Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejak dicanangkan oleh pemerintah tahun 1980 an, sampai dengan saat ini Posyandu (Pos
Pelayanan Terpadu) diarahkan dan merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat. Selanjutnya arah kebijakan dan strategi pembangunan bidang kesehatan
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019, menggariskan
bahwa peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan khususnya kesehatan anak
dilakukan melalui peningkatan peran Posyandu.
Peran Posyandu dalam sistem pelayanan kesehatan cukup penting terutama dalam kegiatan
imunisasi, gizi, upaya kesehatan ibu dan anak (KIA), KB, penanggulangan diare, penanggulangan
malaria, dan penyuluhan kesehatan masyarakat. Integrasi kegiatan posyandu dengan kegiatan
lain seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Bina Keluarga Balita (BKB) dan Tempat Penitipan
Anak (TPA) mulai dirintis dan ditingkatkan dalam rangka pengembangan anak usia dini secara
holistik dan terintegrasi.
Keberhasilan Posyandu terletak pada kinerja masyarakat itu sendiri terutama para kadernya
sebagai pengelola Posyandu. Namun kader, tidak bisa bekerja sendirian. Kader perlu mendapat
dukungan kongkrit baik dari masyarakat yang ada di lingkungan maupun dari pengampu
kepentingan di tingkat yang lebih tinggi (dari tingkat desa hingga tingkat pusat). Dukungan ini
diharapkan akan memudahkan kader bekerja di masyarakat. Untuk mendukung keberhasilan
Posyandu, maka sesuai Permendagri Nomor 54 tahun 2007 pemerintah bertanggung jawab dalam
hal pembentukan dan pembinaan Posyandu.
Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola
Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan kegiatan Posyandu saja,
tetapi juga merencanakan kegiatan dan mengaturnya. Kader Posyandu sebaiknya mampu
menjadi pengelola Posyandu, karena merekalah yang paling memahami kondisi kebutuhan
masyarakat di wilayahnya. Dalam pengelolaan Posyandu, kader dibantu oleh Kelompok Kerja
Operasional (Pokjanal) Posyandu.

B. PERMASALAHAN POSYANDU
1. Banyak Kader Posyandu yang tidak aktif lagi dan atau sangat kurang jumlahnya.
2. Kurangnya pengetahuan, sikap dan keterampilan kader Posyandu, bahkan ada yang
belum memahami hal-hal baru berkaitan dengan kegiatan Posyandu.
3. Adanya perkembangan keadaan dan kebijakan-kebijakan baru yang berkaitan dengan
pengelolaan Posyandu yang informasinya tidak sampai ke Posyandu.

1
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup materi pelatihan difokuskan pada Program Minimum Posyandu pada sasaran
utama Posyandu, yaitu ibu hamil, ibu menyusui, Wanita Usia Subur (WUS), bayi, dan balita.
Penekanan materi pelatihan adalah pada upaya peningkatan pengetahuan, pengembangan sikap
dan keterampilan para kader dalam “pengelolaan Posyandu”.
Materi pelatihan juga diperkaya dengan peningkatan kemampuan petugas kesehatan Desa
dalam memberikan penyegaran kader Posyandu.

D. TUJUAN UMUM
Setelah selesai mengikuti Pelatihan ini, diharapkan para Kader Posyandu dengan dukungan
kelompok berkepentingan dapat mengelola dan melaksanakan kegiatan di Posyandu secara
komprehensif.

E. TUJUAN KHUSUS
1. Petugas Kesehatan Desa mempunyai pedoman dalam memberikan penyegaran terhadap
kader Posyandu.
2. Mampunya kader memahami tugas-tugas Kader Posyandu.
3. Mampunya kader melaksanakan lima langkah kegiatan di Posyandu.
4. Mampunya kader melakukan pencatatan kegiatan posyandu, mengisi dan membaca Kartu
Menuju Sehat, membuat balok SKDN, membuat grafik cakupan, dan menganalisanya.
5. Mampunya kader melakukan penyuluhan Gizi Keluarga, ASI Eksklusif, Immunisasi, PHBS,
Lingkungan Sehat, ISPA, Diare, TBC, Malaria.
6. Mampunya kader membahas dan mendiskusikan masalah-masalah yang ada di
Posyandu.

F. PESERTA
1. Petugas Kesehatan Desa Wilayah Puskesmas Malakopa 5 orang dan Wilayah Puskesmas
Sikakap 3 orang.
2. Pengelola Posyandu di daerah dampingan Surfaid International 2 orang per Posyandu =
26 orang.

2
G. FASILITATOR
Fasilitator pelatihan ini adalah dr H Prima Nofeki Syahrir, MM, dibantu oleh Ko Fasilitator
Rosneli SPsi. Fasilitator mempunyai tugas dan tanggung-jawab sebagai berikut :
1. Menata acara belajar, menyiapkan materi, dan menyajikan materi.
2. Menata situasi proses belajar sehingga terjadinya interaksi proses belajar mengajar.
3. Mengarahkan acara belajar dan menilai bahan belajar sesuai dengan rencana pelatihan.
4. Mengadakan bimbingan pada diskusi / kerja kelompok.
5. Merumuskan kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil kegiatan peserta.
6. Mengadakan evaluasi terhadap peserta dan proses pelatihan

H. MATERI DAN ALOKASI WAKTU


1. Tugas-Tugas Kader Posyandu (90 Menit)
2. Pelaksanaan 5 Langkah Kegiatan Posyandu (90 Menit)
3. Mengisi dan Membaca Kartu Menuju Sehat (KMS), Membuat Balok SKDN dan Grafik
Cakupan (180 Menit)
4. Tekhnik Penyuluhan (45 Menit)
5. Bahan – bahan Penyuluhan ; ASI Eksklusif, Immunisasi, PHBS, Lingkungan Sehat, ISPA,
Diare, TBC, Malaria (270 Menit)
6. Pencatatan Kegiatan Posyandu (90 Menit)
7. Pembahasan Masalah – Masalah di Posyandu (90 Menit)
8. Pelaksanaan Kunjungan Rumah (45 Menit)
9. Upaya Meningkatkan Gizi Keluarga (90 menit)
10. Rencana Tindak Lanjut Dan Evaluasi Pelatihan (135 Menit)

I. METODE DAN MEDIA BELAJAR


1. Metode Belajar : Partisipatori - andragogi
2. Media belajar :
a. Komputer dan Printer
b. Lembar balik KIA, gizi, PHBS, Immunisasi, dan lain-lain
c. Kertas flip chart 60 lembar
d. Kartu jodoh (warna biru ¼ lembar HVS ukuran kwarto) 60 lembar
e. Kartu arus (warna merah ¼ lembar HVS ukuran kwarto) 60 lembar
f. Lembar evaluasi (warna putih ¼ lembar HVS ukuran kwarto) 60 lembar
g. LCD
h. Papan tulis
i. Sound sistem
BAB II
MODUL DAN BAHAN AJAR
3
A. TUGAS-TUGAS KADER POSYANDU

Pokok bahasan TUGAS-TUGAS KADER POSYANDU

Metode Kuliah, Diskusi Kelompok

Tujuan 1. Peserta dapat menyebutkan tugas- tugas kader posyandu, baik


sebelum hari buka posyandu, pada saat buka posyandu, atau
sesudahnya
2. Peserta dapat menjelaskan apa yang disebut Paket Pelayanan
Minimal Posyandu dan Paket Pelayanan Pilihan Posyandu

Waktu 90 menit

Proses Pembelajaran

Tugas-Tugas Kader Posyandu


a. Tugas sebelum hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada (H–) Posyandu, yaitu
berupa tugas-tugas persiapan oleh kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan
dengan baik
b. Tugas pada hari buka Posyandu atau disebut juga pada (H) Posyandu, yaitu berupa tugas-
tugas untuk melaksanakan pelayanan 5 kegiatan
c. Tugas sesudah hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada (H+) Posyandu . yaitu
berupa tugas-tugas setelah hari Posyandu
d. Penyelenggaraan Posyandu 1 bulan penuh, hari buka Posyandu untuk penimbangan 1 bulan
sekali

Diskusi Kelompok
a. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok kecil
b. Selanjutnya fasilitator membagikan kartu yang berisi tugas-tugas kader posyandu

Tugas Kelompok

Perhatikan dan pelajari setiap kartu bertuliskan tugas - tugas kader

4
a. Susunlah kartu-kartu tersebut dalam 3 kelompok kartu, yaitu: kartu - kartu tugas kader
sebelum hari buka Posyandu (H-), pada hari buka Posyandu (H), dan sesudah hari buka
Posyandu (+H).
b. Tempelkan ke-3 kelompok kartu tersebut di atas kertas dinding
c. Apabila perlu, tambahkan tugas - tugas kader Posyandu yang masih kurang dengan
menuliskan di atas kartu kosong

Pleno
a. Selanjutnya fasilitator mempersilahkan kepada masing-masing perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
b. Masing-masing kelompok kami beri kesempatan 3 menit
c. Masing-masing kelompok bisa langsung menanggapi hasil diskusi kelompok lain

Tugas-Tugas Kader Posyandu Pada Hari (–H)


a. Menyiapkan alat dan bahan, yaitu :
 Alat penimbangan bayi dan balita,
 Kartu menuju sehat (kms), alat peraga,
 Alat pengukur LILA,
 Obat-obatan yang dibutuhkan (tablet besi, Vitamin A, Oralit, dan lain-lain sesuai
kebutuhan),
 Bahan/materi penyuluhan dan lain-lain
b. Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberitahu ibu-ibu untuk datang ke
Posyandu, serta melakukan pendekatan ke tokoh yang bisa membantu memotivasi
masyarakat untuk datang ke Posyandu
c. Menghubungi Pokja Posyandu, yaitu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa /
kelurahan dan meminta mereka untuk memastikan apakah petugas sektor bisa hadir pada hari
buka Posyandu
d. Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan pembagian tugas diantara kader
Posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan kegiatan

5
Tugas-Tugas Kader Posyandu pada Hari (H)
Langkah 1 ;
a. Mendaftar bayi / Balita, yaitu menuliskan nama bayi / Balita pada KMS dan secarik kertas yang
diselipkan pada KMS
b. Mendaftar ibu hamil, yaitu menuliskan nama ibu hamil pada Formulir atau Register Ibu Hamil
Langkah 2 ;
a. Menimbang bayi / balita
b. Mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS
Langkah 3 ;
Mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas kedalam
KMS anak tersebut
Langkah 4 ;
Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang
digambarkan grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan. Hal – hal yang dijelaskan
adalah :
a. Memberikan nasehat kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau dari
hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran
b. Memberikan rujukan ke petugas kesehatan desa atau Puskesmas apabila diperlukan, untuk
bayi, balita, ibu hamil dan menyusui berikut ini :
 Bayi dan Balita : apabila berat badannya dibawah garis merah (BGM) pada KMS, 2 kali
berturut-turut berat badannya tidak naik, kelihatan sakit (lesu-kurus, busung lapar, diare,
rabun mata dan sebagainya)
 Ibu hamil atau menyusui : apabila keadaannya kurus, pucat, bengkak kaki, pusing terus
menerus, pendarahan, sesak napas, gondokan dan sebagainya
 Orang sakit
 Terdapat masalah dalam memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader
Posyandu, misalnya pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, Oralit, dan lain
sebagainya.
Langkah 5 ;
a. Pelayanan Imunisasi
b. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
c. Pengobatan
d. Pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A dan obat-obatan lainnya
e. Pemeriksaan kehamilan bagi Posyandu yang memiliki sarana yang memadai dan lain-lain
sektor yang terkait
Tugas-Tugas Kader Posyandu Pada Hari (+H)

6
a. Memindahkan catatan-catatan pada Kartu Menuju Sehat (KMS) kedalam buku register atau
buku Bantu kader
b. Menilai atau mengevaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari Posyandu pada
bulan berikutnya
c. Kegiatan diskusi kelompok (penyuluhan kelompok) bersama orang tua balita yang lokasi
rumahnya berdekatan (kelompok Dasawisma)
d. Kegiatan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan), sekaligus untuk tindak lanjut / rujukan
dan mengajak orang tua balita datang ke Posyandu pada kegiatan bulan berikutnya

Diskusi
Kepada semua peserta dari tugas-tugas tersebut di atas, tugas yang manakah yang paling sulit
dan paling mudah untuk dilakukan

Penyelenggaraan Posyandu Dibagi Dalam 2 Kegiatan, yaitu :


1. Kegiatan pelayanan minimal posyandu
2. Kegiatan pilihan di posyandu

Kegiatan Pelayanan Minimal


Paket Pelayanan Minimal Posyandu adalah kegiatan-kegiatan dasar yangmerupakan tugas utama
kader untuk dilaksanakan di Posyandu. Artinya kegiatan ini harus dilaksanakan oleh setiap
Posyandu di Indonesia. Program yang termasuk dalam paket pelayanan minimal adalah :
 Untuk Sasaran Bayi Dan Balita
a. Penimbangan bulanan dan penyuluhan gizi dan kesehatan
b. Pemberian paket pertolongan gizi : Pemberian vitamin A, pemberian paket Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI), Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
c. Imunisasi lengkap dan pemantauan kasus lumpuh layuh
d. Identifikasi gangguan/penyakit, pengobatan sederhana dan rujukan, terutama untuk diare,
ISPA, radang paru-paru (Pnemonia)
 Untuk Sasaran Ibu hamil
a. Pemeriksaan Kehamilan
b. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi Ibu kurang gizi atau Kurang Energi Kronis
c. Pemberian tablet tambahan darah (tablet besi)
d. Penyuluhan tentang gizi dan kesehatan ibu

7
 Untuk Sasaran Ibu Nifas/Menyusui
a. Pemberian kapsul vitamin A
b. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
c. Pelayanan nifas bagi ibu dan bayinya dan pemberian tablet tambah darah
d. Pelayanan KB
e. KIE / Penyuluhan tentang makanan selama menyusui, ASI Eksklusif, perawatan nifas dan
perawatan bayi baru lahir, pengenalan tanda bahaya dan KB

Kegiatan Pilihan
Sedangkan kegiatan pilihan Posyandu merupakan kegiatan di luar kegiatan dasar yang
disesuaikan dengan masalah / kebutuhan yang dirasakan masyarakat di wilayah layanan
Posyandu masing-masing. Artinya, kegiatan ini tidak wajib dilaksanakan oleh setiap Posyandu
karena tergantung pada kebutuhan masing-masing, misalnya :
a. Program air bersih, jamban keluarga dan perbaikan lingkungan pemukiman (pengelolaan
sampah, saluran pembuangan limbah, dan lain-lain)
b. Program kebun gizi
c. Perkembangan anak, termasuk kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB, PAUD)
d. Penanggulangan penyakit endemis setempat, misalnya malaria, gondok, Demam Berdarah
Dengue (DBD), dan lain-lain.
e. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
f. Dan lain-lain

Penutup
a. Siapa yang bisa menyebutkan tugas-tugas kader sebelum hari buka Posyandu, pada hari
buka Posyandu dan setelah hari buka Posyandu!
b. Siapa yang bisa menyebutkan kegiatan- kegiatan apa yang harus diselenggarakan kader
dalam rangka melaksanakan Paket Pelayanan Minimal Posyandu?
c. Siapa yang bisa menyebutkan kegiatan pilihan yang merupakan kebutuhan masyarakat di
Posyandu masing-masing?

