Anda di halaman 1dari 34

Perencanaan

Perencanaan sebenarnya adalah suatu cara “rasional” untuk mempersiapkan


masa depan Becker (2000) dalam Rustiadi (2008 h.339). Sedangkan menurut
Alder (1999) dalam Rustiadi (2008 h.339) menyatakan bahwa :

“Perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di


masa yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan
untuk mencapainya. Sebagian kalangan berpendapat bahwa perencanaan
adalah suatu aktivitas yang dibatasi oleh lingkup waktu tertentu, sehingga
perencanaan, lebih jauh diartikan sebagai kegiatan terkoordinasi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dalam waktu tertentu. Artinya perencanaan
adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan
dating serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk
mencapainya. Dengan demikian, proses perencanaan dilakukan dengan
menguji berbagai arah pencapaian serta mengkaji berbagai ketidakpastian
yang ada, mengukur kemampuan (kapasitas) kita untuk mencapainya
kemudian memilih arah-arah terbaik serta memilih langkah-langkah untuk
mencapainya.”

Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana


informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan
bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana
tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu
tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi,
artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu.
Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan
kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

Selain aspek tersebut, perencanaan juga mempunyai manfaat bagi perusahaan


sebagai berikut:

1. Dengan adanya perencanaan, maka pelaksanaan kegiatan dapat


diusahakan dengan efektif dan efisien.
2. Dapat mengatakan bahwa tujuan yang telah ditetapkan tersebut, dapat
dicapai dan dapat dilakukan koreksi atas penyimpangan-penyimpangan
yang timbul seawal mungkin.
3. Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dengan
mengatasi hambatan dan ancaman.
4. Dapat menghindari adanya kegiatan petumbuhan dan perubahan yang
tidak terarah dan terkontrol.

Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan pada dasarnya adalah suatu proses pengambilan


keputusan sehubungan dengan hasil yang diinginkan, dengan
penggunaansumber daya dan pembentukan suatu sistem komunikasi yang
memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil akhir serta perbandingan
hasil-hasil tersebut dengan rencana yang di buat.

Banyak kegunaan dari pembuatan perencanaan yakni terciptanya efesiensi


dan efektivitas pelaksanaan kegiatan perusahaan, dapat melakukan koreksi
atas penyimpangan sedini mungkin, mengidentifikasi hambatan-hambatan
yang timbul menghindari kegiatan, pertumbuhan dan perubahan yang tidak
terarah dan terkontrol.

Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi


kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik
yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.

Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan

– Menetapkan tujuan dan target bisnis

– Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut

– Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan

– Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan


target bisnis

Langkah langkah dalam menyusun perencanaan

1. Merumuskan Misi dan Tujuan.

Usaha sistematis formal untuk menggariskan wujud utama dari perusahaan ,


sasaran
sasaran, kebijakan kebijakan dan strategi untuk mencapai sasaran-sasaran
dan wujud utama perusahaan yang bersangkutan.

2. Memahami Keadaan Saat ini.

Perencanaan menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan-keputusan


yang dibuat sekarang, untuk mengenal sistematis peluang dan ancaman
dimasa mendatang. Dengan pilihan langkah-langkah yang tepat akan lebih
menguntungkan perusahaan. Meliputi jangka pendek dan sampai jangka
panjang.

3. Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya


Tujuan.

Segala kemudahan dan kemungkinan hambatan dalam usaha mencapai


tujuan perlu sedini mungkin diidentifikasi, agar persiapan dapat dilakukan.
Disatu pihak perusahaan dapat meraih kemudahan dan manfaat optimal
dengan kesempatan yang tersedia.

4. Menyusun rencana Kegiatan untuk mencapai Tujuan.

Tujuan dapat dicapai dengan beberapa cara, diantaranya adalah :

1. Menyusun berbagai alternatif kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang


mungkin dapat dipilih.
2. Menilai dan membandingkan untung rugi setiap alternatif kegiatan
kebijakan.
3. Memilih dan menetapkan suatu alternatif yang paling cocok dan baik
diantara alternatif-alternatif lain.

Perencanaan Strategik ( Strategik Planning/ Corporate Planning ) merupakan


bagian terpenting dari manajemen strategik dan dapat dianggap sebagai pilar
sentral manajemen strategik.

Contoh kasus perencanaan dalam kehidupan adalah seperti:

1. Kendaraan apa yang hendak digunakan jika kita ingin berpergian ke suatu
tempat?
Saya adalah mahasiswi yang berdomisili di tangerang dan kuliah di
Universitas Gunadarma depok. Setiap hari saya harus menempuh ± 2 jam
untuk mencapai universitas tersebut. Saya harus menentukan dan
merencanakan kendaraan apa yang cocok untuk saya gunakan untuk
mencapai tujuan saya. Bis atau Kereta. Sebelumnya saya harus tahu terlebih
dahulu kendala apa yang sekiranya akan saya hadapi dijalan entah naik kereta
atau bus. Dan perkiraan ongkos yang akan saya habiskan. Setelah itu barulah
saya bisa melaksanakan perencanaan saya untuk mencapai tujuan tersebut.

Manfaat perencanaan (Planning) dan


Jenis perencanaan dalam organisasi
A. Manfaat perencanaan (planning)
Beberapa manfaat dari perencanaan (dalam staff.uny.ac.id) adalah:
1. Dipakai sebagai alat pengawasan daan pengendalian kegiatan sehari-hari
perusahaan. Perencanaan yang telah disusun dengan baik akan memudahkan
para pelaksana untuk mengetahui apakah tindakan mereka menyimpang atau
sesuai dengan rencana.
2. Dengan adanya perencanaan yang disusun (tentunya sebelum suatu
kegiatan dilakukan) dengan cermat dapatlah dipilih dan ditetapkan kegiatan-
kegiatan mana yang diperlukan dan mana yang tidak.
3. Dengan adanya rencana, segala kegiatan dapat dilakukan secara tertib dan
teratur sesuai dengan tahap-tahap yang semestinya.

B. Jenis perencanaan dalam organisasi


Menurut Marwan Asri dan John Suprihanto (dalam staff.uny.ac.id) bahwa
perencanaan dapat dipecah menjadi beberapa macam:

a. Menurut jangka waktunya


Menurut jangka waktunya, perencanaan dapat
dikelonpokkan menjadi:
a. Perencanaan jangka panjang.
b. Perencanaan jangka pendek,

b. Menurut ruang lingkupnya.


Menurut ruang lingkupnya, perencanaan dapat dibagi
menjadi 3 macam:
a. Perencanaan fisik.
b. Perencanaan fungsional.
c. Perencanaan menyeluruh
c. Melihat tingkat hierarkis, ada 3 jenis perencanaan
(dalam http://mitharach.blogspot.com/) :

1. Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis yaitu suatu proses dimana eksekutif atau top manajer
meramal arah jangka panjang dari suatu entitas dengan menetapkan target
spesifik pada kinerja, dengan mempertimbangkan kondisi internal dan
eksternal untuk melakukan tindakan perencanaan.

2. Perencanaan Taktis
Perencanaan Taktis yaitu proses yang berkelanjutan, yang bertujuan dalam
waktu dekat, merampingkan pengambilan keputusan dan menentukan
tindakan. bagian ini dilakukan secara sistemik karena merupakan totalitas
yang dibentuk oleh sistem dan subsistem, seperti yang terlihat dari sudut
pandang sistemik.

