DISUSUN OLEH:
KELAS A
KELOMPOK 6
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia
yang telah diberikan, sehingga Laporan Akhir Praktikum Culling ini bisa diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa penulis sampaikan salawat dan salam tercurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya, para sahabat sahabatnya dan kepada kita
yang telah membantu dalam penyususnan makalah ini. Semoga, dengan adanya
makalah ini, akan menambah ilmu bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa
makalah ini belum dikatakan sempurna, untuk itu penulis dengan sangat terbuka
menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
I PENDAHULUAN
III PEMBAHASAN
IV PENUTUP
iii
I
PENDAHULUAN
terus diimbangi dengan kesadaran akan arti penting peningkatan gizi dalam
kehidupan. Hal ini berimplikasi pada pola konsumsi makanan yang juga akan terus
meningkat. Disamping tujuan utama penggunaan makanan sebagai pemberi zat gizi
melembaga sebagai alat untuk berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu
makanan dalam lingkungan masyarakat menyangkut gizi dan aspek sosial. Secara
1995).
yang baik, kondisi ayam yang sehat, tingkat mortalitas yang rendah dan pada
akhirnya akan menghasilkan ayam petelur dengan produksi telur yang tinggi.
Bagaimana cara mengoptimalkan produksi ayam petelur? Pertanyaan ini sering kita
jumpai dilapangan. Pelaku bisnis peternakan ayam petelur sering dihadapkan pada
1
situasi dimana ayam petelurnya tidak mampu berproduksi secara optimal. Kunci
utama untuk mencapai produksi yang optimal yaitu manajemen yang baik pada fase
Starter, layer dan grower serta didukung dengan baiknya sistem recording di Farm.
(3) Bagaimana permasalahan terkini pada peternakan ayam layer dan solusinya.
Indonesia.
Indonesia.
2
II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Ayam petelur dikenal oleh sebagian masyarakat dengan nama ayam negeri
yang mempunyai kemampuan bertelur jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
ayam – ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena
dewasa kelamin pada umur 5 bulan, roduktivitas tinggi, dapat mencapai produksi
280 butir per tahun dengan bobot sekitar 60 g per butir, efisien dalam penggunaan
pakan, dan tidak memiliki sifat pengeram sehingga dapat berproduksi dalam waktu
Fase starter pada ayam petelur adalah saat ayam berumur 0-5 minggu,
biasanya saat fase starter menggunakan kandang tipe postal. Fase starter atau tahap
penting yang harus dilakukan dalam masa pemeliharaan ini adalah mempersiapkan
serta melakukan proses seleksi pada akhir masa brooding period (Sari, 2016).
Fase grower merupakan ayam yang sudah memasuki umur 5-10 minggu.
Tipe kandang yang digunakan dapat berupa kandang litter, namun disarankan
menggunakan kandang tipe baterai yang terbuat dari bahan kawat atau bambu agar
pertumbuhan ayam lebih seragam. Pemeliharaan ayam dara atau grower dimulai
sejak ayam berumur 6 minggu (lepas dari masa brooding) hingga berumur 18
minggu. Seekor ayam yang telah melewati fase grower biasa disebut pullet. Hal
yang harus diperhatikan pada fase ini adalah persiapan kandang yang baik,
3
mengatur pakan dan minum, mengontrol teknis pemeliharaan, hingga melakukan
satu kandang berisi satu ayam, bentuknya berjajar-jajar dan dipisahkan dari ayam
lainnya. Berdasarkan umur, ayam yang sudah berumur 18 minggu sudah masuk ke
dalam periode bertelur. Pullet yang dipelihara sendiri dapat langsung dimasukkan
ke kandang baterai atau kandang produksi, namun jika membeli pullet diperlukan
beberapa penanganan awal agar ayam tidak stres. Pullet yang dibeli harus
ditempatkan di lokasi teduh, setelah itu pindahkan ke kandang baterai dan
sebaiknya jangan ditimbang dahulu agar tidak stres. Beri air minum secukupnya
dengan campuran gula merah dan vitamin C serta beri pakan starter dan grit selama
yaitu ayam dipelihara dalam kandang terpisah dan ditempatkan agak tinggi dari
permukaan tanah dengan dasar kandang yang berlubang, sehingga kotoran akan
jatuh dan bertumpuk di bawah kandang. Jumlah kotoran ayam yang dikeluarkan
setiap harinya cukup banyak, rata-rata per ekor ayam 0,15 kg. Kotoran ayam sering
ayam. Adanya usaha peternakan ayam mulai dirasakan mengganggu warga sekitar.
