PENDAHULUAN
1
BAB II
LAPORAN KASUS
2
tidak diingat oleh orang tua. Riwayat pemberian vit. K (+) dan vaksin
hepatitis B (+). Riwayat berbalik saat 3 bulan dan duduk saat 7 bulan.
Status gizi :
a. Makanan
Sebelum yang dialami saat ini, kebiasaan makan pasien menurut
orang tua baik.
b. Antropometri
BB : 8 kg
TB : 76 cm
Status gizi menurut WHO
Anak usia 10 bulan, dengan:
BB : 8 kg
PB : 76 cm
3
PB/U : Normal (- 2 SD sampai dengan 2 SD)
4
2.3 Riwayat Sebelum Masuk Rumah Sakit
Riwayat kehamilan dan kelahiran
Masa kehamilan : Aterm
Partus : Spontan
Ditolong oleh : Bidan
Tanggal : 05 Oktober 2018
Berat badan lahir : 3200 gram
Panjang badan : Ibu lupa
Riwayat makanan
ASI : ASI diberikan sampai usia 1 bulan
Susu formula : Saat usia 1 bulan lebih sampai sekarang
Bubur nasi : (+)
Nasi tim/lembek : (+)
Nasi biasa : (-)
Daging, ikan : (+)
Telur : (+)
Tempe dan tahu : (+)
Sayur dan buah : (+)
Riwayat imunisasi
a. BCG :+
b. Polio :+
c. DTP :+
d. Campak :+
e. Hepatitis :+
f. Kesan : Imunisasi dasar lengkap
Riwayat keluarga
Perkawinan : Orang tua menikah
Umur : Ayah : 39 tahun
Ibu : 39 tahun
Saudara : anak kedua dari dua bersaudara
5
Riwayat perkembangan
Gigi pertama : 1 tahun 3 bulan
Tengkurap : ibu lupa
Merangkak : 9 bulan
Duduk : ibu lupa
Berdiri : ± 1 tahun
Berjalan : ± 1,5 tahun
Berbicara : > 1,5 tahun
Sering mimpi :-
Aktifitas : Aktif
Membangkang :-
Ketakutan :-
Kesan : Perkembangan normal
Status gizi
Usia 10 bulan dengan berat badan 8 kg dan panjang badan 76 cm
- BB/U = diantara -2 dan 2 Kesan: gizi baik
- PB/U = diantara -2 dan 2 Kesan: normal
- BB/PB = diantara -3 dan <-2 Kesan: kurus
Riwayat penyakit yang pernah diderita
Parotitis :- Muntah berak : -
Pertusis :- Asma :-
Difteri :- Cacingan :-
Tetanus :- Patah tulang :-
Campak :- Jantung :-
Varicella :- Sendi bengkak : +
Thypoid :- Kecelakaan :-
Malaria :- Operasi :-
DBD :- Keracunan :-
Demam menahun : - Sakit kencing : -
Radang paru :- Sakit ginjal :-
TBC :- Alergi :-
6
Kejang :- Perut kembung: -
Lumpuh :- Otitis Media : -
Batuk/pilek : + (sering)
2.4 Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4M6V5 = 15
b. Pengukuran
Tanda vital Nadi : 128 x/menit
RR : 26 x/menit
Suhu : 37,2 °C
SpO2 : 99 %
Berat badan : 8 kg
Panjang badan : 76 cm
c. Kulit
Pucat :-
Sianosis :-
Kemerahan (rash) :-
Turgor : Baik
d. Kepala
Bentuk : Normochepal, tanda-tanda trauma (-)
Rambut
Warna : Hitam, merata, tidak mudah dicabut
Kehalusan : Halus
Lain-lain :-
Mata
Palpebra : Edema (-), cekung (-)
Alis dan bulu mata : Hitam
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterik (-/-)
Pupil : Isokor, refleks cahaya (+/+)
Telinga
7
Bentuk : Simetris
Sekret : Tidak ada
Serumen : (+/+) minimal
Nyeri tekan : (-/-)
Hidung
Bentuk : Simetris
Sekret : -/-
Epistaksis : - /-
Lain-lain :-
Mulut dan Gigi
Bentuk : Simetris
Bibir : Sianosis (-)
Karies :-
Faring
Hiperemis :-
Edema :-
Membran / pseudomembran : -
Tonsil
Warna : Merah muda
Pembesaran :-
Abses / tidak :-
Membran / pseudomembran : -
e. Leher
Pembesaran kelenjar leher : -
Kaku kuduk :-
Massa :-
f. Thoraks
Paru
Inspeksi Bentuk : Simetris
Retraksi :-
Pernapasan : Thorakoabdominal
Sternum : ditengah
8
Palpasi Fokal fremitus : getaran sama kiri dan kanan
Perkusi Sonor
Auskultasi Suara nafas dasar : Vesikuler (+/+)
Suara nafas tambahan : Ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicular sinistra
Perkusi : Batas kiri : ICS V linea mid klavikularis sinistra
Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dekstra
Batas atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Auskultasi : Suara dasar : S1-S2 reguler,
