Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 7 PIK

PROSES PRODUKSI ASAM NITRAT SKALA INDUSTRI

(TUGAS PIK-1_7_SANGGA HADI PRATAMA_HNO3)

Disusun oleh:

Sangga Hadi Pratama

14/367126/TK/42362

Departemen Teknik Kimia

Fakultas Teknik

UNIVERSITAS GADJAH MADA


ASAM NITRAT (HNO3)

A. Sekilas tentang Penemu

Salah satu proses pembuatan asam nitrat yang cukup terkenal adalah dengan proses Ostwald
yang ditemukan oleh Friedrich Ostwald.
Friedrich Wilhelm Ostwald (bahasa Latvia: Vilhelms Ostvalds)
adalah seorang kimiawan Jerman. Ia menerima penghargaan
Nobel untuk Kimia pada tahun 19909 untuk pekerjaannya di
bidang katalisis, ekuililbria kimia dan kecepatan
reaksi. Ostwald, Jacobus Henricus van 't Hoff, dan Svante
Arrhenius biasanya disebut sebagai pendiri kimia fisik modern.

Ostwald biasanya dikreditkan dengan proses Ostwald (paten


1902), yang digunakan dalam pembuatan asam nitrat, meskipun
kimia dasar telah dipatenkan 64 tahun sebelumnya oleh
Kuhlmann. Haber dan Bosch bekerja memperbaiki proses nitrogen (selesai pada 1911 atau
1913). 1908 (enam tahun setelah paten) sering disebut penemuan proses Ostwald,
perkembangan ini memotivasi dia untuk melakukan pekerjaan tambahan untuk
mengkomersilkan proses dalam kerangka waktu.

B. Proses Ostwald dalam Produksi Asam Nitrat (HNO3) dan Hal yang Berkaitan
B.1. Informasi Bahan Singkat
Asam nitrat adalah larutan NO2 dalam air ,
yang dalam perdagangan terdapat berbagai
macam konsentrasi. Banyak digunakan
dalam industri pupuk, produksi berbagai
macam bahan kimia, zat warna,
bahan farmasi, serta dipakai dalam reagen
laboratorium. Asam nitrat adalah bahankimia
yang korosif dan merupakan oksidator kuat.
Senyawa kimia asam nitrat (HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan
merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Larutan asam nitrat dengan
kandungan asam nitrat lebih dari 86% disebut sebagai asam nitrat berasap, dan dapat dibagi
menjadi dua jenis asam, yaitu asam nitrat berasap putih dan asam nitrat berasap merah. Asam
Nitrat memiliki nama lain yaitu Nitric Acid, Asam Sendawa, Aqua Fortis, Azotic Acid,
Hydrogen Nitrate, Nitryl Hidroxides.
Proses modern untuk menghasilkan asam nitrat HNO3 adalah okidasi amonia di udara. Dalam
proses ini, amonia dicampur dengan udara berlebih, dan campurannya dipanaskan sampai
temperatur tinggi dengan katalis platina. Amonia akan diubah menjadi nitrogen oksida NO,
yang kemudian dioksidasi lebih lanjut di udara menjadi nitrogen dioksida NO2. Nitrogen
dioksida direaksikan dengan air menghasilkan asam nitrat. Metoda ini dikembangkan oleh
Ostwald, kimiawan yang banyak memberikan kimia katalis, dan disebut proses Ostwald.
B.2. Proses Pembuatan Asam Nitrat
Secara komersial asam nitrat dibuat dengan cara oksidasi ammonia. Pada proses Ostwald,
ammonia dan udara berlebih dialirkan melaluti katalis platina – rhodium pada suhu sekitar
9500 oC. Mula – mula digunakan pemanas listrik, tetapi setelah terjadi reaksi, reaksi ini akan
terus berlangsung.
4 NH3 (g) + 5 O2 (g) → 4 NO (g) + 6 H2O (g) H o = - 906 kJ mol -1
Setelah itu gas NO didinginkan sampai 1500C kemudian dicampur dengan udara untuk
menghasilkan Nitrogen dioksida
2 NO (g) + O2 (g) → 2 NO2 (g) H o = - 113 kJ mol -1
Sisa Nitrogen dioksida dan udara dialirkan ke dasar menara kemudian disemprotkan air pada
suhu kira – kira 800C
4 NO2 (g) + O2 (g) + 2 H2O (l) → 4 HNO3 (aq)
Larutan yang diperoleh mengandung 70% massa
asam nitrat dan merupakan campuran yang
mempunyai titik didih konstan ( 120 oC ).
HNO3 yang murni tidak berwarna dan mendidih
pada 86 oC
Proses Ostwald ialah proses kimia untuk pembuatan
asam nitrat (HNO3). Wilhelm Ostwald
mengembangkan proses ini, dan mematenkan pada
tahun 1902. Proses Ostwald process merupakan
andalan industri kimia modern, dan proses ini
menghasilkan bahan baku utama untuk kebanyakan tipe umum produksi pupuk. Secara historis
dan secara praktis, proses Ostwald berkaitan erat dengan proses Haber, yang menghasilkan
bahan baku yang diperlukan, ammonia (NH3).

