Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
a. Suspension System
Fungsi utama dari sebuah sistem suspensi adalah untuk mendukung kendaraan
ketika berhadapan dengan permukaan jalan yang rusak, sehingga efek kejut dari
permukaan jalan tidak sampai berdapmak pada komponen, mengganggu kenyamanan
panumpang dan kontrol pengemudi.
Kebanyakan sistem suspensi menggunakan spring sebagai media untuk me merap
gaya yang diihaslkan dari permukaan jalan yang tidak rata dan shock absorber untuk
meredam / mengurangi frequensi getaran yang dihasilkan spring.
Suspensi Sistim
- 142
141 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
Ilustrasi Suspensi
berat
Dari gambar diatas dapat disimpulkan prinsip kerja suspensi : Semakin
spr untuk
ung weight, semakin baik mutu pengendaraannya, body akan semakin sulit
ber
getar. Sebaliknya Semakin berat Unsprung weight, Body akan semakin
mudah
getar.
ber
2. Klasifikasi suspensi
Terdapat dua jenis suspensi yang umumnya digunakan pada kendaraan, yakni
rigid dan independen suspensi
• Suspensi rigid
Suspensi tipe rigid adalah suspensi dimana roda kiri dan kanan dihubungkan d
engan axle tunggal. Axle ini dihubungkan ke body dan frame melalui
spring/pegas (leaf spring atau coil spring).
Suspensi Rigid
- 142
141 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
• Suspensi Independen
Berbeda dengan suspensi tipe rigid yang roda
kiri dan kanannya dihubungkan dengan axle
tunggal, pada suspensi independent ini antara
roda kiri dan roda kanan tidak dihubungkan
dengan axle tunggal. Kedua roda dapat begerak
bebas tanpa saling mempengaruhi.
Berikut klasifikasi sistem suspensi yang digunakan Suspensi Independen
pada kendaraan mitsubishi
b. Roda
Wheel dan tire menahan beban kendaraan dan sebagai bantalan dari beban
kendaraan tersebut. wheel dan tire mengendalikan traksi yang diteruskan ke perm ukaan
tanah. Ketika kendaraan berjalan, wheel dan tire menahan kendaraan tetap terhadap
permukaan tanah. Keseimbangan wheel membantu menghindari terjadinya suara bising
ketika kendaraan berjalan dengan kecepatan tinggi.
Roda
- 143 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
1. Tire
Tire atau ban merupakan penahan berat unit yang bersinggungan langsung dengan
permukaan tanah dan merupakan komponen yang terletak pada pelek (rim) sebuah
kendaraan. Fungsi dari ban adalah sebagai berikut:
• Menahan berat suatu kendaraan dan muatan yang bersinggungan dengan
permukaan tanah/jalan.
• Mengendalikan jalannya kendaraan saat bergerak maju atau mundur.
• Meneruskan tenaga dari engine sehingga kendaraan dapat berjalan dan
sebaliknya untuk memberhentikan bila diperlukan.
• Bersama dengan sistem suspensi menentukan keamanan, kenyamana n dan
k emudahan
• pengendalian kendaraan.
2. Struktur ban
Secara garis besar struktur tire tersusun dari beberapa bagian utama: ca
rcass, trea
d, breaker shoulder, side wall dan bead.
- arcass
C
rcass terletak di dalam ban, yang berfungsi menahan berat, gonc
Ca angan,
bukan dan tekanan angin. Carcass dibuat dari lembaran-lembaran ply
tum cords.
et yang membungkus/melapisi cord tidak hanya melindungi dari kerusaka
Kar n luar,
pi mencegah pergeseran diantara cords.
teta
read
- T
Tread merupakan kulit luar dari ban, melindungi carcass dari keausan dan
kerusakan. merupakan bagian dari ban yang berhubungan langsung dengan
permukaan jalan, dan memiliki ketebalan karet yang paling besar untuk menahan
keausan ban.
- Shoulder
Shoulder adalah merupakan daerah diantara tread dan side wall (dinding samping)
ban.
- Side Wall
- 144 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
Side wall adalah daerah samping ban dan memiliki ketebalan karet yang tipis tetapi
menggunakan karet yang kualitasnya lebih baik.
- 145 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
- Breaker
Breaker merupakan lapisan tali (cord layer) yang ditempatkan diantara tread dan
carcass dengan tujuan sebagai peredam goncangan/tumbukan. Sebagai tambahan
untuk mencegah pemisahan dan untuk mengurangi perubahan tiba-tiba dari
elastisitas, selembar karet disisipkan diantara carcass dan breaker supaya berfungsi
sebagai cushion (bantalan).
