Anda di halaman 1dari 13

BAB I

Latar Belakang

Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas (biological diversity/biodiversity) yang tinggi,


sehingga negara kita dikenal sebagai mega diversity country (Paknia, 2015) dalam
(Prasetyo, 2017). Biodiversitas mengacu kepada variasi sumberdaya hayati yang dapat
dilihat dari tingkat ekosistem (ecosystem biodiversity), spesies (species diversity), dan
genetik (genetic diversity). Negara Indonesia merupakan negara dengan komoditas
pertanian yang sangat besar baik dari komoditas tanaman pangan, tanaman holtikultura dan
komoditas tanaman perkebunan dengan kegiatan pertanian yang dilakukan oleh masyarakat
sebagian besar. Sektor pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonmian
nasional. Peran strategis diwujudkan dalam pembentukan modal, penyediaan bahan
pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi, penyerapan tenaga kerja, sumber devisa
negara, sumber pendapatan, serta pelestarian lingkungan melalui praktik usaha tani yang
ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Kegiatan pertanian yang dilakukan manusia saat ini berusaha memanfaatkan sumber
daya secara berlebihan sehingga merusak kondisi lingkungan dan biologi, akibatnya terjadi
percepatan kerusakan sumber daya alam, tanah dan air. Penggunaan pupuk dan pestisida
kimia anorganik telah dipraktekkan secara luas dan berkesinambungan dalam kegiatan
pertanian demi mencapai ketersediaan pangan yang memadai bagi seluruh penduduk.
Budidaya pertanian yang dulu dilakukan secara tradisional tanpa penggunaan input kimia
secara perlahan hilang. Petani saat ini lebih memilih cara praktis yang mampu memberikan
hasil panen yang memuaskan secara cepat. Walaupun belakangan ini diketahui hasil panen
dari penggunaan input kimia yang tinggi dapat membahayakan kesehatan manusia.
Penggunaan dalam jangka panjang dapat menurunkan produktivitas lahan pertanian, dan
pada akhirnya bermuara pada pengurangan pendapatan petani. Petani pada umumnya
masih dalam kondisi serba kekurangan sehingga pemenuhan kebutuhan jangka pendek
lebih diprioritaskan dibandingkan persoalan jangka panjang seperti penerapan konservasi
usahataninya. Berdasarkan hal tersebut maka petani perlu mendapat informasi, pembinaan,
dan bimbingan dari pemerintah melalui program pemberdayaan dan penyuluhan.
Pendekatan baik dari sisi perubahan sikap mental maupun perilaku ekonomi rumah tangga
petani perlu dilakukan.
Menurut Saptana dan Ashari (2007), Implikasi dari pembangunan pertanian yang
berwawasan lingkungan, yaitu: (1) menjamin terpenuhinya secara berkesinambungan
kebutuhan nutrisi bagi masyarakat, baik untuk generasi masa kini maupun yang akan
datang, (2) dapat menyediakan lapangan kerja dan masyarakat mendapatkan pendapatan
yang layak sehingga berdampak pada tingkat kesejahteraan dalam masyarakat (3)
mengurangi dampak kegiatan pembangunan pertanian yang dapat menimbulkan
pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan hidup, dan (4) menghasilkan berbagai
produk pertanian, baik primer maupun hasil olahan, yang berkualitas dan higienis serta
berdaya saing tinggi.
Pertanian berkelanjutan merupakan pengelolaan sumber daya alam serta perubahan
teknologi sedemikian rupa untuk menjamin pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia
secara berkelanjutan bagi generasi sekarang dan mendatang (FAO, 2015). Sistem pertanian
berkelanjutan dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam mengelola sumberdaya untuk
kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia sekaligus mempertahankan
dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumberdaya alam. Pembangunan
pertanian secara luas, sektor kehutanan, serta perikanan harus mampu mengkonservasi
tanah, air, tanaman dan hewan, tidak merusak lingkungan, serta secara teknis tepat guna,
layak secara ekonomi, dan secara sosial dapat diterima. Pemerintah dalam upayanya
melindungi biodiversitas menerbitkan UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya
Alam Hayati (SDAH) dan Ekosistemnya (UU Konservasi). Walaupun demikian, biodiversitas
terus menerus menurun karena konversi permanen hutan menjadi penggunaan lahan yang
lain (deforestasi) dan penurunan kualitas tegakan hutan (degradasi). Deforestasi dan
degradasi hutan yang terjadi menimbulkan permasalahan bagi konservasi biodiversitas,
yaitu kehilangan habitat (habitat loss), fragmentasi dan isolasi spesies di dalam dan diantara
kawasan konservasi/ kawasan lindung/kawasan yang menjadi pusat biodiversitas.
Beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menunjang dan memberikan kontribusi
dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka panjang,
meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan
menurut Efendi (2016), adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian Hama Terpadu
Pengendalian Hama Terpadu merupakan suatu pendekatan untuk mengendalikan
hama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi, budaya, fisik dan kimia, dalam
upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan dan resiko-resiko lingkungan. Adapun
caranya dapat melalui;
(a) Menggunakan musuh alami untuk menanggulangi hama pada suatu tumbuhan.
(b) Menggunakan tanaman-tanaman “penangkap” hama, yang berfungsi sebagai pemikat
(atraktan), yang menjauhkan hama dari tanaman utama.
(c) Menggunakan drainase dan mulsa sebagai metode alami untuk menurunkan infeksi
jamur, dalam upaya menurunkan kebutuhan terhadap fungsida sintetis.
(d) Melakukan rotasi tanaman untuk memutus populasi pertumbuhan hama setiap tahun.