Ammonia diubah menjadi asam nitrat dalam dua tahapan. Ammonia dioksidasi (dalam arti
“dibakar”) melalui pemanasan dengan oksigen dengan adanya katalis seperti platinum dengan
10% rhodium, untuk membentuk oksida nitrat dan air. Langkah ini sangat eksotermis, sehingga
sumber panas berguna sekali untuk dimulai:

4 NH3 (g) + 5 O2 (g) → 4 NO (g) + 6 H2O (g) (ΔH = −905.2 kJ)

Tahap dua melibatkan dua reaksi dan dilakukan dalam peralatan absorpsi yang mengandung
air. Oksida nitrat awalnya dioksidasi lagi untuk menghasilkan nitrogen dioksida: Gas ini
kemudian mudah diserap oleh air, menghasilkan produk yang diinginkan (asam nitrat,
meskipun dalam bentuk encer), sekaligus mengurangi sebagian kembali ke oksida nitrat:
2 NO (g) + O2 (g) → 2 NO2 (g) (ΔH = −114 kJ/mol)
3 NO2 (g) + H2O (l) → 2 HNO3 (aq) + NO (g) (ΔH = −117 kJ/mol)

NO didaur-ulang, dan asam dipekatkan sampai kekuatan yang diperlukan melalui penyulingan.

Alternatifnya, bila tahap akhir dilakukan dalam udara:

4 NO2 (g) + O2 (g) + 2 H2O (l) → 4 HNO3 (aq)

Kondisi khas untuk tahap pertama, yang berkontribusi pada hasil keseluruhan sekitar 98%,
adalah:
Tekanan antara 4 dan 10 atmosfer (sekitar 400-1010 kPa atau 60-145 psig) dan;
Suhu sekitar 500 K (kira-kira 217 oC atau 422,6 oF).\
Sebuah komplikasi yang perlu dipertimbangkan melibatkan reaksi-samping pada langkah
pertama yang mengalihkan oksida nitrat kembali ke N2:

4 NH3 + 6 NO → 5 N2 + 6 H2O
Ini adalah sebuah reaksi sekunder yang diminimalisir oleh pengurangan waktu campuran gas
yang berada dalam kontak dengan katalis.

B.3. Identifikasi Bahan


a) Rumus Molekul : HNO3
b) No. Katalog : 100450
No. katalog merupakan nomor register secara Internasional. No katalog digunakan untuk
mempermudah dalam pencarian bahan kimia.
c) CAS – No. : 7697-37-2
CAS (Chemical Abstract Services) merupakan nomor register secara Internasional.
d) EC – Index No. : 007 – 004 – 00- 1
e) EC – No. : 231 – 714 - 2
f) Grade : Nitric acid fuming 100 % extra pure
g) Penggunaan bahan /
Preparasi : Produksi bahan kimia
h) Kategori : Korosif dan oksidasi
i) Nama lain : Nitric Acid, Asam Sendawa, Aqua Fortis,
Azotic Acid, Hydrogen Nitrate, Nitryl Hidroxides.

