BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Matematika
tergantung pada bilamana pertanyaan itu akan dijawab, dimana dijawab, siapa yang
yang mengatakan bahwa matematika itu bahasa simbol, matematika itu bahasa
numerik, bahwa matematika itu yang dapat menghilangkan sifat kabur, majemuk dan
emosional, matematika adalah logika pada masa dewasa, matematika adalah ratunya
ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya, matematika adalah sains mengenai kuantitas
dan besaran, matematika adalah suatu sains yang bekerja menarik kesimpulan-
kesimpulan yang perlu, matematika adalah sains yang formal yang murni,
tentang bilangan dan ruang, matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan
pola, bentuk, dan struktur; matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif;
5
6
Dari definisi yang berbeda tersebut, dapat di tarik ciri-ciri hakikat matematika antara
lain:
sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang
mempelajari matematika yang baru bila didasarkan pada apa yang telah ia ketahui
Matematika itu terdiri atas fakta, konsep, operasi. Dan prinsip yang
matematika adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain. Matematika tumbuh dan
berkembang untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu, juga untuk melayani
realistik merupakan teori belajar mengajar dalam pendidikan matematika. Teori RME
ini mengacu pada pendapat freundenthl (Asmin, 2001) yang mengatakan bahwa
“matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan kehidupan nyata sehari-
manusia harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep
2001) mengatakan bahwa “ Realistik yang dimaksud dalam hal ini tidak mengacu
pada realitas tetapi pada sesuatu yang dapat di bayangkan oleh siswa”.
dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan lingkungan siswa sebagai titik awal
pembelajaran. Masalah-masalah yang nyata atau yang telah dikuasai dan dapat
dibayangkan dengan baik oleh siswa digunakan sebagai sumber munculnya konsep
mencapai simbolisasi atau perumusan umum. Upaya itu dapat diwujudkan dengan
hari, yang konkrit atau berada dalam alam pikiran siswa, sebagai titik awal
pembelajaran.
matematika disarankan berangkat atau berawal dari aktivitas manusia. Terdapat lima
(1) Di dominasi oleh masalah-masalah yang konteks, melayani dua hal yaitu
simbol-simbol.
(3) Sumbangan dari para siswa, sehingga dapat membuat pembelajaran menjadi
(5) Interwinning ( membuat jalinan) antar topik atau antar pokok bahasan.
dua kelebihan. Menuntun siswa dari keadaan yang sangat konkrit (melalui proses
9
matematika.
menyelesaikan masalah itu dengan caranya sendiri dengan skema yang dimiliki
horizontal maupun vertikal, yang memuat kegiatan refleksi dan tidak serta merta
siswa telah melakukan aktivitas konstruksi. Rekonstruksi terjadi bila siswa dalam
dimungkinkan terjadi dengan probabilitas yang lebih besar melalui diskusi, baik
dalam kelompok kecil maupun diskusi kelas atau berbagai bentuk interaksi lainnya.
tidak dapat dilaksanakan tanpa dukungan dan ketersediaan materi kurikulum berbasis
Indonesia.
(2) Uji coba dengan kelompok kecil siswa (oleh pengembangan sendiri).
menghasilkan materi yang userfriendly baik bagi siswa maupun guru. Walaupun
demikian ini tidak menjamin bahwa materi tersebut akan mendorong peningkatan
prestasi siswa dalam belajar matematika ini akan di buktikan setelah guru dan siswa
Hasil belajar adalah kecakapan yang diperoleh setelah melalui proses belajar.
Hasil belajar merupakan ukuran yang menyatakan seberapa jauh tujuan pembelajaran
yang telah dicapai oleh siswa dengan pengalaman yang telah di berikan dan
evaluasi yang biasanya menggunakan evaluasi berupa tes tertulis baik berupa essay
Adapun hasil belajar matematika yang di maksud dalam penelitian ini adalah
hasil belajar yang peroleh siswa setelah melalui proses pembelajaran dengan
11
tes belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dalam melakukan
evaluasi hasil belajar yang biasa dijadikan rujukan adalah Taksonomi Bloom yang
menggunakan tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah
tantangan dan ancaman dalam hidup. Ranah psikomotorik yang berarah pada
keterampilan khusus yang bersifat fisik, misalnya kemampuan melukis suatu bangun
rana kognitif yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi
keenam kategori tersebut digunakan sebagai rujukan utama dalam pembuatan alat
Hasil belajar siswa langsung dipengaruhi oleh pengalaman siswa dan realitas
internal, pengalaman belajar siswa juga dipengaruhi oleh unjuk kerja guru. Faktor–
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yang akan dibahas dalam tulisan ini
a. Siswa
Dalam faktor siswa sebagai input prasyarat masuk suatu lembaga pendidikan
harus dipenuhi sehingga dapat mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam penelitian ini yang dibahas adalah yang berkaitan dengan
a) Aktivitas Siswa
mendengar sejumlah teori-teori secara pasif, melainkan siswa harus aktif dan
tanya jawab, diskusi, praktik dan lain-lain. aktivitas selama pembelajaran matematika
melalui LKS, menyajikan hasil diskusi kelompok, menanggapi jawaban hasil diskusi
b) Respon Siswa
pembelajaran adalah siswa. Faktor diri siswa yang berpengaruh terhadap proses
pembelajaran tersebut antara lain adalah perhatian, bakat, minat, intelegensi dan
motivasi untuk belajar (Slameto, 2003: 55). Motivasi dipandang sebagai suatu proses
dalam diri siswa yang menyebabkan munculnya tingkah laku ke arah tujuan yang
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri siswa. Sedangkan
mengemukakan bahwa apabila seorang siswa memiliki motivasi tinggi dalam belajar
yang mempunyai motivasi tinggi dalam belajar matematika akan memberikan respon
positif dan sebaliknya siswa yang motivasi belajar rendah akan memberikan respon
negatif yang diwujudkan dalam sikap atau pendapat yang diberikan terhadap proses
b. Guru
Guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru
proses belajar akan mempengaruhi mutu pelajaran. Penguasaan materi dan cara
penyampaiannya merupakan syarat mutlak bagi seorang guru. Seorang guru yang
tidak menguasai materi matematika dengan baik, tidak mungkin ia dapat mengajar
matematika dengan baik. Demikian juga seorang guru yang tidak menguasai berbagai
(Sardiman, 2000:87).
