Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN MOTIVASI BERPRESTASI

PADA MATA KULIAH GEOMETRI ANALITIKA I


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
TAHUN 2008/2009

Mujiyem Sapti
Program Studi Pendidikan Matematika
FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo
Jalan KHA. Dahlan 3 Purworejo
e-mail: saptimoedji@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motivasi berprestasi


mahasiswa peserta perkuliahan Geometri Analitika I dari sisi pemilihan tempat
duduk, target, keyakinan, pencapaian, serta motivasi belajar. Penelitian
dilaksanakan selama 5 bulan dari September 2008 sampai Januari 2009.
Populasi penelitian ini mahasiswa semester III Prodi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo sejumlah 317 mahasiswa. Sampel
penelitian 80 mahasiswa diambil dengan teknik simple random sampling.
Instrumen penelitian berupa lembar pengamatan, kuesioner, dan tes UAS.
Analisis data menggunakan teknik desriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Pemilihan tempat duduk oleh mahasiswa tidak berkaitan
langsung dengan tingkat kemampuan mahasiswa dalam hal ini nilai. Sebagian
besar mahasiswa membuat target yang tinggi yaitu 75% menentukan target
nilai A dan 25% menentukan target nilai B. Target tersebut sebagian tidak
diikuti oleh keyakinan mahasiswa tentang ketercapaiannya yaitu 40%
mahasiswa merasa yakin memperoleh nilai A dan 57,5% mahasiswa merasa
yakin mendapat nilai B dan 2,5% mahasiswa merasa yakin mendapat nilai C.
Baru 11, 5% mahasiswa yang memiliki kesesuaian antara target, keyakinan,
dan pencapaian nilai.Motivasi belajar mahasiswa cukup tinggi tetapi tidak ada
kesesuaian antara tingginya motivasi belajar dengan perolehan nilai.

Kata Kunci: Geometri , motivasi, posisi tempat duduk

Pendahuluan 1.Menyiapkan peserta didik menjadi


Tujuan pendidikan tinggi anggota masyarakat yang memiliki
menurut pasal 2 Peraturan Pemerintah kemampuan akademik dan/atau
Nomor 60 Tahun 1999 adalah sebagai profesional yang dapat menerapkan,
berikut : mengembangkan dan/atau men-

