JUDUL PROGRAM
SOLAR WALL: TEKNOLOGI TEMBOK CANGGIH PENGHASIL ENERGI
DENGAN KONSEP CAT BERLAPIS SEBAGAI SOLUSI PENGHEMATAN ENERGI
DI SURABAYA
BIDANG KEGIATAN
PKM-GT
Diusulkan oleh:
SURABAYA
2018
1. Judul Kegiatan : SOLAR WALL: TEKNOLOGI TEMBOK
CANGGIH PENGHASIL ENERGI
DENGAN KONSEP CAT BERLAPIS
SEBAGAI SOLUSI PENGHEMATAN
ENERGI DI SURABAYA
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI (v) PKM-GT
3. Ketua
a. Nama Lengkap : Akhmad Barizil Hak
b. NRP : 03311740000041
c. Jurusan : Teknik Geomatika
d. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
e. Alamat Rumah dan No Telp/HP : Asrama ITS Blok I - 085233011332
f. Alamat Email : akhmadbarizilhak9b03@gmail.com
4. Anggota Pelaksana/Penulis : 5 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Prof. Dr. Ir. I Gusti Putu Raka
b. NIDN : 0003045005
c. Alamat Rumah dan No Telp/HP : Perumahan Dosen ITS Jl. Teknik
Penyehatan Blok N-8 RT 01/RW 07,
Keputih-Sukolilo, Surabaya
Menyetujui,
Penulis mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. yang selalu
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini
dengan lancar.
Penulisan ini ditujukan untuk PKM-GT dengan judul Solar Wall: Teknologi Tembok
Canggih dengan Konsep Cat Berlapis sebagai Solusi Penghematan Energi di Surabaya.
Penulis menyadari karya tulis ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis
PENDAHULUAN
Ringkasan
Kota Surabaya terkenal dengan terik mataharinya, sayangnya cahaya matahari di kota
ini belum dapat dioptimalkan. Padahal cahaya matahari dapat menjadi sumber energi
alternatif. Contohnya sebagai sumber energi listrik pada panel surya. Di Surabaya sudah ada
beberapa bangunan yang memasang panel surya, namun tidak begitu banyak.
Selama ini sudah dilakukan beberapa usaha agar mengurangi penggunaan listrik
dengan cara diterapkannya program penghematan listrik seperti di PAUD, TK, SD, SMP,
SMA dan terakhir perguruan tinggi. Di sekolah-sekolah tertentu telah melaksanakan program
hemat energi seperti di sekolah yaitu SMA Negeri 12 Surabaya. Sekolah ini telah membuat
kebijakan bagi seluruh warga SMA Negeri 12 Surabaya tanpa terkecuali untuk mendukung
dan melaksanakan program sekolah dalam meminimalkan penggunaan energi listrik atau
program pangkas energi listrik 10%. Namun hal itu tidak terlalu berpengaruh. Saat ini sangat
dibutuhkan suatu inovasi sumber energi alternatif karena sumber energi yangberasal dari
alam sudah mulai habis dan tidak dapat diperbaharui
Menurut inovasi dari Jerman, mereka mempunyai teknologi canggih yaitu tembok
yang dapat menghasilkan listrik. Caranya adalah dengan melakukan proses fotosintesis
seperti pada tumbuhan, tembok ini dapat menghasilkan listrik melalui reaksi kimia sehingga
mampu menghasilkan energi yang merupakan energi listrik. Energi listrik itu sangat ramah
lingkungan dan tentunya dapat menjadi sumber energi alternatif karena sumber energi listrik
yang pada umumnya adalah batu bara mulai habis.
Terinspirasi dari inovasi Jerman tersebut, kami membuat suatu gagasan baru yaitu Solar
Wall. Yaitu ditumbuhkannya sel-sel melalui proses fotosintesis agar menjadi panel surya pada
dinding rumah. Sistem kerja solar wall adalah dengan menghasilkan beton konduktor yang
dilapisi cat dengan susunan warna tertentu untuk menghasilkan energi seperti proses
fotosintesis pada tumbuhan. Hasil ini disebut sebagai sel surya pigmen warna.