Dari uraian di atas, dalam kegiatan pengembangan perangkat ini kondisi guru
E. Materi
(1). Roti terbagi menjadi beberapa bagian yang sama, (2). Kertas di belah menjadi
beberapa bagian yang sama, (3). Apel yang telah terbagi menjadi beberapa bagian
yang sama. Semua bagian yang sama itu berkaitan dengan pecahan. Jika sebuah jeruk
mula-mula dibagi menjadi dua bagian yang sama, satu bagian dari dua bagian yang
1
sama itu di sebut dengan “satu per dua” atau “seperdua” dan ditulis “ ” , bilangan
2
Pecahan Biasa yang dapat diubah menjadi pecahan campuran adalah yang
memiliki nilai pembilang lebih besar dari pada nilai penyebut. Sedangkan untuk
10, 100, 1000 dan seterusnya. Dan untuk Mengubah ke persen yaitu dengan
mengubah nilai penyebutnya menjadi 100, dan ingat bahwa persen adalah perseratus
2
( ) yang dilambangkan dengan %. Misalkan 2% = ( ).
100 100
9
Contoh Ubahlah menjadi pecahan campuran, Desimal dan persen
2
9 2 2 2 2 1
2 2 2 2 2 2
1
= 1+1+1+1+
2
1
=4
2
Sedangkan untuk mengubah menjadi pecahan desimal dapat dilakukan dengan cara
9 9 5 45
4,5
2 2 5 10
16
9 9 50 450
450%
2 2 50 100
b. Mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa, pecahan desimal dan persen
persen maka pecahan campuran tersebut dapat di ubah dulu menjadi pecahan biasa
uang kemudian dilakukan proses yang sama seperti langkah mengubah pecahan biasa
menjadi pecahan desimal dan persen diatas perhatikan contoh berikut ini:
1
Ubahlah 3 menjadi pecahan biasa, pecahan desimal dan persen
2
1 (3 2) 1 6 1
3
2 2 2
7
=
2
Dan untuk mengubah menjadi pecahan desimal dan persen dapat dilakukan seperti di
atas.
175 7
1, 75 = = pembilang dan penyebut di bagi dengan 25
100 4
7 4 3 3
untuk mengubahnya menjadi pecahan campuran 1
4 4 4 4
2. Menyederhanakan pecahan
17
45
keduanya. Misalnya sederhanakan pecahan
50
45 45 : 5 9
(5 Adalah FPB dari 45 dan 50 )
50 50 : 5 10
3. Mengurutkan Pecahan
1
Satu pertanyaan yaitu manakah yang lebih besar 0,6 dengan dan
2
Urutkanlah pecahan berikut ini dari yang terkecil sampai yang terbesar!
4 7 2 5
, , ,
9 9 9 9
2 4 5 7
karena
9 9 9 9
2 4 5 7
Jadi urutannya dari yang terkecil adalah , , ,
9 9 9 9
Dari contoh tersebut dapat di lihat bahwa untuk membandingkan mana yang lebih
besar atau lebih kecil suatu pecahan yaitu dengan menyeragamkan pecahan dan
1
menyamakan penyebutnya. Dari pertanyaan di atas bandingkan 0,6 dengan , untuk
2
18
dapat membandingkan maka keduanya dapat di ubah menjadi pecahan biasa atau
pecahan desimal.
6 1 1 5 5
0, 6 = Sedangkan 2 2 5 10
10
6 5 1
karena maka terlihat bahwa 0,6 lebih besar dari .
10 10 2
1
Contoh Seorang pedagang mempunyai gula 45 kg. sebanyak bagian gulanya
5
1
Jawab : Gula pedagang = 45 kg. terjual dari 45 kg
5
1 45
= 45 9 kg. jadi yang belum terjual adalah 45kg – 9kg = 36 kg
5 5
penyebutnya jika penyebutnya tidak sama dengan cara menentukan KPK penyebut-
3 4 18 20
Contoh. =
5 6 30 30
18 3 6 4 4 5 38 pembilang Pembilang
dan 6 6 5 = 30
30 5 6 penyebut tetap
19
4
=1 Disederhanakan dengan mengubah menjadi pecahan campuran
15
campuran desimal atau persen, maka perlu diingat cara mengubah pecahan tersebut
Contoh
4 2 2 (4 1) 2 6
1 1
5 4 4 4 4
4 6 16 30 36 6 3
Maka = 1 =1
5 4 20 20 20 10