Mujiyem Sapti: Tinjauan Motivasi Berprestasi pada Mata Kuliah Geometri


47
Analitika I Program Studi Pendidikan Matematika…
ciptakan ilmu pengetahuan tekno- adalah faktor dari mahasiswa tersebut
logi dan/atau kesenian. berupa motivasi berprestasi. Motivasi
2.Mengembangkan dan menyebar- belajar berhubungan dengan prestasi
luaskan ilmu pengetahuan, tekno- akademik mahasiswa, karena salah
logi dan/atau kesenian serta meng- satu fungsi motivasi adalah sebagai
upayakan penggunaannya untuk pendorong usaha dan pencapaian
meningkatkan taraf kehidupan prestasi. Seseorang melakukan suatu
masyarakat dan memperkaya usaha karena ada motivasi. Adanya
kebudayaan nasional. motivasi yang baik dalam belajar akan
Tujuan tersebut akan tercapai menunjukkan hasil yang baik, dengan
manakala mahasiswa memiliki daya kata lain, dengan adanya usaha yang
saing yang bagus. Pendidikan harus tekun dan terutama didasari motivasi,
diarahkan untuk menghasilkan maka seseorang juga akan berhasil.
manusia yang berkualitas dan berdaya Berdasarkan pengamatan terhadap
saing. Prestasi belajar merupakan beberapa angkatan peserta per-
salah satu alat yang dapat digunakan kuliahan Geometri Analitika I,
sebagai indikator pencapaian mutu mahasiswa cukup antusias dalam
pendidikan. Prestasi belajar mengikuti perkuliahan serta
dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu penyelesaian tugas, tetapi nilai yang
tingkat kecerdasan atau inteligensi, diperoleh mahasiswa tersebut ter-
sikap, bakat, minat, dan motivasi kadang mengejutkan dalam arti tidak
belajar. Motivasi belajar merupakan sesuai dengan harapan. Untuk itu
salah satu faktor penting dalam penulis tertarik membuat suatu
pelaksanaan proses belajar. Motivasi deskripsi tentang motivasi berprestasi
belajar adalah daya penggerak yang mahasiswa.
ada di dalam diri seseorang untuk
Landasan Teori
melakukan aktivitas belajar
Motivasi merupakan salah satu
Salah satu faktor yang dapat
aspek psikologis pada diri manusia.
mensukseskan tujuan pendidikan
Mujiyem Sapti: Tinjauan Motivasi Berprestasi pada Mata Kuliah Geometri
48
Analitika I Program Studi Pendidikan Matematika …
Egsenck dalam Wahyu Widyaningsih dalam 2 jenis yaitu motivasi intrinsik
(2008) menyatakan bahwa motivasi dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
merupakan suatu proses yang intrinsik sangat berperan dalam
menentukan tingkatan kegiatan, memacu prestasi belajar. Meskipun
intensitas, konsisten, serta arah umum demikian, motivasi ini dapat pula
dari tingkah laku manusia. Seseorang ditumbuhkan oleh orang lain.
termotivasi atau terdorong untuk Motivasi ekstrinsik adalah motivasi
melakukan sesuatu karena adanya yang disebabkan oleh faktor-faktor
tujuan atau kebutuhan yang hendak dari luar situasi belajar, seperti angka
dicapai. Tujuan atau kebutuhan kredit, ijazah, hadiah, medali dan
tersebut akan mengarahkan perilaku persaingan yang bersifat positif.
seseorang. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan di
Glynn and Koballa(2006) sekolah, sebab pengajaran di sekolah
menyampaikan pendapat tentang tidak semuanya menarik minat siswa
motivasi “Motivation is an internal atau sesuai dengan kebutuhan siswa.
state that arouses, directs, and Untuk meningkatkan motivasi,
sustains students’ behavior”. perlu diperhatikan prinsip-prinsip
Motivasi berperan dalam menumbuh- motivasi. Prinsip ini disusun atas
kan gairah, rasa senang dan semangat dasar penelitian yang seksama dan
untuk belajar. Siswa dengan motivasi mengandung pandangan demokratis
kuat akan mempunyai banyak energi dan dalam rangka menciptakan self
untuk melakukan kegiatan belajar. motivation dan self discipline di
Sebaliknya, siswa yang tidak kalangan siswa. Kenneth H. Hover
memiliki motivasi akan merasa dalam Oemar Hamalik (2001: 163)
enggan atau malas untuk belajar. mengemukakan prinsip-prinsip
Akibatnya motivasi sangat ber- motivasi antara lain:
pengaruh pada hasil belajar siswa. a. pujian lebih efektif daripada
hukuman;
Secara umum motivasi dapat dibagi

Mujiyem Sapti: Tinjauan Motivasi Berprestasi pada Mata Kuliah Geometri


49
Analitika I Program Studi Pendidikan Matematika…
b. semua murid mempunyai kompetisi; (d) Ego-involvement; (e)
kebutuhan-kebutuhan psikologis
memberi ulangan; (f) mengetahui
(yang bersifat dasar) tertentu
yang harus mendapat kepuasan; hasil; (g) pujian; (h) hukuman; (i)
c. motivasi yang berasal dari
hasrat untuk belajar; (j) minat; dan (k)
individu lebih efektif daripada
motivasi yang dipaksakan dari tujuan yang diakui.
luar;
Salah satu teori motivasi
d. motivasi mudah menjalar atau
tersebar terhadap orang lain; dikemukakan oleh Victor Vroom yang
e. pemahaman yang jelas terhadap
dikenal sebagai Teori Harapan. Teori
tujuan-tujuan akan merangsang
motivasi. ini beragumen bahwa kekuatan dari
f. pujian-pujian yang datangnya
suatu kecenderungan untuk bertindak
dari luar kadang-kadang
diperlukan dan cukup efektif dengan suatu cara tertentu bergantung
untuk merangsang minat yang
pada kekuatan dari suatu pengharapan
sebenarnya;
g. teknik dan proses mengajar yang bahwa tindakan itu akan diikuti oleh
bermacam-macam adalah efektif
suatu keluaran tertentu dan pada daya
untuk memelihara minat siswa;
dan tarik dari keluaran tersebut bagi
h. motivasi yang besar erat
individu tersebut. Dari teori harapan
hubungannya dengan kreativitas
siswa. ini, peneliti berasumsi bahwa jika
seseorang memiliki harapan yang
Cara untuk menumbuhkan
tinggi terhadap pekerjaannya maka
motivasi beraneka ragam. Tetapi,
dia akan termotivasi untuk
cara tersebut harus dipilih sedemikian
merealisasikan harapannya. Dalam hal
rupa sehingga motivasi ekstrinsik
ini, mahasiswa yang memiliki harapa
dapat menumbuhkan motivasi bagi
yang tinggi akan memiliki motivasi
kegiatan belajar siswa. Sardiman
yang tinggi pula. Harapan mahasiswa
(2007: 92) mengemukakan beberapa
ini dapat terlihat dari pencanangan
bentuk dan cara untuk menumbuhkan
target dan keyakinan terhadap
motivasi dalam kegiatan belajar siswa
pencapaian target tersebut.
di sekolah yaitu dengan: (a) memberi
Pencapaian target berkaitan
angka; (b) hadiah; (c) saingan/
dengan tujuan. Glynn and
Mujiyem Sapti: Tinjauan Motivasi Berprestasi pada Mata Kuliah Geometri
50
Analitika I Program Studi Pendidikan Matematika …
Koballa(2006) mengemukakan berhubungan positif dengan tujuan
bahwa: belajar.
A distinction often is made Reeve and Nix dalam Glynn
between learning goals and
and Koballa(2006) menjelaskan
performance goals. College
students with learning goals focus tentang keyakinan diri:
on the challenge and mastery of
Self-determination is the ability to
science task. They are not
have choices and some degree of
concerned abaout how many
control over what we do and how
mistakes they make or how they
we do it.
appear to others. They view
mistakes as learning opportunities
Maknanya, keyakinan diri adalah
and do not hesistate to ask others
for feedback and help. kemampuan untuk mememilih dan

