Anda di halaman 1dari 24

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN PAVING BLOK T 8 CM

LINGKUP UMUM PEKERJAAN

1. URAIAN UMUM :
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah: Pekerjaan Pembuatan Jalan
Paving Blok T 8 CM K 300.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut Pelaksana Pekerjaan
hendaknya menyediakan tenaga-tenaga kerja, tenaga-tenaga ahli yang
cukup memadai dengan jenis pekerjaannya. Alat-alat bantu, mesin pompa,
mesin pengaduk beton dan sebagainya, bahan-bahan yang cukup dan
didatangkan ditempat pekerjaan tepat pada waktu yang ditentukan.
3. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
tertera dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat, Dokumen Gambar dan
detail.

1. SITUASI :
Pekerjaan : Pekerjaan Pembuatan Jalan Paving Blok T 8 CM K 300.

Pelaksana Pekerjaan wajib meneliti keadaan medan (site) terutama keadaan


tanah, bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi harga penawarannya.
1. Kelalaian atau kekurang telitian Pelaksana Pekerjaan dalam hal ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan claim.

2. UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK :


Permukaan atas lantai 1 FL (0,00) ditentukan + 0,20 meter dari Peil
permukaan Paving Blok / taman/ jalan lingkungan yang telah diratakan
sesuai dengan patok duga yang ada di lapangan.

3. PELAKSANAAN UKURAN-UKURAN POKOK DAN UKURAN-UKURAN


LAINNYA :
1. Ukuran yang penting dari bagian-bagian pekerjaan : Pekerjaan Pembuatan
Jalan Paving Blok T 8 CM K 300.
2. Pekerjaan Pekerjaan Pembuatan Jalan Paving Blok T 8 CM K 300. harus
sesuai dengan yang tertera dalam dokumen gambar.
3. Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan
pekerjaan menurut ukuran-ukuran yang telah ditentukan dalam
syarat-syarat umum kerja serta gambar-gambarnya.
a. Pelaksana Pekerjaan berkewajiban memberitahukan kepada
Konsultan Pengawas apabila ia akan memulai suatu bagian pekerjaan
dari pekerjaan.
b. Pelaksana Pekerjaan harus mencocokan ukuran-ukuran satu sama
lainnya dan segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas pada
setiap selisih yang didapatkannya dalam syarat-syarat umum, dokumen
gambar dan detailnya.
c. Pelaksana Pekerjaan tidak boleh membetulkan kekeliruan sebelum
merundingkannya dengan Konsultan Pengawas.
4. Pekerjaan pengukuran Jalan Lingkunagan dan sebagainya, harus
dilakukan dengan instruksi dan dengan biaya yang ditanggung oleh
Pelaksana Pekerjaan.
BAGIAN I

PEKERJAAN PERSIAPAN

1. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN PATOK


a. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan peralatan, upah tenaga kerja, material
dan pelaksanaan pengukuran dan pematokan. Termasuk dalam pekerjaan
ini pembuatan titik referensi baru (Bench Mark), pematokan, penentuan
titik-titik dan penarikan garis-garis ketinggian sebagai referensi, ketetapan
letak ketinggian dimensi dan alignment dari semua bagian yang harus
dikerjakan sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis ini.

b. SYARAT-SYARAT UMUM
1) Pelaksanaan Pekerjaan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang
dinyatakan dalam dokumen kontrak atau secara khusus ditentukan oleh
Pemberi Tugas.
2) Pengukuran harus dilakukan dengan Theodolite, Waterpass dan dilakukan
oleh Juru Ukur yang berpengalaman, Hasil Pengukuran harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas.

c. CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN


1). Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus mengetahui dan
menentukan titik referensi di lapangan (Bench Mark). Selanjutnya dilakukan
penentuan titik-titik dan perbaikan garis-garis ketinggian sebagai referensi
dan pematokan untuk menentukan letak pagar, saluran dan elevasi dasar
saluran (EDS).
2). Patok referensi, Bench mark baru ditandai dengan cat dan diletakkan pada
tempat tertentu dengan jarak per 10 s/d 15 meter, tidak mudah berubah
posisi maupun ketinggian ujung bagian atas yang berada di atas
permukaan tanah, menunjukkan peil/ elevasi diberi tanda cat, kemudian
dibuat patok-patok pembantu lainnya menurut kepentingan guna
menunjukkan letak saluran dan pagar.
3). Kontraktor bertanggung jawab dan melindungi terhadap patok-patok, titik-
titik dan garis referensi ketinggian terhadap kemungkinan perubahan letak
atau perusakan.
4). Semua pekerjaan pengukuran harus dilakukan oleh tenaga
berpengalaman/ ahli, serta pekerja-pekerja terampil, serta menggunakan
peralatan yang baik untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
5). Semua kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan pengukuran
harus dilakukan Kontraktor sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
gangguan terhadap kepentingan umum. Apalagi gangguan sedemikian tak
dapat dihindarkan, Kontraktor harus membebaskan Pemberi Tugas dari
segala tuntutan (claim) yang timbul akibat gangguan tersebut.
6).Hasil pengukuran harus segera digambar dan dibuat laporan untuk
disampaikan kepada Konsultan Pengawas, guna mendapat pemeriksaan
dan persetujuan. Berdasarkan laporan tersebut Konsultan Pengawas
mengadakan pemeriksaan dan evaluasi bila diperlukan untuk diambil
sebagai dasar sesuatu keputusan.