2. SistemRotasi dan BudidayaRumput


Sistem pengelolaan budidaya rumput intensif yang baru adalah dengan memberikan
tempat bagi binatang ternak di luar areal pertanian pokok yang ditanami rumput berkualitas
tinggi, dan secara tidak langsung dapat menurunkan biaya pemberian pakan. Selain itu,
rotasi dimaksudkan pula untuk memberikan waktu bagi pematangan pupuk organik. Areal
peternakan yang dipadukan dengan rumput atau kebun buahbuahan dapat memiliki
keuntungan ganda, antara lain ternak dapat menghasilkan pupuk kandang yang
merupakan pupuk untuk areal pertanian.
3. KonservasiLahan
Beberapa metode konservasi lahan termasuk penanaman alur, mengurangi atau tidak
melakukan pembajakan lahan, dan pencegahan tanah hilang baik oleh erosi angin maupun
erosi air.
4. MenjagaKualitas Air
Konservasi dan perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian penting dalam
pertanian. Banyak diantara kegiatan pertanian yang telah dilaksanakan tanpa
memperhatikan kualitas air. Adapun langkah-langkah yang ditujukan untuk menjaga
kualitas air, antara lain;
a. Mengurangi tambahan senyawa kimia sintetis ke dalam lapisan tanah bagian atas (top
soil) yang dapat mencuci hingga muka air tanah (water table).
b. Menggunakan irigasi tetes (drip irrigation).
c. Menggunakan jalur-jalur konservasi sepanjang tepi saluran air.

5. Pengelolaan NutrisiTanaman
Pengelolaan nutrisi tanaman dengan baik dapat meningkatkan kondisi tanah dan
melindungi lingkungan tanah. Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi dilahan
pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan (leguminosa) sebagai
penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk anorganik yang harus dikeluarkan. Beberapa
jenis pupuk organik yang bisa digunakan antara lain:
a. Pengomposan
b. Penggunaan kascing
c. Penggunaan Pupuk Hijauan (dedaunan)

6. Agroforestri
Agroforestri merupakan suatu sistem tata guna lahan yang permanen, dimana tanaman
semusim maupun tanaman tahunan ditanam bersama atau dalam rotasi membentuk suatu
tajuk yang berlapis, sehingga sangat efektif untuk melindungi tanah dari hempasan air
hujan. Sistem ini akan memberikan keuntungan baik secara ekologi maupun ekonomi.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan lahan dengan system agroforestri
ini antara lain:
1. Dapat diperoleh secara berkesinambungan hasil tanaman-tanaman musiman dan
tanaman-tanaman tahunan.
2. Dapat dicegah terjadinya serangan hama secara total yang sering terjadi pada tanaman
satu jenis (monokultur).
3. Keanekaan jenis tanaman yang terdapat pada sistem agroforestri memungkinkan
terbentuknya stratifikasi tajuk yang mengisi ruang secara berlapis ke arah vertikal.
Adanya struktur stratifikasi tajuk seperti ini dapat melindungi tanah dari hempasan air
hujan, karena energi kinetik air hujan setelah melalui lapisan tajuk yang berlapislapis
menjadi semakin kecil daripada energi kinetik air hujan yang jatuh bebas.

