Anda di halaman 1dari 8

SUSUNAN ACARA

KELAS IBU BULAN JULI 2019

NO WAKTU ACARA
1 08.00 – 09.00 Registrasi (Pengisian Daftar Hadir)
Pembukaan:
1. Bidan Desa
2 09.00 – 09.30
2. Bidan Koordinator Puskesmas
3. Ahli Gizi Puskesmas
3 09.30 – 12.00 MATERI
4 12.00 – 12.30 ISHOMA
5 12.30 – 13.30 Tanya Jawab
6 13.30 – 13.45 Doa
7 13.45 – 14.00 Penutupan

Sukaraja, Juli 2019

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Sukaraja

dr. Lydia Marturia KRMS, M.Si


Nip. 197306102008012010
SUSUNAN ACARA
HALUN BULAN JULI 2019

NO WAKTU ACARA
1 07.00 – 07.30 Registrasi (Pengisian Daftar Hadir)
Pembukaan:
2 07.30 – 08.00 1. Kepala Puskesmas
2. Petugas PTM Puskesmas
3 08.00 – 09.00 SENAM BERSAMA
4 09.00 – 11.30 MATERI
5 11.30 – 12.30 Tanya Jawab
6 12.30 – 13.00 ISHOMA
7 13.00 – 14.00 Pemeriksaan Kesehatan
8 14.00 – 14.15 Doa dan Penutup

Sukaraja, Juli 2019

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Sukaraja

dr. Lydia Marturia KRMS, M.Si


Nip. 197306102008012010
SUSUNAN ACARA
PERTEMUAN KADER JUMANTIK BULAN JULI 2019

NO WAKTU ACARA
1 08.00 – 08.30 Registrasi (Pengisian Daftar Hadir)
Pembukaan:
2 08.30 – 09.00 1. Petugas Surveilans
2. Bidan Desa
3 09.00 – 10.30 MATERI
4 10.30 – 11.30 Tanya Jawab
5 11.30 – 12.30 ISHOMA
6 12.30 – 13.30 Praktek Lapangan Pemeriksaan Jentik
7 13.30 – 14.00 Doa dan Penutup

Sukaraja, Juli 2019

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Sukaraja

dr. Lydia Marturia KRMS, M.Si


Nip. 197306102008012010
Perilaku CERDIK: Masa Muda Sehat, Hari Tua Nikmat, Tanpa
Penyakit Tidak Menular

Kementerian Kesehatan mengajak masyarakat untuk CERDIK dalam mengendalikan


Penyakit Tidak Menular (PTM). “Mari menuju masa muda sehat, hari tua nikmat tanpa penyakit
tidak menular dengan perilaku CERDIK”. CERDIK adalah slogan kesehatan yang setiap
hurufnya mempunyai makna yaitu; C=Cek kesehatan secara berkala, E=Enyahkan asap
rokok, R=Rajin aktifitas fisik, D=Diet sehat dengan kalori seimbang, I=Istirahat cukup
dan K= Kelola stress. Perilaku CERDIK ini dapat diterapkan melalui kegiatan Posbindu PTM.

Data dari WHO Global Report on NCD, 2010 menyebutkan bahwa persentase kematian
akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) menempati proporsi yang besar (63%) dibanding dengan
penyakit menular. Sedangkan di kawasan Asia Tenggara, berdasarkan data WHO Global
Observatory 2011,menunjukkan bahwa proporsi kematian kasus karena penyakit tidak menular
adalah lebih besar dibanding penyakit menular.

Indonesia menghadapi transisi epidemiologi dalam masalah kesehatan, dimana penyakit


menular belum dapat teratasi, sementara penyakit tidak menular, termasuk penyakit Asma
cenderung meningkat. Dari data SKRT 1995-2001, Riskesdas 2007, di Indonesia, kecenderungan
kematian kasus karena penyakit menular menunjukkan penurunan, tetapi kasus kematian karena
penyakit tidak menular terus meningkat. Data penyebab kematian menunjukkan bahwa penyakit
tidak menular mendominasi 10 urutan teratas penyebab kematian pada semua kelompok umur.
Penyakit saluran pernapasan yang menyebabkan kematian terbesar adalah Tuberculosis (7,5%)
dan Lower Tract Respiratory Disease (5,1%). Data Riskesdas 2007 dan 2010 menyebutkan
bahwa angka kesakitan penyakit respirasi terbesar adalah penyakit Asma (3,5%).

Risiko penyakit tidak menular sebenarnya dimulai sejak awal dari dalam kandungan
sampai usia dewasa. Oleh sebab itu strategi pengendalian penyakit tidak menular termasuk Asma
seharusnya dilakukan sejak janin dalam kandungan. Salah satu faktor risiko yang harus
mendapat perhatian besar adalah bahaya rokok terhadap kesehatan. Menurut Global Youth
Tobacco Survey, terjadi peningkatan perokok remaja cukup signifikan yaitu 2 kali lipat selama
kurun waktu 3 tahun terakhir yaitu tahun 2006 sampai 2009.
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2001 dan Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010, terjadi peningkatan perokok pada kelompok usia
10-14, dari 9,5% (SUSENAS 2001) menjadi 17,5% (RISKESDAS 2010). Peningkatan hampir
dua kali lipat. Data Global Adult Tobacco Survey Tahun 2011 menunjukkan prevalensi perokok
usia 15 tahun keatas sangat tinggi. Perokok laki-laki adalah 67,4% dan wanita 2,7%. Sementara
dari beberapa survei diketahui, 78,4% orang dewasa terpapar asap rokok dalam rumah.

Program prioritas Kementerian Kesehatan dalam pengendalian PTM mencakup:


akselerasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR), pengendalian faktor risiko PTM secara terintegrasi
berbasis kelompok masyarakat aktif (Posbindu PTM), deteksi dan tindak lanjut dini penyakit
tidak menular termasuk Asma, dan tatalaksana kasus di fasilitas pelayanan kesehatan dasar yaitu
Puskesmas. Posbindu PTM merupakan kegiatan deteksi dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM.
Sejak tahun 2008 dikembangkan suatu prosedur pendekatan praktis yang terintegrasi dalam
penyakit paru (Practical Approach to Lung Health/ PAL) bagi penderita dengan gejala gangguan
saluran pernapasan yang berusia di atas 5 tahun (Asma, pneumonia, TB dan Penyakit Paru
Obstruktif Kronis/PPOK).

Masalah kesehatan tidak akan dapat diselesaikan oleh sektor pemerintah saja, untuk
mengatasinya diperlukan kerja sama yang baik antara pemerintah dan organisasi masyarakat,
para ahli, dan masyarakat pada umumnya. Diharapkan Posbindu PTM yang merupakan kegiatan
deteksi dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM dapat dilakukan oleh berbagai kelompok
masyarakat aktif, diharapkan pula setiap Puskesmas mampu melayani masalah penyakit tidak
menular.
Kegiatan Pos Gizi dan PMT Penyuluhan

Pos Gizi merupakan pelayanan yang dilakukan di Posyandu dengan melakukan


penimbangan dan pengukuran tinggi badan balita yang kemudian diidentifikasi apakah seseorang
balita tersebut masuk ke dalam kategori gizi buruk atau tidak. Hal ini dilakukan agar
angka stunting pada anak-anak di Indonesia terutama di daerah-daerah bisa semakin
menurun. Kegiatan pertama yang dilakukan dalam Pos Gizi adalah dengan melakukan pendataan
sasaran melalui pengukuran di Posyandu yang dilakukan oleh kader dan divalidasi oleh petugas
kesehatan, terutama data antropometri dan status gizi.

Balita butuh lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat agar terjadi penambahan berat
badan yang sehat. Berikan si Kecil makanan anak dengan nutrisi yang seimbang. Masa balita
adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini, otak balita telah siap
menghadapi berbagai stimulasi seperti belajar berjalan dan berbicara lebih lancar.