- Bead
Bead digunakan di carcass, berfungsi untuk menahan kedua ujung dari cord,
menjamin pemasangan yang kuat dari ban ke rim (pelek). Bead wire (kawat bead)
adalah cincin yangterbuat dari kawat baja dengan kadar karbon yang tinggi. F lipper
me nutup bead wire dan didalamnya terisi bead filler, karet keras yang berbentuk
segitiga (apex rubber). Bead fillermembantu flipper agar bisa bercampur denga n baik
di d alam ban. Bagian ujung yang berhubungan dengan pelek dan lebih dekat d engan
pus at ban dinamakan bead toe. Bagian yang berhubungan dengan flens dari
pelek
amakan bead heel. Bagian luar dari daerah bead dilapisi oleh semacam pl din
y cord
ng sudah dilapisi karet), dinamakan chafer.
(ya
Bagian Ban
- 146 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
3. Kontruksi roda
Ban terbentuk dari lapisan lapisan tali ( layer of cord) yang menyusun
badan ban atau carcas, lapisan ini disebut ply. Sesuai dengan penyusunan ply ,
ban tebagi menjadi 2 macam kontruksi penyusunan, yakni bias dan radial
• Struktur bias
Ban Bias
Struktur radial
•
Konstruksi
carcass cord membentuk sudut 90o terhadap
keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping
konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap
pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban yang
berhubungan langsung dengan permukaan jalan
diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang
dinamakan breaker atau belt. Ban jenis ini hanya
Ban Radial
mengalami sedikit deformasi karena bentuknya
yang sentrifugal, walaupun pada kecepatan tinggi.
Ban radial ini juga mempunyai rolling resistance
yang kecil.
4. Thread pattern
Tread yang merupakan kulit luar dari ban memiliki bentuk yang berbeda-
beda dan dinamakan tread pattern. Tread Pattern pada dasarnya digolongkan
menjadi empat jenis, yaitu:
- 147 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
▪ Rib
▪ Lug
▪ Block
▪ Rib–lug
Thread Pattern
. Aspect ratio
Aspect ratio merupakan perbandiingan tinggi
ban terhadap lebar ban damal persen (100%) .
Pengaruhnya :
Semakin kecil aspect ratio
Daya cengkram lebih besar
Kendaraan lebis stabil saat jalan lurus
maupun berbelok pada kecepatan tinggi
Daya lenturnya berkurang
Aspect Ratio
6. Rotasi ban
Untuk mengatasi keausan yang tidak merata pada ban, maka harus
dilakukan rotasi ban secara berkala. Yang dimaksud dengan rotasi ban adalah
menukar posisi ban yang satu dengan ban yang lain.
Rotasi Ban
- 148 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
7. Tire Pressure
Pengisian tekanan angin sangat
berpengaruh terhadap performa pengemudian,
kenyamanan, dan umur pakai ban tersebut,
maka pastikan ban diisi dengan tekanan angin
yang sesuai dengan spesifikai masing masing
ban.
. Wheel balance
Selain tekanan angin ban, hal yang
mempengaruhi performa ban juga adalah wheel
alance. Putaran wheel yang tidak seimbang
b
kan menimbulkan getaran yang diakibatkan
a
aya sentrifugal yang sidak merata. Oleh karena
g
itu sangat penting untuk selalu melakukan wheel
alance secara periodical
b
Wheel Balance
9. Wheel alignment
Pada kendaraan roda depan harus dapat bergerak dengan lembut dan
akurat ketika berbelok. Ketika kendaraan berjalan lurus, roda depan harus selalu
stabil dan cepat kembali ke posisi semula apabila ada beban kejut akibat jalan
yang tidak rata. Selain itu tire/ban pada roda depan tidak cepat aus. Hal tersebut
dapat dicapai dengan baik jika dilakukan front wheel alignment yang tepat. Front
wheel alignment/steering wheel alignment mempunyai beberapa faktor yang harus
disetel (adjust) dengan tepat, yaitu: Kingpin Inclination Angle (KIP), camber angle,
toe in/toe out dan caster angle.