7. Pemasaran
Petani dan peternak mengakui bahwa meningkatkan pemasaran merupakan suatu
langkah untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik. Adapun cara yang dapat
dikembangkan antara lain:
a. Pemasaranlangsungmelaluisuratpermintaan, pasar petani, restoranlokal,
supermarket, dan kios-kios pasar tradisional.
b. Menggunakanbisnisusahakecilproduklokalsebagaibahanmentahmakananolahan
c. Lingkungan yang terbentuk dari berbagai tipe ekosistem yang saling berinteraksi
tanpa adanyaketimbangan dapat dikatakan seimbang dalam artian dalam suatu
lanskap terdapat keanekaragaman hayati saling terhubung, berinteraksi dan
bergantung satu sama lain sangat menentukan keberlanjutan sistem pertanian.
Ketika satu elemen hilang, maka akan mengganggu elemen lainnya. Sehingga pada
suatu lanskap perlu diterapkannya konsep dari konservasi biodiversitas. Pada studi
kasus ini dilakukan melalui observasi lapangan yang diteruskan oleh penulis dalam
analisis konservasi biodiversitas dan rekomendasi tepat Sasaram dari masing-
masing prinsip konservasi biodiversitas.
BAB 2

Deskripsi Kondisi Karakteristik Lahan

Semua daerah pasti memiliki lanskap pertanian yang berbeda-beda bentuk serta
penggunaan lahan di lanskaptersebut. Lanskap pertanian yang menjadi objek pengamatan
penulis diambil di Dusun Lokanden Lor, Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang. Secara geografis Desa Kalisongo terletak pada perbukitan sisi utara dari Kota
Malang. Secara Administratif, Desa Kalisongo sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan
Pisang Candi Kota Malang. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Bandulan Kota
Malang. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Karang Besuki Kota Malang
sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Desa Karang Tengah/ Karang Widoro
Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Jarak tempuh Desa Kalisongo ke Ibukota Kecamatan
Dau adalah + 8 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15 menit. Sedangkan jarak
tempuh ke Ibukota Kabupaten Malang adalah + 6 km, yang dapat ditempuh dengan waktu
sekitar 15 menit. Dari sini dapat terlihat bahwa memang Desa Kalisodo termasuk dekat
dengan pusat Kota malang, sehingga cukup banyak berdiri perumahan kelas menengah-
atas, karena aksesnya yang mudah menuju pusat kota dan berbatasan langsung dengan
daerah pusat Kota Malang.