3. Perencanaan Operasional
Perencanaan Operasional yaitu perencanaan yang dilakukan pada karyawan
tingkat terendah dalam organisasi. Mengidentifikasi prosedur spesifik, dan
proses yang diperlukan di tingkat bawah organisasi, menyajikan rencana aksi
atau rencana operasional. Hal ini dihasilkan oleh tingkat organisasi yang lebih
rendah dengan fokus pada kegiatan rutin perusahaan, oleh karena itu rencana
dikembangkan dalam waktu yang singkat.

d. Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan


(dalamhttp://dimasnovrana05.blogspot.com/, 2012) :

1. General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besardan


menyeluruh untuk kegiatan kerja sama yang lebih luas.Misalnya rencana
Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahunpelajaran

2 Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenaikeegiatan khusus,


misalnya perencanaan yang dilakukan olehkepala sekolah untuk mengatasi
kesulitan belajar dikela IPA

e. Kasus : Batam Kekurangan Tenaga Kerja (dalam wahidatun.blogspot.com,


2013)
Berbagai macam perusahaan yang ada dibatam sampai saat ini masih
kekurangan untuk mendapatkan tenaga kerja yang terampil, atau terdidik
guna memenuhi kebutuhan perusahaan.
Hal ini bisa dilihat dari tahun 2009 yang dibutuhkan mencapai 5000 orang,
tetapi hanya dapat terpenuhi 3000 orang saja (Wali Kota Batam Ahmad
Dahan di Surakarta), Jum’at (18/6).
Wali Kota Batam Ahmad Dahlan, mengatakan hal ini sesuai penandatangan
kerjasama dengan Pemerintah Kota Surakarta, dalam bidang ketenagakerjaan
di Loji Gandrung, Solo.
Penandatangan kerjasama tersebut dilakukan antara Wali Kota Batam,
Ahmad Dahan dan Wali Kota Solo, Joko Widodo. Melalui kerjasama tersebut
diharapkan mampu mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan
perekonomian dikedua daerah.
“Seperti di industri elektronik, kami membutuhkan tenaga kerja terlatih.
Sebenarnya di Batam juga masih banyak pengangguran tetapi sebagian besar
bukan merupakan tenaga kerja terampil yang siap kerja, sehingga tetap saja
membuat Batam kekurangan tenaga kerja” katanya.
Waikota Surakarta Joko Widodo, mengatakan tenaga kerja terampil yang ada
didaerahnya memiliki kesempatan yang sangat besar untuk mengisi
kekurangan tenaga kerja terampil di Batam.
Apalagi melalui Solo Techo Park (STP), lembaga pelatihan tenaga kerja
terampil dikota Solo ditargetkan mampu mencetak sebanyak 3000 sampai
dengan 4000 orang tenaga kerja siap pakai yang terampil dan juga yang
terdidik ditiap tahunnya.
“Ditambah lulusan SMK di Solo yang juga siap kerja bisa mengisi
diperusahaan elektrronik di Batam. Kesepakatan ini akan segera ditindak
lanjuti dan tahun depan harus sudah terlaksana.”

f. Pembahasan
Untuk kasus diatas lebihh tepat jika pemerintah batam menggunakan
perencanaan (planning) dengan perencanaan strategis yaitu suatu proses
dimana eksekutif atau top manajer meramal arah jangka panjang dari suatu
entitas dengan menetapkan target spesifik pada kinerja, dengan
mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal untuk melakukan tindakan
perencanaan. Artinya pemerintah batam mampu menetapkan target spesifik
tenaga kerja terlatih yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan disana
serta mampu mengkondisikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi di
daerah batam.

UBUNGAN PERENCANAAN DENGAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN LAINNYA .

Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah saling
berhubungan, saling tergantungdan berinteraksi.
Pengorganisasian dan penyusunan personalia

Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya-sumber daya keuangan, phisik
dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukan cara dan menunjukan sumber daya-sumber
daya tersebut untuk mencapai efektivitas paling tinggi.

Pengarahan

Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan menentukan kombinasi yang
paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan
yang di perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.

Pengawasan

Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering d sebut sebagai “kembar
siam” dalam manajemen. Pengawasan adalah penting sebagai produk perencanaan efektif. Oleh karena
itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana. Tujuan setiap
rencana adalah untuk membantu sumber daya dalam kontribusinya secara positif terhadap pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi.

PERENCANAAN

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik
perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru,
maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi
untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan
harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-proses
perencanaan.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam
menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus
lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat
(dugaan).
Pokok pembahasan pada modul ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan dan
proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian
memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan
perencanaan dari berbagai jenis.

PROSES PERENCANAAN

Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka
harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap
perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.

Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat pada
tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak
yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya
mencurahkan hampir semua waktu perencanaannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari
seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit
mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.

Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan
tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala
internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan lokal.
Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan
jangka panjang maupun perencanaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para manejer untuk
mengerti peranan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dalam pola perencanaan secara
keseluruhan.

Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai
berikut:

1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.

2. Merumuskan keadaan saat ini

3. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan

4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan


ALASAN PERLUNYA PERENCANAAN

Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan untuk
meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat
meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus
aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap
lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.

Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan:

1. untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam pembuatan keputusan

2. untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.

Beberapa manfaat perencanaan adalah:

1. membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan

2. memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas

3. membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat

4. memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi

5. memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi

6. membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami

7. meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti

8. menghemat waktu, usaha, dan dana

Beberapa kelemahan perencanaan adalah:

1. pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata

2. perencanaan cenderung menunda kegiatan

3. perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi


4. kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat masalah
tersebut terjadi.

5. ada beberapa rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten

HUBUNGAN PERENCANAAN DENGAN FUNGSI LAIN

Perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan dan
fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan, saling tergantung, dan
berinteraksi.

Pengorganisasian (Organizing). Perencanaan menunjukkan cara dan perkiraan bagaimana


mengorganisasikan sumber daya-sumber daya organisasi untuk mencapai efektivitas paling tinggi.

Pengarahan (directing). Perencanaan menentukan kombinasi paling baik dari sumber daya-sumber daya
yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan.

Pengawasan (controlling). Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan erat. Pengawasan


bertindak sebagai criteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.

RENCANA OPERASIONAL

Terdapat dua jenis utama dari rencana yaitu rencana strategis dan rencana operasional. Rencana
strategis merupakan rencana yang dirancang untuk mencapai tujuan yang luas dari perusahaan yaitu
untuk melaksanakan tugas-tugas perusahaan. Sedangkan rencana operasional merupakan rencana yang
memberikan rincian tentang bagaimana rencana strategis itu akan dilaksanakan.

Rencana operasional terdiri dari:

1. Rencana sekali-pakai (single-use plans), dikembangkan untuk mencapai tujuan khusus dan dibubarkan
bila rencana ini telah selesai dilaksanakan

2. Rencana tetap (standing plans), merupakan pendekatan yang telah dibakukan untuk menangani
situasi yang berulang kali terjadi dan yang dapat dengan mudah diantisipasi
PERENCANAAN STRATEGIK

Perencanaan strategic (strategic planning) adalah proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan
strategi, program-program strategi, dan penetapan metoda-metoda yang diperlukan untuk menjamin
bahwa strategi dan kebijaksanaan telah diimplementasikan. Perencanaan strategi juga merupakan
proses perencanaan jangka panjang yang disusun untuk mencapai tujuan organisasi.

Ada tiga alasan yang menunjukkan pentingnya perencanaan strategis. Pertama, perencanaan strategis
memberikan kerangka dasar bagi perencanaan-perencanaan lainnya. Kedua, pemahaman terhadap
perencanaan strategis akan mempermudah pemahaman bentuk perencanaan lainnya. Ketiga,
perencanaan strategis merupakan titik permulaan bagi penilaian kegiatan manajer dan organisasi.

MENGATASI HAMBATAN PERENCANAAN EFEKTIF

Ada dua jenis hambatan terhadap pengembangan rencana yang efektif, yaitu, pertama adalah
perlawanan atau penolakan internal para calon perencana terhadap penetapan sasaran dan pembuatan
rencana untuk mencapainya. Hambatan kedua adalah keengganan para anggota organisasi untuk
menerima perencanaan dan rencana yang akan menyebabkan perubahan.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan terhadap perencanaan yang efektif para manajer harus
membantu bawahan dengan sebaik-baiknya dengan menciptakan system organisasi yang
mempermudah penetapan sasaran dan bukan yang menghambatnya.

Membantu individu menetapkan sasaran. Para manajer yang tidak memiliki pengetahuan tentang
organisasi atau lingkungan eksternalnya, memerlukan bantuan dalam mengembangkan sistem informasi
yang baik. Bantuan dapat berupa program pengembangan manajemen dalam perusahaan untuk
membantu dalam mengadakan hubungan informal dengan orang-orang dari berbagai departemen,
divisi, dan lokasi. Bilamana perencanaan merupakan proses yang dipahami dengan baik, maka akan
lebih mudah bagi tiap individu untuk pengembangan rencana guna mencapai sasaran tersebut.

