PENDAHULUAN
ketuban melalui dinding perut dengan cara membuat irisan pada dinding perut dan
rahim. Sectio Caesaria dapat dilaksanakan bila ibu sudah tidak dapat melahirkan
melalui proses alami. Operasi dilakukan dengan tujuan agar keselamatan ibu dan bayi
dapat tertangani dengan baik. Oleh karena itu banyak pasien yang percaya, bahwa
melahirkan dengan operasi caesar akan lebih baik bagi ibu dan bayi daripada proses
melahirkan secara normal. Namun demikian, operasi ini tetap memiliki beberapa
operasi sectio caesaria. Peningkatan yang sangat tinggi terjadi karena berbagai
faktor. Beberapa diantaranya adalah faktor dari ibu sendiri dan juga faktor petugas
kesehatan. Faktor ibu bisa berasal dari keadaan penyakit yang dialaminya serta faktor
persalinan sebelumnya. Sekarang ini pasien sering meminta kepada dokter untuk
melahirkan dengan cara operasi dengan alasan kecantikan dan alasan takut kesakitan
saat melahirkan. Faktor eksternal berasal dari petugas kesehatan seperti tidak
Caesaria di sebuah negara adalah sekitar 5–15%. Pada tahun 1983 jumlah kasus
persalinan dengan sectio caesaria di Amerika mencapai 25%. Pada 1970, di AS,
cesarean section rates adalah 5,5% dan meningkat drastis menjadi 24,4% di tahun
1987. Dengan berbagai upaya telah dilakukan sehingga pada 1996 angka tersebut
dapat bertahan sekitar 22,8% dan terus diusahakan untuk ditekan, sehingga akhir-
Tahun 2004, jumlah kasus sectio caesaria di Inggris adalah sekitar 20% dan
29,1%. Selama 2001-2003, jumlah kasus sectio caesaria di Kanada adalah 22,5%
(Yusmiati, 2007).
sedangkan di rumah sakit swasta sekitar 30-80% dari total persalinan (Mutiara,
64 rumah sakit di Jakarta pada tahun 1993. Hasilnya tercatat dari 17.665 kelahiran,
35.7 – 55.3 % ibu – ibu melahirkan dengan sectio caesaria. Sementara data lain dari
tindakan sectio caesaria, yang mana 13,7 % disebabkan oleh gawat janin (Kasdu,
2003).
Makasar tahun 2009 menunjukkan bahwa pelayanan antenatal, umur ibu < 20 tahun
dilakukan pada tahun 2007 – 2008 menyatakan bahwa sekitar 80 persen proses
persalinan dilakukan secara sectio caesaria, sedangkan proses persalinan yang benar-
benar dilakukan secara alami hanya sekitar 20 persen. Dari hasil penelitian yang
dilakukan sejak tahun 2007-2008 itu mengindikasikan adanya kerja sama antara
bidan dengan dokter ahli kandungan sehingga akhirnya pasien dilakukan persalinan
Belum lagi, jika dilakukan penelitian ke sejumlah daerah lainnya. Mungkin saja akan
kondisi tertentu yang benar – benar ada indikasi medisnya. Dokter tidak boleh
seperti ini susah diatasi karena persoalan tersebut terkesan hanya dilakukan dengan
penyelesaian secara kode etik. Tidak ada yang diselesaikan secara prosedur hukum.
sering dilakukanpada ibu berumur 25 tahun atau kurang dibanding ibu berumur 35
tahun atau lebih. Demikian juga kelompok ibu paritas 0 lebih sering mengalami
sectio caesaria emergensi dibanding kelompok paritas 1–4. Mishar dari RSPM tahun
1979–1983, melaporkan kelompok ibu berumur 34 tahun atau kurang, yang paling
sering mengalami sectio caesaria, dan jugapada kelompok ibu primipara atau paritas
padakelompok ibu primipara atau paritas 0, sebab primipara atau paritas 0berisiko
jumlah ibu yang melahirkan dengan tindakan sectio caesaria adalah sebanyak 388
orang (28,98%) dengan indikasi medis terbanyak (40,43%) akibat faktor ibu terutama
partus dengan komplikasi (45,54% dari 40,43%) dan terkecil adalah akibat kegagalan
(0,9%). Sebagian besar adalah pada usia diantara 20 – 35 tahun (81,7%) yang
Tindakan sectio caesaria di RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2006, ibu –
ibu yang melahirkan yang dilakukan tindakan sectio caesaria berjumlah 642 orang.
operasi dan anesthesia serta obat-obat antibiotika merupakan salah satu penyebab
(Margaretha, 2007). Hal ini tergambar dari penelitian tentang tindakan sectio
caesaria yang pernah dilakukan di rumah sakit Dr. Pirngadi Medan yang
oleh ; 1) Mochtar 1968 dan 1971 dengan angka tindakan sectio caesaria 2,4 % dan
4,9 %. 2) Aziz tahun 1974 dengan angka tindakan sectio caesaria 6,4 %. 3)
Chaniago tahun 1978 dengan angka kejadian sectio caesaria 9,5 % 4) Dahlan 1980
tindakan sectio caesaria 10,99 %. 6) Rasyid tahun 1992 dengan tindakan sectio
caesaria 16,6 %. 7) Piliang tahun 1994 dengan angka tindakan sectio caesaria 20,5
Dewasa ini sectio caesaria jauh lebih aman daripada dulu berkat kemajuan
dalam antibiotika, transfusi darah, anestesi dan tehnik operasi yang lebih sempurna.
