Anda di halaman 1dari 8

MESIN DAN ALAT PERTANIAN :

MACAM-MACAM MESIN DAN


ALAT PERTANIAN
Macam-Macam Alat dan Mesin Pertanian

Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi pertanian, maka diperlukan suatu perubahan
(penyesuaian) khususnya dalam budidaya tanaman, sehingga selaras dengan perkembangan
kondisi alam, perkembangan teknologi , sosial dan masyarakat. Budidaya tanaman memerlukan
waktu dan tenaga yang cukup besar mulai dari kegiatan pengolahan tanah, penanaman,
pemeliharaan tanaman, panen yang diakhiri dengan pasca panen. Petani yang memiliki lahan
yang luas seringkali menghadapi hambatan dalam setiap kegiatan budidaya karena keterbatasan
sumberdaya terutama tenaga kerja di bidang pertanian serta didukung dengan masih rendahnya
tingkat produktivitas tenaga kerja pertanian tersebut. Hal ini karena hampir sebagian besar tenaga
kerja pertanian saat ini sudah memasuki usia non produktif sementara generasi muda lebih
banyak terjun di sektor lain baik industri maupun sektor informal sebagai akibat dari rendahnya
minat mereka untuk terjun langsung ke lahan pertanian, apalagi dengan sistem pertanian
tradisional.

Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem budidaya pertanian berbasis teknologi (mekanisasi
pertanian). Dengan mekanisasi, kendala yang menyangkut kelangkaan tenaga kerja dapat lebih
teratasi. Efisiensi dapat dicapai melalui waktu, tenaga dan biaya. Dampak selanjutnya adalah
dapat meningkatkan pendapatan petani, efektivitas kerja serta optimalisasi pemanfaatan lahan
secara lebih produktif.(litbang deptan, 2002). Selain itu penerapan teknologi diharapkan mampu
meningkatkan kualitas hasil dan kerja dari kegiatan itu sendiri misalnya keseragaman pengolahan
tanah, penanaman maupun efektivitas dan efisiensi pengendalian gulma tanaman.

1. Alat Penanam Benih (Seeder)

Dalam kondisi keterbatasan biaya dan tenaga kerja, pengenalan serta penggunaan alat dan mesin
pertanian memegang peranan penting. Efisiensi dapat dicapai apabila terjadi penurunan atau
penghematan biaya produksi dan peningkatan pendapatan

petani. Biaya terbesar dalam usahatani jagung dan kedelai misalnya, terletak pada komponen
tenaga kerja, masing-masing 53% untuk jagung dan 57 % untuk kedelai, dari total biaya produksi
usahatani. Di sisi lain, usahatani yang dilakukan secara manual memerlukan waktu lebih lama
dan biaya tenaga kerja yang lebih tinggi (mahal).
Untuk penanaman benih secara manual misalnya dibutuhkan sekitar 52 jam/ha, sedangkan bila
menggunakan mesin penanam benih yang ditarik traktor roda dua hanya dibutuhkan waktu 6
jam/ha.
Balai Besar Pengembangan Alat dan mesin Pertanian telah merancang prototype alat mesin
(alsin) penanam benih dan pemupuk untuk tanaman jagung dan kedelai. Kapasitas kerja mesin ini
adalah 1,05 jam/ha. Biaya operasional mesin ini adalah Rp. 117.000/ha. Alsin tanam skala besar
yang diimpor hara dan biayanya cukup mahal.

Alat penanam (seeder) berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman dan
jumlah tertentu dengan keseragaman yang relatif tinggi. Sebagian besar alat penanam dilengkapi
dengan alat penutup tanah. Penebaran benih dan pola pertanaman dengan alat penanam (seeder)
ini dapat digolongkan menjadi 5 macam diantaranya :

Broadcasting (benih disebar pada permukaan tanah)


Drill seedling (benih dijatuhkan secara random dan diletakkan pada kedalaman tertentu dalam
alur sehingga diperoleh jalur tanaman tertentu)
Pesicion drilling (benih ditanam secara tunggal dengan interval yang sama dengan alur)
Hill dropping (kelompok benih dijatuhkan secara random dengan interval yang hampir sama
dengan alur)
Chezktow planting (benih diletakkan pada tempat tertentu sehingga diperoleh lajur tanaman
dengan dua arah yang sama)

Beberapa sifat fisis benih yang mempengaruhi alat penanam yaitu : ukuran, bentuk, keseragaman
bentuk dan ukuran, density per satuan volume, dan ketahanan terhadap tekanan pad agesekan.
Mesin penanam (seeder) mempunyai 4 komponen (alat) utama yaitu : seed matering devices,
tabung penyalur, furrow opener dan alat penutup alur.

