Akhirnya saran dan koreksi demi perbaikan buku Panduan ini sangat kami
harapkan.
Terima kasih.
SAMBUTAN KETUA TIM AKREDITASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUTON TENGAH
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan ridho-Nya maka Buku Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton Tengah. Buku panduan ini
sangatlah penting untuk membantu RS dalam menyusun dokumen akreditasi, yang
juga dalam upaya membangun sistem manajemen Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Buton Tengah.
Kepada Tim Penyusun dan Sekretaris Tim Akreditasi Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Buton Tengah Sdri. Siska Nur Badila S.Kep., Ns., secara
khusus saya mengucapkan terima kasih atas jerih payahnya, semoga buku ini dapat
memberikan manfaat bagi rumah sakit, pokja akreditasi dan pihak-pihak lain yang
terkait akreditasi rumah sakit. Dan seperti buku panduan lainnya, evaluasi berkala
terhadap buku panduan ini harus terus dilakukan sesuai perkembangan program
akreditasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton Tengah.
Terima kasih.
TIM AKREDITASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
BUTON TENGAH
Ketua,
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sasaran dari buku panduan ini adalah pimpinan rumah sakit, pembimbing
dan surveior dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
5
BAB II
DOKUMEN AKREDITASI
6
BAB III
KEBIJAKAN DAN PEDOMAN/PANDUAN
A. KEBIJAKAN
Kebijakan RS adalah penetapan Kepala Rumah Sakit pada tataran strategis
atau bersifat garis besar yang mengikat.
KEPUTUSAN
KEPALA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUTON TENGAH
Ex: NOMOR 31 TAHUN 2019
TENTANG
PENUNJUKAN KETUA TIM AKREDITASI
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUTON TENGAH
Konsiderans.
1. Konsiderans Menimbang, memuat uraian singkat tentang pokok-pokok
pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan
peraturan/keputusan. Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf
kapital diakhiri dengan tanda baca titik dua ( dan diletakkan di bagian kiri
2. Konsiderans Mengingat, yang memuat dasar kewenangan dan
peraturan perundang-undangan yang memerintahkan pembuatan
7
peraturan/keputusan tersebut. Peraturan perundang–undangan yang
menjadi dasar hukum adalah peraturan yang tingkatannya sederajat atau
lebih tinggi. Konsiderans Mengingat diletakkan di bagian kiri tegak lurus
dengan kata menimbang.
b. Diktum
1. Diktum Memutuskan ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf
kapital, serta diletakkan di tengah margin;
2. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan
disejajarkan ke bawah dengan kata menimbang dan mengingat, huruf
awal kata menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan
tanda baca titik dua;
3. Nama peraturan/keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya
ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik.
c. Batang Tubuh
1. Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan
dalam 10 diktum-diktum, misalnya :
KESATU :
KEDUA :
dst
2. Dicantumkan saat berlakunya keputusan, perubahan, pembatalan,
pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
3. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran keputusan, dan pada
halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
keputusan.
d. Penutup.
1. Lokasi penetapan kebijakan harus mencantumkan, Ditetapkan di,
dan diakhiri dengan tanda baca titik dua : diletakkan pada bagian kanan
naskah.
2. Tanggal penetapan kebijakan
3. Tanda tangan Kepala Rumah Sakit yang menetapkan keputusan
dibubuhkan di antara nama jabatan dan nama Kepala Rumah Sakit;
4. Penulisan nama Kepala Rumah Sakit disertakan NIP, rata kanan tanpa
menggunakan underline
e. Naskah Kebijakan RS diketik dengan jenis huruf Arial, kop dan judul
dengan ukuran 12, isi kebijakan dengan ukuran 11, diatas kertas HVS
ukuran A4, jarak spasi 1,15.
f. Bentuk Kebijakan RS dibuat dengan menggunakan contoh format
sebagaimana tercantum pada Lampiran 1 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari panduan ini.