8
B. PELAKSANAAN 5 LANGKAH KEGIATAN POSYANDU

Pokok bahasan PELAKSANAAN 5 LANGKAH KEGIATAN POSYANDU

Metode Kuliah, diskusi kelompok, simulasi

Tujuan 1. Peserta dapat menyebutkan pelaksanaan 5 langkah kegiatan


pada hari buka Posyandu
2. Peserta dapat melaksanakan proses atau langkah-langkah
kegiatan dari langkah kegiatan 1 sampai langkah kegiatan 5

Waktu 90 menit

Proses Pembelajaran

Pengertian
a. 5 langkah kegiatan Posyandu adalah kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pada hari buka
Posyandu (hari H). Langkah 1 sampai dengan 4 dilaksanakan oleh para kader, sedangkan
langkah 5 oleh petugas kesehatan, PLKB, atau sektor yang lainnya.
b. Khusus di langkah 4, bisa diisi oleh petugas berbagai sektor, seperti penyuluh pertanian,
peternakan, perkebunan, perikanan, industri rumah tangga, dan lain-lain.
c. 5 langkah kegiatan yang sering juga disebut system 5 meja bukan berarti benar-benar harus
ada 5 meja seperti yang banyak dipahami selama ini, karena ini hanyalah merupakan sistem
langkah kegiatan, artinya 5 jenis kegiatan, dan bisa saja tidak semua kegiatan menggunakan
meja yang sesungguhnya.

Simulasi (Persiapan)
Fasilitator memilih relawan sebanyak 16 orang untuk menjadi pemeran di bawah ini :
a. Pemeran-1 : Kader yang bertugas di langkah ke 1 (Pendaftaran)
b. Pemeran-2 : Kader yang bertugas di langkah ke 2 (Penimbangan)
c. Pemeran-3 : Kader yang bertugas di langkah ke 3 (Pencatatan)
d. Pemeran-4 : Kader yang bertugas di langkah ke 4 (Penyuluhan)
e. Pemeran-5 : Kader yang bertugas di langkah ke 5 (Pelayanan) bersama petugas kesehatan
f. Pemeran-6 : Ibu / Bapak yang membawa balita usia 2 tahun yang keadaannya sangat kurus
g. Pemeran-7 : Ibu hamil dengan balita usia 1 tahun yang sedang Diare
h. Pemeran-8 : Ibu menyusui dengan bayi usia 8 bulan dan belum diimunisasi
i. Pemeran-9 : Ibu / Bapak yang membawa balita usia 15 bulan yang belum mendapat imunisasi
lengkap
j. Pemeran-10 : ibu hamil yang usianya lebih dari 37 tahun dan kedua kakinya bengkak
9
k. Pemeran-11 : Ibu / Bapak yang sakit perut hebat sekali sehingga mengaduh-aduh kesakitan
dan meminta pertolongan kepada kader dan petugas kesehatan

Simulasi (Pelaksanaan)
a. Para kader dan petugas kesehatan bersiap-siap dan duduk didepan mejanya masing-masing.
b. Pemeran 6 dan 7 kemudian datang dan dilayani oleh kader sesuai langkah-langkah yang
seharusnya.
c. Setelah itu, pemeran 8, 9 dan 10 datang menyusul dan juga dilayani sebagai mana mestinya
oleh para kader.
d. Pemeran 11 kemudian datang juga menyusul.

Pleno
a. Didalam simulasi, apakah cara kader menghadapi peserta posyandu yang bermacam-macam
keadaannya sudah sesuai dengan tugas masing- masing ?
b. Bagaimana langkah-langkah kegiatan 1 s.d 5 yang benar ?
c. Di lapangan, proses di langkah berapa yang paling sulit dilaksanakan ? Mengapa ?
d. Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut ?

Langkah-Langkah Pelaksanaan Kegiatan Di Posyandu


Langkah -1 :
a. Kader mendaftar bayi / balita yang dibawa ibu-ibu : yaitu nama bayi / balita tersebut ditulis
pada secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS nya. Apabila balita merupakan
peserta baru, berarti KMS baru diberikan, nama anak ditulis pada KMS dan secarik kertas
yang kemudian diselipkan pada KMSnya.
b. Selain itu, kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu hamil tersebut ditulis pada Formulir
atau Register Ibu Hamil. Apabila ibu hamil tidak membawa balita, langsung dipersilahkan
menuju ke langkah 4.
Langkah - 2 :
a. Kader di langkah 1 meminta orang tua balita untuk membawa bayi / balitanya dan
menyerahkan KMS kepada kader di langkah 2.
b. Kader di langkah 2 menimbang dan mencatat hasil penimbangan bayi / balita tersebut pada
secarik kertas yang diselipkan dalam KMS
Langkah - 3 :
a. Setelah ditimbang, kader meminta keluarga balita menyerahkan KMS dan kertas catatan
kepada kader di langkah 3. setelah itu kader memindahkan catatan hasil penimbangan balita
dari secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut.
b. Kader menyerahkan KMS kepada keluarga balita yang kemudian menuju ke langkah 4.
10
Langkah - 4 :
a. Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga balita membacakan dan menjelaskan
data KMS tersebut.
b. Kader kemudian memberikan nasihat kepada keluarga balita, baik dengan mengacu pada
data KMS maupun pada hasil pengamatan terhadap anaknya.
c. Apabila tidak ada petugas kesehatan di langkah 5 (pelayanan), kader dapat melakukan
rujukan ke tenaga kesehatan, bidan, PLKB, atau Puskesmas apabila ditemukan masalah pada
balita, ibu hamil, atau ibu menyusui.
d. Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar, misalnya
Pemberian Makanan Tambahan (PMT), tablet tambah darah (tablet besi), Vitamin A, Oralit
dan sebagainya.
e. Di langkah 4 kader juga bisa mendatangkan bermacam – macam tenaga penyuluh seperti
penyuluh pertanian, perikanan, kehutanan, peternakan, industri rumah tangga, dan lain – lain.
Langkah - 5 :
a. Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, bidan,
atau PLKB yang memberikan layanan antara lain :
o Imunisasi
o Pemeriksaan ibu hamil
o Pemasangan alat kontrasepsi Keluarga Berencana (KB)
o Pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, dan lain - lain

Masalah-Masalah Yang Sering Ditemukan


Dari hasil temuan lapangan, beberapa kesulitan yang dihadapi kader di masing-masing langkah
adalah sebagai berikut:
a. Di langkah 1 : balita biasanya tidak sabar menunggu giliran apabila peserta yang datang
banyak
b. Di langkah 2 : bayi/balita biasanya menangis apabila ditimbang
c. Di langkah 3 : kader seringkali kerepotan mencatat hasil penimbangan ke dalam KMS apabila
pesertanya banyak
d. Di langkah 4 (penyuluhan) : merupakan proses yang paling sulit karena kader harus melayani
penyuluhan perorangan secara bergantian sedangkan keluarga dan balita biasanya tidak
sabar menunggu dan ingin segera pulang.
e. Di langkah 4 : Apabila penyuluhan kelompok seharusnya diberikan oleh penyuluh pertanian,
perikanan, kehutanan, peternakan, industri rumah tangga, dan lain – lain, petugasnya tidak
datang.
f. Di langkah 5 : Petugasnya tidak datang, sehingga pelayanan tidak bisa diberikan

Saran-Saran Untuk Kader


11
a. Selama menunggu, berikan makanan PMT kepada balita supaya mereka bisa menunggu
dengan tenang, atau berikan alat mainan edukatif apabila ada
b. Kader sebaiknya mengusahakan agar penimbangan ini seperti kegiatan bermain yang
gembira sehingga anak tidak merasa takut, mintalah para keluarga pengantar untuk terlibat
dalam menimbang balita
c. Kader sebaiknya saling membantu, apabila tugas di mejanya sudah selesai, bantulah kader
lain yang masih sibuk melayani peserta
d. Dalam melakukan penyuluhan, kader mengutamakan peserta yang keadaan balitanya
memang perlu diberi saran-saran atau penyuluhan; selain itu, kader juga bisa melaksanakan
penyuluhan kelompok sebelum pendaftaran / penimbangan
e. Laksanakan kegiatan buka Posyandu dengan disiplin waktu, tidak perlu menunggu keluarga
balita yang terlambat, dengan demikian, ibu-ibu yang lain tidak merasa bosan karena
menunggu terlalu lama

Penutup
Sebelum kita akhiri materi ini, kami persilahkan kepada peserta untuk menanyakan penjelasan
materi yang belum dipahami

12
C. MENGISI DAN MEMBACA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DAN MEMBUAT BALOK
SKDN

Pokok bahasan MENGISI DAN MEMBACA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DAN
MEMBUAT BALOK SKDN

Metode Kuliah, diskusi kelompok, latihan kasus

Tujuan 1. Peserta dapat melakukan pengisian Data Kartu Menuju Sehat


(KMS)
2. Peserta dapat menyebutkan catatan apa saja yang terdapat
didalam KMS
3. Peserta mengerti cara membaca KMS

Waktu 120 menit

Proses Pembelajaran

Pengertian KMS
KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain mengenai
perkembangan anak, yang dicatat setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun. KMS juga
dapat diartikan sebagai raport kesehatan gizi balita

Diskusi
a. Kapan dan dimana dilaksanakan pengisian KMS ?
b. Catatan (informasi) apa saja yang terdapat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) ?
c. Apa manfaat KMS ?

Jenis-Jenis Catatan Pada KMS


Pengisian KMS dilakukan pada saat hari buka Posyandu, yaitu di kegiatan berikut ini :

Di langkah 3 :
Kader memindahkan catatan hasil penimbangan balita yang ditulis di atas secarik kertas ke dalam
KMS anak tersebut. Catatan yang dimaksud adalah catatan berat badan ke dalam grafik.

Di langkah 4 :

13
Kader membaca data KMS, menjelaskan kepada ibu mengenai keadaan anak berdasarkan
catatan berat badan dalam grafik KMS. Kader juga menanyakan berbagai informasi yang penting
mengenai perkembangan tumbuh-kembang anak, kemudian dimasukkan ke dalam KMS.

Dengan Demikian, Jenis-Jenis Catatan (Informasi) Pada KMS Adalah :


1. Berat badan anak (pertumbuhan anak)
2. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif untuk bayi berumur 0 sampai 6 bulan
3. Imunisasi yang sudah diberikan pada anak
4. Pemberian vitamin A
5. Penyakit yang pernah diderita anak dan tindakan yang diberikan
6. Selain itu, kader juga menggunakan KMS untuk menanyakan perkembangan anak, yaitu :
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki anak sesuai dengan tingkat usianya (misalnya:
kemampuan merangkak, duduk, brejalan, bicara, dan sebagainya)

Manfaat Catatan/Informasi Pada KMS


Catatan / informasi pada KMS merupakan alat pemantau keadaan balita yang bisa dijadikan
acuan untuk memberikan penyuluhan kepada ibu/keluarganya. Selain sebagai acuan penyuluhan,
catatan KMS juga dijadikan bahan acuan untuk memberikan rujukan, baik ke langkah-5 maupun
ke Puskesmas. Rujukan diberikan pada bayi dan balita bila terdapat catatan berikut ini :
 Berat badan balita berada di Bawah Garis Merah (BGM) pada KMS dan dicurigai gizi buruk
 Berat badan balita 2 kali (2 bulan) berturut-turut tidak naik
 Berat badan balita berada di atas normal pada KMS (terlalu gemuk)
 Balita sakit
 Balita belum diimunisasi dan mendapat kapsul vitamin A

Cara Pengisian KMS


Pada balita yang baru pertama kali ditimbang, isilah nama, nomor pendaftaran, dan identitas balita
pada KMS. Cantumkan tanggal, bulan, tahun lahir balita pada kolom NOL Cantumkan bulan
penimbangan sesuai dengan hasil setiap kali balita ditimbang. Tentukan letak titik hasil
penimbangan berat badan pada KMS dengan cara menghubungkan garis mendatar berat badan
dan garis tegak umur pada grafik KMS, lalu buat titik atau tanda silang yang mudah terlihat

Aspek Yang Dimonitor Dalam Grafik KMS Dua Kali Penimbangan Atau Lebih
1. Berat badan naik, berarti :
 Anak sehat, gizi baik,

14
Tindakan :
o Keluarga balita diberi pujian dan diberi dukungan untuk mempertahankan kondisi anak
sehat
2. Berat badan tidak naik, berarti :
 Anak memiliki kemungkinan makanannya kurang dari segi jumlah atau mutu gizinya,
 atau terganggu kesehatannya (misalnya cacingan, panas, campak, dll),
Tindakan :
o Diberikan makanan tambahan,
o Penyuluhan gizi seimbang,
o Perlu dirujuk ke sarana kesehatan (Puskesmas/Rumah Sakit).
3. Di bawah garis merah, berarti :
 Anak perlu mendapatkan perhatian khusus dalam tumbuh kembangnya,
 Anak belum tentu terganggu tumbuh kembangnya,
 Perlu pengecekan panjang / tinggi badannya,
 Anak tersebut memang perlu mendapat perhatian khusus jika tubuhnya kurus,
Tindakan :
o Perlu pemberian makanan tambahan (PMT) yang diselenggarakan oleh Posyandu,
o Perlu penyuluhan gizi oleh kader/petugas gizi Puskesmas,
o Perlu dirujuk ke sarana kesehatan (puskesmas/Rumah sakit) untuk di tindak lanjuti.
4. Titik-titik berat badan dalam KMS terputus-putus (tidak teratur), berarti :
 Orang tua kurang giat memantau proses tumbuh kembang anak.
Tindakan :
o Pendekatan dan penyuluhan tentang manfaat memantau tumbuh kembang anak,
o Diberi motivasi untuk menimbang setiap bulan

Cara Membaca Catatan KMS


Anak dikatakan berat badannya naik :
 Apabila : garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna
 Apabila : garis pertumbuhannya pindah ke pita warna diatasnya.

