Anda di halaman 1dari 11

INTEGRASI PENDIDIKAN SAFETY RIDING DALAM MATA

PELAJARAN PPKn SEBAGAI UPAYA PENDIDIKAN SADAR


LALU LINTAS ( STUDI KASUS SMK PGRI 1 TAMAN
PEMALANG )
Natal Kristiono
Dosen PPKn FIS Unnes.
natalkristiono@mail.unnes.ac.id

Abstract
Lack of traffic awareness causes problems in its implementation. The purpose of
this research was to familiarize the orderly traffic community. This research uses
interview techniques with the location of this study is the SMK Pemri 1 Taman
Pemalang, Abdul Wahid Hasyim street No. 4 South Wanarejan. The efforts taken
by Taman PGRI 1 Taman in instilling safety riding education are the application
of integrated curriculum on traffic material in Civic learning, the separation
between car and motorbike parking lots, the existence of PKS. Supporting factors
for the implementation of safety riding education are the existence of policies that
provide full support, the socialization that is often carried out by students and
STP2K.
Keyword: Education, traffic, Civic, safety ridding

Abstrak
Kurangnya kesadaran berlalu lintas menimbulkan masalah di dalam
pelaksanaannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk membiasakan masyarakat tertib
lalu lintas. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dengan lokasi penelitian
ini adalah SMK PGRI 1 Taman Pemalang, Jalan Abdul Wahid Hasyim No 4
Wanarejan Selatan. Upaya yang ditempuh oleh SMK PGRI 1 Taman dalam
menanamkan pendidikan safety riding yaitu penerapan kurikulum tentang materi
lalu lintas yang terintegrasi dalam pembelajaran PPKn, adanya pemisahan antara
tempat parkir mobil dan motor, adanya PKS. Faktor pendukung pelaksanaan
pendidikan safety riding yaitu adanya kebijakan yang memberikan dukungan
penuh, adanya sosialisasi yang sering dilakukan oleh kesiswaan dan STP2K.
Kata kunci: Pendidikan, lalu lintas, PPKn, safety ridding.

HARMONY VOL.3 NO.1 45


PENDAHULUAN jalan memperhatikan hal ini. Sebagian
Negara yang dijalankan dengan dari mereka mengerti betul peraturan
suatu keteraturan tentunya akan yang perlu diterapkan namun merasa
mencapai suatu ketertiban. enggan untuk menjalankan peraturan
Masyarakat sangat menginkan suatu tersebut. Kurangnya kesadaran berlalu
Negara ataupun peraturan yang lintas inilah yang kemudian
ditetapkan dapat menciptakan suatu menimbulkan masalah di dalam
hal yang lebih baik terutama pelaksanaannya.
dalammenciptakan keamanan serta Peraturan yang diterapkan oleh
ketertiban di dalam kehidupan pemerintah untuk mengatur ketertiban
bermasyarakat. Masyarakat dapat berlalu lintas dibuat sebagai
mengimplementasi ketertiban dalam pemecahan masalah yang sering
kehidupan sehari-harinya sehingga muncul di dalam kegiatan berlau
tanggung jawab untuk menciptakan lintas. Namun unsur penting dari
ketertiban itu bukan hanya tugas dari ketertiban itu tetap ada pada para
lembaga keamanan ataupun pengguna jalan. Untuk itu yang perlu
pemerintah namun menjadi tugas dipersiapkan lebih adalah mental dari
bersama. Salah satu unsur ketertiban para pengguna jalan sehingga mereka
masyarakat yang perlu dilihat yaitu tidak seenaknya sendiri dalam
tentang ketertiban dalam berlalu lintas berkendaraan. Upaya yang perlu lebih
di jalan raya. Hal ini menjadi contoh ditingkatkan adalah kegiatan
konkrit dari ketereraturan masyarakat sosialisasi dan kegiatan yang
dalam kehidupan sehari-harinya. memunculkan rasa kesadaran akan
Ketertiban dalam berkendara di pentingnya ketertiban di dalam berlalu
jalan raya menjadi hal yang sangat lintas.
perlu diperhatikan. Masyarakat selalu Konsep ini sebenarnya sudah
menginginkan rasa nyaman dan aman banyak dilakukan oleh pemerintah
ketika berkendara dijalan raya untuk ataupun dari pihak kepolisian, namun
itulah hal ini perlu dipikirkan, mungkin memang membutuhkan
sehingga konsep peraturan yang waktu yang tidak cepat untuk
diterapkan dapat memfasilitasi semua memunculkan kesadaran di dalam
pengguna jalan mulai dari pejalan kaki masyarakat. Dalam menciptakan
sampai penggunaan kendaraan kesadaraan ini membutuhkan
bermotor dengan berbagai jenisnya. pembiasaan sehingga kalau sudah
Kunci sukses di dalam ketertiban di muncul suatukebiasaan yang positif
jalan raya terjadi apabila peraturan dalam berlalu lintas maka kesadaraan
yang diterapkan dijalankan oleh semua itu akan muncul tanpaadanya paksaan
pemakai jalan raya. Namun inilah berupapenerapan sanksi yang berat
yang kadang menjadikan suatu dalam peraturan berlalu lintas.
kendala karena tidaksemua pemakai