Gambar penampakan titik lahan yang diamati

Dalam kaitannya pertanian berlanjut dengan penggunaan lanskap yaitu dapat


melihat adanya keanekaragaman biodiversitas dalam satu bentang lahan atau lanskap.
Lanskap merupakan suatu bagian ruang pada muka bumi dengan sistem kompleks dalam
bentuk aktivitas komponen biotik dan abiotik. Sementara lingkungan merupakan kombinasi
antara komponen biotik dan abiotik. Terdapat persamaan antara lanskap dan lingkungan,
yaitu adanya interaksi dan hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik yang
menghasilkan suatu jasa dari proses ekologis komponen-komponen di dalamnya. Jasa
lanskap belum mendapat apresiasi secara luas sementara fungsifungsinya semakin
terganggu akibat adanya perubahan penggunaan pada lanskap tersebut.
Hutan yang identik dengan tanaman tahunan, hijau dan keanekaragaman flora dan
fauna di masa kini telah beralih fungsi. Alih fungsi terjadi seiring berjalannya waktu dimana
populasi manusia semakin meningkat. Salah satu hutan yang telah beralih fungsi akibat
meningkatnya populasi manusia adalah yang ada pada titik pengamatan. Hutan yang
awalnya rindang dan kaya dengan keanekaragaman hayati sekarang telah dialih fungsikan.
Pada dasarnya kawasan hutan ini berfungsi sebagai kawasan resapan air dan daerah
endemic tanaman lokal dengan topografi berbukit-bukit. Hutan merupakan kawasan yang
keadaan dan sifat fisik wilayahnya perlu dibina dan dipertahankan sebagai kawasan hutan
dengan penutupan vegetasi secara tetap untuk kepentingan alam dan lingkungan sekitar.
Alih fungsi lahan hutan tanaman tahunan menjadi ladang sayuran di lereng Gunung
Kawi bagian utara mengancam ketersediaan sumber air dari kawasan tersebut. Padahal,
suplai air dari kawasan tersebut sangat penting bagi warga Kota Malang dan berbagai obyek
wisata di bawahnya. Terdapat ribuan hektar lahan di lereng Gunung Kawi bagian utara yang
mengalami alih fungsi lahan. Sebagian besar beralih fungsi menjadi lahan pertanian
tanaman semusim yang intensif, namun di area pengamatan yang terjadi ialah adanya alih
fungsi lahan hutan menjadi kawasan perumahan kelas menengah-atas yang biasa dikenal
orang sebagai kawasan Villa Puncak Bukit Tidar.
Dari kondisi geografis lanskap Dusun Lokanden Lor, Desa Kalisongo, Kecamatan
Dau, Kabupaten Malang yang dikelilingi oleh pegunungan dan merupakan bentuk lahan
yang berlereng maka daerah ini rentan sekali terhadap bahaya degradasi tanah. Pada lahan
berlereng resiko terjadinya erosi dan aliran permukaan cukup besar. Keterbatasan dan
kendala yang terjadi pada lahan kering berlereng diperlukan teknologi yang mampu
mengurangi hambatan seperti mengurangi erosi tanah dan mampu meningkatkan
kesuburan tanah. Teknologi konservasi tanah merupakan teknik selain dapat sebagai
penghambat erosi tanah, juga mampu meningkatkan perakaran efektif, kapasitas air
tersedia dan C-organik tanah. Aspek penting dalam konservasi tanah dan air pada lahan
kering terdegradasi di daerah tropis ialah penutup tanah organik karena dapat memengaruhi
neraca air tanah, aktivitas biologi tanah, serta peningkatan bahan organik dan kesuburan
tanah. Penggunaan lahan yang tidak optimal dapat menimbulkan degradasi lahan terutama
pada lahan berlereng.
Maka dari itu upaya memberikan perlindungan pada tanah berupa teknik menanam
tanaman secara kontur, dan pemanfaatan pupuk organik secara insitu adalah suatu
tindakan yang bijaksana dalam penyelamatan lingkungan dalam mengatasi degradasi
lahan. Oleh karena itu aspek konservasi tanah sangat penting dalam menciptakan
lingkungan yang lestari dan berkesinambungan. Akan tetapi pada kondisi nyatanya, di lokasi
pengamatan telah banyak terjadi aluh fungsi hutan menjadi area perumahan luas dan lahan
pertanian. Sehingga ekosistem yang sebelumnya telah ada menjadi hilang atau terganggu
akibat adanya peralihan lahan dari hutan menjadi area perumahan dan lahan pertanian.
Dampak nyata dengan terjadinya konversi hutan menjadi area pemukiman adalah
menurunnya kualitas kesuburan lahan karena area lahan disekitarnya menjadi lahan mati.
Selain itu perubahan menjadi lahan pertanian juga menyebabkan munculnya masalah
kekeringan dan erosi atau longsor. Kini lahan pertanian lebih banyak ditanami komoditas
musiman yang tak bisa menyimpan cadangan air pada musim kemarau. Adapun di hutan
terjadi perubahan jenis tanaman keras, dari tanaman jati, kemudian ke pinus. Kemudian
ganti lagi dengan tanaman yang daya simpan airnya tidak baik. Tanpa naungan dan pohon
yang bisa menyimpan air, mata berkurang debitnya. Akibatnya, wilayah yang berada di
lereng Gunung Kawi pun terdampak kemarau panjang dan mengalami kekurangan air dalam
memenuhi kebutuhan air di lahannya.
Pemanfaatan lahan kering berlereng untuk produksi pangan memerlukan penerapan
teknologi konservasi tanah dan air yang tepat untuk meningkatkan produktivitas lahan
secara berkelanjutan dan menjaga kelestarian lingkungan. Konservasi tanah dan air melalui
pendekatan agroekosistem dapat meningkatkan keuntungan usaha tani, memperbaiki
ketahanan pangan, dan meningkatkan produktivitas lahan secara berkelanjutan (FAO 2011).
Upaya lain yang dapat dilakukan yaitu menerapkan secara simultan tiga prinsip konservasi
tanah dan air, yaitu olah tanah minimum, penggunaan penutup tanah permanen berupa
residu tanaman dan/atau tanaman penutup tanah, serta rotasi tanaman (FAO 2010).