B.4. Impuritis – impuritis

Impuritis - impuritis
Assay ( asidimetri ) ≥ 99.5 %

Cl ≤ 0.0005 %

SO4 ( sulfat ) ≤ 0.001 %


Pb ≤ 0.0005 %

As ≤ 0.00002 %
Fe ≤ 0.0005 %

Residu dalam ≤ 0.005 %


pembakaran ( seperti
SO4)

B.5. Sifat – sifat Fisika dan Kimia Asam Nitrat


a) Sifat Fisika
· Wujud zat : cairan, jernih - kuning
· Bau : tajam
· Titik leleh : - 42oc
· Titik didih : 86oc
· pH (200C) : <1
· Densitas (200C) : 1,51 g/cm3
· Densitas uap relatif : 2, 04
· BM : 63,0129 g/mol
· Tekanan Uap (200C) : 56 hPa
· Suhu penyalaan : tidak tersedia
· Titik nyala : tidak tersedia
· Batas Ledakan - lebih rendah : tidak tersedia
- lebih tinggi : tidak tersedia
· Kelarutan dalam air (200C) : dapat larut ( pembentukan panas)

b) Sifat Kimia
· Pada suhu biasa akan terurai oleh cahaya / sinar :
4HNO3 → 2H2O + 4NO2 + O2
· Dapat bereaksi dengan amoniak membentuk garam amonium nitrat:
HNO3 + NH4OH → NH4NO3 + H2O
· Dapat bereaksi dengan unsur – unsur logam serta dapat melarutkan semua logam kecuali
emas (Au) dan platina (Pt).
Reaksi oksidasi utamanya terjadi dengan asam pekat, memfavoritkan pembentukan nitrogen
dioksida (NO2).
Cu + 4H+ + 2NO3- → Cu+2 + 2NO2 + 2H2O
Sifat-sifat asam cenderung mendominasi pada asam nitrat encer, diikuti dengan pembentukan
nitrogen oksida (NO) yang lebih diutamakan.
3Cu + 8HNO3 → 3Cu(NO3)2 + 2NO + 4H2O
Karena asam nitrat merupakan oksidator, hidrogen (H2) jarang terbentuk.
Hanyamagnesium (Mg), mangan (Mn), dan kalsium (Ca) yang bereaksi dengan asam
nitratdingin dan encer yang dapat menghasilkan hidrogen:
Mg(s) + 2HNO3(aq) → Mg(NO3)2(aq) + H2(g)
· Dapat bereaksi dengan unsur – unsur non logam
C + 4HNO3 → CO2 + 4NO2 + 2H2O ;atau
3C + 4HNO3 → 3CO2 + 4NO + 2H2O
Ketika asam nitrat bereaksi dengan berbagai unsur non-logam, terkecuali silikon serta halogen,
biasanya ia akan mengoksidasi non-logam tersebut ke keadaan oksidasi tertinggi dengan asam
nitrat menjadi nitrogen dioksida untuk asam pekat dannitrogen monoksida untuk asam encer.
· Semua nitrat larut dalam air. Ketika nitrat direaksikan dengan asam sulfat pekat,
menghasilkan uap nitrogen dioksida yang coklat-kemerahan, disertai oleh uap asam nitrat yang
berbau menusuk dan berasap dalam udara, akan terbentuk ketika nitrat padat dipanaskan pada
reagensia. Asam sulfat encer tidak memberi aksi apa – apa :

4NO3- + 2H2SO4 → 4NO2 + O2 + 2SO4 2- + H2O

B.6. Stabilitas dan Reaktifitas


a) Kondisi yang harus dihindari : Pemanasan
b) Bahan yang harus dihindari :
· Senyawa organik yang mudah menyala
· Bahan yang dapat teroksidasi
· Pelarut organik

B.7. Simbol Bahaya Asam Nitrat


a) Label bahaya menurut EEC (European Economic Cooperation)

( oxidizing ) ( corrosive )
Keterangan:
Ø Bahan kimia oksidator (oxidizing) adalah bahan kimia yang dalam reaksinya dengan panas
atau kalor akan menghasilkan oksigen, sehingga akan memperbesar kebakaran jika bertemu
dengan api.
Ø Bahan kimia korosif ( corrosive) adalah bahan kimia yang dapat bereaksi dengan jaringan
tubuh yang dapat menimbulkan kerusakan berupa : luka, peradangan, iritasi ( gatal – gatal )
dan sensitasi.
b) Label bahaya menurut NFPA ( National Fire Protection Association ) – Amerika
Label ini terdiri dari 4 kotak yang mempunyai tingkat bahaya 0-4. Kesehatan (biru), kebakaran
(merah), reaktivitas (kuning), dan keterangan tambahan dari bahan kimia tersebut (putih).