timbulnya bau amoniak yang menyengat dan tingginya jumlah populasi lalat
(Marconah, 2012).
4
Kotoran ayam terdiri dari sisa pakan dan serat selulosa yang tidak tercerna.
lainnya. Protein pada kotoran ayam merupakan sumber nitrogen selain ada pula
bentuk nitrogen anorganik lainnya. Komposisi kotoran ayam atau kotoran ternak
pada umumnya sangat bervariasi bergantung pada jenis, keadaan individu, dan
menjadikannya pupuk. Kandungan pupuk kandang dari kotoran ayam baik padat
maupun cair mengandung nitrogen, fosfor, dan kalium yang cukup tinggi
5
III
PEMBAHASAN
Pada tahap ini para pecinta ayam impor yang tergabung dalam wadah
untuk hiburan saja tidak untuk tujuan komersil. Selain itu GAPUSI juga
mengadakan kegiatan penyilangan terhadap breed murni ayam impor dengan ayam
lokal.
Pada tahap ini di tahun 1967 diadakan pameran ternak unggas nasional dan
gram/kapita/hari.
Pada tahap ini di tahun 1971 tepatnya tanggal 2 Maret diadakan pameran
ternak ayam di Istana Presiden. Tahun 1978 diadakan kembali sosialisasi atau
peningkatan yang cukup pesat sehingga dapat menggantikan protein heani yang
berasal dari kerbau/sapi. Namun sayangnya masa keemasan tersebut harus hilang
6
akibat krisis moneter yang menimpa Indonesia tahun 1998 yang memyebabkan
Ayam liar atau ayam hutan adalah ayam yang pertama kali dipelihara oleh
masyarakat Indonesia yang pada saat itu sangat dekat dengan alam bebas. Pada
periode 1940-an, masyarakat mulai mengenal ayam lain selain ayam liar. Pada saat
itu masyarakat mulai membedakan antara ayam orang Belanda dengan ayam liar
Indonesia. Ayam liar Indonesia tersebut kemudian diberi nama ayam kampong
sedangkan ayam orang Belanda dikenal dengan sebutan ayam negeri. Hingga akhir
periode 1980-an, orang Indonesia tidak banyak mengenal klasifikasi ayam. Pada
saat itu, sifat ayam dipandang sebagai ayam kampung saja. Ayam yang pertama
kali masuk dan mulai diternakan pada periode ini adalah ayam ras petelur white
leghorn yang kurus dan umumnya diternakan setelah masa produktifnya (Rasyaf,
2001).
diusahakan untuk diambil dagingnya. Ayam petelur dwiguna atau yang lebih
dikenal dengan ayam petelur coklat juga mulai meningkat jumlahnya. Disinilah
masyarakat mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur
yang handal dan pedaging yang enak. Setelah diketahuinya keuntungan yang
didapat dalam beternak ayam ras maka mulai terjadi persaingan yang cukup berarti
antara menghasilkan telur dan daging ayam ras dengan telur dan daging ayam
7
3.1.2 Tren Telur Cage Free
Egg Cage Free atu Free range eggs adalah telur yang berasal dari ayam yang
mengkonsumsi makanan yang berada di restoran yang menyediakan telur cage free.