HARMONY VOL.3 NO.1 46


Upaya memunculkan kesadaran berlalu lintas dalam arti yang
berlalu lintas ini mendapatkan sebenarnya. Untuk itulah judul yang
prosentasi strategi penciptaan akan penulis uraikan adalah”Integrasi
ketertiban berlalu linstas yang lebih Pendidikan Safety Riding Dalam
diprioritaskan karena di dalam UU No Mata Pelajaran Ppkn Sebagai
22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Upaya Pendidikan Sadar Lalu
angkutan Jalan Raya diamanatkan Lintas (Studi Kasus SMK PGRI 1
bahwa lalu lintas mempunyaiperan Taman Pemalang)”.
stategis untuk mendukung
pembangunan dan integrasi nasional Pendidikan Safety Riding
sebagai bagian dari upaya memajukan Safety riding merupakan kegiatan
kesejahteraan umum yang menjadi untuk keselamatan berkendara.
salah satu tujaun Negara Kesatuan Kegiatan mengemudi, kiat-kiat aman
Republik Indonesia. berkendara. Ketrampilan dan keahlian
Upaya memunculkan kesadaran berkendara yang dilatihkan dan
ini bukan hanya peran pemerintah diselenggarakan oleh polisi yang
ataupun pihak kepolisian namun perlu berkerjasama dengan sector bisnis,
juga diterapkan dalam dunia media, LSM. Yang ditujukan baik dari
pendidikan. Tanpa mengurangi peran tingkat pelajar, masyarakat umum,
pemerintah maupun kepolisian dunia pengemudi angkutan umum atau siapa
pendidikan dapat diikut sertakan untuk saja yang peduli terhadap dengan
mengambil peran sebagai tonggak masalah keselamatan berkendara. Dan
penciptaan mental-mental yang bertujuan untuk meningkatkan ke-
mendukung penciptakan ketertiban di selamatan. Implementasi dari Safety
dalam kehidupan bermasyarakat. Riding dapat melalu kegiatan touring,
Dunia pendidikan membekali siswa pendidikan dan pelatihan berkendara,
untuk memiliki kemampuan afektif sepeda motor lajur kiri dan
ataupun sikap yang positif apalagi menyalakan lampu pada siang hari dan
sebagai salah satu bagian dari warga sebagainya.
Negara yang harus mengabdi dan taat Maksud Program keselematan
pada peraturan yang telah ditetapkan. mengendarai atau berkendara aman
Pendidikan sejak dini inilah yang dijalan raya bekerja sama dengan stake
dapat digunakan sebagai alternatif holders dalam menangani masalah
pemecahan masalah untuk keselamatan lalu lintas. Tujuannya
menciptakan suatu kesadaran berlalu sebagai upaya untuk meningkatkan
lintas. Dalam artikel ini kami ingin kualitas kemampuan mengendarai
menitik beratkan pendidikan berlalu kendaraan bermotor dan peningkatan
lintas di dalam lingkungan sekolah pengetahuan berlalu lintas.
sebagai suatu wahana belajar siswa
untuk dapat memiliki suatu kesadaran