Keterangan:
Ø Warna biru (bahaya kesehatan), angka 3 : Sangat sedikit paparan dapat mengakibatkan
kematian atau luka residual parah.
Ø Warna merah (bahaya kebakaran), angka 0 : Cairan dan padatan yang tidak dapat menyala.
Ø Warna kuning (bahaya reaktifitas), angka 0 : Stabil, walaupun terpapar dengan api, dan tidak
bereaksi dengan air
Ø Warna putih (keterangan tambahann), OX : bahan kimia oksidator.

B.8. Informasi Toksikologik


a) Toksisitas akut :
LC50 (penghirupan, tikus) : 0,13mg/ ¼ h (nitrogen dioxide)
LDL0 (oral, manusia) : 430 mg/kg (Sax)
· Gejala khusus pada hewan percobaan : uji iritasi pada mata kelinci : mata kelinci
tersebut terbakar .
· uji iritasi pada kulit kelinci : kulit kelinci tersebut terbakar
b) Toksisitas sub akut sampai kronik:
· bakterial : uji pada ames dan hasilnya negatif.
c) Informasi Toksikologik lebih lanjut
· Bahan korosif kuat
· Setelah menghirup uap : dapat menyebabkan terbakarnya membran mukosa, batuk dyspnoea.
Menghirup zat bisa menyebabkan pembentukan oedema pada saluran pernapasan.
· Setelah tertelan : Kerusakan jaringan ( mulut, esofagus, saluran gastrointestinal),nyeri hebat
( resiko perforasi ), muntah darah, kematian
· Setelah kontak dengan kulit : dapat menyebabkan kulit terbakar.
· Setelah kontak dengan mata : dapat menyebabkan mata terbakar dan beresiko kebutaan.

B.9. Informasi Lingkungan


Informasi lingkungan ini berisi informasi mengenai bahaya apa saja yang ditimbulkan dari
asam nitrat terhadap lingkungan dan makhluk hidup di sekitarnya serta cara penanganan limbah
dari hasil buangan asam nitrat.
a) Informasi Ekologik
· Degradasi biologik : Metode untuk mengukur biodegradabilitas tidak dapat digunakan untuk
bahan anorganik.
· Perilaku dalam lingkup lingkungan : Distribusi : log Pow : - 2,3
· Diperkirakan tidak ada potensi bioakumulatif, log Pow < 1
· Efek ekotoksik : Efek biologik. Efek berbahaya pada organisme aquatik. Efek toksik pada
ikan dan plankton. Efek berbahaya akibat perubahan pH.Membentuk campuran korosif dengan
air walaupun diencerkan . Tidak menyebabkan pengurangan oksigen biologis. Berbahaya
untuk pasokan air minum.
· Toksisitas pada ikan : Gambussia Affinis LC50 : 72 mg/1/96 h
b) Data ekologik lebih lanjut
· Dapat berperan dalam eutrofikasi suplai air.
· Berbahaya untuk air minum. Ikan : LC50 > 500 mg/L
c) Klasifikasi Resiko Pencemaran Air ( WGK )
WGK 1 : Zat yang sedikit mencemari air

B.10. Informasi Peraturan


Informasi ini berisi informasi tambahan tentang tingkat bahaya dan informasi untuk mencegah
bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia atau yang biasa kita kenal dengan R
( risk ) phrase dan S ( safety ) phrase.
a) R – phrases kode :
R 8-35
· 8 : kontak dengan bahan yang mudah terbakar dapat mengakibatkan kebakaran.
· 35 : Mengakibatkan luka bakar yang parah.
b) S – phrases kode :
S 23-26-36-45
· 23 : Jangan menghirup uap
· 26 : Dalam kasus terjadi kontak dengan mata , bilas langsung dengan air yang banyak dan
minta nasihat medik.
· 36 : Gunakan pakaian pelindung yang sesuai.
· 45 : Dalam kasus kecelakaan atau anda merasa tidak sehat, langsung temui tenaga medis (
tunjukkan label bila memungkinkan).

B.11. Tindakan Pertolongan dan keselamatan


Ø Pertolongan pertama
a) Setelah terhirup :
· Segera hirup udara yang segar.
· Penanganan lebih lanjut dapat menghubungi dokter .
b) Setelah kontak dengan kulit :
· Cuci dengan air yang banyak, dengan tujuan untuk menurunkan konsentrasi asam melalui
pengenceran, agar tidak menimbulkan efek korosif yang begitu parah pada kulit.
· Olesi dengan polyethylene glycol 400 .
· Segera lepaskan pakain yang terkontaminasi.
c) Setelah kontak dengan mata :
· Bilas dengan air yang banyak selama sekurangnya 10 menit dengan kelopak mata terbuka
lebar.
· Secepatnya panggil dokter.
d) Setelah tertelan :
· Berikan korban air minum yang banyak, hindari muntah( resiko perforasi)
· Untuk penanganan lebih lanjut, secepatnya panggil dokter. Jangan coba menetralisir.
Ø Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
a) Tindakan pencegahan untuk personil terkait :
· Hindari kontak dengan bahan.
· Jangan menghirup uap / aerosol.
· Pastikan pasokan udara segar di dalam ruangan tertutup.
b) Tindakan perlindungan lingkungan : jangan biarkan memasuki sistempembuangan kotoran.
c) Prosedur pembersihan / penyerapan :
· Serap dengan bahan penyerap cairan dan penetral ( misal Chemizorb® H+ , Art No. 101595
)
· Teruskan ke pembuangan dan segera bersihkan area yang terkena.
Ø Tindakan Pencegahan Kebakaran
· Media pemadaman : gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi lokal
dan lingkungan sekeliling.
· Resiko khusus : tidak mudah menyala dan memiliki menghasilkan efek penyulut api. Jauhkan
dari bahan yang mudah terbakar. Ketika kontak dengan logam dapat menyebabkan
terbentuknya gas nitrogen dan hidrogen.
· Peralatan pelindung : jangan berada di zona berbahaya tanpa peralatan pelindung pernapasan.
Untuk menghindari kontak dengan kulit, jaga jarak aman dan gunakan pakaian pelindung yang
sesuai.
· Informasi lain : dinginkan wadah dengan menyemprotkan air dari jarak yang aman.
Mengandung uap yang keluar dengan air. Cegah air pemadaman kabakaran memasuki air
permukaan atau air tanah.
Ø Penanganan dan Penyimpanan
· Disimpan dalam posisi tertutup sangat rapat . Jauhkan dari bahaya yang mudah menyala dan
sumber nyala serta panas .
· Simpan pada suhu +20 C sampai +250 C .
· Persyaratan untuk ruang penyimpanan dan wadah : wadah jangan terbuat darilogam
baik logam ringan maupun berat.
Ø Kelas Penyimpanan ( LGK)
LGK 5.1 B : Agen Pengoksidasi
Ø Alat Pelindung Diri ( APD )
· Pelindung pernapasan : gunakan masker atau respirator
· Pelindung kulit : gunakan jas labaratorium serta sarung tangan ( gloves).
Bahan sarung tangan : karet butyl
Ketebalan lapisan : 0,7 mm
Waktu terobosan : > 60 min.
· Pelindung mata : gunakan kaca mata pelindung (safety -goggle)

B.12. Pengolahan limbah (Disposal)


Disposal adalah cara menetralkan atau mengolah limbah dalam jumlah kecil. Limbah dari
HNO3 bersifat asam. Jangan dibuang ke dalam perairan langsung. Bisa dilakukan penetralan
dengan penambahan NaOH, CaCO3, atau CaO .
· Disposal 12 :
Asam-asam anorganik dan anhidrida pertama-tama harus diencerkan atau dihidrolisis dengan
diaduk hati-hati ke dalam air es, kemudian dinetralisir (gunakansarung tangan pelindung,
lemari uap) dengan larutan natrium hidroksida (Kat. No. 105587). Sebelum dimasukkan ke
dalam ke wadah D, periksa derajat keasaman (pH) dengan indikator pH universal (Kat. No.
109535).
· Reaksi Disposal :
HNO3 + NaOH → NaNO3 + H2O

B.13. Informasi Transportasi


· Jalan dan rel ADR, RID
UN 2032 SALPETERSAEURE, ROTRAUCHEND, 8 (5.1, 6.1 ), I
· Jalur perairan pedalaman (sungai) ADN, ADNR tidak diuji
· Laut IMGD – Code
UN 2032 NITRIC ACID, RED FUMING, 8 (5.1, 6.1 ),
Ems F – A S – Q
· Udara CAO , PAX dilarang
UN 2032 NITRIC ACID, RED FUMING, 8 (5.1, 6.1 ),-
Peraturan pengangkutan ( transportasi) dirujuk berdasarka peraturan internasional dan dalam
peraturan yang berlaku di Jerman. Penyimpangan yangmungkin yang terjadi di negara lain
tidak dipertimbangkan.