2. PASANG PAPAN NAMA PROYEK DIGITAL PRINTING / BOUWPLANK:


a. Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dipasang pada patok kayu
semutu Meranti merah ukuran 5/7 cm, yang tertancap dalam tanah
sehingga tidak bisa digerak-gerakan atau diubah-ubah, berjarak maksimum
1,5 meter satu sama lain.
b. Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dibuat dari kayu Meranti, dengan
ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah
atasnya (waterpas).
c. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan yang lainnya,
kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
d. Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dipasang sejauh 100 cm dari sisi
luar galian tanah.
e. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank),
Pelaksana Pekerjaan harus melaporkannya kepada Konsultan Pengawas.
f. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar
pelaksanaan (bouwplank) termasuk tanggungan Pelaksana Pekerjaan.

PAPAN NAMA PROYEK


UMUM
Papan nama proyek berfungsi sebagai identitas suatu proyek yang sedang
berjalan dan di pasang pada bagian depan lokasi proyek.

PELAKSANAAN
Pada pekerjaan papan nama proyek, dibutuhkan 1 lembar multiplek
secukupnya (dapat di baca dengan jelas dari jarak 5 meter) yang bagian
belakangnya diberi bingkai dari kayu kaso berukuran 4/6 cm dan dicat meni
kayu. Dalam pemasangannya, papan nama proyek tersebut diberi tiang kayu
yang cukup kuat.
KOP DINAS

KEGIATAN : ……………………………………
PEKERJAAN : ……………………………………
NO KONTRAK : ……………………………………
WAKTU PELAKSAAAN : ……………………………………
SUMBER DANA / NILAI KONTRAK :…………………………….……..
KONTRAKTOR PELAKSANA : …………………………………….
KONSULTAN PENGAWAS : ……………………………………
BAGIAN II

PEKERJAAN URUGAN

URUGAN TANAH KEMBALI BEKAS GALIAN DIPADATKAN DENGAN


STAMPER S/D KEPADATAN 95% STANDARD LAPIS PERLAPIS
MAKSIMUM 30 CM LAYER:

1. PEKERJAAN GALIAN TANAH :


LINGKUP PEKERJAAN :
1) Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi : pengadaan tenaga kerja,
peralatan-peralatan serta alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga pekerjaan galian tanah dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
2) Pekerjaan galian tanah dilaksanakan untuk keperluan pasangan batu
kali, pondasi tangga/undak-undak pada entrance muka (utama),
samping barat, samping timur, belakang, bak tanaman, saluran,
drainase, gorong-gorong, sumur resapan, bak kontrol, rembesan dan
tempat-tempat lain seperti ditunjukkan dalam gambar dan detail, serta
yang ditunjukkan oleh Ahli/Konsultan Pengawas.
3) Cara pelaksanaan, volume, bentuk serta detail ukuran lainnya seperti
tertera pada gambar dokumen dan bill of quantity. Termasuk dalam
pekerjaan ini adalah membuang tanah sisa, bekas galian yang tidak
terpakai keluar site atau ke tempat lain yang ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas.
4) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan galian tanah, atau
mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang sejenis
dalam spesifikasi ini, serta mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas.