Ketika matahari mengenai tembok yang telah ditambahi oleh sel surya tersebut maka
akan terjadi reaksi kimia di mana saat itu terjadi pelepasan elektron, sehingga timbullah arus
listrik. Aliran listrik ini dihubungkan dengan kabel agar dapat digunakan. Kabel tersebut
kemudian dihubungkan dengan kabel utama yang menghubungkan sebuah rangkaian listrik,
seperti saklar atau stop kontak. Kita menyambungkan berbagai perangkat elektronik untuk
keperluan sehari-hari.
Pihak yang dapat mengimplementasikan gagasan ini antara lain; arsitek, konsultan
perencana, kontraktor, ilmuwan teknologi nano, pemerintah pusat, pemerintah daerah,
masyarakat. Gagasan sistem Solar Wall ini mampu memberikan solusi dalam menghemat
energi listrik yang ada di Indonesia. Solar Wall juga memiliki potensi untuk dikembangkan
menjadi salah satu energy alternatif yang dapat digunakan di masa depan yang bersifat ramah
lingkungan dan tidak akan pernah habis.
Menurut diskusi kelompok kami, diprediksikan bahwa keberhasilan penerapan sistem
solar wall pada bangunan mencapai 80%. Menurut kami, tidak akan ada kesulitan yang
signifikan dalam penerapan penggunaan Solar Wall.
Latar Belakang
Cahaya matahari yang masuk ke wilayah Surabaya tidak sepenuhnya dapat dioptimalkan
untuk kebutuhan sehari-hari. Oleh karena berada di sekitar garis khatulistiwa membuat kota
Surabaya memiliki intensitas penyinaran matahari cukup tinggi. Menurut data dari
Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam, pada tahun 2014 setiap harinya kota Surabaya
memiliki intensitas penyinaran matahari dengan kisaran 4,41 – 4,80 kWh per meter persegi.
Hal ini menjadikan kota Surabaya memiliki potensi besar dalam menghasilkan energi melalui
sinar matahari.
Di Indonesia yang merupakan daerah tropis mempunyai potensi energi matahari sangat
besar dengan insolasi harian rata-rata 4,5-4,8 kWh per meter persegi per hari. (Yuliananda,
2015). Tentu sangat diperlukan teknologi yang tepat dan efisien untuk dapat mengoptimalkan
potensi sumber energi dari sinar matahari. Selain itu, potensi ini dapat digunakan secara
berkelanjutan karena sifatnya yang dapat diperbaharui. Sehingga, hal tersebut tentu juga akan
sangat membantu dalam hal peningkatan pasokan cadangan listrik bagi kesejahteraan warga
Surabaya, mengingat bahwa jumlah populasi penduduknya kian bertambah.
Potensi energi dari matahari inilah yang membuat kota Surabaya menerapkan teknologi
panel surya untuk menghasilkan listrik bertenaga surya. Namun, cukup sedikit bangunan atau
institusi pendidikan yang menggunakan panel surya sebagai pemasok listrik. Beberapa di
antarnya telah menggunakan panel surya untuk menghidupkan lampu-lampu penerangan jalan.
Sebagian lagi, bangunan atau rumah masih menggunakan listrik setiap saat dari sumber energi
konvensional.
Salah satu teknologi inovasi dari Jerman yang sesuai dengan kondisi di kota Surabaya
adalah tembok canggih yang mampu menghasilkan energi listrik. Dengan menerapkan proses
fotosintesis seperti pada tumbuhan, tembok ini mampu menghasilkan listrik melalui reaksi
kimia sehingga dapat menghasilkan energi bebas polusi. Energi inilah yang nantinya dapat
digunakan untuk menghasilkan listrik. Hal ini tentu akan berdampak positif pada pengurangan
penggunaan sumber energi listrik konvensional dan menjaga keberlanjutannya untuk
digunakan di masa yang akan datang.
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
1. Mendapatkan sumber energi alternatif dalam penggunaan listrik
2. Mengurangi penggunaan sumber energi yang tidak terbaharui seperti batu bara
3. Menghemat penggunaan listrik yang berlebihan
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Surabaya yang terkenal memiliki intensitas cahaya matahari yang tinggi membuatnya menjadi
salah satu kota dengan potensi energi surya terbesar di Indonesia. Terbukti pada gambar peta
di bawah ini, terlihat bahwa Surabaya memiliki intensitas penyinaran matahari sekitar 4,41 −
4,80 kWh. Hal tersebut tentunya dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif
khususnya untuk menghasilkan energi listrik.
