Anda di halaman 1dari 7

Analisis Kekuatan Daya Dukung Pondasi Helical Menggunakan

Data Sondir Pada Tanah Gambut


Galang Maulana(1), Ferry Fatnanta(2), Muhardi(3)
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Riau, Jl. Subrantas KM 12.5 Pekanbaru 28293
Email: galangmaulana@student.unri.ac.id
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Riau, Jl. SubrantasKM 12.5 Pekanbaru 28293
Email: fatnanto1964@gmail.com
3
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Riau, Jl. SubrantasKM 12.5 Pekanbaru 28293
Email: a.muhardi@gmail.com

ABSTRACT

Bearing capacity of Helical Pile on peat soil can be obtained from cone penetration test
(CPT). Bearing capacity based on CPT data is calculated by Bustamante & Gianeselli
(LCPC) method, Schmertmann method, method Meyerhoff, Price & Wardle method, and
Tumay & Fakhroo method. Meanwhile, there are two methods based on peat soil mechanisms
to determine the bearing capacity of the helical pile such a cylindrical shear method and
individual bearing method. This research evaluates bearing capacity of the five methods
above by implementing two basic methods helical pile on peat soil that most closely to the
actual bearing capacity. The results showed that the method Bustamante & Gianeselli
(LCPC) to provide bearing capacity that most closely to the actual bearing capacity
compared to other methods. Reduction factor is also necessary to modify bearing capacity the
foundation Helical. After reduced, bearing capacity of each method has decreased
significantly and tends to approach the actual bearing capacity.

Keywords: Cone Penetration Test, Helical Foundation, Peat, Capability, Reduction Factor.

I. PENDAHULUAN dan metode Tumay & Fakhroo yang


Dalam desain struktur tanah pondasi memberikan hasil perhitungan daya dukung
sering dilakukan analisis stabilitas dan tiang yang berbeda-beda untuk itu
perhitungan desain pondasi suatu bangunan diperlukan evaluasi dari beberapa metode
dengan menggunakan parameter tanah baik tersebut sehingga didapat metode yang
tegangan total maupun tegangan efektif. memberikan nilai daya dukung tiang yang
Parameter perlawanan penetrasi dapat mendekati nilai sesungguhnya. Tujuannya
diperoleh dengan berbagai cara. Dalam meningkatkan keakuratan dalam mendesain
melakukan uji penetrasi lapangan ini daya dukung pondasi helical pada tanah
digunakan metode pengujian lapangan gambut.
dengan alat sondir (SNI 03-2827-1992).
Daya dukung pondasi helical pada II. TINJAUAN PUSTAKA
tanah gambut ditentukan berdasarkan daya Tanah Gambut
dukung tanah. Untuk mengetahui seberapa Tanah gambut merupakan tanah
dekat daya dukung pondasi helical yang hidromorfik yang bahan asalnya sebagian
sudah dilakukan oleh tim peneliti (Sapria besar atau seluruhnya terdiri atas bahan
Adi, dkk) sebelumnya maka dilakukan organik sisa-sisa tumbuhan dan selalu
pengujian Cone Penetration Test (CPT / dalam keadaan tergenang air, dimana proses
Sondir). Dalam menghitung daya dukung dekomposisinya berlangsung tidak
tiang menggunakan data CPT ada sejumlah sempurna sehingga terjadi penumpukan
metode yang dapat digunakan antara lain serta akumulasi bahan organik membentuk
metode LCPC, metode Schmertmann, tanah gambut yang kedalamannya
metode Meyerhoff, metode Price & Wardle,