Tugas Perorangan
a. Fasilitator meminta seluruh peserta berhitung dengan nomor 1 sampai 2 (diulang sampai
semua peserta mendapat nomor)
b. Selanjutnya Fasilitator membagi 2 macam kasus.

15
c. Setiap peserta yang mendapat nomor 1, mengerjakan kasus 1; sedangkan setiap peserta
dengan nomor 2, mengerjakan kasus 2.

Latihan (kasus 1)
Anak pertama Bapak dan Ibu Amin bernama Ani, lahir pada bulan Agustus 2008 dengan berat
badan 2,8 kg. Pada usia 1 bulan, berat badan Ani 3,0 kg. Sedangkan pada 3 bulan berikutnya Ani
tidak pernah ditimbang karena Ibu Amin bepergian. Sejak lahir sampai umur 6 bulan, Ani hanya
mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) saja. Setelah itu, atas saran Kader Posyandu, Ani mendaptkan
makanan pendamping ASI. Pada umur 6 bulan Ani agak demam, tetapi tetap mendapatkan
vitamin A, berat badannya waktu itu 5,4 kg. Umur 7 bulan, Ani menderita mencret, kemudian
dibawa ke PUSKESMAS dan saat ditimbang berat badannya 5,4 kg. Hasil penimbangan bulan
April 2009, berat badan Ani 5,7 kg. Imunisasi yang telah diberikan pada Ani adalah BCG, 2x DPT,
dan 2x polio.

Tugas :
a. Isilah KMS Ani secara lengkap
b. Siapkan penjelasan tentang keadaan pertumbuhan Ani

Latihan (kasus 2)
Pada bulan April 2009, Yanto anak Bapak dan Ibu Hasan berumur 6 bulan. Pada saat lahir, berat
badan Yanto 3,1 kg. Sampai usia 1 bulan, Yanto hanya mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) saja.
Tetapi, pada saat Yanto berusia 2 bulan, ibunya memberikan makanan berupa bubur dan pisang
yang dilumatkan. Hal ini karena ketidaktahuan Ibu Hasan. Saat berumur 4 bulan, tanggal 5
Februari 2009, untuk pertamakalinya Yanto dibawa ke Posyandu, dengan berat badan 4 kg, dan
mendapatkan imunisasi BCG walaupun sedang pilek. Pada umur 5 bulan, berat badannya 3,9 kg
dan mendapatkan imunisasi DPT dan polio yang pertama. Pada 4 April 2009, Yanto mendapatkan
imunisasi DPT dan polio kedua, berat badannya saat itu 4,2 kg.

Tugas :
a. Isilah KMS Yanto secara lengkap.
b. Siapkan penjelasan tentang keadaan pertumbuhan Yanto.

Pleno
 Fasilitator meminta peserta untuk menukarkan hasil pengisian KMS-nya dengan peserta lain
yang kasusnya serupa
 Silahkan anda diskusikan perbedaan hasil pengisian KMS tersebut, dengan mengajukan satu
persatu pertanyaan berikut :
o Kesalahan apa yang masih terjadi dalam pengisian KMS ?
16
o Catatan (informasi) apa yang paling sering lupa dimasukkan kedalam KMS ?
o Bagaimana cara membaca atau mengartikan catatan pada KMS ?

Membaca Catatan KMS (Dua Kali Penimbangan Atau Lebih)


1. Hubungkan titik berat badan hasil penimbangan bulan lalu dan bulan ini
2. Tentukan naik atau tidak naik, lalu catat dalam buku register
3. Bila bulan lalu balita tidak ditimbang atau bulan ini baru pertama kali ditimbang, maka tidak
dapat dinilai naik atau tidak naik

Balok SKDN dan Grafik Cakupan Kegiatan


• Balok SKDN
Balok SKDN menampilkan Jumlah Sasaran, KMS, Ditimbang dan Naik dalam bentuk angka
Absolut yang disajikan dalm bentuk grafik batang

• Grafik Cakupan Kegiatan


Grafik cakupan kegiatan menampilkan pencapaian kegiatan posyandu dalam persentase yang
terdiri dari cakupan penimbangan, naik berat badan dan BGM. Lebih baik ditampilkan dalam
bentuk grafik garis karena kita bisa melihat trend dalam satu tahun

Istilah Penting Sebelum Membuat Grafik Cakupan Kegiatan


• S = sasaran proyeksi (tetap)
• K = balita punya KMS
• D = balita yang ditimbang
• N = balita naik BBnya
• O = ditimbang bulan ini tidak ditimbang bulan lalu
• B = baru pertama kali ditimbang diposyandu
• T = BB turun, tetap atau naik tapi tidak memenuhi standar kenaikan BB minimal pd KMS
• D’ = D – B - O

Jenis Grafik Cakupan Kegiatan


• D/S
Menggambarkan partisipasi masyarakat dan merupakan cakupan penimbangan bulan ini.
Dihitung dengan cara
Jumlah yang ditimbang x 100 %
Jumlah sasaran proyeksi
• N/D

17
Menggambarkan keberhasilan program dan merupakan cakupan anak yang naik BBnya bulan
ini.
Dihitung dengan cara
Jumlah yang naik BBnya x 100 %
Jumlah sasaran yang ditimbang
• BGM/D
Menggambarkan status gizi yang jelek dan merupakan cakupan balita BGM bulan ini
Dihitung dengan cara
Jumlah yang berada di bawah garis merah x 100 %
Jumlah sasaran yang ditimbang

Contoh Balok SKDN

BALOK SKDN

120

100

80

60

40

20

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
S 100 98 100 98 96 98 98 100 98 98 100 100
K 100 98 100 98 96 98 98 100 98 98 100 100
D 80 78 80 78 76 78 78 80 78 78 80 80
N 60 58 60 58 56 58 58 60 58 58 60 60

18
Contoh Grafik Cakupan D / S

TRAND D/S PUSKESMAS SITUJUH TAHUN 2010

85

81
80
78 78

75 75 75
73

70 D/S
70
68

65
64
63
61
60 60
59

55

50
RI I
ET IL EI NI LI S R ER R R A
UA AR R M JU JU TU BE BE BE AT
RU AR AP US OB -R
N M EM KT
M M A
JA B
AG PT VE SE T
FE E O
NO DE RA
S

Contoh Grafik Cakupan N / D

TRAND N/D' PUSKESMAS SITUJUH TAHUN 2010

90
89 89 89

88 88

86 86 86

85

84 84

83 N/D'
82 82

81 81 81

80

78

76
I

ER

TA
R
ER
S

R
IL
I

EI
T

LI
I
AR

BE
BE
RE
UA

PR

JU
JU

A
B
ST

B
U

EM

R
M
EM

TO
A
R

A
N

A-
M

VE
B
JA

ES
K
PT
FE

AT
A

O
O
SE

D
N

19
Contoh Grafik BGM / D

TRAND BGM/D PUSKESMAS SITUJUH TAHUN 2010

6.0

5.5 5.4

5.0

4.5 4.5
4.3
4.2
4.0 BGM/D
3.6
3.5 3.5
3

3.0 3.0

2.7
2.5
2.3 2.3 2.3
2.1
2.0
I I
AR
R ET RI
L EI NI LI S R R R R A
UA M JU JU TU BE BE BE BE AT
NU AR AP US M TO M M -R
JA BR M TE VE SE TA
E AG P OK E
F
SE NO D RA

Tugas Perorangan

Sasaran proyeksi tahun 2015 di Dusun Kinumbuk 100 orang balita. Pada bulan Januari ini ada 95
orang balita, dan 92 diantaranya sudah memiliki KMS (buku KIA). Yang berhasil ditimbang hanya
72 oran. Ada 3 bayi yang lahir bulan ini. Pada bulan ini juga ada 9 orang anak yang status
pertumbuhannya tidak naik. Ada 7 orang anak yang tidak datang bulan lalu tapi datang bulan ini. 3
orang BGM. Pada bulan Februari ada 93 orang balita, dan 90 diantaranya sudah memiliki KMS
(buku KIA). Yang berhasil ditimbang hanya 70 orang. Ada 1 bayi yang lahir bulan itu. 6 orang anak
status pertumbuhannya tidak naik. Ada 11 orang anak yang tidak datang bulan lalu tapi datang
bulan Februari itu. 2 orang BGM.

Pertanyaan
Untuk kelompok 1.
1. Berapa N bulan Januari dan Februari.
2. Berapa D bulan Januari dan Februari.
3. Berapa cakupan penimbangan bulan Januari dan Februari.
4. Berapa cakupan balita yang naik BBnya bulan Januari dan Februari.
5. Berapa cakupan balita BGM bulan Januari dan Februari.

Untuk kelompok 2.
1. Buat Balok SKDN bulan Januari dan Februari.
2. Buat grafik cakupan kegiatan bulan Januari dan Februari.

Penutup
Jika masih terdapat penjelasan yang belum dimengerti, maka dipersilahkan untuk menanyakan.
D. TEKHNIK PENYULUHAN

20
Pokok bahasan TEKHNIK PENYULUHAN

Metode Kuliah, diskusi kelompok, Role Play

Tujuan 1. Peserta dapat menjelaskan pengertian penyuluhan


2. Peserta dapat mengembangkan pesan - pesan penyuluhan di
langkah 4 yang berhubungan dengan catatan KMS

Waktu 120 menit

Proses Pembelajaran

Diskusi
a. Apa yang dimaksud penyuluhan ?
b. Berapa menit kira-kira penyuluhan dilakukan untuk satu orang di langkah 4 ?

Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan merupakan penyampaian pesan /informasi dari satu orang atau kelompok kepada
satu orang atau kelompok lain mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan suatu program.
Sesuai dengan program kegiatan posyandu, penyuluhan yang diberikan di posyandu lebih banyak
mengenai kesehatan ibu dan anak

Kelebihan & Kekurangan Penyuluhan


 Kelebihan :
Cara ini bisa menjangkau lebih banyak orang dan kader bisa lebih mudah mempersiapkan
informasi - informasi apa saja yang akan disampaikan. Untuk mengatasi kelemahan diatas,
dalam melakukan penyuluhan, kader bisa memberi kesempatan kepada sasaran untuk
bertanya dan mengemukakan pendapat.

 Kekurangan :
Biasanya penyuluhan dilakukan dengan ceramah yang merupakan proses komunikasi satu
arah. Karena itu sasaran atau pendengar tidak bisa menceritakan pendapat dan
pengalamannya. Penyuluhan menjadi seperti guru yang memberitahu segala sesuatunya pada
peserta. Karena tidak dilibatkan, seringkali peserta menjadi bosan dan kurang memperhatikan
pembicaraan.
Topik Penyuluhan Yang Wajib di Langkah 4
1. Penyuluhan Tentang Bayi / Balita, Dengan Mengacu Pada Data KMS, Meliputi :
a. Penyuluhan tentang cara memantau pertumbuhan anak yang baik.

21
b. Penyuluhan pemberian ASI saja (ASI eksklusif) untuk bayi berusia 0-6 bulan
c. Penyuluhan pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) untuk bayi berusia 6 bulan
sampai 2 tahun.
d. Penyuluhan gizi dan pemberian vitamin A untuk balita.
e. Penyuluhan tentang manfaat imunisasi bagi balita
f. Penyuluhan tentang perkembangan anak dan latihan (bimbingan) apa yang perlu diberikan
sesuai dengan usia anak, misalnya : latihan berjalan, berbicara, dan mandi sendiri dan
sebagainya

2. Penyuluhan Tentang Ibu Hamil Dan Menyusui / Nifas Meliputi :


a. Penyuluhan tentang cara merawat ibu hamil / menyusui (pemeriksaan teratur, perawatan
gigi, imunisasi, istirahat dan sebagainya).
b. Penyuluhan tentang gizi dan pemberian tablet tambah darah (tablet besi)
c. Penyuluhan tentang persalinan yang aman
d. Penyuluhan tentang keluarga berencana setelah melahirkan.
e. Penyuluhan tentang ASI eksklusif.

3. Penyuluhan Tentang Topik Lain Yang Bermanfaat


a. Penyuluhan tentang air bersih, jamban keluarga, pengelolaan sampah, pengelolaan air
limbah.
b. Penyuluhan tentang kebun gizi.
c. Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
d. Penyuluhan tentang pencegahan ISPA, diare, TBC
e. Penyuluhan tentang peternakan yang bisa dikelola di tingkat rumah tangga
f. Penyuluhan tentang pemanfaatan potensi yang ada untuk industri rumah tangga, seperti
mengolah pisang, mengolah keladi
g. Dan sebagainya.

22
Isi Penyuluhan
 Dalam menyusun informasi penyuluhan, sebaiknya memuat hal-hal sebagai berikut sebagai isi
penyuluhan :
o Pesan-pesan pokok : yaitu informasi yang diharapkan sasaran mau melaksanakannya
o Manfaat : yaitu penjelasan mengenai manfaat apabila sasaran melaksanakan pesan-pesan
itu.
o Akibat : yaitu penjelasan mengenai apa akibatnya apabila hal itu tidak dilaksanakan.
 Apabila masalah sudah terjadi pada sasaran : yaitu penjelasan tentang bagaimana cara
mengatasi masalah yang sudah terjadi, baik keluarga sendiri atau yang bisa dibantu oleh
posyandu, atau yang perlu dirujuk.
 Agar kader bisa menjadi penyuluh yang baik, kader harus menguasai materi-materi dan
pesan-pesan pokok setiap topik penyuluhan yang wajib di langkah 4. Caranya, tentu saja
dengan banyak belajar dari orang lain, berlatih, dan membaca

Diskusi kelompok
 Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok.
 Tugas kelompok adalah :
o Pilihlah satu topik penyuluhan.
o Susunlah penyuluhan yang lamanya 3-5 menit dengan isi sebagai berikut :
 Pesan-pesan pokok penyuluhan (pergunakan buku kader posyandu untuk mencari
bahan informasi)
 Apa manfaat bila pendengar melaksanakan isi pesan tersebut.

Role Play
Selanjutnya fasilitator meminta salah seorang peserta di tiap kelompok memperagakan
penyampaian pesan penyuluhan, sementara anggota kelompoknya berperan sebagai ibu - ibu
peserta posyandu, sedangkan peserta lain mengamati.

Diskusi
 Tepatkah isi pesan-pesan pokok penyuluhan yang disampaikan oleh masing-masing peraga ?
 Kesulitan-kesulitan apa yang masih dirasakan kader dalam melaksanakan penyuluhan di
langkah 4 ? Bagaimana cara mengatasinya ?
 Bagaimana caranya agar penyuluhan menarik perhatian sasaran ?