Seeding matering devices yaitu alat untuk membagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan
persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan tanaman. Terdapat bervariasi bentuk tergantung dari
sifat karakteristik benih dan jarak yang dikehendaki.

Tabung penyalur, alat ini berfungsi untuk menyaluirkan benih ke dalam alur yang dibuat oleh
furrow opener. Bentuk, panjang dan kesaran alat mempengaruhi pengaliran benih.

Alat pembuat alur (furrow opener). Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik
diperlukan suatu kedalaman tertentu. Kedalaman penanaman ditentukan oleh jenis tanaman,
kelengasan, dan temperatur tanah. Bentuk alat disesuaikan dengan
keadaan permukaan tanah atau jenis tanah, vegetasi, seresah dan kekasaran permukaan. Hal ini
erat hubungannya dengan penetrasi, pemotongan oleh alat dan bentuk alur.

Alat penutup alur. Alat ini berfungsi untuk menutupi benih yang sudah berada dalam tanah yang
lembab. Dalam penutup ini diharapkan tanah yang menutupi dalam keadaan yang cukup baik
untuk dapat ditempus oleh tanaman.

Penyetelan
Penyetelan ini berfungsi untuk mengatur seeder sehingga diperoleh penebaran benih dengan
jumlah dan jarak (lebar alur) yang diharapkan kecuali pola penebaran broadcasting.

Kebutuhan benih
Untuk suatu jenis tanaman erat hubungannya antara jarak tanam atau jumlah populasi per satuan
luas dengan hasil yang akan diperoleh (pada suatu tingkat kesuburan dan penyediaan air tertentu).
Untuk itu harus diperhitungkan jumlah benih yang optimum dan kemungkinan pengolahan lain
sesudah tanam dan panen. Hal ini ada hubungannya dengan jenis dan penggunaan peralatan yang
dipakai selama budidaya tanaman. Kebutuhan benih per hektar dapat dihitung dengan
mempertimbangkan jumlah populasi tanaman per hektar dan faktor kualitas benih.
N = (100 AQ)/X dimana N adalah jumlah benih per hektar (Kg), A adalah jumlah populasi
tanaman per hektar (dalam jutaan) serta X merupakan faktor kualitas benih (%).

Penyetelan pembuat alur (furrow opener)


Penyetelan ini bertujuan untuk menyesuaikan alat dengan jarak alur tanaman yang dikehendaki.
Dalam hal ini kita bisa mengatur jarak antar furrow opener dengan mengubah posisi batang
penempatan.

Pengaturan marker /penanda


Pengaturan ini bertujuan untuk menyeragamkan jarak antar tanaman sehingga antar tanaman
pertama dan berikutnya tidak terjadi overlapping atau tidak terlalu jauh.

2. Alat Penanam Bibit (Transplanter)

Transplanter merupakan alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi
penanaman yang seragam. Umumnya petani di Indonesia masih menanam secara manual dengan
tenaga manusia. Hal ini tentu saja memerlukan banyak tenaga dengan keseragaman dan efisisnesi
yang rendah. Dengan adanya kelangkaan tenaga kerja khususnya penanaman padi menyebabkan
jadwalnya sering mundur yang tentunya tidak diharapakan petani. Oleh karena itumulai
dikembangkan pemakaian alat bantu penanam (transplanter). Transplanter tersebut ada 2 macam ,
yaitu :

Transplanter semi mekanis (pada tanaman padi)


Alat ini dikembangkan oleh lembaga padi dunia IRRI dimana alat tersebut dikendalikan oleh 1
orang dan mempunyai kapasitas 0.3 – 0.4 ha per hari (tergantung dari keahlian operator). Alat ini
mudah dalam hal pengoperasian maupun perawatannya. Operator cukup mengangkat atau
menekan handle, dapat juga ditambahkan sedikit peralatan untuk mempermudahnya.
Konstruksinya juga kecil dengan peralatan yang sederhana terbuat dari besi dan kayu. Untuk
memperlancar dapat juga dijalankan oleh 2 orang operator. Untuk mengoptimalkan alat penanam
semi mekanis ini lahan sebaiknya rata dan mempunyai drainase yang lancar. Kecepatan dan
performance kerja alat ini sangat tergantung dari kelincahan, ketrampilan serta kemampuan
operatornya.