Cermati perbedaan ini saat Ibu merencanakan menu makan si Kecil:

a. Gula & Garam - Konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang
dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Cermati makanan si Kecil karena makanan orang dewasa
belum tentu cocok untuknya. Kadang makanan Ibu terlalu banyak garam atau gula, atau bahkan
mengandung bahan pengawet atau pewarna buatan.

b. Porsi Makan - Porsi makan si Kecil juga berbeda dengan orang dewasa. Mereka membutuhkan
makanan sumber energi yang lengkap nutrisi dalam jumlah lebih kecil namun sering.

c. Kebutuhan Energi & Nutrisi - Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein,
lemak serta vitamin, mineral dan serat wajib dikonsumsi si Kecil setiap hari. Atur agar semua
sumber gizi tersebut ada dalam menu setiap hari.

d. Susu Pertumbuhan - Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi si
Kecil. Sedikitnya balita membutuhkan 350 ml susu per hari. Susu Pertumbuhan dari Nutricia
merupakan susu lengkap gizi yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi anak usia 12 bulan ke
atas dan menjadi pelengkap menu si Kecil.
Menu Seimbang

Merupakan kombinasi dari berbagai bahan berikut:

• Karbohidrat: Seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mie. Kenalkan beragam karbohidrat secara
bergantian. Selain sebagai menu utama, karbohidrat bisa diolah sebagai makanan selingan atau
bekal sekolah seperti puding roti atau donat kentang yang lezat.

• Buah dan sayur: Seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel. Jenis sayuran beragam
mengandung zat gizi berbeda. Berikan setiap hari baik dalam bentuk segar atau diolah menjadi
jus.
• Susu dan produk olahannya: Seperti susu pertumbuhan, keju dan yoghurt. Pastikan balita Ibu
mendapatkan asupan kalsium yang cukup dari konsumsi susunya

• Protein: Seperti ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan. Tunda pemberiannya bila timbul
alergi atau ganti dengan sumber protein lain. Untuk vegetarian, gabungkan konsumsi susu
dengan minuman berkadar vitamin C tinggi untuk membantu penyerapan zat besi.

• Lemak: Seperti yang terdapat dalam minyak, santan, mentega, roti, dan kue juga mengandung
omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak. Pastikan si Kecil mendapatkan kadar
lemak esensial dan gula yang cukup bagi pertumbuhannya. Namun perlu diperhatikan bahwa
lemak dan gula tidak digunakan sebagai pengganti jenis makanan lainnya (seperti karbohidrat).

Balita butuh lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat agar terjadi penambahan berat
badan yang sehat. Berikan si Kecil makanan anak dengan nutrisi yang seimbang.

Makanan Yang Harus Dihindari

Beberapa makanan perlu perhatian ekstra untuk dihindari, diantaranya:

• Makanan yang terlalu berminyak, junk food, dan makanan berpengawet sebaiknya dihindari.
Gunakan bahan makanan segar untuk menu makan keluarga terutama untuk si Kecil.
• Penggunaan garam bila diperlukan sebaiknya digunakan dalam jumlah sedikit. Pilih garam
beriodium yang baik untuk kesehatan. Bila membeli makanan dalam kemasan, perhatikan juga
kandungan garamnya.
• Aneka jajanan di pinggir jalan yang tidak terjamin kebersihan dan kandungan gizinya. Ibu bisa
membuat sendiri 'jajanan' untuk balita Ibu hingga ia tidak tergiur untuk jajan.

• Telur dan kerang, karena seringkali menimbulkan alergi bahkan keracunan bila Ibu
tidak memilih yang segar dan salah mengolahnya. Biasakan mengolah telur sampai matang
untuk menghindari bakteri yang dapat mengganggu pencernaan.

• Kacang-kacangan bisa menjadi pencetus alergi. Jangan berikan kacang bila si Kecil belum
terampil mengunyah karena bisa tersedak.

Asupan nutrisi seimbangan akan mengoptimalkan perkembangan si Kecil, penuhi semua


kebutuhan nutrisi hariannya.

Anda mungkin juga menyukai