HARMONY VOL.3 NO.1 47


Pendidikan Kesadaran Berlalu melahirkan generasi yang memiliki
Lintas etika dan budaya tertib berlalu lintas.
Salah satu tujuan Nasional seperti Pendidikan Lalu Lintas
yang diamanatkan dalam Pembukaan menfokuskan pada penanaman
Undang Undang Dasar Negara pengetahuan tentang tata cara berlalu
Republik Indonesia Tahun 1945 lintas (transfer of knowledge) dan
adalah” melindungi segenap bangsa menanamkan nilai-nilai (tranform of
Indonesia dan seluruh tumpah darah values) etika dan budaya tertib berlalu
Indonesia” . Ini berarti negara lintas dan membangun perilaku pada
mempunyai kewajiban untuk menjaga generasi muda. Melalui Pendidikan
keselamatan, keamanan bangsa dan Lalu lintas ini diharapkan generasi
negara dalam arti yang luas, termasuk muda secara sadar mampu
di dalamnya keselamatan dan mengimplemasikan etika dan budaya
keamanan dalam menggunakan jalan untuk mengembangkan sikap dan etika
raya. Lalu lintas dan angkutan jalan berlalu lintas yang santun, aman,
raya mempunyai peranan yang sangat nyaman, tertib dan selamat baik bagi
penting dalam upaya mewujudkan dirinya maupun orang lain. Dengan
kesejahteraan umum, terutama dalam upaya ini dimaksudkan tidak hanya
mendukung pembangunan ekonomi, untuk meningkatkan disiplin berlalu
pengembangan ilmu pengetahuan dan lintas diantara peserta didik saja, tetapi
teknologi, otonomi daerah dan juga mempunyai dampak kepada
kelancaran dalam penyelenggaraan orang tua dan anggota masyarakat
pemerintahan Negara. Untuk secara luas.
menjalankan sistem keamanan jalan
raya perlu dituangkan dalam suatu METODE PENELITIAN
aplikasi nyata dalam kehidupan Penentuan obyek penelitian
berlalu lintas di jalan raya. Lalu lintas dimaksudkan untuk mempermudah
perlu ditanamkan kepada generasi atau memperlancar obyek yang
muda kita salah satunya dengan menjadi sasaran dalam penelitian
melalui proses pendidikan. Lalu Lintas sehingga permasalahannya tidak telalu
dilihat dalam konteks pendidikan luas dan umum. Adapun lokasi
adalah usaha sadar untuk penelitian ini adalah SMK PGRI 1
menumbuhkan kesadaran tertib lalu Taman Pemalang, Jalan Abdul Wahid
lintas, sehingga peserta didik mampu Hasyim No 4 Wanarejan Selatan.
mengendalikan atau mengurangi Sesuai dengan rumusan
timbulnya kecelakaan lalu lintas. Jadi, permasalahan dan tujuan penelitian,
pendidikan lalu lintas dapat diartikan maka yang menjadi fokus penelitian
melakukan serangkaian usaha secara adalah pendidikan safety ridding yang
terprogram dan tersistem untuk diterapkan di SMK PGRI 1 Taman
yang meliputi personal dan prosedur.