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 1


dibeberapa tempat dapat mencapai 16 meter
(Panjaitan, 2013).
……………………….(2)
Helical Pile
Tiang helical adalah tiang yang dimana:
terbuat dari baja termasuk dalam salah satu = nilai rata-rata sondir pada zona
elemen pondasi dalam yang terdiri dari perlawanan mulai dari 0.7D ke 4D
poros tengah dan memiliki satu atau lebih di ujung pelat helix (di mana D
pelat yang disebut heliks. Sebuah tiang adalah diameter pelat helical) dalam
helical diinstal dengan cara memutarnya ke satuan .
dalam tanah. Setiap pelat helix dibentuk = nilai rata-rata sondir dari ujung
seperti benang sekrup yang seragam pelat helical pada zona perlawanan
(International Building Code, 2009). 8D di atas ujung pelat helical dalam
satuan .
Cone Penetration Test (Sondir)
Menurut. (SNI 2827:2008), Untuk Meyerhof Method
memperoleh parameter-parameter Meyerhof (1983) mengembangkan
perlawanan penetrasi lapisan tanah di hasil uji CPT dan loading test pada tiang
lapangan, dengan alat sondir (penetrasi pancang dan tiang bor untuk menyajikan
quasi statik). Parameter tersebut berupa persamaan desain dan grafik yang akurat, di
perlawanan konus (qc), perlawanan geser mana efek dari diameter ujung tiang juga
(fs), angka banding geser (Rf), dan geseran diperhitungkan. Komponen daya dukung
total tanah (Tf), yang dapat digunakan tersebut diperoleh dengan:
untuk interpretasi perlapisan tanah yang ………………….(3)
merupakan bagian dari desain fondasi. ………………….(4)
Bustamante & Gianeselli (LCPC) dimana:
Method fp = Tahanan selimut tiang (t/m2)
Metode ini mengestimasikan daya fs = Bacaan gesekan selimut konus (t/m2)
dukung ujung dan daya tahanan kulit qb = Tahanan ujung tiang (ton/m2)
dengan menggunakan data Cone q1 = qc rerata pada jarak 4D ke atas dan
Penetration Test (CPT / Sondir). Menurut 1D ke bawah dari ujung tiang
metode LCPC, tegangan daya dukung ujung (t/m2)
ultimate didapat dari : L = Panjang tiang (m)
Lc = 10D – 40D = Panjang kritis tiang (m)
D = Diameter/sisi tiang (m)
……………………….(1)
nsf = Faktor reduksi untuk tahanan selimut
tergantung pada jenis tiang. 1,0
dimana:
untuk driven piles dan 0,7 untuk
= Tahanan ujung konus ekuivalen pada
drilled shaft
kedalaman pelat helical
= Faktor penetrometer daya dukung
Tumay & Fakhroo Method
ujung. Tappenden (2007)
Metode Tumay dan Fakhroo
menyarankan nilai kc sebesar 0.45
memperkirakan daya dukung ultimate
untuk perhitungan pondasi helical.
pondasi dengan menggunakan data sondir.
Untuk menentukan daya dukung ujung
Schmertmann Method
menggunakan persamaan metode Tumay &
Schmertmann menyarankan
Fakhroo :
persamaan berikut untuk menghitung daya
dukung ujung (qt) dari resistensi kerucut ………………….(5)
ujung (qc): dimana;

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 2


= nilai rata-rata sondir pada zona 4D
di ujung pelat helix (di mana D
adalah diameter pelat helical) dalam
satuan .
= nilai rata-rata minimum sondir
pada zona 4D di ujung pelat helix
(di mana D adalah diameter pelat
helical) dalam satuan .
= nilai rata-rata sondir pada zona
8D di atas pelat helix (di mana D
adalah diameter pelat helical) dalam
satuan .
Tumay dan Fakhroo menyarankan nilai
tidak boleh melebihi 15 MPa.
Gambar 1 Individual Bearing Method
(Perko, 2009)
Price & Wardle Method
Metode Prince dan Wardle (1982),
Cylindrical Shear Method
dimaksudkan untuk memprediksi fp dan qb
Metode cylindrical shear
tiang dari data CPT yaitu qc dan fs
mengasumsikan seluruh volume tanah di
Komponen daya dukung tersebut diperoleh
antara pelat termobilisasi satu – kesatuan
dengan :
menjadi bentuk slinder. Gambar 2
.………………….(6)
menjelaskan skema daya dukung cylindrical
………………….(7) shear.
dimana;
fp = Tahanan selimut (ton/m2)
fs = Bacaan gesekan selimut
konus (ton/m2)
ks dan kb = Konstanta bergantung pada
jenis
qb = Tahanan ujung (ton/m2)
qc[tip] = nilai qc pada ujung (ton/m2)

