Komunitas
Komunitas
Disusun oleh:
Natania (1751013)
Theofani( 1751001)
Cia putri silaban (1751043)
Novia grace golung 17510
Yehuda (1751037)
Mega aryanti
Jhon william (1751022)
Ilmu Keperawatan S1
Universitas Advent Indonesia
2019/2020
Yesaya 53:4
“Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan
kesengsaraan kita yang dipikulnya”
Matius 9:35
“ Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar
dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan injil kerajaan sorga serta
melenyapkan segala penyakit dan kelemahan”
Kutipan Roh Nubuat:
Membina Anak yang bertanggung jawab, p.309.2
“Dalam mempelajari ilmu kesehatan, guru yang bersungguh-sungguh akan
menggunakan setiap kesempatan untuk menunjukan perlunya kebersihan
yang sempurna baik dalam kebiasaan-kebiasaan pribadi dan juga dalam
keadaan lingkungan seseorang. Manfaat mandi setiap hari dalam
meningkatkan kesehatan dan dalam merangsang pekerjaan pikiran harus
ditegaskan. Perhatian juga harus diberikan kepada sinar matahari dan
saluran udara, kesehatan dari kamar dan dapur. Ajarkan kepada para
murid bahwa sebuah kamar tidur yang sehat, sebuah dapur yang benar-
benar bersih, dan sebuah hidangan makanan yang diatur dengan cara
menyehatkan dan sesuai dengan cita rasa akan jauh lebih bermanfaat
dalam usaha untuk memperoleh kebahagiaan keluarga dan memperoleh
penghargaan setiap tamu yang mempunyai pengertian baik ketimbang
segala perkakas rumah tangga yang mahal-mahal yang ada di dalam
kamar tamu. Bahwa “hidup itu lebih penting daripada makanan dan
tubuh itu lebih penting daripada pakaian” (Lukas 12:23) adalah sebuah
pelajaran yang tidak kurang diperlukannya sekarang ini dibanding
bilamana hal itu diberikan oleh Guru Ilahi itu delapan belas abad yang
silam.
Membina pola makan dan diet(Ellen G.White)
“Memelihara tubuh tetap sehat, agar semua organ tubuh berfungsi
teratur, harus menjadi satu pelajaran dalam kehidupan kita. Anak-anak
Allah tak dapat memuliakan Dia dengan tubuh yang sakit-sakitan atau
pikiran yang kerdil. Mereka yang memanjakan kegelojohan terhadap
makanan atau minuman membuang tenaga fisik dan melemahkan kuasa
pikiran”
Pendahuluan
Penyakit berbasis lingkungan masih menjadi permasalahan hingga saat ini
(Purnama,2017). Sejak tahun 2016 hingga 2017, Rumah Sakit Tentara Binjai mendapatin 32
orang yang menderita penyakit Tuberculosis atau TBC. Didapati bahwa penderita TBC di
rumah sakit tersebut masih memiliki pengetahuan yang kurang akan penyakit TBC. Dari
penelitian yang dilakukan oleh Bagus Prabudi, seorang dosen Akper Kesdam I/BB Binjai
pada tahun 2017, menyatakan bahwa tingkat pengetahuan keluarga yang baik tentang
pengertian TBC sebanyak 35%, penyebab TBC sebanyak 10%, tanda dan gejala TBC 10%,
dan pencegahan TBC sebanyak 60%. (Prabudi,B. 2017)
ISPA dan diare yang merupakan penyakit berbasis lingkungan selalu masuk dalam 10
besar penyakit di hampir seluruh Puskesmas di Indonesia. Menurut Profil Ditjen PP&PL thn
2006, 22,30% kematian bayi di Indonesia akibat pneumonia. sedangkan morbiditas penyakit
diare dari tahun ketahun kian meningkat dimana pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000
penduduk, lalu meningkat menjadi 301 per 1000 penduduk pada tahun 2000 dan 347 per
1000 penduduk pada tahun 2003. Pada tahun 2006 angka tersebut kembali meningkat
menjadi 423 per 1000 penduduk. (Purnama,2017)
Menurut Pedoman Arah Kebijakan Program Kesehatan Lingkungan Pada Tahun
2008 menyatakan bahwa Indonesia masih memiliki penyakit menular yang berbasis
lingkungan yang masih menonjol seperti DBD, TB paru, malaria, diare, infeksi saluran
pernafasan, HIV/AIDS, Filariasis, Cacingan, Penyakit Kulit, Keracunan dan Keluhan akibat
Lingkungan Kerja yang buruk.. Pada tahun 2006, sekitar 55 kasus yang terkonfirmasi dan 45
meninggal (CFR 81,8%), sedangkan tahun 2007 - 12 Februari dinyatakan 9 kasus yang
terkonfirmasi dan diantaranya 6 meninggal (CFR 66,7%). Adapun hal - hal yang masih
dijadikan tantangan yang perlu ditangani lebih baik oleh pemerintah yaitu terutama dalam hal
survailans, penanganan pasien/penderita, penyediaan obat, sarana dan prasarana rumah sakit.
(Purnama,2017)
Dari beberapa hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, penulis ingin membahas
mengenai “Pemberantasan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan Pemukiman”
Pembahasan
2.1 Penyakit Menular
2.1.1 Pengertian
Menurut WHO(World Health Organization): “infection disesases are caused by
pathogenic microorganisme, such as bacteria, viruses, parasites or fung; the diseases can be
spread, directly on indirectly, from one person to another.”
Terjemahan: “Penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme patogen, seperti
bakteri,virus,parasit atau jamur; penyakit dapat menyebar, langsung, dari satu orang ke orang
lain.”
2.1.2 Pencegahan dan pengawasan penyakit menular
Penyakit menular dapat dicegah dan dikontrol. Program kontrol penyakit menular
adalah mengurangi pervalensi suatu penyakit yang dapat dilakukan dengan berfokus pada
hilangnya suatu penyakit dari area geografik.
Pengawasan adalah suatu sistem observasi tertutup dari seluruh aspek kejadian dan
distribusi dari suatu kumpulan/kelompok yang sistematis, perawat melakukan konsolidasi
menganalisis dan dengan cepat memasukkan seluruh data yang relevan. Sistem pengawasan
harus mutakhir, akurat, lengkap, mempunyai maksud tertentu dan dinamik, harus
menggunakan rencana yang efektif, implementasi dan evaluasi terhadap pencegahan penyakit
dan program-program kontrol (Benenson,1990; Evans, 1989)
Ada sepuluh elemen pengawasan yang digunakan sebagai sumber data dalam
melakukan pengawasan rutin, yaitu:
Peran perawat kesehatan menjadi sangat penting karena harus dapat mengumpulkan data,
memeberi diagnosis,dan, melaporkan kasus yang ada serta memberikan informasi sebagai
umpan balik kepada masyarakat umum.
Cara-cara pemberantasan
b) Oleh penderita dapat dilakukan dengan menutup mulut sewaktu batuk, dan
membuang dahak tidak di sembatang tempat (di dalam larutan disinfektan).
d) Disinfeksi, cuci tangan, dan tata rumah tangga dan kebersihan yang ketat, perlu
perhatian khusus terhadap muntahan dan ludah, memperbaiki ventilasi, sirkulasi
udara, dan penyinaran matahari di rumah.
e) Menghindari faktor predisposisi seperti merokok, udara yang lembab dan kotor
(polusi).
1.Masyarakat berperan aktif turut serta dalam berbagai penyuluhan tentang cara- cara
hidup yang baik guna mencegah sedapat mungkin berjangkitnya HIV secara meluas.
Turut aktif sebagai peserta penyuluhan sudah merupakan bentuk kepedulian
masyarakat dan salah satu bentuk upya turut serta meberantas HIV/ AIDS.
3.Bagi masyarakat yang sudah faham benar tentang HIV, membantu masyarakat lain
dalam menginformasikan tentang bagaimana bahayanya HIV/AIDS.
6.Disamping itu juga bantuan masyarakat yang paling mendasar adalah setiap
keluarga melakukan kontrol yang ketat bagi anak-anak mereka agar tidak terjun
dalam dunia pergaulan bebas. Bentuk pergaulan bebas merupakan pintu masuk yang
paling efektif bagi HIV.
2.1.3.3 ISPA
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut, istilah ini
diadaptasi dari istilah dalam bahasa inggris Acute Respirtaory Infection(ARI). Penyakit
infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari
hidung(saluran atas) hingga alveoli(saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti
sinus, rongga teliga tengah dan pleura.
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karena sistem
pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia
diperkirakan 3 sampai 6 kali pertahun, yang berarti seorang balita rata-rata memndapat
serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. (Purnama,2017)
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa penetapan KLB atau wabah berbeda-beda untuk
masing-masing jenis penyakit. Namun, kriteria yang tertera dalam peraturan pemerintah
tersebut belum secara spesifik mengatur kriteria untuk masing- masing jenis penyakit yang
dapat berpotensi menjadi KLB atau wabah.
1) Kesehatan rumah
Rumah yang sehat adalah rumah yang bersih, sehingga seseorang merasa nyaman.
2) Ventilasi dan pemanasan
Ventilasi merupakan perhatian utama dari teori Nightingale. Ventilasi merupakan
indikasiyang berhubungan dengan komponen lingkungan yang menjadi sumber
penyakit dan dapat juga sebagai pemulihan penyakit.
3) Cahaya
Pengaruh nyata terhadap tubuh manusia. Untuk mendapatkan manfaat dari
pencahayaan konsep ini sangat penting dalam teori Florence, dia mengidentifikasi
secara langsung bahwa sinar matahari merupakan kebutuhan pasien. Menurutnya
pencahayaan mempunyai sinar matahari, perawat diinstruksikan untuk
mengkondisikan agar pasien terpapar dengan sinar matahari.
4) Kebisingan
Kebisingan ditimbulkan oleh aktivitas fisik di lingkungan atau ruangan. Hal tersebut
perlu dihindarkan karena dapat mengganggu pasien.
5) Variasi/keanekaragaman
Berbagai macam faktor yang menyebabkan penyakit bagi sesorang, misalnya
makanan.
6) Tempat tidur
Tempat tidur yang kotor akan mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang dan juga
pola tidur yang kurang baik akan menyebabkan gangguan pada kesehatan.
7) Kebersihan kamar dan halaman
Kebersihan kamar dan halaman sangat berpengaruh bagi kesehatan. Oleh karena itu,
pembersihan sangat perlu dilakukan pada kamar dan halaman.
8) Kebersihan pribadi
Kebersihan pribadi sangat mendukung kesehatan seseorang karena merupakan bagian
dari kebersihan secara fisik.
9) Pengambilan nutrisi dan makanan
Pengambilan nutrisi sangat perlu dalam hal menjaga keseimbangan tubuh. Adanya
nutrisi dan pola makan yang baik sangat berpengaruh bagi kesehatan.
10) Obrolan, harapan dan nasehat
Dalam hal ini, komponen tersebut menyangkut kesehatan mental seseorang dalam
menyikapi lingkungannya. Komunikasi sangat perlu dilakukan antara perawat, pasien
dan keluarga. Mental yang yang terganggu akan mempengaruhi kesehatan pasien.
11) Pengamatan orang sakit
Pengamatan sangat perlu dilakukan oleh seorang perawat, dimana seorang perawat
harus tahu sebab dan akibat dari suatu penyakit.
12) Pertimbangan sosial
Tidak melihat dari suatu aspek, untuk mengambil suatu keputusan tetapi dari berbagai
sisi.
III. Hubungan teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep
1. Manusia
Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual.
Walupun memang lebih terfokus pada aspek fisik tetapi tetap saja ide yang
dikemukakan oleh Nightingle tentang seseorang yang sedang sakit mempunyai
semangat hidup yang lebih besar daripada mereka yang sehta, sebenarnya terkait
dengan dimensi psikologis dari manusia.
2. Lingkungan
Lingkungan menurut Nightingel merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang
mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan meliputi lima komponen
lingkungan terpenting dalam memepertahankan kesehatan individu yang meliputi:
Udara bersih
Air yang bersih
Pemeliharaaan yang efisien
Kebersihan, serta
Penerangan atau pencahayaan
3. Kesehatan
Nightingel mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan
semaksimal mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif,
yaitu hasil kombinasi dari faktor lingkungan, fisik, dan psikologis. Terutama faktor
lingkungan meliputi:
Kebersihan
Minuman
Nutrisi
Kelembapan
Jalan udara
Saluran air
Yang mempengaruhi kesehatan.
Menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui pendidikan dan perbaikan
kondisi lingkungan. Penyakit merupakan proses perbaikan, tubuh berusaha untuk
memperbaiki masalah. Juga merupakan suatu kesempatan untuk meningkatkan pandangan
spritual. Oleh karena itu Nigthingake sangat menekankan bahwa kesehatan tidak hanya
berorientasi dalam lingkunganrumah sakit tetapi juga komunitas.
4. Keperawatan
Nightingale memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan menguraikan
keperawatan sebagai mengarahkan terhadap peningkatan dan pengelolaan
lingkungan fisik sehingga alam akan menyembuhkan pasien. Oleh karena itu,
kegiatan keperawatan termasuk memberikan pendidikan tentang kebersihan
dirumah tangga dan lingkungan untuk membantu wanita menciptakan atau
membuat lingkungan sehat bagi keluarganya dan komunitas yang pada dasarnya
betujuan untuk mencegah penyakit.
Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang
lebih sehat melalui pengembangan system kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan
pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan tersebut meliputi:
1. Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar
2. Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan
3. Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan
Dari berbagai permasalah yang ada mengenai lingkungan di negara berkembang, maka
ada lima area penting yang perlu untuk dipahami, yaitu perumahan, penyendiaan air
bersih, penanganan sampah, penangan tinja, dan pembuangan air limbah.
2.2.6.1 Perumahan
Rumah merupakan salah satu persyaratan bagi kehidupan manusia. Oleh karena
sebagian besar waktku kehidupan manusia dihabiskan di rumah. Persyaratan rumah sehat
menjadi sangat penting. Beberapa faktor yang ikut berepengaruh dalam pembangunan rumah
antara lain sebagai berikut:
1) Faktor Lingkungan. Pembangunan rumah harus memperhatikan lingkungan
tempat rumah tersebut didirikan, sepeti kondisi lokasi dan udara. Selanjutnya,
rumah tersebut harus dibuat sedemikian rupa sehingga orang yang tinggal
didalamnya merasa aman dan juga nyaman.
2) Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat. Rumah dibangun sesuai dengan
kemapuan penghuninya. Permasalahan yang timbul dimasyarakat adalah
urbanisasi yang tidak terkendali, sehingga di tempat-tempat tertentu dikota
besar, rumah menjadi salah satu faktor yang memperburuk keindahan kota.
3) Teknologi yang dimiliki masyarakat. Bentuk, keindahan, dan kekokohan
rumah sangat bergantung pada pembuatannya. Dewasa ini bisnis tentang
perumahan semakin marak, sehingga masyarakat dapat membangun sesuai
dengan keinginan dan kemampuannya dengan mudah.
4) Kebijakan pemerintah. Pemerintah menentukan tentang rumah yang antara
lain adalah hak guna tanah, sertifikat, pajak dan izin bangun.
Persyaratan perumahan
Susana dkk, 1999
1) Memenuhi kebutuhan psikologis
Rumah harus memenuhi kriteria sebagai berikut.
Bahan bangunan
Bahan bangunan tidak terbuat dari bahan-bahan yang dapat berbahaya bagi
kesehatan, seperti asbes. Selain itu, bahan bangunan juga tidak terbuat dari bahan
yang dapat menjadi sarang tumbuhnya mikroorganisme patogen.
Ventilasi
Ventilasi yang baik berukuran antara 10-20% dari luas lantai, memeberikan udara
segar dari luar, serta memberi suhu optimum 22-24 derajat C dan kelembapan
60%.
Pencahayaan
Cahaya harus dapat masuk dengan baik dan dapat mebunuh kuman. Standar
minimal cahaya adalah 60 lux.
Kebisingan
Rumah yang baik harus jauh dari sumber kebisingan. Tingkat kebisingan yang
ideal adalah antara 40-45 dbA dan diusahakan tidak lebih dari dari 55 dbA.
Kebisingan dapat mempengaruhi kenyamanan, aktivitas dan dapat menimbulkan
stres.
Kepadatan
Luas ruang tidur minimal 8M pesegi dan tidak disarankan untuk digunakan oleh
lebih dari 2 orang. Kecuali untuk anak dibawah 5 tahun. Sedangkan luas rumah
yang ideal adalah 2,5-3 M/ jiwa
Tersediannya ruang bermain/keluarga
Perlu adanya area yang cukup untuk bermain.
2) Kebutuhan Psikologis
Memberikan penghuninya kebebasan dan kehangatan dalam berinteraksi.
3) Pencegahan dan perlindungan terhadap gangguan kesehatan
Mencegah bersarangnya binatang sepeti lalat, kecoa, dan tikus
Tersedianya air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan dengan kapasitas
60l/orang/hari
Pengelolaan limbah cair dan padat tidak mencemari lingkungan
Tersedianya tempat penyimpanan makanan yang menjamin tidak
terkontaminasinya makanan tersebut.
Menurut Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada tahun 2019, berdasarkan peneliti,
kepala keluarga yang berperilaku baik juga cukup dalam menguras bak mandi atau tempat
penampungan air sudah mempunyai kesadaran dalam dirinya bahwa menguras
bak mandi dalam pencegahan penyakit demam berdarah itu sangat penting bukan karena
ingin imbalan, paksaan ataupun ingin meniru saja, dan penyuluhan-penyuluhan
yang dilakukan oleh para petugas kesehatan diaplikasikan dengan baik oleh kepala keluarga
tersebut.
4) Penggunaan bahan baku rumah yang memenuhi syarat agar tidak menimbulkan
kecelakaan dan kebakaran.
a. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya, sampah padat dibagi menjadi:
Sampah anorganik yaitu sampah yang idak dapat membusuk seperti
logam/besi, pecahan gelas dan plastik
Sampah organik, adalah sampah yang dapat membusuk, contohnya: sisa-sisa
makanan, daun-daunan dan buah-buahan.
b. Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar
Sampah yang mudah terbakar, seperti kertas, karet, baju dan kain bekas
Sampah yang tidak dapat terbakar, seperti kaleng bekas, dan pecahan
gelas/kaca.
c. Berdasarkan karakteristik sampah
Garbage, jenis sampah hasil pengolahan makanan yang umumnya mudah
membusuk
Rabish, sampah yang berasal dari perkantoran dan perdagangan, baik yang
mudah terbakar maupun tidak, seperti kertas, plastik, klip, kaleng dan
pecahan kaca.
Asbes(abu), berasal dari sisa pembakaran termasuk rokok.
Street sweeping(sampah jalanan), berasal dari pembersihan jalanan yang
berupa daun, kertas, plastik, debu, dsb.
Sampah industri berasalal dari industri atau pabrik
Dead animal(bangkai binatang)
Contruction waste(sampah pembangunan), berasal dari puing-puing,
potongan kayu dan besi beton.
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut
dapat hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri patogen). Selain itu tempat
bersarangnya berbagai serangga sebagi pemindah/penyebar penyakit (vektor). Oleh karena itu
sampah harus dikelola dengan baik sehingga tidak berdampak buruk pada masyarakat.
Pengelolaan sampah meliputi pengumpulan dan pengangkatan serta pemusnahan dan
pengolahan sampah.
“Menutup rapat tempat penampungan air memegang peranan penting dalam PSN
DBD yaitu seperti menutup rapat ember, tempayan, baskom, bak mandi, dan lain- lain
(Depkes,2005) dalam Lagu1, Damayati2, & 3, (2017) Perilaku Masyarakat Dalam
Mengubur Barang-Barang Bekas Dalam Upaya Pencegahan Penyakit DBD.
Pencemaran air tanah adalah suatu keadaan dimana air tanah tersebut telah
mengalami penyimpangan dari keadaan normalnya. Keadaan normal air masih tergantung
pada faktor penentu, yaitu kegunaan air itu sendiri dan asal sumber air (Wardhana, 1995).
Ketika limbah cair dibuang ke tanah, partikel tanah berfungsi sebagai filter, mencegah
kandungan limbah yang berukuran besar dan meloloskan cairan untuk meresap ke dalam
tanah. Zat berbahaya yang terlarut dalam air ikut meresap ke dalam tanah mencemari air
tanah yang ada
Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga, industri maupun
tempat-tempat umum lainnya. Pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang
dapat membahayakan kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Secara garis
besar, air limbah dapat dibagi menjadi:
a) Domestic wastes water (berasal dari rumah tangga). Pada umunya air limbah terdiri
dari ekskreta (tinja dan urine), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, umumnya
terdiri dari bahan-bahan organik.
b) Industrial wastes water ( bearsal dari industri). Pada umumnya mengandung zat-
zat kimia, seperti nitrogen, sulfida, amoniak, lemak, garam-garam, zat perwarna,
mieneral, logam berat dan zat pelarut. Pengolahannya lebih rumit dibandingkan
dengan air buangan yang lain.
c) Municipal waste water (berasal dari kotapraja). Pada umumnya zat-zat yang
terkandung di dalamnya sama dengan limnah rumah tangga.
Pengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran
yang akan terjadi. Bebrapa cara sederhana yang dapat dilakukan antara lain:
Sebuah strategi pembangunan koalisi yang baik harus melihat jauh kedepan serta
membayangkan bagaimana caranya dapat berjuang dalam satu kesatuan yang utuh guna
memecahkan masalah yang dihadapi.
Berbagai strategi kolektif dapat digunakan oleh perawat ketika berkoalisi dengan
orang lain, dengan melakukan intervensi dalam level kelompok tertentu dan memfasilitasi
perubahan yang sesuai dalam masyarakat. Mengorganisir orang-orang untuk memperbaiki
lingkungan dapat dilakukan melalui komninasi dari berbagai strategi kolektif yang anatara
lain:
Daftar pustaka
Sumijatun, el al. (2005). “Konsep Dasar Keperawatan Komunitas”. EGC
Harahap, A.Y. (2014). Skripsi.” Hubungan Lingkungan Rumah dan Status Imunisasi
terhadap Kejadian kasus campak pada anak dan balita”. Universitas Sumatra Utara.
Rachmawati,D.D, et al. jurnal. Vol 4, No 3.” Timbulan Limbah Medis Padat dan Penggunaan
Alat Pelindung Diri pada Petugas Limbah Medis Rumah Sakit X Jawa Timur”. Universitas
Airlangga (Novia)