Mengatasi perlawanan terhadap perubahan. Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara
melibatkan para karyawan yang akan terkena pengaruh dalam proses perencanaan. Kemudian dengan
memberikan lebih banyak informasi kepada para karyawan tentang rencana dan kemungkinan akibat-
akibatnya. Selain itu juga, dengan menyadari dampak dari perubahan-perubahan yang diusulkan
terhadap para anggota organisasi dan memperkecil gangguan yang tidak perlu.
Management by Objectives (MBO)

Istilah Management by Objectives (MBO) atau manajemen berdasarkan sasaran diperkenalkan oleh
Peter Drucker pada tahun 1954 dalam bukunya ‘The Practice of Management’. MBO mengacu kepada
seperangkat prosedur yang formal yang dimulai dengan penetapan sasaran dan dilanjutkan sampai
peninjauan kembali hasil pelaksanaannya. Kunci MBO adalah MBO merupakan proses partisipasi atau
peran serta, yaitu secara aktif melibatkan para manajer dan anggota staf pada setiap tingkat organisasi.

Dalam bukunya ‘The Practice of Management’, Peter Drucker membandingkan Management by


Objectives dengan Management by Drives (Manajemen berdasarkan dorongan). Contoh manajemen
berdasarkan dorongan adalah tanggapan organisasi terhadap tekanan keuangan atau pasar yang baru
dengan “dorongan penghematan” (economy drive) atau “dorongan produksi” (production drive). Dalam
praktek manajemen berdasarkan dorongan ini menghasilkan suatu perbaikan yang hanya bersifat
sementara. Sedangkan dalam MBO, perencanaan efektif tergantung sampai sejauh mana manajer
menetapkan dengan jelas tujuan yang berlaku secara khusus bagi fungsinya di dalam perusahaan.
Bagaimana tujuan ini dicapai merupakan hal yang sangat penting. Para manajer di sini harus
menetapkan tujuan dan juga aktif terlibat dalam proses penetapan tujuan.

Hubungan antara tujuan individu dengan sasaran umum adalah sangat penting. Tujuan utama dari
pelaksanaan MBO untuk mencapai pelaksanaan yang efektif dari keseluruhan organisasi melalui
pelaksanaan yang efisien dan integrasi bagian-bagiannya.

Kekuatan MBO

Keuntungan-keuntungan utama dari program MBO dalam urutan pentingnya adalah sebagai berikut:

1. memberi kesempatan pada para individu untuk mengetahui apa yang diharapkan dari mereka

2. membantu dalam perencanaan dengan membuat para manajer menetapkan sasaran dan waktu yang
ditargetkan

3. meningkatkan komunikasi antara para manajer dan bawahan

4. membuat para manajer lebih menyadari tentang sasaran organisasi

5. membuat proses manajemen lebih wajar dengan memusatkan pada suatu pencapaian. Program ini
juga memberi kesempatan kepada para bawahan untuk mengetahui sebaik mana mereka bekerja dalam
kaitannya dengan sasaran organisasi.
Kelemahan MBO

Beberapa kekurangan dari program MBO adalah:

1. MBO tidak menyelesaikan semua masalah organisasi.

2. Tidak semua prestasi dapat dikuantifikasikan atau diukur.

3. Perubahan-perubahan yang diinginkan oleh MBO dalam perilaku para manajer mungkin juga
menimbulkan masalah.

4. Kelemahan yang melekat dalam proses MBO, dimana ini membutuhkan banyak waktu dan upaya
dalam mempelajari penggunaan teknik MBO dengan tepat.

Membuat agar MBO efektif

1. Tunjukkan kesepakatan yang berkesinambungan dari pimpinan tingkat tinggi. Penerimaan pertama
dari para pegawai untuk program MBO dapat berhasil jika pimpinan tertinggi melakukan usaha bersama
untuk mempertahankan agar system itu tetap jalan dan berfungsi dengan sepenuhnya.

2. Didik dan latih para manajer. Agar MBO berhasil para manajer harus memahami MBO tersebut,
sehingga mereka harus dididik mengenai prosedur dan keuntungan dari system MBO.

3. Rumuskan tujuan-tujuan dengan jelas. Para manajer dan bawahan harus sama-sama mengerti tujuan-
tujuan dengan jelas dan merumuskannya bersama-sama

4. Laksanakan umpan balik secara efektif. Suatu sistem MBO tergantung pada para peserta yang
mengetahui hubungannya dengan tujuan mereka. Penetapan tujuan bukan merupakan perangsang yang
memadai, tinjauan terhadap prestasi yang teratur dan umpan balik dari hasil-hasil juga diperlukan.

5. Anjurkan adanya peran serta. Para manajer harus menyadari peran serta bawahan dalam penentapan
sasaran dapat mengandung suatu pengalokasian kembali kekuasaan. Para manajer harus mau
melepaskan pengendalian langsung tertentu atas bawahannya dan mendorong bawahannya untuk
mengambil peranan lebih aktif dalam penetaan dan pencapaian tujuan mereka sendiri.

JENIS-JENIS PERENCANAAN

08

JAN
Menurut Asnawir Ada tujuh jenis-jenis perencanaan, yang kesemua itu dilihat dari sudut pandang
berbeda, di antara jenis-jenis perencanaan tersebut adalah:

♥ Dilihat dari segi waktu

Dari segi waktu perencanaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

Perencanaan jangka panjang, yang termasuk dalam perencanaan jangka panjang adalah rentang waktu
sepuluh sampai tiga puluh tahun. Perencanaan jangka panjang ini bersifat umum, dan belum terperinci.

Perencanaan jangka menengah, jangka menengah biasanya mempunyai jangka waktu antara lima
sampai sepuluh tahun.

Perencanaan jangka pendek, yaitu perencanaan yang mempunyai jangka waktu antar satu tahun sampai
lima tahun.

♥ Dilihat dari segi sifatnya

Perencanaan dibagi menjadi dua yaitu:

Perencanaan kuantitatif, yang termasuk perencaan kuantitatif adalah semua target dan sasaran
dinyatakan dengan angka-angka.

Perencanaan kualitatif adalah perencanaaan yang ingin dicapai dinyatakan secara kualitas.

♥ Perencanaan dari segi luas wilayah

Perencanaan pendidikan dipandang dari segi luas wilayah dapat dibagi menjadi empat, yaitu:

Perencanaan local, yaitu perencanaan yang disusun dan ditetapkan oleh lembaga-lembaga yang ada di
daerah-daerah dengan sifat yang terbatas.

Perencanaan regional adalah perencanaan yang ditetapkan di tingkat propinsi.

Perencanaan nasional, adalah perencanaan di suatau Negara dan dijadikan dasar untuk perencanaan
local dan regional.

Perencanaan internasional yaitu perencanaan oleh bebebrapa Negara yang melewati batas-batas suatu
negara yang dilaksanakan melalui dari Negara-negara tersebut.
♥ Perencanaan dari segi luas jangkauan

Terbagi menjadi dua yaitu:

Perencanaan makro yaitu perencanaan yang bersifat universal, menyeluruh dan meluas.

Perencanaan mikro adalah perencanaan yang ditetapkan dan di susun berdasarkan kondisi dan situasi
tertentu.

♥ Dari segi prioritas pembuatnya

Perencanaan dapat dibagi menjadi tiga:

Perencanaan sentralisasi, yaitu perencanaan yang ditentukan oleh pemerintah pusat pada suatu Negara.

Perencanaan desentralisasi yaitu perencanaan yang di susun oleh masing-masing wilayah.

Perencanaan dekonsentrasi yaitu perencanaan gabungan antara sentralisasi dengan desentralisasi.

♥ Dari segi obyek

Perencanaan dibagi menjadi dua:

Perencanaan rutin yaitu perencanaan yang di susun untuk jangka waktu tertentu yang dilakukan setiap
tahun.

Perencanaan eksendental, yaitu perencanaan yang di susun sesuai dengan kebutuhan yang mendesak
pada saat tertentu.