B.14. Manfaat Asam Nitrat


a) Asam nitrat digunakan sebagai bahan baku pembuatan berbagai bahan peledak,
yaitutrinitrotoluena ( TNT ) dan dinitrotoluena (DNT). Asam nitrat merupakan zat
pengoksidasi kuat , dan oksidasi alkohol (kadang – kadang dengan ledakan) dapat menyertai
pembentukan ester nitrat. Ester nitrat itu sendiri ( misalnya nitrogliserin dan PETN) adalah
bahan peledak.
· TNT
Rumus molekul dari TNT adalah C7H5N3O6 dengan berat molekul 227,15 dan rumus
strukturnya :
Pembuatan TNT dapat dilakukan melalui nitrasi terhadap toluena dengan
campuran asam nitrat dan asam sulfat. dengan perbandingan sebagai
berikut:
40-50 % HNO3
50-60 % H2SO4
· DNT
Pada suhu kamar DNT merupakan kristal padat yang stabil berwarna kuning. Saat dipanaskan,
DNT akan membentuk cairan seperti minyak yang bisa terbakar. DNT diproduksi melalui
reaksi nitrasi toluene dan salah satunya digunakan sebagai bahan peledak.
b) Digunakan pula dalam proses pemurnian logam. Sebagai contoh platina, emas dan perak.
c) HNO3 digunakan dalam proses desain barang-barang berbahan tembaga, perunggu dan
kuningan.
d) digunakan untuk produksi zat warna, obat – obatan, pestisida, detergen, dan nitrasi selulosa.
e) garam nitrat digunakan untuk pupuk, kembang api, bahan peledak, oksidator untuk roket ,
korek api, obat – obatan, zat warna dan pengawetan makan.
f) Campuran antara asam klorida pekat dan asam nitrat pekat, dengan perbandingan 3:1, biasa
digunakan sebagai pelarut logam mulia, yaitu emas dan platina. Campuran tersebut biasa
disebut dengan Aqua Regia atau air raja.
g) HNO3 digunakan pula untuk menghilangkan atau membersihkan peralatan
laboratorium dari kerak kalsium dan magnesium yang menempel di dalamnya.
h) Digunakan dalam proses pembuatan nitrogliserin.
Nitrogliserin merupakan salah satu bahan kimia yang bisa digunakan sebagai obat-obatan dan
sebagai bahan peledak. Dasar pembuatan nitrogliserin adalah proses nitrasi dengan bahan
baku gliserin dan asam nitrat dengan katalisator asam sulfat.

C. PENUTUP
C.1 Kesimpulan
Asam nitrat adalah larutan NO2 dalam air , yang dalam perdagangan terdapat berbagai macam
konsentrasi. Banyak digunakan dalam industri pupuk, produksi berbagai macam bahan kimia,
zat warna, bahan farmasi, serta dipakai dalam reagen laboratorium.
Asam nitrat adalah bahan kimia yang korosif dan merupakan oksidator kuat. Asamnitrat
diproduksi secara komersial melalui proses Oswald. Asam Nitrat memiliki nama lain yaitu
Nitric Acid, Asam Sendawa, Aqua Fortis, Azotic Acid, Hydrogen Nitrate, Nitryl Hidroxides.
C.2 Saran
Asam Nitrat adalah satu dari sekian banyak bahan kimia yang sering digunakan dalam segala
bidang, baik sebagai pewarna, pengawet, pupuk, bahan peledak, dan banyak manfaat serta
bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan asam nitrat. Oleh karena itu, kita harus mengenal
bahan kimia tersebut, mulai dari karakteristik bahan, sifat bahaya, cara penanganan kecelakaan
dan segala sesuatu yang berkaitan dengan asam nitrat. Hal tersebut dilakukan agar segala
macam bahaya dapat diminimalisir dan tidak menimbulkan kecelakaan yang tidak diinginkan.

Referensi
· Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.Hlm.
59 – 60
· Chemdat, Merck – MSDS Asam Nitrat
· Fessenden, Ralp J. dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik jilid I. Erlangga: Jakarta.
Hlm. 281 – 282
· Svehla, G.1979. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi kelima. PT
Kalman Media Pusaka : Jakarta. Hlm. 356.
· Wiley, john.2006. Encyclopedia of Chemical Technology volume 17. Hoboken: New Jersey.
Hlm. 170 - 173

Anda mungkin juga menyukai