifat membangun.

Bandung, Juli 2014

Penulis
DAFTAR ISI Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
color: Auto, Indonesian

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH.............................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

ABSTRACT .............................................................................................................v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xivii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xiv

DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN Formatted: Font: 12 pt

1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................1 Formatted: Indent: Left: 0.5", First line: 0.5"

1.2 Identifikasi Masalah ..........................................................4

1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................5

1.4 Kegunaan Penelitian ..........................................................5

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis .................................6

1.6 Metodologi Penelitian ........................................................9

1.7 Waktu Penelitian ..............................................................10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Efisiensi Pasar .......................................................11 Formatted: Font: 12 pt

2.2 Asimetri Informasi ..........................................................11

xi
xii

2.35 Teori Sinyal .....................................................................174 Formatted: English (United States)

2.43 Pasar Modal ....................................................................164 Formatted: Font: 12 pt


Formatted: Font: 12 pt
2.5 Bisnis-27 ............................................................................17 Formatted: Font: 12 pt

2.64 Bid-Ask Spread ..............................................................196 Formatted: Font: 12 pt


Formatted: Font: 12 pt
2.5 Teori Sinyal .......................................................................17 Formatted: Font: 12 pt

2.76 Laporan Keuangan ......................................................2018 Formatted: Font: 12 pt


Formatted: Font: 12 pt
2.67.1 Pengguna Laporan Keuangan ........................2019 Formatted: Font: 12 pt
Formatted: Font: 12 pt
2.76.2 Tujuan LPelaporan Keuangan .........................230 Formatted: Font: 12 pt
Formatted: Font: 12 pt
2.6.3 Asumsi Dasar Pelaporan Keuangan...................23
Formatted: Font: 12 pt

2.76.34 Karakteristik Kualitatif Laporan

Keuangan ............................................................................................................274

2.76.45 Kendala Informasi yang Relevan

dan Andal ..........................................................................................................2931

2.76.56 Internet Financial ReportingAudit Formatted: Font: 12 pt


Formatted: Font: 12 pt
Laporan Keuangan ....................................................................313 Formatted: Font: 12 pt
Formatted: Font: 12 pt
2.7.6 Internet Financial Reporting ................................32 Formatted: Font: 12 pt
Formatted: Font: Italic
Formatted: Normal, Indent: First line: 0"

2.7 Data Panel .......................................................................324 Formatted: Font: 12 pt


Formatted: Font: 12 pt
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ...............................................................34 Formatted: Indent: Left: 0.5", First line: 0.5"
Formatted: Font: 12 pt
3.12.1 Variabel Populasi dan Sampel Penelitian ........343 Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.5"
Formatted: Font: 12 pt
3.12.2 Populasi Penelitian ...............................................34 Formatted: Font: 12 pt

3.12.3 Sampel Penelitian .................................................35 Formatted: Font: 12 pt


xiii

2 Formatted: Indent: Left: 0"

3.2 Metode Penelitian ...........................................................362 Formatted: Font: 12 pt

3.2.1 Populasi dan Sampel Penelitian ..........................33 Formatted: Font: 12 pt


Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0"
3.2.12 Operasionalisasi Variabel PenelitianSumber Data .....363 Formatted: Font: 12 pt

3.2.23 Sumber dan jenisTeknik Pengumpulan Data .374 Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.5"
Formatted: Font: 12 pt
3.2.34 Teknik Pengumpulan Data Panel ...................3384 Formatted: Font: 12 pt

3.2.45 MetodeRancangan Analisis Data ....................4135 Formatted: Indent: Left: 1", First line: 0.5"

3.2.56 Rancangan Analisis DataVariabel Penelitian dan

Operasionalisasi Variabel........................................................4336

3.2.67 Penetapan Hipotesis .........................................4336 Formatted: Font: 12 pt


Formatted: Indent: First line: 0.5"
3.2.78 Uji Asumsi KlasikMetode Analisis Data ........4538 Formatted: Font: 12 pt
Formatted: Font: 12 pt
3.2.89 Analisis Koefisien DeterminasiUji Asumsi Klasik Formatted: Font: 12 pt
Formatted: Font: 12 pt
....................................................................................................4639
Formatted: Font: 12 pt
Formatted: Font: 12 pt
3.2.910 Uji Analisis Koefisien
Formatted: Font: 12 pt

KoefisisenDeterminasi ...............................................................460 Formatted: Font: 12 pt

3.2.9.11 Uji Koefisien Regresi Simultam Formatted: Indent: Left: 1.5"

(Uji F) ..............................................................................461 Formatted: Font: Italic

3.2.9.12 Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji t) Formatted: Font: Italic

..........................................................................................471

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Formatted: Font: 12 pt

4.1 Hasil Penelitian .............................................................4842 Formatted: Font: 12 pt

4.1.1 Analisis Deskriptif SampelObjek Penelitian .4842 Formatted: Font: 12 pt


xiv

4.1.2 Hasil Pengujian Asumsi KlasikAnalisi Data

Panel ..............................................................................................49 Formatted: Font: 12 pt

4.1.3 Hasil Regresi Data Panel .................................5243 Formatted: Font: 12 pt


Formatted: Font: 12 pt
4.2 Pembahasan Penelitian ................................................5548 Formatted: Font: 12 pt

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan .........................................................................570 Formatted: Font: 12 pt

5.2 Saran .............................................................................5851 Formatted: Font: 12 pt

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................5952 Formatted: Font: 12 pt

LAMPIRAN I Data Panel

LAMPIRAN II Output Stata


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian.........................................................4842

Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif SampelObjek Penelitian ...................49

Tabel 4.3 Hasil Saphiro Wilk W Test ..........................................................49

Tabel 4.46 Hasil Uji Autokorelasi dan Heteroskedastisitas ....................5146

Tabel 4.5 Hasil Uji MultikolinearitasSaphiro Wilk W Test ..................5245

Tabel 4.68 Hasil Uji Regresi Data Panel Efek Tetap Dengan Menggunakan

Metode Robust ..........................................................................5348 Formatted: Font: Italic

xv
Tabel 4.7 Hasil Uji Hausman .......................................................................54

xvi
42

Tabel 4.3 Hasil Pendekatan Model Efek Tetap ..........................................43

Tabel 4.4 Hasil Pendekatan Model Efek Random .....................................44

Tabel 4.5 Hasil Saphiro Wilk W Test ..........................................................45

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi dan Heteroskedastisitas ........................46

Tabel 4.7 Hasil Uji Hausman .......................................................................47

Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Data Panel Efek Tetap Dengan Menggunakan

Metode Robust .............................................................................48

xvii
DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas ..................................................................450

xviii
DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 1.1 Kerangka Pemikiran......................................................................8

Diagram 2.1 Struktur Pasar Modal Indonesia ................................................17

xix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Informasi sangat penting dalam kelangsungan pasar, akan tetapi sering kali

dalam transaksi ekonomi terdapat asimetri informasi yang berpotensi menciptakan

kegagalan pasar. Asimetri informasi merupakan suatu keadaan di mana terdapat

kesenjangan pengetahuan akan suatu hal di antara dua pihak. Dengan adanya

asimetri informasi tersebut pihak yang memiliki pengetahuan lebih, berpotensi

mengambil keuntungan dari pihak yang memiliki pengetahuan lebih terbatas.

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, terutama

perkembangan website, telah membawa pengaruh yang besar pada lingkungan

bisnis ditandai dengan maraknya perusahaan yang turut membuat website resmi

perusahaan. Pada awal perkembangannya, penggunaan website resmi perusahaan

terbatas pada komunikasi internal perusahaan, kemudian berkembang menjadi

wahana penjualan produk perusahaan dalam bentuk e-commerce (perdagangan

elektronik). Tak berhenti sampai disitu, penggunaan website resmi perusahaan pun

berkembang menjadi “wajah perusahaan”. Kini kita bisa mengetahui informasi

mengenai suatu perusahaan hanya dengan berkunjung ke website resmi perusahaan

tersebut. Informasi mengenai perusahaan yang tersedia pada website resmi

perusahaan bervariasi untuk tiap perusahaan. Namun saat ini, telah banyak

perusahaan yang mempublikasikan informasi mengenai kinerja keuangan

perusahaannya pada website resmi perusahaan. Penggunaan website resmi

1
2

perusahaan sebagai media penyebaran informasi mengenai kinerja keungan

perusahaan dikenal dengan sebutan Internet Financial Reporting (IFR).

Penerapan praktik IFR ini memberikan kemudahan kepada para stakeholder

perusahaan dalam memperoleh informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan

sehingga dapat mengurangi tingkat asimetri informasi di pasar keuangan. Berbagai

penelitian menunjukkan bahwa telah banyak perusahaan terdaftar yang melakukan

praktik IFR dan jumlahnya pun meningkat tiap tahunnya.

Ashbaugh et al (1999) meneliti praktik IFR dan menyimpulkan bahwa

perusahaan memandang praktik IFR tidak hanya sebagai alat yang efektif dalam

berkomunikasi dengan konsumen tapi juga dengan pemegang saham. Di sisi lain,

Ettredge et al (2001) meneliti persepsi direksi hubungan investor (investor relations

directors) mengenai informasi keuangan yang diungkapkan di internet dan

menemukan bahwa direksi menyadari bahwa praktik IFR tersebut cost-effective

dalam menciptakan goodwill yang berkaitan dengan investor. Penelitian tersebut

juga menemukan bahwa direksi hubungan investor memiliki kecenderungan untuk

mencoba teknologi baru dan memanfaatkan website sebagai perpanjangan tangan

perusahaan dalam berkomunikasi dengan investor.

Di Amerika Serikat, pengungkapan laporan keuangan melalui website

perusahaan mulai diwajibkan tertanggal 15 November 2002 melalui peraturan yang

dikeluarkan oleh U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) pada tanggal 5

September 2002. Dalam peraturan tersebut, SEC mewajibkan perusahaan terdaftar

untuk mengungkapkan alamat website mereka dan memberikan akses ke informasi


3

keuangan perusahaan melalui website perusahaan. Bagi perusahaan yang tidak

melakukan hal tersebut diwajibkan untuk mengungkapkan alasannya.

Di Indonesia sendiri, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan (BAPEPAM-LK) yang saat ini bertranformasi menjadi Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) baru mewajibkan perusahaan terdaftar untuk memuat laporan

tahunan untuk tahun buku yang berakhir pada atau setelah tanggal 31 Desember

2012 dalam website perusahaan yang dapat diakses setiap saat. Bagi perusahaan

terdaftar yang belum memiliki website, diberikan jangka waktu satu tahun sejak

berlakunya peraturan ini untuk memiliki website yang memuat laporan tahunan

perusahaan. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apa yang melatar belakangi

hal tersebut? Mengapa hal tersebut kemudian diwajibkan? Peneliti kemudian

melihat keputusan BAPEPAM-LK tersebut sebagai rangsangan keterbukaan

informasi. Maka, pertanyaan yang selanjutnya muncul adalah mengapa

BAPEPAM-LK merasa perlu untuk melakukan usaha tersebut, apakah tingkat

asimetri informasi di pasar modal Indonesia masih minim? Apakah pengungkapan

informasi keuangan melalui website perusahaan dapat menekan tingkat asimetri

informasi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian membuat peneliti tertarik

meneliti pengaruh pengungkapan informasi keuangan perusahaan melalui website

resmi perusahaan, yang biasa kita kenal dengan istilah praktik IFR, terhadap tingkat

asimetri informasi.