Secara umum fungsi dari wheel alignment ini adalah :
1. Mengurangi tenaga putar steer.
2. Menjamin kestabilan pengemudian.
3. Self aligning pada steering.
- 149 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
4. Memperpanjang umur tyre.
- 150 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
• Toe In
Toe In
•
CAMBER.
araan,
Ketika axle dilihat dari depan kend
ertical
akan terlihat garis tengah ban tidak v
engan
tetapi akan miring membentuk sudut d
angle
arah keluar yang dinamakan camber
akan
dengan besar sekitar 1°. Ban
unit
cenderung miring kedalam ketika
danya
mendapat beban atau muatan, maka a
efek
camber ini akan menghilangkan
juga
tersebut. Selain itu, camber angle
kondisi
membantu unit berbelok tiba-tiba dari
eering
Chamber berjalan lurus dengan lebih mudah (st
effort) .
• CASTER.
Pada umumnya kingpin jika dilihat dari sisi
samping kendaraan akan miring kebelakang
dari garis vertical yang dinamakan caster.
Hal ini akan membuat kemudi lebih mudah
dan roda akan cenderung untuk bergerak
maju atau mundur mempertahankan arah
roda.
Caster
- 151 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
• KINGPIN OFFSET
Sudut antara kingpin shaft dengan garis vertical
kepermukaan jalan dinamakan kingpin inclination
angle
Dengan maksud kendaraan dapat melakukan self
aligning yang halus setelah berbelok dikarenakan
pembebanan kendaraan saat berbelok .
Kingpin Offset
c. Steering System
Steering dipergunakan untuk merubah arah putaran steering wheel menjad i arah
rodasesuai dengan keinginan pengemudi dengan mekanisme linkage ataupun hydr olik
Persyaratan steering :
1. Arah kendaraan dapat dirubah dengan mudah dan lancar.
2. Radius putaran harus kecil, agar mampu merubah arah pada jarak yang sempit.
3. Arah harus tetap stabil saat kendaraan dikendarai.
Prinsip Steering
- 152 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
2. all nut
- 153 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
Sistim EPS
Sistem EPS
- 154 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
Steering Play
Gear oil
- 155 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
d. Brake System
Brake sistim adalah suatu sistim kerja yang berfungsi untuk memperlambat dan
menghentikan laju kendaraan dan untuk mencegah bergeraknya kendaraan saat
diparkir.
1. Klasifikasi brake
• Shoe Type
Tipe ini menggunakan lining brake untuk memperlambat atau menghentikan
pergerakkan unit. Pada tipe shoe terdapat sebuah gaya yang meningkatkan gaya
pengereman yang disebut self serfo efek. Shoe type terbagi menjadi leading tr ailling,
duo servo dan dual leading.
Self servo
Lea
ing trailing
Pada tipe ini terdapat dua shoe yang
masing masing memiliki gaya pengereman
yang berbeda. Ketika mergerak maju, satu sisi
menjadi leading, sisi yang lain menjadi trailing,
begitu sebalikny ketika mundur.
Leading trailing
- 156 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
Dual leading
Pada tipe ini terdapat dua shoe yang masing
masing memiliki gaya pengereman yang sama .
Ketika mergerak maju, satu sisi menjadi leading, sisi
yang lain pun menjadi leading, namun ketika
kendaraan bergerak mundur, maka kedua sisi shoe
menjadi trailing di masing masing sisi .
Dual leading
Duo servo
Pada tipe ini, cylinder yang digunakan adalah
double acting type. Brake shoe sebelah kiri dan
kanan dihubungkan satu sama lain melalui
adjuster.
Duo servo
• Brake Disk
Sistem pengereman dengan menggunakan mekanisme penjepitan disc atau cakram
yang berputar bersama roda dengan menggunakan dorongan hydrolis dari piston
hingga diteruskan ke brake pad.
Disc brake
- 155 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
- 156 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
3. Brake Booster
Brake booster adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk mengurangi tenaga
penakanan pedal untuk mengaktifkan sistim rem pada kendaraan d engan
memanfaatkan perbedaan vacum yang dihasilkan dari mesin atau pompa vacum
denagan tekanan atmosfer.
Brake Booster
4. Brake fluid
Brake fluid adalah media penyalur tenaga yang diperoleh dari kaki saat
meningjak pedal rem untuk diteruskan ke piston wheel cylinder, untuk menekan pad
dan mengurangi laju kendaraan. Brake fluid tidaklahsama dengan oli biasa, karena
selain media penyalur tenaga dan pelumasan, brake fluid juga harus memiliki titik
didih yang tinggi untuk memaksimalkan fungsi pengereman dalam kondisi panas.
- 157 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
• Pemeriksaan kebocoran
Periksa kondisi pipa dan hose beserta clamp dan pengencangan
sambungnnya, pastikan tidak ada kebocoran.