♥ Dari segi proses

Perencanaan dapat dibagi menjadi tiga kelompok:

Perencanaan filosofikal, yaitu perencanaan yang bersifat umum, hanya berupa konsep-konsep dari nilai
yang bersifat ideal dan masih memerlukan penafsiran-penafsiran dalam bentuk program.

Perencanaan programial adalah perencanaan berupa penjabaran dari perencanaan filosofikal.

Perencanaan operasional yaitu perencanaan yang jelas dan dapat dilakukan.


Ada juga yang membagi jenis perencanaan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Rencana strategik

Yang disusun untuk mencapai tujuan umum organisasi, yaitu melaksanakan misi organisasi. Sering juga
disebut Perencanaan Jangkah Panjang (longe range planning) adalah proses pengambilan keputusan
yang menyangkut tujuan jangka panjang organisasi, kebijakan yang harus diperhatikan, serta strategi
yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk melaksanakan strategi tersebut harus
pula disusun program kerja yang terinci, mencakup kegiatan yang harus dilakukan, kapan harus dimulai,
kapan harus selesai, dan siapa yang harus bertanggung jawab, serta sumber daya manusia yang
diperlukan. Singkatnya perencanaan strategik adalah proses perencanaan jangka panjang yang sudah
diformalkan, yang digunakan untuk merumuskan tujuan organisasi serta cara menghadapinya.

2. Rencana operasional

Yang merupakan rincian tentang bagaimana rencana strategik dilaksanakan. Rencana Operasional terdiri
atas bentuk , yaitu : (1) rencana sekali pakai (single use plan) yakni rencana yang disusun untuk
mencapai tujuan tertentu dan dibubarkan segera setelah tujuan ini tercapai; (2) rencana permanen
(standing plans), yakni pendekatan pendekatan yang sudah di standarisasi untuk menghadapi situasi
berulang dan dapat diramalkan sebelumnya.

DEFINISI PERENCANAAN (Planning) Dan LANGKAH DALAM MENYUSUN PERENCANAAN

A. PENGERTIAN PERENCANAAN (PLANNING)

1. Dalam ilmu menejemen menjelaskan bahwa salah satu fungsi pokok manajemen adalah
perencanaan, dimana dalam ilmu manajemen menjelaskan bahwa fungsi pokok manajemen terdiri dari
perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Perencanaan merupakan salah satu
fungsi pokok manajemen yang pertama harus dijalankan. Sebab tahap awal dalam melakukan aktivitas
perusahaan sehubungan dengan pencapaian tujuan organisasi perusahaan adalah dengan membuat
perencanaan.

Definisi perencanaan dikemukakan oleh Erly Suandy (2001:2) sebagai berikut :

“Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan
kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata
cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan
secara menyeluruh.”

2. Dalam manajemen, Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat


strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan
fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tidak akan dapat berjalan. Rencana
dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak
tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal
adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana
formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan
menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan
kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

3. Beberapa Arti Perencanaan Menurut Para Ahli :

1. Garth N.Jone, Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pengembanngan dari pada tindakan
yang paling baik untuk pencapaian tugas.

2. M.Farland, Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan mengunakan sebagian
pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.

3. Abdulrachman (1973), Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau
perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan
kemudian.

4. Siagian (1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penetuan secara matang
daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian yang telah
ditentukan.

5. Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan
merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.

6. Kusmiadi (1995), Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan untuk memilih tujuan-
tujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapainnya.

7. Soekartawi (2000), Perencanaan adalah pemilihan alternatif atau pengalokasian berbagai sumber
daya yang tersedia.

B. LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN PERENCANAAN

Proses perencanaan terdiri dari 5 tahap :

1. Penetapan Tujuan Organisasi

Penetapan tujuan awal organisasi merupakan bagian awal dari proses penyusunan perencanaan. Tujuan
organisasi ibarat kompas ayang dijadikan arah abgi keputusan dan aktivitas organisasi. Perumusan
tujuan harus dibuat sejelas mungkin dan sedapat mungkin bersifat kuantitatif. Sedangkan perumusan
tujuan yang bersifat kualitatif memiliki kecenderungan dalam salah tafsir dari berbagai pihak atau dapat
menimbulkan salah persepsi sehingga memberi kesan adanya pelonggaran di dalam pencapaian tujuan
organisasi. Tanpa perumusan tujuan organisasi yang tegas dan jelas maka organisasi akan
menghamburkan sumber daya secara berlebihan. Mengenal priorotas akan kekhasan tujuan organisasi
akan membuat manajemen dapat menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien. Perumusan
organisasi snagat penting baik bagi perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Perumusan tujuan
organisasi merupakan prioritas pertama atau kedua, dikarenakan penetapan tujuan organisai
merupakan langkah pertama yang sangat esensial didalam perencanaan, maka pemimpin/manajer
harus dapat membuat perencanaan yang efektif dan efisien. Kegagalam atau tidak merumuskan tujaun
organisasi disebabkan :

· Keengganan menetapkan alternatif tujuan. Seringkali pemimpin/manajer dihdapkan kepada


berbagai keukaran mengakui kenyataan bahwa tidak semua hal dapat dicapainya, akibatnya
pemimpin/manajer enggan membuat komitmen organisasi kepada satu tujuan jika tidak tercapai maka
pemimpin/manajer dihadapkan kepada penilaian tidak berhasil

· Takut gagal. Pemimpin/manajer yang menetapkan satu tujuan umumnya takut tidak mencapainya
(gagal) dan oleh karena itu pemimpin/manajer sering merumuskan banyak tujuan yang akan dicapai.
Meskipun ada menajer bertipe berani menghadapi resiko akan tetapi umumnya resiko sering kali
dihindari sedapat mungkin

· Kekurangan pengetahuan tentang organisasi. Pemimpin/manajer akan menetapkan tujuan


organisasi yang tepat, jika pemimpin/manajer tidak mempunyai pengetahuan yang luas tentang
organisasi dan unit-unitnya. Setiap bagian (unit) mempunyai keterkaitan yang luas dengan tujuan
organisasi secara keseluruhan. Pemimpin/manajer harus mengetahui berbagai karakteristik unit dan
organisasi secara keseluruhan agar dengan mudah dapat mengarahkan dan mengelola sarana dan
prasarana secara efktif dan efisien

· Kekurangan pengetahuan akan lingkungan. Pemimpin/manajer disamping mengetahui lingkungan


internal organisasi juga harus emngenal lingkungan eksternal organisasi. Tanpa mengenal lingkungan
eksternal organisasi, maka manajemen organisasi akan berjalan secara acak (tak terarah) dan akan
mudah terhempas oelh lingkungan eksternal yang mengitarinya. Lingkungan eksternal di dunia
organisasi meliputi pesaing, pemasok, sponsor, target sasaran, lembaga pemerintah, masyarakat luas
dan lain sebagainya.

· Kurang percaya diri. Untuk mempunyai kemantapan terhadap tujuan organisasi, maka
pemimpin/manajer dan orang-orangnya harus mempunyai kepercayaan diri yang kuat (self confidence)
bahwa ia mampu mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Jika manajer mempunyai kepercayaan diri
yang lemah maka akan senantiasa ragu di dalam melaksanakan tugasnya.