HARMONY VOL.3 NO.1 48


Personal Personal dalam penelitian ini dalam penyelenggarakan pendidikan
meliputi Pimpinan , guru dan siswa. Lalu lintas mempunyai peran strategis
Prosedur disini adalah upaya dan dalam mendukung pembangunan
mekanisme yang diterapkan oleh nasional. Lalu lintas dan angkutan
pihak sekolah dalam pendidikan safety jalan sebagai bagian dari sistem
ridding. transportasi nasional harus
Menurut Lor Land, menyatakan dikembangkan potensi dan perannya
bahwa sumber data utama dalam untuk mewujudkan keamanan,
penelitian kualitatif adalah kata- kata keselamanatan, ketertiban, dan
dan tindakan, selebihnya ialah data kelancaran berlalu lintas. Di sisi lain
tambahan seperti dokumen dan lain- angka kecelakaan di jalan raya terus
lain. (Moleong, 2002: 112). meningkat dari tahun ke tahun.
Responden merupakan orang yang Kecelakaan Lalu Lintas tahun 2008
merespon atau menjawab pertanyaan- dan 2009 pada anak seusia SD/SMP
pertanyaan peneliti (Arikunto, meningkat tajam dari 6091 menjadi
2002:198). Dalam penelitian ini yang 11508. Data kecelakan tahun 2007 –
menjadi responden adalah Siswa SMK 2009 menonjol tajam menimpa pada
PGRI 1 Taman. usia produktif antara 16 – 40 tahun.
Informan dalam penelitian ini adalah Berdasarkan data statistik kecelakan,
Pimpinan SMK PGRI 1 Taman dan diperoleh gambaran pada tahun 2015,
Jajaran Guru Pembina STP2K. jumlah kecelakaan mencampai 98,9
Moleong (2002:90) dalam hal ini ribu kasus (Data diperoleh dari Badan
memberikan dua cara untuk dapat Pusat Statistik ). Upaya pemerintah
menemukan informan yaitu melalui yang dilakukan secara represif, tidak
keterangan orang yang berwenang membuat jera pengguna jalan lalu
baik secara formal ataupun informal, lintas.
serta melalui wawancara pendahuluan Untuk itulah penanaman nilai di
yang dilakukan oleh peneliti. dalam proses pendidikan dirasakan
lebih tepat. Pendidikan Lalu lintas di
PEMBAHASAN sekolah ditekankan pada tataran moral
Integrasi Pendidikan Lalu Lintas action, tetapi juga tidak lepas dari
dalam pelajaran PPKN tataran pengetahuan, sikap dan
Pendidikan berlalu lintas kebiasaan berperilaku. Untuk
diterapkan dalam dunia pendidikan mendidik moral anak sampai pada
merupakan suatu usaha yang perlu tataran moral action, implementasinya
dilakukan, karena pendidikan formal di mulai dari proses moral knowing,
menawarkan suatu upaya yang jelas moral feeling, hingga sampai pada
dimana terdapat tujuan dan program moral action. Untuk sampai ke moral
yang berkesinambungan. Kurikulum action, sekolah dapat mengembangkan
yang ditentukan memberikan arahan di pendidikan lalu lintas melalui

