Anda di halaman 1dari 7

Tata Kelola Aset Lahan Dan Bangunan Daerah

Di Kota Makassar

Fitriyani

Universitas Muhammadiyah Makassar

Email : chem.killua@gmail.com

Abstract

This article aims to determine how the performance of Makassar city


government in managing local assets and learns what are the constraints in the
process of asset management area. With the aim to determine the asset management
area in the city of Makassar. The results of this study can be useful for the
development of science and knowledge, as it will enhance knowledge relating to how
the analysis of asset management areas in the city of Makassar. The results of this
study indicate that the local government or city government in asset management
areas in the city of Makassar are active in management planning and preparing a
variety of programs ranging from Develop work plan of activities Regional Asset
Management Bureau.

Keywords: Governance, Asset Land And Building.

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja pemerintah kota


Makassar dalam mengelola aset daerah dan mempelajari apa-apa saja yang menjadi
kendala dalam melakukan proses pengelolaan aset daerah. Dengan tujuan untuk
mengetahui pengelolaan aset daerah di kota makassar. Hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dan pengetahuan, karena akan menambah
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bagaimana analisis pengelolaan aset daerah
di kota Makassar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah atau
pemerintah kota dalam pengelolaan aset daerah di kota Makassar adalah perencanaan
pengelolaan dan aktif dalam menyusun berbagai program kerja mulai dari Menyusun
rencana kegiatan Biro Pengelolaan Aset Daerah.
.

Kata kunci : Tata Kelola, Aset Lahan Dan Bangunan.


A. PENDAHULUAN

Kota Makassar merupakan salah satu kota yang mempunyai aset daerah yang
cukup banyak. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan apabila aset-aset tersebut
dapat dikelola secara optimal. Untuk mengelola aset secara optimal dan lancar, salah
satu yang dibutuhkan adalah bukti kepemilikan aset (sertifikat). Penseritifikatan aset
daerah merupakan hal yang vital dan bersifat urgent.
Berdasarkan data yang dilansir Harian Fajar pada tanggal 18 September 2012
dinyatakan masih banyak tanah perumahan/rumah jabatan maupun bangunan kantor
tidak mengantongi sertifikat. Adapun yang berupa tanah rumah jabatan (RuJab)
antara lain: Rujab Walikota, Rujab Wakil Walikota, Rujab Ketua DPRD, Rumah
Dinas di jalan Rajawali dan puluhan Rumah Dinas pejabat Pemkot lainnya. Aset
pemerintah kota Makassar yang berupa tanah bangunan kantor yang tidak memiliki
sertifikat yaitu kantor Balaikota, kantor Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata, kantor
Dinas Pekerjaan Umum, kantor Dinas Tenaga Kerja, kantor Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil, kantor Dinas Kesehatan, kantor Dinas Pendidikan, Rumah Sakit
Umum Daerah Daya, sekolah negeri sebanyak 269 buah, Puskesmas sebanyak 29
buah, Puskesmas Pembantu sebanyak 37 buah, kantor camat 7 buah dan kantor lurah
79 buah. Banyaknya aset pemerintah daerah yang tidak di daftarkan oleh Pemerintah
Kota Makassar dapat menimbulkan implikasi yuridis. Implikasi yuridis ini dapat
timbul dikarenakan keterlambatan Pemerintah Kota Makassar dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitan ini dilakukan


di Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD),dan BalaiKota Pemerintah Kota Makassar., Alasan pemilihan Lokasi ini
sengaja dipilih agar mencari infomasi yang berkaitan dengan Aset Daerah yang
belum di sertifikasi. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara tertulis, dengan 6 informan.

C. HASIL PENELITIAN

Berdsarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyimpulkan


berdasarkan pada rumusan masalah. Ada empat poin yang penting menurut penulis
sebagai kesimpulan.
1. Pemerintah Kota Makassar terkait perencanaan pengelolaan aset sangat berperan
aktif dalam menyusun berbagai program kerja mulai dari Menyusun rencana
kegiatan Biro Pengelolaan Aset Daerah sebagai pedoman dalam pelaksanaan
tugas, Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada
bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar, Membuat konsep,
mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas.
2. Pemerintah Kota dalam pelaksanaannya banyak melakukan berbagai kegiatan
yang terkait dengan pengelolaan aset. Banyaknya aset yang dimiliki oleh
Pemerintah Kota memang perlu di tangani dengan baik mengingat banyaknya
masalah yang terjadi terkait dengan pengelolaan aset baik itu aset yang bergerak
maupun yang tidak bergerak. Dimana kita ketahui bahwa banyak aset daerah
khususnya lahan/tanah dan bangunan yang mengalami sengketa mengingat bahwa
aset yang bersengketa ini tidak memiliki surat kepemilikan yang resmi. Itulah
sebabnya Pemerintah Kota belakangan ini banyak mengalami kekalahan ketika
bukti kepemilikan aset ini bermasalah. Pengklaiman sering kali terjadi oleh
pihakswasta maupun pihak lain dengan pemerintah. Dari banyaknya kejadian
tersebut Pemerintah Kota harus lebih serius dalam mengelola aset milik Negara
ini.
3. Pemerintah Kota Makassar sedang gencar menargetkan sertifikasi aset akan
selesai dalam dua tahun ke depan terhitung September tahun lalu. Terkait
pemasalahan yang sering dijumpai adalah masalah alas hak, ketika persoalan ini
tertangani maka target kami sertifikat akan berjalan sesuai dengan target yang
sudah dicanangkan sebelumnya Pemerintah kota menegaskan Sertifikasi bahwa
inventarisasi aset daerah menjadi prioritas sebab masih banyak aset Pemerintah
Kota saat ini belum bersertifikat alas tanah yang sah.
4. Kendala secara administratif juga masih terlihat di dalam pengelolaan dan
pensertifikatan aset daerah. hal itu ditunjukkan dari segi kelengkapan berkas yang
dimiliki oleh Pemkot Makassar. Banyaknya dokumen yang hilang diperburuk
dengan tidak dilaporkannya dokumen tersebut ke pihak yang berwenang.