C A

Gambar Lanskap daerah Kalisongo

Deskripsi atau cirri lanskap ang terdapat di Dusun Lokanden Lor, Desa Kalisongo,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang memiliki beberapa macam penampakan penggunaan
lahan, yaitu:
1. Lahan bagian A
Pada lahan bagian A yang terdapat di bagian atas dan bawah merupakan penggunaan
lahan untuk kawasan pemukiman. Dari penampakan tersebut dapat terlihat bahwa
pemukiman telah menjadi area sebagian besar dari seluruh lahan yag ada dalam lanskap
tersebut. Pada lahan A bagian bawah juga terlihat ada bekas pembakaran lahan yang
dilakukan oleh manusia. Hal ini merupaka masalah yang dapat mengganggu ekosistem
yang ada. Serta terlihat di area sekitar lanskap terdapat banyak bangunan-bangunan baru
yang akan menjadi area pemukiman tentunya dengan melakukan alih fungsi lahan pertanian
menjadi area pemukiman.
2. Lahan bagian B
Pada lahan bagian B merupakan lahan yang digunakan untuk budidaya berbagai
macam tanaman. Namun pada alanskap diatas terlihat bahwa ahan bagian B telah menjadi
lahan kosong. Bersumber dari masyarakat setempat bahwa lahan bagian B tersebut
sebelumnya merupakan lahan area budidaya tanaman semusim. Namun semakin lama
semakin menurun tingkat kesuburan dan kualitas lahannya, sehingga lahan tersebut telah
dibeli oleh beberapa perusahaan yang mana akan dijadikan area pemukiman baru. Bahkan
area jalan untuk masuk ke wilayah tersebut sudah ditutup total dari berbagai jalan yang ada.
Dari penjelasan singkat masyarakat setempat dapat dikatakan bahwa wilayah pertanian di
Dusun Lokanden Lor, Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang hamper bisa
dikatakan telah beralih fungsi secara keseluruhan menjadi area penggunaan lahan
pemukiman. Pada pengalih fungsian ahan tersebut tanpa dialkukan berbagai pertimbangan
kondisi lingkungan sekitar yang padahal merupakan area lahan pertanain wilayah setempat.
Hal ini menjadi masalah serius karena area tersebut memang merupakan area yang sangat
menjanjikan untuk area pemukiman, namun penggunaan ini dapat sangat mempengaruhi
keberlanjutan dari lahan-lahan pertanian yang masih digunkan oleh masyarakat setempat
untuk usaha budidaya tanaman.
3. Lahan bagian C
Pada lahan bagian C terdapat vegetasi alami yang patut dilestarikan dan dijaga, karena
untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang terdapat didaerah tersebut. Terdapat
tanaman tahunan pada lahan bagian C perlu untuk ditambahkan kembali karena untuk
mencegah adanya erosi tanah didaerah sekitar. Karena fungsi dari tanaman tahunan yaitu
Lahan bagian C dapat dikelola secara aktif untuk memelihara heterogenitas baik pada skala
petak maupun skala landscape. Namun pada kenyataanya heterogenitas pada lahan
tersebut masih belum merata hal ini menggambarkan pola persebaran jenis yang tidak
merata, yang kemungkinan berkaitan dengan kondisi habitat ataupun karena campur tangan
manusia yang sudah berlangsung sejak lama. Namun area lahan bagian C tersebut hanya
tinggal tersisa dalam luasan ahan yang sangat kecil. Dari lanskap tersebut terlihat bahwa
area penggunaan lahan yang masih berdiri tanaman-tanaman tahunan seperti hutan dapat
dikatakan hamper habis, karena hanya tinggal area yang angat kecil dibandingkan area
yang telah beralih fungsi menjadi lahan pertanian intensif maupu lahan pemukiman Dengan
kondisi semacam ini, maka dapat sangat mengancam keberlanjutan lahan-lahan pertanian
yang masih dapat difungsikan sebagai lahan pertanian.