Caranya Agar Penyuluhan Menarik

23
 Informasi dan saran-saran diberikan berdasarkan keadaan atau permasalahan peserta yang
datang ke posyandu, misalnya : keadaan yang terdapat pada data kms atau permasalahan
yang disampaikan oleh peserta itu sendiri.
 Saran-saran yang disampaikan jelas dan cukup praktis sehingga bisa dilaksanakan oleh ibu-
ibu, misalnya : jenis makanan yang bergizi yang mudah didapat dan murah diperoleh ibu-ibu di
desa tersebut.
 Penjelasan dan saran diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh
masyarakat, khususnya penjelasan tentang bahasa-bahasa kesehatan, misalnya : imunisasi,
alat kontrasepsi, tablet tambah darah (tablet besi), kurang darah (anemia), kurang gizi, dan
sebagainya.
 Kader bersikap ramah dalam memberikan informasi dan saran- saran, tidak disertai dengan
kecaman atau omelan terhadap ibu atau seseorang yang bermasalah.
 Peserta diberi kesempatan untuk bertanya, bukan mendengarkan saja

Penutup
 Siapa yang dapat menyebutkan pengertian penyuluhan.
 Topik-topik penyuluhan apa yang wajib di langkah 4 ?

24
E. BAHAN – BAHAN PENYULUHAN ; ASI EKSKLUSIF, IMMUNISASI, PHBS, LINGKUNGAN
SEHAT, ISPA, DIARE, TBC, MALARIA

Pokok bahasan BAHAN – BAHAN PENYULUHAN ; ASI EKSKLUSIF,


IMMUNISASI, PHBS, LINGKUNGAN SEHAT, ISPA, DIARE, TBC,
MALARIA

Metode Diskusi kelompok, Role Play

Tujuan 1. Peserta dapat menjelaskan pengertian materi penyuluhan


kelompok yang bisa dilaksanakan di posyandu.
2. Peserta dapat memberikan penyuluhan kelompok di langkah ke 4
3. Peserta dapat mempergunakan berbagai media penyuluhan
kelompok

Waktu 270 menit

Proses Pembelajaran

a. Fasilitator membagi peserta dalam 8 kelompok, dan membagi topik penyuluhan masing –
masing satu topik tiap kelompok.
b. Masing masing kelompok mendiskusikan tata cara pemberian penyuluhan sesuai topik yang
dibagikan.
c. Kelompok menunjuk salah seorang anggota kelompok untuk mempraktekkan memberi
penyuluhan. Kelompok lain jadi pengamat.

1. ASI EKSKLUSIF
• ASI Ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, air putih, jeruk, madu, air teh dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang
papaya, bubur susu, biskuit, bubur dan nasi tim.
• Lama pemberian ASI Ekslusif adalah sampai bayi berusia 6 bulan, setelah 6 bulan mulai
diberi makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2
tahun/lebih.
• ASI Ekslusif dapat menurunkan risiko kematian bayi karena infeksi saluran nafas akut dan
diare.

Perbedaan ASI dan Susu Sapi

25
1. ASI mengandung lebih banyak Laktosa sehingga lebih mudah diserap, sedangkan susu sapi
mengandung lebih banyak lemak dan protein sehingga lebih sulit diserap
2. ASI mengandung protein anti infeksi dan hanya 35% kasein (gumpalan) dibandingkan susu
sapi yang mengandung 80% kasein (gumpalan) yang menyebabkan susu sapi lebih sulit
dicerna sehingga bayi yang diberi ASI hampir tidak pernah mengalami sembelit
3. Kandungan vitamin dalam ASI jauh lebih tinggi dan sesuai kebutuhan bayi dari pada susu
sapi
4. 50% zat besi yang terkandung dalam ASI dapat diserap tubuh bayi dibanding susu sapi yang
hanya 10% zat besinya yang dapat diserap tubuh
5. ASI mengandung sedikitnya 100 jenis bahan yang tidak ditemukan pada susu sapi dan tidak
dapat ditiru dengan tepat oleh formula yang dijual
6. Jumlah dan komposisi ASI diproduksi sesuai dengan kebutuhan bayi hingga disapih

Beberapa Manfaat Menyusui


1. Pemberian ASI sangat mudah, tidak diperlukan rencana sebelumnya atau alat-alat; ia selalu
tersedia dimanapun dan pada suhu yang tepat
2. Pemberian ASI ekonomis, tidak diperlukan botol atau susu formula yang dibeli, tidak ada susu
yang tidak habis atau kaleng susu yang terbuka sehingga terjadi pemborosan
3. Menyusui membutuhkan usaha lebih banyak dari pada menyedot dari botol dan hal ini
mendorong terjadinya perkembangan yang optimum dari tulang rahang, gigi dan langit-langit
bayi
4. Menyusui mempercepat terjadinya pengerutan rahim ibu kembali pada ukuran sebelum
kehamilan
5. Menyusui dapat mencegah kehamilan
6. Menyusui menjaga kesehatan ibu, karena menyusui memperpanjang waktu istirahat bagi ibu
baru yang sangat penting dalam 6 minggu pertama setelah persalinan
7. Menyusui dapat mempererat hubungan ibu dan bayi (Emotional Bonding)
8. Ibu merasa lebih bahagia
9. Bayi lebih jarang menangis
10. Anak menunjukkan uji kepintaran yang lebih baik dikemudian hari

26
Beberapa Sebab ASI Berkurang
1. Bayi tidak langsung disusui
2. ASI tidak diperah
3. Jika payudara tetap penuh maka terbentuk PIF ( Prolacting Inhibiting Factor ) yaitu zat yang
menghentikan pembentukan ASI
4. Faktor Psikologis ibu : khawatir, stress, rasa ragu dan rasa nyeri

Bagaimana Merningkatkan Jumlah ASI


1. Berpikirlah dengan penuh kasih sayang terhadap bayi
2. Suara bayi
3. Kehadiran bayi selalu didekat ibu
4. Rasa percaya diri ibu untuk menyusui bayinya

Kiat Sukses Menyusui


Sebelum melahirkan :
1. Bicarakan dengan suami karena dukungannya sangat penting
2. Bicarakan dengan dokter kandungan atau petugas kesehatan yang akan menolong persalinan
3. Pilih RS bersalin yang mendukung pemberian ASI
4. Siapkan pakaian ibu yang memudahkan pemberian ASI
5. Sebaiknya rawat gabung sejak di RS

Sesudah melahirkan :
1. Pengisapan /menyusui sejak jam pertama kelahiran sangat penting
2. Walau masih menggunakan infus ibu tetap dapat menyusui
3. Sejak di RS bayi disusui sesering mungkin (setiap bayi menginginkannya)
4. Berkonsultasi pada petugas kesehatan yang memahami bila menemui kesulitan

Cara Pemberian ASI Eksklusif


• Perlekatan mulut bayi ke payudara saat menyusui adalah kunci keberhasilan menyusui
• Perlekatan yang benar adalah :
o Dagu bayi menempel ke payudara ibu
o Mulut bayi terbuka lebar
o Bibir bawah terputar ke bawah
o Sebagian besar areola masuk ke mulut bayi
• Perlekatan yang salah dapat menyebabkan nyeri, puting lecet dan ASI tidak keluar lancar
• Pada saat menyusui lidah bayi bergerak bergelombang (memeras) dan mendorong ASI keluar
dari gudang ASI ke dalam mulut bayi
Bila Ibu Harus Kembali Bekerja
 Mulai menabung ASI sejak 1 bulan sebelum kembali bekerja
27
 ASI dapat disimpan didalam lemari es selam 3 hari dan didalam freezer selama 3 bulan
 Ditempat kerja, perah setiap 3 jam dan simpan dalam cooler box/ termos
 ASI yang belum diperah tidak basi

Ingat !!!
Menyusui adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan seorang ibu pada bayinya.
Pada keadaan miskin, menyusui mungkin merupakan pemberian satu-satunya; pada keadaan
sakit menyusui merupakan pemberian yang menyelamatkan jiwanya.

2. IMMUNISASI
Konsep Immunisasi
• Vaksin yang diberikan ke bayi adalah kuman yang sudah dilemahkan atau zat mirip kuman
yang disuntikkan atau diteteskan ke tubuh bayi.
• Zat ini dikenali oleh tubuh bayi sebagai benda asing yang perlu dilawan, sehingga sistem
immunitas bayi memproduksi antibodi untuk melawan kuman-kuman tersebut.
• Ada antibodi yang cukup dibentuk melawan penyakit dengan 1 kali immunisasi saja, ada
yang memerlukan booster (pengulangan) untuk memperkuat dan memperbanyak antibodi.

Penyakit yang Bisa Dicegah Dengan Immunisasi


1. TBC : Bisa dicegah dengan immunisasi BCG.
2. DIFTERI : Penderita diphtheria 50% meninggal dengan gagal jantung. Dapat dicegah dengan
immunisasi DPT .
3. PERTUSIS : Penderita pertussis 54% kematian karena komplikasi pneumonia. Dapat dicegah
dengan immunisasi DPT.
4. TETANUS : Tetanus neonatorum dapat dicegah dengan immunisasi DPT atau TT sebanyak 5
kali (5T) seumur hidup.
5. HEPATITIS : Penyakit hepatitis dapat dicegah dengan immunisasi Hb.
6. POLIO : Kasus lumpuh polio cacat menetap bila otot paru kena, bisa meninbulkan kematian.
Dapat dicegah dengan immunisasi Polio.
7. CAMPAK : Campak pada balita bisa menimbulkan kebutaan dan luka yang dalam dan luas di
mulut. Kematian karena komplikasi pneumonia. Dapat dicegah dengan immunisasi Campak.

Sasaran Program Immunisasi


• Bayi (0-11 bln)
• Anak Batita, umur 18 bulan dan 24 bulan
• Anak usia sekolah dasar
28
• Wanita usia subur (WUS): wanita berusia 15 – 39 tahun, terrmasuk Ibu hamil (Bumil) dan
Calon Pengantin (Catin)

Imunisasi Lanjutan

Jadwal Immunisasi Lanjutan


• Pemberian imunisasi lanjutan DPT/HB/Hib diberikan pada anak usia 18 bulan yang sudah
mendapatkan imunisasi DPT/HB maupun DPT/HB/Hib tiga dosis.
• Pada anak yang belum mendapat DPT-HB 3 dosis saat bayi, harus melengkapi imunisasi
dasar secepatnya dengan DPT-HB atau DPT-HB-Hib dan imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib
diberikan minimal 12 bulan dari DPT atau DPT-HB-Hib dosis ketiga.

29
• Imunisasi lanjutan Campak diberikan pada anak usia 24 bulan.
• Apabila anak belum pernah mendapatkan imunisasi Campak sebelumnya atau saat bayi,
maka berikan imunisasi campak secepatnya. Apabila anak belum mendapatkan campak pada
saat pemberian imunisasi lanjutan Campak, maka pemberian campak saat itu dianggap
sebagai dosis pertama. Selanjutnya harus dilakukan pemberian imunisasi Campak dosis
kedua minimal 6 bulan setelah dosis pertama

Kontra Indikasi Immunisasi


• Ada riwayat kejang, syok atau reaksi lain setelah mendapat DPT 1, pemberian DPT 2 atau
DPT 3 diganti dengan DT.
• Anak yang sering kejang atau kelainan neurologis yang aktif, jangan diberi DPT.
• Anak dengan demam tinggi (38,50 C atau lebih), jangan diberi immunisasi apapun sampai
suhu tubuhnya normal.

Catatan Ringan
• Beri bayi immunisasi sesuai umurnya.
• Jika bayi mendapat immunisasi terlalu muda untuk immunisasi tertentu, tubuh bayi tak bisa
melawan penyakit dengan baik karena sistem imunnya belum sempurna dibangun.
• Jika bayi tak mendapat immunisasi saat umurnya cukup, resiko mendapat penyakit akan
bertambah.
• Semua anak harus mendapat immunisasi lengkap sebelum ulang tahun pertama.

30
3. PEMBUDAYAAN HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
1. Mintalah pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, agar ibu
dan bayi selamat dan sehat.
2. Berilah bayi asi saja dari usia 0-6 bulan agar bayi tumbuh sehat dan tidak mudah sakit.
3. Timbang bayi dan balita kita setiap bulan di posyandu agar terpantau pertumbuhan dan
perkembanganya.
4. Tersedianya air bersih di lingkungan kita agar terhindar dari penyakit kulit, kecacingan, dan
muntah ber.
5. Biasakan buang air besar dijamban sehat agar terhindar dari muntah berak (muntaber) di
lingkungan kita.
6. Biasakan cuci tangan pakai sabun dengan air bersih yang mengalir agar tidak mudah
tertular penyakit.
7. Rumah bebas jentik dan nyamuk dengan 3 m plus (menguras, mengubur, menutup,
menelungkupkan, menghindari gigitan nyamuk). Lakukan secara serentak seminggu sekali
agar terhindar dari demam berdarah.
8. Ayo makan sayur dan buah setiap hari agar terhindar dari penyakit stroke, tekan darah
tinggi, diabetes dan kanker.
9. Lakukan aktifitas fisik minimal 30 menit setiap hari agar terhindar dari penyakit jantung,
stroke, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus dan kanker.
10. Jadikan rumah kita bebas asap rokok agar anggota keluarga terhindar dari bahaya 4000
macam racun rokok.

