Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ISTIRAHAT TIDUR

1. Definisi

Kata ”Istirahat” mempunyai arti yang sanngat luas meliputi bersantai,


menyegarkan diri, dia menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan
diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan dan menjengkelkan, dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan ledakan yang tenang ,
rileks tanpa tekanan emosional dan bebes dari kecemasasn, (Ansietas).

Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat , misalnyan, Narrow (1967) yang


di kutip oleh Perri and Potter (2005) Mengemukakan beberapa karakteristik yang
berhubungan dengan istirahat diantaranya:

1) Merasa segala sesuatu dapat di atasi

2) Merasa di terima

3) Mengetahui apa yang terjadi

4) Bebas dari ganguan ketidak nyamanan

5) Mempunyai sejumlah kepuasasn terhadap aktivitas yang memepunyai tujuan.

6) Mengetahui adanya bantuan sewaktu mememrlukan

Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana presepsi reaksi individu terhadap
lingkungan menurun atau hilang dan dapat di bangukan kembali dengan stimulus
dan sensori yang cukup (Guyton 1986) dapat juga di katakan sebagai keadaan
tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa
kegiatan, namun lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri
adanya aktivitas yang minim memiliki kesadaran yang bervariasi terdapat
perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan
dari luar.

Kebutuhan tidur pada semua usia antara lain:

1
Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang butuhkan
seseorang. Semakin tua usia maka semakin sedikit pula lama tidur yang di
butuhkan.

Pola Tidur Normal berdasarkan tingkat usia :

Usia Tingkat perkembangan Jumlah kebutuhan tidur Pola tidur normal


0-1 bulan Masa Neonatus 14-18 jam/hari Pernafasan teratur gerak tubuh sedikit,
50% tidur NREM., banyak waktu tidurnya di lewatkan pada tahap II dan IV tidur
NREM.setiap siklus sekitar 45-60 menit.

a. 1 bulan-18bulan Masa Bayi 12-14 jam/hari 20%-30% tidur REM, tidur


lebih lama pada malam hari, punya pola terbangun sebentar.

b. 18 bulan-3 tahun Masa Anak 11-12 Jam/Hari 25% tidur REM banyak tidur
pada mala hari,terbangun dini hari berkurang, siklus bangun tidur normal
sudah menetap pada umur 2-3 tahun

c. 3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari 20 % tidur REM ,periode terangun


kedua hilang pada umur 3 tahun, umur 5 tahun tidur tidak ada kecuali
kebiasaan tidur sore hari.

d. 6-12 Tahun Masa sekolah 10 jam/hari 18,5% tidur REM, sisa waktu tidur
relative kostan.

e. 12-18 Tahun Masa Remaja 8,5jam/hari 20% tidur REM.

f. 18-40 Tahun Masa dewasa muda 7-8 jm/hari 20-25% tidur REM, 5%-10%
tidur terhadap I, 50% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III dan IV.

g. 40-60 Tahun Masa paruh baya 7 jam/hari 20% tidur REM, mungkin
mengalami imsomnia dan sulit untuk dapat tidur.

h. 60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/ hari 20%-25% tidur REM, tidur
tahap IV nyata berkurang terkadang tak ada, mungkin menngalami
insomnia dan sering terbangun sewaktu tidur malam hari.

2
2. Anatomi fisiologi

Fisiologi tidur merupaka peangaturan kegiata tudur oleh adanya hubungan


mekanisme screablea yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan
pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Tidur merupakan aktifitas yang
melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer Endokrin kardiosvakuler, respirasi
muskuloskeletal (Robinson 1993,dalam potter). Tiap kejadian tersebut dapat di
identifikasi atau di rekam dengan electreoencephalogram (EEG) untuk aktifitas
listrik otak, pengukran tonus otot dengan meggunakan elektromiogram(EMG) dan
elektroculogram (EOG) untuk mengukur pergeraka mata.

Pengaturan dan control tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme
selebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat oak untuk tidur
dan bangun. Recticular activating system (RAS) di bagian batang otak atas di
yakini mampunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan
kesadaran. RAS memberikan stimulus visual,audiotori,nyeri dan ensori raba. Juga
menerima stimulus dari korteks serebri. (emosi,proses,pikir).