Bising : murmur (-), gallop (-)
g. Abdomen
Inspeksi Bentuk : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi Nyeri tekan :-
Nyeri lepas :-
Defans muskular : -
Turgor : cepat kembali
Hati : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Ginjal : Tidak teraba
Massa :-
Perkusi Timpani :+
Ascites :-
h. Ekstremitas
Dextra Sinistra
Superior Look : Jejas (-), hematom (-) Look : Jejas (-), hematom (-)
edema (-) edema (-)
Feel : Nyeri tekan (-), sensibilitas Feel : Nyeri tekan (-), sensibilitas
(+), akral hangat, CRT<2detik (+), akral hangat,CRT<2detik
9
Move : Nyeri gerak aktif (-), pasif(-), Move : Nyeri gerak aktif (-), pasif
gerak aktif dan pasif dalam (-), gerak aktif dan pasif
batas normal dalam batas normal
Inferior Look : edem genu dekstra Look : Jejas (-), hematom (-)
Feel : Nyeri tekan (+), sensibilitas edema (-)
(+), akral hangat, CRT<2detik Feel : Nyeri tekan (-), sensibilitas
Move :Nyeri gerak aktif (+), pasif (+), akral hangat,CRT<2detik
(+), gerak aktif dan pasif Move : Nyeri gerak aktif (-), pasif
terbatas (-), gerak aktif dan pasif
dalam batas normal
Status Lokalisata
10
2.5 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hematologi (4 September 2018)
Tabel 2.1 Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 13,1 g/dL 10,7-14,7
Hematokrit 41,3 % 31- 43
Leukosit 13,61 103/mm3 5,0 – 14,5
Trombosit 502 103/mm3 229-553
Eritrosit 5,43 103/mm3 3,7-5,7
MCV 76 µm3 72-88
MCH 24,1 Pg 23-31
MCHC 31,6 g/dl 32-36
Hitung Jenis
Basofil 1,2 % 0-2
Eosinofil 2,7 % 0-5
Neutrofil 45,5 % 37-75
Limfosit 44,2 % 10-20
Monosit 6,4 % 2-10
LED 25 mm/jam 0-20
Imunoserologi
CRP Kualitatif Negatif Negatif
ASTO Negatif Negatif
11
Epitel 0-1 /LPK 1-15
Kristal Negatif /LPB Negatif
Silinder Negatif /LPK Negatif
Lain-lain Negatif Negatif
Expertise :
Foto genu dekstra AP/Lateral
Tampak kedudukan dan densitas tulang-tulang baik, tak tampak lesi/SOL
Celah sendi baik
Tampak penebalan jaringan lunak disekitar sendi bentuk cembung
Tak tampak kalsifikasi
Belum tampak tanda-tanda erosi tulang-tulang
12
Pemeriksaan EKG (4 September 2018)
13
Gambar 2.3 Hasil pemeriksaan Echocardiography
Situs solitus
AV VA Concordance
Fungsi kontraktilitas LV baik, EF 64%
Fungsi kontraktilitas RV baik, TAPSE1,7 cm
Global normokinetik
IAS intak, VSD (-), PDA (-)
MV : kalsifikasi ringan di AML-PML, Regurgitasi (-)
2.6 Diagnosis
Demam Rematik Akut Reaktivasi
2.7 Terapi
Inj PP 900.000 IU/3 cc IM
Aptor tab p.o 1 tab 4x/hari
Sucralfat syr p.o 5 cc 3x/hari
Ambroxol syr p.o 5 cc 3x/hari
Cetirizine syr p.o 2,5 cc 2x/hari
Piroxicam
2.8 Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Fungtionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari,
disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair atau tanpa lendir dan darah yang
Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air besarnya lebih dari 3-
4 kali per hari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi masih bersifat fisiologis
atau normal. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak
2.2 Epidemiologi
negara berkembang dimana tertinggi pada anak terutama usia dibawah 5 tahun. Di
Indonesia, hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab
kematian bayi yang terbanyak, yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk
golongan 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25.2% dibanding pneumonia
15.5%.1,3
makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung
15
tangan dengan penderita atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita
lain:1,4
2.4 Etiologi
bakteri, dan parasit. Dua tipe dasar dari diare akut oleh karena infeksi adalah non
enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel permukaan fili oleh virus, perlekatan oleh
biasanya disebabkan oleh bakteri yang menginvasi usus secara langsung atau
memproduksi sitotoksin.4
16
Bacillus cereus Coronavirus Blastocystis
Campylobacter jejuni Astrovirus homonis
Clostridium perfinges Cytomegalovirus Entamoeba
Clostridium defficile Herpes simplex histolytica
E. coli virus Giardia lamblia
Salmonella Enteric adenovirus Strongiloides
Shigella stercoralis
Staphylococcus aureus Trichuris trichiura
V. cholera
dan Cryptosporidium.4,5
Selain itu penyebab diare non infeksi yang dpaat menimbulkan diare pada
o Kesulitan makan
o Defek anatomis
Malrotasi
Hirschprung disease
Atrofi mikrofili
o Malabsorbsi
Malabsorbsi glukosa-galaktosa
Cystic fibrosis
Celiac disease
o Neoplasma
Neuroblastoma
o Keracunan makanan
Logam berat
Mushrooms
17
o Lain-lain
Infeksi non-GI
Crohn disease
2.5 Klasifikasi
Secara umum diare disebabkan oleh 2 hal yaitu gangguan pada proses absorbs
a. Absorbsi
b. Gangguan sekresi
b. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non-
infeksi.
infeksi.
Gejala gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut, dan muntah. Sedangkan
18
Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan
air juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis
dehidrasi. Mual dan muntah adalah gejala yang non spesifik akan tetapi muntah
mungkin disebabkan oleh karena organisme yang menginfeksi saluran cerna bagian
atas, seperti: enterik virus, bakteri yang memproduksi enterotoksin, Giardia, dan
Cryptosporidium.1
Panas + ++ ++ - ++ -
SIFAT TINJA
19
Darah - Sering Kadang- - + -
kadang
Bau - Busuk + Tidak Amis
khas
Leukosit - + + - - -
2.7 Diagnosis
2.7.1 Anamnesis2
o Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan konsistensi tinja,
o Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil
o Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir,
o Berat badan.
20
o Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, seperti: napas cepat
hipernatremia).
Penilaian A B C
Lihat
Keadaan Umum Baik, sadar *gelisah, rewel *lesu, lunglai/tidak
Mata Normal Cekung sadar
Air mata Ada Tidak ada sangat cekung dan
Mulut dan lidah Basah Kering kering
Rasa haus Minum biasa *haus, ingin sangat kering
tidak haus minum banyak *malas minum atau
tidak bias minum
Tabel 2.4. Penentuan Derajat Dehidrasi Menurut Sistem Pengangkaan Maurice King1
21
Mata Normal Sedikit cekung Sangat
cekung
Hasil yang didapat pada penderita diberi angka 0, atau 2 sesuai dengan tabel
kemudian dijumlahkan.1
Nilai:
o 0–2 : ringan
o 3–6 : sedang
o 7 – 12 : berat
2.7.3 Laboratorium1
o Darah
Darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan
o Urin
o Tinja
2.8 Tatalaksana
22
o Lima (5) pilar penatalaksanaan diare menurut Departemen Kesehatan bagi
semua kasus diare yang diderita anak balita baik yang dirawat di rumah
4. Antibiotik selektif
o Tanpa Dehidrasi2
Dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak, ASI harus
tetap diberikan.
(tidak mau minum, muntah terus menerus, diare frekuen dan profus).
o Dehidrasi Ringan-Sedang2
23
Terapi Rehidrasi Oral (TRO) hiperosmolar diberikan sebanyak 75
ml/kgBB/jam.
BB 3 – 10 kg : 200 ml/kgBB/hari
BB 10 - 15 kg : 175 ml/kgBB/hari
o Dehidrasi Berat2
< 1 tahun
jam berikutnya.
> 1 tahun
24
30 ml/kgBB dalam ½ jam pertama, dilanjutkan 70 ml/kgBB dalam
2 ½ jam berikutnya.