Hasil survei yang telah dilakukan pada periode Desember 2007 sampai

dengan November 2008 terkait dengan website yang dimiliki oleh perusahaan

publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, menunjukkan bahwa 213 dari 343
4

(62%) perusahaan telah memiliki website untuk mempublikasikan beberapa

informasi tentang kondisi keuangan dan non keuangan perusahaan atau dengan kata

lain telah melakukan praktik IFR. Adapun pengungkapan IFR dari 213 perusahaan

tersebut sangat bervariasi. (Almilia, 2009)

Dengan menggejalanya praktik IFR di Indonesia dengan variasi bentuknya,

termasuk didalamnya pengunggahan dokumen laporan keuangan lengkap pada web

page bertema laporan keuangan dalam website resmi perusahaan, peneliti kemudian

tertarik untuk mengetahui apakah ketersediaan dokumen laporan keuangan lengkap

pada web page bertema laporan keuangan dalam website resmi perusahaan

memiliki peranan dalam mengurangi tingkat asimetri informasi di lingkungan pasar

saham Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini berjudul:

PENGARUH KETERSEDIAAN DOKUMEN


LAPORAN KEUANGAN LENGKAP
PADA WEB PAGE BERTEMA LAPORAN KEUANGAN
DALAM WEBSITE RESMI PERUSAHAAN
TERHADAP TINGKAT ASIMETRI INFORMASI

(PENELITIAN PADA EMITEN SAHAM BURSA EFEK INDONESIA)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka identifikasi masalah

dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

“Apakah ketersediaan dokumen laporan keuangan lengkap pada web page bertema

laporan keuangan dalam website resmi perusahaan memiliki pengaruh terhadap

tingkat asimetri informasi?”


5

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian

ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh ketersediaan dokumen laporan keuangan

lengkap pada webpage bertema laporan keuangan dalam website resmi perusahaan

terhadap tingkat asimetri informasi.

1.4 Kegunaan Penelitian

(1) Bagi Penulis

Memberikan tambahan pengetahuan mengenai praktik Internet Financial

Reporting (IFR) dan tingkat asimetri informasi, baik secara teoritis maupun

secara praktis di lingkungan pasar ekuitas Indonesia, khususnya pengaruh

ketersediaan dokumen laporan keuangan lengkap pada web page bertema

laporan keuangan dalam website resmi perusahaan terhadap tingkat asimetri

informasi.

(2) Bagi Para Pelaku Pasar

Memberikan gambaran mengenai praktik IFR dan tingkat asimetri informasi

di lingkungan pasar saham Indonesia, khususnya mengenai pengaruh

ketersediaan dokumen laopran keuangan lengkap pada web page bertema

laporan keuangan dalam website resmi perusahaan terhadap tingkat asimetri

informasi.

(3) Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain dan sebagai bahan

pertimbangan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.


6

1.5 Kerangka Pemikiran

Fama (1970) mendefinisikan pasar yang efisien sebagai suatu pasar dengan

harga yang “sepenuhnya mencerminkan” informasi yang tersedia. Namun, para

pelaku pasar harus menghadapi masalah asimetri informasi. Asimetri Informasi

terjadi karena biasanya suatu pihak akan memiliki “informasi orang dalam”

berkenaan dengan kondisi diri mereka sendiri yang mana pihak lain tidak

memilikinya (Nicholson and Snyder, 2012).

Dalam signaling theory, efek negatif dari masalah asimetri informasi dapat

diminimalisir oleh pihak manajemen dengan cara mengirim sinyal positif

keterbukaan informasi perusahaan kepada pihak eksternal dengan

mempublikasikan informasi yang menggambarkan kondisi perusahaan. Dengan

perkembangan penggunaan website resmi perusahaan sebagai media penyebaran

informasi mengenai perusahaan, terutama informasi mengenai kinerja keuangan

perusahaan, praktik Internet Financial Reporting (IFR) menjadi salah satu upaya

perusahaan dalam pengiriman sinyal positif tersebut. Salah satu komponen yang

pada umumnya tidak luput dari praktik IFR suatu perusahaan adalah pengunggahan

dokumen laporan keuangan lengkap pada website resmi perusahaan.

Laporan keuangan menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat

bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (Ikatan

Akuntan Indonesia, 2012). Karenanya, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh

praktik IFR terhadap tingkat asimetri informasi khususnya pengaruh ketersediaan


7

dokumen laporan keuangan lengkap pada web page bertema laporan keuangan

dalam website resmi perusahaan terhadap tingkat asimetri informasi.

Laporan keuangan memliki karakteristik kualitatif yang harus dipenuhi.

Pernyataan yang kemudian muncul adalah, bagaimana kita bisa yakin bahwa suatu

laporan keuangan telah memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan? Hal

tersebut terjawab dengan adanya laporan keuangan yang diaudit. Audit laporan

keuangan dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan cara menekan

risiko informasi (information risk).

Peneliti kemudian melakukan survei pendahuluan terhadap website resmi

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menemukan dokumen

laporan keuangan lengkap yang diunggah pada website resmi perusahaan terdiri

dari laporan keuangan yang tidak diaudit dan laporan keuangan yang sudah diaudit.

Sehingga peneliti pun tertarik untuk menggali lebih dalam mengenai hal tersebut

dengan memfokuskan penelitian sampai tataran jenis laporan keuangan, yakni

laporan keuangan yang sudah diaudit dan tidak diaudit. Sehingga penelitian ini

mencoba mengungkap besaran pengaruh ketersediaan laporan keuangan lengkap

pada web page bertema laporan keuangan dalam website resmi perusahaan terhadap

tingkat asimetri informasi secara simultan dan juga besaran pengaruh ketersediaan

laporan keuangan lengkap pada web page bertema laporan keuangan dalam website

resmi perusahaan terhadap tingkat asimetri informasi secara parsial (sudah diaudit

atau tidaknya laporan keuangan tersebut). Berdasarkan uraian tersebut, kerangka

pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagaimana tampak pada

diagram berikut ini:


8

Asimetri Informasi Perkembangan Teknologi

Pemanfaatan Perkembangan Teknologi Dalam Mengirim Sinyal Positif


Keterbukaan Informasi Guna Menekan Tingkat Asimetri Informasi
Dalam Bentuk Pengunggahan Dokumen Laporan Keuangan Lengkap
Pada Web Page Bertema Laporan Keuangan
Dalam Website Resmi Perusahaan

Ketersediaan Dokumen
Laporan Keuangan
Lengkap Pada Web Page
Bertema Laporan
Keuangan Dalam Website
Resmi Perusahaan
(Variabel X)

Laporan Keuangan
Tidak Diaudit
(Variabel X1) Tingkat
Asimetri Informasi
Melalui
Bid-Ask Spread
Laporan Keuangan (Variabel Y)
Sudah Diaudit
(Variabel X2)

Hipotesis:

(1) Ketersediaan dokumen laporan keuangan pada web page bertema laporan
keuangan dalam website resmi perusahaan berpengaruh terhadap tingkat
asimetri informasi secara simultan.
(2) Ketersediaan dokumen laporan keuangan pada web page bertema laporan
keuangan dalam website resmi perusahaan berpengaruh terhadap tingkat
asimetri informasi secara parsial.

Diagram 1.1 Kerangka Pemikiran


9

1.6 Metodologi Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan mengunakan metode deskriptif-analitis yang bertujuan untuk

menggambarkan ketersediaan dokumen laporan keuangan lengkap pada web page

bertema laporan keuangan dalam website resmi perusahaan dan tingkat asimetri

informasi beserta hubungan kausalnya atau pengaruh pengunggahan dokumen

laporan keuangan terhadap tingkat asimetri informasi. Sebagaimana menurut Nazir

(2004), metode deskriptif analitis merupakan penelitian untuk menemukan fakta

dengan interpretasi yang tepat, serta untuk menggambarkan fenomena secara

akurat, dengan tujuan untuk menguji hipotesa-hipotesa dan mengadakan

interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan-hubungan atau untuk menjawab

pertanyaan yang berkaitan dengan subjek yang diteliti. Adapun prosedur penelitian

ini terdiri dari:

(1) memilih masalah,

(2) studi pendahuluan,

(3) merumuskan masalah,

(4) merumuskan anggapan dasar,

(5) pemilihan pendekatan,

(6) penentuan variabel dan sumber data,

(7) penentuan dan penyusunan instrument penelitian

(8) analisis data,

(9) penarikan kesimpulan,

(10) penyusunan skripsi


10

Penelitian ini menggunakan frekuensi pengunggahan dokumen laporan

keuangan lengkap pada web page bertema laporan keuangan dalam website resmi

perusahaan sebagai alat ukur (operasionalisasi variabel/proksi) dari variabel

ketersediaan dokumen laporan keuangan lengkap pada webpage bertema laporan

keuangan dalam website resmi perusahaan. Sedangkan untuk mengukur tingkat

asimetri informasi, penelitian ini menggunakan rata-rata bid-ask spread harian

dalam suatu kuartal sebagai proksinya. Adapun parameter yang diamati oleh

penelitian ini adalah tingkat pengaruh ketersediaan dokumen laporan keuangan

lengkap pada webpage bertema laporan keuangan dalam website resmi perusahaan

terhadap tingkat asimetri informasi.

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam penarikan

sampelnya. Regresi data panel melalui STATA 11.2 dengan tingkat kepercayaan

95% digunakan sebagai teknik analisis data penelitian ini. Metode uji yang

digunkan dalam penelitian ini adalah uji F dan uji t.

1.7 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2014.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Efisiensi Pasar

Fama (1970) mendefinisikan pasar yang efisien sebagai suatu pasar dengan

harga yang ‘sepenuhnya mencerminkan’ informasi yang tersedia. Dalam artikel

tersebut juga Fama (1970) mendukung tiga model pasar efisien yang dikemukakan

oleh Harry Robert, ketiga model tersebut antara lain:

(1) Bentuk lemah

Harga di pasar merupakan bentukan dari informasi-informasi harga di masa

lampau.

(2) Bentuk setengah kuat

Selain dipengaruhi oleh informasi-informasi harga di masa lampau, harga

juga secara efisien menyesuaikan diri seiring dengan adanya informasi lain

yang secara jelas dipublikasikan.

(3) Bentuk kuat

Harga dipengaruhi oleh adanya investor atau kelompok yang secara

monopoli dapat mengakses informasi yang relevan dalam pembentukan

harga.

2.2 Asimetri Informasi

Informasi memegang peranan penting dalam perekonomian. Informasi

menjadi landasan utama dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Informasi

11
12

menjadi berharga karena memungkinkan seseorang untuk membuat keputusan yang

lebih baik dalam situasi yang tidak pasti (Nicholson & Snyder, 2012).

Sayangnya para pelaku pasar sering dihadapkan pada masalah asimetri

informasi. Asimetri informasi adalah situasi dimana para agen ekonomi yang

terlibat dalam suatu transaksi memiliki informasi yang berbeda satu sama lain

(Stiglitz, 1993 dalam Sweeting, 1998)

Dalam esainya yang membahas mengenai alasan mengapa asimetri

informasi dapat menyebabkan kegagalan pasar, Sweeting (1998) mengungkapan,

dalam analisis asimetri informasi yang terjadi di pasar, ex ante dan ex post asimetri

informasi dibahas pada keterkaitannya dengan transaksi pasar. Ex ante asimetri

informasi dapat dijelaskan melalui adverse selection terkait kualitas barang di pasar

produk, dan ex post asimetri informasi dapat dijelaskan melalui moral hazard pada

pasar asuransi.

Estrin and Laidler (1995) dalam Sweeting (1998) mendefinisikan adverse

selection sebagai suatu siatuasi dimana satu pihak dalam suatu transaksi

mengetahui sesuatu mengenai karakteristik hal yang dimilikinya yang mana pihak

lain tidak mengetahuinya. Adverse selection seringkali dimaksudkan sebagai

masalah informasi yang tersembunyi dalam suatu pasar.

Kondisi tersebut pertama kali diungkapkan oleh Kenneth J. Arrow dalam

satu artikel yang terkenal di bidang penanganan kesehatan 1963 yang berjudul

"Uncertainty and the Welfare Economics of Medical Care", di jurnal American

Economic Review. Hal tersebut kemudian disoroti George Akerlof dalam artikelnya
13

yang berjudul “The Market for Lemons: Quality Uncertainty and the Market

Mechanism”.

