Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH MINAT BACA TERHADAP

KUALITAS BANGSA INDONESIA

Elshafira Anggiet Prahastie

Pendahuluan

Peradaban bangsa ditentukan dengan berkaitannya antara ilmu pengetahuan serta


kecerdasan. Kecerdasan dapat diperoleh dari ilmu pengetahuan, sedangkan ilmu pengetahuan
diperoleh dari informasi yang berupa tulisan maupun lisan. Semakin banyak penduduk yang
mengembangkan ilmu pengetahuan maka akan semakin tinggi peradabannya.
Para penggiat pendidikan pun setuju bahwa gudangnya ilmu pengetahuan adalah
dengan adanya budaya membaca. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) membaca
berarti melihat dari apa yang ditulis (dengan menuliskan maupun hanya dalam hati). Aktifitas
membaca biasanya dilakukan dengan tujuan untuk menambah informasi, menghibur diri,
mengisi waktu luang dan memberi solusi dari masalah yang belum terpecahkan.
Pada masa penjajahan, masyarakat Indonesia sangat sulit untuk mendapatkan
pendidikan. Sekarang Indonesia sudah merdeka dan masyarakat pun sudah sangat mudah
untuk memperoleh pendidikan, seiring berjalannya waktu seharusnya tingkat minat baca
masyarakat Indonesia bertambah, namun kenyataannya tingkat minat baca Indonesia sangat
rendah. Padahal dengan budaya membaca, kita dapat membuka lebar jendela dunia sehingga
dapat mempengaruhi kualitas dan peradaban bangsa yang dibekali ilmu pengetahuan dari
budaya membaca.
Rendahnya tingkat minat baca Indonesia merupakan salah satu penyebab Indonesia
sering kalah bersaing dan tertinggal dengan negara-negara lain. Hal ini menyebabkan
masyarakat kurang mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan berbagai informasi yang
sedang beredar di dunia sehingga menyebabkan tertinggalnya bangsa Indonesia.

Indikator Rendahnya Minat Baca


Berdasarkan data yang pernah dikeluarkan oleh Badan Pusat Statisitik (BPS) pada
tahun 2012 dijelaskan bahwa sebanyak 91,68% penduduk yang berusia 10 tahun ke atas lebih
menyukai menonton televisi, dan hanya sekitar 17,66% yang menyukai membaca surat kabar,
buku atau majalah. Konsumsi satu surat kabar di Indonesia dengan pembacanya mempunyai
rasio 1 berbanding 45 orang (1:45). Tentu Rasio antara konsumsi satu surat dengan jumlah
pembaca di Indonesia sudah sangat tertinggal jauh jika dibandingkan dengan negara-negara
maju, bahkan sangat tertinggal jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Filipina
yang tingkat perbandingannya sudah mencapai 1:30, idealnya satu surat kabar dibaca oleh 10
orang atau dengan rasio 1:10.
Tak hanya itu, setiap siswa sekolah menengah di beberapa negara maju bahkan diberi
kewajiban untuk menamatkan buku bacaan dengan jumlah tertentu sebelum mereka lulus
sekolah. Taufiq Ismail yang juga merupakan sastrawan nasional pernah menyebutkan hal ini
didalam satu banner rumah puisi miliknya, negara Jerman misalnya mewajibkan siswanya
harus menamatkan hingga 22-32 judul buku (1966-1975), di Jepang 15 judul buku (1969-
1972), di Malaysia 6 judul Buku (1976-1980), Singapura 6 judul buku (1982-1983), di
Thailand 5 judul buku (1986-1991), sedangkan di Indonesia sejak tahun 1950-1997 terdapat
nol buku atau tidak ada kewajiban untuk menamatkan satu judul buku pun. Kondisi ini pun
masih berlangsung hingga sekarang.
Hal ini sangat memprihatinkan bangsa Indonesia jika generasi sekarang mempunyai
tingkat minat membaca yang rendah. Hal ini harus dibenahi karena dengan budaya membaca
dapat meningkatkan kualitas bangsa Indonesia di generasi yang akan datang.

Kebudayaan Membaca
Menurut hasil pengamatan, seringkali penulis melihat masyarakat terutama para siswa
dimanapun berada selalu menghabiskan waktunya dengan gadget seperti handphone hanya
sekedar melihat-lihat atau update satus di media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram,
Ask.fm, Path, dll bahkan bermain game online. Perpustakaan sekolah maupun perpustakaan
daerah selalu saja sepi pengunjung karena jarang sekali kalangan siswa yang meluangkan
waktunya ke perpustakaan untuk membaca buku.
Sesekali saja kita melihat negara maju yang sudah mempunyai budaya minat baca
yang tinggi seperti salah satunya adalah Jepang. Dalam negara Jepang, kita tak akan jarang
melihat orang-orang sekitar yang selalu membaca buku dimanapun mereka berada seperti di
taman, stasiun, ruang tunggu dan di jalanan. Di Jepang, membaca buku sudah menjadi bagian
dalam hidup mereka dan merupakan kunci sukses keberhasilan negara Jepang sebagai negara
yang maju.
Sebelumnya, membaca lebih identik dengan buku atau media cetak saja, namun
sekarang sudah jaman dengan perkembangan era globalisasi modern dan menciptakan
teknologi yang serba digital sehingga kita dapat mengakses informasi dari jaringan internet
melalui gadget yang kita punya. Mudahnya mendapatkan informasi, seharusnya kita mampu
meningkatkan kebudayaan membaca di Indonesia.

Meningkatkan Minat Baca


Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
dengan gagalnya program perpustakaan, harga buku yang tidak terjangkau, kurangnya
kesadaran masyarakat dalam pentingnya membaca pengaruh dari perkembangan teknologi
dan persediaan buku yang tidak merata.
Untuk menjadi bangsa yang berkualitas, perlu adanya kesadaran pada diri masyarakat
berupa pentingnya membaca. Bukan hanya masyarakat saja, tetapi pemerintah pun juga harus
ikut membenahi mutu kualitas bangsa dengan meningkatkan minat baca masyarakat.
Perlu adanya solusi dari setiap permasalahan yaitu yang pertama adalah gagalnya
program perpustakaan di sekolah diantaranya adalah peralatan, perlengkapan dan sarana
perpustakaan yang masih kurang, koleksi buku yang tidak lengkap dan anggaran sekolah yang
tidak memadai sehingga perpustakaan sekolah pun tidak berkembang. Pihak pemerintah pun
harus membenahi atas permasalahan ini, dengan menyumbangkan buku yang terjangkau
harganya untuk setiap sekolah, pihak sekolah juga ikut berperan dalam mengembangkan
perpustakaan sekolah dengan memperhatikan dan mempertimbangkan anggaran untuk
mengembangkan mutu perpustakaan sekolah.
Kedua, solusi dari permasalahan dari buku yang harganya tidak terjangkau.
Pemerintah seharusnya memberi nilai harga buku yang sesuai dengan harga pasaran sehingga
masyarakat pun dapat menyisihkan sebagian uangnya untuk membeli buku yang murah.
Ketiga, berkaitan dengan kurangnya kesadaran masyarakat atas pentingnya membaca
buku. Atas permasalahan ini sudah seharusnya dari pihak masyarakat untuk memiliki
kesadaran masing-masing. Ketika ada waktu luang sebaiknya digunakan untuk membaca
buku yang bermanfaat, selain menambah ilmu dan wawasan, membaca buku dapat
meningkatkan mutu kualitas pendidikan bangsa. Peran masyarakat pun sangat vital dalam
solusi permasalahan ini.
Keempat, masalah yang berkaitan dari pengaruh perkembangan teknologi diantaranya
adalah kebanyakan masyarakat Indonesia terutama kalangan remaja yang dimanapun berada
selalu sibuk dengan gadgetnya yang membuat masyarakat malas untuk membaca buku.
Seharusnya masyarakat bisa menetralisir waktu kapan mereka bermain gadget dan kapan
mereka membaca buku. Perkembangan teknologi pun harus dimanfaatkan masyarakat, banyak
aplikasi khusus yang menyediakan berbagai macam buku, berita maupun artikel lainnya yang
menambah informasi sehingga masyarakat masih bisa membaca buku dengan metode digital
yang lebih terjangkau.
Kelima, berkaitan dengan masalah persediaan buku yang tidak merata sudah
seharusnya pemerintah membenahi lagi dengan meratakan persediaan jumlah buku yang
diperlukan bagi masyarakat kota maupun masyarakat pelosok agar semua masyarakat
Indonesia dapat membaca buku.

Anda mungkin juga menyukai