8
B. PEDOMAN/PANDUAN
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana
sesuatu harus dilakukan, dengan demikian merupakan hal pokok yang menjadi dasar
untuk menentukan atau melaksanakan kegiatan. Sedangkan panduan adalah
merupakan petunjuk dalam melakukan kegiatan. Dengan demikian, dapat diartikan
bahwa pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya meliputi 1
(satu) kegiatan. Agar pedoman/panduan dapat dimplementasikan dengan baik dan
benar, diperlukan pengaturan melalui SPO.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman/panduan ini
yaitu:
1. Setiap pedoman/panduan harus dilengkapi dengan keputusan Kepala
Rumah Sakit untuk pemberlakukan pedoman/panduan tersebut. Bila Kepala
Rumah Sakit diganti, keputusan Kepala Rumah Sakit untuk pemberlakuan
pedoman/panduan tidak perlu diganti. Keputusan Kepala Rumah Sakit
diganti bila memang ada perubahan dalam pedoman/panduan tersebut.
2. Setiap pedoman/panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3
tahun sekali.
3. Bila Kementerian Kesehatan sudah menerbitkan pedoman/panduan untuk
suatu kegiatan/pelayanan tertentu maka RS dalam membuat
pedoman/panduan wajib mengacu pada pedoman/panduan yang diterbitkan
oleh Kementerian Kesehatan tersebut.
4. Judul pada cover pedoman/ panduan diketik dengan jenis huruf Arial,
ukuran huruf 24,spasi 1,5
5. Nomor Pedoman Mengacu Atau Sesuai Dengan Sk Pedoman
6. Nama rumah sakit dan tahun keluaran diketik dengan jenis huruf Arial,
ukuran huruf 18,spasi 1,5
7. Logo yang terdapat pada cover pedoman/panduan dibuat dengan ukuran
shape hight 8 centimeter dan shape width 7 centimeter.
8. Bentuk pedoman/panduan dibuat dengan menggunakan contoh format
sebagaimana tercantum pada Lampiran 3 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari panduan ini.
9. Jenis Pedoman:
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja :
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum RS
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan RS
BAB IV Struktur Organisasi RS
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/rapat
9
BAB XI Pelaporan
A. Laporan Harian
B. Laporan Bulanan
C. Laporan Tahunan
10
BAB IV
PROSEDUR
A. PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan SPO adalah suatu perangkat instruksi/ langkah-
langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
C. MANFAAT SPO
1. Memenuhi persyaratan standar pelayanan RS/Akreditasi RS.
2. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
3. Memastikan staf RS memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannnya.
4. SPO Pemberian informasi, SPO Pemasangan infus, SPO Pemindahan pasien
dari tempat tidur ke brandkar
D. FORMAT SPO
Format SPO sebagai berikut :
LOGO JUDUL SPO
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
NAMA RS
TANGGAL DITETAPKAN :
SPO TERBIT
KEPALA RUMAH SAKIT
Nama/NIP, Tandatangan dan Stempel
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Penjelasan :
Penulisan SPO yang harus tetap di dalam tabel/ kotak adalah : nama RS dan
logo, judul SPO, SPO, no dokumen, no revisi, tanggal terbit dan tanda tangan
Direktur RS, sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur dan
unit terkait boleh tidak diberi kotak/tabel.
11
E. PETUNJUK PENGISIAN SPO
a. Kotak Heading: masing-masing kotak (Rumah Sakit, Judul SPO, No.
dokumen, No. Revisi, Halaman, Prosedur Tetap, Tanggal terbit, Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit) diisi sebagai berikut :
1. Heading dan kotaknya dicetak pada setiap halaman. Pada halaman
pertama kotak heading harus lengkap, untuk halaman-halaman
berikutnya kotak heading dapat hanya memuat : Kotak Nama RS, Judul
SPO, No. Dokumen, No. Revisi dan Halaman.
2. Kotak RS diberi nama RS dan logo
3. Judul SPO : diberi judul/nama SPO sesuai proses kerjanya.
4. No. Dokumen : diisi sesuai dengan ketentuan penomoran yang berlaku
di RSUD Kabupaten Buton Tegah yang bersangkutan, yang dibuat
sistematis agar ada keseragaman.
Ex : A.001.VIII.2019
PENJELASAN :
A . 001 . VIII . 2019
POKJA KODE
NOMOR
AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS A
PELAYANAN (ARK)
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK) B
ASSESMEN PASIEN (AP) C
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP) D
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB) E
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PELAYANAN OBAT F
(PKPO)
MENEJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) G
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN H
(PMKP)
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) I
TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) J
MENEJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) K
KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS) L
MENEJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) M
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP) N
PROGRAM NASIONAL (PROGNAS) O
12
D. No. Revisi : Diisi dengan status revisi, menggunakan angka dengan 2
desimal. Contoh: 00, 01, 02, dan seterusnya.
E. Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SPO tersebut. Misalnya : halaman pertama : 1/5,
halaman kedua: 2/5, halaman terakhir : 5/5
F. SPO diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan Rumah
Sakit.
G. Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SPO tersebut.
H. Ditetapkan Kepala Rumah Sakit : Merupakan kolom penetapan. Diisi
tandatangan dan nama lengkap pejabat yang berwenang di dalam
rumah sakit
I. SPO diketik dengan jenis huruf Arial, dengan ukuran 11, di atas kertas
ukuran A4, jarak spasi 1,15 margin atas dan bawah 2 centimeter dan
margin kanan 2 centimeter dan kiri 3 centimeter, kata asing yang
terdapat dalam SPO dibuat italic.
J. Bentuk standar prosedur operasional dibuat dengan menggunakan
contoh format sebagaimana tercantum pada Lampiran 2 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari panduan ini.
b. Isi SPO :
1. Pengertian: berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang
mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian.
2. Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SPO secara spesifik.
3. Kebijakan: berisi kebijakan Kepala Rumah Sakit yang menjadi dasar
dibuatnya SPO tsb. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SPO
tersebut, kemudian diikuti dengan peraturan/keputusan dari kebijakan
terkait.
4. Prosedur: bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan
langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
5. Unit terkait: berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait
dalam proses kerja tersebut
Mengingat SPO merupakan flow charting dari proses kegiatan maka untuk
memperoleh pengertian yang jelas bagi subyek, penulisan SPO adalah dimulai
dengan membuat flow chart dari kegiatan yang dilaksanakan. Caranya adalah
membuat diagram kotak sederhana yang menggambarkan langkah penting dari
seluruh proses.
13
PEMILIHAN PEMASOK
MENGKOMUNIKASIKAN PERSYARATAN
PENERIMAAN BARANG
PERIKSA BARANG
MENEMPATKAN DI GUDANG
14
SPO harus menggunakan kalimat perintah/instruksi dengan bahasa yang
dikenal pemakai.
SPO harus jelas ringkas dan mudah dilaksanakan. Untuk SPO pelayanan
pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan
kenyamanan pasien. Untuk SPO profesi harus mengacu kepada standar
profesi, standar pelayanan mengikuti perkembangan IPTEK dan
memperhatikan aspek keselamatan pasien.
15
BAB V
PROGRAM
16
3) Attainable
Apabila sasaran harus dijadikan standar keberhasilan, maka sasaran
harus menantang, namun tidak boleh mengandung target yang tidak
layak.
4) Result Oriented
Sedapat mungkin sasaran harus menspesifikasikan hasil yang ingin
dicapai. Misalnya: mengurangi komplan pasien sebesar 50%.
5) Time Bound
Sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang relative pendek,
mulai dari beberapa minggu sampai ke beberapa bulan, sebaiknya
kurang dari 1 tahun.
g. Skedul/Jadwal pelaksanaan kegiatan
Jadwal adalah merupakan perencanaan waktu melaksanakan langkah-
langkah kegiatan program. Lama waktu tergantung rencana program
tersebut dilaksanakan. Untuk program tahunan maka jadwal yang dibuat
adalah jadwal untuk 1 tahun, sedangkan untuk program 5 tahun maka jadwal
yang harus dibuat adalah jadwal 5 tahun. Jadwal dibuat berupa time table.
Contoh :
BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pembentukan Tim x
2. Rapat Tim x x x x x x x x x x x X
3. Dst……………….
17
i. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan.
Pencatatan adalah catatan kegiatan, karena itu yang ditulis di dalam
kerangka acuan adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau
membuat dokumentasi kegiatan
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kurun
waktu (kapan) laporan harus diserahkan sera kepada siapa saja laporan
tersebut harus ditujukan. Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan
program secara menyeluruh. Jadi yang ditulis dalam kerangka acuan
bagaimana melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan.
3. Program diketik dengan jenis huruf Arial, dengan ukuran 11, di atas kertas
ukuran A4, jarak spasi 1,15 margin atas dan bawah 2 centimeter dan margin
kanan 2 centimeter dan kiri 3 centimeter.
4. Bentuk Program dibuat dengan menggunakan contoh format sebagaimana
tercantum pada Lampiran 4 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
panduan ini
18
BAB VI
PENUTUP
**********
19
BAB VII
LAMPIRAN
20