HARMONY VOL.3 NO.1 49


pendidikan yang terintegrasi dalam kewarganegaraan dimana pendidikan
mata pelajaran. PPKn merupakan mata kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang dimaksudkan untuk pelajaran yang memfokuskan pada
peningkatan kesadaran dan pembentukan warganegara yang
memberikan wawasan peserta didik memahami dan mampu melaksanakan
akan status, hak, dan kewajibannya hak-hak dan kewajibannya untuk
dalam kehidupan bermasyarakat, menjadi warganegara Indonesia yang
berbangsa, dan bernegara, serta cerdas, terampil, dan berkarakter yang
peningkatan kualitas dirinya sebagai diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
manusia. PPKn merupakan hasil dari 1945. Upaya untuk mendorong
keseluruhan program sekolah yang generasi-generasi mendatang
meliputi pembelajaran, model/metode mengembangkan sikap dan etika
pembelajaran, aktifitas peserta didik, berlalu lintas, yang sopan, aman,
pengalaman peserta didik, dan fungsi nyaman, tertib dan selamat, baik bagi
peserta didik sebagai warganegara dirinya maupun orang lain, sehingga
dengan segala hak dan tanggung keduanya memfokuskan pada
jawab-nya dalam suasana yang pembentukan sikap dan perilaku yang
demokratis. sesuai sistem nilai yang diterima oleh
Berdasar analisis data latar masyarakat Indonesia.Selain itu
belakang tersebut, maka dipandang pendidikan kewarganegaraan meliputi
amat penting untuk mengintegrasikan pembelajaran pengetahuan, sikap dan
pendidikan lalu lintas ke dalam keterampilan sebagai warganegara,
kurikulum pendidikan nasional yaitu hal ini senada dengan pendidikan lalu
pada mata pelajaran Pendidikan lintas yang juga membina karakter
Kewarganegaraan. Saat ini Kepolisian bangsa melalui pendidikan nilai-nilai,
RI telah mengambil langkah positif etika dan budaya tertib lalu lintas.
melakukan kerjasama (MoU) dengan Ada beberapa langkah yang
Kemendiknas Tgl. 8 Maret 2010 dilakukan di dalam pengintegrasian
dengan SK MoU No. 03/III/KB/2010 pendidikan lalu lintas di mata
dan No. B/9/III/2010 tentang pelajaran PPKn yaitu antara lain (1)
Pendidikan Berlalu Lintas Dalam Menganalisa susbstansi dan hubungan
Pendidikan Nasional. Implementasi pendidikan lalu lintas dengan Standar
dari kerjasama tersebut diharapkan Isi, Standar Kompetensi dan
nantinya akan terintegrasi Kompetensi Dasar PPKn, (2)
Pembelajaran Pendidikan Lalu Lintas Mengitegrasikan indikator pendidikan
untuk siswa SD, SMP, SMA dan yang lalu lintas ke dalam Standar
sederajat melalui mata pelajaran kompetensi dan Kompetensi Dasar,
PPKn. (3) Menyusun model integrasi
Pendidikan lalu lintas ada pendidikan lalu lintas dalam Silabus
kaitannya dengan pendidikan pembelajaran PPKn, (4) Menyusun

HARMONY VOL.3 NO.1 50


model integrasi pendidikan lalu lintas termasuk mentaati rambu-rambu
ke dalam Rencana Pelaksanaan lalu lintas.
Pembelajaran, (5) Implementasi c. Menunjukkan sikap positif
proses pembelajaran Pendidikan Lalu terhadap pelaksanaan kehidupan
Lintas mengacu pada RPP yang sudah demokrasi dan kedaulatan rakyat,
terintegrasi oleh materi Pendidikan seperti memberi kesempatan
Lalu Lintas. penyeberang jalan,
Adapun lingkup materi pendidikan d. Menunjukkan sikap kritis dan
lalu lintas antara lain (1) Pengertian apresiatif terhadap dampak
Lalu Lintas, (2) Peraturan globalisasi
Perundangan Berlalu Lintas, (3 ) e. Memahami prestasi diri untuk
Pentingnya Rambu-rambu Lalu berprestasi sesuai dengan
Lintas, (4) Marka Jalan, (5) Alat keindividuannya
pemberi isyarat pengatur lalu lintas, f. Secara implisit indikator
(6) Pengamanan diri sebagai pemakai ketercapaian pendidikan lalu lintas,
jalan, (7) Tata cara berlalu lintas yang sudah tertuang dalam standar
benar, (8 ) Tips aman perjalanan, (9) kelulusan pada mata pelajaran
Hak dan kewajiban warga negara PPKn
dalam berlalu lintas, (10) Peran g. Seperti sikap positif terhadap
masyarakat dalam penyelenggaraan norma-norma, berarti mentaati
Lalu Lintas, (11) Peran masyarakat semua aturan yang ada termasuk
dalam penyelenggaraan Lalu Lintas, Peraturan lalu Lintas.
dan (12) Praktik isyarat pengaturan h. Menampilkan perilaku yang baik
lalu lintas. sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
Dalam pendidikan dan Undang-Undang Dasar 1945,
kewarganegaraan materi tentang termasuk mentaati rambu-rambu
pendidikan lalu lintas dapat lalu lintas merupakan wujud
diintegrasikan, misalnya dalam perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila
beberapa hal berikut ini, antara lain: dan UUD 1945.
a. Memahami dan menunjukkan sikap
positif terhadap norma-norma Pelaksanaan Pendidikan Safety
kebiasaan, adat istiadat, dan Riding di SMK PGRI 1 Taman
peraturan, dalam kehidupan Pendidikan berlalu lintas perlu
berbangsa dan bernegara, termasuk adanya pembiasaan sikap dan
peraturan perundangan Lalu Lintas ditanamkan dalam berlalu lintas
dan Angkutan Jalan. diperlukan suatu tanda yang
b. Menampilkan perilaku yang baik menunjukkan perintah dengan simbol-
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila simbol yang biasa disebut dengan
dan Undang-Undang Dasar 1945, rambu-rambu. Penerapan rambu-
rambu lalu lintas memberikan