PERSYARATAN BAHAN :
a) Keterangan tentang sifat-sifat dan macam tanah yang
diperlihatkan pada gambar Perencanaan atau yang didapat oleh
Pelaksana Pekerjaan sebagai hasil diskusi dengan Konsultan Pengawas
atau dari sumber lainnya harus tidak disalah tafsirkan sebagai hal yang
sudah pasti.
b) Material timbunan harus diambil dari satu sumber (quarry) yang
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Bebas dari bahan-bahan organik.
 Bebas dari sisa-sisa tumbuhan dan material yang lebih besar dari 5cm.
 Mempunyai kadar lempung yang rendah.
 Mempunyai CBR minimal 4%.
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
 Seluruh daerah yang akan diurug harus terlebih dahulu dibersihkan
terhadap kotoran-kotoran, sisa-sisa tanaman dan bahan organik lainnya
yang dapat mengganggu jalannya pemadatan.
 Pelaksanaan penimbunan, penghamparan dan pemadatan harus
dengan sepengetahuan dan seijin Konsultan Pengawas.
Penghamparan dan Pemadatan material urugan harus dilaksanakan
secara lapis perlapis.
Pelaksana Pekerjaan harus menghampar material urugan pada lapisan
horizontal yang sama tebalnya dengan ketebalan maksimum 30 cm
kemudian dipadatkan.
 Penghamparan lapis selanjutnya dapat dilaksanakan setelah pemadatan
lapis di bawahnya memenuhi persyaratan dan disetujui Konsultan
Pengawas.
 Lapisan tanah urugan harus dipadatkan sampai kepadatan keringnya ( 
dry) mencapai 95% dari kepadatan kering maksimum (  d max) yang
dicapai di laboratorium berdasarkan test AASHO T.99.
 Pemeriksaan kepadatan dilapangan harus dilaksanakan untuk tiap hasil
pemadatan seluas 400 M² pada setiap lapis pemadatan.
Pemeriksaan ini akan dilaksanakan oleh Pihak ketiga yang berkompeten
dan independent berdasarkan penunjukkan dari Pemberi Pekerjaan atas
biaya pelaksana.
Jika diperlukan pengujian CBR di lapangan, maka biaya pengujian
tersebut juga merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
 Selama dan sesudah pekerjaan pengurugan dan pemadatan, tidak
diperkenankan adanya air yang tergenang di atas tanah atau sekitar
lapangan pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan harus mengatur pembuangan air sedemikian rupa
sehingga aliran air hujan atau dari sumber-sumber lainnya selama dan
sesudah pekerjaan selesai dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Pelaksana Pekerjaan harus mengusahakan pada saat yang tepat
alat-alat dan sarana untuk melindungi pekerjaan, seperti pompa air,
selokan-selokan pembuangan dan penyimpangan dan sebagainya.
 Material urugan yang tidak mengandung kadar air yang cukup untuk
dapat mencapai kepadatan yang disyaratkan harus ditambahkan air
dengan alat penyemprot (sprinkler) dan dicampur/diaduk sampai merata.
Material urugan yang mengandung kadar air lebih tinggi dari seharusnya
tidak boleh dipadatkan sebelum cukup dikeringkan dan disetujui
Konsultan Pengawas, Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan
sarana-sarana pengujian kadar air dan melaksanakannya atas
permintaan Konsultan Pengawas.
 Jika Konsultan Pengawas menghendaki, Pelaksana Pekerjaan harus
menggali tanah tufa atau material tanah yang kurang baik mutunya pada
lapisan tanah asli sampai kedalaman yang disetujui Konsultan
Pengawas. Jika lapisan tanah asli tersebut ternyata terdiri dari material
lunak atau berlumpur, maka Pelaksana Pekerjaan harus menggali dan
mengganti lapisan tersebut dengan material yang tepat seperti pasir,
kerikil atau batu pecah sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas
dan harus dipadatkan lapis perlapis dengan ketebalan tiap lapis tidak
melebihi 30 cm.
 Dalam melaksanakan pekerjaan pemadatan, Pelaksana Pekerjaan
diharuskan menggunakan stamper (hand compaction).
Pemadatan dengan menggunakan timbris dan alat-alat ringan lainnya
tidak diperkenankan, kecuali pada daerah-daerah yang tidak
memungkinkan digunakan peralatan pemadat berat seperti disyaratkan
di atas.
 Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab atas stabilitas timbunan tanah
dan bilamana perlu harus membuat talud samping sebagai pengaman.
Pelaksana Pekerjaan harus mengganti bagian-bagian yang rusak akibat
dari kesalahan dan keteledoran Pelaksana Pekerjaan atau akibat dari
aliran air.
 Apabila dari pertimbangan Konsultan Pengawas cukup baik mutu tanah
hasil pemotongan (cutting) dilokasi, dan setelah dilakukan pengujian
kwalitas tanah ini memenuhi syarat, maka Pelaksana Pekerjaan boleh
menggunakan tanah ini untuk bahan pengurugan.
 Bila diakibatkan oleh penurunan, timbunan memerlukan tambahan
material yang tidak lebih tebal dari 20 cm, maka bagian atas timbunan
tersebut harus digaruk sebelum material timbunan tambahan
dihamparkan untuk selanjutnya dipadatkan sampai mencapai elevasi
dan persyaratan teknis lainnya.
 Tinggi permukaan tanah timbunan akhir yang dicapai harus diperiksa
dan diteliti sesuai dengan persyaratan dan gambar perencanaan.
 Setelah pekerjaan pematangan tanah selesai dilaksanakan seluruhnya,
Pelaksana Pekerjaan diharuskan untuk membuat patok-patok
tetap/bench mark sesuai dengan gambar perencanaan.
 Seluruh sisa material, puing-puing, reruntuhan dan sampah-sampah
harus disingkirkan dari lokasi.
 Kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas maka seluruh sarana
penunjang pekerjaan seperti gudang, kantor, Direksi Keet beserta segala
peralatan harus dipindahkan atau dibongkar sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas dan tanah bekas sarana-sarana penunjang
tersebut harus dirapihkan kembali.
BAGIAN III

