Anda di halaman 1dari 10

GENETIKA POPULASI

Oleh :
Nama : Harditya Firdhaus
NIM : B1A017115
Rombongan : VI
Kelompok :B
Asisten : Fajar Nur Sulistyahadi

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2018
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Data Perhitungan Rombongan VI
Golongan darah A = 5 mahasiswa
Golongan darah B = 6 mahasiswa
Golongan darah AB = 1 mahasiswa
Golongan darah O = 14 mahasiswa
Jumlah = 26 mahasiswa

Perhitungan frekuensi fenotip


A = Jumlah golongan A/Total jumlah golongan darah = 5/25 = 0,20
B = Jumlah golongan B/Total jumlah golongan darah = 6/25 = 0,23
AB = Jumlah golongan AB/Total jumlah golongan darah = 1/25 = 0,04
O = Jumlah golongan O/Total jumlah golongan darah = 14/25 = 0,53

Perhitungan frekuensi alel


IA = p = 0,13
IB = q = 0,15
IC = r = 0,72
(p+q+r) =1
p+r = 1-q
2 2
P +2pr+r = (1-q)2
0,2+0,53 = (1-q)2
√0,73 = 1-q
0,85 = 1-q
1-0,85 =q
0,15 =q

r2 = 0,53
r = √0,53
r = 0,72

p+q+r =1
P+0,15+0,72 = 1
p = 0,13
Tabel 1. Data Golongan Darah ABO
Jumlah Rombongan
Golongan I II III IV V VI VII VIII
Darah
A 5 6 3 7 5 5 5 2
B 7 8 9 3 4 6 7 7
AB 3 1 2 4 1 1 4 2
O 10 10 11 10 9 14 9 9
Total 25 25 25 24 19 26 25 20
Tabel 2. Frekuensi Fenotipe
Frekuensi Rombongan
Fenotip I II III IV V VI VII VIII
A 0,2 0,24 0,12 0,292 0,26 0,192 0,2 0,1
B 0,28 0,32 0,36 0,125 0,21 0,231 0,28 0,35
AB 0,12 0,04 0,08 0,166 0,05 0,083 0,16 0,1
O 0,4 0,4 0,44 0,416 0,47 0,538 0,36 0,45

Tabel 3. Frekuensi Alel


Frekuensi Rombongan
Alel I II III IV V VI VII VIII
IA 0,14 0,17 0,08 0,2 0,17 0,12 0,15 0,07
IB 0,23 0,2 0,26 0,16 0,15 0,15 0,25 0,26
IO 0,63 0,63 0,66 0,64 0,68 0,73 0,6 0,67

Tabel 4. Frekuensi Genotipe


Frekuensi Rombongan
Genotip I II III IV V VI VII VIII
IAIA 0,0196 0,028 0,0064 0,04 0,0289 0,0144 0,0225 0,0049
IAIO 0,1764 0,2142 0,0528 0,256 0,1156 0,0876 0,09 0,0469
IB IB 0,0529 0,04 0,0676 0,0256 0,0225 0,0225 0,0625 0,0676
IB IO 0,2898 0,252 0,1716 0,2048 0,102 0,1095 0,15 0,1742
IAIB 0,0644 0,068 0,0208 0,064 0,0225 0,018 0,0375 0,0182
IOIO 0,2969 0,3969 0,435 0,4096 0,4624 0,5329 0,36 0,4489
Grafik 1. Frekuensi Fenotipe Rombongan I – VIII

Frekuensi Fenotip
0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
A B AB O

I II III IV V VI VII VIII

Grafik 2. Frekuensi Alel Rombongan I – VIII

Frekuensi Alel
0.8

0.7

0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
IA IB IO

I II III IV V VI VII VIII


Grafik 3. Frekuensi Genotipe Rombongan I – VIII

Frekuensi Genotip
0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
IA IA IA IO IB IB IB IO IA IB IO IO