Transplanter mekanis
Alat ini dilengkapi dengan beberapa komponen pelengkap, antara lain : bak penampung bibit,
pembuat lubang, penanam bibit dan sumberdaya penggerak berupa traktor. Salah satu jenis alat
penanam mekanis yang sudah dikembangkan adalah Model 1000. Alat ini dilengkapi dengan dua
piringan pembuka alur dan dapat menanam lebih dari 1 baris.

IRRI TR 4 6 – ROW TRANSPLANTER

Alat ini dikembangkan IIRI yang dikendalikan oleh 1 orang dan mempunyai kapasitas 0.3-
0.4 ha per hari. Mudah dalam hal pengoperasian maupun perawatannya. Konstruksinya
kecil dengan peralatan yang sederhana terbuat dari besi dan kayu. Cocok pada lahan yang
rata dan mempunyai drainase yang lancar.

Spesifikasi Mesin

Kekuatan 1 orang
Kapasitas Kerja 0.3-0.4 ha/hari
Kedalaman Penanaman 3-5 cm
Penempatan Tray 1.0/1.3 cm
Ketinggian Air Sawah 1-5 cm
Berat 20 kg
Dimensi 85 cm
-Panjang 125 cm
-Lebar Besi dan Kayu
Bahan Konstruksi
Persiapan Penanaman
-Ukuran bedeng semai/ha 1.2 m x 45 m
-Kebutuhan benih/ha 30-40 kg

3. Mesin Penyiang Bermotor untuk Padi Sawah


Gulma akan menurunkan hasil panen padi sebesar 36% bila tidak dikendalikan secara intensif dan
sistematis. Apabila gulma dapat dikendalikan, otomatis hasil padi akan meningkat hingga 1,8
ton/ha, Pengendalian gulma pada padi sawah secara manual membutuhkan waktu 172 jam/ha (22
HOK) dan biaya tenaga kerja Rp. 154.000/ha. Sedangkan penyiangan dengan landak membujur
melintang membutuhkan waktu 132 jam/ha (17 hari orang kerja) dan biaya tenaga kerja sebesar
Rp. 119.000,-
Kelangkaan tenaga kerja yang terjadi di beberapa daerah dan efisiensi biaya produksi dapat
dilakukan dengan mekanisasi. Penggunaan alsintan dapat meningkatkan produktivitas tenaga
kerja dan lahan. Rekayasa mesin penyiang bermotor (power weeder) padi sawah telah dilakukan
oleh Balai besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian, Serpong.
Mesin ini dirancang agar dapat bekerja dengan jarak tanam padi yang berbeda yaitu 20-25 cm.
Selain itu dapat pula digunakan untuk penyiangan kedua saat tanaman padi sudah lebih tinggi dan
lebih rapat jaraknya. Selain itu berdasarkan pertimbangan ergonomika, bobot mesin dikurangi
dan stang diperpanjang. Untuk mengurangi bobot mesin ini maka bahan komponen diganti
dengan bahan yang lebih ringan dengan tidak mengurangi kekuatannya.
Prototype power weeder tipe pedestraian (PW-JPO2-2R-ADJ) dengan penggerak motor bensin 2
tax HP/6500 rpm. Komponen utama penyiang berupa heksagonal rotavator putaran 130 rpm
diameter 40 cm, lebar 9 atau 13 cm untuk jarak tanam 20 – 25 cm. Bobot alsin yang semula 24
Kg ini berhasil diturunkan menjadi 21 Kg dengan mengurangi bobot rangka dan mengganti bahan
heksagonal dengan tidak mengurangi kekuatannya.
Kapasitas kerja dengan penyiangan dua arah membujur maupun melintang 27 jam/ha, kecepatan
jalan rata-rata 2 km/jam. Konsumsi bahan bakar 0.33 lt/detik serta keefektifan penyiangan 80%.
Dengan harga alsin sekitar US$ 800 pda tingkat suku bunga 20% dan umur ekonomi 4 tahun, B/C
ratio 1.07 dan IRR 35%.

(Antong Raharja,SP., MMA Fertilizer Techinal Product TSP-Surabaya).