Dari kedua gambar diatas dapat terlihat bahwa letak area yang masih terdapat
vegetasi alami hutan berupa tanaman-tanaman tahunan hanya tinggal area yang sangat
kecil. Disamping itu diatas lereng terjal telah ada bangunan yang sangat berada disamping
lereng tanpa adanya tanggul atau tembok penahan. Hal ini dapat memungkinkan terjadinya
erosi yang dapat berdampak pada terjadinya longsor. Untuk itu wilayah lahan pertanain di
Dusun Lokanden Lor, Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang ini perlu benar-
benar diperhatikan agar lahan pertanian yang masih tersisa dan masih dapat dimanfaatkan
sebagai lahan budidaya pertanian dapat terus berfungsi sebagai mana mestinya.
BAB 3
REKOMENDASI PENERAPAN DAN PEMANFAATAN

Dari lanskap tersebut dapat kita lihat bahwa bentang lahan Dusun Lokanden Lor,
Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang tersebut memliki ketidak seimbangan
proporsi antara lahan yang masih dapat difungsikan sebagai lahan pemanfaatan pertanian
dengan lahan yang sudah beralih fungsi menjadi penggunaan lahan non pertanian.
Dari bentang lahan dalam lanskap diatas dapat dikatakan bahwa area pertanian
yang masih dapat dimanfaatkan secara baik ialah pada area pembatas biru saja. Area
pembatas hijau merupakan area penggunaan lahan yng merupakan area vegetasi alami
yang masih tersisa. Sedangkan pada lahan dengan pembatas merah merupakan lahan yang
benar-benar sudah menjadi area pemukiman. Serta pada lahan dengan pembatas orange
merupakan lahan yang mengalami transisi yang mana sebelumnya merupakan lahan
pertanian akan menjadi lahan pemukiman baru.
Dari hal tersebut maka perlu diadakanya konservasi atau penggunaan lahan dengan
memperhatikan lingkungan agar ekologi tetap terjaga serta tercapainya pertanian
berkelanjutan. Dari penjelasan permasalahan tersebut makan akan lebih baik jika
menggunakan rekomendasi yang sesuai dimana berkelanjutan sehingga dari ekologi dan
pertanian dapat saling menguntungkan. Menurut Seyhan (1990), menyatakan bahwa hutan
merupakan rintangan terhadap gerakan menurun air. Tanah-tanah hutan cenderung
memiliki laju infiltrasi yang tinggi karena timbunan sesesah (dari tetesan yang jatuh dari
daun, ranting dan cabang) pada lantai hutan, penetrasi akar (pengaruh perforasi) ke dalam
sistem tanah dan lebih jarang terjadinya suhu beku (frost). Sedangkan menurut
Kusumaningtyas (2012) keberadaan hutan atau vegetasi alami menjadi potensi sumber
daya alam yang menguntungkan bagi devisa negara. Di samping itu hutan memiliki aneka
fungsi yang berdampak positif terhadap kelangsungan kehidupan manusia. Secara tidak
langsung fungsi hutan antara lain yaitu
1. Hutan mampu memproduksi Oksigen (O2) yang diperlukan bagi kehidupan manusia dan
dapat pula menjadi penyerap karbondioksida (CO2) sisa hasil kegiatan manusia, atau
menjadi paru-paru wilayah setempat, bahkan jika dikumpulkan areal hutan yang ada di
daerah tropis ini, dapat menjadi paru-paru dunia. Siklus yang terjadi di hutan, dapat
mempengaruhi iklim suatu wilayah. Fungsi ini dapat disebut juga sebagai fungsi
klimatologis.
2. Hutan merupakan gudang penyimpan air dan tempat menyerapnya air hujan maupun