PEKERJAAN PERKERASAN DAN PEKERJAAN LUAR

1. PEKERJAAN LAPISAN SIRTU


A. LINGKUP PEKERJAAN :
1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,
penyiapan peralatan kerja, bahan–bahan/ material serta alat–alat
bantu lainnya yang nyata–nyata diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, agar pekerjaan ini dapat terlaksana dengan baik dan
memuaskan.
2. Pekerjaan urugan sirtu dari bahan campuran pasir, kerikil/ batu–
batuan kecil yang diambil dari dasar sungai daratan, yang dilakukan
meliputi seluruh lapisan daerah parkir, jalan, pedestrian serta
seluruh detil yang ditunjukkan dalam gambar.
3. Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka seluruh pekerjaan
maupun tambahan–tambahan bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini adalah menjadi beban dan tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.
4. Cara pengerjaan, volume serta detil-detil lainnya sesuai dengan
yang tercantum dalam dokumen gambar dan bill of quantity.
5. Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lapisan sirtu,
atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang
sejenis dalam spesifikasi ini.

B. PERSYARATAN BAHAN:
1. Pelaksana Pekerjaan harus mengetahui lokasi pengambilan bahan
tersebut dengan pasti, untuk menjamin mutu pekerjaan seperti yang
disyaratkan.
2. Bahan yang digunakan adalah sirtu dari dalam sungai dari ukuran
gradasi klas B (100% lolos ayakan 1,5").
3. Lapisan sirtu adalah bagian dari konstruksi perkerasan jalan yang
terletak di antara permukaan tanah dan lapisan perkerasan/ lapisan
penutup.
4. Sirtu yang digunakan bersih dari segala kotoran, keras, tahan
terhadap cuaca (tidak porous), tidak pipih, warna hitam keabu–
abuan.
5. Tebal lapisan padat atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
detil gambar.
6. Bahan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PUBB
tahun 1982 Pasal 13, ASTM No. 12, ASTM D3, ASTM C235 dan
Peraturan Bina Marga No. 01/ST/BM/1972.
7. Sebelum pekerjaan dimulai, semua peralatan/ perlengkapan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus siap/ tersedia di
lokasi pekerjaan dalam keadaan baik dan siap pakai.
8. Permukaan lapisan dasar sirtu harus bersih, rata, padat dan tidak
tergenang air.
9. Pelaksanaan lapisan sirtu harus dipadatkan sesuai persyaratan
yang ditentukan atau sesuai ketentuan Konsultan Pengawas.
10. Pemadatan dilakukan dengan smooth wheel rollers kapasitas 6–8
ton, sehingga mencapai hasil struktur lapisan yang homogen dan
tercapainya pemadatan yang optimal.
11. Penggilasan dilakukan dari tepi ke arah tengah jalan/ daerah
pengurugan sirtu dengan pengulangan minimum 6 kali.
12. Sepanjang lokasi pengurugan sirtu yang tidak dapat dipadatkan
dengan mesin penggilas, maka lokasi tersebut harus dipadatkan
dengan alat tumbuk mekanis atau tenaga manusia yang disetujui
Konsultan Pengawas dengan hasil yang memenuhi persyaratan.
13. Jika terjadi hasil pemadatan permukaan yang tidak rata, maka
permukaan yang tidak rata harus digusur untuk kemudian ditimbun
kembali dengan bahan yang sama dan digilas lagi sampai padat dan
rata.
14. Lapisan sirtu yang telah selesai harus diperiksa dengan cara seperti
yang telah ditentukan, dengan ketentuan untuk 1 (satu) test setiap
luas 250 m2.
15. Pelaksana Pekerjaan harus mengisi kembali bekas lubang–lubang
pengetesan atas biaya sendiri yang diawasi oleh Konsultan
Pengawas. Jika terjadi penyusutan Pelaksana Pekerjaan harus
memperbaiki daerah tersebut dengan biaya sendiri.
16. Pelaksana Pekerjaan harus senantiasa merawat dan menjaga
keutuhan dari hasil pekerjaan tersebut agar mutu pekerjaan tetap
terjamin.
2. PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT

A. LINGKUP PEKERJAAN:
1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,
penyiapan peralatan kerja, bahan–bahan/ material serta alat–alat
bantu lainnya yang nyata–nyata diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, agar pekerjaan ini dapat terlaksana dengan baik dan
memuaskan.
2. Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di bawah pondasi, di bawah
lantai, di bawah lantai kerja, di bawah pasangan batu sikat, di bawah
beton rabat serta seluruh detil yang ditunjukkan pada gambar dan
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka seluruh pekerjaan
maupun tambahan–tambahan bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini adalah menjadi beban dan tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.
4. Cara pengerjaan, volume serta detil–detil lainnya sesuai dengan
yang tercantum dalam dokumen gambar dan bill of quantity.
5. Ketentuan–ketentuan dan persyaratan–persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan urugan pasir,
atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang
sejenis dalam spesifikasi ini.