Akerlof (1970) mengeksplorasi adverse selection melalui peran asimetri

informasi kualitas kendaraan bermotor dalam kegagalan pasar kendaraan bermotor

bekas. Akerlof (1970) membangun konsep asimetri informasi mengenai kualitas

kendaraan bermotor karena penjual lebih tahu banyak mengenai kendaraan

bermotor daripada pembeli. Akerlof (1970) mengemukakan pertanyaan mengenai

perbedaan harga yang begitu besar antara harga kendaraaan bermotor baru dan

harga kendaraan bermotor yang baru saja meninggalkan showroom. Pembeli

dengan pengetahuan kendaraan bermotor yang kurang akan bertanya, mengapa

kendaraan bermotor itu dijual? apakah karena itu “lemon”? Oleh karena itu semua

calon pembeli akan mencurigai kualitas kendaraan bermotor bekas dan

menyimpulkan kualitas kendaraan bermotor bekas dari penetapan harga uang

dilakukan penjual. Ketika terjadi ketiadaan informasi lengkap yang beredar di pasar

secara lengkap dan bebas atau perlunya biaya tinggi untuk memperoleh semua

informasi yang dibutuhkan, barang dengan kualitas rendah akan mendorong barang

dengan kualitas bagus keluar dari pasar (terjadi kegagalan pasar).

Pindyck and Rubinfeld (1989) dalam Sweeting (1998) memaparkan solusi

untuk memperbaiki kegagalan pasar terkait asimetri kualitas produk, yakni antara

lain:

 Reputasi

Penjual produk berkualitas tinggi dapat membangun reputasi sebagai ciri

produk berkualitas tinggi.


14

 Standardisasi

Untuk mengatasi masalah pembangunan reputasi, penjual dapat melakukan

standardisasi barang/layanan berkualitas tinggi.

 Garansi dan Jaminan

Produk yang berkualitas lebih tinggi dapat mengatasi masalah asimetri

informasi dengan memberi sinyal mengenai kualitas produknya melalui

garansi dan jaminan yang bersifat ekstensif.

Varian (1990) dalam Sweeting (1998) mendefinisikan moral hazard sebagai

situasi dalam suatu pasar dimana suatu pihak tidak bisa mengamati tindakan pihak

lainnya. Moral hazard seringkali dimaksudkan sebagai masalah asimetri informasi

terkait tindakan tersembunyi dalam suatu pasar. Moral hazard menghasilkan

kenaikan probabilitas akibat yang tidak diinginkan pada suatu pihak juga pada pasar

pasca kontrak. Contoh moral hazard yang mendasar ditunjukkan oleh pemilik

kendaraan bermotor yang mengemudi secara serampangan jika kendaraan bermotor

yang digunakan telah diasuransikan secara penuh.

2.3 Teori Sinyal Formatted: Space Before: 27 pt

Spence (2002) menyatakan landasan utama dari teori sinyal adalah

mengurangi asimetri informasi yang muncul diantara dua pihak. Dalam konteks

penelitian ini, dua pihak disini bermakna pihak internal perusahaan dan pihak

eksternal perusahaan. Pihak internal yang dimaksud disini adalah pihak

manajemen, sedangkan pihak eksternal disini adalah penyedia modal (baik yang

telah menjadi maupun bagi yang berpotensi menjadi investor ekuitas, pemberi
15

pinjaman, dan atau kreditur lainnya) ataupun pihak eksternal lain yang memiliki

kepentingan terhadap perusahaan tersebut seperti, badan pengawas modal, peneliti

ataupun pihak eksternal perusahaan lainnya.

Kirmani dan Rao (2000) menyediakan ilustrasi umum yang sangat

membantu dalam menggambarkan model dasar teori sinyal. Mereka

menggolongkan perusahaan ke dalam dua jenis perusahaan, yakni perusahaan

berkualitas tinggi dan perusahaan berkualitas rendah. Dalam ilustrasi ini,

manajemen perusahaan mengetahui dengan baik kualitas perusahaannya,

sedangkan pihak luar tidak. Hal tersebut mengakibatkan tiap perusahaan memiliki

kesempatan untuk mengirim ataupun tidak mengirim sinyal kepada pihak eksternal

perusahaan akan kualitas perusahaannya. Ketika perusahaan berkualitas tinggi

mengirim sinyal, mereka menerima hasil A, dan ketika mereka tidak mengirim

sinyal, mereka menerima hasil B. Sebaliknya, perusahaan berkualitas rendah

menerima hasil C ketika mereka mengirim sinyal dan menerima hasil D ketika

mereka tidak mengirim sinyal. Pengiriman sinyal merepresentasikan strategi

perusahaan berkualitas tinggi agar dapat terus bertahan ketika A > B dan D > C.

Dalam kondisi tersebut, perusahaan berkualitas tinggi memiliki motivasi yang kuat

untuk mengirim sinyal dan tidak bagi perusahaan yang berkualitas rendah. Dalam

kondisi yang demikian, pihak eksternal perusahaan cenderung bisa membedakan

dengan akurat perusahaan mana yang berkualitas tinggi dan mana yang berkualitas

rendah. Sebaliknya, ketika kedua jenis perusahaan tersebut mendapatkan

keuntungan dengan mengirimkan sinyal (A > B dan C > D), pihak eksternal
16

perusahaan cenderung tidak bisa membedakan kedua jenis perusahaan tersebut

hanya dengan mengandalkan ada tidaknya sinyal positif yang dikirim perusahaan.

2.43 Pasar Modal

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan

Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan

dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan

Efek”. Adapun Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara garis besar

mendefinisikan pasar modal sebagai seluruh kegiatan yang mempertemukan

penawaran dan permintaan atau memperjualbelikan surat-surat berharga.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara

karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi

pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari

masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat

digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan

lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi

pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.

Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai

dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen.

Adapun struktur pasar modal Indonesia dapat diilustrasikan dalam diagram

berikut:
17

Diagram 2.1 Struktur Pasar Modal Indonesia

(Sumber: Website Bursa Efek Indonesia)

Penelitian ini akan fokus pada emiten saham Bursa Efek Indonesia (perusahaan

publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

2.5 Bisnis-27 Formatted: Font: Not Italic


Formatted: Font: Not Italic, English (United States)
PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan harian Bisnis Indonesia

meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Sebagai

pihak yang independen, harian Bisnis Indonesia dapat mengelola indeks ini secara

lebih independen dan fleksibel, dimana pemilihan konstituen indeks berdasarkan

kinerja emiten dengan kriteria seleksi secara fundamental, historical data transaksi

(teknikal) dan akuntabilitas. Indeks ini diharapkan dapat menjadi salah satu

indikator bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.


18

Indeks BISNIS-27 terdiri dari 27 saham yang dipilih berdasarkan kriteria

fundamental, likuiditas transaksi dan akuntabilitas. Kriteria pemilihan saham

tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Kriteria Fundamental

Kriteria fundamental yang dipertimbangkan dalam pemilihan saham-saham

yang masuk dalam perhitungan Indeks Bisnis-27 adalah Laba Usaha, Laba

Bersih, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan DER. Khusus

untuk emiten di sektor Perbankan, akan dipertimbangkan juga faktor LDR

dan CAR.

(2) Kriteria Teknikal atau Likuiditas Transaksi

Kriteria teknikal yang dipertimbangkan dalam pemilihan saham-saham

yang masuk dalam perhitungan indeks Bisnis-27 adalah nilai, volume dan

frekuensi transaksi serta jumlah hari transaksi dan kapitalisasi pasar.

(3) Akuntabilitas dan Tata Kelola Perusahaan

Untuk meningkatkan kualitas pemilihan saham-saham yang masuk dalam

indeks BISNIS-27, dibentuk suatu komite indeks yang anggotanya terdiri

dari para pakar di bidang pasar modal maupun dari akademisi. Anggota

komite indeks tersebut memberikan opini dari sisi akuntabilitas, tata kelola

perusahaan yang baik maupun kinerja saham.

Bursa Efek Indonesia dan harian Bisnis Indonesia secara rutin akan

memantau komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks. Review dan

pergantian saham yang masuk perhitungan indeks BISNIS-27 dilakukan setiap 6

bulan yaitu setiap awal bulan Mei dan November.


19

2.64 Bid-Ask Spread Formatted: Space Before: 0 pt

Teori Struktur Mikro Pasar (Market Microstructure Theory) menyatakan

bahwa masalah adverse selection yang terus menerus dihadapi para pelaku pasar

adalah informasi spesifik perusahaan yang bersifat material tidak diungkapkan

secara publik oleh perusahaan. Keberadaan ketidakpastian informasi membuat

pelaku pasar meningkatkan bid-ask spread untuk mengimbangi potensi kerugian

perdagangan. Karenanya, ketika ada kemungkinan informasi spesifik perusahaan

yang bersifat material tidak diungkapkan secara penuh, bid-ask spread dapat

digunakan sebagai proksi asimetri informasi diantara pihak internal (manajemen

perusahaan) dan eksternal perusahaan (pemegang saham). (Bachtiar, 2007)

Dalam suatu Dalam web page glossary-nya, National Association of

Securities Dealers Automated Quotation (NASDAQ) mendefinisikan nilai bid

sebagai harga dimana calon pembeli bersedia membayar sekuritas yang

bersangkutan. Sedangkan Ask didefinisikan sebagai kutipan permintaan, atau harga

terendah dimana investor bersedia menjual saham yang bersangkutan. Secara

praktis, nilai ask merupakan kutipan penawaran dimana investor dapat membeli

saham. ask biasa disebut juga offer price.

Bid-ask spread merupakan selisih antara harga saat suatu aset dapat dibeli

(ask) dan dijual (bid). Banyak literatur mengenai likuiditas yang fokus pada bid-ask

spread karena kejelasan hubungannya dengan tingkat asimetri informasi,

kemampuannya untuk dapat diobservasi, dan fakta yang menyatakan bahwa bid-
20

ask spread merupakan principle cost atas perdagangan pada banyak jenis aset.

(Kay, 2008)

2.5 Teori Sinyal

Spence (2002) menyatakan landasan utama dari teori sinyal adalah

mengurangi asimetri informasi yang muncul diantara dua pihak. Dalam konteks

penelitian ini, dua pihak disini bermakna pihak internal perusahaan dan pihak

eksternal perusahaan. Pihak internal yang dimaksud disini adalah pihak

manajemen, sedangkan pihak eksternal disini adalah penyedia modal (baik yang

telah menjadi maupun bagi yang berpotensi menjadi investor ekuitas, pemberi

pinjaman, dan atau kreditur lainnya) ataupun pihak eksternal lain yang memiliki

kepentingan terhadap perusahaan tersebut seperti, badan pengawas modal, peneliti

ataupun pihak eksternal perusahaan lainnya.

Kirmani dan Rao (2000) menyediakan ilustrasi umum yang sangat

membantu dalam menggambarkan model dasar teori sinyal. Mereka

menggolongkan perusahaan ke dalam dua jenis perusahaan, yakni perusahaan

berkualitas tinggi dan perusahaan berkualitas rendah. Dalam ilustrasi ini,

manajemen perusahaan mengetahui dengan baik kualitas perusahaannya,

sedangkan pihak luar tidak. Hal tersebut mengakibatkan tiap perusahaan memiliki

kesempatan untuk mengirim ataupun tidak mengirim sinyal kepada pihak eksternal

perusahaan akan kualitas perusahaannya. Ketika perusahaan berkualitas tinggi

mengirim sinyal, mereka menerima hasil A, dan ketika mereka tidak mengirim

sinyal, mereka menerima hasil B. Sebaliknya, perusahaan berkualitas rendah


21

menerima hasil C ketika mereka mengirim sinyal dan menerima hasil D ketika

mereka tidak mengirim sinyal. Pengiriman sinyal merepresentasikan strategi

perusahaan berkualitas tinggi agar dapat terus bertahan ketika A > B dan D > C.

Dalam kondisi tersebut, perusahaan berkualitas tinggi memiliki motivasi yang kuat

untuk mengirim sinyal dan tidak bagi perusahaan yang berkualitas rendah. Dalam

kondisi yang demikian, pihak eksternal perusahaan cenderung bisa membedakan

dengan akurat perusahaan mana yang berkualitas tinggi dan mana yang berkualitas

rendah. Sebaliknya, ketika kedua jenis perusahaan tersebut mendapatkan

keuntungan dengan mengirimkan sinyal (A > B dan C > D), pihak eksternal

perusahaan cenderung tidak bisa membedakan kedua jenis perusahaan tersebut

hanya dengan mengandalkan ada tidaknya sinyal positif yang dikirim perusahaan.