embun yang pada akhirnya akan mengalirkannya ke sungai-sungai melalui mata air-mata
air yang berada di hutan. Dengan adanya hutan, air hujan yang berlimpah dapat diserap
dan diimpan di dalam tanah dan tidak terbuang percuma. Fungsi ini disebut juga sebagai
fungsi hidrologis.
3. Hutan merupakan tempat memasaknya makanan bagi tanaman-tanaman, dimana di
dalam hutan ini terjadi daur unsure haranya (nutrien, makanan bagi tanaman) dan melalui
aliran permukaan tanahnya, dapat mengalirkan makanannya ke area sekitarnya.
4. Hutan memiliki jenis kekayaan dari berbagai flora dan fauna sehingga fungsi hutan yang
penting lagi adalah sebagai area yang memproduksi embrio- embrio flora dan fauna yang
bakal menambah keanegaragaman hayati. Dengan salah satu fungsi hutan ini, dapat
mempertahankan kondisi ketahanan ekosistem di satu wilayah.
5. Hutan mampu memberikan sumbangan alam yang cukup besar bagi devisa negara,
terutama di bidang industri, selain kayu hutan juga menghasilkan bahan-bahan lain
seperti damar, kopal, terpentein, kayu putih, rotan serta tanaman-tanaman obat.
6. Hutan juga mampu memberikan devisa bagi kegiatan turismenya, sebagai penambah
estetika alam bagi bentang alam yang dimiliki. Fungsi ini disebut juga sebagai fungsi
estetis.
7. Mencegah erosi dan tanah longsor. Akar-akar pohon berfungsi sebagai pengikat butiran-
butiran tanah. Dengan ada hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan tanah
tetapi jatuh ke permukaan daun atau terserap masuk ke dalam tanah.
Dari berbagai pernyataan diatas terbukti bahwa keberadaan hutan alami sangat
diperlukan untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Selain itu adanya hutan yang memiliki
tipe utaman dimana tanaman tahunan menjadi peran utama karena tanaman tahunan
memiliki sistem perakaran yang kuat dalam menahan tanah sehingga mampu menahan
erosi. Sesuai dengan pernyataan Sudarsono (2003) Vegetasi akan memodifikasi kandungan
air dalam tanah dengan menurunkan muka air tanah akibat adanya evapotranspirasi,
sehingga dapat menunda tingkat kejenuhan air tanah, Dengan demikian akan menambah
kemantapan lereng.
Selain itu lahan yang terlihat pada lanskap memiliki kelerengan yang tidak terlalu
tinggi, namun jika tidak dilakukan tindakan yang tepat, dapat memicu terjadinya erosi yang
dapat menyebabkab longsor pada wilayah tersebut. Untuk itu dapat dilakukan beberapa
upaya berikut agar dapat dilakukan budidaya yang baik dan tidak mengalami permasalahan.
1. Teras Gulud
Teras gulud berbentuk barisan guludan yang dilengkapi dengan saluran air di bagian
belakang guludnya. Metode ini dikenal pula dengan istilah guludan bersaluran. Teras
gulud memiliki fungsi yang hampir sama dengan teras bangku, yaitu untuk menahan laju
dari aliran permukaan dan meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah. Saluran air
dibuat untuk mengalirkan aliran permukaan dari bidang olah ke SPA. Untuk
meningkatkan efektivitas teras gulud dalam menanggulangi erosi dan aliran permukaan,
serta agar guludan tidak mudah rusak sebaiknya guludan diperkuat tanaman penguat
teras (Dariah, 2005).
Gambar Teras Gulud