Apa yang dapat dikerjakan untuk membantu pemimpin/manajer didalam merumuskan tujua organisasi
secara efektif dan efisien. Pemimpin/manajer yang pengetahuannya kurang memadai di bidang
lingkungan eksternal organisasi membutuhkan bantuan di bidang sistem informasi yang cukup memadai
yang dapat disediakan dengan berbagai cara yang berbeda-beda. Dalam program pengembangan
manajemen organisasi pemimpin/manajer akan melakukan kontak informal dari berbagi unit.
Departemen atau divisi yang berbeda-beda. Kontak informal ini membantu untuk mengetahui berbagai
hal yang ada diluar organisasi dan juga meningkatkan kepercayaan diri pemimpin di dalam
melaksanakan tugasnya. Berbagai kendala atau ketakutan akan kegagalan akan dapat ditekan serendah
mungkin jika organisasi telah mempunyai komunikasi yang baik dan efektif dalam kaitannya dengan
penyusunan rencana. Bilamana perenecanaan merupakan proses yang mudah dimengerti maka akan
lebih mudah bagi setiap individu mengembangkan tujuannya serta akan memperoleh bantuan di dalam
mengembangkan rencana untuk mencapai nilai tujuan. Bilamana teknik pengambilan keputusan dipakai
secara meluas maka akan lebih mudah menetapkan alternatif yang diperlukan untuk mencapai tujuan
lainnya. Ketakutan akan kegagalan dan kekurang yakinan diri juga dapat diperkecil melalui penataan dan
penetapan tujuan yang realisitis serta berbagai cara untuk mencapainya. Pelatihan dan pembimbingan
merupakan langkah yang efektif di dalam mencapai tujuan organisasi. Pengakuan dan penghargaan
terhadap mereka yang berhasil merupakan langkah kedua dan menyediakan respon yang konstruktif
dan mendukung ketika target masih belum tercapai merupakan langkah ketiga yang tidak bisa di
remehkan. Perencanaan secara tidak langsung terkait dengan perubahan dan mengimplementasikan
serta mengelola perubahan merupakan bagian tugas yang penting bagi manajemen. Banyak cara yang
harus dilakukan oleh manajemen di dalam menghadapi berbagai perlawanan yang dilakukan oleh pihak
lain atau bawahan yaitu :

· Perlu melibatkan pegawai dan kelompok terkait lainnya termasuk berbagai pihak yang
berkepentingan di dalam proses perencanaan

· Menyediakan informasi yang memadai bagi pegawai mengenai rencana dan berbagai konsekuensi
yang mungkin terjadai agar supaya mereka mau mengerti tentang kebutuhan akan adanya perubahan
manfaat yang diharapkan dan apa yang diperlukan bagi implementasi yang efektif dan efisien.

· Mengembangkan perencaan yang efektif dan efisien serta implementasi yang efektif dan efisien
pula. Catatan penelusuran keberhasilan kepercayaan diri bagi penyusun rencana dan pengakuan
rencana baru.

· Sadar akan dampak perubahan organisasi yang diusulkan dan memperkecil gangguan yang tidak
dikehendaki. Jika pengenalan proses manufaktur baru mengarah kepada pemberhentian (pemutusan
hubungan kerja) maka pelaksanaan proses baru tersebut harus dikaitkan dengan kendala yang ada
sereta meyakinkan mereka yang berprasangka negatif

· Penetapan tujan dan skala prioritas di awal telah dijelaskan bahwa langkah awal di dalam
menyususn rencana harus dimulai dari tujuan. Di dalam menyusun rencana maka pemimpin/manajer
atau perencana harus menetapkan skala prioritas dan waktu yang tepat tentang tercapainya tujuan. Di
samping itu maka pemimpin/manajer harus menyadari konflik tujuan dan harus pula menyediakan
pengukuran tujaun sehingga hasil dari pelaksanaan dapat diukur dan dievaluasi. Berbagai aspek yang
harus diperhatikan di dalam penetapan tujan dan prioritas meliputi :

a.Skala Prioritas Tujuan

Yang dimaskud skala prioritas adalah urutan kepentingan dari tertinggi sampai terendah. Skala prioritas
memegang peranan yangsangat penting sebab skala prioritas ini akan memberikan perhatian yang
penuh bagi manajer didalam mengalokasikan sumber daya yang ada sehingga yang diutamakan adalah
yang mempunyai prioritas utama (terpenting). Skala prioritas tujuan organisasi menunjukkan tahapan
yang hendak dicapai yang disesuaikan dengan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman
organisasi. Karena penetapan skala prioritas merupakan keputusan kebijakan maka umumnya manajer
menghadapi kesulitan di dalam merumuskannya. Untuk itu biasanya disusun tim yang akan membahas
skala prioritas tersebut.

b.Kerangka Waktu Tujuan

Di dalam kajian analisis studi gerak dan waktu dijelaskan bahwa setiap setiap gerak membutuhkan
waktu dan tindakan merupakan kumpulan gerak sehingga tindakan akan lebih banyak waktu yang
diperlukan dibandingkan gerak. Dimensi waktu secara tak langsung merujuk pada aktivitas organisasi
yang diarahkan oleh berbagai tujuan yang berbeda dan sangat tergantung kepada durasi (penyelesaian)
tidankan yang direncanakan. Tujuan jangka pendek dapat dicapai dalam waktu kurang dari satu tahun
sedangkan tujuan jangka menengah dicapai kurang dari 5 tahun, akan tetapi lebih dari satu tahun
keterkaitan prioritas dan waktu sangat erat dan keterkaitan itulah maka dapat menetapkan suatu
definisi tentang suatu kegiatan atau suatu obyek. Batasan waktu dapat menjadi manajemen berpikir dan
bertindak efektif sehingga menghasilkan kinerja yang efektif pula. Dari ukuran (dimensi) waktu maka
kinerja organisasi akan dapat diketahui apakah organisasi tersebut telah melakukan tugasnya secara
efektif dan efisien. Dalam kaitannya dengan waktu ini pula maka meskipun tujuan organisasi
diklasifikasikan kedalam jangka pendek, menengah dan panjang aka tetapi ketiganya sebenarnya
mempunyai satu kesatuan yang utuh, karena ketiganya akan saling mempengaruhi. Oleh karena itu
perhatian manajemen suatu organisasi tidak dibenarkan hanya berfokus pada salah satu unsur waktu
saja.

c.Konflik Diantara Tujuan

Organisasi akan berhubungan dengan berbagai pihak yang berkepentingan dan berbagai pihak yang
berkepentingan atas organisasi mempunyai berbagai otoritas yang berbeda-beda dari mulai lemah
sampai yang kuat. Yang kuat mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan dan kinerja
prganisasi. Karena benyaknya pihak yang berkepentingan maka tidak menutup kemungkinan akan
terjadi konflik tujuan organisasi. Oleh karena itu, manajemen dituntut untuk membuat keputusan yang
bijak agar pihak yang berkepentingan tidak merasa dikecewakan. Meskipun dengan sebenarnya
terdapat tujuan organisasi umumnya tidak akan menolaknya dan manajemen harus mempertimbangkan
berbagai kepentingan dan pemusatan dari berbagai kelompok berkepentingan yang berbeda-beda.

d.Pengukuran Tujuan

Tujuaan organisai harus dapat dimengerti dan diterima guna membantu manajemen agar dapat
mencapainya. Dalam kenyataannya, banyak orang percaya bahwa tujuan spesifik yang mudah diukur
akan dapat meningkatkan kinerja, baik bagi individu maupun bagi organisasi. Dalam kaitannya dengan
pengukuranini yang harus diperhatikan adalah di bidang apa yang akan diukur dan apa jenis
pengukurannya serta metode apa yang digunakan di dalam pengukuran. Di dalam praktiknya ternyata
kinerja manajemen yan efektif memerlukan penetapan pengukuran tujuan diberbagai bidang fungsi
kegiatan.

2. Mendefinisikan Situasi Sekarang (Berjalan)

Seberapa jauh suatu organisasi gagal mencapai tujuan jangka pendeknya atau berhasil mencapainya dan
berbagai faktor apa yang berpengaruh ? pertanyaan ini tentunya sangat terkait dengan situasi sekarang
atau situasi sedang berjalan. Pemimpin/manajer harus menyadari bahwa situasi dan keadaan sekarang
sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi sebelumnya dan posisi sekarang sangan dipengaruhi akan
mempengaruhi situasi dan kondisi yang akan datang. Oleh karena itu mengenal situasi dan kondisi
sekarang sangat penting artinya bagi seorang pemimpin/manajer dan dari data masa lalu sampai pada
posisi sekarang merupakan petunjuk atau sinyal seberapa jauh perencanaan yang telah dilakukan telah
berjalan efektif dan efisien. Berdasarkan pengalaman di dalam menyususn perencanaan untuk masa
yang akan datang.