Solusi penghematan listrik lain yang selama ini ditawarkan adalah dengan melakukan
program hemat energi yang telah diterapkan di banyak wilayah di seluruh Indonesia. Program
hemat energi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Pemerintah Kota
Surabaya sekarang ini diikuti oleh seluruh instansi pemerintah setempat. Contohnya yaitu
sekolah-sekolah yang ada di Surabaya dimulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan terakhir
perguruan tinggi. Di sekolah-sekolah tertentu telah melaksanakan program hemat energi
seperti di sekolah yaitu SMA Negeri 12 Surabaya. Sekolah ini telah membuat kebijakan bagi
seluruh warga SMA Negeri 12 Surabaya tanpa terkecuali untuk mendukung dan melaksanakan
program sekolah dalam meminimalkan penggunaan energi listrik atau program pangkas energi
listrik 10%.
Selain itu, ada juga solusi yang pernah diterapkan yaitu penggunaan panel surya. Panel
surya menjadi solusi untuk menghemat energi listrik dengan menghasilkan energi listrik
melalui bantuan cahaya matahari. Salah satu lokasi yang telah menerapkan teknologi panel
surya ini adalah ITS. Namun, penggunaannya masih terbatas pada lampu-lampu penerangan
jalan raya saja.
Sistem kerja solar wall adalah dengan menghasilkan beton konduktor yang dilapisi cat
dengan susunan warna tertentu untuk menghasilkan energi seperti proses fotosintesis pada
tumbuhan. Hasil ini disebut sebagai sel surya pigmen warna.
Gambar 1. Sel surya yang telah ditambahkan pada tembok rumah dan dilapisi cat (bukan
warna yang sebenarnya)
Ketika matahari mengenai tembok yang telah ditambahi oleh sel surya tersebut maka
akan terjadi reaksi kimia di mana saat itu terjadi pelepasan elektron, sehingga timbullah arus
listrik. Aliran listrik ini dihubungkan dengan kabel agar dapat digunakan. Kabel tersebut
kemudian dihubungkan dengan kabel utama yang menghubungkan sebuah rangkaian listrik,
seperti saklar atau stop kontak. Kita menyambungkan berbagai perangkat elektronik untuk
keperluan sehari-hari.
Gambar 2. Penampang melintang tembok rumah
Pada gambar 2 di atas, kabel utama tersimpan di dalam tembok (warna abu-abu) yang
dipasangkan dengan saklar atau stop kontak.
Intensitas radiasi matahari di Indonesia mencapai 4,8 kWh per meter persegi per hari
dengan waktu efektif penyinaran 8 – 10 jam per hari (Susila, 2015). Dengan waktu intensitas
penyinaran matahari seperti itu, maka setidaknya cukup untuk menggantikan dan menghemat
penggunaan listrik dari sumber energi tak terbarukan meskipun hanya sementara.
Solar wall ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi tingkat penggunaan
listrik dari sumber energi konvensional yang menghasilkan polusi. Selain itu, energi yang
dihasilkan tembok ketika terkena cahaya matahari tidak menghasilkan polusi yang dibuang ke
lingkungan sekitar.
Agar konsep bangunan dengan Tekonologi Tembok Canggih Penghasil Energi dapat
terealisasikan, maka pihak-pihak yang dapat membantu agar gagasan dapat
terimplementasikan antara lain:
Arsitek
Peran dari seorang arsitek dalam mewujudkan bangunan dengan solar wall sangat
penting. Peran pertama dari seorang arsitek adalah mendesain model bangunan yang akan
dibangun menggunakan solar wall
Peran kedua dari seorang arsitek harus mampu membuat desain yang tepat,
mempertimbangkan bagian mana saja pada bangunan yang akan menggunakan solar wall. Hal
ini dikarenakan beberapa faktor dari lingkungan sekitar seperti cuaca dan iklim.
Konsultan Perencana
Selain itu, konsultan perencana juga merancang sistem instalasi listrik dari bangunan
dengan menggunakan solar wall untuk kemudian disalurkan ke alat elektronik yang ada.
Kontraktor
Pihak-pihak ini berperan dalam pembuatan solar wall serta melakukan pengembangan
terhadap solar wall agar kinerja lebih optimal.