2. Penambahan bahan organik tanah


Bahan organic tanah merupakan salah satu sifat tanah yang dapat mempengaruhi
struktur tanah. Dimana struktur tanah berkaitan erat dengan ikatan antar partikel-partikel
tanah. Terjadinya erosi berawal dari air yang mengikis permukaan tanah karena ikatan
antar partikel-partikel tanah atau struktur tanahnya kurang mantap. Sehingga salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya erosi pada permukaan tanah
ialah melalui perbaikan struktur tanahnya dengan cara penambahan bahan organic
tanah. Menurut pendapar Atmojo (2003) Bahan organik tanah dapat dijadikan salah satu
hal yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan juga kekuatan ikatan antar partikel-
partikel tanahnya. Dalm hal ini penambahan bahan organic tanah dapat dilakukan pada
berbagai perlakuan. Salah satunya ialah dengan pemupukan organik dan juga
penambahan bahan organic lewat tanaman-tanaman penutup tanah yang mampu
meningkatkan bahan organik tertentu, seperti leguminose.
3. Pengolahan lahan secara mekanik
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk usaha memperbaiki kondisi tanah ialah
dengan melakukaan pengolahan tanah sehingga aktivitas mikro organisme menjadi baik
sehingga tanah menjadi subur, termasuk dalam metode mekanik untuk konservasi tanah
dan air di antaranya pengolahan tanah. Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi
mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik
bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat
tumbuh bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa
tanaman dan memberantas gulma (Arsyad, 1989).
Konservasi lahan secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha pengawetan tanah
untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan pertanian dengan cara
mekanis tertentu. Sehubungan dengan usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik
yang ditempuh bertujuan untuk memperlambat aliran permukaan dan menampung serta
melanjutkan penyaluran aliran permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak
merusak.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada lanskap Dusun Lokanden Lor, Desa Kalisongo, Kecamatan
Dau, Kabupaten Malang memiliki masalah yang terfokuskan pada semakin berkurangnya
lahan pertanian yang rata-rata eralih fungsi menjadi lahan pemukiman, serta adanya lereng
yang membuat ketidak merataanya distribusi pemenuhan kebutuhan tanaman. Lahan
berlereng, tanpa aspek konservasi tanah menyebabkan terjadi erosi tanah yang berdampak
pada degradasi lahan dan penurunan produktivitas tanah yang akhirnya merusak ekosistem.
Sistim ini diarahkan pada mengembalikan sisa tanam, atau pemberian bahan organik yang
berasal dari kotoran ternak, serta penghasil biomas untuk dijadikan kompos. Penerapan
diarahkan menuju pertanian yang ramah lingkungan. Komponen teknologi konservasi tanah
yang perlu dilakukan untuk mendukung pengendalian erosi tanah adalah penerapan teras
guludan dengan saluran pembuangan air. Dampak ini sangat positif dalam meningkatkan
produktivitas tanaman dan tanah, sekaligus menekan laju erosi tanah. Aspek konservasi
tanah yang perlu menjadikan kunci adalah persentase kerapatan vegetasi tanaman yang
sesuai dengan kondisi lahan. Hal ini termasuk penyediaan masalah nutrisi atau hara
tanaman dan strategi pemupukan. Selain itu juga perlu dilakukan pengolaha lahan yang
tepat agar lahan pertanian yang masih dapat dimanfaatkan di bidang pertanian dapat terus
dimanfaatkan.
4.2 Saran
Pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendukung pertanian berlanjut baik dari sisi
perubahan sikap mental maupun perilaku ekonomi rumah tangga petani perlu dilakukan.
Teknologi-teknologi mendukung Pertanian Berlanjut harus disosialisasikan secara
berkesinambungan di sentra-sentra produksi untuk pengembangan kawasan pertanian yang
terpadu. Untuk itu, konsolidasi antar lahan pertanian/berbagai jenis penggunaan lahan
pertanian harus dibangun secara terpadu melibatkan instansi pertanian dan penyuluhan.
Serta perlu dilakukan pemberian sosialisasi agar lahan pertanian yang masih ada dan masih
dapat dimanfaatkan di sektor pertanian tetap bisa terus dimanfaatkan, tidak dialihfungsikan
menjadi lahan perumahan.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB-Press.


Atmojo, S. W. 2013. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya
Pengelolaannya. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
FAO, 2015. FAO : Tanah sehat merupakan landasan produksi pangan sehat.
http://www.fao.org/3/b-i4405o.pdf Diakses 14 september 2019.
Kusumaningtyas R. 2012. Pengelolaan Hutan Dalam Mengatasi Alih Fungsi Lahan Hutan Di
Wilayah Kabupaten Subang. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 13 (2):1-11
Prasetyo, L.B. 2017. Pendekatan Ekologi Lanskap untuk Konservasi Biodiversitas. Bogor:
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Saptana dan Ashari, 2007. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Melalui Kemitraan
Usaha. Jurnal Litbang Pertanian, 26(4), 2007. 156-166
Seyhan, E. 1990. Dasar-dasar Hidrologi. Terjemahan Sentot Subagyo. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Sudarsono, U. 2003. Penanggulangan Bencana Gerakan Tanah, Bahan Diklat Mitigasi
Gerakan Tanah, BIKK UPT LIPI, Karangsambung – Kebumen.
TUGAS MATA KULIAH PERTANIAN BERLANJUT ASPEK TANAH

“Penerapan Prinsip Konservasi Biodiversitas Dalam Sistem


Pertanian Berlanjut di Dusun Lokanden Lor, Desa Kalisongo,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang”

Nama : Afifudin Zuhri R.

Nim : 175040207111109

Kelas :H

Dosen : Novalia Kusumarini, SP., MP.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

Anda mungkin juga menyukai