3. Mengenal Dukungan dan Kendala

Setiap penyususn rencana sebaiknya mengenal apa saja yang akan mendukung perencanaan yang
disusum dan kendala apa saja yang merintanginya. Dengan mengenal dukungan dan kendala maka
pemimpin/manajer akan dapat mengantisipasi sedini mungkin tentang berbagai hal yang akan terjadi
dari kemungkinan yang terjelek (terburuk) sampai kepada kemungkinan terbaik. Sebaiknya
pemimpin/manajer lebih memusatkan perhatiannya kepada berbgai kemungkinan terjelek dari pada
memusatkan kepada kemungkinan terbaik. Memahami berbagai kemungkinan terjelek akan
menyadarkan pemimpin/manajer untuk bertindak hati-hati, sedangkan memperhatikan kemungkinan
terbaik akan memotivasi pemimpin/manajer di dalam melaksanakan tugasnya. Segala kemungkinan
terjelek dan terbaik harus dapat dicantumkan di dalam penyusunan perencanaan. Pemimpin/manajer
dapat menggunakan pendekatan terendah dan tertinggi (high and lawa point method) atau
menggunakan teerjelek dan terbaik (the worts and the best method).

4. Mengembangkan Premis Peerencanaan

Yang dimaksud premis disini adalah asumsi tentang lingkungan dimana organisasi itu berada.
Lingkungan organisasi yang sedang berubah akan sangat mempengaruhi aktivitas organisasi, memaksa
adaptasi operasi berjalan dan perlu peninjauan tentang segala tatanan yang ada dalam organisasi.
Pemimpin/manajer yang ahli akan senantiasa berusaha memanfaatkan sumber informasi yang tersedia
guna mengantisipasi dan merencanakan metode yang tepat untuk disesuaikan dengan segala
kemungkinan yang akan terjadi. Oleh karena itu, sebelum pemimpin/manajer menyusun rencana
sebaiknya pemimpin/manajer telah membuat peramalan yang terkait dengan rencana yang akan di
susun. Peramalan akan sangat membantu pemimpin/manajer di dalam menyusun rencana sebab
peramalan akan memberikan sinyal dini bagi manajer.

5. Mengembangkan Metode Pegawasan Operasi Rencana

Meskipun perencanaan berlum dilaksanakan akan tetapi sebaiknya metode pengawasan yang akan
dilakukan telah ditetapkan terlebih dahulu. Didalam metode pengaawasan telah dperhitungkan
berbagai permasalahan dan kendala di lapangan serta berbagai cara menanggulanginya, jka metode
pengawasan tidak dipersiapkan terlebih dahulu maka terjadi permasalahan atau kendala di lapangan
maka metode pegawasannya cenderung kurang sistematis dan cenderung bersifat acak. Pengawasan
melibatkan analisis berkelanjutan dan pengukuran operasi aktual terhadap standar yang dikembangkan
dan di rumuskan di dalam proses perencanaan.

. PERENCANAAN STRATEGI

1. Pengertian perencanaan
Perencanaan ialah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu
periode tertentu dalam rangka mencapai tukuan yang ditetapkan. Beberapa tokoh juga berpendapat
tentang arti dari perencanaan:

Harold Koontz dan Cyril O’Donnel


Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan,
kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, program-program dari alternatif-alternatif yang ada.

G.R.Terry
Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-
asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Louis A.Allen
Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diiginkan

Billy E.Goetz
Perencanaan adalah pemilihan yang fundamental dan masalah perencanaan timbul,jika terdapat
alternatif-alternatif.

Drs.H.Malayu S.P Hasibuan


Rencana adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan itu. Jadi,setiap rencana mengandung dua unsur,yaitu:”tujuan dan
pedoman” .

Bintoro Tjokroaminoto
Proses mempersiapkan kegiatan kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujun
tertentu

Prajudi Atmosudirdjo
Perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang kan di jalankan dalam rangka
mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, dimana, dan bagaimana cara melakukanya.

S.P. Siagian
Perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran secara matang menyangkut halhal yang akan di
kerjakan dimasa dating dalam rangka mencaoai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Pentingnya suatu perencanaan

Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan untuk
meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat
meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus
aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap
lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.

Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan:

1. untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam pembuatan keputusan
2. untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Tujuan perencanaan:

1. Standar Pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaanya


2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat ( struktur organisasinya ), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya
4. Mendapat kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
5. Meminalkan kegiatan kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu
6. Memberikan Gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
8. mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan

Beberapa manfaat perencanaan adalah:


1. membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
2. memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3. membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4. memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5. memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6. membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7. meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8. menghemat waktu, usaha, dan dana

3. Hubungan perencanaan dengan fungsi-fungsi lain

Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah saling
berhubungan, saling tergantungdan berinteraksi. Berikut ini penjelasan tentang hubungan nnya:

A. Pengorganisasian dan penyusunan personalia

Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya-sumber daya keuangan,
phisik dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukan cara dan menunjukan sumber daya-
sumber daya tersebut untuk mencapai efektivitas paling tinggi.

B. Pengarahan
Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan menentukankombinasi
yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-
hubungan yang di perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.

C. Pengawasan
Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering disebut sebagai
“kembar siam” dalam manajemen. Pengawasan adalah penting sebagai produk perencanaan efektif.
Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.
Tujuan setiap rencana adalah untuk membantu sumber daya dalam kontribusinya secara positif terhadap
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
4. Jenis-jenis perencanaan

Ada beberapa macam jenis perencanaan yang ditinjau dari beberapa segi, yaitu:

A. Jenis perencanaan menurut prosesnya:

1. Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkankebijakansaja, tentang garis besar atau
pokok dan bersifat
umum.Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakanitu tidak dirumuskan. Contohnya ada
pada GBHN.

2. Program Planning, merupakan perincian dan penjelasandaripada policy planning. Dalam


perencanaan ini biasanya
memuat, hal-hal berikut:

a. Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan


b. Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan
c. Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
d. Prosedur kerja yang harus dipatuhi
e. Struktur organisasi yang harus dipenuhi

3. Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatuperencanaan yang memuat hal- hal yang
bersifat teknis
seperti cara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuanyang lebih tinggi. Hal-hal yang
seringkali dimuat
dalam perencanaan ini adalah:
a. Analisa daripada program perencanaan
b. Penetapan prosedur kerja
c. Metode-metode kerja
d. Tenaga-tenaga pelaksana
e. Waktu, dan sebagainya

B. Jenis perencanaan menurut jangka waktunya

1. Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yang dalam pelaksanaannya
membutuhkan waktu lebih dari
tigatahun
2. Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang waktu pelaksanaanya
membutuhkan waktu antara
1hingga tiga tahun
3. Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yangpelaksanaannya membutuhkan
waktu kurang dari 1 tahun

C. Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya

1. National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh wilayah negara

2. Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah

3. Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangatterbatas.


D. Jenis perencanaan menurut penggunaannya

1. Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuksekali pakai saja. Dalam artian jika
rencana tersebut
telah tercapai, maka tidak akan digunakan lagi
2. Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secaraberulang-ulang, walaupun sudah
dilaksanakan berkali-kali

E. Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan

1. General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besardan menyeluruh untuk kegiatan
kerja sama yang lebih
luas.Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahunpelajaran
2. Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenaikeegiatan khusus, misalnya
perencanaan yang dilakukan oleh
kepala sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar dikela IPA

F. Jenis Perencanaan Menurut James Af Stoner dan R . Edward Freeman, 1994

1. Perencanan strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer puncak dan menengah
untuk mencapai tujuan
organisasi yang lebih luas,
2. Perencanaan operasional , perencanaan yang memperlihatkan bagaimana perencanan strategis
akan diimplementasikan
dalam kegiatan sehari hari.

5. Proses penyusunan perencanaan

Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu
mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap
perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.

Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat
pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak
yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya
mencurahkan hampir semua waktu perencanaannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari
seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit
mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.

Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran
dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan
berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan
lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara
perencanaan jangka panjang maupun perencanaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para manejer
untuk mengerti peranan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dalam pola perencanaan
secara keseluruhan.

Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai
berikut:
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan

Perencanaan yang efektif dan baik memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyadari adanya perluang. Artinya, kesadaran akan suatu kesempatan merupakan titik awal yang
sebenarnya dari perencanaan. Hal itu meliputi suatu pandangan pendahuluan terhadap kemungkinan
adanya peluang-peluang di hari depan dan kemampuan untuk melihatnya dengan jelas dan lengkap,
suatu pengetahuan tentang dimana kita berdiri pada sudut kekuatan dan kelemahan kita, suatu
pengertian tentang mengapa kita ingin memecahkan ketidakpastian, dan suatu visi tentang apa yang
menurut harapan kita akan kita dapatkan.