2.76 Laporan Keuangan

“Akuntansi adalah bahasa keuangan” (Lasher, 2008) yang dituangkan

dalam laporan keuangan. Ikatan Akuntansi Indonesia (2012) mendefinisikan

laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

kinerja keuangan suatu entitas yang juga merupakan bagian dari proses pelaporan

keuangan. Wild et al (2009) mendefinisikan pelaporan keuangan sebagai

pengkomunikasian informasi keuangan yang berguna dalam pengambilan

keputusan investasi, kredit, dan keputusan bisnis lainnya. Dokumen laporan

keuangan yang lengkap terdiri dari:

(1) Laporan Posisi Keuangan,

(2) Laporan Laba Rugi Komprehensif,


22

(3) Laporan Perubahan Ekuitas,

(4) Laporan Arus Kas, dan

(5) Catatan atas Laporan Keuangan.

2.76.1 Pengguna Laporan Keuangan

Menurut Purba (2010) pada dasarnya pengguna laporan keuangan sangat

bervariasi dengan latar belakang dan kepentingan yang berbeda. Ia membaginya ke

dalam dua bagian, yaitu:

(1) Pengguna eksternal

(2) Pengguna internal.

Ikatan Akuntansi Indonesia (2012) mengungkapkan bahwasanya pengguna laporan

keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi

pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta

lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan

untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan

tersebut meliputi:

(1) Investor

Investor membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah

harus membeli, menahan, atau menjual investasi. Pemegang saham juga

tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai

kemampuan entitas untuk membayar deviden.

(2) Karyawan
23

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada

informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas entitas. Mereka juga tertarik

dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan

entitas dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan kesempatan

kerja.

(3) Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan

mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar

pada saat jatuh tempo.

(4) Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang

akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada

entitas dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi

pinjaman, kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada

kelangsungan hidup entitas.

(5) Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan

hidup entitas, terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang

dengan, atau bergantung pada entitas.

(6) Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya

berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan


24

dengan aktivitas entitas. Mereka juga membutuhkan informasi untuk

mengatur aktivitas entitas, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar

untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

(7) Masyarakat

Perusahaan memengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.

Misalnya, entitas dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian

nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan

kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu

masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan

perkembangan terakhir kemakmuran entitas serta rangkaian aktivitasnya.

Ikatan Akuntansi Indonesia (2012) juga mengemukakan bahwasanya

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum. Dengan demikian

tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pengguna.

Berhubung para investor merupakan penenam modal berisiko ke entitas, maka

ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga akan

memenuhi sebagian besar kebutuhan pengguna lain. Di sisi lain, manajemen entitas

memikul tanggung jawab utama dalam penyusunan dan penyajian laporan

keuangan entitas. Manajemen juga berkepentingan dengan informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan, meskipun memiliki akses terhadap informasi

manajemen dan keuangan tambahan yang membantu dalam melaksanakan

tanggung jawab perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.

Manajemen memiliki kemampuan untuk menentukan bentuk dan isi informasi


25

tambahan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Namun demikian,

pelaporan informasi semacam itu berada di luar ruang lingkup kerangka dasar

penyajian laporan keuangan yang diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia melalui

Standar Akuntansi Keuangan. Bagaimanapun juga, laporan keuangan yang

diterbitkan didasarkan pada informasi yang digunakan manajemen tentang posisi

keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan.

2.76.2 Tujuan LPelaporan Keuangan

Ikatan Akuntan Indonesia (2012) dalam Standar Akuntansi Keuangan

menyebutkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan

ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan

bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak

menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam

pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh

keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan

informasi non keuangan.

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen

(stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan

dan pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat

membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya,


26

keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam entitas atau

keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Keputusan ekonomi yang diambil pengguna laporan keuangan memerlukan

evaluaasi atas kemampuan entitas dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan

waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Kemampuan ini akhirnya menentukan,

misalnya, kemampuan pembayaran kepada karyawan dan para pemasok,

kemampuan pembayaran bunga, pembayaran kembali pinjaman dan pembagian

penghasilan kepada para pemilik. Para pengguna dapat mengevaluasi kemampuan

entitas dalam menhasilkan kas (dan setara kas) dengan lebih baik kalau mereka

mendapat informasi yang difokuskan pada posisi keuangan, kinerja, serta

perubahan posisi keuangan entitas.

Posisi keuangan entitas dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan,

struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptaasi

terhadap perubahan lingkungan. Informasi sumber daya ekonomi yang

dikendalikan dan kemampuan entitas dalam memodifikasi sumber daya ini di masa

lalu berguna untuk memprediksi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas (dan

setara kas) di masa depan. Informasi struktur keuangan berguna untuk memprediksi

kebutuhan pinjaman di masa depan dan bagaimana penhasilan bersih (laba) dan

arus kas di masa depan akan didistribusikan kepada mereka yang memiliki hak di

dalam entitas; informasi tersebut juga berguna untuk memprediksi seberapa jauh

entitas akan berhasil meningkatkan lebih lanjut sumber keuangannya. Informasi

likuiditas dan solvabilitas berguna untuk memprediksi kemampuan entitas dalam

pemenuhan komitmen keuangannya pada saat jatuh tempo. Likuiditas merupakan


27

ketersediaan kas jangka pendek di masa depan setelah memperhitungkan komitmen

yang ada. Solvabiltas merupakan ketersediaan jangka panjang untuk memenuhi

komitmen pada saat jatuh tempo.

Informasi kinerja entitas, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai

perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa

depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini. Informasi

kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas entitas dalam menhasilkan arus

kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna

dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas entitas dalam memanfaatkan

tambahan sumber daya.

Informasi perubahan posisi keuangan entitas bermanfaat untuk menilai

aktivitas investasi, pendanaan, dan operasi selama periode pelaporan. Informasi ini

berguna bagi pengguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam

menghasilkan kas (dan setara kas) serta kebutuhan entitas untuk memanfaatkan arus

kas tersebut. Dalam penyusunan laporan posisi keuangan, dana dapat didefinisikan

dalam berbagai cara, seperti, seluruh sumber daya keuangan, modal kerja, aset

likuid, atau kas.

Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca. Informasi

kinerja disediakan dalam laporan laba rugi. Dalam laporan keuangan, informasi

perubahan posisi keuangan disajikan dalam laporan tersendiri.

Komponen-komponen laporan keuangan saling terkait karena

mencerminkan aspek-aspek yang berbeda dari transaksi-transaksi atau peristiwa

lain yang sama. Meskipun setiap laporan menyediakan informasi yang berbeda satu
28

sama lain, tidak ada yang hanya dimaksudkan untuk memenuhi tujuan tunggal atau

menyediakan semua informasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan khusus

pengguna. Misalnya, laporan laba rugi menyediakan gambaran yang tidak lengkap

tentang kinerja kecuali kalau digunakan dalam hubungan dengan neraca dan

laporan arus kas.

Laporan keuangan juga menampung catatan dan skedul tambahan serta

informasi lainnya. Misalnya, laporan tersebut mungkin menampung informasi

tambahan yang relevan dengan kebutuhan pengguna neraca dan laporan laba rugi.

Mungkin pula mencakup tentang risiko dan ketidakpastian yang mempengaruhi

entitas dan setiap sumber daya dan kewajiban yang tidak dicantumkan dalam neraca

(seperti cadangan mineral). Informasi segmen-segmen industri dan geografi serta

pengaruhnya pada entitas akibat perubahan harga dapat juga disediakan dalam

bentuk informasi tambahan.

2.6.3 Asumsi Dasar Pelaporan Keuangan

Asumsi dasar pelaporan keuangan menggambarkan aspek lingkungan

dimana akuntansi atau laporan keuangan itu berada. Ikatan Akuntansi Indonesia

(2012) mengungkapkan ada dua asumsi dasar pelaporan keuangan di Indonesia

yakni:

(1) Dasar Akrual

Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual.

Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat

kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan
29

dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan

pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar

akrual memberikan informasi pada pengguna tidak hanya transaksi pada

masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga

liabilitas pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang

mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu,

laporan keuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan

peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi.

(2) Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha.

Karena itu, entitas diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan

melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud

atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun

dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.

2.76.34 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Ikatatan Akuntan Indonesia (2012) mengungkapkan bahwasanya

karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan

keuangan berguna bagi pengguna. Karakteristik kualitatif tersebut antara lain:

(1) Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud


30

ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari

informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi

kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat

dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu

sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu.

(2) Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan

pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki

kualitas relevan jika dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna

dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau

masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa

lalu.

 Prediktif dan Konfirmatif

Peran informasi dalam peramalan (predictive) dan penegasan

(confirmatory) berkaitan satu sama lain. Misalnya, informasi

struktur dan besarnya aset yang dimiliki bermanfaat bagi pengguna

ketika mereka berusaha meramalkan kemampuan entitas dalam

memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi yang

merugikan. Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan

penegasan (confirmatory role) terhadap prediksi yang lalu,

misalnya, tentang bagaimana struktur keuangan entitas diharapkan

tersusun atau tentang hasil dari operasi yang direncanakan.


31

Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu sering kali

digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan

kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik

perhatian pengguna, seperti pembayaran deviden dan upah,

pergerakan harga sekuritas dan kemampuan entitas untuk memenuhi

komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif,

informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun

demikian, kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi

dapat ditingkatkan dengan menampilkan informasi tentang transaksi

dan peristiwa masa lalu. Mislnya, nilai prediktif laporan laba rugi

dapat ditingkatkan jika pos-pos penghasilan atau beban yang tidak

biasa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.

 Materialitas

Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya.

Dalam beberapa kasus, hakikat informasi saja sudah cukup untuk

menentukan relevansinya. Misalnya, pelaporan suatu segmen baru

dapat mempengaruhi penilaian risiko dan peluang yang dihadapi

entitas tanpa mempertimbangkan materialitas dari hasil yang dicapai

segmen baru tersebut dalam periode pelaporan. Dalam kasus lain,

baik hakikat maupun maupun materialitas dipandang penting,

misalnya, jumlah serta kategori persediaan yang sesuai dengan

kebutuhan entitas. Informasi dipandang material jika kelalaian untuk

mencamtumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut


32

dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas

dasar laporan keuangan. Materialitas bergantung pada besarnya pos

atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari

kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam

mencatat (misstatement). Karenanya, materialitas lebih merupakan

suatu ambang batas atau titik pemisah dari pada suatu karakteristik

kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang

berguna.

(3) Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki

kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan

material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus

atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang

secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi

jika hakikat atau penyajian tidak dapat diandalkan maka penggunaan

informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya, jika

keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum

masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi entitas untuk mengakui

jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat

untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.

 Penyajian Jujur

Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan

jujur transakasi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan


33

atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi,

misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta

peristiwa lainnya dalam bentuk aset, liabilitas dan ekuitas entitas

pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan.

Informasi keuangan pada umumnya tidak luput dari risiko penyajian

yang dianggap kurang jujur dari apa yang seharusnya digambarkan.

Hal tersebut bukan disebabkan karena kesengajaan untuk

menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang melekat dalam

mengidentifikasi transaksi serta peristiwa lainnya yang dilaporkan,

atau dalam menyusun atau menerapkan ukuran dan teknik pengajian

yang sesuai dengan makna transaksi dan peristiwa tersebut. Dalam

kasus tertentu, pengukuran dampak keuangan dari suatu pos sangat

tidak pasti sehingga entitas pada umumnya tidak mengakuinya

dalam laporan keuangan. Misalnya, meskipun dalam kegiatan

usahanya entitas dapat menghasilkan goodwill, tetapi lazimnya sulit

untuk mengidentifikasi atau mengukur goodwill secara andal.

Namun, dalam kasus lain, pengakuan pos tertentu tetap dianggap

relevan dengan mengungkapkan risiko kesalahan sehubungan

dengan pengakuan dan pengukurannya.

