ISTIRAHAT TIDUR
1. Definisi
2) Merasa di terima
Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana presepsi reaksi individu terhadap
lingkungan menurun atau hilang dan dapat di bangukan kembali dengan stimulus
dan sensori yang cukup (Guyton 1986) dapat juga di katakan sebagai keadaan
tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa
kegiatan, namun lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri
adanya aktivitas yang minim memiliki kesadaran yang bervariasi terdapat
perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan
dari luar.
1
Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang butuhkan
seseorang. Semakin tua usia maka semakin sedikit pula lama tidur yang di
butuhkan.
b. 18 bulan-3 tahun Masa Anak 11-12 Jam/Hari 25% tidur REM banyak tidur
pada mala hari,terbangun dini hari berkurang, siklus bangun tidur normal
sudah menetap pada umur 2-3 tahun
d. 6-12 Tahun Masa sekolah 10 jam/hari 18,5% tidur REM, sisa waktu tidur
relative kostan.
f. 18-40 Tahun Masa dewasa muda 7-8 jm/hari 20-25% tidur REM, 5%-10%
tidur terhadap I, 50% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III dan IV.
g. 40-60 Tahun Masa paruh baya 7 jam/hari 20% tidur REM, mungkin
mengalami imsomnia dan sulit untuk dapat tidur.
h. 60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/ hari 20%-25% tidur REM, tidur
tahap IV nyata berkurang terkadang tak ada, mungkin menngalami
insomnia dan sering terbangun sewaktu tidur malam hari.
2
2. Anatomi fisiologi
Pengaturan dan control tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme
selebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat oak untuk tidur
dan bangun. Recticular activating system (RAS) di bagian batang otak atas di
yakini mampunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan
kesadaran. RAS memberikan stimulus visual,audiotori,nyeri dan ensori raba. Juga
menerima stimulus dari korteks serebri. (emosi,proses,pikir).
Selama tidur maka dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis,
antara lain:
3
c. Relaksasi otot-oto rangka
3. Klasifikasi
Tidur NREM merupakan yang nyaman dan dalam. Dalam tidur ini
gelombanng otak lebih lebih lambat di bandingkan pada orang yang sadar atau
tidak tidur.
a. Tahap I
Merupakann tahap transmisi antara bangun dan tidur dengn ciri: Rileks, masih
sadar dengan lingkungan,merasa mengantuk,bola mata bergerak dari samping ke
samping, frekueansi nadi dan nafas seadikit menurun, dapat bangun segera selama
tahap ini berlangsung selama lima meanit.
b. Tahap II
Merupakann tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun berciri : Mata
umumnya menetap, denyut jantung dan freakuensi nafas menurun, temperature
tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek dan berakhir 5-10
menit
c. Tahap III
Merupakann tahap tidur berciri : denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses
tubuh lainnya lambat, di sebabkan oleh dominasi system saraf parasimpatis dan
sulit banngun.
4
d. Tahap IV
Berlangsung pada tidur malam selama 5-20 menit, rata-rata 90 menit. Periode
pertam terjadi selama 80-100 menit, namun bila kondisi oranng sangt lelah maka
awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Bercirikan :
Biasanya di sertai dengan mimpi aktif dari pada selama tidyr nyeyak
gelombang lambat. Lebih sulit di bangunkan tidur nyenyak sangat tertentu.
Tonus oto selama menjadi tidak teratur. Rekuensi jantung dan pernafasan terjadi
bebrapa gerakan otot yang tidak teratur. Pada oto perifer nadi cepat dan inregular,
tekanan darah meningkat dan fluktuasi, sekresi gaster meningkat, metabolisme
meningkat. Mata cepat tertutup dan cepat terbuka, penting untuk keseimbangan
mental, emosi dan berperan dalam belajar, memori dan adaptasi. Pada tidur ini
sanngat.
a. Penyakit
b. Kelelahan
5
c. Stres Psikologis
Cema dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini
di sebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepirefin darah
melalui sisitem saraf simpatis.zat ini akan mengurangi tahap IV REM dan
NREM..
d. Obat-obatan
e. Nutrisi.
f. Lingkungan
g. Motivasi
6
h. Alkohol
4. Patofisiologi
5. Pemeriksaan penunjang
1) ENG
2) Audiometridan BAEP
3) Psikiatrik
6. Komplikasi
7. Daftar Pustaka
A. Pengkajian
7
1. Riwayat tidur
a) kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari.
d) Lingkungan tidur
2. Gejala Klinis
a) Perasaan Lelah
b) Gelisah
c) Emosi
d) Apetis
h) Sakit kepala
3. Penyimpangan Tidur
a) Insomnia
8
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan
untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseoranng yang terbangun
dari tidur tapi merasa belum cukup tidur dapat di sebut mengalami insomnia
(japardi 2002). Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan untuk mencukupi
kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia bukan berarti
seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang menderita insomnia
sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya
berkurang.
3. Insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
b) Somnam Bulisme
c) Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-
anak, remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas,
namun ada bebrapa faktor yang menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada
bladder, stres, dan toilet training yang kaku.
9
d) Narkolepsi
Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak terkendali
untuk tidur, dapat di katakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk yang
mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangn mengantuk
tersebut datang.
Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat kerusakan
genetikasistem saraf pusat di mana periode REM tidak dapat di kendalikan.
Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu
mengendarai kendaraan, pekerja yanng bekerja pada alat-alat yang berputar-putar
atau berada di tepi jurang.
e) Night Terrors
Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih,
setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan
ketakutan.
f) Mendengkur
B. Diognosa Keperawatan
2. Ansietas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk. tidur, henti nafas saat
tidur,a(sleep apnea) dan keetidak mampuan mengawasi prilaku.
10
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.
C. Intervensi
Tujuan :
11