4. LINGKUNGAN SEHAT
Lingkungan sehat adalah lingkungan yang tidak tercemar, dimana Sampah, Air Limbah dan
Tinja di buang secara benar. Ini dapat terwujud dengan cara :
a. Rumah Yang Sehat
b. Ada nya Sarana Air Bersih (SAB) dan Air Sehat
c. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang Memenuhi Syarat
d. Jamban Keluarga yang terpelihara
e. Pembuangan Sampah yang benar

Rumah Sehat
1. Mempunyai Sarana Air Bersih
2. Mempunyai Jamban Keluarga
3. Mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah
4. Mempunyai Tempat Sampah
5. Mempunyai Ventilasi Yg Cukup ( 1 / 5 dari Luas Lantai )

31
6. Lantai Kedap Air
7. Bebas dari Jentik Nyamuk
8. Halaman Bersih
9. Rumah Terpisah dari Kandang ternak
10. Pencahayaan Yang Cukup

 Sarana Air Bersih


Ciri ciri Air Bersih
1. Jernih
2. Tidak berwarna
3. Tidak berbau
4. Tidak Berasa
Jenis Sarana Air Bersih
1. Kran Umum
2. Pemamfaatan Air Hujan
3. Sumur Pompa Tangan
4. Penampungan Mata Air
5. Sumur Gali

32
Persyaratan Tekhnis Kran Umum
 Lantai harus kedap air dengan kemiringan 2 %
 Saluran air bekas minimal 3 M
 Keliling lantai ditinggikan setebal 5 CM
 Tinggi kran dari lantai minimal 80 M
 Kran selalu dalam kondisi baik
 Lantai harus kondisi baik
 Retak - retak harus diperbaiki segera
 Lantainya harus disikat setiap minggu
 Jagalah agar bak selalu dalam keadaan tertutup rapat

Persyaratan Sumur Pompa Tangan


 Lokasi berjarak terhadap pencemaran minimal 10 M
 Lantai harus kedap air, minimal 1 M dari bibir sumur, tidak retak, kemiringannya 1-5 %
 SPAL tidak menimbulkan genangan air, kemiringannya minimal 2 %
 Dudukan pompa harus kuat dan tidak retak, dengan ketinggian 50 -60 CM

Persyaratan Tekhnis Penampungan Air Hujan


 Penampungan air hujan digunakan untuk penyediaan daerah yang kering
 Bak harus selalu tertutup rapat
 Saringan yang kotor harus segera diganti atau dibersihkan
 Bak harus dibersihkan sebelum musin hujan

Persyaratan Tekhnis Perlindungan Mata Air


 Sumber air harus dari mata air bukan dari saluran air permukaan
 Jarak mata air dari sumber pencemaran (misalnya kandang sapi) minimal 10 M
 SPAL rapat dengan kemiringan minimal 2 %
 Atap dan dinding bangunan rapat.
 Pangkal pipa untuk mengalirkan air dilengkapi kawat kasa

Persyaratan Tekhnis Bak Penampungan Mata Air


 Lantai bak harus kedap air dan mudah dibersihkan
 Lubang kontrol dipasang bibir, tutup lubang terbuat dari bahan yang kuat, rapat, dan diberi
kunci pengaman
 Atap dan dinding harus kedap air dan sekelilingnya dibuat saluran air hujan (talang air)

Persyaratan Tekhnis Sumur Gali

33
 Lokasi berjarak minimal 10 M dari sumber pencemaran (misalnya kandang kerbau)
 Lantai harus kedap air dengan lebar minimal 1 M dari bibir / dinding sumur, tidak retak, tidak
bocor, tidak tergenang air (kemiringan 1-5 % )
 Dilengkap SPAL agar tidak menimbulkan genangan
 Tinggi bibir sumur minimal 80 cm dari lantai, terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air
 Dinding sumur minimal sedalam 3 M dari permukaan tanah dibuat dari bahan yang kedap air
dan kuat
 Jika menggunakan timba harus selalu dalam keadaan tergantung dan tidak boleh diletakkan di
lantai

Persyaratan Tekhnis Mendapatkan Air Minum yang Sehat


 Airnya harus dari sarana air yang bersih
 Tempayan sebagai penampung air harus bersih
 Gayung pengambil air juga harus bersih
 Masak air sampai mendidih sebelum diminum
 Gunakan alat minum yang bersih

34
Contoh Jamban yang Dibangun Oleh Masyarakat

Pengelolaan Sampah

35
Pembuangan Air Limbah
 Sebaiknya tertutup
 Kurang baik bila terbuka.
 Bila terpaksa terbuka, pastikan airnya mengalir lancar, tidak tersumbat.

Syarat syarat SPAL :


 Tidak Mencemari Sumber air Bersih
 Tidak menjadi tempat sarang nyamuk

5. INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)


ISPA adalah masuknya mikroorganisme atau kuman penyakit (bakteri,virus,riketsia) ke dalam
saluran pernafasan yang menimbulkan gejala penyakit yang dapat berlangsung sampai 14
hari. ISPA juga dikenal sebagai batuk pilek biasa (common cold)

Gejala ISPA
 Demam

36
 Sakit Kepala
 Nyeri otot,nyeri sendi
 Nafsu makan menurun
 Nyeri tenggorokan,Batuk kering
 Hidung tersumbat,bersin,ingus encer

Penatalaksanaannya
 Istirahat saja, sebetulnya tidak perlu makan obat karena akan sembuh sendiri
 Banyak minum air putih.
 Banyak makan yang mengandung vitamin C seperti sayur dan buah-buahan.
 Hindari kena hujan,asap,debu.
 Hindari kontak dengan penderita.
 Bila muncul gejala sesak nafas (umur kurang dari 1 tahun > 50 kali per menit, umur 1-5 tahun
> 40 kali per menit), atau tarikan dinding dada ke dalam, atau terdengar bunyi ketika anak
menarik nafas, segera bawa ke sarana kesehatan.

37
6. DIARE
Diare adalah buang air besar (BAB) lebih dari dari 3 kali dalam waktu 24 jam dengan
konsistensi lembek atau cair.

Penyebab diare antara lain :


 Infeksi kuman (bila makan makanan yang tercemar oleh kuman)
 Higiene perorangan yang buruk
 Sanitasi Lingkungan yang buruk
 Alergi

Bagaimana gejala penyakit diare ?


 Sering berak,berak lembek/cair atau berupa air saja
 Sering di sertai mual dan muntah
 Bila diare berlangsung lama maka penderita akan kekurangan cairan ,Ubun besar cekung pd
bayi.
 Rasa haus,mulut dan bibir kering,mata cekung
 Dan kulit keriput.menurunnya berat badan
 Menurunnya kesadaran,gelisah,mengantuk

Apa bahaya diare?


Bila penderita diare tidak segera di tolong/diobati penderita akan kehabisan cairan dan meninggal

Bagaimana memberikan pertolongan pertama pada penderita Diare


Sebelum penderita dibawa ke sarana kesehatan (puskesmas, dokter, rumah sakit, dll), berikan
pertolongan berupa:
 Segera beri banyak minum dengan cairan yang ada di rumah (air minum, air teh, air tajin, kuah
sayur) sebanyak-banyaknya.
 Bila tersedia oralit beri oralit sebanyak-banyaknya.
 Selain ORALIT bisa juga membuat larutan gula garam (LGG) yaitu dengan cara :
Satu sendok teh penuh gula ditambah ¼ sendok teh garam dapur, lalu dilarutkan dalam 1
gelas air matang (200 cc).
 Bila diare berlanjut, dirujuk ke sarana kesehatan

Bagaimana menyiapkan oralit?


 Cuci tangan pakai sabun sebelum menyiapkan

38
 Sediakan satu gelas air matang (200 ml)
 Masukkan semua bubuk oralit kemasan 200 ml kedalam gelas tersebut.
 Aduk sampai rata .

Bagaimana mencegah diare ?


 Meningkatkan kebersihan perorangan dan lingkungan
 Cuci tangan dengan sabun sebelum makan,setelah buang air besar/berak
 Buang air besar/berak di jamban
 Membuang tinja bayi di tempat yang benar (jamban)
 Gunakan air bersih yang cukup untuk kehidupan sehari-hari

7. TUBERCULOSIS (TBC)
Penyakit TBC adalah penyakit menular lansung yang disebabkan oleh kuman TBC / kuman
microbacterium tubercolosis. Penyakit TBC bukan penyakit keturunan dan bukan disebabkan
kutukan atau guna-guna.

Macam – Macam Penyakit TBC


 TBC Paru- paru
 TBC Ekstra Paru- Paru
 TBC Kelenjer
 TBC Tulang
 TBC Kulit
 TBC Otak/ Selaput Otak
 TBC Sendi
 TBC Kelamin, dll

Tanda dan Gejala Dicurigai Penyakit TBC


Dewasa
 Batuk terus menerus disertai dahak selama 2- 3 minggu lebih
 Kadang- kadang dahak bercampur dengan darah
 Sesak nafas dan rasa nyeri di dada
 Badan lemah dan nafsu makan menurun, berat badan juga menurun
 Berkeringat malam walau tanpa aktivitas
 Demam meriang lebih dari sebulan

Anak- Anak
 Berat badan menurun selama 3 bulan berturut- turut tanpa sebab yang jelas
 Tidak ada nafsu makan

39
 Demam lama/ berulang tanpa sebab yang jelas
 Kadang- kadang muncul benjolan di lipatan ketiak dan paha
 Batuk lama lebih dari 30 hari dan nyeri dada
 Diare berulang yang tidak sembuh dengan berobat diare

Cara Penularan
 Kuman TBC yang ada di paru - paru akan menyebar ke udara saat penderita batuk/bersin,
meludah, dan berbicara dalam bentuk percikan ludah
 Kuman tersebut dapat terhirup orang- orang disekitarnya dan menular pada orang- orang yang
secara tidak sengaja menghirup udara yang sudah tercemar kuman TBC
 Kuman tersebut masuk ke tubuh manusia melalui pernafasan, kuman tersebut dapat
menyebar dari paru- paru ke organ tubuh lain

Resiko Penulatran
 Pasien TB dengan BTA positif memberikan resiko penularan lebih besar dari pasien dengan
BTA negatif
 Resiko seseorang terpapar kuman TBC ditentukan oleh jumlah percikan dahak dalam udara
dan lamanya menghirup udara tersebut

Peran Kader TBC


 Memberikan penyuluhan tentang TB dan penanggulangannya ke masyarakat
 Membantu menemukan pasien yang dicurigai sakit TB dan pasien TB di wilayahnya dan
laporkan kepada petugas kesehatan
 Mengingatkan pasien untuk berobat dan periksa dahak sesuai jadwal ke puskesmas
 Membantu puskesmas atau sarana kesehatan lainnya dalam membimbing dan memberikan
motivasi PMO untuk selalu melakukan pengawasan menelan obat
 Menjadi koordinator PMO
 Menjadi seorang PMO

40
8. MALARIA
Malaria adalah penyaklit menular dengan gejala demam, berkeringat, dan menggigil. Malaria
ditularkan oleh nyamuk Malaria (Anopheles). Malaria dapat menuerang semua orang.

Gejala dan tanda malaria


 Demam menggigil, berkeringat, biasanya disertai sakit kepala.
 Wajah pucat.
 Kadang badan terasa lemah, mual, muntah, tidak nafsu makan.
 Pada anak-anak bisa disertai diare.
 Pada keadaan menahun (kronis), gejala di atas disertai pembengkakan limpa.

Apa yang Harus Dilakukan Kader Bila Ditemukan Gejala di Atas?


 Segera lapor dan bawa ke Puskesmas.
 Memberi tahu Kepala Desa atau Kepala Dusun untuk melakukan upaya pencegahan.

Bagaimana Cara Mencegah Malaria?


 Tidur memakai kelambu.
 Memakai obat nyamuk.
 Memakai kawat kasa pada ventilasi rumah.
 Pemberantasan sarang nyamuk dengan cara :
o Membersihkan lumut pada genangan air.
o Menebarkan ikan pemakan jentik, misalnya ikan nila.
o Menimbun dan mengalirkan genangan.
o Membersihkan semak-semak di sekitar rumah.

Pleno
 Apakah tata cara pemberian penyuluhan sudah tepat?
 Apa masukan anda ?

Penutup
Siapa diantara peserta yang masih ingin bertanya ?

41
F. PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU (SYSTEM INFORMASI POSYANDU)

Pokok bahasan PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU (SYSTEM INFORMASI


POSYANDU)

Metode Kuliah, diskusi kelompok, Role Play

Tujuan 1. Peserta dapat menjelaskan pengertian Sistem Informasi


Posyandu dan manfaatnya
2. Peserta dapat menyebutkan nama-nama format stem Informasi
Posyandu
3. Peserta dapat mengenal format-format stem Informasi
Posyandu

Waktu 90 menit

Proses Pembelajaran

Diskusi
a. Siapa yang bisa menyebutkan nama formulir/register/catatan kegiatan posyandu yang biasa
mereka lakukan
b. Informasi atau catatan apa saja yang terdapat pada formulir/register yang biasa dilakukan oleh
kader?
c. Bagaimana cara mengumpulkan informasi atau catatan tersebut?

Pengertian Sistem Informasi Posyandu (SIP)


a. Sistem informasi posyandu (SIP) adalah seperangkat alat penyusunan data / informasi yang
berkaitan dengan kegiatan, kondisi dan perkembangan yang terjadi di setiap posyandu.
b. Manfaat sistem informasi posyandu (SIP) antara lain adalah :
o Menjadi bahan acuan bagi kader posyandu untuk memahami permasalahan sehingga bisa
mengembangkan kegiatan yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan sasaran.
o Menyediakan informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai pengelolaan posyandu,
agar berbagai pihak yang berperan dalam pengelolaan posyandu bisa menggunakannya
untuk membina posyandu demi kepentingan masyarakat.
c. Tujuan format SIP adalah untuk menata dan menyederhanakan tugas pencatatan kader yang
sangat banyak. Untuk melaksanakan hal ini, kader perlu mendapatkan pelatihan pengisian
format SIP terlebih dahulu
Diskusi kelompok
Fasilitator membagikan 6 buah format SIP, yaitu :
42
A. Format 1 : Catatan Ibu Hamil, Kelahiran, Kematian Bayi, Dan Kematian Ibu Hamil,
Melahirkan/Nifas (Selama 1 Tahun).
B. Format 2 : Register Bayi Dan Balita Dalam Wilayah Kerja Posyandu (Selama 1 Tahun).
C. Format 3 : Register Wus-Pus Dalam Wilayah Kerja Posyandu (Selama 1 Tahun).
D. Format 4 : Register Ibu Hamil Dalam Wilayah Kerja Posyandu (Selama 1 Tahun).
E. Format 5 : Data Pegunjung, Petugas Posyandu, Kelahiran Dan Kematian Bayi Dan Kematian
Ibu Hamil, Melahirkan, Nifas Dan Menyusui (Selama 1 Tahun).
F. Format 6 : Data Hasil Kegiatan Posyandu (Selama 1 Tahun).

Selanjutnya Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok


mendapatkan tugas yang berbeda.
 Kelompok 1 : format 1 & 2
 Kelompok 2 : format 3 & 4
 Kelompok 3 : format 5 & 6

Tugas kelompok
 Masukkan data – data yang ada di salah satu Posyandu ke dalam format.
 Bagaimana cara mengumpulkan informasi pada masing-masing format?

Pleno
 Fasilitator meminta perwakilan masing- masing kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya.
 Kelompok yang lain bisa langsung memberi tanggapan.