B. PERSYARATAN BAHAN:
1. Pasir yang digunakan harus terdiri atas butir–butir yang bersih,
tajam dan keras, bebas lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya,
serta konsisten terhadap NI–3 (PUBB tahun 1970) Pasal 14 ayat 3.
2. Air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan–bahan organik lainnya serta
memenuhi syarat–syarat yang ditentukan dalam NI–3 Pasal 10.
Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada
Pelaksana Pekerjaan agar air yang dipakai untuk keperluan ini
diperiksa di Laboratorium Pemeriksaan Bahan yang resmi dan sah
atas biaya Pelaksana Pekerjaan sepenuhnya.
3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat–syarat
yang ditentukan di atas dan harus dengan persetujuan Konsultan
Pengawas.
C. SYARAT–SYARAT PELAKSANAAN :
1. Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan Konsultan
Pengawas.
2. Pekerjaan urugan pasir dilakukan apabila seluruh pekerjaan lain di
bawahnya/ di dalamnya telah selesai dengan baik dan sempurna.
3. Untuk pekerjaan urugan pasir padat yang cukup tebal, lapisan pasir
urug dilakukan lapis demi lapis, maksimum t = 30 cm, dipadatkan
dengan Stamper (Hand Compaction) hingga mencapai ketebalan
yang diinginkan/ disebutkan dalam gambar detil atau sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas.
4. Setiap lapis pasir urug harus diratakan, disiram air sampai kadar air
optimum dan dipadatkan dengan alat pemadat yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak
kurang dari 95% dari kepadatan maksimum hasil laboratorium.
5. Di tempat–tempat yang sulit dilakukan pemadatan dengan alat
pemadat (Hand Compaction), dapat dikerjakan dengan tenaga
manusia dengan persetujuan Konsultan Pengawas. Hasil
pemadatan harus memenuhi persyaratan/ ketentuan.
6. Lapisan pekerjaan di atasnya, dapat dikerjakan bilamana pekerjaan
urugan pasir padat telah sempurna, memenuhi semua persyaratan
yang ditentukan dan sudah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
BAGIAN IV

PEKERJAAN GORONG – GORONG

1. Ruang Lingkup

Lingkup pekerjaan ini mencakup penggalian, pengadaan precast gorong-


gorong, pemasangan bowplank, penimbunan dengan material pilihan, serta
perapihan hasil pekerjaan.

2. Persiapan Pekerjaan

a) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,


perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan
dimulai.

b) Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material.

c) Memberitahu konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum


tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work).

3. Uraian Pekerjaan

 Pemasangan bowplank.

 Melakukan penggalian pada lokasi pekerjaan

 Menghampar Abu Batu dengan tebal 5 cm sebagai lantai kerja.

 Ditempat terpisah gorong-gorong beton bertulang dicetak, dengan terlebih


dahulu mengajukan JMF dan JMD Beton kepada Direksi. Lalu diangkut ke
lokasi pekerjaan.

 Pemasangan Precast Gorong-Gorong Beton.

 Penimbunan Kembali dengan material pilihan, lalu dipadatkan dengan


stemper.
4. Kebutuhan Jasa Dan Alat Material
 Tanaga yang dibutuhkan
 Pekerja
 Tukang batu
 Mandor
 Operator
 peralatan yang dibutuhkan
 Stemper
 Flat bed truk
 Alat bantu
 bahan yang digunakan
 Gorong-gorong pipa
 Beton diameter Natural
 Abu Batu
 Timbunan Pilihan
 Material Lainnya

BAGIAN V

PEKERJAAN PEMASANGAN PAVING BLOK

1. PENANGAN PEKERJAAN UTAMA


Untuk mengawali pesangan paving ini terlebuh dahulu membongkar paving
dan saluran lama, Pembongkaranya tidak memerlukan material tertentu,
hanya saja ada beberpa peralan manual yang digunakan seperti : Cangkul,
Sekop, keranjang, gerobak dorong, dan peralatan kecil lainnya.

Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak


merusak bagian lainnya yang tidak semestinta dibongkar dan tidak
membahayakan manusia, baik orang lain, personil yang terlibat dalam
pelaksanaan ini maupun pekerjanya sendiri.

Semua material bekas bongkaran diangkut keluar proyek, bongkar pasangan


lama sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus membongkar pasangan
paving dan saluran lama yang tidak sesuai lagi dengan gambar yang baru,
hasil bongkaran dibuang dari luar lokasi pekerjaan jangan sampai terganggu
pekerjaan yang akan dikerjakan. Sebelum memulai bongkaran pasangan
lama kontraktor harus konsultansi dengan konsultan pengawas dan direksi
tekis dari dinas terkait pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu pertama.