HARMONY VOL.3 NO.1 51


komunikasi non verbal kepada Hal ini membiasakan siswa untuk
pengguna jalan sehingga kelancaran peduli terhadap rambu-rambu lalu
berkendara dapat dinikmati.Rambu lintas yang ada di jalan raya. Di SMK
lalulintas adalah salah satu alat PGRI 1 Taman sengaja memasang
perlengkapan jalan dalam bentuk rambu-rambu antara lain rambu-
tertentu yang memuat lambang, huruf, rambu dilarang masuk, rambu-rambu
angka, kalimat dan/atau perpaduan di untukparkir mobil danmotor, adanya
antaranya, yang digunakan untuk jalur hijau untuk pejalan kaki, jalur
memberikan peringatan, larangan, masuk dan keluar kendaraan siswa,
perintah dan petunjuk bagi pemakai himbauan penggunaan spion, helm
jalan.Agar rambu dapat terlihat baik dan kelengkapan kendaraan lainnya
siang ataupun malam atau pada waktu seperti SIM dan STNK. Rambu-rambu
hujan maka bahan harus terbuat dari tersebut diatur sedemikian rupa
material yang reflektif (memantulkan sehingga dapat mengatur arus lalu
cahaya).Berdasarkan jenis pesan yang lintas dan tata parkir yang nyaman
disampaikan, rambu lalu lintas dapat untuk semua warga sekolah.
dikelompokkan menjadi rambu-rambu Dalam memberikan pendidikan lalu
sebagai berikut : rambu lintas SMK PGRI 1 Taman juga
peringatan,rambu petunjuk, rambu menerapkan kegiatan sosialisasi,
larangan dan perintah, seta rambu kegiatan ini dibuat dalambentuk
perintah.Menurut cara pemasangan himbauan secaara lisan maupun
dan sifat pesan yang akan disampaikan tertulis berupa peraturan. Kegiatan
maka secara garis besar sistem sosialisasi ini dilakukan oleh tim dari
perambuan dapat dikelompokkan atas: STP2K (Satuan Tugas Pembimbingan
Rambu tetap, dan rambu tidak tetap. dan Penyuluhan Kesiswaan).
Dimana rambu tetap adalah semua Kegiatannya dengan cara bertahap
jenis rambu yang ditetapkan menurut diawali dengan mengenalkan siswa
Surat Keputusan Menteri kepada rambu-rambu yang ada
Perhubungan yang dipasang secara dilingkungan sekolah serta larangan
tetap, sedangkan rambu tidak tetap yang tidak boleh dilakukan siswa
adalah rambu yang dipasang dan dilanjutkan kepada sistem pengawasan
berlaku hanya beberapa waktu, dapat berlaku aturan berlalu lintas di
ditempatkan sewaktu-waktu dan dapat sekolah. Selain sistem pengawasan
dipindahkan. STP2K, sekolah juga memberikan
Dalam penanaman sikap disiplin teguran kepada siswa yang melanggar
berlalu lintas siswa dibelajarkan secara aturan berlalu lintas ataupun ketika
langsung dengan penerapan rambu- tidak memiliki SIM dan tidak
rambu yang dipasang dilingkungan memasang kelengkapan berkendaraan
sekolah sehingga siswa mengenal seperti spion ataupun helm. Selain
symbol-simbol tersebut dengan baik. kegiatan yang dilakukan oleh STP2K