Sebuah Farm Animal Welfare Survey ditahun yang sama menemukan sekitar 76%
masyarakat Amerika Serikat, bersedia membyar lebih untuk ayam broiler, telur dan
hingga Walmart menyatakan komitmennya untuk hanya menjual telur Cage Free
atau bebas hingga tahun 2025 di AS. Diperlukan 200 juta ekor ayam tambahan cage
Untuk di Negara Indonesia sendiri Tren Free Cage System ini diperkirakan
tugasnya dalam bidang animal welfare. Menurut Dawn Neo selaku Corporate
Outrach Asia Farm Animal Welfare menjelaskan bahwa cage system ini bukan
berarti ayam dilepaskan begitu saja di halaman tanpa pengawasan, tetapi juga bisa
kecukupan gizi bagi masyarakat, telur ayam terdiri dari 10% kerabang ( kulit telur,
cangkang), 60% putih telur dan 30% kuning telur. Menurut North dan Bell (1990)
kandungan dari zat-zat makanan kuning telur yaitu protein 17,5%, lemak 32,5%.
8
3.1.3 Tren Ekspor Produk Peternakan
kunci bagi produk pertanian Indonesia untuk bisa tembus ke pasar Internasional.
Sanitary and Phytosanitary (SPS) dengan tujuan menjaga manusia, hewan, dan
tumbuhan dari penyakit, hama, dan kontaminasi. Peternak Indonesia mengekspor
17.340 ekor bibit ayam petelur (day old chicken full stock layer/DOC FS Layer) ke
Timor Leste melalui Bandara Ngurah Rai, Bali (Lestari, 2018). Ekspor produk
peternakan Indonesia ini adalah bukti bahwa petani dan peternak di Indonesia
mampu memenuhinya.
3.2 Kebijakan
9
keberlangsungan usaha peternakan ayam ras petelur dari mulai pengadaan sapronak
pengembangan peternakan ayam ras petelur baik dari segi kualitatif maupun
kesempatan kerja.
Pedoman Budi Daya Ternak Ayam Petelur Yang Baik, kebijakan tersebut dicabut
atau dinyatakan sudah tidak berlaku lagi kemudian digantikan dengan Peraturan
tentang “Pedoman Budi Daya Ayam Pedaging dan Ayam Petelur yang Baik”.
Pedoman Budi Daya Ayam Petelur ini ada pada lampiran II Peraturan
satu komoditas unggas yang mempunyai peran penting dalam menghasilkan telur
dan daging untuk mendukung ketersediaan protein hewani, bulu, dan kotoran yang
dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri dan pupuk organik. Telur ayam telah
10
Budi daya ayam petelur mempunyai keunggulan antara lain: 1) telah
menjadi salah satu bidang usaha yang diterima dan dikembangkan oleh masyarakat;
perputaran modal relatif cepat;dan 6) dapat menampung tenaga kerja yang cukup
Dengan berbagai keunggulan tersebut, budi daya ayam petelur perlu lebih
peternak dan perusahaan peternakan dalam melakukan budi daya ayam petelur
yang baik, dan bagi Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
dengan kewenangannya.
Pada Bab II menjelaskan Sarana dan Prasarana yang harus dipenuhi dalam
11
a) Prasarana
Lahan dan lokasi budi daya ayam petelur harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
(UKL/UPL);
topografi dan fungsi lingkungan serta bebas dari bakteri patogen yang
transportasi.
Tersedia cukup air bersih sesuai dengan baku mutu dan sumber energi
1) Bangunan
Bangunan untuk usaha budi daya ayam petelur yang baik, meliputi jenis
Jenis Bangunan
12
gudang penyimpanan pakan, peralatan, dan tempat penyimpanan obat;
Konstruksi Bangunan
Konstruksi bangunan dilengkapi antara lain dengan:
kerusakan fisik.