 Substansi Mengungguli Bentuk

Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur

transaksi serta peeristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka

peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi


34

dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Substansi

transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang

tampak dari bentuk hukum. Misalnya, suatu entitas mungkin

menjual suatu aset kepada pihak lain dengan cara sedemikian rupa

sehingga dokumentasi dimaksudkan untuk memindahkan

kepemilikan menurut hukum ke pihak tersebut; namun demikian,

mungkin terdapat persetujuan yang memastikan bahwa entitas dapat

terus menikmati manfaat ekonomi masa depan yang diwujudkan

dalam bentuk aset. Dalam keadaan seperti itu, pelaporan penjualan

tidak menyajikan dengan jujur transaksi yang dicatat (jika

sesungguhnya memang ada transaksi).

 Netralitas

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna, dan

tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.

Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang

menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan

merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang

berlawanan.

 Pertimbangan Sehat

Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian

peristiwa dan keadaan tertentu, ketertagihan piutang yang diragukan,

perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan atas

jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu


35

diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dan dengan

menggunakan pertimbangan sehat (prudence) dalam penyusunan

laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-

hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian,

sehingga aset atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan

liabilitas atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun

demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan,

misalnya pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan

(provision) berlebihan, dan sengaja menetapkan aset atau

penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan liabilitas atau beban

yang lebih tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral,

dan karena itu, tidak memiliki kualitas andal.

 Kelengkapan

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus

lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk

tidak mengungkapkan (omission) mengakibatkan informasi menjadi

tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan

dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.

(4) Dapat Dibandingkan

Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan entitas antar

periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja

keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan

keuangan antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta


36

perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan

penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa

harus dilakukan secara konsisten untuk entitas tersebut, antar periode entitas

yang sama dan untuk entitas yang berbeda. Implikasi penting dari

karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa pengguna harus

mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam

penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh

perubahan tersebut. Para pengguna harus dimungkinkan untuk dapat

mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yang diberlakukan untuk

transaksi serta peristiwa lain yang sama dalam sebuah entitas dalam satu

periode ke periode dan dalam entitas yang berbeda. Ketaatan pada standar

akuntansi keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang

digunakan oleh entitas, membantu pencapaian daya banding. Kebutuhan

terhadap daya banding jangan dikacaukan dengan keseragaman semata-

mata dan tidak seharusnya menjadi hambatan dalam memperkenalkan

standar akuntansi keuangan yang lebih baik. Perusahaan tidak perlu

meneruskan kebijakan akuntansi yang tidak lagi selaras dengan karakteristik

kualitatif relevansi dan keandalan. Perusahaan juga tidak perlu

mempertahankan suatu kebijakan akuntansi jika ada alternatif lain yang

lebih relevan dan lebih andal. Berhubung pengguna ingin membandingkan

posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan antar periode,

maka entitas perlu menyajikan informasi periode sebelumnya dalam laporan

keuangan.
37

2.76.45 Kendala Informasi yang Relevan dan Andal

Ikatan Akuntan Indonesia (2012) mengungkapkan terdapat empat kendala

bagi informasi yang relevan dan andal, antara lain:

(1) Tepat Waktu

Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka

informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen

mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat

waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk menyediakan informasi tepat

waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau

perstiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi.

Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui,

informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat

bagi pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai keseimbangan antara

relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan

pertimbangan yang menentukan.

(2) Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat

Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan kendala yang

pervasif daripada karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan informasi

seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi

biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya

tersebut juga tidak perlu harus dipikul oleh pengguna informasi yang

menikmati manfaat. Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain di


38

samping mereka yang menjadi tujuan informasi; misalnya, penyediaan

informasi lanjutan kepada kreditor mungkin mengurangi biaya pinjaman

yang dipikul entitas. Karena alasan inilah maka sulit menerapkan uji biaya-

manfaat pada kasus tertentu. Namun demikian, komite penyususn standar

akuntansi keuangan pada khususnya, seperti juga para penyusun dan

pengguna laporan keuangan, harus menyadarai kendala ini.

(3) Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif

Dalam praktik, keseimbangan atau trade-off di antara berbagai karakteristik

kualitatif sering diperlukan. Pada umumnya tujuannya adalah untuk

mencapai suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai karakteristik

untuk memenuhi tujuan laporan keuangan. Kepentingan relatif dari berbagai

karakteristik dalam berbagai kasus yang berbeda merupakan masalah

pertimbangan profesional.

(4) Penyajian Wajar

Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan pandangan yang wajar

dari, atau menyajikan dengan wajar, posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan suatu entitas. Meskipun kerangka dasar ini tidak

menangani secara langsung konsep tersebut, penerapan karakteristik

kualitatif pokok dan standar akuntansi keuangan yang sesuai biasanya

menghasilkan laporan keuangan yang menggambarkan apa yang pada

umumnya dipahami sebagai suatu pandangan yang wajar dari, atau

menyajikan dengan wajar, informasi semacam itu.


39

2.7.5 Audit Laporan Keuangan

Menurut Arens et al (2006), audit adalah pengumpulan dan pngevaluasian

bukti informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara

informasi yang didapat dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit laporan

keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan, auditor perlu

melaksanakan serangkaian uji yang tepat untuk menentukan apakah terdapat error

atau misstatement lainnya yang bersifat material dalam laporan keuangan. Hasil

dari audit laporan keuangan berupa laporan audit yang berisi opini audit atas

laporan keuangan.

2.6.6 Internet Financial Reporting

Dari waktu ke waktu dunia bisnis dan teknologi berkembang pesat dan

saling bersinergi. Dinamika dunia bisnis dan teknologi tersebut juga memberi

pengaruh terhadap dunia pelaporan keuangan untuk terus bertransformasi ke bentuk

yang lebih baik tiap waktunya. Salah satu bentuk transformasi tersebut tergambar

dalam berkembangnya praktik Internet Financial Reporting (IFR).

Poon et al (2003) menjelaskan bahwa praktik IFR mengacu pada

penggunaan website perusahaan guna menyebarluaskan informasi mengenai

kinerja keuangan perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan menggunakan internet

dalam memasarkan perusahaan mereka pada pemegang saham dan investor.

Dengan kata lain aktivitas pemasaran perusahaan-perusahaan yang telah

menerapkan IFR tidak lagi hanya terbatas pada produk mereka dan website

perusahaan mereka tidak hanya didedikasikan pada konsumen biasa.


40

2.7 Data Panel

Data panel adalah data yang merupakan perpaduan antara data cross section

dan data time series. Ada dua macam panel data yaitu balanced panel data dan

unbalanced panel data. Balanced panel data adalah keadaan dimana unit cross

sectional memiliki jumlah observasi time series yang sama. Sedangkan unbalanced

panel data adalah keadaan dimana unit cross sectional memiliki jumlah observasi

time series yang tidak sama. Menurut Baltagi (2005) dalam Fadly (2011),

penggunaan data panel dalam regresi memiliki beberapa keuntungan, diantaranya:

(1) Dengan menggabungkan data time series dan cross section, data panel

menyediakan data yang lebih banyak dan informasi yang lebih lengkap serta

bervariasi. Dengan demikian akan dihasilkan degrees of freedom (derajat

kebebasan) yang lebih besar dan mampu meningkatkan presisi dari estimasi

yang dilakukan.

(2) Data panel mampu mengakomodasi tingkat heterogenitas individu-individu

yang tidak diobservasi namum dapat mempengaruhi hasil dari pemodelan

(individual heterogenity). Hal ini tidak dapat dilakukan oleh studi time

series maupun cross section sehingga dapat menyebabkan hasil yang

diperoleh melalui kedua studi ini akan menjadi bias.

(3) Data panel dapat digunakan untuk mempelajari kedinamisan data. Artinya

dapat digunakan untuk memperoleh informasi bagaimana kondisi individu-

individu pada waktu tertentu dibandingkan pada kondisinya pada waktu

yang lainnya.
41

(4) Data panel dapat mengidentifikasi dan mengukur efek yang tidak dapat

ditangkap oleh data cross section murni maupun data time series murni.

(5) Data panel memungkinkan untuk membangun dan menguji model yang

bersifat lebih rumit dibandingkan data cross section murni maupun data

time series murni.

(6) Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregasi individu

karena unit observasi terlalu banyak.


BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah tingkat asimetri informasi dan

ketersediaan dokumen laporan keuangan lengkap pada web page bertema laporan

keuangan dalam website resmi perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada emiten

saham Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.1.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah tingkat asimetri informasi

sebagai variabel terikat atau dependen dan ketersediaan dokumen laporan keuangan

lengkap pada web page bertema laporan keuangan dalam website resmi perusahaan

sebagai variabel bebas atau independen, yang terdiri dari laporan keuangan yang

tidak diaudit dan laporan keuangan yang sudah diaudit.

3.1.2 Populasi Penelitian

Populasi merupakan sekelompok individu dengan kualitas serta ciri-ciri

yang telah ditetapkan (NaAzir, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

emiten saham Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan data yang diperoleh dari

website BEI (www.idx.co.id), emiten saham BEI per 1 Juli 2014 berjumlah 497

perusahaan.

42
43

3.1.3 Sampel Penelitian

Pemilihan sampel penelitian berdasarkan metode purposive sampling yaitu

populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi

kriteria sampel tertentu yang sesuai (Suparmoko, 1999). Adapun kriteria dari

purposive sampling yang digunakan adalah:

(1) Perusahaan yang dalam rentang periode 3 Juli 1995 - 30 Juni 2014 terdaftar

sebagai emiten saham BEI.

(2) Perusahaan yang masuk dalam indeks Bisnis-27.

Berdasarkan data yang diperoleh dari website BEI (www.idx.co.id),

perusahaan yang dalam rentang periode 3 Juli 1995 - 30 Juni 2014 terdaftar sebagai

emiten saham BEI berjumlah 170 perusahaan. Dari 170 perusahaan tersebut, hanya

9 perusahaan yang masuk dalam indeks Bisnis-27 tertanggal 1 Juli 2014

(http://www.infovesta.com/isd/m/mindexs.jsp?tipe=BISNIS27). Sehingga jumlah

sampel yang diteliti terdiri dari 9 perusahaan, yakni:

(1) Astra International Tbk,

(2) Bank Danamon Indonesia Tbk,

(3) Charoen Pokphand Indonesia Tbk,

(4) Vale Indonesia Tbk,

(5) Indofood Sukses Makmur Tbk,

(6) Indocement Tunggal Prakarsa Tbk,

(7) Kalbe Farma Tbk,

(8) Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan

(9) United Tractors Tbk.


44

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009 1999).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis yang

bertujuan untuk mendeskripsikan dan menguji pengaruh dari pengunggahan

dokumen laporan keuangan pada website resmi perusahaan terhadap tingkat

asimetri informasi baik secara simultan maupun parsial. Sebagaimana menurut

Nazir (20054), metode deskriptif analitis merupakan penelitian untuk menemukan

fakta dengan interpretasi yang tepat, serta untuk menggambarkan fenomena secara

akurat, dengan tujuan untuk menguji hipotesa-hipotesa dan mengadakan

interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan-hubungan atau untuk menjawab

pertanyaan yang berkaitan dengan subjek yang diteliti.

3.2.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel ketersediaan dokumen laporan keuangan lengkap pada web page

bertema laporan keuangan dalam website resmi perusahaan yang merupakan

variabel bebas (variabel X) dioperasionalkan sebagai frekuensi pengunggahan

dokumen laporan keuangan lengkap pada web page bertema laporan keuangan

dalam website resmi perusahaan dalam suatu kuartal. Variabel bebas ini terdiri dari

dua variabel, yakni variabel ketersediaan dokumen laporan keuangan lengkap yang

tidak diaudit pada web page bertema laporan keuangan dalam website resmi

perusahaan (FSU) sebagai variabel X1 dan variabel ketersediaan dokumen laporan


45

keuangan lengkap yang sudah diaudit pada web page bertema laporan keuangan

dalam website resmi perusahaan (FSA) sebagai variabel X2.