2. Menentukan tujuan. Artinya, tujuan-tujuan yang menentukan hasil-hasil yang diharapkan


menggambarkan hal-hal akhir yang harus dilakukan, dimana penekanan penting harus ditempatkan, dan
apa yang harus dicapai oleh jaringan strategi, kebijakan, prosedur, peraturan, anggaran dan program-
program.

3. Menentukan Premis. Artinya, Premis adalah asumi-asumi perencanaan. Dengan kata lain, lingkungan
yang diharapkan dari rencana-rencana yang sedang dilaksanakan. Apabila premis perencanaan yang
konsekuen makin dipahami oleh perencana, maka akan semakin terkoordinasilah perencanaan
perusahaan itu.

4. Menentukan arah tindakan alternatif. Artinya, langkah keempat di dalam perencanaan adalah mencari
dan memeriksa arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak nampak dengan segera.

5. Mengevaluasi arah tindakan alternatif. Artinya, dalam langkah ini, tindakan dan kegiatan yang telah
dilakukan perlu dilakukan evaluasi kekurangan dari tindakan alternative yang diambil dan dirasa
menghambat atau menggangu jalannya kegiatan tujuannya agar tidak terjadi kesalahan para tahap-tahap
selanjutnya dari kegiatan tersebut

6. Memilih satu arah tindakan, artinya langkah yang terakhir dari perencanaan ini merupakan langkah
yang paling menentukan untuk melanjutkan pada proses pelaksanaan.

6. Pendekatan dalam perencanaan

1. Perencanaan inside-out dan perencanaan outside-in

Perencanaan inside-out: terfokus pada yang sudah dilakukan dan mengusahakan untuk melakukan yang
tebaik yang dapat dilakukan. Ini meningkatkan efektivitas organisasi.

Perencanaan outside-in: dari analisa lingkungan eksternal muncul perencanaan untuk mengeksploitasi
kesempatan-kesempatan dan meminimisasi permasalahan yang terjadi. Kedua perencanaan ini dapat
dikombinasikan agar optimal.

2. Perencanaan top-down dan perencanaan bottom-up

Perencanaan dari atas ke bawah (top-down): manajer dibawah manajer puncak membuat perencanaan
berdasarkan tujuan yang telah ditentukan manajer puncak.

Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up) dikembangkan pada tingkatan yang lebih bawah tanpa
adanya batasan yang secara teratur melewati hirarki tersebut ke tingkat manajer puncak. Kelebihan:
kuatnya komitmen dan kepemilikan dalam perencanaan yang lebih rendah. Kelemahan: bila terlalu
ekstrim mungkin akan gagal untuk menghasilkan seluruh tugas yang terintegrasi dalam organisasi secara
keseluruhan.

3. Perencanaan contingency

Perencanaan yang terfokus pada pemikiran ke depan. Perencanaan ini meliputi penentuan alternatif-
alternatif tindakan yang dapat diimplementasikan seandainya perencanaan orisinil tidak sesuai karena
adanya perubahan keadaan. Kunci: prediksi perubahan yang akan datang yang dapat berakibat pada
perencanaan yang sedang dijalankan.

7. Ciri-ciri rencana yang baik

Perencanaan yang baik dapat dinilai jika adanya :

1. Perencanaan disusun sesuai dengan tujuan perusahaan


2. Tepat sasaran
3. Manager menjalankan fungsinya sebagai seorang coordinator
4. Anggota atau karyawan berada dalam satu koordinasi
5. Anggota atau karyawan menjalankan fungsinya sesuai dengan perencanaan program
6. Adanya peningkatan kualitas kerja karyawan atau anggota
7. Perencanaan berhasil membuat sebuah pelaksanaa
8. Adanya pembagian sub-sub koordinasi untuk menjalankan sebuah program
9. Adanya kesepahaman antara manager dengan karyawan atau anggotanya dalam membuat sebuah
perencanaan

8. Efektifitas perencanaan

Perencanaan yang baik dan efektif akan berjalan baik dan baik atau tidaknya menurut George R Terry
dapat diketahui melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu 5W+1H :

A. What (apa),
Membicarakan masalah tentang apa yang menjadi tujuan sebuah perencanaan dan hal-hal yang
perlu dilakukan untuk mencapai tujuan perencanaan tersebut.

B. Why (mengapa),
Membicarakan masalah mengapa tujuan tersebut harus dicapai dengan mengapa beragam kegiatan
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut

C.Where (dimana),
Membicarakan masalah dimana program dalam perencanaan tersebut dilaksanakan

D.When (kapan),
Membicarakan masalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan diakhiri.

E.Who (siapa),
Membicarakan masalah siapa yang akan melaksanakan program tersebut.

F.HOW (bagaimana).
Membicarakan masalah bagaimana cara melaksanakan program yang direncanakan tersebut.
Dengan melakukan kategori di atas, maka seorang manager akan mudah dalam melaksanakan
program atau kegiatan yang direncanakannya. Hal ini dikarenakan, metode yang dilakukannya terpola
secara baik dan berkesinambungan yang melibatkan berbagai macam objek penunjang pelaksanaan
program atau kegiatan.

Dilain hal, sebeuh perencanaan yang baik dan efektif haruslah memiliki criteria-kriteria sebagai berikut :

1. Logis dan Rasional. Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal, dan oleh sebab itu
maka perencanaan
tersebut bisa dijalankan.

2. Komprehensif. Perencanaan yang baik juga harus memenuhi syarat komprehensif.


Artinya menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung terhadap perusahaan.
Perencanaan yang
baik tidak hanya terkait dengan bagian yang harus kita jalankan, tetai juga dengan
mempertimbangkan koordinasi dan
integrasi dengan bagian lain di perusahaan.

3. Fleksibel. Artinya, perencanaan yang baik diharapkan dapat beradaptasi dengan perubahan dimasa
yang akan datang,
tapi bukan berarti perencanaan itu dapat diubah seenaknya.

1. Komitmen. Perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitmen

terhadap seluruh anggota organisasi untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi.
Komitmen dapat dibangun dalam sebuah perusahaan jika seluruh anggota di perusahaan beranggapan
bahwa perencanaan yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi.

1. Realistis, perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan realistis. Artinya, apa yang
dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu
yang dihadapi perusahaan.

Hambatan Perencanaan Yang Efektif Dan Baik

· Seorang manajer bertindak otoriter


Manajer disini, tidak memikirkan kebutuhan karyawan hanya megutamakan aturan yang mengikat
karyawan dalam membuat perencanaan

· Kurangnya koordinasi
Kurangnya koordinasi antara atasan dengan bawahan sehingga menyebabkan perncanaan kurang
terarah

· Kurangnya sumber daya manusia


Sumber daya manusia dalam kategori jumlah dan keterampilan

· Kurangnya sumber daya modal


· Karyawan atau anggota lebih memikirkan kebutuhan pribadi

· Penyusunan rencana yang lamban seringkali membuat fungsi-fungsi dari setiap bagian perusahan
tidak berjalan dengan smestinya.

B. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

1. Macam keputusan manajemen

Terdapat beberapa jenis keputusan dalam proses pengambilan keputusan.Berdasarkan keputusan


yang harus diambil oleh level manajemen di perusahaan jenis keputusan terdiri atas:

1. Keputusan Strategis, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dalam sebuh
perusahaan.
2. Keputusan taktis, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen menengah
3. Keputusan operasional, adalah keputusan yang dibuat oleh tingkat manajemen yang paling bawah,
misalnya operator mesin di lantai produksi.

Berdasarkan tersedianya pemecahan masalah, jenis keputusan yang biasanya muncul adalah:

• Keputusan Terprogram. Keputusan ini berkaitan dengan kebiasaan, aturan, dan prosedur. Dalam hal ini
kondisi yang dihadapi semuanya dapat diketahui dengan pasti.

• Keputusan tidak terprogram. Keputusan tidak terprogram ini adalah keputusan yang tidak mempunyai
suatu aturan yang baku, tergantung pada jenis masalahnya. Biasanya, masalah yang membutuhkan
keputusan tidak terprogram ini terjadinya tidak dapat diprediksi.