Macam-Macam Format Sitim Informasi Posyandu


 Format 1 : Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu hamil, melahirkan,
nifas. Isi format 1 adalah catatan dasar mengenai sasaran posyandu.
 Format 2 : Registrasi bayi dan balita di wilayah kerja posyandu. Isi format 2 adalah catatan
pemberian tablet besi, vitamin A, pemberian oralit, tanggal imunisasi, dan tanggal bayi
meninggal di wilayah kerja posyandu tersebut.
 Format 3 : Register ibu hamil di wilayah kerja posyandu. Isi format 3 adalah daftar ibu
hamil, catatan umur kehamilan, pemberian tablet tambah darah, imunisasi, pemberian
kapsul yodium, pemeriksaan kehamilan, risiko kehamilan, tanggal dan penolong kelahiran,
data bayi yang hidup dan meninggal, serta data ibu meninggal di wilayah kerja posyandu.
 Format 4 : Register WUS-PUS di wilayah kerja posyandu. Isi format 4 adalah daftar wanita
dan suami-isteri usia produktif yang memiliki kemungkinan mempunyai anak (hamil).

43
 Format 5 : Data posyandu. Isi format 5 adalah catatan jumlah pengunjung (bayi, balita,
WUS, PUS, ibu hamil, menyusui, bayi lahir dan meninggal), jumlah petugas yang hadir
(kader posyandu, kader PKK,PKB / PLKB, paramedis dan sebagainya).
 Format 6 : Data hasil kegiatan posyandu. Isi format 6 adalah catatan jumlah ibu hamil yang
diperiksa dan mendapat tablet tambah darah, jumlah ibu menyusui, peserta KB ulang yang
dilayani, penimbangan balita, semua balita yang punya KMS (K), balita yang timbangannya
naik dan yang di Bawah Garis Merah (BGM), balita yang mendapat vitamin A, KMS yang
dikeluarkan (dibagikan), balita yang mendapat sirup besi, dan imunisasi (DPT, polio,
campak, hepatitis B) serta balita yang menderita diare.

Cara mengisi format SIP


 Format 1 : Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, dan kematian ibu hamil, melahirkan/
nifas, dilaksanakan setiap bulan oleh kader dasa wisma dan disampaikan secara lisan
kepada ketua kelompok PKK RW / dusun / lingkungan melalui ketua kader posyandu di
wilayah yang bersangkutan
 Format 2 : Register bayi dan balita di wilayah kerja posyandu, dilaksanakan oleh kader
posyandu setiap bulan. Satu lembar format ini berlaku untuk 1 tahun.
 Format 3 : Register ibu hamil di wilayah kerja posyandu, dilaksanakan oleh kader posyandu
untuk selama 1 tahun.
 Format 4 : Register WUS-PUS di wilayah kerja posyandu, dilaksanakan oleh kader
posyandu untuk selama 1 tahun
 Format 5 : Data posyandu, dilaksanakan oleh kader posyandu setiap bulan setelah hari
buka posyandu (atau setiap ada kegiatan).
 Format 6 : Data hasil kegiatan posyandu, dilaksanakan oleh kader posyandu setiap bulan
setelah hari buka posyandu (atau setiap ada kegiatan)

Penutup
 Siapa yang bisa menyebutkan pengertian SIP dan apa manfaatnya?
 Apakah format SIP dimaksudkan untuk menambah register / format lain yang sudah ada di
posyandu ?
 Sebutkan nama-nama format SIP

44
G. PEMBAHASAN MASALAH – MASALAH DI POSYANDU

Pokok bahasan PEMBAHASAN MASALAH – MASALAH DI POSYANDU

Metode Kuliah, diskusi kelompok, Role Play

Tujuan 1. Peserta dapat menjelaskan pengertian masalah


2. Peserta dapat menyebutkan masalah-masalah yang sering
ditemukan di Posyandu
3. Peserta dapat menyebutkan potensi / kemampuan yang dimiliki
4. Peserta dapat menentukan kegiatan untuk menangani masalah
yang ada
5. Peserta dapat menyebutkan masalah-masalah yang perlu dirujuk
ke sarana kesehatan

Waktu 90 menit

Proses Pembelajaran

Diskusi
a. Apa yang dimaksud dengan istilah "masalah".
b. Masalah-masalah apa yang sering dijumpai di Posyandu dan apa upaya yang telah dilakukan?
c. Mengapa kader perlu memahami sebab-sebab dan akibat dari suatu masalah?

Pengertian Masalah/Kebutuhan
a. Masalah adalah keadaan-keadaan yang dianggap mengganggu, menghambat atau
mengurangi kesejahteraan hidup masyarakat.
b. Masalah / kebutuhan yang menjadi perhatian kader posyandu antara lain :
o Ibu hamil / menyusui / nifas : ibu hamil risiko tinggi, ibu hamil kurang gizi dan anemia,
ibu hamil berisiko.
o Bayi / balita : bayi berat lahir rendah, balita kurang gizi, balita yang belum di imunisasi,
balita yang mengalami rabun ayam (kekurangan vitamin A), balita di daerah gondok,
balita yang mengalami batuk dengan nafas sesak (gejala radang paru-paru), balita
yang sering sakit diare.
c. Kader sebaiknya mengutamakan untuk memperhatikan masalah gizi masyarakat, khususnya
gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita
Pembahasan Masalah

45
a. Yang dimaksud dengan pembahasan masalah adalah mendiskusikan masalah-masalah yang
berhasil ditemukan oleh kader di Posyandu untuk melihat apa penyebab dan akibat suatu
masalah.
b. Manfaat pembahasan masalah antara lain adalah
o Kader bisa menentukan masalah yang paling mendesak untuk segera ditangani.
o Kader bisa menentukan kegiatan yang tepat untuk menangani suatu masalah.
c. Perlu diingat, kader Posyandu bukanlah satu - satunya orang yang mampu memecahkan
masalah masyarakat, tetapi masyarakat sendiri yang harus didorong agar berusaha
memecahkan masalah-masalahnya sendiri, dan sebaiknya mencegahnya agar tidak terjadi.

Kapan Kader Melakukan Penilaian Masalah


a. Kegiatan buka Posyandu atau pelayanan 5 langkah kegiatan karena pada saat itu biasanya
ditemukan sejumlah masalah Posyandu.
b. Kegiatan evaluasi bulanan bersama petugas sektor atau Puskesmas untuk merencanakan
kegiatan Posyandu bulan berikutnya.
c. Bahan-bahan yang bisa dipergunakan untuk melihat masalah yaitu :
o Data KMS / SIP dan catatan kegiatan Posyandu lainnya. – SKDN – SIP / buku catatan lain.
o Buku Bantu Kader

DISKUSI
a. Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok.
b. Tugas kelompok adalah :
o Pilihlah 3 kartu (masalah) dari kartu masalah yang kami bagikan. yang menurut kelompok
merupakan masalah yang paling sering terjadi di lapangan. Apabila masalah belum ada
pada kartu tersebut anda bisa tuliskan pada kartu / kertas kosong.
o Selanjutnya pilihlah kartu-kartu dari kegiatan-kegiatan yang perlu dan bisa dilakukan untuk
mengatasi 3 masalah tersebut. Apabila kegiatan belum ada pada kartu tersebut. tuliskan
pada kartu / kertas kosong.
o Tempelkan kartu-kartu masalah dan kegiatannya diatas kertas plano yang telah
disediakan.

46
Diskusi
a. Fasilitator mempersilahkan masing-masing wakil dari setiap kelompok menyampaikan hasil
kelompoknya
b. Dari hasil presentasi masing-masing kelompok tadi, didiskusikan pertanyaan- pertanyaan
berikut :
o Apakah kegiatan-kegiatan yang dipilih oleh kelompok untuk menangani suatu masalah
sudah tepat ?
o Kegiatan-kegiatan mana yang bisa ditangani oleh masyarakat sendiri dan mana yang perlu
dibantu oleh Posyandu ?
o Mengapa kader harus mendorong masyarakat agar mampu memecahkan masalahnya
sendiri ?

Upaya Pemecahan Masalah


Dalam upaya menentukan pemecahan masalah yang ditemukan di Posyandu, kader sebaiknya
mengutamakan kegiatan yang bisa ditangani oleh masyarakat sendiri. Kegiatan yang perlu dikenal
oleh kader antara lain, yaitu :
1. Kegiatan Oleh Masyarakat
a. Melaksanakan kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dalam keluarga (kebersihan diri,
lingkungan rumah, melaksanakan pola hidup sehat, memanfaatkan pekarangan untuk
menyediakan bahan makanan bergizi bagi keluarga, dan sebagainya).
b. Menggunakan pelayanan kesehatan yang terjamin untuk ibu hamil, bayi serta balita yang
sakit, dan sebagainya.
c. Melaksanakan anjuran-anjuran dari kader Posyandu maupun petugas lainnya, seperti
memeriksakan kehamilan secara rutin, membawa anak untuk imunisasi, membawa anak
yang sakit ke Puskesmas atau petugas kesehatan lain, dsb

2. Kegiatan Oleh Posyandu


a. Kegiatan-kegiatan Posyandu yang paling dasar disebut sebagai Kegiatan Pelayanan
Minimal Posyandu, yang terdiri dari : kegiatan perbaikan gizi (termasuk paket PMT),
kesehatan ibu dan anak, Keluarga Berencana, imunisasi, penanggulangan diare.
b. Kegiatan-kegiatan di luar paket minimal disebut Paket Pelayanan Pilihan Posyandu yaitu
kegiatan di luar paket minimal berdasarkan masalah / kebutuhan yang dirasakan di wilayah
masing- masing, sehingga berbeda pada setiap wilayah. Kegiatan-kegiatan yang bisa
dipilih antara lain : kesehatan lingkungan, perkembangan anak (termasuk BKB, PAUD),
penanggulangan penyakit menetap (demam berdarah, malaria, gondok, dll). Usaha
Kesehatan Gigi Masyarakat Daerah(UKGMD), dan sebagainya
3. Rujukan Oleh Kader

47
a. Apabila kader tidak bisa membantu masyarakat untuk menangani suatu masalah kader
perlu memberikan rujukan ke Puskesmas agar orang tersebut segera ditangani oleh
petugas kesehatan.
b. Kader posyandu melakukan rujukan ke Puskesmas pada hari buka Posyandu tetapi bisa
juga melakukan rujukan di luar hari buka Posyandu bila kader menemukan masalah

Diskusi
a. Siapa yang bisa menyebutkan pengertian dari rujukan ?
b. Masalah-masalah apa saja yang bila ditemukan kader di Posyandu perlu diberikan rujukan?

Pengertian Rujukan
a. Rujukan adalah pemberian surat pengantar kepada orang yang dianggap memiliki tanda-
tanda masalah. Surat itu biasanya ditujukan kepada Puskesmas.
b. Meskipun memberi rujukan merupakan tugas utama dari petugas kesehatan yang bertugas di
langkah-5 pada hari buka Posyandu, tetapi kader perlu juga memberi rujukan apabila
diperlukan.
c. Biasanya, kader memberikan rujukan di langkah kegiatan 4, pada saat bertugas memberikan
penyuluhan perorangan. Tetapi bisa juga memberikan rujukan di luar hari Posyandu, ketika
kader menemukan suatu masalah

Orang-Orang Yang Perlu Dirujuk


a. Balita yang berat badannya berada di Bawah Garis Merah (BGM) atau kurus
b. Balita yang berat badannya 2 kali berturut-turut Tidak Naik
c. Balita yang terlalu gemuk
d. Balita yang tampak sakit, dengan tanda-tanda sebagai berikut :
 Keadaan anak lemah, lesu, dan tidak bergairah – Badannya panas tinggi
 Rewel dan tidak mau makan
 Tidak mau menetek
 Memiliki bercak putih pada matanya
 Badan berbercak-bercak merah
 Buang air terus menerus (diare) lebih dari 1 hari
 Muntah-muntah
 Tidak bisa kencing lebih dari ½ hari
 Batuk lebih dari 100 hari
 Batuk cepat disertai nafas sesak
 Kelihatan kena penyakit kulit

48
e. Ibu hamil yang mengalami tanda-tanda sebagai berikut :
 Lingkar Lengan Atas (LILA)-nya kurang dari 23,5 cm atau kurus
 Kepala sering pusing
 Penglihatan berkunang-kunang
 Muntah terus menerus
 Nafsu makan kurang
 Kakinya bengkak
 Sesak nafas
 Mengalami perdarahan pada usia kehamilan muda
 Lesu, lemah, mudah capek dan mudah mengantuk
 Kelopak mata bagian dalam pucat
 Mencret Lebih dari sehari semalam
 Mencretnya mengandung darah
f. Orang sakit yang minta pertolongan kepada Kader

Penutup
Sebelum kita mengakhiri materi ini, apakah masih terdapat penjelasan yang belum dimengerti,
kalau masih ada kami persilahkan untuk bertanya.

49
H. PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH

Pokok bahasan PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH

Metode Kuliah, diskusi kelompok, Role Play

Tujuan 1. Peserta dapat menjelaskan cara-cara menggerakkan


masyarakat
2. Peserta dapat menjelaskan tujuan kunjungan rumah
3. Peserta dapat menyebutkan langkah- langkah melaksanakan
kunjungan rumah
4. Peserta dapat menyebutkan sasaran kunjungan rumah

Waktu 90 menit

Proses Pembelajaran

Diskusi
a. Seluruh peserta diminta untuk menuliskan pada kertas yang telah dibagikan satu alasan yang
paling sering dilontarkan ibu- ibu apabila tidak mau atau tidak bisa datang ke posyandu
b. Selanjutnya peserta diminta untuk bertukar kertas dengan peserta yang ada disebelahnya.
c. Mengapa kader perlu menggerakkan masyarakat ?
d. Bagaimana cara menggerakkan masyarakat ?

Mengapa Perlu Menggerakkan Masyarakat ?


Kader perlu terus-menerus menggerakkan dan memotivasi ibu-ibu atau masyarakat agar mau
memanfaatkan pelayanan di Posyandu. Karena, tidak gampang membuat masyarakat bersedia
menanggapi suatu ajakan, apalagi melaksanakan ajakan kita

Tantangan Kader dalam Menggerakkan Masyarakat


a. Masyarakat hanya mau melakukan sesuatu yang sudah pasti atau langsung dirasakan
manfaat atau keuntungannya, sedangkan Posyandu memiliki kegiatan yang manfaat atau
keuntungannya seringkali tidak secara langsung. Misalnya : imunisasi dan penggunaan garam
yodium, merupakan tindakan pencegahan yang manfaat atau hasilnya tidak bisa langsung
terlihat.
b. Masyarakat merasa sudah terbiasa dengan hal-hal yang secara turun- temurun telah
dilakukannya, sedangkan Posyandu memperkenalkan banyak hal baru yang seringkali
berbeda dengan kebiasaan masyarakat. Misalnya, cara memberi makanan pertama pada bayi.
50
c. Masyarakat lebih percaya pada contoh yang nyata daripada anjuran- anjuran saja. Posyandu
memperkenalkan cara hidup sehat yang seringkali sulit menjelaskannya dengan contoh.
Misalnya, apa hubungan lingkungan yang kotor dengan berbagai penyakit yang terjadi.
d. Masyarakat hanya bersedia melakukan sesuatu apabila hal itu merupakan masalah yang
sedang dialaminya dan tidak bisa dipecahkan sendiri, sedangkan Posyandu bukan lembaga
pelayanan kesehatan yang memiliki keahlian medis- seperti Puskesmas sehingga kemampuan
kader terbatas. Misalnya, kader tidak dilatih untuk menolong orang sakit yang minta
pertolongan

Diskusi
a. Apakah peserta sering melakukan kunjungan rumah ?
b. Apa tujuan kunjungan rumah
c. Siapa sasaran yang perlu dikunjungi ?
d. Bagaimana cara menentukannya ?
e. Menurut pengalaman kader, hambatan apa yang dialami dalam melaksanakan kunjungan
rumah ?

