Anda di halaman 1dari 3

1.

Prinsip kerja dari polarografi yaitu : Polarografi adalah suatu metode analisis yang
didasarkan pada prinsip elektrolisis. Hasil yang diperoleh pada tehnik polarografi
adalah berdasakan kurva arus potensial {I =f (E)}. Didalam polarografi dapat dipelajari
hubungan antara konsentrasi dengan potensial dan arus. Metode polarografi
menggunakan prinsip reaksi redoks terutama reduksi, sehingga semua zat yang dapat
direduksi, dapat dianalisis dengan cara polarografi. Metode ini disebut juga dengan
voltametri yang menggunakan elektroda tetes air raksa (dropping mercury electroda,
DME) sebagai elektroda indikator, karena tehnik ini dianggap yang mengawali
perkembangan voltametri lainnya.
2. Alat-alat yang digunakan dalam polarografi yaitu terdiri atas sel polarografi dan alat
pencatat polarogram. Sedangkan dalam sel polarografi terdiri atas : elektroda
pembanding, elektroda indikator, dan pipa saluran gas N2.
a. Elektroda pembanding, dalam sel polarografi elektroda pembanding yang
digunakan adalah elektroda kalomel jenuh (SCE).
b. Elektroda indikator, dalam hal ini elektroda indikator yang digunakan adalah
elektroda tetes raksa (DME). Digunakan DME karena elektroda ini mempunyai
daerah elektroaktivitas yang luas dan merupakan elektroda yang selalu segar
permukaannya sehingga reaksi reduksi dapat berlangsung dengan cepat.
c. Pipa saluran gas N2, pipa ini dimaksudkan untuk mengusir gas O2 yang
kemungkinan terlarut dalam larutan yang sedang dianalisis. Hal ini karena bila ada
gas O2 maka gas tersebut akan ikut tereduksi sehingga mempengaruhi hasil analisis.
3. Dalam polarografi digunakan elektroda indikator DME (dropping mercury electroda).
Bila eektroda tersebut bekerja, maka reaksi reduksi akan terjadi pada permukaan air
raksa. Oleh karena itu untuk larutan yang mengandung ion logam Mn+ akan direduksi
pada permukaan tetesan air raksa (Hg). Reaksi yang terjadi adalah :
Mn+ + ne + Hg <===> M (Hg)
Notasi selnya adalah : SCE // Mn+ (x M) / Hg
Selama reaksi berlangsung dengan potensial tertentu yang dapat diamati adalah : arus
yang mengalir (µA) dan air raksa akan menetes dengan besaran tetesan tertentu.
Seorang ahli kimia yang bernama Ilkovic telah mempelajari perilaku tetesan air raksa
yang dikenal dengan persamaan Ilkovic yaitu :

id = 607. n. D1/2. m2/3 t 1/6 C


keterangan :
id = arus difusi (µA)
m = kecepatan mengalir Hg (mg/dt)
t = waktu yang diperlukan untuk setiap tetesan (dt)
C = konsentrasi (mol/I)
D = koefisien difusi
n = jumlah elektron yang terlibat
607 = koefisien persamaan Ilkovic
Dari persamaan diatas dapat dilihat adanya hubungan yang linier antara arus difusi
dengan konsentrasi, oleh karena itu polarografi berguna dalam analisis kuantitatif.
4. Pengertian dari arus limit (il), arus residu (ir), arus difusi (id) dan potensial setengah
gelombang (E1/2) yaitu :
a. Arus limit (il) adalah arus konstan yang diperoleh setelah terjadi peningkatan arus
secara tajam. Arus ini diperoleh pada saat pengukuran analit.
b. Arus residu (ir) adalah arus konstan yang dipeoleh sebelum terjadi peningkatan arus
yang tajam. Arus ini diperoleh pada saat pengukuran blanko.
c. Arus difusi (id), diperoleh dari selisih antara arus limit dengan arus residu, jadi
(id) = (il)- (ir). Arus difusi bergantung pada konsentrasi zat yang direduksi, oleh
karena itu penting untuk analisa secara kuantitatif (persamaan Ilkovic).
d. Potensial setengah gelombang (E1/2) adalah harga potensial pada setengah arus
difusi (id1/2). Potensial setengah gelombang tergantung pada jenis zat yang
direduksi, oleh karena itu penting untuk analisis kualitatif.
5. Analisis kuantitatif polarografi dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti cara
kurva kalibrasi, penambahan standar, dan titrasi voltametri atau disebut juga dengan
titrasi amperometer.
a. Pada cara kurva kalibrasi dibuat kurva kalibrasi dengan jalan melakukan
pungukuran secara polarografi terhadap sejumah larutan yang diketahui
konsentrasinya kemudian dibuat kurva id vs C. Pada kondisi yang sama diukur
larutan cuplikan seingga konsetrasi cuplikan dapat diketahui dari id yang
diperoleh yang kemudian diplotkan pada kurva kalibrasi.
b. Pada cara peambahan standar, larutan cuplikan dengan volume V1 duukur arus
difusinya dan diperoleh arus sebesar id.l. larutan standar engan konsentrasi Cs
ditambahkan ke dalam cuplikan dengan volume V2 dan memberikan arus
sebesar id.2. Bila konsentrasi culikan sama dengan Cx,
maka : Id.l ≈ Cx
c. Pada titrasi amperometer diperoleh kurva antara i d (µA) dengan volume titran
(ml). Dari kurva tersebut dapat digunakan untuk menentukan ekivalen bila salah
satu atau kedua pereaksi dapat direduksi pada permukaan elektroda dengan
potensial tertentu.

Anda mungkin juga menyukai