Maknanya, perbedaan sering terjadi tingkat kemampuan mengendalikan

antara tujuan belajar dan tujuan apa yang dilakukan dan bagaimana

kinerja. Mahasiswa yang memiliki melakukannya. Ketika siswa

tujuan belajar fokus pada tantangan kekurangan kepercayaan diri, susah

dan ketuntasan tugas sains. Mereka bagi mereka untuk termotivasi.

tidak khawatir dengan bagaimana Mereka mungkin menjadi percaya

kesalahan yang mereka buat atau bahwa kinerja mereka dalam kuliah

bagaimana tampilan mereka. Mereka tidak tertata dan hasilnya mereka

memandang kesalahan sebagai kurang berusaha dalam belajar.

keuntungan belajar dan tidak ragu- Salah satu teori motivasi adalah

ragu bertanya pada yang lain dan teori penetapan tujuan (Goal Setting

meminta bantuan. Theory) Teori ini dikemukakan oleh

Motivasi untuk belajar untuk Edwin Locke. Teori ini mengatakan

kepentingan belajar merupakan hal bahwa kita akan bergerak jika kita

terpenting dalam pencapaian hasil memiliki tujuan yang jelas dan pasti.

kuliah. Belajar yang bermakna dan Dari teori ini muncul bahwa

pandangan sementara tentang sains seseorang akan memiliki motivasi


yang tinggi jika dia memiliki tujuan

Mujiyem Sapti: Tinjauan Motivasi Berprestasi pada Mata Kuliah Geometri


51
Analitika I Program Studi Pendidikan Matematika…
yang jelas. Sehingga muncullah apa 2008 sampai Januari 2009. Populasi
yang disebut dengan Goal Setting peelitian ini mahasiswa semester III
(penetapan tujuan). peserta perkuliahan Geometri
Menurut Edwin Locke, Analitika I sejumlah 317 mahasiswa.
penetapan tujuan memiliki empat Sampel diambil 80 mahasiswa dengan
macam mekanisme motivasional simple random sampling. Teknik
yakni : pengumpulan data menggunakan
1. tujuan-tujuan mengarahkan lembar pengamatan, kuesioner, dan
perhatian; tes. Lembar pengamatan digunakan
2. tujuan-tujuan mengatur upaya; untuk memperoleh data posisi
3. tujuan-tujuan meningkatkan /pemilihan tempat duduk mahasiswa.
persistensi; dan Pengamatan dilakukan dalam dua kali
4. tujuan-tujuan menunjang strategi- sesi perkuliahan. Kuesioner diguna-
strategi dan rencana-rencana kan untuk memperoleh data motivasi
kegiatan. belajar mahasiswa, target nilai serta
Teori ini juga mengungkapkan bahwa keyakinan tentang nilai yang akan
kuat lemahnya tingkah laku manusia diperoleh mahasiswa atas dasar usaha
ditentukan oleh sifat tujuan yang yang telah dilakukan. Dari 137
hendak dicapai, kecenderungan kuesioner yang diberikan, kembali
manusia untuk berjuang lebih keras semua. Kuesioner yang tidak lengkap
mencapai suatu tujuan, apabila tujuan pengisiannya disisihkan dan selanjut-
itu jelas, dipahami dan bermanfaat, nya diambil secara acak 80 kuesioner.
makin kabur atau makin sulit Pengolahan data menggunakan teknik
dipahami suatu tujuan, akan makin deskriptif kualitatif.
besar keengganan melakukan sesuatu.
Pembahasan
Metode 1. Pemilihan tempat duduk
Penelitian ini dilaksanakan Dalam memilih tempat duduk
selama 5 bulan dari bulan September dalam kuliah, seorang mahasiswa