Masukkan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat
Lakukan evaluasi tiap jam. Bila hidrasi tidak membaik, tetesan IV dapat
dipercepat.
Setelah 6 jam pada bayi atau 3 jam pada anak lebih besar, lakukan
25
Koreksi dilakukan menurut kadar kalium.
jam pertama
jam berikutnya.
o Zinc2,5
Zinc terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan frekuensi BAB dan
anak. Zinc elemental diberikan selama 10-14 hari meskipun anak telah
o Nutrisi2,5
ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur
pisang.
o Medikamentosa2,5
26
Antibiotik
Anti parasit
o Edukasi2,5
kesehatan bila ditemukan hal sebagai berikut: demam, tinja berdarah, makan
atau minum sedikit, sangat haus, diare makin sering, atau belum membaik
dalam 3 hari.
b. Orang tua dan pengasuh diajarkan cara menyiapkan oralit secara benar.
c. Langkah promotif/preventif
4. Imunisasi campak
27
BAB IV
ANALISA KASUS
28
c. Cuci tangan pakai sabun setelah dari WC, BAB, beraktivitas dengan
lingkungan seperti bermain, berkebun dll ataupun hewan peliharaan,
sebelum makan, memasak.
d. Menutup makanan dan minuman yang terbuka.
e. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan di sekitar tempat tinggal.
f. Segera membawa ke pelayanan kesehatan jika terdapat tanda bahaya umum
seperti anak tidak bisa minum, anak selalu memuntahkan semua makanan,
anak kejang dan anak letargis/ tidak sadar.
g. Segera membawa ke pelayanan kesehatan jika terdapat dua atau lebih tanda
dehidrasi berikut, anak menderita dehidrasi ringan/sedang: Gelisah/rewel,
Haus dan minum dengan lahap, Mata cekung, Cubitan kulit perut
kembalinya lambat.
h. Apabila mencret masih berulang, anak tidak bisa atau malas minum atau
menyusu, kondisi anak memburuk, anak terlihat gelisah, anak demam atau
perubahan konsistensi dan warna feses seperti bercampur darah, cucian
beras, berminyak-minyak segera dibawa kembali ke pelayanan kesehatan.
2. Promotif
a. Menjelasnya penyakit anak ialah diare yang dapat disebabkan oleh virus
atau bakteri akibat kebersihan makan atau minuman yang dimakan.
b. Menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa penyakit yang diderita
kemungkinan dapat berulang untuk itu harus tetap menjaga kebersihan.
c. Menjelaskan pemakaian obat dimana oralit dilarutkan dalam 1 air gelas dan
diminum jika mencret sebanyak kira-kira kira-kira 5 ml/kg/jam dan tablet
zink dilarutkan dalam air dalam sendok dan diminum selama 10 hari.
d. Perlunya imunisasi pada anak untuk meningkatkan kekebalan tubuh
terdapat penyakit pada anak dan saudaranya yang lain.
3. Kuratif
29
a. Meningkatkan frekuensi makan pada pasien walaupun hanya sedikit-sedikit
makannya, banyak minum, dan makan buah pisang.
b. Istirahat yang cukup
PROGNOSIS
o Quo ad vitam : bonam
o Quo ad functionam : bonam
o Quo ad sanationam : bonam
30
BAB V
KESIMPULAN
Anak didiagnosa Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan – Berat karena
terdapat kriteria klinis yaitu…..serta lriteria laboratoris yaitu…
Seseorang dinyatakan menderita diare akut bila terdapat…
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Subagyo B, Santoso NB. Diare akut. Dalam: Juffrie M, Soenarto SSY,
Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS, penyunting. Buku Ajar
Gastroenterologi – Hepatologi. Edisi ke- 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI;
2012. h. 87-120
2. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuto S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati
EV, penyunting. Diare Akut. Pedoman Pelayanan Medis IDAI Jilid I. Edisi
ke-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010. h. 58-62.
3. Behrman, R. E et. al. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th edition. International
Edition. Saunders 2004. p 1239-1241.
4. Budiarso, Aswita, dkk. Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare.
Jakarta: Departement Kesehatan R. I. PPM dan PLP. 2009.
5. Ganna, Herry. Melinda, Heda. Ilmu Kesehatan Anak Pedoman Diagnosis dan
Terapi. Edisi 3. Bandung: 2005.
6. Pusponegoro H, dkk. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2004.
32