2. PASANG PAVING STONE K 300

Material yang digunakan untuk setiap m2 Paving adalah paving dengan


ukuran 8 cm K 300, peralatan peralan yang diguankan adalah peralatan
manual.

Urutan pelaksanaan pekerjaan (Metode Kerja)

 Siapkan terleih dahulu lokasi yang akan dipaving

 Pekerjaan yang dilaksanakan setelah badan jalan sudah diratakan baik


dari segi pondasi agrigetnya maupun pasir rata dibawah paving

 Pasang kepalan paving sebagai acuan untuk kelurusan dan elevasi


permukaan paving supaya merata

 Selanjutnya pasang satu persatu paving mengikuti banang kepalaan


sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan

 Untuk kekuatan pasangan paving maka segera dilakukan pemasangan


Topi Uskup sebagai pengunci tepi paving

 Bagian tepi batas paving digali untuk kedalaman pondasi Kasteen yang
tertanam

 Selanjutnya kasteen dipasang dan setiap sambungannya diisi dengan


adukan
 Bagian tepi luar kasteen di urug dengan tanah urug agar posisi kasteen
tidak bergeser

 Pekerjaan dilaksanakan sampai ukuran panjang yang ditentukan.

3. PEMASANGAN TOPI USKUP

Material yang digunakan untuk topi uskup adalah sesuai Gambar dan
peralatan yang digunakan untuk pesangan topi uskup adalah peralatan
pertukangan manual dan peralatan kecil lainnya.

Pekerjaan topi uskup dilakukan bersama dengan pekerjaan paving blok,


pemasangan topi uskup ini bersama paving aagar tidak bergeser sehingga
paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya. Topi Uskup dipasang
menyesuaikan sisi sisi tepi pola bloking paving yang terpasang sesaui dengan
yang di isyaratkan dalam pertunjukan teknis dan gambar

4. KASTEEN

Material yang digunakan untuk Kansteen k 300 adalah 12/15x28x40 m’


peralatan yang digunakan adalah peralatan pertukangan manual dan alat
kecil lainnya

Urutan pelaksanaan pekerjaan

Dipasang asesuai dengan ketinggian dan lebar galian yang sesuai rencana

 Bagian tepi batas paving digali untuk kedalaman pondasi kasteen yang
tertanam

 Selanjutnya kasteen dipasang dan diberi nat nat dan setiap


sambungannya diisi dengan

 Bagian tepi luar kasteen diurug dengan tanah urug agar posisi kansteen
tidak bergeser

 Pekerjaan dilaksananakan sampai ukuran panjang yang ditentukan

 Pekerjaan ini dilakukan bersama paving dan topi uskup

5. IDENTIFIKASI PEMASANGAN
Pengidentifikasian perlu dilakukan dengan pemeriksaan secara berkala
terhadap kemungkinan adanya gejala awal terjadinya kerusakan seperti retak,
pecah, penurunan/ambles

Metode perbaikan pada perkerasan paving adalah bagian bagian paving yang
retak atau pecah diganti dengan paving baru, sedangkan untuk paving ynag
ambles maka lapisan paving dibongkar berikut pondasi tanah/agregat
dibawahnya untuk kemudian si urug kembali dan dipadatkan, setelah padat
dan merata maka paving bias dipasang kembali dan dihampar pasir urug di
sela sela nat paving.

Pengidentifikasian pada kansteen biasanayan pada posisi kasteen yang


bergeser keluar Karena tekanan beban roda, kemudian termasuk juga
dengan permukaan kansten yang retak dan berubah menjadi kasar, metode
perbaikannya adalah dengan melakukan pengecoran kembali kansteen
kemudian bagian tepi luar kansteen di urug dengan tanah setinggi kansteen.

BAGIAN VII
PEKERJAAN PENGECATAN

1. PEKERJAAN CAT TEMBOK:

a. LINGKUP PEKERJAAN :
1) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,
penyiapan peralatan kerja, bahan-bahan/material serta alat-alat bantu
lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
agar pekerjaan pengecatan ini dapat terlaksana dengan baik dan
memuaskan.
2) Pekerjaan pengecatan yang akan dilaksanakan meliputi dinding
tembok, dinding bak tanaman, dan bagian dalam serta seluruh detail
yang ditunjukan/disebutkan dalam dokumen gambar.
3) Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka seluruh pekerjaan
maupun tambahan- tambahan bahan yang sehubungan dengan
pekerjaan ini adalah menjadi beban dan tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.
4) Cara pengerjaan, volume serta detail-detail lainnya sesuai dengan
yang tercantum dalam dokumen gambar dan bill of quantity.
5) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan finishing/pengecatan,
atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang
sejenis dalam spesifikasi ini.