Individual Bearing Method


Metode ini mengasumsikan daya
dukung helical pile terdiri dari dua tahanan,
yaitu daya dukung tanah di bawah masing –
masing pelat helical dan adhesi (skin Gambar 2 Metode Cylindrical Shear
friction) antara kulit tiang dengan tanah. (Perko, 2009)
Menurut Perko (2009), hasil daya
dukung metode individual bearing lebih Faktor Reduksi
besar dibandingkan metode cylindrical Menurut Hans & Berhame (2006),
shear. Dalam bidang teknik faktor reduksi telah
diperkenalkan untuk memodifikasi
kekuatan yang diukur dan memberikan
parameter kekuatan yang mewakili kondisi
undrained. Faktor-faktor reduksi ini telah
dikembangkan dalam menanggapi
pengalaman dan kondisi setempat.

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 3


Nilai tahanan konus ( ) dikalikan
A
dengan faktor reduksi empiris . Faktor
memperhitungkan pengaruh secara
keseluruhan yang berbeda pada tahanan
Daya dukung lapangan
ujung.
daya dukung teoritis
………………….(8)
Dimana :
Analisa data dan Pembahasan
= Tahanan ujung tiang (kN/Cm2)
= Faktor reduksi
= tahanan ujung konus (kN/Cm2) Kesimpulan

III. METODOLOGI PENELITIAN


Metodologi penelitian berisi Selesai
langkah-langkah jalannya penelitian yang
berawal dari studi literatur, persiapan Gambar 3 Bagan Alir Penelitian
sampel dilokasi penelitian, persiapan alat
dan bahan, penginstalan alat pengujian serta IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
analisa data.
Penelitian dilaksanakan di Kolam
Pengujian yang berlokasi di sekitar Perhitungan Teoritis Menggunakan
Musholla Fakultas Teknik Universitas Riau. Metode Individual Bearing
Tahap-tahap penelitian secara umum Perhitungan daya dukung tiang
dituangkan ke dalam diagram alir helical teoritis dengan menggunakan
penelitian, seperti pada Gambar 3. metode individual bearing ini
mengasumsikan daya dukung tiang heical
terdiri dari dua tahanan, yaitu daya dukung
tanah di bawah masing – masing pelat
Mulai helical dan adhesi (skin friction) antara kulit
tiang dengan tanah seperti yang dilihat
Gambar 4.
Studi Literatur pondasi helical, CPT
70
LCPC
60
Meyerhoff
Pengujian sondir (Qc & fs)
Daya Dukung Ultimate (kN)

50 Schmertmann

40 Tumay & Fakhroo


Price & Wardle
30
Analisa daya dukung
20
Sondir metode LCPC, metode
10
Schmertmann, metode
Meyerhoff, metode Price & 0

Wardle, metode Tumay & Jenis Tiang


Fakhroo
Gambar 4 Grafik Daya Dukung Ultimate
Teoritis Berdasarkan Metode Individual
Bearing
A
Jenis tiang yang memiliki lebih dari
satu pelat (multi-helix) mempunyai nilai
tahanan ujun yang lebih besar dibanding
tiang berpelat tunggal tergantung jumlah

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 4


dan diameter pelat dari jenis tiang helical. Gambar 4.5 adalah contoh menentukan
Namun, nilai tahanan kulit pada semua jenis daya dukung pada penurunan 25 mm.
tiang memiliki nilai yang relatif sama Sebuah garis ditarik dari penurunan 25 mm
karena menggunakan diameter batang pada kearah kurva. Garis tersebut diteruskan
tiang helical dari atas sampai ujung bawah kearah sumbu beban, sehingga didapatkan
tiang helical seperti yang terlampir pada daya dukung ultimate.
Tabel 4.
Qu = 5.05 kN
Perhitungan Teoritis Menggunakan Beban (kN)
1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0
0
Metode Cylindrical Shear
5
Daya dukung tiang helical Penurunan 8 mm