Mujiyem Sapti: Tinjauan Motivasi Berprestasi pada Mata Kuliah Geometri


52
Analitika I Program Studi Pendidikan Matematika …
akan memilih tepat duduk yang dua kategori yaitu mahasiswa yang
menciptakan suasana psikologis yang benar-benar ingin memperoleh
paling menguntungkan bagi dirinya. informasi dengan jelas atau maha-
Ada yang ingin selalu bersebelahan, siswa yang terlambat. Mahasiswa
ada pula yang ingin selalu di belakang yang terlambat justru duduk di depan
yang lainnya, dan ada pula yang ingin karena faktor pintu masuk ruangan
selalu di belakang, di depan atau ada di sisi depan.
dekat pintu. Mahasiswa cenderung Pemilihan posisi tempat duduk
memilih posisi yang sama dengan mempengaruhi pandangan dosen
biasanya dalam beberapa kali terhadap mahasiswa berkaitan dengan
perkuliahan. Kecenderungan maha- spatial pandang serta interaksi.
siswa yang kurang pandai adalah Mahasiswa yang duduk di depan akan
memilih tempat duduk paling mudah membina interaksi dengan
belakang dan menghidari tempat dosen terkait kontak mata dan dapat
duduk di depan. Mahasiswa yang lain lebih fokus. Berikut diagram amatan
memilih tempat duduk di tengah. posisi tempat duduk dan perolehan
Mahasiswa yang duduk di depan ada nilai UAS.

10
8
Banyaksampel

6 A
4 B
2 C
0 D
Baris 1 Baris 2 Baris 3 Baris 4 Baris 5 Baris 6 Baris 7 Baris 8
Posisi Tempat Duduk

Gambar 1
Posisi Tempat Duduk dan Perolehan Nilai

Mujiyem Sapti: Tinjauan Motivasi Berprestasi pada Mata Kuliah Geometri


53
Analitika I Program Studi Pendidikan Matematika…
Persentase perolehan nilai berdasarkan tempat duduk disajikan dalam gambar
berikut.
60.00
50.00
40.00 A
30.00 B
20.00 C
10.00 D
0.00
Baris 1 Baris 2 Baris 3 Baris 4 Baris 5 Baris 6 Baris 7 Baris 8

Gambar 2
Prosentase perolehan Nilai Berdasarkan Tempat Duduk

Dari gambar 1 dan 2, persentase yang memperoleh nilai cukup bagus.


terbesar mahasiswa yang memper- Adanya sebaran nilai bagus di baris 8
oleh nilai A ada di baris 3, diikuti dapat dimaklumi, sebab berdasar
baris 8, baris 1, baris 7, baris 4 dan 5. pengamatan, beberapa dari mereka
Persentase mahasiswa yang mem- adalah mahasiswa yang tidak cukup
peroleh nilai B dari terbesar ke punya kepercayaan untuk berinteraksi
terkecil adalah: baris 1, baris 2, baris dengan dosen, tetapi memiliki
5, baris 8, baris 4 dan 6, serta baris 7. kemampuan yang bagus. Sebagian
Sedangkan persentase mahasiswa lagi adalah memang yang tidak
yang memperoleh nilai C dari terbesar pernah mau duduk di depan.
ke terkecil: baris 7, baris 2 dan 6,
2. Target
baris 4 dan 5, baris 8, dan baris
Target adalah syarat utama
pertama. Persentase mahasiswa yang
untuk memunculkan motivasi. Target
memperoleh nili D terbanyak ada di
menjadi sesuatu yang harus dikejar
baris 6. Dari gambaran tersebut,
tau harus dicapai. Dalam menentukan
tampak bahwa mahasiswa yang duduk
target, mahasiswa juga harus
di baris depan termasuk mahasiswa