4. Alat Penebar Pupuk Organik (Manure Spreader)

Spesifikasi:  Tipe : Pengumpanan (feeding) dengan screw conveyor


 Penggerak : Traktor roda dua > 8 HP
 Dimensi : P x L x T : 3070 x 1410 x 1020 mm
 Berat kosong : 375 kg
 Transmisi : Sprocket and chain
 Kapasitas Hopper : 1 m3
 Jenis pupuk : Organik kering / Kompos
 Dosis pupuk : 10 – 12 ton/Ha
 Lebar kerja : 1 meter
 Kecepatan kerja : Maksimum 3 km/jam
 Kapasitas kerja : 0,3 Ha/jam (3,33 jam/Ha)
Kegunaan:

Alat mesin yang dapat digunakan untuk menyebarkan pupuk organik di lahan sawah/lahan
kering.

Keunggulan:Dapat menyebarkan pupuk dengan merata

Status:Siap Ditawarkan Harga (Rp.):7.000.000,- Kontan


4. Mesin Pengupas Gabah Menjadi Beras Putih (Penggiling Padi dan Pemutih
Beras)

FUNGSI & KEISTIMEWAANNYA


 Mesin Pecah Kulit Model : HC6BV kuat (durable) dan tahan lama (compact) dan
kapasitasnya besar.
 Mesin ini berfungsi untuk mengupas kulit gabah, sesuai varietas padi yang di tanam di
Indonesia.
 Konstruksinya kokoh dan tahan terhadap beban yang berubah-ubah (Fluktuatif)
 Bentuknya sederhana, sehingga pengoperasian & perawatannya mudah.
 Bodi mesin ini dilengkapi blower yang berfungsi untuk memisahkan sekam ataupun
kotoran yang sejenis, sehingga menjamin kebersihan beras pecah kulit.
 Sangat cocok dipakai untuk penggilingan padi yang berskala kecil, menengah maupun
besar.
MESIN PENGGILING PADI

RICE HULLER HC6BV


AGRINDO

DATA TEKNIK / SPECIFICATIONS

MODEL HC 6 BV

Ukuran Rol Karet ( mm ) 152,4 x 222,25


(6”x8¾”)

Tenaga ( HP ) 6

Dimensi Pulli Utama ( mm ) 140 x 95

Kapasitas ( kg / jam ) 1500

Putaran ( rpm ) 1050

Tinggi Total ( mm ) 1570

Dimensi Bodi ( mm ) 735 x 600

Berat ( kg ) 180
Tersedia tipe dan model lain. Spesifikasi bisa berubah sesuai dengan kebutuhan.
5. Mesin Pengering / Dryer (Gabah / Padi, Jagung, dll), Mesin Pengering Rak
Bahan bakar briket batubara / kayu bakar
TERUJI dan Sudah Banyak digunakan Di Seluruh Indonesia

Fungsi : untuk mengeringkan gabah (padi), jagung , kedelai, dan produk lainnya. Mesin
pengering (dryer) ini berfungsi menggantikan cara tradisional yang mengandalkan panas matahari
untuk mengeringkan produk

Model Type GN 1092 / box

Kapasitas pengeringan gabah – jagung kg 4000

Model pengeringan type Indirect

Blower type Axial

Penurunan kadar air saat pengeringan per jam


– Gabah % 0,8-1,2

– Jagung % 2-4

Tenaga penggerak motor diesel PK/Rpm 7 / 2200

Dimensi bak pengering cm 650 x 200 x 115

Dimensi dapur pengering cm 125 x 65 x 65


Keunggulan Mesin Pengering Serbaguna ini (padi, jagung, dll)

1. Teknologi alat / mesin teknolosinya tepat guna


2. Bahan bakar bisa briket batubara atau kayu bakar
3. Mesin pengering model knock down (bongkar pasang)
4. Mudah pengoperasiannya
5. tenaga kerja sedikit, maksimal 2 orang
6. Ongkos pengeringan gabah lebih murah dari tipe-tipe yang ada di pasaran
7. Kehilangan gabah dan jagung sangat rendah dalam proses pengeringan
8. Lahan penempatan alat tidak luas. Cukup 2×8 m
9. Daya pakai alat relatif cukup lama
10. Sangat cocok dioperionalkan pada kelompok tani di pedesaan
11. Asap tidak bercampur dengan bahan yang dikeringkan (murni udara panas)
Pengering Rak Multiguna (21 Rak)

Mesin pengering 21 rak untuk berbagai produk (tampak depan)

Anda mungkin juga menyukai