13
Tata Letak Bangunan
mendapat sinar matahari yang cukup. Penataan letak bangunan kandang dan
bangunan lainnya di dalam lokasi budi daya ayam petelur sebagai berikut:
tunggal (one way system) untuk kendaraan dan orang yang selalu
aliran air, saluran pembuangan limbah, udara dan penghantar lain tidak
menimbulkan penyakit;
Dalam melakukan budi daya ayam petelur yang baik perlu memiliki
14
alat pensuci hama;
alat penerangan;
2) Pakan
Pakan yang diberikan berasal dari pakan yang diolah sendiri atau
pakan yang telah terdaftar dan berlabel. Pemberian pakan disesuaikan dengan
jumlah dan kebutuhan nutrisi sesuai umur atau periode pertumbuhan. Pakan
yang diolah sendiri harus diuji dengan pengambilan sampel oleh petugas
mutu pakan yang terakreditasi baik milik Pemerintah maupun swasta untuk
3) Obat Hewan
peruntukannya; dan
4) Kesehatan Hewan
Dalam budi daya ayam petelur yang baik harus diperhatikan kaidah
15
Situasi Penyakit
Influenza (AI), New Castle Disease (ND), Fowl Cholera, Infectious Bursal
hewan; dan
16
Pelaksanaan Biosekuriti
Pelaksanaan biosekuriti pada budi daya ayam petelur yang baik pada
a) Tata Laksana
rumah tempat tinggal, kandang ayam petelur dan kandang hewan lain
17
pembatasan secara ketat keluar masuk orang dan kendaraan dari dan
ke lokasi peternakan;
setiap orang yang akan masuk dan keluar lokasi kandang, harus
itik, entok, burung liar yang dapat berperan sebagai vektor penyakit
ke lokasi peternakan;
tidak membawa ayam petelur yang mati atau sakit keluar dari area
peternakan;
ayam petelur yang mati di dalam area peternakan harus dibakar dan
18
penampungan limbah sehingga tidak tergenang di sekitar kandang
cahaya.
Sumber daya manusia yang terlibat dalam budi daya ayam petelur harus
ayam ras yang menggantikan Keputusan Presiden No. 50 tahun 1981. Ringkasan
ekspor dan kesejahteraan rakyat melalui usaha peternkana ayam ras dan (2)
19
Menteri Pertanian membimbing dan membina peternakan ayam ras petelur dan
pedaging.
peredaran dan pengawasan ayam ras dan telur konsumsi. Dirjen Peternakan dan
DOC FS Jantan Layer dan FS Layer. Dengan adanya kebijakan Kepmentan 3035
penyediaan bahan pangan asal ternak yang berkualitas dengan harga terjangkau,
20
Beberapa kebijakan tersebut antara lain dituangkan dalam Surat
ketentuan dan tata cara pelaksanaan pemberian izin dan pendaftaran usaha
peternakan yang jumlahnya 10.000 ekor ayam petelur dewasa atau dibawahnya,
peternakan rakyat ini tidak perlu izin usaha, tetapi cukup didaftarkan saja. Hal
Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di konsumen. Hal
itu sebagai upaya untuk perlindungan terhadap harga Live Bird dan telur ayam
Pakan utama pada ayam layer adalah jagung. Harga jagung naik otomatis
harga ayam layer juga ikut naik. Dan harga ayam petelur pada saat ini diatas Rp.
20.000/ kg. Ketua Dewan Jagung Nasional Tony J. Kristianto mengatakan, saat ini
harga jagung di tingkat petani telah menembus Rp4.000/kilogram (kg). Level harga
21
tersebut terus naik sejak April 2019, setelah masa panen raya jagung yang
setiap kenaikan harga pakan sebesar Rp100/kg, idealnya diikuti kenaikan harga
jagung sebagai pakan utama ayam. Dengan begitu, maka harga jagung menjadi
terjangkau peternak dan dapat menekan ongkos produksi. Dengan proses produksi
yang efisien, maka peternak masih bisa memperoleh untung saat harga telur turun.