Mujiyem Sapti: Tinjauan Motivasi Berprestasi pada Mata Kuliah Geometri


54
Analitika I Program Studi Pendidikan Matematika …
melakukan refleksi diri, jangan 3. Keyakinan
sampai target yang dicanangkan Keyakinan merupakan rangkai-
terlalu tinggi. Target yang terlalu an dari penetapan target. Setelah
tinggi kadangkala dapat memotivasi, seseorang menetapkan target maka
meskipun demikian yang sering tentu harus ada upaya untuk dapat
terjadi bukan lagi target melainkan mencapai target tersebut. Seseorang
impian. Sedangkan target yang terlalu menjadi yakin apakah targetnya akan
rendah membuat mahasiswa berjalan tercapai atau tidak salah satunya
apa adanya tidak memiliki semangat berdasarkan “apakah upaya/usaha
juang yang tinggi. Berikut target yang yang telah dilakukan cukup memadai
dicanangkan mahasiswa. untuk memperoleh pencapaian
target”.
20
2
60 32 A
46 B
C
Gambar 3
Sebaran Target Nilai Mahasiswa
Gambar 4
Dari 80 responden, 75% Sebaran Target Nilai Mahasiswa

menentukan target nilai A dan 25%


Dari 80 responden, 40%
menentukan target nilai B. Dari
mahasiswa merasa yakin memperoleh
penentuan target ini tampak bahwa
nilai A dan 57,5% mahasiswa merasa
mahasiswa belum cukup melakukan
yakin mendapat nilai B dan 2,5%
refleksi diri dalam penentuan target.
mahasiswa merasa yakin mendapat
Hal ini tampak dari pengamatan
nilai C. Dari sini tampak bahwa
peneliti bahwa mahasiswa yang
pencanangan target termasuk tinggi
kemampuan akademiknya kurang pun
sehingga keyakinan mereka pun
membuat target yang cukup tinggi.

Mujiyem Sapti: Tinjauan Motivasi Berprestasi pada Mata Kuliah Geometri


55
Analitika I Program Studi Pendidikan Matematika
Matematika…
sebagian besar tidak sama dengan
13
A
target. 15
16 B
Mahasiswa yang konsisten 36 C
antara target dan keyakinannya ada D
48 mahasiswa atau 60%. Dari 48
mahasiswa tersebut 31 mahasiswa Gambar 5
Sebaran Nilai Geometri Analitika I
memiliki target dan keyakinan
mendapat nilai A, 17 mahasiswa Dari 80 responden, 18,75% memper-

memiliki target dan keyakinan oleh nilai A, 20% memperoleh nilai

mendapat nilai B. B, 45% memperoleh nilai C, dan


12,25% memperoleh nilai D.
4. Perolehan Nilai Mahasiswa yang memiliki kesesuaian
Perolehan nilai UAS Geometri antara target, keyakinan, dan
Analitika I kurang memuaskan. perolehan nilai 9 mahasiswa atau
Sebagian besar mahasiswa memper- 11,25% dengan 5 mahasiswa
oleh nilai C. Masih banyak mahasiswa memperoleh nilai A dan 4 mahasiswa
yang memperoleh nilai D. Tampak memperoleh nilai B. Mahasiswa yang
bahwa tidak ada kesesuaian antara perolehannya melebihi target ada1
target, keyakinan, serta perolehan mahasiswa atau 1,25% membuat
nilai. Sebaran perolehan nilai target B ternyata mencapai A. Data
mahasiswa disajikan dalam diagram selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut. berikut.
Tabel 1
Matriks Target, Keyakinan, dan Perolehan Nil
Nilai
Keyakinan
A B C
Nilai UAS Nilai UAS Nilai UAS
Target A B C D A B C D A B C D
A 5 3 15 7 9 8 12 2
B 1 4 4 1
C 8 1