Pengertian Dan Tujuan Kunjungan Rumah


Kunjungan rumah adalah salah satukegiatan kader Posyandu yang bertujuan untuk melakukan
pendekatan kepada masyarakat tentang kegiatan di Posyandu dan manfaatnya. Selain itu,
kunjungan rumah juga dilakukan untukmenggerakkan mereka agar mau datang ke Posyandu

Sasaran Kunjungan Rumah Dalam Menentukan Sasaran Yang Perlu Dikunjungi :


a. Sasaran yang pernah datang ke Posyandu tetapi kemudian tidak datang lagi.
b. Sasaran yang tidak pernah datang ke Posyandu dan tidak menggunakan sarana kesehatan
lainnya (misalnya langsung menggunakan pelayanan Puskesmas atau dokter swasta).

Sasaran Yang Perlu Dikunjungi Adalah Sebagai Berikut :


a. Ibu yang anak balitanya selama 2 bulan berturut-turut tidak hadir lagi ke Posyandu.
b. Ibu yang anak balitanya belum mendapat kapsul Vitamin A.
c. Ibu yang anak balitanya pada bulan lalu dikirim ke Puskesmas karena :
 2 (dua) bulan berturut-turut berat badannya tidak naik
 Berat badannya dibawah garis merah
 Sakit
 Balita kegemukan
d. Ibu hamil yang selama 2 bulan berturut-turut tidak menghadiri kegiatan di Posyandu.
e. Ibu yang kehamilannya baru saja diketahui (hamil baru).

51
f. Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya.
g. Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul Yodium.
h. Ibu/bapak yang belum mau mengikuti KB

Langkah-Langkah Kunjungan Rumah


1. Tahap persiapan memilih sasaran yang akan dikunjungi
a. Pembagian Tugas Kader
 Apabila terdapat sejumlah keluarga / ibu yang harus dikunjungi, kader sebaiknya
melakukan pembagian tugas. Disarankan satu tim terdiri dari 2 orang kader yang
melakukan kunjungan bersama-sama.
b. Persiapan Materi Belajar
 Kader Posyandu yang akan melakukan kunjungan harus menguasai topik yang
bersangkutan.
 Bacalah dan pelajari bahan-bahan dan buku yang merupakan buku acuan kader.
c. Saran Untuk Kader Posyandu
 Untuk mendapatkan informasi mengenai sasaran yang perlu dikunjungi, kader bisa
mengacu pada catatan-catatan kegiatan Posyandu.
 Selain itu, sasaran bisa ditentukan berdasarkan hasil temuan kader atau informasi ibu-
ibu lainnya di desa

2. Tahap Pelaksanaan Kunjungan


a. Kader mengucapkan salam dan beramah tamah terlebih dahulu sebelum sampai pada
pokok tujuan, karena untuk meminta kesediaan waktunya.
b. Kader menyampaikan tujuan kedatangannya.
c. Kader kemudian berbincang-bincang dengan keluarga / ibu tersebut tentang keadaan ibu
hamil / ibu menyusui / bayi / balita.
d. Apabila diperlukan, kader memberikan tablet besi, tablet Yodium, Vitamin A untuk balita,
dan sebagainya.
e. Sebelum berpamitan pulang, kader mengajak keluarga/ibu tersebut untuk menghadiri
kegiatan Posyandu yang akan dilaksanakan

3. Tahap sesudah kunjungan


Membuat catatan kegiatan pada Buku Bantu Kader

Cara Menggunakan Media Dalam Kunjungan Rumah


a. Kader mengucapkan salam dan beramah-tamah terlebih dahulu sebelum sampai pada pokok
tujuan.

52
b. Kader menyampaikan bahwa kedatangannya adalah untuk melihat keadaan ibu hamil, ibu
menyusui atau bayi dan balita di keluarga ini dalam rangka tugas sebagai kader Posyandu.
c. Kader menanyakan pada keluarga / ibu tersebut tentang keadaan ibu hamil / ibu menyusui /
bayi / balita dan alasan mengapa mereka tidak datang ke Posyandu.
d. Didalam obrolan, kader kemudian menyampaikan manfaat mengetahui informasi mengenai
kesehatan ibu hamil / ibu menyusui / bayi / balita di Posyandu.
e. Sebagai contoh, kader memperlihatkan kartu bergambar dengan keterangan dibelakangnya
yang merupakan informasi mengenai kesehatan ibu hamil / ibu menyusui / bayi / balita.
f. Kader kemudian mengajak keluarga / ibu untuk melihat gambar-gambar tersebut.
g. Kader meminta keluarga / ibu tersebut menjelaskan pengalaman keluarga mengenai hal yang
terdapat pada gambar-gambar tersebut.
h. Keterangan dibelakang gambar kemudian dibacakan. Kader juga menambahkan informasi
lainnya apabila perlu.
i. Sebelum berpamitan pulang, kader menanyakan apakah mereka berminat hadir pada kegiatan
Posyandu atau kegiatan belajar kelompok bersama kader. Kader memberitahukan kapan dan
dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan

Role Play
a. Fasilitator meminta dua orang peserta untuk melaksanakan peragaan kunjungan rumah
dengan menggunakan media kartu konseling.
b. Fasilitator juga meminta tiga peserta lainnya menjadi keluarga yang akan dikunjungi oleh
kedua kader dengan peran-peran sebagai berikut :
 Satu (1) orang menjadi Bapak Slamet yang kesal pada kader karena istrinya selalu
dianjurkan ikut KB padahal bapak ini tidak setuju.
 Satu (1) orang menjadi Ibu Slamet yang sedang hamil 5 bulan, nampak pucat dan lelah,
tetapi takut pada suaminya.
 Satu (1) orang menjadi Ibu Kardi, mertua Ibu Slamet yang selalu menyindir-nyindir kader
sebagai orang yang suka mencampuri urusan orang lain

Diskusi
a. Apakah kader memiliki pengalaman diperlakukan oleh masyarakat seperti yang diperagakan
kader tadi ? Ceritakan.
b. Bagaimana sikap kader apabila diperlakukan demikian?
c. Bagaimana cara melaksanakan kunjungan yang tidak menimbulkan hal-hal seperti itu?

Saran - Saran Untuk Kader

53
a. Banyak kader yang mengeluh bahwa kedatangan mereka seringkali dianggap sebagai
gangguan oleh sasaran. Apalagi bila sasaran itu termasuk orang yang sulit didekati dan diajak
melaksanakan kegiatan Posyandu.
b. Berikut ini adalah beberapa saran untuk kader agar kunjungan rumah berjalan dengan baik :
 Kader sebaiknya bersikap ramah, sabar dan tidak menggurui, apalagi sambil memarahi
dan mengomeli sasaran.
 Berikan penjelasan dengan cara sederhana, terutama tentang manfaat apabila
melaksanakan saran-saran yang diberikan.
 Laksanakan kunjungan rumah dengan santai, seperti sedang bertamu dan mengobrol
biasa. jangan bertamu terlalu lama atau pada jam-jam sibuk mereka.
 Pergunakan media bantu (kartu konseling atau yang lainnya) hanya untuk sasaran yang
telah menerima kedatangan kader dengan baik. Jangan paksakan penggunaan media
bantu apabila itu tidak tepat.

Penutup
Siapa diantara peserta yang bisa menjawab pertanyaan berikut ini :
a. Apa tujuan kunjungan rumah?
b. Siapa sasaran kunjungan rumah?
c. Bagaimana langkah-langkah melaksanakan kunjungan rumah?

54
I. UPAYA MENINGKATKAN GIZI KELUARGA

Pokok bahasan UPAYA MENINGKATKAN GIZI KELUARGA

Metode Kuliah, diskusi kelompok, Role Play

Tujuan 1. Peserta dapat menjelaskan pengertian gizi dalam keluarga


dengan benar
2. Peserta dapat menyebutkan hal-hal penghambat upaya
meningkatkan gizi keluarga
3. Peserta dapat menyusun menu makanan bergizi seimbang
yang murah dan mudah didapat

Waktu 90 menit

Proses Pembelajaran

Diskusi
Siapa yang bisa memberikan penjelasan singkat tentang pertanyaan- pertanyaan di bawah ini :
a. Apakah yang disebut dengan zat gizi ?
b. Makanan-makanan apa saja yang merupakan sumber makanan bergizi ?
c. Apa manfaat makanan bergizi ?

Pengertian Zat Gizi


a. Zat gizi adalah unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh agar seseorang hidup sehat. Zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh kita terdiri dari bermacam-macam unsur sehingga kita perlu
memakan berbagai jenis makanan.
b. Setiap manusia memerlukan makanan untuk hidup. Makanan yang dibutuhkan oleh tubuh kita
bukan sekedar makanan yang mengenyangkan, tetapi makanan yang mengandung zat gizi.
c. Upaya memelihara gizi dalam keluarga perlu dilaksanakan terutama untuk anak-anak usia 0-5
tahun, karena usia tersebut merupakan usia terpenting bagi pertumbuhan jasmani dan
perkembangan otak anak

55
Tiga (3) Kelompok Utama Zat Gizi
a. Makanan pokok dan lemak / minyak : yaitu makanan yang dibutuhkan tubuh agar kita punya
tenaga untuk bekerja dan melakukan kegiatan sehari-hari. Sumber-sumber makanannya,
antara lain yaitu :
 Makanan Pokok yaitu makanan yang mengandung zat tepung, seperti : beras, jagung,
gandum, gula, umbi-umbian, kentang, sagu, roti, mie, dll
 Makanan yang mengandung minyak atau lemak, seperti : minyak, mentega, santan, dll.
b. Lauk pauk (protein) : yaitu makanan yang dibutuhkan untuk membangun tubuh dan otak kita.
Sumber-sumber makanannya antara lain yaitu :
 Lauk-pauk dari tumbuh-tumbuhan, seperti : kacang-kacangan, tempe, tahu, susu,
 kacang kedelai, dll.
 Lauk-pauk dari hewan, seperti : telur, ayam, daging, ikan, susu kambing / sapi, dll.
c. Sayur-sayuran dan buah-buahan, yaitu makanan yang dibutuhkan agar tubuh kuat. segar
dan tidak mudah sakit

Masalah – Masalah Gizi Yang Perlu Kita Kenali :


1. Anak kurus (berat badan berkurang),
2. Anak umur 6 – 12 bulan hanya diberi makan nasi yang dihaluskan saja
3. Anak umur 6 bulan ke atas, belum diberi makanan pendamping asi (mpasi)
4. Anak berumur di bawah 6 bulan sudahdiberi makanan padat,
5. Anak tidak suka makan,
6. Anak mudah jatuh sakit (misal : campak, diare, batuk, pilek)
7. Anak sulit kembali sehat bilamana sudah jatuh sakit
8. Badan anak lemah dan lesu
9. Jumlah makanan yang diberikan pada bayi kurang (minimal 5 x sehari
10. Anak banyak makan tetapi cacingan
11. Kecerdasan anak terhambat misal : umur 3-4 tahun belum bicara jelas anak umur 2 tahun
tahun belum bisa berjalan
12. Anak kerdil atau cebol
13. Anak / ibu kurang minum (minimal minum 6-8 gelas perhari)
14. Ibu hamil kurus (berat badan kurang)
15. Ibu melahirkan bayi kecil (berat badan lahir rendah)
16. Ibu hamil mudah lelah, pucat dan lesu
17. Ibu hamil sering pusing

Diskusi
a. Apakah yang disebut dengan masalah gizi?

56
b. Menurut pengalaman peserta, masalah- masalah gizi apa saja yang masih sering ditemukan di
masyarakat?

Masalah gizi
a. Masalah gizi adalah masalah yang disebabkan oleh kekurangan gizi. Misalnya, tubuh kita
menjadi kurus, lemah, mudah sakit, dan sebagainya. Masalah-masalah gizi yang perlu dikenali
oleh kader Posyandu tercantum pada LB.10.1.
b. Meskipun anak tidak sakit dan makan banyak (merasa kenyang), apabila makanan itu tidak
memenuhi syarat gizi yang baik, maka tetap saja anak akan kekurangan gizi.
c. Akibat kekurangan gizi pada anak bisa sekarang dan bisa juga terjadi pada saat usia dewasa.
Seseorang menjadi mudah sakit dan daya tahan tubuhnya kurang karena masalah gizi yang
terjadi pada masa kanak-kanaknya

Tugas Kelompok
Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok, tugas kelompok adalah :
a. Susunlah daftar menu untuk 1 hari, yaitu untuk sarapan pagi, makan siang, dan makan sore /
malam yang mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
b. Bahannya sudah tersedia di kebun sendiri (tidak perlu membeli).
c. Apabila harus membeli, mudah didapat dan harganya terjangkau oleh masyarakat pedesaan.
d. Memenuhi kebutuhan tiga (3) zat gizi utama

Pleno
Selanjutnya fasilitator mempersilahkan perwakilan kelompok untuk menyajikan hasil diskusi
kelompoknya.

Diskusi
a. Apakah menu yang disusun setiap kelompok sudah memenuhi kebutuhan 3 gizi utama yang
kita perlukan? Apa yang masih perlu diperbaiki?
b. Sebagai kader, mengapa kita perlu memberikan pesan-pesan gizi yang sesuai dengan
kemampuan masyarakat?

Cara Menyusun Menu Bergizi


a. Dalam menyusun menu yang bergizi dan sehat, sebenarnya tidak perlu bahan makanan yang
mahal-mahal. Gunakan bahan-bahan lokal, baik yang berasal dari kebun / pekarangan kita
sendiri, maupun yang bisa dibeli dengan mudah dan murah.