Untuk keperluan itu, pemerintah tidak harus melakukan ekspor jagung, tapi
bisa mendatangkan jagung dari produsen jagung. Dengan cara itu, selain dapat
memberikan akses pasar bagi petani, pemerintah juga tidak perlu melakukan impor
terbawah Rp17.000/kg dan Rp19.000/kg sudah tidak memadahi lagi karena harga
pakan yang meningkat. Dengan kenaikan doc dan pakan mestinya harga telur naik
lebih tinggi. Namun hingga bulan september 2018, harga telur justru turun tajam
Turunnya harga telur diduga terkait dengan peningkatan produksi. Hal itu
terjadi karena ada kenaikan produksi dampak dari penggantian ayam petelur afkir
yang dijual pada Lebaran lalu. Saat ini, ayam pengganti ayam afkir berada pada
puncak produksi. Rerata produksi telur dalam dua pekan terakhir di Blitar mencapai
22
800 ton/hari, padahal saat normal produksi telur di kisaran 450-600 ton saja (Anam,
Solusi yang bisa dilakukan pemerintah yaitu melakukan operasi pasar untuk
membeli telur dari peternak dan memperluas pasar telur dengan konsep kerja sama
dalam jangka panjang sehingga harganya bisa bertahan stabil. Selain itu, bisa
yang sudah berhasil yaitu TPID Blitar dengan Pemprov DKI dengan permintaan
29 Januari 2019, harga pembelian daging ayam ras dan telur ayam ras di tingkat
kilogram untuk batas bawah dan Rp 22 ribu per kilogram untuk batas atas.
Sementara itu, aturan juga mengatur harga penjualan di konsumen Rp 34 ribu per
kilogram untuk daging ayam ras dan Rp 23 ribu per kilogram untuk telur ayam ras.
Perubahan untuk harga khusus dikarenakan harga daging ayam ras dan telur ayam
ras berada di atas harga acuan. (Michael, 2019).
23
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
kemudian muncul tren telur cage free yaitu telur yang berasal dari ayam
ayam yang semakin meningkat sehingga muncul kegiatan impor dan ekspor
(3) Permasalahan yang sedang terjadi dalam lingkup peternakan ayam petelur
petelur.
24
4.2 Saran
dengan sering melakukan survey harga telur agar kondisinya lebih stabil sehingga
25
DAFTAR PUSTAKA
Anam, C. 2018. Peternak Ayam Petelur Blitar Minta Pemerintah Revisi Harga
Acuan. (Online) https://surabaya.bisnis.com/read/20180925/532/842003/
peternak-ayam-petelur-blitar-minta-pemerintah-revisi-harga-acuan (diakses
pada 8 September 2019)
Lestari, M. 2018. Peternak RI Ekspor Belasan Ribu Bibit Ayam Petelur ke Timor
Leste. (Online). https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-
4201555/peternak-ri-ekspor-belasan-ribu-bibit-ayam-petelur-ke-timor-leste
(diakses pada 8 September 2019).
Marconah. 2012. Beternak Ayam Petelur. Jakarta: Balai Pustaka.
Michael, R. 2019. Jagung Mahal, Kemendag Terapkan Harga Khusus Daging
Ayam dan Telur. https://katadata.co.id/berita/2019/01/31/jagung-mahal-
kemendag-terapkan-harga-khusus-daging-ayam-dan-telur (diakses pada 3
September 2019).
Murtidjo, B. A. 2001. Pengendalian Hama dan Penyakit Ayam. Yogyakarta :
Penerbit Penebar Swadaya.
North, M.O and D.D Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual.4th Ed.
Chapman and Hall. London.
Permentan RI NO 31/Permentan/OT.140/2/2014
26
Sari, N. 2016. Kiat Sukses Beternak Ayam Petelur. Jakarta: Lumentha Publishing
Sejati, Wahyuning K. 2011. Analisis Kelembagaan Rantai Pasok Telur Ayam Ras
Peternakan Rakyat Di Jawa Barat. Volume 9 No 2 Juni 2011: 183- 198
https://media.neliti.com/media/publications/53529-ID-analisiskelembagaan-
rantai-pasok-telur.pdf (Diakses pada 1 September 2019)
Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Jakarta : CV. Simplex
Setyono, D.J., Maria, U., dan Sri, S. 2013. Sukses Beternak Ayam Petelur. Jakarta:
27