D. PEMBAHASAN

Tata kelolah pemerintahan yang baik (good governance) yang merupakan salah
satu konsep yang dijalankan oleh satu daerah dalam rangka pencapaian tujuan
negara/daerah. Tak hanya sampai disitu seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, maka telah muncul beberapa konsep dan paradigma baru dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat secara cepat dan terbuka (Andrianto, 2007:46).
Tata kelola (governance) adalah sistem dan proses untuk memastikan akuntabilitas
yang tepat dan keterbukaan dalam menjalankan organisasi bisnis. Strategi Penataan
Aparatur dalam Pelaksanaan Good Governance menuju Pemerintahan yang bersih
untuk mewujudkan pelaksanaan good governance secara konsisten dan
(berkelanjutan) bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi good governance tersebut
diarahkan pada upaya penciptaan aparatur yang bersih dan berwibawa. Untuk itu,
jajaran birokrasi pemerintahan harus memahami esensi birokrasi itu sendiri dikatakan
dengan penciptaan good governance.
Istilah pengelolaan aset daerah pada awalnya merupakan istilah manajemen
ekonomi sehingga tidak dijumpai dalam istilah hukum karenanya belum menjadi
konsep hukum. Dalam kamus ekonomi. Kata aset berarti aktiva yaitu segala sesuatu
yang bernilai komersial yang dimiliki oleh sebuah perusahaan atau individu. Bisa
dibagi kedalam aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud.
Isitlah aset menjadi konsep hukum setelah didefinisasikan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntasi Pemerintah (SAP).
Dalam lampiran pemerintah tersebut, aset didefinisasikan sebagai sumber daya
ekonomi yang dikuasai atau dimilikioleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi sosial di masa depan diharapkan dapat
diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan
uang, termasuk sumber daya non kekuangan yang diperlukan dalam penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya.
Pengertian aset secara umum menurut Siregar (2004:178) adalah barang(thing)
atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economicvalue), nilai
komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchangevalue) yangdimiliki oleh
badan usaha, instansi atau individu (perorangan).

E. KESIMPULAN

Pemerintah Kota Makassar terkait perencanaan pengelolaan aset sangat berperan


aktif dalam menyusun berbagai program kerja mulai dari Menyusun rencana kegiatan
Biro Pengelolaan Aset Daerah sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas,
Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga
pelaksanaan tugas berjalan lancer. Pemerintah Kota dalam pelaksanaannya banyak
melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan pengelolaan aset. Banyaknya aset
yang dimiliki oleh Pemerintah Kota memang perlu di tangani dengan baik mengingat
banyaknya masalah yang terjadi terkait dengan pengelolaan aset baik itu aset yang
bergerak maupun yang tidak bergerak. Kendala secara administratif juga masih
terlihat di dalam pengelolaan dan pensertifikatan aset daerah. hal itu ditunjukkan dari
segi kelengkapan berkas yang dimiliki oleh Pemkot Makassar. Banyaknya dokumen
yang hilang diperburuk dengan tidak dilaporkannya dokumen tersebut ke pihak yang
berwenang.
F. DAFTAR PUSTAKA

Arfdli, Iklad, Muh, 2014. Tugas Pemerintah Kota Makassar Dalam Mensertifikasi
Aset Daerah Berdasarkan Peraturan Pemerintah N0.6 TAHUN
2006,Skripsi S1. Makassar: Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin
Azwar, S., 2010, Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Badriyah Harun, 2013.Solusi Sengketa Tanah dan Bangunan. Pustaka Yustisia.
Yogyakarta
Florianus SP. Sanggun, 2009. Tata Cara Mengurus Sertifikat Tanah. Visi Media.
Bandung
Hasibuan, Malayu S.P., 2001 Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah.
PenerbitBumi Aksara. Jakarta
Manullang, M., 1981.Dasar-dasar Manajemen.Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta
Jannah,Raodhtaul, 2013. Pengaruh Kompensasi Finansial Dan Nonfinansial
Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan
Asset Daerah Kabupaten Jeneponto, Skripsi S1. Makassar: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Moekijat, 1981.Pengantar Manajemen. Penerbit Gunung Agung. Jakarta
Mardiasmo, 2002.Prinsip-prinsip Manajemen Dalam Pembiayaan Desentralisasi.
Yogyakarta: FE-UGM
Redaksi Bukune, 2010. Undang-undang dasar 1945 & perubahannya, Jakarta
Selatan.Bukune.

Anda mungkin juga menyukai