Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas dan membandingkan mengenai


kesenjangan antrara teori dengan kasus yang ditemukan dalam melakukan Asuhan
Keperawatan pada By. Ny. M dengan BBLR di Rumah Sakit Hermina Palembang yang
terdiri dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.

A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan awal dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan data kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian antara lain wawancara,
pemeriksaan fisik, observasi dan mempelajari rekam medis ( kasus pasien ).
Pengkajian dilakukan oleh enulis secara komprehensif meliputi aspek bio, psiko,
sosial, cultural, dan soiritual. Dengan demikian melalui pengkajian diharapkan penulis
dapat mengenal permaslahan yang dihadapi pasien dan mempermudah penulis dalam
memberikan asuhan keprawatan pada pasien dengan kasus BBLR.
Berikut penulis akan membahan kesenjangan antara teori dan kasus pada
pengkajian keperawatan yang meliputi riwayat kesehatan, pengkajian fisik ( etiologi,
manifestasi klinis ), pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan medis maupun
keperawatan. Pengkajian yang dilakukan pada By. Ny. M sudah cukup sesuai dengan
pengkajian berdasarkan teoritis.
Faktor pendukung pada proses pengkajian adalah keluarga kooperatif serta adanya
kerjasama dari perawat ruangan, sedangkan faktor penghambat yaitu
pendokumentasian yang kurang lengkap, beberapa tulisan yang sulit dibaca seperti
instruksi dokter, hasil konsultasi dokter, serta data lainnya yang lebih lengkap.
Alternative pemecahan masalah yang penulis lakukan adalah menanyakan maksud
tulisan kepada perawat ruangan.

54
B. Diagnosa Keparawatan
Pada kasus BBLR antara teori dan kasus tidak ada data – data yang ada pada
status pasien, dan melakukan klarifikasi data ke perawat ruangan.
ditemukan kesenjangan, penulis menegakkan diagnosa keperawatan
berdasarkan prioritas yang ada. Pada teori diagnose keperawatan yang muncul pada
BBLR ada 7 diagnosa. Sedangkan pada kasus By. Ny. M saat itu ditemukan 3 diagnosa
yaitu : Resiko Hipotermi, Ketidakstabilan Kadar Gula Darah dan Defisit nutrisi darah,
Faktor pendukung yang penulis dapatkan, yaitu adanya beberapa referensi
perbandingan di dalam menentukan perencanaan keperawatan pada kasus BBLR.
Faktor penghambat tidak ditemukan dalam tahap ini.

C. Perencanaan
Pada tahap ini untuk melakukan intervensi berdasarkan masalah, didalam
menyusun rencana tindakan keperawatan tidak mengalami kesulitan. Intervensi yang
disusun sesuai dengan prioritas masalah pada pasien By. Ny. M.

D. Implementasi
Pada tahap ini penulis melakukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan
rencana tindakan yang telah disusun. Pelaksanaan keperawatan dilakukan secara
mandiri maupun kolaborasi serta dilakukan dalam tiga tahap yaitu persiapan,
perencanaan dan pendokumentasian. Semua pelaksanaan tindakan keperawatan
tersebut didokumentasikan dalam catatan keperawatan dan tidak semua dikerjakan
penulis akan tetapi dibantu oleh perawat ruangan yang bertugas. Tindakan keperawatan
dilakukan secara komprehensif, meliputi aspek bio, psiko, sosial, dan juga aspek –
aspek preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Implementasi untuk ketiga diagnose keperawatan dapat dilakukan dengan baik
sesuai dengan intervensi keperawatan yang ada. Faktor pendukung yaitu semua
rencana tindakan dilakukan, walaupun ada beberapa rencana keperawatan yang tidak
dapat dilakukan oleh penulis selama 24 jam melainkan rencana keperawatan dilakukan
oleh perawat ruangan seperti pengkajian tanda – tanda vital per 24 jam, monitor intake

55
output per 24 jam, menghitung balanca cairan per 24 jam. Faktor penghambat yaitu
kurang lengkapnya data – data pada ruangan tentang tindakan apa saja yang sudah
dilakukan. Alternatif pemecahan yang penulis lakukan yaitu melakukan komunikasi
dengan perawat ruangan tentang penatalaksanaan yang perawat ruangan lakukan.