Penurunan (mm)
10
menggunakan metode cylindrical shear ini 15

mengasumsikan seluruh volume tanah di 20

antara pelat termobilisasi satu – kesatuan 25

menjadi bentuk slinder seperti yang terlihat 30

pada Gambar 5. 35

40

45
LCPC Meyerhoff Schmertmann
Tumay & Fakhroo Price & Wardle Penurunan 25 mm
Gambar 6 Daya Dukung Penurunan 25 mm
Daya Dukung Ultimate (kN)

50 Pondasi Helical Tipe LM 30


(Sapria Adi, 2016)
40

30 Analisa Perbandingan Daya Dukung


20 Teoritis Individual Bearing VS Lapangan
Pada Gambar 7 menunjukkan
10 perbandingan nilai daya dukung teoritis
0 dengan menggunakan metode individual
LLL 30 LMS 30 LL 30 LM 30 bearing dengan nilai daya dukung
Jenis Tiang pengujian di lapangan dari semua jenis
Gambar 5 Grafik Daya Dukung Ultimate tiang helical.
Teoritis Berdasarkan Metode Cylindrical
Shear 70

Pada metode ini, hanya berlaku 60


Individual Bearing (kN)

untuk jenis tiang multi-helix atau lebih dari 50


satu pelat helical saja. Nilai daya dukung
teoritis menggunakan metode cylindrical 40
shear cenderung memiliki daya dukung LCPC
30
ultimate yang rendah dibandingkan dengan Meyerhoff
metode individual bearing. 20 Schmertmann

Tumay & Fakhroo


10
Perhitungan Daya Dukung Aksial Price & Wardle
berdasarkan Pengujian Lapangan 0
Metode interpretasi kedua adalah 0 10 20 30 40 50 60 70
Penurunan 25 mm (kN)
daya dukung yang diambil dari nilai beban
pada penurunan 25 mm. Metode ini diambil
berdasarkan penurunan izin suatu pondasi. Gambar 7 Metode Penurunan 25 mm Vs
ASTM D1143-81 mengatur penurunan izin Metode Individual Bearing
pondasi, yaitu sebesar 25,4 mm (1 inch).

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 5


Tiang yang memiliki lebih dari satu bergerak mendekati daya dukung hasil
pelat helical memiliki daya dukung teoritis pengujian penurunan 25 mm.
yang lebih besar dibandingkan tiang
70
berpelat tunggal, polos, maupun cerucuk.
Hal ini disebabkan oleh perhitungan dengan 60
menggunakan metode individual bearing

Individual Bearing (kN)


memiliki lebih dari satu tahanan ujung 50
tergantung dari jenis tiang helical.
40
LCPC
Analisia Perbandingan Daya Dukung 30 Meyerhoff
Teoritis Cylindrical Shear VS Lapangan
Gambar 8 terlihat bahwa metode 20 Schmertmann

cylindrical shear mempunyai daya dukung Tumay & Fakhroo


10
lebih rendah. Namun tidak semua daya Price & Wardle
dukung dari kelima metode yang mendekati 0
dengan daya dukung hasil pengujian. 0 10 20 30 40 50 60 70
Penurunan 25 mm (kN)
70
Gambar 9 Metode Tangent Intersection Vs
60 Metode Individual Bearing Dengan Faktor
Reduksi (Hans & Berhane, 2006)
Cylindrical Shear (kN)

50
Sementara itu, untuk nilai reduksi
40
dari metode CPT pada cylindrical shear,
30 Trend Line metode LCPC selalu memberikan nilai daya
LCPC
dukung tiang helical yang konsisten
20 mendekati dengan kedua metode daya
Meyerhoff
dukung lapangan penurunan 25 mm baik
10
Schmertmann sebelum menggunakan faktor reduksi
0 maupun setelah direduksi.
0 10 20 30 40 50 60 70

Penurunan 25 mm (kN)

Gambar 8 Metode Penurunan 25 mm Vs 70

Metode Cylindrical Shear 60

Metode LCPC memiliki nilai daya 50


Cylindrical Shear (kN)

dukung yang mendekati dengan hasil


pengujian dan metode Price & Wardle 40
LCPC
memiliki nilai daya dukung yang cukup 30
besar dibanding dengan daya dukung hasil Meyerhoff
pengujian. 20 Schmertmann

Tumay & Fakhroo


10
Analisa Perbandingan Teoritis VS
Price & Wardle
Lapangan Menggunakan Faktor Reduksi 0
Faktor reduksi menghasilkan daya 0 10 20 30 40 50 60 70
dukung dari kelima metode tersebut Penurunan 25 mm (kN)
mengalami penurunan. Terutama untuk
metode Individual Bearing seperti Gambar Gambar 10 Metode Penurunan 25 mm Vs
9. Faktor reduksi merubah nilai daya Metode Cylindrical Shear Dengan Faktor
dukung masing-masing metode CPT Reduksi (Hans & Berhane, 2006)

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 6


Metode Tumay & Fakhroo masih Perko Howard. 2009. Helical Piles (A
menghasilkan daya dukung yang cukup Pratical Guide to Design and
jauh dibandingakan dengan daya dukung Installation). New Jersey : John Wiley
lapangan. & Sons, Inc.
Dari analisa diatas, daya dukung Abu-Farsakh & Titi. 1999. Evaluation Of
cylindrical shear memiliki daya dukung Bearing Capacity Of Piles From Cone
paling mendekati dengan daya dukung Penetration Test Data. Lousiana:
pengujian dilapangan dibandingkan dengan Louisiana Department of
daya dukung individual. Transportation and Development
kelima metode perhitungan daya Louisiana Transportation Research
dukung menggunakan data CPT didapat Center
Metode Bustamante & Gianeselli / LCPC Hans & Berhane. 2006. Excavations and
(1982) memiliki daya dukung ultimate yang Foundations in Soft Soils. Germany:
mendekati dengan daya dukung tiang Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
helical hasil pengujian. D&B Engineering Contractors.
Dapat disimpulkan, bahwa daya 2004.Pratical Design And Inspection
dukung cylindrical shear dengan Guide For Helical Piles And Helical
menggunakan metode Bustamante & Tension Anchors. Colorado :
Gianeselli/LCPC (1982) memiliki daya International Marketing & Research,
dukung lebih mendekati dengan daya Inc.
dukung tiang helical pada lapangan bearing Abdelrahman G.E et al. 2003.
Interpretation of Axial Pile Load Test
Results For Continuous Flight Auger
V. KESIMPULAN Piles. The Ninth Arab Structural
Engineering Conference UAE, vol. 2:
1. Metode cylindrical shear memberikan 791 – 802.
daya dukung ultimate yang mendekati
dengan pengujian lapangan.
2. Perhitungan daya dukung menggunakan
data CPT dengan menggunakan metode
Bustamante & Gianeselli (LCPC) (1982)
menghasilkan daya dukung paling
rendah dan paling mendekati dengan
daya dukung hasil pengujian.
3. Faktor reduksi pada tahanan konus
membuat daya dukung ujung setiap
metode teoritis mengalami penurunan
yang signifikan, terutama untuk daya
dukung individual bearing.

VI. DAFTAR PUSTAKA

SNI 2827:2008. 2008. Cara uji penetrasi


lapangan dengan alat sondir.
ASTM D3441. Standard Test Method for
Mechanical Cone Penetration Tests of
Soil. West Conshohocken, PA: Annual
Book of Standards. ASTM
International.

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 7

Anda mungkin juga menyukai