Brake Piping
- 158 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
Brake Pad
Brake Shoe
- 159 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
1. Prinsip pendinginan
- 160 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
2. Refrigerant
Refrigerant adalah media pemindah panas yaitu senyawa yang bersirkulasi pada
sistim AC Untuk menghasikan efek pendinginan. Refrigerant yang dipakai pda
kendaraan sekarang ini adalah HFC134a yang tidak mempunyai sifat sebagai
perusak Ozone (karena tidak mengandung Chlor).
• Sifat refrigerant
Pada tekanan atmosphere air mendidih pada suhu 100 oC (212 oF), tetapi HFC134a
mendidih pada suhu –26.9 oC (-16.4 oF). Pada tekanan 1 kg/Cm2.G (98 kpa) air
mendidih pada suhu 121 oC (250 oF) tetapi HFC134a mendidih pada suhu –10.6 oC
(-128 oF) .
Kalau HFC134a dilepaskan ke udara maka secara cepat akan menguap men
as dari udara sekitarnya. HFC134a juga akan secara mudah meng
gambil pan
mbali menjadi cair, pada kondisi tekanan tertentu dengan melepaskan pa
embun ke
nas ililingnya. Refrigerant berwujud gas dapat
ke dirubah kewujud cairan tanpa m sek
unyasuh
erubah dengan menaikan tekanan refrigerant tersebut.
Co toh 1
n
rigerant berwujud gas dapat dirubah kewujud cairan tanpa merubah su
Ref gan menaikan tekanan refrigerant tersebut. hunya
den
- 161 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
Contoh 2
Refrigerant berwujud gas dapat dirubah kewujud cairan tanpa merubah tekanannya
dengan cara menurunkan suhu refrigerant tersebut. Begitu pula sebaliknya
Contoh 3
Refrigeran berwujud cairan dapat dirubah kewujud gas pada suhu tetap
dengan cara menurunkan tekanan refrigerant tersebut.
Contoh 4
Refrigerant berwujud cair dapat dirubah kewujud gas pada tekanan tetap
dengan cara menaikan suhu refrigerant.
- 162 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
3. Siklus AC
Siklus AC
• Compressor
Compressor adalah pompa yang dirancang untuk menaikan tekanan
refrigerant. Kenaikan tekanan refrigerant juga akan menaikan suhu refri gerant.
Uap refrigerant bersuhu tinggi akan mengembun secara cepat didalam condenser
dengan melepaskan panas udara sekitar.
• Condensor
Condenser digunakan untuk mendinginkan gas refrigerant bertekanan dan
bersuhu tinggi dan merubahnya menjadi cairan refrigerant. Sejumlah besar panas
dilepaskan keudara bebas melalui condenser. Hal ini akan mempengaruhi efek
pendinginan dievaporator. Untuk itu condenser dipasang didepan kendaraan
untuk mendapatkan pendinginan oleh radiator fan dan udara yang lewat saat
kendaraan bergerak.
- 163 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
• Receiver dryer
Receiver adalah komponen yang digunakan untuk menyimpan cairan
refrigerant. Juga dryer dan filter didalam receiver akan menyerap air dan kotoran
yang ada didalam refrigerant. Receiver memisahkan refrigerant dalam bentuk gas
dari cairan refrigerant oleh perbedaan berat dan memastikan bahwa aliran yang
mengalir ke expansion sudah berbentuk cairan. Dryer juga berisi desiccant yaitu
zeolite yang berfungsi menyerap panas.
• Expansion Valve
Setelah melewati receiver cairan refrigerant dialirkan ke orifice (lubang kecil
yang tiba-tiba membesar disebut Expansion valve) akibat cairan yang ti ba-tiba
saluranya diperbesar, maka cairan refrigerant akan berubah menjadi berte
kanan
an bersuhu rendah dengan wujud kabut. Expansion valve ini akan me d
umlah aliran refrigerant yang diupkan di evaporator, akibat dari pengaturan
ngatur j
aliran
efrigerant ini maka suhu ruangan dapat diturunkan berdasarkan beban r
ang ada pada evaporator. Jumlah aliran refrigerant yang melewati exp
panas y
ansion
alve ditentukan oleh gerakan turun naik-nya valve.
vEvaporator
• Kegunaan evaporator berlawanan dengan condenser. Wujud refri
ebelum di expansi 100% berbentuk cairan. Akibatnya secara cepat te gerant
surun, refrigerant mulai menguap dan selanjutnya menyerap panas dari
kanan
ang dilewatkan melalui fin-fin pendingin pada evaporator, sehingga t
udara
menjadi udara dingin. y
udara
- 164 -
BAB 4
BASIC CHASSIS & POWERTRAIN
- 165 -