By:
Firmansyah N. B.
2.1 Pendahuluan
Untuk dapat mendesain dan menganalisis rangkaian elektronika daya secara tepat, diperlukan
komputasi (perhitungan) daya yang tepat pula. Komputasi daya yang ditekankan pada rang-
kaian elektronika daya adalah komputasi daya untuk gelombang nonsinusoidal karena pada
umumnya rangkaian elektronika daya menghasilkan gelombang keluaran berupa sinyal nonsi-
nusoidal.
Untuk menentukan arah aliran daya, digunakan konvensi tanda pasif (passive sign convention)
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.1.
2.2.2 Energi
Energi merupakan integral dari daya sesaat. Energi yang diserap oleh suatu komponen dalam
selang waktu antara t1 dan t2 adalah
Z t2
W = p(t) dt (2.2)
t1
dimana v(t) dalam volt, i(t) dalam ampere, p(t) dalam watt, dan W dalam joule.
1
Gambar 2.1: (a) Konvensi tanda pasif: p(t) > 0 menandakan daya sedang diserap; (b) p(t) > 0
menandakan daya sedang disuplai oleh sumber
dimana T adalah perioda sinyal p(t). Dengan demikian, hubungan energi dan daya rata-rata
dapat didefinisikan sebagai berikut
W
P = (2.4)
T
Daya rata-rata sering disebut juga daya nyata atau daya aktif, terutama pada rangkaian AC.
Rangkaian elektronika daya sering pula disuplai oleh sumber DC, contohnya pada rangkaian
pengisi baterai dan suplai daya DC. Pada rangkaian-rangkaian tersebut, daya rata-rata yang
diserap dari sumber DC Vdc yang menghasilkan arus periodik i(t) adalah
1 t0 +T
Z Z t0 +T
1
PDC = VDC i(t) dt = VDC i(t) dt = VDC Irata2 (2.5)
T t0 T t0
Sehingga, daya rata-rata yang diserap oleh sumber arus dc i(t) = Idc adalah
2
2.3.1 Induktor
Energi yang tersimpan dalam induktor adalah
1
w(t) = Li2 (t) (2.9)
2
Dari persamaan (2.9), jika arus induktor periodik, maka energi yang tersimpan di akhir periode
akan sama dengan energi di awal periode. Tidak adanya transfer energi mengindikasikan bahwa
daya rata-rata yang diserap oleh induktor adalah nol untuk operasi setady-state periodik atau
PL = 0. Namun perlu diingat bahwa daya sesaatnya tidak mesti bernilai nol karena daya bisa
jadi diserap dan kemudian dilepaskan pada saat operasi.
1 t0 +T
Z
i(t0 + T ) = vL (t) dt + i(t0 ) (2.10)
L t0
Persamaan (2.10) dapat disusun kembali dengan mempertimbangkan fakta bahwa nilai arus di
akhir perioda sama dengan di awal perioda untuk gelombang periodik sebagai berikut
1 t0 +T
Z
i(t0 + T ) − i(t0 ) = vL (t) dt = 0 (2.11)
L t0
Tegangan rata-rata induktor untuk satu perioda dapat diperoleh dengan mengalikan persamaan
(2.11) dengan L/T sebagai berikut
1 t0 +T
Z
VL = vL (t) dt = 0 (2.12)
T t0
Jadi, untuk arus periodik, tegangan rata-rata pada induktor adalah nol. Karakteristik ini
sangat penting dan akan digunakan pada analisis rangkaian konverter DC-DC.
2.3.2 Kapasitor
Energi yang tersimpan dalam kapasitor adalah
1
w(t) = Cv 2 (t) (2.13)
2
Dari persamaan (2.13), jika tegangan kapasitor periodik, maka energi yang tersimpan di akhir
periode akan sama dengan energi di awal periode. Tidak adanya transfer energi mengindika-
sikan bahwa daya rata-rata yang diserap oleh kapasitor adalah nol untuk operasi steady-state
periodik atau PC = 0.
1 t0 +T
Z
v(t0 + T ) = iC (t) dt + v(t0 ) (2.14)
C t0
Persamaan (2.14) dapat disusun kembali dengan mempertimbangkan fakta bahwa nilai tegang-
an di akhir perioda sama dengan di awal perioda untuk gelombang periodik sebagai berikut
1 t0 +T
Z
v(t0 + T ) − v(t0 ) = iC (t) dt = 0 (2.15)
C t0
3
Arus rata-rata kapasitor untuk satu perioda dapat diperoleh dengan mengalikan persamaan
(2.14) dengan C/T sebagai berikut
1 t0 +T
Z
IC = iC (t) dt = 0 (2.16)
T t0
Jadi, untuk arus periodik, arus rata-rata pada kapasitor adalah nol.
Dalam rangkaian AC, daya semu adalah magnitude dari daya kompleks.
4
2.6.1 Deret Fourier
Gelombang/sinyal periodik nonsinusoidal dapat dinyatakan dalam deret Fourier, yang komponen-
komponennya merupakan fungsi sinusoidal. Deret Fourier untuk gelombang periodik f (t) di-
ekspresikan sebagai berikut.
∞
X
f (t) = a0 + [an cos(nω0 t) + bn sin(nω0 t)] (2.21)
n=1
dimana
Z T /2
1
a0 = f (t) dt
T −T /2
Z T /2
2
an = f (t) cos(nω0 t) dt (2.22)
T −T /2
Z T /2
2
bn = f (t) sin(nω0 t) dt
T −T /2
Fungsi sinus dan cosinus dengan frekuensi sama dapat digabung menjadi satu menjadi:
∞
X
f (t) = a0 + Cn cos(nω0 t + θn ) (2.23)
n=1
dimana
p
Cn = a2n + b2n
−1 −bn
θn = tan
an
atau
∞
X
f (t) = a0 + Cn sin(nω0 t + θn ) (2.24)
n=1
dimana
p
Cn = a2n + b2n
−1 an
θn = tan
bn
Komponen a0 adalah nilai rata-rata dari f (t) atau disebut juga komponen DC dari sinyal
f (t). Koefisien C1 merupakan amplitudo dari komponen frekuensi fundamental ω0 , sedangkan
koefisien-koefisien C2 , C3 ,... adalah amplitudo dari komponen-komponen harmonik yang mem-
punyai frekuensi 2ω0 , 2ω0 ,...
Dapatkah anda menyusun representasi deret Fourier dari gelombang di Gambar 1.5(b)?
5
2.6.2 Daya Rata-rata
Daya rata-rata untuk sinyal non-sinusoidal periodik dinyatakan sebagai berikut
∞
X ∞
X
P = Pn = V0 I0 + Vn,rms In,rms cos(θn − φn ) (2.26)
n=0 n=1
atau
∞
X Vn,maks In,maks
P = V0 I0 + cos(θn − φn ) (2.27)
n=1
2
2.6.3 Istilah-istilah
Terdapat beberapa kuantitas yang digunakan untuk menyatakan kualitas daya pada signal
nonsinusoidal periodik sebagai berikut
1. Distortion factor (DF)
I1,rms
DF = (2.28)
Irms
3. Total harmonic distortion (THD): merupakan ukuran tingkat distorsi pada sebuah ge-
lombang non-sinusoidal.
s
2 − I2
Irms 1,rms
THD = 2
(2.30)
I1,rms
5. Crest factor
Ipuncak
Crest factor = (2.33)
Irms
Referensi
1. D. W. Hart, Power Electronics, New York, NY: McGraw-Hill, 2010.