• Keputusan tidak terstruktur.disebut tidak terstruktur karena tidak diketahui pemecahannya karena
ketidakjelasan masalahnya

2. Keputusan dan jenjang manajemen

1. HIGH LEVEL (tingkat tinggi)

Contoh halnya dirut dan wakilnya. Bertanggung jawab pengolahan terhadap organisasi secara
keseluruhan. Membuat rencana jangka panjang, merumuskan strategi, menetapkan kebijaksanaan, dan
menetapkan interaksi / hubungan organisasi dengan lingkungan luar. Tingkatan yang mempunyai
tanggung-jawab penuh terhadap jalannya perusahaan. Dan biasanya pada tingkatan ini membuat
keputusan yang tidak terprogram, yaitu keputusan yang tidak selalu terjadi.

2. MIDDEL LEVEL (tingkat menengah)

Salah satu contohnya seperti kepala bagian / divisi. Pengendali manajemen dalam suatu organisasi.
Bertanggung-jawab atas ruang lingkupnya, wilayah, divisi dll. Merumuskan rencana jangka menengah,
melakukan pengendalian, membuat prosedur, dan membuat keputusan berdasarkan lingkup tanggung-
jawabnya. Sebagai pengendali dalam arti mengawasi dan meyakini bahwa organisasi menjalankan
strategic yang sudah ditetapkan secara baik, efektif dan se’efisien mungkin.

3. LOW LEVEL (tingkat bawah)

Seperti supervisor atau mandor. Yaitu pengendali dalam jalannya operasional. Bertanggung jawab atas
pelaksanaan dan sasaran operasional. Membuat keputusan jangka pendek dan mengendalikan transaksi
sehari-hari. Biasanya keputusan yang diambil yaitu keputusan yang terprogram, keputusan yang sering
terjadi dan rutin.

3. Tahap-tahap pengambilan keputusan

Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui, atau digunakan untuk
membuat keputusan. Tahap ini merupakan kerangka dasar, sehingga setiap setiap tahap dapat
dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap yang lebih khusus dan spesifik.

Proses pengambilan keputusan menurut Levin dkk (1995) terdiri atas 6 tahap sebagai berikut :

1.Observasi
Merupakan aktifitas kunjungan lapangan, konprensi, observasi dan riset yang dapat menjadi informasi
dan data penunjang.

2.Analisis Dan Pengenalan Masalah


Penentuan penggunaan, penentuan tujuan dan penentuan batasan-batasan yang dapat menjadi
pedoman untuk mencari solusi sebuah masalah.

3.Pengembangan Model
Peralatan pengambilan keputusan antar hubungan model matematik, riset yang dapat menjadi out put
proses.

4. Memilih Data Masuk Yang Sesuai


Berupa data internal dan eksternal, kenyataan, dan dapat dipercaya

5. Perumusan Dan Pengetesan Yang Dapat Dipertanggung Jawabkan


Berupa pengetesan atau percobaan dan pembuktian yang dapat menjadi out put yang pemecahan yang
membantu pencapaian tujuan.

6. Penerapan Pemecahan
Dapat berupa aktifitas perubahan prilaku, pelontaran ide, pelibatan manajemen serta penjelasan yang
dapat menjadi out put
pemahaman manajemen untuk menunjang model operasi dalam jangka yang lebih panjang.

4.Tipe-tipe masalah dan pemecahannya

Masalah merupakan kesenjangan antara das sollen atau teori dengan das sein atau fakta empiris; antara
yang ditetapkan sebagai kebijakan dengan kenyataan implementasi kebijakan. Dalam masalah terdiri dua
jenis masalah, yaitu:
1. Masalah Sederhana (Simple Problem),

Ciri dari masalah sederhana adalah, berskala kecil, berdiri sendiri (kurang memiliki sangkut paut dengan
masalah lain), tidak mengandung konsekuensi yang besar, pemecahannya tidak memerlukan pemikiran
luas dan mendalam.Pemecahan masalah dilakukan secara individual. Teknik yang biasa digunakan,
dilakukan atas dasar intuisi, pengalaman, kebiasaan dan wewenang yang melekat pada jabatannya

2. Masalah Rumit (Complex Problem),

Ciri dari masalah rumit adalah, berskala besar, tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah
lain), mengandung konsekuensi besar, pemecahannya memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.

Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf
pembantunya. Jenis dari masalah ini adalah masalah yang terstruktur (struktur problems) dan masalah
yang tidak terstruktur (unstructured problems).

a. Masalah yang Terstruktur,

Merupakan masalah yang jelas faktor penyebanya, bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali
sehingga pemecahanya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yang bersifat rutin,
repetitif dan dibakukan. Sifat pengambilan keputusannya adalah. relatif lebih mudah atau cepat, salah
satu caranya dengan penyusunan metode, prosedur, atau program tetap.

b. Masalah yang tidak Terstruktur,

Merupakan penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor
penyebab dan konsekuensinya, serta tidak repetitif. Sifat pengambilan keputusannya adalah, relatif lebih
sulid dan lebih lama, diperlukan teknik pengambilan keputusan yang bersifat non-programmed decision-
making. Bagaimana keputusan yang akan dibuat?

Kebijakan umum yang dapat membantu:

· Semakin dekat keputusan dibuat dengan asal/sumber masalah, semakin baik.

· Biasanya mereka yang berada paling dekat dengan masalah berada dalam posisi terbaik untuk
memutuskan apa yang
akan dikerjakan

Kebijakan mempunyai dua konsekuensi :

· Sedikit mungkin meneruskan keputusan ketingkat yang lebih atas dalam organisasi

· Sebanyak mungkin meneruskan keputusan ketingkat yang lebih bawah dalam organisasi.

5. Gaya pengambilan keputusan

Secara teoritis ada 4 gaya pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang pemimpin.
Keempat gaya tersebut adalah:
1. Gaya Direktif

-Cenderung bersifat efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah
-Berfokus pada fakta dan penyelesaian masalah secara lebih cepat
-Cenderung berfokus jangka pendek
-Gemar menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan kekeuasaan yang
otokratik

2. Gaya Analitik

-Hasil keputusan didasarkan atas inputan hasil analisis


-Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif dibandingkan gaya direktif
-Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama
-Menggambarkan pemimpin yang otokratik

3. Gaya Konseptual

-Memecahkan masalah dengan pandangan yang luas


-Suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa depan
-Melibatkan banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak menggunakan intuisi dalam
peng keputusan
-Berani mengambil resiko dan seringkali menemukan solusi yang kreatif
-Ketidakpastian dalam pengambilan keputusan

4. Gaya Perilaku

-Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat
-Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat
-Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagiaan org lain
-Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan tersebut akan
berdampak kerugian pada orang lain

6. Model pengambilan keputusan

a. Model Ekonomi, yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional,
yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh
keuntungan maksimum

b. Model Manusia Administrasi, Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak
menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan

c. Model Manusia Mobicentrik, Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama
sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan

d. Model Manusia Organisasi, Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia
dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan

e. Model Pengusaha Baru, Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif

f. Model Sosial, Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional dalam
mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.

g. Model Preskriptif dan Deskriptif


Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:

· Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil
keputusan.

· Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada
realitas observasi.

Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu anggota
mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian
dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.

7. Pengambilan keputusan individu dan kelompok

Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung bagaimana sifat
dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang pemimpin sendirian, sedangkan
keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan kelompok dibedakan dalam :

a) Sekelompok pimpinan
b) Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.
c) Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan kelompok

A. Keputusan yang dibuat oleh seseorang

Kebaikannya antara lain :

1. Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan dari rekan
lainnya.
2. Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
3. Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi dan
berpengalaman yang luas
dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar kemungkinan tepat.

Kelemahannya antara lain :

1. Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan.


2. Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang lain seringkali kurang
tepat.
3. Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan seorang diri.

B. Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang


Kelebihannya antara lain :

1. Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi


2. Pertimbangannya akan lebih matang
3. Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara bersama.

Kelemahannya antara lain :

1. Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat


2. Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatan-perdebatan
3. Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling melemparkan
tanggung jawab jika terjadi
kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai