Anda di halaman 1dari 3

INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT (ICRA)

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

00 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur RSIA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
28/09/2018
Pengertian ICRA adalah proses multidisiplin yang berfokus pada pengurangan infeksi ,
pendokumentasian bahwa dengan mempertimbangkan populasi pasien,
fasilitas dan program.
Tujuan A. Untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya HAIs pada pasien
petugas dan pengunjung di rumah sakit dengan cara :
1. Mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampak risiko terhadap :
a. Paparan kuman patogen melalui petugas ,pasien dan pengunjung.
b. Penularan melalui tindakan /prosedur invasif yang dilakukan baik
melalui peralatan tehnik pemasangan, ataupun perawatan terhadap
HAIs
2. Melakukan penilaian terhadap masalah yag ada agar dapat ditindak
lanjuti berdasarkan hasil penilaian skala prioritas.

Kebijakan A. Keputusan Direktur Nomor : 150/Rsia-Hb/Sk/Dir/IX/2018 Tentang


Kebijakan ICRA (Infection Control Risk Assesment ) Rumah Sakit Ibu
Dan Anak Harapan Bunda
B. Keputusan Direktur Nomor 146 /Rsia-Hb/Sk/Dir/IX/2018 Tentang
panduan ICRA (Infection Control Risk Assesment ) Rumah Sakit Ibu
Dan Anak Harapan Bunda
Prosedur Stratafikasi icra program
A. Identifikasi risiko
Proses management risiko dimulai dengan idenifikasi risiko yang melibatkan
:
1. Mengidentifikasi prosedur yang berhubungan dengan penempatan
pasien, petugas kesehatan dan pengunjung yang berisiko ( siapa saja
yang berisiko).
2. Mengidentifikasi agent infeksi yang terlibat .
3. Mengidentifikasi cara penularan penyakit.
Identiifkasi risiko dibagi menjadi 2 , yaitu :
1. Risiko external
Adapun yang termasuk risiko external , antara lain:
a. Bencana alam : tornado , banjir, gempa dll.
b. Kecelakaan massal : pesawat , bus dll.
2. Risiko internal
a. Pasien.
b. Risiko terkait peralatan.
INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

00 2/3

c. Risiko terhadap petugas.


d. Risiko terhadap petugas kesehatan.
e. Risiko yang terkait pelaksanaan prosedur .
f. Lingkungan.

A. Analisa risiko
Setelah risiko teridentifikasi , kemungkinan konsekuensi terhadap pasien
harus diperkirakan ,hal ini dapat dicapai dengan menganalisis empat kunci
pertanyaan:
1. Mengapa infeksi terjadi.
2. Seberapa sering infeksi terjadi.
3. Apa konsekuensi yang akan terjadi.
4. Berapa banyak biaya yag digunakan untuk mencegahnya.
5. Evaluasi risiko.
Setelah langkah-langkah yang tepat dilakukan untuk mengurangi risiko,
penting untuk dimonitor kefektifannya, antara lain melakukan evaluasi
terhadap sumber daya yang tersedia , pemantauan proses dan hal-hal yag
berhubungan dengan risiko infeksi penularan (staff ,pasien).
B. Kontrol risiko
Pelaksanaan program yang telah ditetapkan harus dilaksanakan denganb
mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam
pedoman, panduan dan SOP untuk menghindari risiko dan risiko dapat
dikurangi dengan langkah pecegahan ada sistem dan kontrol yang ada.
C. Penggunaan risk matrix grading
Risiko sebagai suatu fungsi dari probabilitas dari suatu kejadian yang tidak
diinginkan dan tingkat keparahan /besarnya dampak dari kejadian
tersebut.
a. Penilaian probability.
b. Penilaian risk impact/ dampak.
c. Penilaian sistem/sistem kelanjutan
Dalam melengkapi penilaian item tambahan boleh ditambahkan jika
diperlukan
Skor risiko =
Nilai probabilitas x nilai risiko / dampak x nilai sistem yang ada
Agar seluruh kmponen yang ada di dalam program menjadi efektif maka
perlu dilakukan :
1. Melakukan penilaian risiko minimal satu tahun sekali
2. Pengembangan berbasis risiko pencegahan dan pengendalian infeksi ,
ada rencana tertulis dengan tujuan dan sasaran terukur ,strategi dam
metode evaluasi.
3. Merancang program surveilans.
4. Membangun sistem komunikasi internal da eksternal .
5. Mengembangkan kebijakan dan prosedur tertulis berdasarkan praktek
berbasis bukti.
6. Menjaga kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, standar
pedoman dan akreditasi.
INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

00 3/3

Stratafikasi ICRA bangunan /renovasi


a. Identifikasi tipe proyek konstruksi
b. Tipe A ( kegiatan pemeriksaan konstruksi dengan risiko rendah )
c. Tipe B ( kegiatan non invasif skala kecil , durasi pendek dengan
risiko Tipe C ( kegiatan pembongkaran gedung dan perbaikan
gedung yang menghasilkan debu tingkat sedang sampai tinggi
d. Tipe D ( kegiatan pembangunan proyek konstruksi dan
pembongkaran gedung dengan skala besar.
A. Identifikasi kelompok pasien berisiko
1. Rendah
2. Sedang
3. Tinggi
4. Sangat tinggi
B. Menentukan kelas kewaspadaan dan intevnensi PPI
Kelas kewaspadaan ditentukan melalui pencocokan kelompok pasien
berisiko dengan tipe proyek konstruksi berdasarkan matriks
pencegahan dan pengendalian infeksi .
C. Menentukan intervensi berdasarkan kelas kewaspadaan
D. Identifikasi area di sekitar area kerja dan menilai dampek potensial .

Unit terkait 1. Unit keperawatan


2. Unit Gizi
3. Unit Laundry
4. Kesehatan lingkungan

Anda mungkin juga menyukai