NO WAKTU ACARA
1 08.00 – 09.00 Registrasi (Pengisian Daftar Hadir)
Pembukaan:
1. Bidan Desa
2 09.00 – 09.30
2. Bidan Koordinator Puskesmas
3. Ahli Gizi Puskesmas
3 09.30 – 12.00 MATERI
4 12.00 – 12.30 ISHOMA
5 12.30 – 13.30 Tanya Jawab
6 13.30 – 13.45 Doa
7 13.45 – 14.00 Penutupan
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Sukaraja
NO WAKTU ACARA
1 07.00 – 07.30 Registrasi (Pengisian Daftar Hadir)
Pembukaan:
2 07.30 – 08.00 1. Kepala Puskesmas
2. Petugas PTM Puskesmas
3 08.00 – 09.00 SENAM BERSAMA
4 09.00 – 11.30 MATERI
5 11.30 – 12.30 Tanya Jawab
6 12.30 – 13.00 ISHOMA
7 13.00 – 14.00 Pemeriksaan Kesehatan
8 14.00 – 14.15 Doa dan Penutup
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Sukaraja
NO WAKTU ACARA
1 08.00 – 08.30 Registrasi (Pengisian Daftar Hadir)
Pembukaan:
2 08.30 – 09.00 1. Petugas Surveilans
2. Bidan Desa
3 09.00 – 10.30 MATERI
4 10.30 – 11.30 Tanya Jawab
5 11.30 – 12.30 ISHOMA
6 12.30 – 13.30 Praktek Lapangan Pemeriksaan Jentik
7 13.30 – 14.00 Doa dan Penutup
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Sukaraja
Data dari WHO Global Report on NCD, 2010 menyebutkan bahwa persentase kematian
akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) menempati proporsi yang besar (63%) dibanding dengan
penyakit menular. Sedangkan di kawasan Asia Tenggara, berdasarkan data WHO Global
Observatory 2011,menunjukkan bahwa proporsi kematian kasus karena penyakit tidak menular
adalah lebih besar dibanding penyakit menular.
Risiko penyakit tidak menular sebenarnya dimulai sejak awal dari dalam kandungan
sampai usia dewasa. Oleh sebab itu strategi pengendalian penyakit tidak menular termasuk Asma
seharusnya dilakukan sejak janin dalam kandungan. Salah satu faktor risiko yang harus
mendapat perhatian besar adalah bahaya rokok terhadap kesehatan. Menurut Global Youth
Tobacco Survey, terjadi peningkatan perokok remaja cukup signifikan yaitu 2 kali lipat selama
kurun waktu 3 tahun terakhir yaitu tahun 2006 sampai 2009.
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2001 dan Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010, terjadi peningkatan perokok pada kelompok usia
10-14, dari 9,5% (SUSENAS 2001) menjadi 17,5% (RISKESDAS 2010). Peningkatan hampir
dua kali lipat. Data Global Adult Tobacco Survey Tahun 2011 menunjukkan prevalensi perokok
usia 15 tahun keatas sangat tinggi. Perokok laki-laki adalah 67,4% dan wanita 2,7%. Sementara
dari beberapa survei diketahui, 78,4% orang dewasa terpapar asap rokok dalam rumah.
Masalah kesehatan tidak akan dapat diselesaikan oleh sektor pemerintah saja, untuk
mengatasinya diperlukan kerja sama yang baik antara pemerintah dan organisasi masyarakat,
para ahli, dan masyarakat pada umumnya. Diharapkan Posbindu PTM yang merupakan kegiatan
deteksi dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM dapat dilakukan oleh berbagai kelompok
masyarakat aktif, diharapkan pula setiap Puskesmas mampu melayani masalah penyakit tidak
menular.
Kegiatan Pos Gizi dan PMT Penyuluhan
Balita butuh lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat agar terjadi penambahan berat
badan yang sehat. Berikan si Kecil makanan anak dengan nutrisi yang seimbang. Masa balita
adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini, otak balita telah siap
menghadapi berbagai stimulasi seperti belajar berjalan dan berbicara lebih lancar.
a. Gula & Garam - Konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang
dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Cermati makanan si Kecil karena makanan orang dewasa
belum tentu cocok untuknya. Kadang makanan Ibu terlalu banyak garam atau gula, atau bahkan
mengandung bahan pengawet atau pewarna buatan.
b. Porsi Makan - Porsi makan si Kecil juga berbeda dengan orang dewasa. Mereka membutuhkan
makanan sumber energi yang lengkap nutrisi dalam jumlah lebih kecil namun sering.
c. Kebutuhan Energi & Nutrisi - Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein,
lemak serta vitamin, mineral dan serat wajib dikonsumsi si Kecil setiap hari. Atur agar semua
sumber gizi tersebut ada dalam menu setiap hari.
d. Susu Pertumbuhan - Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi si
Kecil. Sedikitnya balita membutuhkan 350 ml susu per hari. Susu Pertumbuhan dari Nutricia
merupakan susu lengkap gizi yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi anak usia 12 bulan ke
atas dan menjadi pelengkap menu si Kecil.
Menu Seimbang
• Karbohidrat: Seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mie. Kenalkan beragam karbohidrat secara
bergantian. Selain sebagai menu utama, karbohidrat bisa diolah sebagai makanan selingan atau
bekal sekolah seperti puding roti atau donat kentang yang lezat.
• Buah dan sayur: Seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel. Jenis sayuran beragam
mengandung zat gizi berbeda. Berikan setiap hari baik dalam bentuk segar atau diolah menjadi
jus.
• Susu dan produk olahannya: Seperti susu pertumbuhan, keju dan yoghurt. Pastikan balita Ibu
mendapatkan asupan kalsium yang cukup dari konsumsi susunya
• Protein: Seperti ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan. Tunda pemberiannya bila timbul
alergi atau ganti dengan sumber protein lain. Untuk vegetarian, gabungkan konsumsi susu
dengan minuman berkadar vitamin C tinggi untuk membantu penyerapan zat besi.
• Lemak: Seperti yang terdapat dalam minyak, santan, mentega, roti, dan kue juga mengandung
omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak. Pastikan si Kecil mendapatkan kadar
lemak esensial dan gula yang cukup bagi pertumbuhannya. Namun perlu diperhatikan bahwa
lemak dan gula tidak digunakan sebagai pengganti jenis makanan lainnya (seperti karbohidrat).
Balita butuh lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat agar terjadi penambahan berat
badan yang sehat. Berikan si Kecil makanan anak dengan nutrisi yang seimbang.
• Makanan yang terlalu berminyak, junk food, dan makanan berpengawet sebaiknya dihindari.
Gunakan bahan makanan segar untuk menu makan keluarga terutama untuk si Kecil.
• Penggunaan garam bila diperlukan sebaiknya digunakan dalam jumlah sedikit. Pilih garam
beriodium yang baik untuk kesehatan. Bila membeli makanan dalam kemasan, perhatikan juga
kandungan garamnya.
• Aneka jajanan di pinggir jalan yang tidak terjamin kebersihan dan kandungan gizinya. Ibu bisa
membuat sendiri 'jajanan' untuk balita Ibu hingga ia tidak tergiur untuk jajan.
• Telur dan kerang, karena seringkali menimbulkan alergi bahkan keracunan bila Ibu
tidak memilih yang segar dan salah mengolahnya. Biasakan mengolah telur sampai matang
untuk menghindari bakteri yang dapat mengganggu pencernaan.
• Kacang-kacangan bisa menjadi pencetus alergi. Jangan berikan kacang bila si Kecil belum
terampil mengunyah karena bisa tersedak.