Sedangkan variabel tingkat asimetri informasi yang merupakan variabel

terikat (variabel Y) dioperasionalkan sebagai rata-rata bid-ask spread (BAS) harian

dalam suatu kuartal (AVBAS). Bid-ask spread harian (BAS) dihitung dengan

rumus:

|𝑞𝑢𝑜𝑡𝑒𝑑 𝑎𝑠𝑘 (𝑞𝑢𝑜𝑡𝑒𝑑 𝑜𝑓𝑓𝑒𝑟) − 𝑞𝑢𝑜𝑡𝑒𝑑 𝑏𝑖𝑑|


𝐵𝐴𝑆 =
𝑞𝑢𝑜𝑡𝑒𝑑 𝐵𝑖𝑑 + 𝑞𝑢𝑜𝑡𝑒𝑑 𝑎𝑠𝑘 (𝑞𝑢𝑜𝑡𝑒𝑑 𝑜𝑓𝑓𝑒𝑟)
| |
2

3.2.2 Sumber dan Jenis Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Indonesia

Capital Market Electronic Library (ICaMEL), website Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id), dan website resmi perusahaan sampel. Sedangkan jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh secara langsung melalui observasi website resmi

perusahaan sampel. Data ini dimaksudkan untuk penghitungan frekuensi

pengunggahan dokumen laporan keuangan lengkap baik yang tidak diaudit maupun

yang sudah diaudit pada web page bertema laporan keuangan dalam website resmi

perusahaan sampel.

Sedangkan data sekunder diperoleh secara tidak langsung melalui ICaMEL

dan website BEI (Bursa Efek Indonesia). Data ini berupa data historis perdagangan

saham perusahaan sampel untuk periode 3 Juli 1995 - 30 Juni 2014. Data ini
46

dimaksudkan untuk penghitungan rata-rata bid-ask spread (BAS) harian dalam

suatu kuartal (AVBAS).

Jika dilihat dari segi pengamatannya, penelitian ini menggunakan data

panel. Hal tersebut dikarenakan data penelitian ini terdiri dari menggabungkan

dimensi time-series dan cross-sectional.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data primer yang digunakan untuk mengukur frekuensi

pengunggahan dokumen laporan keuangan lengkap baik yang tidak diaudit maupun

yang sudah diaudit pada web page bertema laporan keuangan dalam website resmi

perusahaan sampel dilakukan tahapan kegiatan observasi sebagai berikut:

(1) Melihat alamat website resmi perusahaan sampel yang tercantum dalam

Indonesia Stock Exchange (IDX) Fact Book 2013.

(2) Pengecekan keberadaan website resmi perusahaan sampel.

(3) Untuk alamat website resmi perusahaan sampel yang tidak dapat diakses,

maka dilakukan penyelidikan melalui mesin pencari internet (Google)

apakah terdapat penggantian alamat website resmi atau tidak, jika tidak

maka perusahaan sampel yang bersangkutan dikeluarkan dari sampel

penelitian, jika ya maka dilakukan pengecekan keberadaan website resmi

perusahaan sampel, bila ternyata website resmi perusahaan sampel tetap

tidak dapat diakses maka perusahaan sampel yang bersangkutan dikeluarkan

dari sampel penelitian, namun bila ternyata website resmi perusahaan

sampel berhasil diakses maka observasi dilanjutkan ke tahapan berikutnya.


47

(4) Pengecekan keberadaan web page bertema laporan keuangan pada website

resmi perusahaan sampel.

(5) Pengecekan tautan unduh dokumen laporan keuangan.

(6) Untuk tautan unduh yang tidak berfungsi, maka dilakukan pengecekan

detail tautan unduh. Apabila peneliti tidak menemukan kemungkinan

kesalahan penginputan alamat tautan unduh (typo error) dalam kurun waktu

1 jam maka tautan unduh yang bersangkutan dikeluarkan dari data

penelitian. Namun apabila peneliti menemukan kemungkinan typo error

pada alamat tautan unduh, maka peneliti mencoba memperbaikinya secara

manual, bila tidak berhasil dalam kurun waktu 1 jam maka tautan unduh

yang bersangkutan dikeluarkan dari data penelitian, bila berhasil maka

observasi dilanjutkan ke tahapan berikutnya.

(7) Pengecekan kelengkapan dokumen laporan keuangan dan

pengidentifikasian jenis dokumen laporan keuangan, apakah tidak diaudit

atau sudah diaudit.

(8) Untuk dokumen terunduh yang bukan merupakan dokumen laporan

keuangan lengkap, maka dokumen terunduh yang bersangkutan dikeluarkan

dari data penelitian.

(9) Pengecekan detil tanggal pengunggahan dokumen terunduh.

(10) Jika tanggal pengunggahan dokumen terunduh tidak tersedia maka

dilakukan pengecekan tanggal pembaharuan terakhir (last modified date)

dokumen terunduh yang kemudian diasumsikan sebagai tanggal

pengunggahan dokumen terunduh.


48

(11) Pengurutan dokumen laporan keuangan lengkap berdasarkan tanggal

pengunggahannya.

(12) Pengelompokan dokumen laporan keuangan lengkap berdasarkan kuartal

pengunggahan.

(13) Penghitungan jumlah frekuensi pengunggahan dokumen laporan keuangan

lengkap pada web page bertema laporan keuangan dalam website resmi

perusahaan dalam tiap kuartal periode penelitian.

(14) Penuangan data tersebut kedalam data panel penelitian

Sedangkan untuk tahapan pengumpulan data historis perdagangan saham

perusahaan sampel untuk periode 3 Juli 1995 - 30 Juni 2014 yang diperoleh dari

ICaMEL dan website BEI adalah sebagai berikut:

(1) Penentuan jenis dan jumlah data yang diperlukan dalam penelitian (data

historis perdagangan saham perusahaan sampel untuk periode 3 Juli 1995 -

30 Juni 2014).

(2) Pengecekan data historis perdagangan saham tersedia untuk diunduh pada

website BEI. Data historis perdagangan saham yang diperluan dalam

penelitan ini dan tersedia untuk diunduh pada website BEI dimulai dari data

historis perdagangan saham tertanggal 2 Januari 2012 hingga 30 Juni 2014.

(3) Pengunduhan data historis perdagangan saham tertanggal 2 Januari 2012

hingga 30 Juni 2014 dari website BEI.

(4) Untuk dapat memperoleh historis perdagangan saham perusahaan sampel

untuk periode 3 Juli 1995 - 30 Desember 2011 dilakukan pengajuan

perolehan data pada ICaMEL.


49

(5) Pengolahan data historis perdagangan saham perusahaan sampel untuk

periode 3 Juli 1995 - 30 Juni 2014 menjadi data siap olah untuk perhitungan

bid-ask spread (BAS) harian.

(6) Penghitungan bid-ask spread (BAS) harian saham perusahaan sampel untuk

periode 3 Juli 1995 - 30 Juni 2014.

(7) Penghitungan rata-rata bid-ask spread (BAS) harian saham perusahaan

sampel untuk periode 3 Juli 1995 - 30 Juni 2014 dalam suatu kuartal

(AVBAS).

(8) Penuangan data tersebut ke dalam data panel penelitian.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah studi observasi dan dokumentasi.

3.2.4 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan regresi data panel menggunakan software

STATA 11.2. Penelitian ini menggunakan balanced panel data. Ada tiga

pendekatan dalam melakukan regresi data panel, yakni antara lain:

(1) Ordinary Least Square (OLS)

Merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana karena

hanya dengan mengkombinasikan data time series dan cross section dalam

bentuk polol, dan menggunakan teknik kuadrat terkecil atau least square

untuk mengestimasi koefisiennya. Pada model ini tidak diperhatikan

dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku

individu tidak berbeda dalam berbagai kurun waktu.


50

(2) Model Efek Tetap (Fixed Effect)

Model Fixed effects mengasumsikan bahwa terdapat efek yang berbeda

antar individu. Perbedaan itu dapat diakomodasi melalui perbedaan pada

intersepnya. oleh karena itu, dalam model fixed effects, setiap individu

merupakan parameter yang tidak diketahui.

(3) Model Efek Random (Random Effect)

Berbeda dengan fixed effects model,efek spesifik dari masing-masing

individu diperlakukan sebagai bagian dari komponen eror yang bersifat acak

dan tidak berkorelasi dengan variabel penjelas yang teramati, model seperti

ini dinamakan random effects model (REM).

Perhitungan statistik untuk memilih model regresi data panel tersebut dilakukan

dalam tiga pengujian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

(1) Uji Chow (likehood ratio)

Pengujian ini dilakukan untuk memilih antara model OLS dan model fixed

effect.

(2) Uji Breusch dan Pagan Lagrangian Multiplier (LM).

Pengujian ini dilakukan untuk memilih antara model OLS dengan random

effects.

(3) Uji Hausman

Pengujian ini dilakukan untuk memilih antara model fixed effect dan model

random effect.
51

3.2.5 Rancangan Analisis Data

Rancangan analisis data yang digunakan untuk menguji pengaruh

ketersediaan dokumen laporan keuangan lengkap pada web page bertema laporan

keuangan dalam website perusahaan terhadap tingkat asimetri informasi adalah

regresi data panel. Pernyataan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

AVBAS = α + β1 FSU + β2 FSA + ε

Keterangan:

AVBAS : Rata-rata Bid-Ask Spread harian dalam suatu kuartal

α : Konstanta

β1 : Koefisien regresi berganda antara variabel bebas FSU terhadap

variabel terikat AVBAS, bila variabel bebas FSA dianggap konstan

FSU : Frekuensi pengunggahan dokumen laporan keuangan lengkap yang

tidak diaudit

β2 : Koefisien regresi berganda antara variabel bebas FSA terhadap

variabel terikat AVBAS, bila variabel bebas FSU dianggap konstan

FSA : Frekuensi pengunggahan dokumen laporan keuangan lengkap yang

sudah diaudit

ε : Faktor lain yang mempengaruhi variabel AVBAS

3.2.6 Penetapan Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan

dengan ada atau tidaknya pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel
52

terikatnya. Pengujian hipotesis yang akan dilakukan adalah pengujian hipotesis null

(Ho) yang menyatakan bahwa koefisien regresi tidak berarti atau tidak signifikan.

Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) menyatakan bahwa koefisien regresi berarti

atau signifikan. Jika hipotesis nol (Ho) ditolak maka hipotesis alternatif (Ha) dapat

diterima. Berdasarkan model regresi yang telah dibangun dan variabel-variabel

yang telah ditentukan,enetapan hipotesis statistik untuk penelitian ini adalah

sebagai berikut :

 Secara bersama-sama/simultan

Ho1 : 1= 2=0

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari

frekuensi pengunggahan dokumen laporan keuangan lengkap baik yang

tidak diaudit maupun yang sudah diaudit terhadap rata-rata bid-ask spread

harian dalam suatu kuartal.

Ha1 : Paling tidak ada satu i ≠ 0

Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari frekuensi

pengunggahan dokumen laporan keuangan lengkap baik yang tidak diaudit

maupun yang sudah diaudit terhadap rata-rata bid-ask spread harian dalam

suatu kuartal.

 Secara parsial

Ho1 : β1 ≤ 0

Tidak terdapat pengaruh positif signifikan dari frekuensi pengunggahan

dokumen laporan keuangan lengkap yang tidak diaudit terhadap rata-rata

bid-ask spread harian dalam suatu kuartal.


53

Ha1 : β1 > 0

Terdapat pengaruh positif signifikan dari frekuensi pengunggahan dokumen

laporan keuangan lengkap yang tidak diaudit terhadap rata-rata bid-ask

spread harian dalam suatu kuartal.

Ho2 : β2 ≤ 0

Tidak terdapat pengaruh positif signifikan dari frekuensi pengunggahan

dokumen laporan keuangan lengkap yang sudah diaudit terhadap rata-rata

bid-ask spread harian dalam suatu kuartal.

Ha2 : β2 > 0

Terdapat pengaruh positif signifikan dari frekuensi pengunggahan dokumen

laporan keuangan lengkap yang sudah diaudit terhadap rata-rata bid-ask

spread harian dalam suatu kuartal.

3.2.7 Uji Asumsi Klasik

Dalam model analisis regresi terdapat asumsi-asumsi yang harus dipenuhi

agar model tersebut tidak bias. Asumsi–asumsi tersebut menurut Gujarati (2003)

adalah :

(1) Disturbance error atau variabel gangguan (εi) berdistribusi secara normal

atau acak untuk setiap nilai Xi, mengikuti distribusi normal di sekitar rata-

rata.

(2) Tidak terdapat multikolinearitas, yaitu hubungan linear yang mendekati

sempurna antar variabel bebas.


54

(3) Varians dari εi adalah sama atau bersifat konstan, atau bersifat

homoskedastisitas. Dengan kata lain tidak terdapat heteroskedastisitas.

(4) Tidak terdapat korelasi berurutan atau autokorelasi antara variabel

gangguan εi dan εj.

3.2.8 Analisis Koefisien Determinasi

R Square dan Adjusted R Square disebut juga koefisien determinasi.

Koefsien ini menjelaskan berapa besar proporsi variasi dalam variabel terikat yang

dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas secara bersama-sama. Nilai ini

menunjukkan seberapa dekat garis regresi yang kita estimasi dengan data yang

sesungguhnya. Nilai R2 berkisar antara 0 < R2 < 1. Semakin besar nilai R2

(mendekati 100%) semakin baik model regresi tersebut. Nilai R2 sebesar 0 berarti

variasi dari variabel terikat tidak dapat diterangkan sama sekali oleh variabel

bebasnya, dan sebaliknya.

3.2.9 Uji Koefisien Regresi

Tingkat kepercayaan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah 95%

dengan tingkat signifikansi (alpha/α) sebesar 5%. Tingkat signifikansi sebesar 5%

ini lazim ditetapkan dalam penelitian-penelitian yang berkaitan dengan ilmu sosial.

3.2.9.1 Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara

simultan signifikan secara statistik dalam mempengaruhi variabel terikat. Kriteria


55

penerimaan H0 yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada probabilitas,

yakni:

 Jika probabilitas (p-value) > 0,05, maka H0 diterima.

 Jika probabilitas (p-value) < 0,05, maka H0 ditolak.

3.2.9.2 Uji Koefisien Regresi Parsial ( Uji t)

Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas

secara individual terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel bebas

lainnya konstan. Kriteria penerimaan H0 yang digunakan dalam penelitian ini

didasarkan pada probabilitas, yakni:

 Jika probabilitas (p-value) > 0,05, maka H0 diterima.

 Jika probabilitas (p-value) < 0,05, maka H0 ditolak.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1.4.1 Hasil Penelitian Formatted: Font: Bold


Formatted: Indent: Left: 0", Hanging: 0.49", Outline
Penelitian dilakukan terhadap sembilan perusahaan yang dalam rentang numbered + Level: 2 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start
at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0" + Indent at: 0.25"

waktu 3 Juli 1995 sampai dengan 30 Juni 2014 terdaftar sebagai Emiten Bursa Efek

Indonesia dan masuk dalam Indeks Bisnis 27 tahun 2014. Adapun daftar sembilan

perusahaan tersebut tampak pada tabel 4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian

No Kode Nama Website


1 ASII Astra International Tbk www.astra.co.id
2 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk www.danamon.co.id
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk www.cp.co.id
4 INCO Vale Indonesia Tbk www.vale.com/indonesia
5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk www.indofood.com
6 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk www.indocement.co.id
7 KLBF Kalbe Farma Tbk www.kalbefarma.com
8 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk www.semengresik.com
9 UNTR United Tractors Tbk www.unitedtractors.com

4.1.1 Analisis Deskriptif Sampel Penelitian

Hasil penelitian pada sembilan perusahaan selama rentang waktu 19 Formatted: Normal, No bullets or numbering

tahun (3 juli 1995 – 30 Juni 2014) didapatkan jumlah pengamatan sebanyak 684.

Analisis diskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mendukung analisis

kuantitatif yang akan dilakukan selanjutnya untuk menguji Ho pada penelitian ini.

56
57

Tabel 4.2 dibawah ini menunjukkan analisis diskriptif terhadap sembilan

perusahaan yang menjadi sampel penelitian:

Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Sampel Penelitian

4.1.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik terdiri dari, uji normalitas, autokorelasi,

heterokedastisitas dan multikolinearitas. Uji normalitas data penelitian dilakukan

untuk menghasilkan perkiraan yang baik. Uji statistik normalitas pada data

penelitian ini menggunakan uji Shaphiro-Wilk. Hasil uji normalitas tersebut tampak

tabel output Stata dan grafik dibawah ini:

Tabel 4.3 Hasil Saphiro-Wilk W Test


58

Berdasarkan uji Shaphiro-Wilk diatas, didapatkan nilai p (Prob>Chi2)

0,0000 (nilai signifikansi < 0,05), maka berarti data penelitian ini berdistribusi tidak

normal, keadaan tersebut juga tampak pada grafik berikut ini:

Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas

Hal tersebut diakibatkan rentang nilai data penelitian ini sangat sempit

(mendekati nilai 0, bernilai 0 - 2). Kabar baiknya, karena penelitian ini

menggunakan data panel dengan jumlah sampel yang besar (684) maka dapat

diasumsikan data penelitian berdistribusi normal. Kabar baik yang kedua adalah

adanya fasilitas robust standard error dalam regresi data panel menggunakan

STATA yang dapat mengatasi masalah pelanggaran asumsi klasik.

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara


59

residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi,

sedangkan uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui adanya

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.

Tabel berikut ini menunjukkan hasil uji autokorelasi dan heteroskedastisitas.

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi dan Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil uji autokorelasi dan heteroskedastisitas diatas

menunjukkan hasil signifikansinya kurang dari 5 % yang berarti tidak terjadi

autokorelasi dan tidak ada masalah heterokedastisitas, sehingga tidak akan

mempengaruhi model yang digunakan.

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar

variabel bebas dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model

regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Tabel 4.5 berikut ini menunjukkan

hasil uji multikorelinearitas.


60

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas

Hasil uji multikolinearitas diatas menunjukkan tidak terjadi masalah

multikolinearitas, sehingga tidak akan mempengaruhi model yang digunakan.

4.1.14.1.3 Hasil Estimasi Model Regresi Data Panel

Dalam pemilihan model estimasi pada model regresi data panel, Gujarati

(2003) mendukung rule of thumb yang dibuat oleh Judge et al. Rule of thumb

tersebut adalah:

(1) Jika T (jumlah dari time series data) besar dan N (jumlah dari cross sectional

unit) kecil, kemungkkinan terdapat perbedaan kecil pada nilai parameter

yang diestimasi dengan Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect

Model (REM). Pada kasus ini, FEM menjadi pilihan yang lebih baik.

(2) Ketika N besar dan T kecil, maka estimasi yang dihasilkan oleh dua metode

ini (FEM dan REM) dapat berbeda secara signifikan. Jika kita yakin bahwa

secara individu atau secara cross-sectional satuan pada sampel penelitian

tidak memberikan gambaran random dari sampel yang lebih besar maka

metode FEM lebih sesuai. Jika satuan cross-sectional pada sampel dianggap

memberikan gambaran random, dengan demikian metode REM akan lebih

sesuai. Pada kasus ini, asumsi secara statistik menjadi tidak bersyarat.
61

(3) Jika komponen kesalahan individu dan satu atau lebih dari regresor

berhubungan maka estimator REM menjadi bias, sementara yang diperoleh

FEM tidak akan bias.

(4) Jika N besar dan T kecil, dan jika asumsi berdasarkan REM (dimana data

ditelaah secara ramdom), maka estimator FEM lebih efisien dari estimator

REM.

(4)

Hasil penelitian pada sembilan perusahaan selama rentang waktu 19 tahun

(3 juli 1995 – 30 Juni 2014) didapatkan jumlah pengamatan sebanyak 684. Analisis

diskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mendukung analisis kuantitatif yang

akan dilakukan selanjutnya untuk menguji Ho pada penelitian ini. Tabel 4.2

dibawah ini menunjukkan analisis diskriptif sampel penelitian:

Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Objek Penelitian

4.1.2 Analisis Data Panel

Berdasarkan rule of thumb Judge et al, Ppenelitian ini sesuai dengan

pendekatan FEM. Hal tersebut didasarkan pada T dalam penelitian ini besar (76
62

kuartal) dan N penelitian ini kecil (9 perusahaan). Hasil regresi data panel dengan

robust standard error pada penelitian ini ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Data Panel Efek Tetap Dengan Robust

Dari hasil uji regresi data panel menggunakan pendekatan FEM dengan

robust standard error tersebut, maka persamaan regresi penelitian ini adalah

sebagai berikut:

AVBAS = 0.0376506 - 0.0184478 FSU - 0.0288309 FSA + ε

Adapun R Square = 0,0099, uji F dengan nilai p 0,0091 ( dengan signifikansi <

0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara simultan Ha1 diterima. Selain itu

nilai uji t parsial (P> |t|) untuk fsu dengan nilai t -2,63 dan nilai p 0,030 (<0,05)
63

yang berarti secara parsial Ha1 diterima, demikian juga dengan fsa dengan nilai t -

3,64 dan nilai p 0,007 (<0,05) yang berarti secara parsial Ha2 diterima. Akan tetapi

nilai p untuk fsa < fsu, yang berarti pengaruh positif fsa > fsu.

Untuk menguji kecocokan penggunaan pendekatan (FEM) yang digunakan

dalam penelitian ini maka perlu dilakukan Hausman Testn ini. Berikut ini

merupakan hasil uji Hausman:

Tabel 4.7 Hasil Uji Hausman

Hasil uji Hausman ini mengikuti distribusi statistik Chi square. Jika nilai statistik

Chi square lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model efek

random. Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai Chi square sebesar

0,9860 ( > Chi square tabel) maka model yang tepat untuk analisis data panel

penelitian ini adalah model efek tetap.

dalam melakukan regresi data panel menggunakan pendekatan model efek tetap
64

(fixed effects) yang mengasumsikan terdapat efek yang berbeda antar perusahaan

serta model efek random (random effect) yang akan mengestimasi data panel

dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar

perusahaan. Pendekatan model efek tetap dan efek random ditunjukkan pada tabel

4.3 diatas dan tabel 4.4 dibawah ini :

Tabel 4.3 Hasil Pendekatan Model Efek Tetap

Tabel 4.4 Hasil Pendekatan Model Efek Random

Pengujian berikutnya yang diperlukan untuk analisis data pada penelitian

ini adalah uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, autokorelasi dan
65

heterokedastisitas. Uji normalitas data penelitian dilakukan untuk menghasilkan

perkiraan yang baik. Uji statistik normalitas pada data penelitian ini menggunakan

uji Shaphiro-Wilk. Hasil uji normalitas tersebut tampak tabel output Stata dan grafik

dibawah ini:

Tabel 4.5 Hasil Saphiro-Wilk W Test

Berdasarkan uji Shaphiro-Wilk diatas, didapatkan nilai p (Prob>Chi2)

0,0000 (nilai signifikansi < 0,05), maka berarti data penelitian ini berdistribusi tidak

normal, keadaan tersebut juga tampak pada grafik 4.1 dibawah. Namun menurut

Baum (2006) dalam Prasetya (2013) disebutkan bahwa dalam analisis multivariat

pedoman yang digunakan para peneliti adalah kalau setiap variabel terdiri atas 30

data maka dapat dikatakan sudah terdistribusi normal dan dapat menghasilkan

perkiraan yang baik.

Berikut ini grafik dari uji normalitas:


66

Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.6 berikut ini menunjukkan hasil uji autokorelasi dan kedastisitas.

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan

asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu

pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi, sedangkan uji

heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui adanya ketidaksamaan varian dari

residual untuk semua pengamatan pada model regresi.

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi dan Heteroskedastisitas


67

Berdasarkan hasil uji no autocorrelation dan homokedastic diatas,

menunjukkan hasil signifikansinya kurang dari 5 % yang berarti tidak terjadi

autokorelasi dan tidak ada masalah heterokedastisitas, sehingga tidak akan

mempengaruhi model yang digunakan.