Karena itu saat ini ada kecenderungan untuk melakukan operasi ini tanpa dasar
indikasi yang cukup kuat. Namun perlu diingat, bahwa seorang wanita yang telah
mengalami operasi pasti akan menimbulkan cacat dan parut pada rahim yang dapat
Penelitian yang dilakukan oleh Sarmana (2004) di RS. St. Elisabeth Medan
diketahui angka sectio caesaria tahun 2003 sebesar 27,76 % dan sebesar 13,88 %
merupakan Sectio caesaria tanpa indikasi medis yaitu atas permintaan ibu bersalin itu
paling banyak dilakukan oleh ibu yang melahirkan untuk pertama kalinya. Faktor
yang paling memengaruhi ibu meminta tindakan persalinan dengan cara Sectio
caesaria adalah akibat rasa sakit yang dialami pada proses persalinan (96,5 %) yang
lebih terjaminterutama untuk kesehatan bayi maupun ibu sebesar (53,5 %), 2)Karena
ingin sekaligussterilisasi(35,5 %), 3) Kosmetik sex (25 %) oleh karena ibu ingin
%) misalnya ; ekstraksi vakum, 5)Rasa sakit pada persalinan alami menjadi sesuatu
yang mengkhawatirkan ibu sehingga ibu lebih memilih sectio caesaria dari pada
caesaria di RSUP Haji Adam Malik Medan dan RSUD. Dr. Pirngadi Medan
Penelitian pada tahun 1999, persalinan di Rumah Sakit Haji Adam Malik
Medan sebanyak 830 kasus dengan 188 kasus tindakan sectio caesaria. Sedangkan di
Rumah Sakit Pirngadi Medan terdapat 1492 persalinan dengan 514 tindakan sectio
caesaria. Penelitian pada tahun 2000, persalinan di Rumah Sakit Haji Adam Malik
Medan sebanyak 674 kasus dengan 236 kasus tindakan sectio caesaria. Sedangkan di
Rumah Sakit Pirngadi Medan terdapat 1531 persalinan dengan 467 tindakan sectio
caesaria.
Penelitian pada tahun 2001, persalinan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan
sebanyak 290 kasus dengan 69 kasus tindakan sectio caesaria. Sedangkan di Rumah
Sakit Pirngadi Medan terdapat 1915 persalinan dengan 446 tindakan sectio caesaria.
Penelitian pada tahun2002, persalinan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan
sebanyak 361 kasus dengan 98 kasus tindakan sectio caesaria. Sedangkan di Rumah
Sakit Pirngadi Medan terdapat 1476 persalinan dengan 309 tindakan sectio caesaria.
Penelitian pada tahun2003, persalinan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan
Sakit Pirngadi Medan terdapat 907 persalinan dengan 463 tindakan sectio caesaria.
pertolongan persalinan.
Rumah sakit umum daerah swadana tarutung merupakan satu – satunya rumah
sakit di Tapanuli Utara yang melayani pasien Askeskin, Askes dan pasien umum. Di
rumah sakit ini jumlah persalinan dengan sectio caesaria sangat tinggi. Berdasarkan
data medikal record Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung tahun 2008 -
pertolongan persalinan di rumah sakit tersebut, dan setiap hari selalu ada persalinan
yang dilakukan tindakan sectio caesaria. Dikatakan bahwa persalinan secara operasi
merupakan hal biasa dan sering dijumpai di rumah sakit ini. Umumnya pasien –
pasien yang mau melahirkan merupakan pasien rujukan dari klinik – klinik dokter
caesaria. Faktor patologis tersebut yaitu letak janin abnormal dalam kandungan,
kelainan plasenta, kehamilan ganda, partus lama dan janin yang terlalu besar. 2)
Faktor usia juga merupakan indikasi untuk melakukan operasisectio caesaria yaitu ;
pasien datang ke dokter sudah dalam keadaan gawat janin yang pertolongannya harus
Disamping itu terdapat pembagian lain yaitu ; faktor eksternal dan internal ibu
ibu adalah umur, pendidikan, pekerjaan, parietas, umur kehamilan, jarak kehamilan,
riwayat kehamilan dan status gizi. Keinginan ibu untuk memeriksakan kehamilannya
persalinan sectio caesaria. Faktor eksternal terdiri dari : petugas kesehatan atau
analisis pengaruh faktor internal dan eksternal ibu bersalin terhadap indikasi tindakan
sectio caesaria.
1.2. Permasalahan
dilakukan oleh dokter – dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung dan
1.4. Hipotesis
caesaria.
1.5.2 Dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi pihak rumah sakit