b. PERSYARATAN BAHAN :
1) Bahan cat yang dipergunakan produksi dalam negeri, minimal
produksi FARCO, ICI.
2) Pengecatan dinding tembok, beton bagian luar (exterior) :
a) Cat dasar digunakan produk Catilak, ICI Undercoat Tembok, yg
siap pakai atau sesuai dengan petunjuk atau yang disyaratkan
pabrik yang mengeluarkan sebagai lapisan pertama. Pengecatan
lapisan dasar dilakukan minimal satu kali laburan atau sampai rata
dan sama tebalnya.
b) Sebagai cat finish/akhir digunakan produk Catilak, ICI Jenis
Polyurethane Acrylic Enamel/Acrylic Emulsion/Vinyl Acrylic
Emulsion/Weathercoat, type tidak mengkilat. Pengecatan akhir ini
minimal dilaksanakan dua kali laburan atau sampai rata dan sama
tebalnya.
a) Bahan pengencer sesuai dengan yang disyaratkan dari pabrik
yang bersangkutan.
b) Pengeringan minimum setelah 24 jam lapisan berikutnya dapat
dilaksanakan.
c) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
dalam PUBI-1982 pasal 54, NI-4, BS No. 3900-1970, AS K-41 dan
sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang bersangkutan.

c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
1) Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk
memperoleh persetujuannya.
2) Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan
persyaratan teknis operatip dari pabrik yang bersangkutan dan contoh
percobaan warna cat kepada Konsultan Pengawas.
3) Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, permukaan bidang yang
akan dicat harus rata, kering dan bersih dari segala kotoran-kotoran
yang menempel, debu, minyak dan lain sebagainya.
4) Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukannya telah
diratakan/dihaluskan dengan ampelas. Plesteran harus betul-betul
kering, tidak ada retak-retak dan telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
5) Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, Pelaksana Pekerjaan
diwajibkan membuat contoh-contoh warna, untuk disetujui Konsultan
Pengawas.
6) Pekerjaan pengecatan disyaratkan dengan menggunakan
sprayer/roller untuk bidang permukaan yang luas, sedangkan untuk
bidang permukaan yang kecil dilaksanakan dengan menggunakan kwas.
7) Sebelum cat digunakan harus diaduk terlebih dahulu sampai rata.
8) Cat dasar dilakukan setelah seluruh permukaan pengecatan
memenuhi persyaratan dan telah selesainya pekerjaan-pekerjaan yang
ada didalamnya serta telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
9) Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya
sentuhan-sentuhan benda lain dan pengaruh-pengaruh pekerjaan
sekelilingnya minimum selama dua jam, atau sesuai dengan yang
disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.

2. PEKERJAAN CAT KAYU/BESI :


a. LINGKUP PEKERJAAN :
1) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,
penyiapan peralatan kerja, bahan-bahan/material serta alat-alat bantu
lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
agar pekerjaan pengecatan ini dapat terlaksana dengan baik dan
memuaskan.
2) Pekerjaan pengecatan yang akan dilaksanakan meliputi pengecatan
permukaan kayu yang tampak, atau pada seluruh detail yang
ditunjukkan/disebutkan dalam dokumen gambar.
3) Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka seluruh pekerjaan
maupun tambahan- tambahan bahan yang sehubungan dengan
pekerjaan ini adalah menjadi beban dan tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.
4) Cara pengerjaan, volume serta detail-detail lainnya sesuai dengan
yang tercantum dalam dokumen gambar dan bill of quantity.
5) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan finishing/pengecatan,
atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang
sejenis dalam spesifikasi ini.

b. PERSYARATAN BAHAN :
1) Digunakan bahan cat produksi dalam negeri, minimal produksi SEIVE
a) Sebagai bahan untuk pengawet kayu yang akan dicat terhadap
kelapukan dan jamur, diulaskan satu lapis ICI Stain Blocking Wood
Primer.
b) Untuk cat dasar digunakan produksi dalam negeri dari SEIVE,
jenis Emulsi Acrylic Primer Undercoat, minimal satu kali laburan,
dengan bahan pengencer sesuai yang disyaratkan dari pabrik yang
bersangkutan.
c) Sebagai cat finish/akhir digunakan produksi dalam negeri, jenis
SEIVE Cat Kayu/Besi dengan bahan pengencer thinner seri 801 atau
seri 802, pengecatan dilaksanakan minimal dua kali laburan.
2) Warna sesuai dengan dokumen gambar atau ditentukan kemudian.
Sesuai dengan persetujuan Konsulatan Pengawas
3) Ketebalan minimal 35 micron, daya sebar 15 M2/liter.
4) Pengeringan untuk cat minimal setelah 24 jam lapisan berikutnya
boleh dilaksanakan.
5) Pekerjaan pengecatan disyaratkan dengan menggunakan sprayer
untuk bidang permukaan yang luas, sedangkan untuk bidang permukaan
yang kecil dilaksanakan dengan menggunakan kwas.
6) Pengendalian pekerjaan pengecatan ini harus memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No.
3900-1970/1971, AS K-41, NI-4 dan sesuai ketentuan teknis dari
pabrik yang bersangkutan.