Berikut ini merupakan hasil uji Hausman, yaitu uji statistik yang bertujuan

untuk memilih apakah model efek tetap atau model efek random yang paling tepat

untuk digunakan dalam melakukan analisis data panel pada penelitian ini.

Tabel 4.7 Hasil Uji Hausman


68

Hasil uji Hausman ini mengikuti distribusi statistik Chi square. Jika nilai

statistik Chi square lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah

model efek random. Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai Chi square

sebesar 0,9860 ( > Chi square tabel) maka model yang tepat untuk analisis data

panel penelitian ini adalah model efek tetap.

Ilmu ekonometrika telah menyediakan tehnik untuk mengatasi data yang

terdistribusi tidak normal, yaitu dengan robust standard error. Hasil regresi data

panel dengan robust standard error pada penelitian ini ditunjukkan pada tabel 4.8

dibawah ini:

Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Data Panel Efek Tetap Dengan Menggunakan Metode

Robust
69

Hasil uji regresi data panel efek tetap dengan pendekatan metode robust

menunjukkan R Square = 0,0099, uji F dengan nilai p 0,0091 ( dengan signifikansi

< 0,05 ). Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara simultan Ha1 diterima. Selain

itu nilai uji t parsial (P> |t|) untuk fsu dengan nilai t -2,63 dan nilai p 0,030 (<0,05)

yang berarti secara parsial Ha1 diterima, demikian juga dengan fsa dengan nilai t -

3,64 dan nilai p 0,007 (<0,05) yang berarti secara parsial Ha2 diterima. Akan tetapi

nilai p untuk fsa < fsu, yang berarti pengaruh positif fsa > fsu.

4.2 Pembahasan Penelitian

Setelah melakukan beberapa uji pada data panel penelitian dengan

menggunakan Stata 11.2, dapat disimpulkan sebagai berikut :

(1) Secara simultan Ho1 tidak dapat diterima dan menerima Ha1 sesuai dengan

hasil uji regresi data panel efek tetap dengan pendekatan metode robust

menunjukkan R Square = 0,0099, uji F dengan nilai p 0,0091 ( dengan


70

signifikansi < 0,05 ). Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan

secara bersama-sama dari frekuensi pengunggahan dokumen laporan

keuangan lengkap baik yang tidak diaudit maupun yang sudah diaudit

terhadap rata-rata bid-asked spread harian dalam suatu kuartal.

(2) Secara parsial hipotesis Ho1 dan Ho2 ditolak, yang berarti Ha1 dan Ha2

diterima. Sesuai dengan hasil uji t parsial (P> |t|) untuk fsu dengan nilai t -

2,63 dan nilai p 0,030 (<0,05) serta untuk fsa dengan nilai t -3,64 dan nilai

p 0,007 (<0,05) yang berarti secara parsial Ha2 diterima. Akan tetapi nilai p

untuk fsa lebih kecil dari pada nilai fsu. Hal ini berarti bahwa terdapat

pengaruh positif yang signifikan dari frekuensi pengunggahan dokumen

laporan keuangan lengkap yang tidak diaudit maupun yang diaudit terhadap

bid-ask spread harian dalam suatu kuartal. Akan tetapi pengaruh posistif

dari laporan keuangan yang diaudit lebih besar dibandingkan dengan

laporan keuangan yang tidak diaudit.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan mengenai pengaruh

ketersediaan dokumen laporan keuangan lengkap pada webpage bertema laporan

keuangan dalam website perusahaan terhadap tingkat asimetri informasi.

Berdasarkan hasil uji regresi data panel yang telah dilakukan, maka hasil penelitian

ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

(1) Hasil penelitian menunjukkan ketersediaan laporan keuangan lengkap pada

web page bertema laporan keuangan dalam website perusahaan berpengaruh

negatif signifikan secara signifikan terhadap tingkat asimetri informasi

secara simultan.

(2) Hasil koefisien regresi ketersediaan laporan keuangan lengkap yang tidak

diaudit pada web page bertema laporan keuangan dalam website perusahaan

berbanding terbalik dengan tingkat asimetri informasi. Hasil uji

memperlihatkan ketersediaan laporan keuangan lengkap yang tidak diaudit

pada web page bertema laporan keuangan dalam website perusahaan

berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat asimetri informasi.

(3) Hasil koefisien regresi ketersediaan laporan keuangan lengkap yang sudah

diaudit pada web page bertema laporan keuangan dalam website perusahaan

berbanding terbalik dengan tingkat asimetri informasi. Hasil uji

71
72

memperlihatkan ketersediaan laporan keuangan lengkap yang sudah diaudit

pada web page bertema laporan keuangan dalam website perusahaan

berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat asimetri informasi.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa keterbatasan

penelitian seperti keterbatasan bid-ask spread dalam memproksikan tingkat

asimetri informasi, untuk itu penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan

untuk menggunakan proksi yang lebih mumpuni dalam memproksikan tingkat

asimetri informasi. Selain itu penelitian ini hanya membatasi bentuk sinyal positif

yang disampaikan perusahaan publik pada khalayak umum hanya pada ketersediaan

dokumen laporan keuangan lengkap pada web page bertema laporan keuangan

dalam website perusahaan. Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti

menemukan sinyal positif yang disampaikan perusahaan publik pada khalayak

umum dalam bentuk informasi kinerja keuangan perusahaan tidak terbatas hanya

pada ketersediaan dokumen laporan keuangan lengkap pada web page bertema

laporan keuangan dalam website perusahaan. Sehingga, penelitian selanjutnya

dapat mempertimbangkan untuk memperluas cakupan sinyal positif yang

disampaikan perusahaan publik pada khalayak umum.


DAFTAR PUSTAKA

Akerlof, George A. 1970. “The Market for "Lemons": Quality Uncertainty and the Formatted: Heading 1, Indent: Left: 0", Hanging: 0.49"
Field Code Changed
Market Mechanism.” The Quarterly Journal of Economics 488-500.

Almilia, Luciana Spica. 2009. “Determining Factors of Internet Financial Reporting

in Indonesia.” Accounting & Taxation 87-99.

Arens, A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. 2006. Auditing dan Jasa

Assurance : Pendekatan Integrasi . Jakrta: Penerbit Erlangga.

Arrow, Kenneth J. 1963. “Uncertainty and The Welfare Economicsof Medical

Care.” The American Economic Review 941-973.

Ashbaugh, H., K. Johnstone H., and T. Warfield. 1999. “Corporate Reporting on

the Internet.” Accounting Horizons.

Bachtiar, Yanivi. 2007. “Accrual and Information Asymmetry.” The 1st Accounting

Conference . Depok: Faculty of Economics Universitas Indonesia.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). 2012.

“Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.” KEP-

431/BL/2012. Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan (BAPEPAM-LK), 1 Agustus.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. t.thn. Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) Online. http://kbbi.web.id/.

Bursa Efek Indonesia. t.thn. PT Bursa Efek Indonesia. http://www.idx.co.id/.

Fadly, Ferdian. 2011. “Peran Pertumbuhan Ekonomi & Intervensi Pemerintah di

Bidang Fiskal Terhadap Kemiskinan, Pengangguran & Ketimpangan

73
74

Distribusi Pendapatan di Indonesia Periode 2005 - 2008.” Skripsi. Jakarta:

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, 16 September.

Fama, Eugene F. 1970. “Efficient Capital Markets: A Review of Theory and

Empirical Work.” The Journal of Science 383-417.

Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics. New York: McGraw-Hil.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2012. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juni

2012. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Infovesta. t.thn. Infovesta Mobile Beta. http://www.innfovesta.com/isd/m/mindexs.

jsp?tipe=BISNIS27.

Kay, Benjamin. 2008. “Literature Review : Financial Market Liquidity.”

Kirmani, Amna, dan Akshay R. Rao. 2000. “No Pain, No Gain: A Critical Review

of the Literature on Signaling Unobservable Product Quality.” Journal of

Marketing 66-79.

Lasher, William R. 2008. Practical Financial Management. 5th Edition. Thomson

South-Western.

National Association of Securities Dealers Automated Quotation (NASDAQ).

t.thn. Glossary of Stock Market Terms & Definition - NASDAQ.com.

http://www.nasdaq.com/investing/glossary/.

Nazir. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nicholson, Walter, dan Christopher Snyder. 2012. Microeconomic Theory. Mason:

South-Western Cengage Learning.


75

Poon, Pak-Lok, David Li, and Yuen Tak Yu. 2003. “Internet Financial Reporting.”

Information systems control journal (Information Systems Audit and

Control Association) I.

Purba, Marisi P. 2010. International Financial Reporting Standards, Konvergensi

& Kendala Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Republik Indonesia (RI). 1995. “Pasar Modal.” Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1995. Jakarta: Republik Indonesia (RI), 10

Nopember.

Spence, Michael. 2002. “signaling in Retrospect and the Informational Structure of

Markets.” The American Economic Review (American Economic

Association) 92 (3): 434-459.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suparmoko. 1999. Metode Penelitian Praktis : Untuk Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi

dan Bisnis. Purwokerto: BPFE Yogyakarta.

Sweeting, Andrew. 1998. “The Reason Why Asymmetric Information Can Be A

Source of Market Failure.” Essay. November.

U.S. Securities and Exchange Commission (SEC). 2002. “Acceleration of Periodic

Report Filing Dates and Disclosure Concerning Website Access to

Reports.” Final rules. U.S. Securities and Exchange Commission (SEC), 5

September.

Wild, John J., Ken W. Shaw, and Barbara Chiappetta. 2009. Fundamental

Accounting Principles. 19th Edition. New York: McGraw-Hil/Irwinl.


76

Ashbaugh, H., K. Johnstone H., and T. Warfield. "Corporate Reporting on the

Internet." Accounting Horizons, 1999.

Connelly, Brian L., S. Trevis Certo, R. Duane Ireland, and Christoper R. Reutzel.

"Signaling Theory: A Review and Assessment." Journal of Management (Sage) 37,

no. 1 (Januari 2011): 39-67.

Grove, A. S. Only the Paranoid Survive. London: Profile Books Ltd., 1997.

Hargyantoro, Febrian. "Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat

Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham

Perusahaan." Skripsi, 2010.

Hill, Charles W. L., and Thomas M. Jones. "Stakeholder-Agency Theory." Journal

of Management Studies, March 1992.

Hooper, Charles. What is Financial Reporting and Who Uses Financial Reports?

Juli 2, 2010. http://www.charleshooper.net/blog/what-is-financial-reporting-and-

who-uses-financial-reports/ (accessed Desember 11, 2012).

Kay, Benjamin. "Literature Review : Financial Market Liquidity." 11 2008.

Khan, Tehmina. "Financial Reporting Disclosure on the Internet: An International

Perspective." thesis, 2006.

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield. Intermediate

Accounting. Vol. 1. 2 vols. Hoboken: John Wiley & Sons Inc., 2011.

King, M. A. "The Cost Manager and the Internet." Journal of Cost Management,

2001.

Kothari, S. P. "Capital market research in accounting." Journal of Accounting and

Economics, 2001.
77

Lasher, William R. Practical Financial Management. 5th Edition. Thomson South-

Western, 2008.

Lymer, A. Debreceny, G. R. Gray, and A. Rahman. Business Reporting on the

Internet. 1999.

Poon, Pak-Lok, David Li, and Yuen Tak Yu. "Internet Financial Reporting."

Information systems control journal (Information Systems Audit and Control

Association) I (2003).

Purba, Marisi P. International Financial Reporting Standards, Konvergensi &

Kendala Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Reilly, Frank K., and Keith C. Brown. Investment Analysis & Portofolio

Management. Tenth Edition. Mason: South-Western Cengage Learning, 2011.

Spence, Michael. "signaling in Retrospect and the Informational Structure of

Markets." The American Economic Review (American Economic Association) 92,

no. 3 (Juni 2002): 434-459.

Universitas Padjadjaran. Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi Program

Sarjana Universitas Padjadjaran. Bandung, 2011.

Wild, John J., Ken W. Shaw, and Barbara Chiappetta. Fundamental Accounting

Principles. 19th Edition. New York: McGraw-Hil/Irwinl, 2009.

Anda mungkin juga menyukai