Anda di halaman 1dari 6

Lampiran I : Keputusan Direktur RSUD Barru

Nomor : 062 / SK / RSUD-BR / II / 2019


Tanggal : Februari 2019
Tentang : Pedoman Pelayanan Sterilisasi Sentral / CSSD Rumah Sakit Umum Daerah Barru

PEDOMAN PELAYANAN CSSD

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat
dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi
pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya
angka infeksi nosokomial di rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan pengendalian
infeksi di rumah sakit.

Pusat sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk pengendalian infeksi dan berperan
dalam upaya menekan kejadian infeksi. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi. Pusat Sterilisasi sangat
bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur pelayanan medik, unsur penunjang medik maupun instalasi antara
lain perlengkapan, rumah tangga, pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi dan lain – lain. Selain itu perlu juga
dibuat standar dan pedoman sehingga tidak terjadi gangguan pada proses dan hasil sterilisasi.
.
B. Tujuan
- Membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril untuk mencegah terjadinya infeksi.
- Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta menanggulangi infeksi nosokomial
- Menyediakan dan menjamin kualitas hasil strilisasi terhadap produk yang dihasilkan

C. Pengertian
1. Autoclave adalah suatu alat/mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan menggunakan uap bertekanan.
2. Bacillus stearothermophyulus adalah mikroorganisme yang dapat membentuk spora serta resistensi terhadap
panas dan di gunakan untuk uji efektifitas sterilisasi uap.
3. Bowie-Dick test adalah uji efektifitas pompa vakum pada mesin sterilisasi uap berpompa vakum.

4. Dekontaminasi adalah prose untuk mengurangi jumlah pencemar mikroorganisme atau substansi lain yang
berbahaya sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut termasuk perendaman, pencucian, desinfeksi sampai
sterilisasi.
5. Goggle adalah alat proteksi mata.
6. Indikator Biologi adalah sediaan berisi sejumlah tertentu mikroorganisme spesifik dalam bentuk spora yang
paling resisten terhadap suatu prose sterilisasi tertentu dan digunakan untuk menunjukkan bahwa sterilisasi telah
tercapai.
7. Indikator Kimia adalah suatu alat berbentuk strip atau tape yang menandai terjadinya pemaparan sterilan pada
objek yang disterilkan, ditandai dengan adanya perubahan warna.
8. Indikator Mekanik adalah penunjuk suhu, tekanan, waktu dan lain-lain pada mesin sterilisasi yang menunjukkan
mesin berjalan normal.
9. Infeksi Nosokomial adalah infeksi yang diperoleh di rumah sakit dimana saat masuk rumah sakit tidak ada
tanda/gejala atau tidak dalam masa inkubasi.
10. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora.
11. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora melalui cara fisik atau kimia.
12. Srerilan adalah zat yang mempunyai karakteristik dapat mensterilkan

D. Ruang LingkupPelayanan
Di CSSD RSUD Barru saat ini hanya melayani kebutuhan sterilisasi di lingkungan RSUD Barru yang meliputi
rawat inap, rawat jalan, kamar bedah dan laboratorium.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi tenaga yang bekerja di CSSD RSUD Barru dibedakan sesuai dengan kapasitas tugas dan tanggung
jawabnya. pelayanan sterilisasi di CSSD RSUD Barru ada dibawah Departemen Pelayanan Penunjang Medis, dan
staff CSSD meliputi : 1 Orang PJA (Penanggung Jawab Administrasi) dan 4 staf Pelaksana dengan pengalaman di
bidang CSSD, dengan format 2 shift pagi dan 2 shift siang.