Mujiyem Sapti: Tinjauan Motivasi Berprestasi pada Mata Kuliah Geometri


56
Analitika I Program Studi Pendidikan Matematika …
5. Motivasi Belajar Tabel 2
Sebaran Nilai pada Tiap Interval
Perolehan skor dari angket
Motivasi
motivasi menunjukkan rerata 112,34 Interval
Nilai
dari skor maksimal 150. Artinya 2≤x<3 3≤x<4 4≤x≤5
A 16.92 28.57
rerata motivasi berada dalam interval
B 23.08 7.14
3,74 dalam skala 5. Hal itu C 1 41.54 57.14
menunjukkan bahwa motivasi belajar D 18.46 7.14

mahasiswa pada perkuliahan cukup


Persentase perolehan nilai A pada
tinggi. Penyebaran perolehan nilai
interval 4 ≤ x ≤ 5 sebesar 28,57%
pada tiap interval motivasi disajikan
lebih tinggi dari persentase nilai A
pada gambar berikut.
pada interval 3 ≤ x ≤ 4 sebesar
16,92%. Persentase perolehan nilai B
pada interval 4 ≤ x ≤ 5 sebesar 7,14%
lebih rendah dari persentase nilai B
pada interval 3 ≤ x ≤ 4 sebesar
23,08%.
Gambar 6
Sebaran nilai pada tiap interval Penutup
Berdasarkan hasil penelitian
Dari gambar 6 tampak bahwa secara
diperoleh gambaran motivasi
umum, mahasiswa yang memiliki
berprestasi mahasiswa semester III
motivasi tinggi tidak selalu
pada perkuliahan Geometri Analitika I
memperoleh nilai yang bagus, terlihat
tahun 2008/2009 sebagai berikut.
dari dominasi nilai C pada ketiga
1. Pemilihan tempat duduk oleh
interval. Persentase perolehan nilai
mahasiswa tidak berkaitan
pada tiap interval motivasi disajikan
langsung dengan tingkat
pada tabel berikut.

Mujiyem Sapti: Tinjauan Motivasi Berprestasi pada Mata Kuliah Geometri


57
Analitika I Program Studi Pendidikan Matematika…
kemampuan mahasiswa dalam hal untuk menghindari kontak dengan
ini nilai. dosen.
2. Sebagian besar mahasiswa 2. Penetapan target harus diikuti
membuat target yang tinggi yaitu dengan usaha dan kerja keras.
75% menentukan target nilai A 3. Keyakinan harus dikuatkan karena
dan 25% menentukan target nilai target dan keyakinan mampu
B. memunculkan motivasi intrinsik.
3. Target tersebut sebagian tidak 4. Motivasi harus diikuti dengan
diikuti oleh keyakinan mahasiswa usaha.
tentang ketercapaiannya yaitu
Daftar Pustaka
40% mahasiswa merasa yakin
memperoleh nilai A dan 57,5% Glynn, Shawn M., & Koballa,
Thomas. R, Jr.2006.
mahasiswa merasa yakin Motivation to learn college
mendapat nilai B dan 2,5% science. In Joel J. Mintzes and
William H. Leonard(Eds)
mahasiswa merasa yakin Hanbook of College Science
mendapat nilai C. Teaching.Arlington, VA:
National Sciences Teachers
4. Baru 11, 5% mahasiswa yang Association Press.
memiliki kesesuaian antara target,
Hamalik, Oemar. 2001. Proses
keyakinan, dan pencapaian nilai. Belajar Mengajar. Jakarta:
5. Motivasi belajar mahasiswa cukup PT. Bumi Aksara.
tinggi tetapi tidak ada kesesuaian Sardiman. 2007. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
antara tingginya motivasi belajar Jakarta: PT. Raja Grafindo.
dengan perolehan nilai.
Widyaningsih, Wahyu,dkk. 2008.
Berdasarkan hasil penelitian, TP’05 Community. Cooperative
penulis memberikan saran bagi Learning Sebagai Model
Pembelajaran Alternatif Untuk
mahasiswa sebagai berikut. Meningkatkan Motivasi Siswa
1. Pemilihan tempat duduk harus Pada Mata Pelajaran
Matematika.Tersedia:
memberikan kenyamanan dalam http://www.shoutmix.com/.
berinteraksi dengan dosen, bukan
Mujiyem Sapti: Tinjauan Motivasi Berprestasi pada Mata Kuliah Geometri
58
Analitika I Program Studi Pendidikan Matematika …

Anda mungkin juga menyukai