Pada keadaan sadar mengkibtkan neuron-neuron dalam RAS melepakan


katekolamin misalnya norepineprine. Saat tidur mungkin di sebabkan oleh pelpasa
serum serotinin dari sel-sel spesifikdi pons dan batang otak tengah yaitu
Bulbarsyncronizing regional (BSR) bangun dan tidurnya seseorang tergantung
dari keseimbangan implus yang di terima dari pusst otak, reseptor sensori perifer
misalnya bunyi, stimulus cahaya dan system limbiks seperti emosi.

Seseoranng yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan


berusaha dalam posisi rileks, jika ruangan gelap dan tenang aktifitas RAS
menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan serum serotonin.

Selama tidur maka dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis,
antara lain:

a. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi

b. Diatasi terjadi peningkatan aktivitas traktusgastrointestinal.

3
c. Relaksasi otot-oto rangka

d. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%

3. Klasifikasi

Terdapat dua jenis tidur yaitu :

1. Tidur NREM (Norapid Eye Movemen) / Tidur gelombang lambat

Tidur NREM merupakan yang nyaman dan dalam. Dalam tidur ini
gelombanng otak lebih lebih lambat di bandingkan pada orang yang sadar atau
tidak tidur.

Dengan tanda: mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun,


kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun dan gerakan bola mata lambat.

a. Tahap I

Merupakann tahap transmisi antara bangun dan tidur dengn ciri: Rileks, masih
sadar dengan lingkungan,merasa mengantuk,bola mata bergerak dari samping ke
samping, frekueansi nadi dan nafas seadikit menurun, dapat bangun segera selama
tahap ini berlangsung selama lima meanit.

b. Tahap II

Merupakann tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun berciri : Mata
umumnya menetap, denyut jantung dan freakuensi nafas menurun, temperature
tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek dan berakhir 5-10
menit
c. Tahap III

Merupakann tahap tidur berciri : denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses
tubuh lainnya lambat, di sebabkan oleh dominasi system saraf parasimpatis dan
sulit banngun.

4
d. Tahap IV

Merupakan tahap tidur berciri : Kecepatan jantung dan pernafasan turun,


jaranng bergerak dan sulit di bangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambunng
turun, tonus otot turun.

2. Tidur REM(Rapid Eye Movemen)

Berlangsung pada tidur malam selama 5-20 menit, rata-rata 90 menit. Periode
pertam terjadi selama 80-100 menit, namun bila kondisi oranng sangt lelah maka
awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Bercirikan :

Biasanya di sertai dengan mimpi aktif dari pada selama tidyr nyeyak
gelombang lambat. Lebih sulit di bangunkan tidur nyenyak sangat tertentu.
Tonus oto selama menjadi tidak teratur. Rekuensi jantung dan pernafasan terjadi
bebrapa gerakan otot yang tidak teratur. Pada oto perifer nadi cepat dan inregular,
tekanan darah meningkat dan fluktuasi, sekresi gaster meningkat, metabolisme
meningkat. Mata cepat tertutup dan cepat terbuka, penting untuk keseimbangan
mental, emosi dan berperan dalam belajar, memori dan adaptasi. Pada tidur ini
sanngat.

Faktot-faktor yang mempengaruhi tidur.

a. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit mememrlukan waktu tidur yang lebih


banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang
tidur atau tidak dapat tidur, misalnya pada pasien degan gangguan pernafasan
seperti asma,bronkitis,penyakit kardiovaskuler dan lain-lain.

b. Kelelahan

Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang, kelelahan tingkat


menenngah orang dapat tidur dengan nyeyak, sedanng pada kelelahan yang
berlebihan akan menyebabkan priode tidur REM lebih pendek

5
c. Stres Psikologis

Cema dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini
di sebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepirefin darah
melalui sisitem saraf simpatis.zat ini akan mengurangi tahap IV REM dan
NREM..

d. Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu :

1. Diuretik : menyebabkan imsomnia

2. Anti depresan : Suprnsi REM

3. Kafein : Meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan tidur.

4. Bbeta Bloker : Menimbulkan Insomnia.

5. Narkotika :Mensupresi REM sehingga mudah mengantuk.

6. Amfetamin : Menurunkan tidur REM

e. Nutrisi.

Makanan yang banyak maengandung L-Triptofan yang merupakan asam


amino dari protein yang di cerna seperti keju,susu,daging dan ikan tuna dapat
mamperceapat terjadinya ptoses tidur

f. Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseaoranng untuk tidur.


Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseoranng dapat seseorang dapat
tidur dengan nyeyak dan saebaliknya.

g. Motivasi

Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap


bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat meanimbulkan gangguan proses
tidur.

6
h. Alkohol

Alkohol Menekan REM secara normal, seseorangkarang yang tahan minum


alkohol dapat menyebabkan insomnia dan lekas marah.

4. Patofisiologi

Pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang


secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat
tidur dan bangun tertanggu. Salah satu aktivitas ini diatur oleh sistem
pengasktivasi retikulasi yang merupakan sistem yang mengatur seluruh
tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan
dan tidur.

5. Pemeriksaan penunjang

1) ENG

2) Audiometridan BAEP

3) Psikiatrik

6. Komplikasi

7. Daftar Pustaka

A. Aziz Alimul Hidayat. 2004.Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar


Manusia.Jakarta : EGC
Nanda NOC-NIC
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4.
Jakarta : EGC
Tarwoto-Martonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan, Edisi I. Jakarta : Salemba Medika

8. Konsep Askep Istirahat Tidur

A. Pengkajian

7
1. Riwayat tidur

a) kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari.

b) Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya

c) Kebiasaan/pun saat tidur

d) Lingkungan tidur

e) Dengan siapa paien tidur

f) Obat yang di konsumsi sebelum tidur

g) Asupan dan stimulan

h) Perasaan pasien mengenai tidurnya

i) Apakah ada kesulitan tidur

j) Apakah ada perubahan tidur

2. Gejala Klinis

a) Perasaan Lelah

b) Gelisah

c) Emosi

d) Apetis

e) Adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak

f) Konjungtin merah dan mata perih

g) Perhatian tidak fokus

h) Sakit kepala

3. Penyimpangan Tidur

a) Insomnia

8
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan
untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseoranng yang terbangun
dari tidur tapi merasa belum cukup tidur dapat di sebut mengalami insomnia
(japardi 2002). Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan untuk mencukupi
kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia bukan berarti
seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang menderita insomnia
sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya
berkurang.

Jenis insomnia yaitu :

1. Insomnia insial adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai


tidur.

2. Insomnia intermiten adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat


mempertahankan tidur atau keadaan sering terjaga dari tidur.

3. Insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.

4. Beberapa factor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu


rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang
tidak menunjang untuk tidur.

b) Somnam Bulisme

Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya


otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di
tempat tidur, menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku
berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur (Japardi 2002). Lebih banyak
terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai resiko terjadinya cidera.

c) Enuresis

Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-
anak, remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas,
namun ada bebrapa faktor yang menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada
bladder, stres, dan toilet training yang kaku.

9
d) Narkolepsi

Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak terkendali
untuk tidur, dapat di katakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk yang
mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangn mengantuk
tersebut datang.

Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat kerusakan
genetikasistem saraf pusat di mana periode REM tidak dapat di kendalikan.
Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu
mengendarai kendaraan, pekerja yanng bekerja pada alat-alat yang berputar-putar
atau berada di tepi jurang.

e) Night Terrors

Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih,
setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan
ketakutan.

f) Mendengkur

Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan


mulut. Amandel yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut
menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada
lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar bila di lewati
udara pernafasan.

B. Diognosa Keperawatan

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kerusakan transfer oksigen,


gangguan metabolisme,kerusakan eliminasi,,pengaruh obat,imobilisasi, nyeri
pada kaki, takut operasi, lingkungan yang mengganggu.

2. Ansietas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk. tidur, henti nafas saat
tidur,a(sleep apnea) dan keetidak mampuan mengawasi prilaku.

3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.

10
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.

5. Risiko cidera berhubungan dengan Semnambolisme.

6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangn tidur hipersomia.

C. Intervensi

Tujuan :

Perencanan keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahan kan


kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.
Rencana Tindakan :

a) Lakukan identifikasi fsktor yang mempengaruhi masalah tidur.

b) Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat mengganggu


tidur.

c) Tingkatkan aktivitas pada siang hari

d) Coba untuk memicu tidur

e) kurangi potensial cedera selama tidur

f) Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di perlukan.

11

Anda mungkin juga menyukai