c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
1) Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk
memperoleh persetujuannya.
2) Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan
persyaratan teknis operatip dari pabrik yang bersangkutan dan contoh
percobaan warna cat kepada Konsultan Pengawas.
3) Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, permukaan bidang yang
akan dicat harus rata, kering dan bersih dari segala kotoran-kotoran
yang menempel, debu, minyak dan lain sebagainya.
4) Pelaksana Pekerjaan harus membuat contoh jadi dari pekerjaan
pengecatan dalam beberapa macam warna, dan diserahkan kepada
Konsultan Pengawas, untuk mendapatkan persetujuan.
5) Penukaran/penggantian bahan harus dari mutu yang sesuai contoh
yang disetujui serta harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas,
penukaran dan penggantian bahan menjadi beban dan tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan sepenuhnya tanpa adanya biaya tambahan.
6) Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan
bahan/alat mesin ampelas elektrik yang bermutu baik, sampai
merupakan bidang permukaan pengecatan yang halus dan licin, segala
persiapan pengecatan telah memenuhi persyaratan dengan baik dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7) Sebelum cat digunakan harus diaduk terlebih dahulu sampai rata.
8) Bidang permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari segala
macam kotoran, umpamanya debu, serbuk gergaji dan lain sebagainya.
Permukaan harus benar-benar bebas dari minyak/lemak serta harus
sudah kering betul.
9) Harus dihindarkan adanya celah-celah/pori-pori serat kayu pada
permukaan yang akan dicat.
10) Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian bahan dilakukan, untuk
mendapatkan warna yang merata dan sempurna.
11) Pengecatan dilaksanakan minimal dua kali laburan atau sampai
mendapatkan hasil pengecatan yang merata dan sama warnanya.
Pengulangan dilaksanakan setelah lapisan yang pertama mengalami
periode pengeringan yang cukup (minimal 24 jam).
12)Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya
sentuhan-sentuhan benda lain dan pengaruh-pengaruh pekerjaan
sekelilingnya minimum selama dua jam, atau sesuai dengan yang
disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.

PASAL XI
PEKERJAAN LAIN-LAIN

Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Konstruksitor harus memelihara


Pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah,
yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan,
semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah,
perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh
permukaan terekspos yang nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggal
dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.

PEMBERSIHAN SELAMA PELAKSANAAN

1) Konstruksitor harus melakukan pembersihan secara teratur untuk


menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian
dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan
kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat kerja dan
memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.
2) Konstruksitor harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan
bebas dari kotoran dan bahan yang lepas dan berada dalam kondisi
operasional pada setiap saat
3) Konstruksitor harus menjamin bahwa rumput yang tumbuh pada berm
lama atau yang baru dikerjakan dan pada talud samping dipangkas dan
dipelihara sedemikian rupa sehingga ketinggiannya maksimum 3 cm.
4) Bilamana dianggap perlu, Konstruksitor harus menyemprot bahan dan
sampah yang kering dengan air untuk mencegah debu atau pasir yang
beterbangan.
5) Konstruksitor harus menjamin bahwa rambu jalan dan sejenisnya
dibersihkan secara teratur agar bebas dari kotoran dan bahan lainnya.
6) Konstruksitor haruis menyediakan drum di lapangan untuk menampung
sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.
7) Konstruksitor harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan
sampah di tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat
maupun Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang
berlaku.
8) Konstruksitor tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan
bangunan di lokasi proyek tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
9) Konstruksitor tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti
cairan kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang
ada.
10) Konstruksitor tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke
dalam sungai atau saluran air.
11) Bilamana Konstruksitor menemukan bahwa saluran drainase samping
atau bagian lain dari sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan
setiap jenis bahan selain dari pengaliran air permukaan, baik oleh pekerja
Konstruksitor maupun pihak lain, maka Konstruksitor harus segera
melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi Pekerjaan, dan segera
mengambil tindakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
untuk mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut.

PEMBERSIHAN AKHIR
1) Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam
keadaan bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. Konstruksitor juga harus
mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak
diperuntukkan dalam Dokumen Konstruksi ke kondisi semula.

2) Pada saat pembersihan akhir, semua perkerasan, kerb, dan struktur


harus diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin
ditemukan sebelum pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di tempat
kerja dan semua lokasi diperkeras untuk umum yang bersebelahan
langsung dengan tempat kerja harus disikat sampai bersih. Permukaan
lainnya harus digaru sampai bersih dan semua kotoran yang terkumpul
harus dibuang.

Anda mungkin juga menyukai