I II III IV V VI VII VIII


B. Pembahasan

Populasi adalah suatu kelompok individu sejenis yang hidup pada suatu daerah
tertentu. Genetika populasi adalah cabang dari ilmu genetika yang mempelajari gen-
gen dalam populasi dan menguraikannya secara matematik akibat dari keturunan pada
tingkat populasi. Suatu populasi dikatakan seimbang apabila frekuensi gen dan
frekuensi genetik berada dalam keadaan tetap dari setiap generasi (Kimbal, 1983).
Populasi mendelian ialah sekelompok individu suatu spesies yang
bereproduksi secara seksual, hidup di tempat tertentu pada saat yang sama, dan di
antara mereka terjadi perkawinan (interbreeding) sehingga masing-masing akan
memberikan kontribusi genetik ke dalam lungkang gen (gene pool), yaitu sekumpulan
informasi genetik yang dibawa oleh semua individu di dalam populasi (Suryo, 1994).
Lungkang gen (gene pool) yaitu sekumpulan informasi genetik yang dibawa
oleh semua individu di dalam populasi. Deskripsi susunan genetik suatu populasi
mendelian dapat diperoleh apabila kita mengetahui macam genotip yang ada dan juga
banyaknya masing-masing genotip tersebut. Sebagai contoh, di dalam populasi
tertentu terdapat tiga macam genotip, yaitu AA, Aa, dan aa. Maka, proporsi atau
persentase genotip AA, Aa, dan aa akan menggambarkan susunan genetik populasi
tempat mereka berada. Adapun nilai proporsi atau persentase genotip tersebut dikenal
dengan istilah frekuensi genotip. Jadi, frekuensi genotip dapat dikatakan sebagai
proporsi atau persentase genotip tertentu di dalam suatu populasi. Dengan perkataan
lain, dapat juga didefinisikan bahwa frekuensi genotip adalah proporsi atau persentase
individu di dalam suatu populasi yang tergolong ke dalam genotip tertentu (Campbell
et al., 2002).
Kumpulan gen dalam suatu populasi dapat dipahami melaului hukum Hardy-
Weinberg. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi
genotip dalam kumpulan gen suatu populasi tetap konstan selama beberapa generasi,
kecuali jika ada yang bertindak sebagai agen lain selain rekombinasi seksual. Prinsip
tersebut dalam arti lain menyatakan bahwa pergeseran seksual alel akibat meiosis dan
fertilisasi acak tidak mempengaruhi keseluruhan struktur genetik pada populasi
(Campbell et al., 2002).
Menurut Campbell et al. (2002), keadaan kumpulan gen dalam suatu populasi
yang berada dalam keadaan seimbang dinyatakan sebagi kesetimbangan Hardy-
Weinberg. Keadaan-keadaan tersebut diperlukan untuk mempertahankan
kesetimbangan Hardy-Weinberg dalam populasi. Hukum Hardy-Weinberg berlaku
pada populasi yang berukuran besar karena akan terjadi hanyutan genetik yang dapat
mengubah frekuensi alel. Populasi harus terisolasi dari populasi lain agar tidak terjadi
migrasi yang dapat mengubah kumpulan gen. Populasi juga tidak mengalami mutasi
dan seleksi alam karena kumpulan gen juga dapat berubah karena kedua peristiwa
tersebut. perkawinan yang dilakukan oleh individu-individu tersebut harus dilakukan
benar-benar acak agar menghasilkan kombinasi alel yang produktif. Kemungkinan
frekuensi alel pada suatu populasi dapat diprediksi dengan menggunakan persamaan
Hardy-Weinberg, yang dinyatakan sebagai P2+ 2 Pq+ q2= 1. P menyatakan frekuensi
alel dominan dan q menyatakan frekuensi alel resesif untuk suatu sifat yang diatur oleh
pasangan alel. p adalah alel dalam individu-individu dominan dan setengah dari
individu-individu heterozigot. q adalah alel dalam individu-individu resesif homozigot
dan setengah dari individu-individu heterozigot (Sofro, 1994).
Genetic drift adalah peristiwa kebetulan pada yang menyebabkan frekuensi alel
berfluktuasi secara tak terduga dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dua contoh
dari genetic drift adalah founder effect dan bottleneck effect. founder effect atau efek
pendiri adalah ketika segelintir individu terisolasi dari populasi yang lebih besar,
kelompok yang lebih kecil ini mendirikan populasi baru dengan gene pool yang
berbeda dengan populasi sumber. bottleneck effect atau efek leher botol adalah
keadaan di mana terjadi perubahan yang mendadak pada lingkungan, misalnya
kebakaran atau banjir, dapat mengurangi ukuran populasi secara drastis (Campbell et
al., 2008).
Pada praktikum genetika populasi ini, digunakan data golongan darah
praktikan pada masing-masing rombongan. Pada rombongan VI dengan praktikan
berjumlah 26 orang diperoleh frekuensi fenotip sebagai berikut, jumlah praktikan yang
tergolong bergolongan darah A sebanyak 5 orang frekuensi fenotipnya 0,192,
golongan darah B berjumlah 6 orang frekuensi fenotipnya 0,231, golongan darah AB
berjumlah 1 orang frekuensi fenotipnya adalah 0,083, dan golongan darah O sebanyak
14 orang dengan frekuensi fenotipnya 0,538. Jika dibandingan dengan rombongan lain
maka frekuensi fenotip terbesar dari setiap rombongan yaitu golongan darah O
daripada golongan darah lain. Nilai frekuensi fenotip terbesar dengan golongan darah
O pada rombongan VI sedangkan nilai frekuensi fenotip terkecil dengan golongan
darah AB terdapat pada rombongan VI sebesar 0,05. Setelah mengetahui frekuensi
fenotipnya maka kita dapat mencari frekuensi alel dari data tersebut. Berdasarkan data
di atas dapat diperoleh frekuensi alel yaitu alel IA 0,12, alel IB 0,15 dan alel IO 0,73.
Jika dibandingkan dengan rombongan lain maka frekuensi alel terbesar yaitu alel IO
daripada alel lain. Nilai frekuensi alel terbesar dengan ael IO pada rombongan VI
sebesar 0,73 sedangkan nilai frekuensi alel terkecil dengan alel IA terdapat pada
rombongan VIII sebesar 0,07. Selanjutnya adalah menghitung frekuensi genotip dari
data dan diperoleh hasil sebagai berikut, untuk alel IAIA = 0,0144, IAIO = 0,0876, IBIB
= 0,0225, IBIO = 0,1095, IAIB = 0,018, dan IOIO = 0,5329. Jika dibandingkan dengan
rombongan lain maka frekuensi genotip terbesar yaitu genotip IOIO daripada genotip
lain. Nilai frekuensi genotip terbesar pada rombongan VI sebesar 0,5329 sedangkan
nilai frekuensi genotip terkecil dengan genotip IA IA terdapat pada rombongan VIII
sebesar 0,0049. Perbedaan tersebut bisa terjadi karena perbedaan jumlah praktikan dari
setiap rombongan dan juga perbedaan golongan darah dari setiap individu.
Berdasarkan data tersebut dengan perbandingan data frekuensi golongan darah,
fenotip maupun genotip untuk golongan darah sistem ABO, keadaan sampel populasi
didominasi oleh golongan darah O dengan alel IOIO sedangkan sampel populasi
golongan darah AB dengan alel IAIB memiliki populasi yang lebih sedikit. Hal tersebut
juga terjadi pada rombongan lain bahwa O mendominasi diantara golongan darah
lainnya.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai


berikut :
1. Frekuensi alel pada IA, IB, dan IO pada rombongan VI yaitu alel IA = 0,12, alel IB =
0,15 dan alel IO = 0,73.
2. Frekuensi fenotipe untuk golongan darah sistem ABO pada rombongan VI yaitu IA
= 0,192, IB = 0,231, IAB = 0,083 dan IO = 0.538.
3. Frekuensi genotipe untuk golongan darah sistem ABO pada rombongan VI yaitu
IAIA = 0,0144, IAIO = 0,0876, IBIB = 0,0225, IBIO = 0,1095, IAIB = 0,018, dan IOIO =
0,5329.
B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini sebaiknya disediakan tabel khusus untuk
mendata hasil dari semua rombongn agar lebih memudahkan praktikan dalam
mengerjakan laporan.
DAFTAR REFERENSI

Campbell, N. A., Recce, J. B., & Mitchell, L.G., 2002. Biologi. Edisi Kelima. Jilid
Kedua. Jakarta: Erlangga.
Campbell, N. A., Reece, J. B., & Mitchell, L.G., 2008. Biologi. Edisi Kedelapan. Jilid
Kedua. Jakarta: Erlangga.
Kimball, J.W., 1983. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Sofro, A. S. M., 1994. Keanekaragaman Genetik. Yogyakarta: Andi Offset.
Suryo., 1994. Genetika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai