PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak dicanangkan oleh pemerintah tahun 1980 an, sampai dengan saat ini Posyandu (Pos
Pelayanan Terpadu) diarahkan dan merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat. Selanjutnya arah kebijakan dan strategi pembangunan bidang kesehatan
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019, menggariskan
bahwa peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan khususnya kesehatan anak
dilakukan melalui peningkatan peran Posyandu.
Peran Posyandu dalam sistem pelayanan kesehatan cukup penting terutama dalam kegiatan
imunisasi, gizi, upaya kesehatan ibu dan anak (KIA), KB, penanggulangan diare, penanggulangan
malaria, dan penyuluhan kesehatan masyarakat. Integrasi kegiatan posyandu dengan kegiatan
lain seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Bina Keluarga Balita (BKB) dan Tempat Penitipan
Anak (TPA) mulai dirintis dan ditingkatkan dalam rangka pengembangan anak usia dini secara
holistik dan terintegrasi.
Keberhasilan Posyandu terletak pada kinerja masyarakat itu sendiri terutama para kadernya
sebagai pengelola Posyandu. Namun kader, tidak bisa bekerja sendirian. Kader perlu mendapat
dukungan kongkrit baik dari masyarakat yang ada di lingkungan maupun dari pengampu
kepentingan di tingkat yang lebih tinggi (dari tingkat desa hingga tingkat pusat). Dukungan ini
diharapkan akan memudahkan kader bekerja di masyarakat. Untuk mendukung keberhasilan
Posyandu, maka sesuai Permendagri Nomor 54 tahun 2007 pemerintah bertanggung jawab dalam
hal pembentukan dan pembinaan Posyandu.
Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola
Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan kegiatan Posyandu saja,
tetapi juga merencanakan kegiatan dan mengaturnya. Kader Posyandu sebaiknya mampu
menjadi pengelola Posyandu, karena merekalah yang paling memahami kondisi kebutuhan
masyarakat di wilayahnya. Dalam pengelolaan Posyandu, kader dibantu oleh Kelompok Kerja
Operasional (Pokjanal) Posyandu.
B. PERMASALAHAN POSYANDU
1. Banyak Kader Posyandu yang tidak aktif lagi dan atau sangat kurang jumlahnya.
2. Kurangnya pengetahuan, sikap dan keterampilan kader Posyandu, bahkan ada yang
belum memahami hal-hal baru berkaitan dengan kegiatan Posyandu.
3. Adanya perkembangan keadaan dan kebijakan-kebijakan baru yang berkaitan dengan
pengelolaan Posyandu yang informasinya tidak sampai ke Posyandu.
1
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup materi pelatihan difokuskan pada Program Minimum Posyandu pada sasaran
utama Posyandu, yaitu ibu hamil, ibu menyusui, Wanita Usia Subur (WUS), bayi, dan balita.
Penekanan materi pelatihan adalah pada upaya peningkatan pengetahuan, pengembangan sikap
dan keterampilan para kader dalam “pengelolaan Posyandu”.
Materi pelatihan juga diperkaya dengan peningkatan kemampuan petugas kesehatan Desa
dalam memberikan penyegaran kader Posyandu.
D. TUJUAN UMUM
Setelah selesai mengikuti Pelatihan ini, diharapkan para Kader Posyandu dengan dukungan
kelompok berkepentingan dapat mengelola dan melaksanakan kegiatan di Posyandu secara
komprehensif.
E. TUJUAN KHUSUS
1. Petugas Kesehatan Desa mempunyai pedoman dalam memberikan penyegaran terhadap
kader Posyandu.
2. Mampunya kader memahami tugas-tugas Kader Posyandu.
3. Mampunya kader melaksanakan lima langkah kegiatan di Posyandu.
4. Mampunya kader melakukan pencatatan kegiatan posyandu, mengisi dan membaca Kartu
Menuju Sehat, membuat balok SKDN, membuat grafik cakupan, dan menganalisanya.
5. Mampunya kader melakukan penyuluhan Gizi Keluarga, ASI Eksklusif, Immunisasi, PHBS,
Lingkungan Sehat, ISPA, Diare, TBC, Malaria.
6. Mampunya kader membahas dan mendiskusikan masalah-masalah yang ada di
Posyandu.
F. PESERTA
1. Petugas Kesehatan Desa Wilayah Puskesmas Malakopa 5 orang dan Wilayah Puskesmas
Sikakap 3 orang.
2. Pengelola Posyandu di daerah dampingan Surfaid International 2 orang per Posyandu =
26 orang.
2
G. FASILITATOR
Fasilitator pelatihan ini adalah dr H Prima Nofeki Syahrir, MM, dibantu oleh Ko Fasilitator
Rosneli SPsi. Fasilitator mempunyai tugas dan tanggung-jawab sebagai berikut :
1. Menata acara belajar, menyiapkan materi, dan menyajikan materi.
2. Menata situasi proses belajar sehingga terjadinya interaksi proses belajar mengajar.
3. Mengarahkan acara belajar dan menilai bahan belajar sesuai dengan rencana pelatihan.
4. Mengadakan bimbingan pada diskusi / kerja kelompok.
5. Merumuskan kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil kegiatan peserta.
6. Mengadakan evaluasi terhadap peserta dan proses pelatihan
Waktu 90 menit
Proses Pembelajaran
Diskusi Kelompok
a. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok kecil
b. Selanjutnya fasilitator membagikan kartu yang berisi tugas-tugas kader posyandu
Tugas Kelompok
4
a. Susunlah kartu-kartu tersebut dalam 3 kelompok kartu, yaitu: kartu - kartu tugas kader
sebelum hari buka Posyandu (H-), pada hari buka Posyandu (H), dan sesudah hari buka
Posyandu (+H).
b. Tempelkan ke-3 kelompok kartu tersebut di atas kertas dinding
c. Apabila perlu, tambahkan tugas - tugas kader Posyandu yang masih kurang dengan
menuliskan di atas kartu kosong
Pleno
a. Selanjutnya fasilitator mempersilahkan kepada masing-masing perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
b. Masing-masing kelompok kami beri kesempatan 3 menit
c. Masing-masing kelompok bisa langsung menanggapi hasil diskusi kelompok lain
5
Tugas-Tugas Kader Posyandu pada Hari (H)
Langkah 1 ;
a. Mendaftar bayi / Balita, yaitu menuliskan nama bayi / Balita pada KMS dan secarik kertas yang
diselipkan pada KMS
b. Mendaftar ibu hamil, yaitu menuliskan nama ibu hamil pada Formulir atau Register Ibu Hamil
Langkah 2 ;
a. Menimbang bayi / balita
b. Mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS
Langkah 3 ;
Mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas kedalam
KMS anak tersebut
Langkah 4 ;
Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang
digambarkan grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan. Hal – hal yang dijelaskan
adalah :
a. Memberikan nasehat kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau dari
hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran
b. Memberikan rujukan ke petugas kesehatan desa atau Puskesmas apabila diperlukan, untuk
bayi, balita, ibu hamil dan menyusui berikut ini :
Bayi dan Balita : apabila berat badannya dibawah garis merah (BGM) pada KMS, 2 kali
berturut-turut berat badannya tidak naik, kelihatan sakit (lesu-kurus, busung lapar, diare,
rabun mata dan sebagainya)
Ibu hamil atau menyusui : apabila keadaannya kurus, pucat, bengkak kaki, pusing terus
menerus, pendarahan, sesak napas, gondokan dan sebagainya
Orang sakit
Terdapat masalah dalam memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader
Posyandu, misalnya pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, Oralit, dan lain
sebagainya.
Langkah 5 ;
a. Pelayanan Imunisasi
b. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
c. Pengobatan
d. Pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A dan obat-obatan lainnya
e. Pemeriksaan kehamilan bagi Posyandu yang memiliki sarana yang memadai dan lain-lain
sektor yang terkait
Tugas-Tugas Kader Posyandu Pada Hari (+H)
6
a. Memindahkan catatan-catatan pada Kartu Menuju Sehat (KMS) kedalam buku register atau
buku Bantu kader
b. Menilai atau mengevaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari Posyandu pada
bulan berikutnya
c. Kegiatan diskusi kelompok (penyuluhan kelompok) bersama orang tua balita yang lokasi
rumahnya berdekatan (kelompok Dasawisma)
d. Kegiatan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan), sekaligus untuk tindak lanjut / rujukan
dan mengajak orang tua balita datang ke Posyandu pada kegiatan bulan berikutnya
Diskusi
Kepada semua peserta dari tugas-tugas tersebut di atas, tugas yang manakah yang paling sulit
dan paling mudah untuk dilakukan
7
Untuk Sasaran Ibu Nifas/Menyusui
a. Pemberian kapsul vitamin A
b. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
c. Pelayanan nifas bagi ibu dan bayinya dan pemberian tablet tambah darah
d. Pelayanan KB
e. KIE / Penyuluhan tentang makanan selama menyusui, ASI Eksklusif, perawatan nifas dan
perawatan bayi baru lahir, pengenalan tanda bahaya dan KB
Kegiatan Pilihan
Sedangkan kegiatan pilihan Posyandu merupakan kegiatan di luar kegiatan dasar yang
disesuaikan dengan masalah / kebutuhan yang dirasakan masyarakat di wilayah layanan
Posyandu masing-masing. Artinya, kegiatan ini tidak wajib dilaksanakan oleh setiap Posyandu
karena tergantung pada kebutuhan masing-masing, misalnya :
a. Program air bersih, jamban keluarga dan perbaikan lingkungan pemukiman (pengelolaan
sampah, saluran pembuangan limbah, dan lain-lain)
b. Program kebun gizi
c. Perkembangan anak, termasuk kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB, PAUD)
d. Penanggulangan penyakit endemis setempat, misalnya malaria, gondok, Demam Berdarah
Dengue (DBD), dan lain-lain.
e. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
f. Dan lain-lain
Penutup
a. Siapa yang bisa menyebutkan tugas-tugas kader sebelum hari buka Posyandu, pada hari
buka Posyandu dan setelah hari buka Posyandu!
b. Siapa yang bisa menyebutkan kegiatan- kegiatan apa yang harus diselenggarakan kader
dalam rangka melaksanakan Paket Pelayanan Minimal Posyandu?
c. Siapa yang bisa menyebutkan kegiatan pilihan yang merupakan kebutuhan masyarakat di
Posyandu masing-masing?
8
B. PELAKSANAAN 5 LANGKAH KEGIATAN POSYANDU
Waktu 90 menit
Proses Pembelajaran
Pengertian
a. 5 langkah kegiatan Posyandu adalah kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pada hari buka
Posyandu (hari H). Langkah 1 sampai dengan 4 dilaksanakan oleh para kader, sedangkan
langkah 5 oleh petugas kesehatan, PLKB, atau sektor yang lainnya.
b. Khusus di langkah 4, bisa diisi oleh petugas berbagai sektor, seperti penyuluh pertanian,
peternakan, perkebunan, perikanan, industri rumah tangga, dan lain-lain.
c. 5 langkah kegiatan yang sering juga disebut system 5 meja bukan berarti benar-benar harus
ada 5 meja seperti yang banyak dipahami selama ini, karena ini hanyalah merupakan sistem
langkah kegiatan, artinya 5 jenis kegiatan, dan bisa saja tidak semua kegiatan menggunakan
meja yang sesungguhnya.
Simulasi (Persiapan)
Fasilitator memilih relawan sebanyak 16 orang untuk menjadi pemeran di bawah ini :
a. Pemeran-1 : Kader yang bertugas di langkah ke 1 (Pendaftaran)
b. Pemeran-2 : Kader yang bertugas di langkah ke 2 (Penimbangan)
c. Pemeran-3 : Kader yang bertugas di langkah ke 3 (Pencatatan)
d. Pemeran-4 : Kader yang bertugas di langkah ke 4 (Penyuluhan)
e. Pemeran-5 : Kader yang bertugas di langkah ke 5 (Pelayanan) bersama petugas kesehatan
f. Pemeran-6 : Ibu / Bapak yang membawa balita usia 2 tahun yang keadaannya sangat kurus
g. Pemeran-7 : Ibu hamil dengan balita usia 1 tahun yang sedang Diare
h. Pemeran-8 : Ibu menyusui dengan bayi usia 8 bulan dan belum diimunisasi
i. Pemeran-9 : Ibu / Bapak yang membawa balita usia 15 bulan yang belum mendapat imunisasi
lengkap
j. Pemeran-10 : ibu hamil yang usianya lebih dari 37 tahun dan kedua kakinya bengkak
9
k. Pemeran-11 : Ibu / Bapak yang sakit perut hebat sekali sehingga mengaduh-aduh kesakitan
dan meminta pertolongan kepada kader dan petugas kesehatan
Simulasi (Pelaksanaan)
a. Para kader dan petugas kesehatan bersiap-siap dan duduk didepan mejanya masing-masing.
b. Pemeran 6 dan 7 kemudian datang dan dilayani oleh kader sesuai langkah-langkah yang
seharusnya.
c. Setelah itu, pemeran 8, 9 dan 10 datang menyusul dan juga dilayani sebagai mana mestinya
oleh para kader.
d. Pemeran 11 kemudian datang juga menyusul.
Pleno
a. Didalam simulasi, apakah cara kader menghadapi peserta posyandu yang bermacam-macam
keadaannya sudah sesuai dengan tugas masing- masing ?
b. Bagaimana langkah-langkah kegiatan 1 s.d 5 yang benar ?
c. Di lapangan, proses di langkah berapa yang paling sulit dilaksanakan ? Mengapa ?
d. Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut ?
Penutup
Sebelum kita akhiri materi ini, kami persilahkan kepada peserta untuk menanyakan penjelasan
materi yang belum dipahami
12
C. MENGISI DAN MEMBACA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DAN MEMBUAT BALOK
SKDN
Pokok bahasan MENGISI DAN MEMBACA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DAN
MEMBUAT BALOK SKDN
Proses Pembelajaran
Pengertian KMS
KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain mengenai
perkembangan anak, yang dicatat setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun. KMS juga
dapat diartikan sebagai raport kesehatan gizi balita
Diskusi
a. Kapan dan dimana dilaksanakan pengisian KMS ?
b. Catatan (informasi) apa saja yang terdapat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) ?
c. Apa manfaat KMS ?
Di langkah 3 :
Kader memindahkan catatan hasil penimbangan balita yang ditulis di atas secarik kertas ke dalam
KMS anak tersebut. Catatan yang dimaksud adalah catatan berat badan ke dalam grafik.
Di langkah 4 :
13
Kader membaca data KMS, menjelaskan kepada ibu mengenai keadaan anak berdasarkan
catatan berat badan dalam grafik KMS. Kader juga menanyakan berbagai informasi yang penting
mengenai perkembangan tumbuh-kembang anak, kemudian dimasukkan ke dalam KMS.
Aspek Yang Dimonitor Dalam Grafik KMS Dua Kali Penimbangan Atau Lebih
1. Berat badan naik, berarti :
Anak sehat, gizi baik,
14
Tindakan :
o Keluarga balita diberi pujian dan diberi dukungan untuk mempertahankan kondisi anak
sehat
2. Berat badan tidak naik, berarti :
Anak memiliki kemungkinan makanannya kurang dari segi jumlah atau mutu gizinya,
atau terganggu kesehatannya (misalnya cacingan, panas, campak, dll),
Tindakan :
o Diberikan makanan tambahan,
o Penyuluhan gizi seimbang,
o Perlu dirujuk ke sarana kesehatan (Puskesmas/Rumah Sakit).
3. Di bawah garis merah, berarti :
Anak perlu mendapatkan perhatian khusus dalam tumbuh kembangnya,
Anak belum tentu terganggu tumbuh kembangnya,
Perlu pengecekan panjang / tinggi badannya,
Anak tersebut memang perlu mendapat perhatian khusus jika tubuhnya kurus,
Tindakan :
o Perlu pemberian makanan tambahan (PMT) yang diselenggarakan oleh Posyandu,
o Perlu penyuluhan gizi oleh kader/petugas gizi Puskesmas,
o Perlu dirujuk ke sarana kesehatan (puskesmas/Rumah sakit) untuk di tindak lanjuti.
4. Titik-titik berat badan dalam KMS terputus-putus (tidak teratur), berarti :
Orang tua kurang giat memantau proses tumbuh kembang anak.
Tindakan :
o Pendekatan dan penyuluhan tentang manfaat memantau tumbuh kembang anak,
o Diberi motivasi untuk menimbang setiap bulan
Tugas Perorangan
a. Fasilitator meminta seluruh peserta berhitung dengan nomor 1 sampai 2 (diulang sampai
semua peserta mendapat nomor)
b. Selanjutnya Fasilitator membagi 2 macam kasus.
15
c. Setiap peserta yang mendapat nomor 1, mengerjakan kasus 1; sedangkan setiap peserta
dengan nomor 2, mengerjakan kasus 2.
Latihan (kasus 1)
Anak pertama Bapak dan Ibu Amin bernama Ani, lahir pada bulan Agustus 2008 dengan berat
badan 2,8 kg. Pada usia 1 bulan, berat badan Ani 3,0 kg. Sedangkan pada 3 bulan berikutnya Ani
tidak pernah ditimbang karena Ibu Amin bepergian. Sejak lahir sampai umur 6 bulan, Ani hanya
mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) saja. Setelah itu, atas saran Kader Posyandu, Ani mendaptkan
makanan pendamping ASI. Pada umur 6 bulan Ani agak demam, tetapi tetap mendapatkan
vitamin A, berat badannya waktu itu 5,4 kg. Umur 7 bulan, Ani menderita mencret, kemudian
dibawa ke PUSKESMAS dan saat ditimbang berat badannya 5,4 kg. Hasil penimbangan bulan
April 2009, berat badan Ani 5,7 kg. Imunisasi yang telah diberikan pada Ani adalah BCG, 2x DPT,
dan 2x polio.
Tugas :
a. Isilah KMS Ani secara lengkap
b. Siapkan penjelasan tentang keadaan pertumbuhan Ani
Latihan (kasus 2)
Pada bulan April 2009, Yanto anak Bapak dan Ibu Hasan berumur 6 bulan. Pada saat lahir, berat
badan Yanto 3,1 kg. Sampai usia 1 bulan, Yanto hanya mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) saja.
Tetapi, pada saat Yanto berusia 2 bulan, ibunya memberikan makanan berupa bubur dan pisang
yang dilumatkan. Hal ini karena ketidaktahuan Ibu Hasan. Saat berumur 4 bulan, tanggal 5
Februari 2009, untuk pertamakalinya Yanto dibawa ke Posyandu, dengan berat badan 4 kg, dan
mendapatkan imunisasi BCG walaupun sedang pilek. Pada umur 5 bulan, berat badannya 3,9 kg
dan mendapatkan imunisasi DPT dan polio yang pertama. Pada 4 April 2009, Yanto mendapatkan
imunisasi DPT dan polio kedua, berat badannya saat itu 4,2 kg.
Tugas :
a. Isilah KMS Yanto secara lengkap.
b. Siapkan penjelasan tentang keadaan pertumbuhan Yanto.
Pleno
Fasilitator meminta peserta untuk menukarkan hasil pengisian KMS-nya dengan peserta lain
yang kasusnya serupa
Silahkan anda diskusikan perbedaan hasil pengisian KMS tersebut, dengan mengajukan satu
persatu pertanyaan berikut :
o Kesalahan apa yang masih terjadi dalam pengisian KMS ?
16
o Catatan (informasi) apa yang paling sering lupa dimasukkan kedalam KMS ?
o Bagaimana cara membaca atau mengartikan catatan pada KMS ?
17
Menggambarkan keberhasilan program dan merupakan cakupan anak yang naik BBnya bulan
ini.
Dihitung dengan cara
Jumlah yang naik BBnya x 100 %
Jumlah sasaran yang ditimbang
• BGM/D
Menggambarkan status gizi yang jelek dan merupakan cakupan balita BGM bulan ini
Dihitung dengan cara
Jumlah yang berada di bawah garis merah x 100 %
Jumlah sasaran yang ditimbang
BALOK SKDN
120
100
80
60
40
20
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
S 100 98 100 98 96 98 98 100 98 98 100 100
K 100 98 100 98 96 98 98 100 98 98 100 100
D 80 78 80 78 76 78 78 80 78 78 80 80
N 60 58 60 58 56 58 58 60 58 58 60 60
18
Contoh Grafik Cakupan D / S
85
81
80
78 78
75 75 75
73
70 D/S
70
68
65
64
63
61
60 60
59
55
50
RI I
ET IL EI NI LI S R ER R R A
UA AR R M JU JU TU BE BE BE AT
RU AR AP US OB -R
N M EM KT
M M A
JA B
AG PT VE SE T
FE E O
NO DE RA
S
90
89 89 89
88 88
86 86 86
85
84 84
83 N/D'
82 82
81 81 81
80
78
76
I
ER
TA
R
ER
S
R
IL
I
EI
T
LI
I
AR
BE
BE
RE
UA
PR
JU
JU
A
B
ST
B
U
EM
R
M
EM
TO
A
R
A
N
A-
M
VE
B
JA
ES
K
PT
FE
AT
A
O
O
SE
D
N
19
Contoh Grafik BGM / D
6.0
5.5 5.4
5.0
4.5 4.5
4.3
4.2
4.0 BGM/D
3.6
3.5 3.5
3
3.0 3.0
2.7
2.5
2.3 2.3 2.3
2.1
2.0
I I
AR
R ET RI
L EI NI LI S R R R R A
UA M JU JU TU BE BE BE BE AT
NU AR AP US M TO M M -R
JA BR M TE VE SE TA
E AG P OK E
F
SE NO D RA
Tugas Perorangan
Sasaran proyeksi tahun 2015 di Dusun Kinumbuk 100 orang balita. Pada bulan Januari ini ada 95
orang balita, dan 92 diantaranya sudah memiliki KMS (buku KIA). Yang berhasil ditimbang hanya
72 oran. Ada 3 bayi yang lahir bulan ini. Pada bulan ini juga ada 9 orang anak yang status
pertumbuhannya tidak naik. Ada 7 orang anak yang tidak datang bulan lalu tapi datang bulan ini. 3
orang BGM. Pada bulan Februari ada 93 orang balita, dan 90 diantaranya sudah memiliki KMS
(buku KIA). Yang berhasil ditimbang hanya 70 orang. Ada 1 bayi yang lahir bulan itu. 6 orang anak
status pertumbuhannya tidak naik. Ada 11 orang anak yang tidak datang bulan lalu tapi datang
bulan Februari itu. 2 orang BGM.
Pertanyaan
Untuk kelompok 1.
1. Berapa N bulan Januari dan Februari.
2. Berapa D bulan Januari dan Februari.
3. Berapa cakupan penimbangan bulan Januari dan Februari.
4. Berapa cakupan balita yang naik BBnya bulan Januari dan Februari.
5. Berapa cakupan balita BGM bulan Januari dan Februari.
Untuk kelompok 2.
1. Buat Balok SKDN bulan Januari dan Februari.
2. Buat grafik cakupan kegiatan bulan Januari dan Februari.
Penutup
Jika masih terdapat penjelasan yang belum dimengerti, maka dipersilahkan untuk menanyakan.
D. TEKHNIK PENYULUHAN
20
Pokok bahasan TEKHNIK PENYULUHAN
Proses Pembelajaran
Diskusi
a. Apa yang dimaksud penyuluhan ?
b. Berapa menit kira-kira penyuluhan dilakukan untuk satu orang di langkah 4 ?
Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan merupakan penyampaian pesan /informasi dari satu orang atau kelompok kepada
satu orang atau kelompok lain mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan suatu program.
Sesuai dengan program kegiatan posyandu, penyuluhan yang diberikan di posyandu lebih banyak
mengenai kesehatan ibu dan anak
Kekurangan :
Biasanya penyuluhan dilakukan dengan ceramah yang merupakan proses komunikasi satu
arah. Karena itu sasaran atau pendengar tidak bisa menceritakan pendapat dan
pengalamannya. Penyuluhan menjadi seperti guru yang memberitahu segala sesuatunya pada
peserta. Karena tidak dilibatkan, seringkali peserta menjadi bosan dan kurang memperhatikan
pembicaraan.
Topik Penyuluhan Yang Wajib di Langkah 4
1. Penyuluhan Tentang Bayi / Balita, Dengan Mengacu Pada Data KMS, Meliputi :
a. Penyuluhan tentang cara memantau pertumbuhan anak yang baik.
21
b. Penyuluhan pemberian ASI saja (ASI eksklusif) untuk bayi berusia 0-6 bulan
c. Penyuluhan pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) untuk bayi berusia 6 bulan
sampai 2 tahun.
d. Penyuluhan gizi dan pemberian vitamin A untuk balita.
e. Penyuluhan tentang manfaat imunisasi bagi balita
f. Penyuluhan tentang perkembangan anak dan latihan (bimbingan) apa yang perlu diberikan
sesuai dengan usia anak, misalnya : latihan berjalan, berbicara, dan mandi sendiri dan
sebagainya
22
Isi Penyuluhan
Dalam menyusun informasi penyuluhan, sebaiknya memuat hal-hal sebagai berikut sebagai isi
penyuluhan :
o Pesan-pesan pokok : yaitu informasi yang diharapkan sasaran mau melaksanakannya
o Manfaat : yaitu penjelasan mengenai manfaat apabila sasaran melaksanakan pesan-pesan
itu.
o Akibat : yaitu penjelasan mengenai apa akibatnya apabila hal itu tidak dilaksanakan.
Apabila masalah sudah terjadi pada sasaran : yaitu penjelasan tentang bagaimana cara
mengatasi masalah yang sudah terjadi, baik keluarga sendiri atau yang bisa dibantu oleh
posyandu, atau yang perlu dirujuk.
Agar kader bisa menjadi penyuluh yang baik, kader harus menguasai materi-materi dan
pesan-pesan pokok setiap topik penyuluhan yang wajib di langkah 4. Caranya, tentu saja
dengan banyak belajar dari orang lain, berlatih, dan membaca
Diskusi kelompok
Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok.
Tugas kelompok adalah :
o Pilihlah satu topik penyuluhan.
o Susunlah penyuluhan yang lamanya 3-5 menit dengan isi sebagai berikut :
Pesan-pesan pokok penyuluhan (pergunakan buku kader posyandu untuk mencari
bahan informasi)
Apa manfaat bila pendengar melaksanakan isi pesan tersebut.
Role Play
Selanjutnya fasilitator meminta salah seorang peserta di tiap kelompok memperagakan
penyampaian pesan penyuluhan, sementara anggota kelompoknya berperan sebagai ibu - ibu
peserta posyandu, sedangkan peserta lain mengamati.
Diskusi
Tepatkah isi pesan-pesan pokok penyuluhan yang disampaikan oleh masing-masing peraga ?
Kesulitan-kesulitan apa yang masih dirasakan kader dalam melaksanakan penyuluhan di
langkah 4 ? Bagaimana cara mengatasinya ?
Bagaimana caranya agar penyuluhan menarik perhatian sasaran ?
23
Informasi dan saran-saran diberikan berdasarkan keadaan atau permasalahan peserta yang
datang ke posyandu, misalnya : keadaan yang terdapat pada data kms atau permasalahan
yang disampaikan oleh peserta itu sendiri.
Saran-saran yang disampaikan jelas dan cukup praktis sehingga bisa dilaksanakan oleh ibu-
ibu, misalnya : jenis makanan yang bergizi yang mudah didapat dan murah diperoleh ibu-ibu di
desa tersebut.
Penjelasan dan saran diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh
masyarakat, khususnya penjelasan tentang bahasa-bahasa kesehatan, misalnya : imunisasi,
alat kontrasepsi, tablet tambah darah (tablet besi), kurang darah (anemia), kurang gizi, dan
sebagainya.
Kader bersikap ramah dalam memberikan informasi dan saran- saran, tidak disertai dengan
kecaman atau omelan terhadap ibu atau seseorang yang bermasalah.
Peserta diberi kesempatan untuk bertanya, bukan mendengarkan saja
Penutup
Siapa yang dapat menyebutkan pengertian penyuluhan.
Topik-topik penyuluhan apa yang wajib di langkah 4 ?
24
E. BAHAN – BAHAN PENYULUHAN ; ASI EKSKLUSIF, IMMUNISASI, PHBS, LINGKUNGAN
SEHAT, ISPA, DIARE, TBC, MALARIA
Proses Pembelajaran
a. Fasilitator membagi peserta dalam 8 kelompok, dan membagi topik penyuluhan masing –
masing satu topik tiap kelompok.
b. Masing masing kelompok mendiskusikan tata cara pemberian penyuluhan sesuai topik yang
dibagikan.
c. Kelompok menunjuk salah seorang anggota kelompok untuk mempraktekkan memberi
penyuluhan. Kelompok lain jadi pengamat.
1. ASI EKSKLUSIF
• ASI Ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, air putih, jeruk, madu, air teh dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang
papaya, bubur susu, biskuit, bubur dan nasi tim.
• Lama pemberian ASI Ekslusif adalah sampai bayi berusia 6 bulan, setelah 6 bulan mulai
diberi makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2
tahun/lebih.
• ASI Ekslusif dapat menurunkan risiko kematian bayi karena infeksi saluran nafas akut dan
diare.
25
1. ASI mengandung lebih banyak Laktosa sehingga lebih mudah diserap, sedangkan susu sapi
mengandung lebih banyak lemak dan protein sehingga lebih sulit diserap
2. ASI mengandung protein anti infeksi dan hanya 35% kasein (gumpalan) dibandingkan susu
sapi yang mengandung 80% kasein (gumpalan) yang menyebabkan susu sapi lebih sulit
dicerna sehingga bayi yang diberi ASI hampir tidak pernah mengalami sembelit
3. Kandungan vitamin dalam ASI jauh lebih tinggi dan sesuai kebutuhan bayi dari pada susu
sapi
4. 50% zat besi yang terkandung dalam ASI dapat diserap tubuh bayi dibanding susu sapi yang
hanya 10% zat besinya yang dapat diserap tubuh
5. ASI mengandung sedikitnya 100 jenis bahan yang tidak ditemukan pada susu sapi dan tidak
dapat ditiru dengan tepat oleh formula yang dijual
6. Jumlah dan komposisi ASI diproduksi sesuai dengan kebutuhan bayi hingga disapih
26
Beberapa Sebab ASI Berkurang
1. Bayi tidak langsung disusui
2. ASI tidak diperah
3. Jika payudara tetap penuh maka terbentuk PIF ( Prolacting Inhibiting Factor ) yaitu zat yang
menghentikan pembentukan ASI
4. Faktor Psikologis ibu : khawatir, stress, rasa ragu dan rasa nyeri
Sesudah melahirkan :
1. Pengisapan /menyusui sejak jam pertama kelahiran sangat penting
2. Walau masih menggunakan infus ibu tetap dapat menyusui
3. Sejak di RS bayi disusui sesering mungkin (setiap bayi menginginkannya)
4. Berkonsultasi pada petugas kesehatan yang memahami bila menemui kesulitan
Ingat !!!
Menyusui adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan seorang ibu pada bayinya.
Pada keadaan miskin, menyusui mungkin merupakan pemberian satu-satunya; pada keadaan
sakit menyusui merupakan pemberian yang menyelamatkan jiwanya.
2. IMMUNISASI
Konsep Immunisasi
• Vaksin yang diberikan ke bayi adalah kuman yang sudah dilemahkan atau zat mirip kuman
yang disuntikkan atau diteteskan ke tubuh bayi.
• Zat ini dikenali oleh tubuh bayi sebagai benda asing yang perlu dilawan, sehingga sistem
immunitas bayi memproduksi antibodi untuk melawan kuman-kuman tersebut.
• Ada antibodi yang cukup dibentuk melawan penyakit dengan 1 kali immunisasi saja, ada
yang memerlukan booster (pengulangan) untuk memperkuat dan memperbanyak antibodi.
Imunisasi Lanjutan
29
• Imunisasi lanjutan Campak diberikan pada anak usia 24 bulan.
• Apabila anak belum pernah mendapatkan imunisasi Campak sebelumnya atau saat bayi,
maka berikan imunisasi campak secepatnya. Apabila anak belum mendapatkan campak pada
saat pemberian imunisasi lanjutan Campak, maka pemberian campak saat itu dianggap
sebagai dosis pertama. Selanjutnya harus dilakukan pemberian imunisasi Campak dosis
kedua minimal 6 bulan setelah dosis pertama
Catatan Ringan
• Beri bayi immunisasi sesuai umurnya.
• Jika bayi mendapat immunisasi terlalu muda untuk immunisasi tertentu, tubuh bayi tak bisa
melawan penyakit dengan baik karena sistem imunnya belum sempurna dibangun.
• Jika bayi tak mendapat immunisasi saat umurnya cukup, resiko mendapat penyakit akan
bertambah.
• Semua anak harus mendapat immunisasi lengkap sebelum ulang tahun pertama.
30
3. PEMBUDAYAAN HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
1. Mintalah pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, agar ibu
dan bayi selamat dan sehat.
2. Berilah bayi asi saja dari usia 0-6 bulan agar bayi tumbuh sehat dan tidak mudah sakit.
3. Timbang bayi dan balita kita setiap bulan di posyandu agar terpantau pertumbuhan dan
perkembanganya.
4. Tersedianya air bersih di lingkungan kita agar terhindar dari penyakit kulit, kecacingan, dan
muntah ber.
5. Biasakan buang air besar dijamban sehat agar terhindar dari muntah berak (muntaber) di
lingkungan kita.
6. Biasakan cuci tangan pakai sabun dengan air bersih yang mengalir agar tidak mudah
tertular penyakit.
7. Rumah bebas jentik dan nyamuk dengan 3 m plus (menguras, mengubur, menutup,
menelungkupkan, menghindari gigitan nyamuk). Lakukan secara serentak seminggu sekali
agar terhindar dari demam berdarah.
8. Ayo makan sayur dan buah setiap hari agar terhindar dari penyakit stroke, tekan darah
tinggi, diabetes dan kanker.
9. Lakukan aktifitas fisik minimal 30 menit setiap hari agar terhindar dari penyakit jantung,
stroke, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus dan kanker.
10. Jadikan rumah kita bebas asap rokok agar anggota keluarga terhindar dari bahaya 4000
macam racun rokok.
4. LINGKUNGAN SEHAT
Lingkungan sehat adalah lingkungan yang tidak tercemar, dimana Sampah, Air Limbah dan
Tinja di buang secara benar. Ini dapat terwujud dengan cara :
a. Rumah Yang Sehat
b. Ada nya Sarana Air Bersih (SAB) dan Air Sehat
c. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang Memenuhi Syarat
d. Jamban Keluarga yang terpelihara
e. Pembuangan Sampah yang benar
Rumah Sehat
1. Mempunyai Sarana Air Bersih
2. Mempunyai Jamban Keluarga
3. Mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah
4. Mempunyai Tempat Sampah
5. Mempunyai Ventilasi Yg Cukup ( 1 / 5 dari Luas Lantai )
31
6. Lantai Kedap Air
7. Bebas dari Jentik Nyamuk
8. Halaman Bersih
9. Rumah Terpisah dari Kandang ternak
10. Pencahayaan Yang Cukup
32
Persyaratan Tekhnis Kran Umum
Lantai harus kedap air dengan kemiringan 2 %
Saluran air bekas minimal 3 M
Keliling lantai ditinggikan setebal 5 CM
Tinggi kran dari lantai minimal 80 M
Kran selalu dalam kondisi baik
Lantai harus kondisi baik
Retak - retak harus diperbaiki segera
Lantainya harus disikat setiap minggu
Jagalah agar bak selalu dalam keadaan tertutup rapat
33
Lokasi berjarak minimal 10 M dari sumber pencemaran (misalnya kandang kerbau)
Lantai harus kedap air dengan lebar minimal 1 M dari bibir / dinding sumur, tidak retak, tidak
bocor, tidak tergenang air (kemiringan 1-5 % )
Dilengkap SPAL agar tidak menimbulkan genangan
Tinggi bibir sumur minimal 80 cm dari lantai, terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air
Dinding sumur minimal sedalam 3 M dari permukaan tanah dibuat dari bahan yang kedap air
dan kuat
Jika menggunakan timba harus selalu dalam keadaan tergantung dan tidak boleh diletakkan di
lantai
34
Contoh Jamban yang Dibangun Oleh Masyarakat
Pengelolaan Sampah
35
Pembuangan Air Limbah
Sebaiknya tertutup
Kurang baik bila terbuka.
Bila terpaksa terbuka, pastikan airnya mengalir lancar, tidak tersumbat.
Gejala ISPA
Demam
36
Sakit Kepala
Nyeri otot,nyeri sendi
Nafsu makan menurun
Nyeri tenggorokan,Batuk kering
Hidung tersumbat,bersin,ingus encer
Penatalaksanaannya
Istirahat saja, sebetulnya tidak perlu makan obat karena akan sembuh sendiri
Banyak minum air putih.
Banyak makan yang mengandung vitamin C seperti sayur dan buah-buahan.
Hindari kena hujan,asap,debu.
Hindari kontak dengan penderita.
Bila muncul gejala sesak nafas (umur kurang dari 1 tahun > 50 kali per menit, umur 1-5 tahun
> 40 kali per menit), atau tarikan dinding dada ke dalam, atau terdengar bunyi ketika anak
menarik nafas, segera bawa ke sarana kesehatan.
37
6. DIARE
Diare adalah buang air besar (BAB) lebih dari dari 3 kali dalam waktu 24 jam dengan
konsistensi lembek atau cair.
38
Sediakan satu gelas air matang (200 ml)
Masukkan semua bubuk oralit kemasan 200 ml kedalam gelas tersebut.
Aduk sampai rata .
7. TUBERCULOSIS (TBC)
Penyakit TBC adalah penyakit menular lansung yang disebabkan oleh kuman TBC / kuman
microbacterium tubercolosis. Penyakit TBC bukan penyakit keturunan dan bukan disebabkan
kutukan atau guna-guna.
Anak- Anak
Berat badan menurun selama 3 bulan berturut- turut tanpa sebab yang jelas
Tidak ada nafsu makan
39
Demam lama/ berulang tanpa sebab yang jelas
Kadang- kadang muncul benjolan di lipatan ketiak dan paha
Batuk lama lebih dari 30 hari dan nyeri dada
Diare berulang yang tidak sembuh dengan berobat diare
Cara Penularan
Kuman TBC yang ada di paru - paru akan menyebar ke udara saat penderita batuk/bersin,
meludah, dan berbicara dalam bentuk percikan ludah
Kuman tersebut dapat terhirup orang- orang disekitarnya dan menular pada orang- orang yang
secara tidak sengaja menghirup udara yang sudah tercemar kuman TBC
Kuman tersebut masuk ke tubuh manusia melalui pernafasan, kuman tersebut dapat
menyebar dari paru- paru ke organ tubuh lain
Resiko Penulatran
Pasien TB dengan BTA positif memberikan resiko penularan lebih besar dari pasien dengan
BTA negatif
Resiko seseorang terpapar kuman TBC ditentukan oleh jumlah percikan dahak dalam udara
dan lamanya menghirup udara tersebut
40
8. MALARIA
Malaria adalah penyaklit menular dengan gejala demam, berkeringat, dan menggigil. Malaria
ditularkan oleh nyamuk Malaria (Anopheles). Malaria dapat menuerang semua orang.
Pleno
Apakah tata cara pemberian penyuluhan sudah tepat?
Apa masukan anda ?
Penutup
Siapa diantara peserta yang masih ingin bertanya ?
41
F. PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU (SYSTEM INFORMASI POSYANDU)
Waktu 90 menit
Proses Pembelajaran
Diskusi
a. Siapa yang bisa menyebutkan nama formulir/register/catatan kegiatan posyandu yang biasa
mereka lakukan
b. Informasi atau catatan apa saja yang terdapat pada formulir/register yang biasa dilakukan oleh
kader?
c. Bagaimana cara mengumpulkan informasi atau catatan tersebut?
Tugas kelompok
Masukkan data – data yang ada di salah satu Posyandu ke dalam format.
Bagaimana cara mengumpulkan informasi pada masing-masing format?
Pleno
Fasilitator meminta perwakilan masing- masing kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya.
Kelompok yang lain bisa langsung memberi tanggapan.
43
Format 5 : Data posyandu. Isi format 5 adalah catatan jumlah pengunjung (bayi, balita,
WUS, PUS, ibu hamil, menyusui, bayi lahir dan meninggal), jumlah petugas yang hadir
(kader posyandu, kader PKK,PKB / PLKB, paramedis dan sebagainya).
Format 6 : Data hasil kegiatan posyandu. Isi format 6 adalah catatan jumlah ibu hamil yang
diperiksa dan mendapat tablet tambah darah, jumlah ibu menyusui, peserta KB ulang yang
dilayani, penimbangan balita, semua balita yang punya KMS (K), balita yang timbangannya
naik dan yang di Bawah Garis Merah (BGM), balita yang mendapat vitamin A, KMS yang
dikeluarkan (dibagikan), balita yang mendapat sirup besi, dan imunisasi (DPT, polio,
campak, hepatitis B) serta balita yang menderita diare.
Penutup
Siapa yang bisa menyebutkan pengertian SIP dan apa manfaatnya?
Apakah format SIP dimaksudkan untuk menambah register / format lain yang sudah ada di
posyandu ?
Sebutkan nama-nama format SIP
44
G. PEMBAHASAN MASALAH – MASALAH DI POSYANDU
Waktu 90 menit
Proses Pembelajaran
Diskusi
a. Apa yang dimaksud dengan istilah "masalah".
b. Masalah-masalah apa yang sering dijumpai di Posyandu dan apa upaya yang telah dilakukan?
c. Mengapa kader perlu memahami sebab-sebab dan akibat dari suatu masalah?
Pengertian Masalah/Kebutuhan
a. Masalah adalah keadaan-keadaan yang dianggap mengganggu, menghambat atau
mengurangi kesejahteraan hidup masyarakat.
b. Masalah / kebutuhan yang menjadi perhatian kader posyandu antara lain :
o Ibu hamil / menyusui / nifas : ibu hamil risiko tinggi, ibu hamil kurang gizi dan anemia,
ibu hamil berisiko.
o Bayi / balita : bayi berat lahir rendah, balita kurang gizi, balita yang belum di imunisasi,
balita yang mengalami rabun ayam (kekurangan vitamin A), balita di daerah gondok,
balita yang mengalami batuk dengan nafas sesak (gejala radang paru-paru), balita
yang sering sakit diare.
c. Kader sebaiknya mengutamakan untuk memperhatikan masalah gizi masyarakat, khususnya
gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita
Pembahasan Masalah
45
a. Yang dimaksud dengan pembahasan masalah adalah mendiskusikan masalah-masalah yang
berhasil ditemukan oleh kader di Posyandu untuk melihat apa penyebab dan akibat suatu
masalah.
b. Manfaat pembahasan masalah antara lain adalah
o Kader bisa menentukan masalah yang paling mendesak untuk segera ditangani.
o Kader bisa menentukan kegiatan yang tepat untuk menangani suatu masalah.
c. Perlu diingat, kader Posyandu bukanlah satu - satunya orang yang mampu memecahkan
masalah masyarakat, tetapi masyarakat sendiri yang harus didorong agar berusaha
memecahkan masalah-masalahnya sendiri, dan sebaiknya mencegahnya agar tidak terjadi.
DISKUSI
a. Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok.
b. Tugas kelompok adalah :
o Pilihlah 3 kartu (masalah) dari kartu masalah yang kami bagikan. yang menurut kelompok
merupakan masalah yang paling sering terjadi di lapangan. Apabila masalah belum ada
pada kartu tersebut anda bisa tuliskan pada kartu / kertas kosong.
o Selanjutnya pilihlah kartu-kartu dari kegiatan-kegiatan yang perlu dan bisa dilakukan untuk
mengatasi 3 masalah tersebut. Apabila kegiatan belum ada pada kartu tersebut. tuliskan
pada kartu / kertas kosong.
o Tempelkan kartu-kartu masalah dan kegiatannya diatas kertas plano yang telah
disediakan.
46
Diskusi
a. Fasilitator mempersilahkan masing-masing wakil dari setiap kelompok menyampaikan hasil
kelompoknya
b. Dari hasil presentasi masing-masing kelompok tadi, didiskusikan pertanyaan- pertanyaan
berikut :
o Apakah kegiatan-kegiatan yang dipilih oleh kelompok untuk menangani suatu masalah
sudah tepat ?
o Kegiatan-kegiatan mana yang bisa ditangani oleh masyarakat sendiri dan mana yang perlu
dibantu oleh Posyandu ?
o Mengapa kader harus mendorong masyarakat agar mampu memecahkan masalahnya
sendiri ?
47
a. Apabila kader tidak bisa membantu masyarakat untuk menangani suatu masalah kader
perlu memberikan rujukan ke Puskesmas agar orang tersebut segera ditangani oleh
petugas kesehatan.
b. Kader posyandu melakukan rujukan ke Puskesmas pada hari buka Posyandu tetapi bisa
juga melakukan rujukan di luar hari buka Posyandu bila kader menemukan masalah
Diskusi
a. Siapa yang bisa menyebutkan pengertian dari rujukan ?
b. Masalah-masalah apa saja yang bila ditemukan kader di Posyandu perlu diberikan rujukan?
Pengertian Rujukan
a. Rujukan adalah pemberian surat pengantar kepada orang yang dianggap memiliki tanda-
tanda masalah. Surat itu biasanya ditujukan kepada Puskesmas.
b. Meskipun memberi rujukan merupakan tugas utama dari petugas kesehatan yang bertugas di
langkah-5 pada hari buka Posyandu, tetapi kader perlu juga memberi rujukan apabila
diperlukan.
c. Biasanya, kader memberikan rujukan di langkah kegiatan 4, pada saat bertugas memberikan
penyuluhan perorangan. Tetapi bisa juga memberikan rujukan di luar hari Posyandu, ketika
kader menemukan suatu masalah
48
e. Ibu hamil yang mengalami tanda-tanda sebagai berikut :
Lingkar Lengan Atas (LILA)-nya kurang dari 23,5 cm atau kurus
Kepala sering pusing
Penglihatan berkunang-kunang
Muntah terus menerus
Nafsu makan kurang
Kakinya bengkak
Sesak nafas
Mengalami perdarahan pada usia kehamilan muda
Lesu, lemah, mudah capek dan mudah mengantuk
Kelopak mata bagian dalam pucat
Mencret Lebih dari sehari semalam
Mencretnya mengandung darah
f. Orang sakit yang minta pertolongan kepada Kader
Penutup
Sebelum kita mengakhiri materi ini, apakah masih terdapat penjelasan yang belum dimengerti,
kalau masih ada kami persilahkan untuk bertanya.
49
H. PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH
Waktu 90 menit
Proses Pembelajaran
Diskusi
a. Seluruh peserta diminta untuk menuliskan pada kertas yang telah dibagikan satu alasan yang
paling sering dilontarkan ibu- ibu apabila tidak mau atau tidak bisa datang ke posyandu
b. Selanjutnya peserta diminta untuk bertukar kertas dengan peserta yang ada disebelahnya.
c. Mengapa kader perlu menggerakkan masyarakat ?
d. Bagaimana cara menggerakkan masyarakat ?
Diskusi
a. Apakah peserta sering melakukan kunjungan rumah ?
b. Apa tujuan kunjungan rumah
c. Siapa sasaran yang perlu dikunjungi ?
d. Bagaimana cara menentukannya ?
e. Menurut pengalaman kader, hambatan apa yang dialami dalam melaksanakan kunjungan
rumah ?
51
f. Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya.
g. Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul Yodium.
h. Ibu/bapak yang belum mau mengikuti KB
52
b. Kader menyampaikan bahwa kedatangannya adalah untuk melihat keadaan ibu hamil, ibu
menyusui atau bayi dan balita di keluarga ini dalam rangka tugas sebagai kader Posyandu.
c. Kader menanyakan pada keluarga / ibu tersebut tentang keadaan ibu hamil / ibu menyusui /
bayi / balita dan alasan mengapa mereka tidak datang ke Posyandu.
d. Didalam obrolan, kader kemudian menyampaikan manfaat mengetahui informasi mengenai
kesehatan ibu hamil / ibu menyusui / bayi / balita di Posyandu.
e. Sebagai contoh, kader memperlihatkan kartu bergambar dengan keterangan dibelakangnya
yang merupakan informasi mengenai kesehatan ibu hamil / ibu menyusui / bayi / balita.
f. Kader kemudian mengajak keluarga / ibu untuk melihat gambar-gambar tersebut.
g. Kader meminta keluarga / ibu tersebut menjelaskan pengalaman keluarga mengenai hal yang
terdapat pada gambar-gambar tersebut.
h. Keterangan dibelakang gambar kemudian dibacakan. Kader juga menambahkan informasi
lainnya apabila perlu.
i. Sebelum berpamitan pulang, kader menanyakan apakah mereka berminat hadir pada kegiatan
Posyandu atau kegiatan belajar kelompok bersama kader. Kader memberitahukan kapan dan
dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan
Role Play
a. Fasilitator meminta dua orang peserta untuk melaksanakan peragaan kunjungan rumah
dengan menggunakan media kartu konseling.
b. Fasilitator juga meminta tiga peserta lainnya menjadi keluarga yang akan dikunjungi oleh
kedua kader dengan peran-peran sebagai berikut :
Satu (1) orang menjadi Bapak Slamet yang kesal pada kader karena istrinya selalu
dianjurkan ikut KB padahal bapak ini tidak setuju.
Satu (1) orang menjadi Ibu Slamet yang sedang hamil 5 bulan, nampak pucat dan lelah,
tetapi takut pada suaminya.
Satu (1) orang menjadi Ibu Kardi, mertua Ibu Slamet yang selalu menyindir-nyindir kader
sebagai orang yang suka mencampuri urusan orang lain
Diskusi
a. Apakah kader memiliki pengalaman diperlakukan oleh masyarakat seperti yang diperagakan
kader tadi ? Ceritakan.
b. Bagaimana sikap kader apabila diperlakukan demikian?
c. Bagaimana cara melaksanakan kunjungan yang tidak menimbulkan hal-hal seperti itu?
53
a. Banyak kader yang mengeluh bahwa kedatangan mereka seringkali dianggap sebagai
gangguan oleh sasaran. Apalagi bila sasaran itu termasuk orang yang sulit didekati dan diajak
melaksanakan kegiatan Posyandu.
b. Berikut ini adalah beberapa saran untuk kader agar kunjungan rumah berjalan dengan baik :
Kader sebaiknya bersikap ramah, sabar dan tidak menggurui, apalagi sambil memarahi
dan mengomeli sasaran.
Berikan penjelasan dengan cara sederhana, terutama tentang manfaat apabila
melaksanakan saran-saran yang diberikan.
Laksanakan kunjungan rumah dengan santai, seperti sedang bertamu dan mengobrol
biasa. jangan bertamu terlalu lama atau pada jam-jam sibuk mereka.
Pergunakan media bantu (kartu konseling atau yang lainnya) hanya untuk sasaran yang
telah menerima kedatangan kader dengan baik. Jangan paksakan penggunaan media
bantu apabila itu tidak tepat.
Penutup
Siapa diantara peserta yang bisa menjawab pertanyaan berikut ini :
a. Apa tujuan kunjungan rumah?
b. Siapa sasaran kunjungan rumah?
c. Bagaimana langkah-langkah melaksanakan kunjungan rumah?
54
I. UPAYA MENINGKATKAN GIZI KELUARGA
Waktu 90 menit
Proses Pembelajaran
Diskusi
Siapa yang bisa memberikan penjelasan singkat tentang pertanyaan- pertanyaan di bawah ini :
a. Apakah yang disebut dengan zat gizi ?
b. Makanan-makanan apa saja yang merupakan sumber makanan bergizi ?
c. Apa manfaat makanan bergizi ?
55
Tiga (3) Kelompok Utama Zat Gizi
a. Makanan pokok dan lemak / minyak : yaitu makanan yang dibutuhkan tubuh agar kita punya
tenaga untuk bekerja dan melakukan kegiatan sehari-hari. Sumber-sumber makanannya,
antara lain yaitu :
Makanan Pokok yaitu makanan yang mengandung zat tepung, seperti : beras, jagung,
gandum, gula, umbi-umbian, kentang, sagu, roti, mie, dll
Makanan yang mengandung minyak atau lemak, seperti : minyak, mentega, santan, dll.
b. Lauk pauk (protein) : yaitu makanan yang dibutuhkan untuk membangun tubuh dan otak kita.
Sumber-sumber makanannya antara lain yaitu :
Lauk-pauk dari tumbuh-tumbuhan, seperti : kacang-kacangan, tempe, tahu, susu,
kacang kedelai, dll.
Lauk-pauk dari hewan, seperti : telur, ayam, daging, ikan, susu kambing / sapi, dll.
c. Sayur-sayuran dan buah-buahan, yaitu makanan yang dibutuhkan agar tubuh kuat. segar
dan tidak mudah sakit
Diskusi
a. Apakah yang disebut dengan masalah gizi?
56
b. Menurut pengalaman peserta, masalah- masalah gizi apa saja yang masih sering ditemukan di
masyarakat?
Masalah gizi
a. Masalah gizi adalah masalah yang disebabkan oleh kekurangan gizi. Misalnya, tubuh kita
menjadi kurus, lemah, mudah sakit, dan sebagainya. Masalah-masalah gizi yang perlu dikenali
oleh kader Posyandu tercantum pada LB.10.1.
b. Meskipun anak tidak sakit dan makan banyak (merasa kenyang), apabila makanan itu tidak
memenuhi syarat gizi yang baik, maka tetap saja anak akan kekurangan gizi.
c. Akibat kekurangan gizi pada anak bisa sekarang dan bisa juga terjadi pada saat usia dewasa.
Seseorang menjadi mudah sakit dan daya tahan tubuhnya kurang karena masalah gizi yang
terjadi pada masa kanak-kanaknya
Tugas Kelompok
Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok, tugas kelompok adalah :
a. Susunlah daftar menu untuk 1 hari, yaitu untuk sarapan pagi, makan siang, dan makan sore /
malam yang mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
b. Bahannya sudah tersedia di kebun sendiri (tidak perlu membeli).
c. Apabila harus membeli, mudah didapat dan harganya terjangkau oleh masyarakat pedesaan.
d. Memenuhi kebutuhan tiga (3) zat gizi utama
Pleno
Selanjutnya fasilitator mempersilahkan perwakilan kelompok untuk menyajikan hasil diskusi
kelompoknya.
Diskusi
a. Apakah menu yang disusun setiap kelompok sudah memenuhi kebutuhan 3 gizi utama yang
kita perlukan? Apa yang masih perlu diperbaiki?
b. Sebagai kader, mengapa kita perlu memberikan pesan-pesan gizi yang sesuai dengan
kemampuan masyarakat?
57
b. Sayuran yang biasanya mudah diperoleh adalah daun singkong, labu, pucuk daun labu,
kangkung, kacang panjang, sawi, bunga pepaya, dsb. Agar rasanya enak bisa diolah sebagai
sayur santan atau ditumis dengan bumbu sederhana.
c. Sebagai sumber protein, bisa disesuaikan dengan bahan yang murah di wilayah kita. Apabila
ikan segar murah dan mudah diperoleh, akan lebih baik. Kalau tidak, usahakan menyediakan
tempe, tahu dan telur. Ikan kering seperti teri, juga merupakan sumber protein yang tinggi.
Peliharalah ayam untuk dimakan telur dan dagingnya oleh keluarga paling tidak seminggu
sekali, jangan dijual semuanya. Akan lebih baik apabila kita bisa lebih sering makan telur, ikan
atau daging.
d. Sebaiknya sebagian makanan digoreng agar mengandung minyak / lemak yang dibutuhkan
oleh tubuh kita
58
8. Anak saya susah sekali kalau. disuruh makan dirumah, daripada dia tidak makan sama
sekali, saya biarkan saja dia jajan
9. Kami tidak tahu gunanya menimbang bayi / balita setiap yang bulan
10. Kami sudah biasa hidup seadanya. Bisa makan saja, kami sudah beruntung
11. Kami orang bodoh tidak mengerti soal gizi ... apalagi istilah-istilah yang dipakai kader dan
petugas sulit dimengerti
12. Bagi kami, yang penting anak- anak cukup kenyang dan tidak sakit
Diskusi
a. Sebutkan 3 hal yang masih sering diucapkan masyarakat apabila mendapatkan anjuran
tentang gizi?
b. Bagaimana cara kader menghadapi masyarakat yang mengucapkan hal-hal itu?
Alasan Yang Menjadi Penghambat Perilaku Makan Yang Sehat Dari Masyarakat :
a. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Misalnya, anak dibiarkan banyak jajan
padahal makanan tersebut tidak memenuhi syarat gizi yang baik.
b. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi bagi masa depan anak. Misalnya,
kebiasaan merokok dan menyimpan uang untuk kepentingan lain, sementara untuk memenuhi
gizi anak dan keluarga dinomor duakan.
c. Kebiasaan yang sulit diubah. Misalnya, hanya makan ikan dan daging tanpa sayuran sehingga
pola makannya kurang seimbang, memberikan nasi uleg (nasi yang di haluskan) atau pisang
di kerok saja sebagai makanan bayi.
d. Kepercayaan yang sulit diubah, misalnya :
Secara turun menurun masyarakat menganggap bahwa perlu memberi bayi makanan
tambahan setelah usianya beberapa hari dan menganggap pemberian ASI Eksklusif akan
membuat bayi merasa lapar.
Tidak memberi ikan kepada anak karena takut terkena cacingan.
Anak gadis tidak boleh makan nanas atau pisang ambon.
Dan sebagainya.
Cara Kader Menghadapi Tantangan Ini
a. Karena berbagai faktor penghambat diatas, kader sebaiknya menguasai materi tentang gizi
sehingga bisa memberi penjelasan dengan tepat. Pesan-pesan gizi kepada masyarakat ini
harus praktis dan sesuai keadaan mereka.
b. Selain itu, kader menghadapi tantangan ini dengan cara menggiatkan pelayanan Posyandu
untuk memperkenalkan cara meningkatkan gizi keluarga. Kegiatan-kegiatan itu antara lain
adalah :
59
Kegiatan penyuluhan gizi : baik pada hari Posyandu, maupun pada saat kegiatan
kelompok dan kunjungan rumah
Pemberian obat-obatan : tablet besi (untuk kasus kurang darah), Vitamin A, Oralit, dll.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Demo mengolah (masak) makanan sehat.
Pemberian rujukan apabila menemukan kasus kurang gizi.
Menyelenggarakan ’ Lomba Balita Sehat ’, misalnya pada saat perayaan 17 Agustus, dan
sebagainya.
c. Kader Posyandu yang berhasil adalah kader yang bisa mendorong masyarakat melaksanakan
sendiri usaha-usaha meningkatkan kebiasaan makan bergizi.
60
14. Berikan ASI pada bayi pada bayi usia secepatnya, yaitu ½ jam (30 menit) sesudah bayi lahir.
Dengan demikian ASI akan terangsang untuk keluar lebih cepat dan lebih banyak.
15. Jangan berikan pisang, air, atau makanan lain kepada bayi berusia bulan, karena pencernaan
bayi masih belum cukup kuat untuk menerimanya.
16. Setelah bayi berusia diatas 6 bulan, ASI saja tidak cukup. Berikan ASI dan makanan bayi
yang sehat untuk bayi diatas usia 6 bulan.
17. Peliharalah kebersihan lingkungan dengan cara memanfaatkan dan merawat jamban agar
anak tidak kurang gizi akibat penyakit cacingan atau diare.
18. Berikan bubur beras sebagai makanan pertama bayi karena bahan ini merupakan makanan
yang sangat baik bagi bayi.
19. Berikan kuning telur setelah bayi berusia 6 bulan dan hati ayam setelah berusia 8 bulan, telur
4 x seminggu dan hati ayam 1 x seminggu.
20. Kalau anak biasa jajan, mereka menjadi tidak suka makan sayuran atau makanan di rumah
yang rasanya tidak segurih makanan dari jajanan.
21. Jangan batasi pemberian ASI pada bayi. Berikan sesering dan sebanyak yang bayi suka.
22. Berikan Air Susu Ibu (ASI) sampai anak berusia 2 tahun karena ASI. merupakan makanan
bergizi serta mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
Diskusi
Siapa yang bisa memilih tiga anjuran tentang gizi pada yang paling penting untuk disampaikan
kepada masyarakat.
Penutup
Siapa diantara peserta yang bisa menjawab pertanyaan dibawah ini :
a. Apakah yang disebut gizi?
b. Apakah yang disebut masalah gizi?
c. Sebutkan beberapa contoh alasan dari masyarakat yang menghambat upaya untuk
meningkatkan gizi keluarga
61
J. RENCANA TINDAK LANJUT DAN EVALUASI PELATIHAN
Tujuan 1. Peserta dapat menilai harapan- harapannya yang telah dan belum
tercapai dalam pelatihan ini
2. Peserta dapat merencanakan tindak lanjut pelatihan untuk
posyandunya masing-masing
Proses Pembelajaran
Tabel Evaluasi
Materi Materi
Materi
No Pokok Bahasan Kurang Cukup
Dimengerti
Dimengerti Dimengerti
1 Tugas-Tugas Kader Posyandu
2 Pelaksanaan 5 Langkah Kegiatan Posyandu
Mengisi Dan Membaca Kartu Menuju Sehat
3
(KMS)
4 Tekhnik Penyuluhan
5 Pencatatan Kegiatan Posyandu
62
Pembahasan Masalah – Masalah di
6
Posyandu
7 Pelaksanaan Kunjungan Rumah
Upaya Meningkatkan Gizi Keluarga,
8 Kesehatan Ibu Dan Anak, Immunisasi, Dan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
9 Simulasi Pelaksanaan Kegiatan Posyandu
Rencana Tindak Lanjut Dan Evaluasi
10
Pelatihan
Manfaat Evaluasi
1. Dalam setiap pelatihan kita perlu melaksanakan evaluasi untuk menilai seberapa jauh materi-
materi belajar bisa dipahami oleh peserta. Pada kesempatan ini, peserta masih bisa
menanyakan hal-hal yang perlu penjelasan kepada pelatih.
2. Evaluasi juga bisa menilai apakah harapan-harapan peserta bisa terpenuhi dalam pelatihan
ini. Apabila harapan peserta kurang terpenuhi, sebaiknya dicarikan jalan keluarnya melalui
penyusunan RTL pribadi (masing-masing peserta).
3. Beberapa saran untuk peserta adalah : – Sebuah pelatihan tidak dapat memenuhi seluruh
kebutuhan peserta, karena itu sebaiknya peserta terus-menerus belajar baik dari orang lain
maupun membaca. – Belajar terus-menerus akan bermanfaat bagi diri pribadi kader sendiri
maupun untuk meningkatkan kemampuannya dalam membantu masyarakat di Posyandu.
4. Bahan belajar yang disarankan untuk dikuasai oleh kader adalah Buku Kader UPGK yang
memuat semua hal tentang tugas kader Posyandu. Selain itu, bisa juga dimanfaatkan bahan-
bahan belajar yang berasal dari berbagai sektor.
Penutup
Sebelum kita mengakhiri pelatihan ini, fasilitator meminta kesediaan salah seorang peserta untuk
menyampai kan kesan-kesan selama mengikuti pelatihan ini.
64