HARMONY VOL.3 NO.1 52


sosialisasi tersebut juga dilakukan menandakan adanya keseriusan
dalam kegiatan ekstrakurikuler yaitu sekolah dalam ikut serta menanamkan
PKS. Pendidikan safety riding sikap dan norma-norma berlalu lintas.
tentunya sangat berkaitan dengan kerja Selain itu sekolah juga menyiapkan
PKS karenasalah satu penghubung kegiatan sosialisasi yang
antara kepolisian dengan pihak berkesinambungan sehingga peraturan
sekolah yaitu PKS. Program kerja PKS berlalu lintas tersebut diterima dan
di antaranya menanamkan sikap dilaksanakan oleh semua warga
disiplin berlalu lintas, sehingga sekolah. Tanpa adanya kegiatan
kegiatan sosialisasi ini tentunya harus sosialisasi yang berkala siswa tidak
melibatkan PKS. Kegiatan sosialisasi akan peduli dengan peraturanyang
ini tentunya juga melibatkan Satlantas. diterapkan. Dengan kegiatan
Himbauan dari satlantas tersebut sosialisasi tentunya diberikan juga
semakin memperkuat program safety dukungan dengan memberikan contoh
riding yang dicanangkan di dalam ataupun keteladanan yang dilakukan
sekolah. oleh Bapak/Ibu guru.
Pendidikan safety riding di SMK Pengawasan yang dilakukan oleh
PGRI 1 Taman berupaya sekolah dalam pelaksanaan
mengintegrasikan sikap disiplin pendidikan safety riding memberikan
berlalu lintas dalam kegiatan sehari- penguatan agar semua warga sekolah
hari yang dilakukan dengan benar-benar mnyadari pentingnya
keteladanan, kegiatan spontan, pendidikan safety riding. Hal ini juga
pengkondisian lingkungan serta diperlukan kegiatan evaluasi karena
kegiatan rutinserta dengan suatu program sangat memerlukannya
memasukkan etika berlalu lintas untuk mengetahui tingkat
dalammata pelajaran PPKn. keefektifannya dan mengurangi
Dalam pelaksanaan pendidikan safety kendala yang muncul agar program
riding di SMK PGRI 1 Taman tersebutberhasil diterapkan.
memberikan kontribusi yang baik Selain faktor pendukung muncul juga
dalam menciptakan insan yang siap adanya faktor yang penghambatnya,
memiliki etika berlalu lintas, namun yaitu antara lain kurangnya rasa
dalam suatu program yang dijalankan kedisiplinan dari siswa yang ini dapat
tentunya ada faktor pendukung menghambat pendidikan safety riding
berhasilnya program tersebut. karena ketika sekolah telah
Pelaksanaan safety riding di SMK memberikan peraturan dan tindakan
PGRI 1 Taman di dukung oleh yang mendukung program inisiswa
kebijakan yang diterapkan oleh menjadi pendukung penting
sekolah yang memang mengatur pelaksanaannya. Untuk itulah kegiatan
dengan rapi yaitu dengan menyiapkan sosialisasi harus selalu dilakukan
rambu-rambu lalu lintas. Hal ini secara berkala.