B. Organisasi dan SDM


- Pelayanan CSSD dilakukan oleh staf CSSD sesuai dengan kualifikasi dan pola ketenagaan yang telah ditetapkan
- Setiap petugas baru di CSSD mengikuti program orientasi tenaga baru
- Setiap petugas CSSD mengikuti program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang dilaksanakan untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan staf

C. Struktur Organisasi

DIREKTUR RSUD BARRU

KEPALA SEKSI PENUNJANG MEDIK

KEPALA INSTLASI CSSD

STAF CSSD

D. Distribusi Ketenagaan
Dalam memberikan pelayanan, ketenagaan di bagian CSSD dibagi 2 (dua) shift. Shift. Shift pagi dimulai pada
pukul 08.00 sampai dengan pukul 14.00 dan shift siang dimulai pukul 14.00 sampai dengan pukul 21.00. Dimana
setiap shift terdiri dari 2 (dua) orang. Pengaturan ketenagaan di CSSD disesuaikan dengan beban kerja. apabila ada
permintaan di luar jam kerja tersebut di atas maka staf CSSD akan lembur.
BAB III
SARANA DAN PERALATAN

A. Denah Ruangan
Ruangan CSSD terletak berdekatan dengan Laundry dan IPPRS, terbagi atas 5 ruangan yaitu :
1. Kantor
Ruangan ini berfungsi sebagai ruangan administrasi, dimana terdapat 1 buah meja, 4 buah kursi, 1 buah lemari,
dan 1 unit telepon.
2. Ruang Dekontaminasi
Pada ruangan ini barang kotor diterima dan dicuci, terdapat 1 buah meja batu, 1 buah bak cuci stainless ukuran
sedang, 1 buah meja trolley stainless ukuran sedang dan 1 buah mesin washer.
3. Ruang Pengemasan
Di ruangan ini dilakukan penyusunan instrumen ke dalam pouches untuk kemudian dikemas dan disterilkan. Di
ruangan ini juga berfungsi dimana linen dikemas menjadi set untuk kemudian disterilkan. Pada ruangan ini
terdapat 2 buah meja batu, 1 buah mesin pouches dan buah rak penyimpanan pembungkus/pouches.
4. Ruang Sterilisasi
Di ruangan ini dilakukan sterilisasi bahan/alat medis. Pada ruangan ini terdapat 2 buah mesin sterilisasi autoclave
basah dan 2 buah mesin sterilisasi autoclave suhu tinggi dan 1 buah meja trolley stainless ukuran sedang.
5. Ruang Penyimpanan Steril
Ruangan ini berfungsi menyimpan instrumen dan produk steril, sebelum didistribusikan ke unit yang
menbutuhkan. Pada ruangan terdapat loket distribusi. Di ruangan ini terdapat 2 buah rak susun 4 stainless dan 1
buah lemari stainless.

B. Kegiatan Pemeliharaan dan Perbaikan Alat Kesehatan


Pemeliharaan alat di CSSD dilakukan oleh petugas CSSD dengan membersihkan ruang chamber pada
autoclave seminggu sekali. Untuk alat sterilisasi sterrad dilakukan pemeliharaan setiap 6 bulan sekali oleh tehnisi
dari penyedia alat. Kemudian apabila ada kerusakan, Pihak CSSD akan berkoordinasi dengan pihak IPPRS untuk
perbaikan.

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Tanggung jawab untuk melaksanakan semua kegiatan secara aman di lingkungan CSSD merupakan tanggung
jawab seluruh petugas yang bertugas di CSSD. Pada dasarnya kecelakaan kerja dapat dihindari dengan mengetahui
potensi bahaya yang dapat ditimbulkan di CSSD RSUD Barru sudah dipersiapkan alat pelindung diri yang wajib
digunakan oleh petugas CSSD saat melakukan kegiatan yang potensial menimbulkan kecelakaan.