E. Evaluasi
Penulis menggunakan evaluasi formatif karena dilakukan setiap selesai
melaksanakan tindakan keperawatan yang dilakukan setiap shift.
Evaluasi merupakan umpan balik untuk menilai keberhasilan dari asuhan
keperawatan yang dilakukan sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan dalam
perencanaan. Setiap melakukan tindakan keperawatan penulis selalu mencatat respon
pasien setelah diberikan tindakan keperawatan, sebagai evaluasi akhir dan untuk
menilai apakah tujuan sudah tercapai atau belum. Evaluasi meliputi dua komponen
yaitu evaluasi formatif yang merupakan hasil atau respon pasien saat setelah tindakan
keperawatan dan evaliasi sumatif yaitu pasien yang diharapkan sesuai tujuan yang
meliputi subjektif, objektif, analisa dan perencanaan.
Hasil evaluasi dari ketiga diagnose yang telah penulis angkat, Resti Hipotermi,
Ketidakstabilan Kadar Gula Darah dan Defisit nutrisi dapat teratasi.

56
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kelahiran BBLR juga mempunyai akibat tersendiri terhadap si bayi. Salah satu
akibatnya adalah sang bayi akan mengalami masalah kesehatan pada minggu-minggu
awal kehidupannya. Bayi yang lahir dengan BBLR juga membutuhkan perawatan
incubator saat setelah lahir hingga bayi bisa dibawa pulang dan pemenuhan kebutuhan
nutrisi yang adekuat agar tidak terjadi resiko ketidakstabilan kadar gula darah.
Setelah melakukan asuhan keperawtan pada by. Ny M dengan BBLR pada
tanggal 20-09-2019 s/d 23-09-2019 penulis menerapkan proses keperawatan mulai dari
tahap pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang
dilaksanakan sesuai dengan teori yang telah didapatkan dan disesuaikan dengan
kebutuhan pasien.
1. Pada pengkajian yang telah dilakukan untuk pengumpulan data dasar tentang
keadaan BY. Ny M dengan BBLR adapun data-data yang penulis peroleh
selama pengkajian adalah belum maturnya semua organ pada bayi tersebut
bukan karena bayi prematur melainkan karena kontraksi hebat
2. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada By. Ny M yaitu :
a. Resiko hipotermi
b. Ketidakstabilan kadar gula darah
c. Defisit nutrisi
3. Perencanaan keperawatan berdasarkan tinjauan teori pada kasus By. Ny M
dalam menyusun rencana keperawatan harus sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan pasien. Dalam hai ini pasien membutuhkan perawatan dengan
masalah BBLR.
4. Pelaksanaan keperawatan
Dalam pelaksanaan perencanaan asuhan, peran perawat yaitu : observasi,
tindakan mandiri, libatkan OT, penkes dan kolaborasi.

57
5. Evaluasi
Asuhan yang diberikan pada By. Ny M diberikan secara menyeluruh sehingga
permasalahan yang ditemukan pada diagnosa I tidak terjadi karena bayi di
tempatkan di couve dan di lakukan PMK pada ibu
6. Pendokumentasian setelah penulis melakukan asuhan keperawatan melalui
tahap-tahap dalam proses keperawatan, maka penulis mendokumentasikan
pada setiap tahapannya yang berguna untuk mencapai pelayanan yang
berkesinambungan pada By. Ny. M dan memudahkan dalam melakukan
evaluasi.

B. SARAN
Dalam upaya menurunkan nilai morbiditas dan mortalitas kelahiran BBLR ada
beberapa saran dari penulis yang dapat di ikuti, diantaranya:
1. Bagi ibu hamil agar memeriksakan kehamilannya secara teratur agar
mengetahui keadaan janinnya dan berat badan janinnya.
2. Bagi petugas kesehatan diharapkan melakukan penyuluhan kepada ibu hamil
tentang faktor-faktor kelahiran BBLR untuk menurukan angka morbiditas dan
mortilitas pada ibu dan anak. Hendaknya perawat memahami dan mengerti
tentang bayi BBLR.

58

Anda mungkin juga menyukai