57
b. Sayuran yang biasanya mudah diperoleh adalah daun singkong, labu, pucuk daun labu,
kangkung, kacang panjang, sawi, bunga pepaya, dsb. Agar rasanya enak bisa diolah sebagai
sayur santan atau ditumis dengan bumbu sederhana.
c. Sebagai sumber protein, bisa disesuaikan dengan bahan yang murah di wilayah kita. Apabila
ikan segar murah dan mudah diperoleh, akan lebih baik. Kalau tidak, usahakan menyediakan
tempe, tahu dan telur. Ikan kering seperti teri, juga merupakan sumber protein yang tinggi.
Peliharalah ayam untuk dimakan telur dan dagingnya oleh keluarga paling tidak seminggu
sekali, jangan dijual semuanya. Akan lebih baik apabila kita bisa lebih sering makan telur, ikan
atau daging.
d. Sebaiknya sebagian makanan digoreng agar mengandung minyak / lemak yang dibutuhkan
oleh tubuh kita

Contoh Menu Sederhana


Pagi : Nasi, telur dadar, tumis kacang panjang.
Selingan : Talam, ubi
Siang : Nasi, tempe / tahu goreng, sayur santan daun singkong dan teri, pepaya atau
pisang
Selingan : Pisang goreng
Sore / malam : Nasi, tempe / tahu bumbu kecap (bacem), sayur santan daun singkong dan
bunga pepaya, teri goreng, pepaya atau pisang

Hal-Hal Yang Menghambat Upaya Meningkatkan Gizi Keluarga


1. Sudah kebiasaan masyarakat kami untuk memberikan bubur yang cair kepada bayi berumur
beberapa hari. Hasilnya mereka gemuk dan tidak sakit
2. Bayi kami berumur seminggu, akan menangis terus kalau hanya diberi ASI saja. Mungkin
karena bayi kami masih merasa lapar
3. Kami sudah biasa dengan cara seperti ini, orang tua kami yang mengajarkan berdasarkan
pengalamannya
4. Anak saya hanya makan nasi dengan lauk pauk atau ikan saja, karena dia tidak suka makan
sayuran
5. Kami memberi bayi kami hanya nasi yang dihaluskan karena kamu tidak mampu membeli
ikan, daging dan telur
6. Kami tidak tahu apa gunanya memberikan kapsul Vitamin A untuk balita umur 6 bulan sampai
5 tahun
7. Kami hanya merebus saja makanan kamu supaya gampang. Memasak dengan cara rumit
akan menambah pekerjaan kamimenambah pekerjaan kami yang sudah melelahkan

58
8. Anak saya susah sekali kalau. disuruh makan dirumah, daripada dia tidak makan sama
sekali, saya biarkan saja dia jajan
9. Kami tidak tahu gunanya menimbang bayi / balita setiap yang bulan
10. Kami sudah biasa hidup seadanya. Bisa makan saja, kami sudah beruntung
11. Kami orang bodoh tidak mengerti soal gizi ... apalagi istilah-istilah yang dipakai kader dan
petugas sulit dimengerti
12. Bagi kami, yang penting anak- anak cukup kenyang dan tidak sakit

Diskusi
a. Sebutkan 3 hal yang masih sering diucapkan masyarakat apabila mendapatkan anjuran
tentang gizi?
b. Bagaimana cara kader menghadapi masyarakat yang mengucapkan hal-hal itu?

Alasan Yang Menjadi Penghambat Perilaku Makan Yang Sehat Dari Masyarakat :
a. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Misalnya, anak dibiarkan banyak jajan
padahal makanan tersebut tidak memenuhi syarat gizi yang baik.
b. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi bagi masa depan anak. Misalnya,
kebiasaan merokok dan menyimpan uang untuk kepentingan lain, sementara untuk memenuhi
gizi anak dan keluarga dinomor duakan.
c. Kebiasaan yang sulit diubah. Misalnya, hanya makan ikan dan daging tanpa sayuran sehingga
pola makannya kurang seimbang, memberikan nasi uleg (nasi yang di haluskan) atau pisang
di kerok saja sebagai makanan bayi.
d. Kepercayaan yang sulit diubah, misalnya :
 Secara turun menurun masyarakat menganggap bahwa perlu memberi bayi makanan
tambahan setelah usianya beberapa hari dan menganggap pemberian ASI Eksklusif akan
membuat bayi merasa lapar.
 Tidak memberi ikan kepada anak karena takut terkena cacingan.
 Anak gadis tidak boleh makan nanas atau pisang ambon.
 Dan sebagainya.
Cara Kader Menghadapi Tantangan Ini
a. Karena berbagai faktor penghambat diatas, kader sebaiknya menguasai materi tentang gizi
sehingga bisa memberi penjelasan dengan tepat. Pesan-pesan gizi kepada masyarakat ini
harus praktis dan sesuai keadaan mereka.
b. Selain itu, kader menghadapi tantangan ini dengan cara menggiatkan pelayanan Posyandu
untuk memperkenalkan cara meningkatkan gizi keluarga. Kegiatan-kegiatan itu antara lain
adalah :

59
 Kegiatan penyuluhan gizi : baik pada hari Posyandu, maupun pada saat kegiatan
kelompok dan kunjungan rumah
 Pemberian obat-obatan : tablet besi (untuk kasus kurang darah), Vitamin A, Oralit, dll.
 Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
 Demo mengolah (masak) makanan sehat.
 Pemberian rujukan apabila menemukan kasus kurang gizi.
 Menyelenggarakan ’ Lomba Balita Sehat ’, misalnya pada saat perayaan 17 Agustus, dan
sebagainya.
c. Kader Posyandu yang berhasil adalah kader yang bisa mendorong masyarakat melaksanakan
sendiri usaha-usaha meningkatkan kebiasaan makan bergizi.

Pesan-Pesan Gizi Untuk Keluarga


1. Biasakan makan pagi agar kita memiliki tenaga untuk melaksanakan pekerjaan atau kegiatan
sehari-hari.
2. Apabila memasak menggunakan garam, pakailah garam beryodium, agar anak tumbuh lebih
cerdas dan terhindar dari penyakit gondok.
3. Perut kenyang saja tidak cukup. Makanlah beraneka ragam jenis makanan untuk memenuhi
semua zat gizi yang dibutuhkan (makanan pokok, sayuran, lauk pauk dan buah-buahan).
4. Usahakan menanami pekarangan / kebun sendiri dengan tanaman pangan, sayur-sayuran,
buah-buahan, dan lain-lain.
5. Utamakan untuk menyediakan makanan yang baik untuk keluarga daripada membeli barang-
barang yang bukan kebutuhan mendesak atau menyimpan uangnya.
6. Hindari kebiasaan merokok atau banyak jajan keluarga daripada membeli karena uangnya
bisa dipakai untuk membeli telur atau makanan yang sehat.
7. Biasakan cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan. Anak yang mendapat
makanan bergizi, tetapi tidak sehat apabila memiliki kebiasaan hidup tidak bersih.
8. Berikan Vitamin A pada balita sejak usia 6 bulan sampai 5 tahun, setiap 2 x setahun, agar
mata mereka sehat memiliki daya tahan terhadap penyakit.
9. Supaya anak mau makan, masaklah makanan dirumah agar enak dan menarik.
10. Usahakan makan secara teratur 3 x sehari serta minum air yang dimasak minimal 6-8 gelas.
11. Peliharalah ternak kecil untuk kebutuhan gizi keluarga (misalnya ayam, itik, bebek, kelinci,
ikan kolam, dan lain - lain).
12. Batasi jumlah dan aturlah jarak kelahiran anak, agar keluarga dapat memenuhi kebutuhan
gizi mereka.
13. Berikan ASI saja (ASI eksklusif) pada bayi 0 – 6 bulan karena gizinya cukup dan akan
meningkatkan kekebalan bayi terhadap penyakit.

60
14. Berikan ASI pada bayi pada bayi usia secepatnya, yaitu ½ jam (30 menit) sesudah bayi lahir.
Dengan demikian ASI akan terangsang untuk keluar lebih cepat dan lebih banyak.
15. Jangan berikan pisang, air, atau makanan lain kepada bayi berusia bulan, karena pencernaan
bayi masih belum cukup kuat untuk menerimanya.
16. Setelah bayi berusia diatas 6 bulan, ASI saja tidak cukup. Berikan ASI dan makanan bayi
yang sehat untuk bayi diatas usia 6 bulan.
17. Peliharalah kebersihan lingkungan dengan cara memanfaatkan dan merawat jamban agar
anak tidak kurang gizi akibat penyakit cacingan atau diare.
18. Berikan bubur beras sebagai makanan pertama bayi karena bahan ini merupakan makanan
yang sangat baik bagi bayi.
19. Berikan kuning telur setelah bayi berusia 6 bulan dan hati ayam setelah berusia 8 bulan, telur
4 x seminggu dan hati ayam 1 x seminggu.
20. Kalau anak biasa jajan, mereka menjadi tidak suka makan sayuran atau makanan di rumah
yang rasanya tidak segurih makanan dari jajanan.
21. Jangan batasi pemberian ASI pada bayi. Berikan sesering dan sebanyak yang bayi suka.
22. Berikan Air Susu Ibu (ASI) sampai anak berusia 2 tahun karena ASI. merupakan makanan
bergizi serta mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.

Diskusi
Siapa yang bisa memilih tiga anjuran tentang gizi pada yang paling penting untuk disampaikan
kepada masyarakat.

Penutup
Siapa diantara peserta yang bisa menjawab pertanyaan dibawah ini :
a. Apakah yang disebut gizi?
b. Apakah yang disebut masalah gizi?
c. Sebutkan beberapa contoh alasan dari masyarakat yang menghambat upaya untuk
meningkatkan gizi keluarga

61
J. RENCANA TINDAK LANJUT DAN EVALUASI PELATIHAN

Pokok bahasan RENCANA TINDAK LANJUT DAN EVALUASI PELATIHAN

Metode Brain Storming

Tujuan 1. Peserta dapat menilai harapan- harapannya yang telah dan belum
tercapai dalam pelatihan ini
2. Peserta dapat merencanakan tindak lanjut pelatihan untuk
posyandunya masing-masing

Waktu 120 menit

Proses Pembelajaran

Harapan - Harapan Yang Terpenuhi Dalam Pelatihan


1. ………………………………………..
2. ………………………………………..
3. ………………………………………..
4. ………………………………………..
5. ………………………………………..

Harapan - Harapan Yang Tidak Terpenuhi Dalam Pelatihan :


1. ………………………………………..
2. ………………………………………..
3. ………………………………………..
4. ………………………………………..
5. ………………………………………..

Tabel Evaluasi

Materi Materi
Materi
No Pokok Bahasan Kurang Cukup
Dimengerti
Dimengerti Dimengerti
1 Tugas-Tugas Kader Posyandu
2 Pelaksanaan 5 Langkah Kegiatan Posyandu
Mengisi Dan Membaca Kartu Menuju Sehat
3
(KMS)
4 Tekhnik Penyuluhan
5 Pencatatan Kegiatan Posyandu

62
Pembahasan Masalah – Masalah di
6
Posyandu
7 Pelaksanaan Kunjungan Rumah
Upaya Meningkatkan Gizi Keluarga,
8 Kesehatan Ibu Dan Anak, Immunisasi, Dan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
9 Simulasi Pelaksanaan Kegiatan Posyandu
Rencana Tindak Lanjut Dan Evaluasi
10
Pelatihan

Manfaat Evaluasi
1. Dalam setiap pelatihan kita perlu melaksanakan evaluasi untuk menilai seberapa jauh materi-
materi belajar bisa dipahami oleh peserta. Pada kesempatan ini, peserta masih bisa
menanyakan hal-hal yang perlu penjelasan kepada pelatih.
2. Evaluasi juga bisa menilai apakah harapan-harapan peserta bisa terpenuhi dalam pelatihan
ini. Apabila harapan peserta kurang terpenuhi, sebaiknya dicarikan jalan keluarnya melalui
penyusunan RTL pribadi (masing-masing peserta).
3. Beberapa saran untuk peserta adalah : – Sebuah pelatihan tidak dapat memenuhi seluruh
kebutuhan peserta, karena itu sebaiknya peserta terus-menerus belajar baik dari orang lain
maupun membaca. – Belajar terus-menerus akan bermanfaat bagi diri pribadi kader sendiri
maupun untuk meningkatkan kemampuannya dalam membantu masyarakat di Posyandu.
4. Bahan belajar yang disarankan untuk dikuasai oleh kader adalah Buku Kader UPGK yang
memuat semua hal tentang tugas kader Posyandu. Selain itu, bisa juga dimanfaatkan bahan-
bahan belajar yang berasal dari berbagai sektor.

Rencana Tindak Lanjut (RTL)


 Untuk penyusunan RTL ini fasilitator membagi kelompok berdasarkan asal Posyandu.
 Selanjutnya setiap kelompok (per Posyandu) untuk menyalin tabel yang ditampilkan ke atas
kertas HVS dan mengisinya dengan rencana tindak lanjut di Posyandu masing- masing (dibuat
rangkap dua : 1 untuk pelatih dan 1 untuk kader).

Tabel Rencana Tindak Lanjut


Sumber Daya
No Kegiatan Pendukung Waktu Alat/ Sumber
Pelaksana
Bahan Daya Lain
1
2
3
4
5
63
Keterangan :
1. Kegiatan : dibuat sesuai dengan kemampuan Posyandu masing-masing agar RTL ini benar-
benar bisa dilaksanakan, misalnya : penyuluhan terarah
2. Pendukung : bisa diisi dengan sektor atau lembaga yang bisa membantu terlaksananya suatu
kegiatan yang diusulkan, misalnya : bidan, petugas Puskesmas, PLKB.
3. Waktu : diisi dengan bulan dan tahun yang diperkirakan kegiatan bisa dilaksanakan
4. Sumber daya : diisi sesuai dengan kebutuhannya, tidak harus selalu memerlukan biaya
berupa uang

Manfaat Penyusunan RTL


1. Penyusunan RTL diharapkan dapat menjadi bukti hasil pelatihan bagi peserta, untuk
dilaporkan kepada ketua dan pembina TP PKK di Desa/Kelurahannya masing-masing.
Dengan demikian, diharapkan kader mendapatkan dukungan.
2. RTL yang disusun itu merupakan RTL peserta untuk masing-masing Posyandu yang
diharapkan bisa dilaksanakan oleh mereka sebagai upaya meningkatkan pelayanan Posyandu
di wilayahnya

Penutup
Sebelum kita mengakhiri pelatihan ini, fasilitator meminta kesediaan salah seorang peserta untuk
menyampai kan kesan-kesan selama mengikuti pelatihan ini.

64

Anda mungkin juga menyukai