Adapun pelindung alat pelindung diri yang tersedia di CSSD yaitu :


- Apron, Untuk melindungi petugas saat melakukan pencucian agar tidak terpapar oleh cairan kimia dan cairan
infeksius.
- Kacamata atau Google, Untuk melindungi mata petugas saat melakukan pencucian dan pengeringan agar tidak
terpapar oleh cairan kimia dan cairan infeksius.
- Sandal Tertutp dan Sepatu Boot, Untuk melindungi petugas saat pencucian.
- Sarung Tangan Panjang, Untuk melindungi petugas saat penerimaan alat kotor dan pencucian agar tidak terpapar
oleh cairan kimia dan cairan infeksius.
- Sarung Tangan Tahan Panas, Untuk melindungi petugas saat mengeluarkan barang dari mesin sterilisasi autoclave.
- Masker, Untuk melindungi petugas dari bau yang menyengat cairan kimia dan barang kotor yang infeksius.
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI PROSES STERILISASI

Tujuan pelayanan sterilisasi adalah untuk menyediakan produk bahan / alat medik yang steril. Namun bukan
berarti sekedar steril saja, tapi sterilan harus ada jaminan dapat mensterilkan bahan / alat sehingga benar – benar steril.
Untuk itu dibutuhkan monitoring dan evaluasi yang menjamin kualitas produk bahan/alat medik yang steril.
Di RSUD Barru di gunakan beberapa indikator untuk menunjukkan kualitas produk dan bahan / alat medik
yang steril, yaitu :

- Indikator Mekanik
Indikator ini terdapat pada setiap mesin sterilisasi yang ada di CSSD. Indikator ini menunjukkan alat
sterilisasi bekerja dengan baik

- Indikator Kimia
Indikator ini menunjukkan paparan sterilisasi pada obyek yang disterilkan dengan adanya perubahan warna.
Di CSSD tersedia dalam bentuk strip dan tape. Pada setiap set instrumen yang disterilkan dimasukkan strip indikator
kimia dan pada bagian luar digunakan tape sebagai pengemas dan segel.Indikator ini juga terdapat pada setiap pouches
yang digunakan sebagai pengemas di CSSD

-Indikator-Biologi
Merupakan indikator yang berisi populasi mikroorganisme spesifik dalam bentuk spora yang bersifat resisiten
terhadap beberapa parameter terkontrol dan terukur dalam suatu proses sterilisasi tertentu.Prinsip kerja dari indikator ini
adalah dengan mensterilkan spora hidup mikroorganisme yang non patogenik dan sangat resisten dalam jumlah tertentu,
apabila selama proses sterilisasi spora tersebut terbunuh, maka dapat diasumsikan bahwa mikroorganisme lainnya juga
ikut terbunuh dan benda yang kita sterilkan bisa disebut steril. Di CSSD test ini dilakukan seminggu sekali terkecuali
apabila ada implant yang disterilkan

- Bowie – Dick Test


Test ini digunakan untuk menilai efisiensi pompa vakum pada alat sterilisasi, serta untuk mengetahui
adanya kebocoran udara dalam ruang sterilisasi. Di CSSD test ini dilakukan seminggu sekali.
Selain dengan indikator tersebut diatas, setiap barang yang disterilkan sebelum dimasukkan ke mesin dicatat
dalam formulir alat sterilisasi. Kemudian setiap alat yang akan disterilkan diberi label masa kadaluarsa.
BAB VI
PENUTUP

Sterilisasi merupakan salah satu bagian dari pencegahan infeksi nosokomial, karena saat ini infeksi
nosokomial merupakan persoalan serius bagi rumah sakit dan bagi pasien. Dimana dapat menjadi penyebab langsung
maupun tidak langsung kematian pasien. Memang beberapa kejadian menunjukkan bahwa infeksi nosokomial tidak
menyebabkan kematian, namun menyebabkan pasien dirawat lebih lama sehingga harus mengeluarkan biaya lebih
banyak.
Oleh karena itu pelayanan sterilisasi sangat dibutuhkan dan berperan dalam menekan kejadian infeksi
nosokomial. Dengan adanya pedoman ini diharapkan personel di CSSD dapat bekerja secara profesional, karena di dalam
pedoman ini terdapat ketentuan – ketentuan pelayanan sterilisasi. Selain itu personel di CSSD hendaknya selalu
mengasah diri dan mau berkembang dengan mengikuti pelatihan – pelatihan sehingga tidak ketinggalan perkembangan
ilmu pengetahuan tentang CSSD.

Anda mungkin juga menyukai