HARMONY VOL.3 NO.1 53


Koordinasi yang dibangun oleh semua kendaraan, penataan Lay out parkir
komponen sekolah akan yang diatur dengan sedemikian rupa
mempengaruhi pelaksanaan sehingga terlihat rapi dan tertib.
pendidikan ini, semua komponen Adanya pemisahan antara tempat
sekolah perlu dilibatkan baik dari line parkir mobil dan motor, Verboden
terbawah sampai paling atas harus ada (dilarang masuk), himbauan
komunikasi sehingga program ini pemakaian spion danhelm serta SIM
dapat didukung oleh semua dan STNK. Selain itu ada kegiatan
komponen.Pengintegrasian materi pembinaan atau sosialisasi dan
lalulintas di dalam pelajaran PPKn pengawasan serta evaluasi
sangat membantu kelancaran pelaksanaan. Adanya PKS (Patroli
penanaman etika berlalulintas namun Keamanan Sekolah) yang juga
demikian sebenarnya semua mata mendukung pelaksanaan pendidikan
pelajaran juga menganut komponen safety riding.
yang sama dengan PPKn yaitu Faktor pendukung pelaksanaan
melibatkan kemampuan kognitif dan pendidikan safety riding yaitu adanya
afektif yang perlu dimiliki oleh siswa kebijakan yang memberikan dukungan
untuk itu mungkin perlu ditanamkan penuh, adanya sosialisasi yang sering
juga dalam mata pelajaran yang dilakukan oleh kesiswaan dan STP2K,
sekiranya masih satu rupun dengan adanya sistem pengawasan yang
PPKn yaitu misalnya pendidikan berkesinambungan, adanya
agama. Semua mata pelajaran kepedulian semua warga sekolah, serta
tentunya menanamkan sikap adanya sistem evaluasi yang sering
kedisiplinan untuk itu semua mata dilakukan.
pelajaran dapat memberikan
kontribusi dalam pelaksanaan
pendidikan safety riding. DAFTAR PUSTAKA
Miles, B Matthew dan Huberman H
KESIMPULAN Michael.1992. Analisis data
Upaya yang ditempuh oleh SMK kualitatif jakarta:
Universitas Indonesia (UI
PGRI 1 Taman dalam menanamkan
Press).
pendidikan safety riding yaitu antara
lain: Penerapan kurikulum tentang Moleong, Lexyi. 2002. Metodologi
materi lalu lintas yang terintegrasi Penelitian Kualitatif,
dalam pembelajaran PPKn, Bandung: PT. Remaja
pembuatan rambu-rambu untuk para Rosdakarya.
pengguna kendaraan maupun pejalan
Moleong, Lexyi. 1990. Metodologi
kaki yaitu adanya jalur hijau dibuat
Penelitian Kualitatif,
untuk para pejalan kaki, Bandung: PT. Remaja
dibedakaannya Jalur keluar dan masuk Rosdakarya.

HARMONY VOL.3 NO.1 54


Soebagya, Ki Sugeng. 2010.
Pembelajaran Etika Berlalu Jurnal :
Lintas.: Gemari. Artikel. Kristiono, Natal. Penguatan Ideologi
Pancasila Di Kalangan
Soerjono soekanto. 1984 . Pengantar Mahasiswa Universitas
Penelitian Hukum. Jakarta Negeri Semarang. Jurnal
:UI Press. Harmony 2 (2), 193-204.

Soerjono Soekanto. 1986. Faktor – Wiratomo, Giri, dkk. Model


faktor yang mempengaruhi Internalisasi Nilai-Nilai
Penegakan Hukum. Pancasila Oleh Guru Ppkn
Jakarta :Rajawali. Jenjang Smp Di Kota
Semarang.Jurnal
Program kerja Safety Riding SMK Integralistik 28 (2), 119-
PGRI 1 Taman. 130.

HARMONY VOL.3 NO.1 55

Anda mungkin juga menyukai