Pemerintah Pusat
Dalam pengimplementasian konsep bangunan dengan teknologi tembok canggih
penghasil energi, pemerintah pusat berperan dalam produksi solar wall dalam skala besar untuk
kemudian didistribusikan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat menggunakanya
sebagai bahan bangunan. Selain itu, pemerintah pusat juga berperan sebagai sumberdana dalam
pemngimplementasian gagasan.
Pemerintah Daerah
Dana dari pemerintah pusat disalurkan kepada pemerintah daerah untuk kemudian
digunakan untuk mengimplementasikan gagasan.
Masyarakat
(1) Langkah strategis perlu direncanakan dengan matang agar konsep bangunan dengan
menggunakan solar wall ini dapat terealisasi dengan baik, tepat, dan berkelanjutan.
Tahap 1 : Memproduksi beton penghasil energi dan penyatuan visi.
Pada tahap awal diperlukan sebuah pertemuan besar yang melibatkan orang-orang yang
terdiri dari perwakilan pemerintahan, perusahan-perusahan, pihak institut/universitas,
ilmuwan teknologi nano dan desainer untuk berkumpul, membahas konsep dan
menyatukan pandangan dan tujuan dalam pengimplementasian solar wall pada
bangunan.
(2) Tahap 2 : Mengembangkan kerja sama
Karena ide yang diusung berasal dari salah satu universitas di Jerman, maka perlu kerja
sama yang baik antara pihak yang terlibat. Kerja sama dapat berupa konsultasi maupun
kerja sama dalam pembuatan solar wall
(3) Tahap 3 : Menggerakkan pihak-pihak yang terlibat.
(4) Tahap 4 : Evaluasi dan monitoring
Tahap terakhir yaitu melakukan monitoring terhadap pelaksanaan implemetasi gagasan
serta mengevaluasi kekurangan yang ada untuk menjadi pelajaran untuk implementasi
gagasan selanjutnya.
KESIMPULAN
Inti Gagasan
Gagasan ini bertujuan agar mendapatkan sumber energi alternatif dalam pengunaan listrik
melalui program Solar Wall. Solar Wall dibuat dengan kombinasi cat, lalu sel surya
dismeprotkan atau di dicetak pada dinding rumah. Solar Wall merupakan sebuah terobosan
baru yang diharapkan dapat menghemat penggunaan listrik yang berlebihan karena smber
energi listrik dari alam sudah mulai habis dan tidak dapat diperbaharui. Selain itu, di Surabaya
cahaya matahari nya sangat terik maka penggunaan Solar Wall ini akan sangat efektif karena
sumber energi Solar Wall adalah sel surya yang berasal dari cahaya matahari tersebut.
Untuk mengaktifkan beton agar bisa memproduksi energi, akan lapisan-lapisan cat
pada beton yang disebut juga sebagai sel surya pigmen. Ketika matahari mengenai tembok
yang telah ditambahi oleh sel surya tersebut maka akan terjadi reaksi kimia di mana saat itu
terjadi pelepasan elektron, sehingga timbulah arus listrik. Aliran listrik ini dihubungkan dengan
kabel agar dapat dialirkan ke peralatan-peralatan listrik di rumah dan bisa digunakan. Kabel
terhubung dengan kabel utama yang menghubungkan sebuah rangkaian listrik. Semakin
banyak sel surya yang disemprotkan atau dicetak pada dinding rumah, lebih banyak listrik yang
dapat diproduksi.
Gagasan sistem Solar Wall ini mampu memberikan solusi dalam menghemat energi
listrik yang ada di Indonesia. Solar Wall juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi
salah satu energy alternatif yang dapat digunakan di masa depan yang bersifat ramah
lingkungan dan tidak akan pernah habis.
DAFTAR PUSTAKA
Yuliananda, Subekti, Gede Sarya, R.A. Retno Hastijanti. 2015. Jurnal Pengabdian LPPM
Untag Surabaya http://jurnal.untag-
sby.ac.id/index.php/jpm17/article/download/545/498.pdf diunduh tanggal 10 Oktober
2017 pukul 10.50 WIB.
Susila, M. Dyan, A. Yudi Eka Risano, Mei Hartanto. 2015. Kaji Eksperimental Pengaruh
Pemasangan Photovoltaic Pada Dinding Bangunan Terhadap Temperatur Ruangan.
http://journal.eng.unila.ac.id/index.php/mech/article/download/269/258.pdf diunduh
tanggal 11 Oktober 2017 pukul 20.56 WIB
LAMPIRAN