PENGKAJIAN FISIK
PENYAKIT DALAM WANITA
1. Definisi
Tindakan memeriksa dan mengkaji kondisi kesehatan klien dimana informasi yang
didapat merupakan dasar untuk mengambil keputusan tentang status kesehatan klien
2. Tujuan
a. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien
b. Untuk menambah, menginformasi atau menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat
keperawatan
c. Untuk menginformasi dan mengindentifikasi diagnose keperawatan
d. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaannya
e. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan
3. Persiapan Alat
a. Formulir pengkajian dan alt tulis
b. Timbangan badan dan meteran
c. Thermometer
d. Sphigmanometer
e. Stpwatch atau jam
f. Stetoskop
g. Tongue spatel
h. Senter
i. Handscun
j. Masker
k. Apron
5. Prosedur Kerja
a. Observasi keadaan umum klien
b. Observasi kesadaran klien
c. Observasi cara berpakaian
d. Obsevasi kebersihan diri
e. Observasi postur dan cara berjalan
f. Observasi bentuk dan ukuran tubuh
g. Kaji status emosi(lihat melalui cara bicara, bahasa tubuh, ekspresi wajah,
kesesuaian)
h. Kaji tingkat kecemasan (lihat karakteristik cemas untuk fisik dan mental, skala
kecemasan)
i. Kaji orientasi terhadap orang, tempat dan waktu
j. Kaji proses berpikir/kecerdasan (kesesuaian jawaban, kemampuan berpikir
abstrak)
k. Kaji cara berbicara (volume, artikulasi, irama dan isi)
l. Ukur dan observasi tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan.
m. Kaji kekuatan otot
n. Ukur tinggi badan klien
o. Ukur berat badan
q. Kaji Mata
Observasi simetris/tidak simetris mata
Observasi keadaan pupil: isokor, anisokor, midriasis
Observasi konjungtiva: normal, anemis,
Observasi palpebra: normal, ptosisi (kelopak mata terjatuh, mata tertutup dan
tidak dapat dibuka)
Observasi sklera: normal ,ikterik, merah berdarah
Observasi penglihatan: normal, kabur, diplopia
Observasi reaksi cahaya: normal, tidak ada reaksi
Observasi tanda-tanda radang: rubor, kalor, dolor, tumor dan fungtio laesa
r. Kaji Hidung
Observasi keadaan hidung: simetris/tidak ada simetris, serumen, radang,
perdarahan, gangguan penciuman
s. Kaji Mulut/geligi
Observasi keadaan mulut: simetris/tidak simetris, kotor, bau
Observasi mukosa: normal, kering, stomatitis
Observasi lidah: bersih, kotor, beslag
Obervasi keadaan gigi: tidak lengkap, berlubang, caries, infeksi
t. Kaji Leher
Tujuan adalah untuk mengetahui bentuk leher serta organ-organ penting yang
berkaitan. Pengkajian dimulai dengan inspeksi kemudian palpasi dan
pengkajian mobilitas leher.
1. Limfe
Prosedur Kerja :
2. Thyroid
u. Kaji Mamae
a) Inspeksi
Prosedur kerja :
b) Palpasi
Prosedur kerja :
1. Lakukan palpasi di sekeliling puting susu
2. Untukmengetahui adanya keluaran. Bila ditemukan keluaran maka
identifikasi mengenai sumber, jumlah, warna, konsisitensi dan kaji
adanya terhadap nyeri tekan
3. Palpasi daerah klavikula dan ketiak. Terutama pada daerah limfe nodi
4. Lakukan palapasi pada setiap payudara dengan cara: Tekankan telapak
tangan pemeriksa/3 jari tengah kepermukaan payudara pada kuadran
samping atas, kemudian palpasi dengan gerakan memutar terhadap
dinding dada dari tepi menuju areola dan memutar searah jarum jam
v. Dada
Prosedur kerja :
1. Periksa keadaan dada: simetris, tidak simetris, retraksi iga
2. Auskultasi suara paru : normal, ronchi, wheezing, stridor
3. Observasi cara bernafas : spontan/tidak spontan
4. Auskultasi bunyi jantung : BJ I, BJ II, BJ tambahan.
o Barrel chest
Terjadi sebagai akibat inflamasi berlebihan paru-paru.
Terdapat peningkatan diameter anteroposterior thorax. Pada
klien dengan emfissema, iganya lebih melebar dan spasium
intercostanya cenderung untuk mengembung saat aspirasi.
o Kifoskoliasis
Timbul dengan elevasi scapula dengan kurva spinal
berbentuk huruf S. deformitas ini membatasi paru dalam thorax ;
kondisi ini dapat terjadi dengan osteoporosis dan kelainan
skeletal lain yang mengenai thorax.
2. Taktil fremitus
Prosedur kerja :
1) Tempatkan permukaan telapak jari-jari dan tangan pemeriksa
pada thoraks (gunakan satu tangan)
2) Instruksikan klien untuk mengulangi kata-kata tujuh-tujuh atau
sembilan-sembilan
3) Lakukan pada semua bidang
4) Bandingkan pada semua bagian
5) Evaluasi :
c) Perkusi
Untuk menentukan apakah jaringan dibawahnya terisi oleh udara,
cairan atau bahan padat atau tidak, juga digunakan untuk memperkirakan
ukuran dan letak struktur tertentu di dalam thorax (misal, diafragma,
jantung, hepar).
Prosedur kerja :
1. Instruksikan klien dalam posisi duduk dengan kepala fleksi kedepan
dan lengan disilangkan diatas pangkuan (jika tidak mampu duduk,
perkusi dilakukan pada posisi miring).
2. Posisikan jari tengah pemeriksa sejajar dengan iga-iga dalam spasium
interkosta, jari-jari diletakkan dengan kuat di atas dinding dada
sebelum mengetuknya dengan jari tengah dari tangan satunya.
3. Bunyi ketukan yang di dapat adalah:
a. Sonor (resonan) : pada keadaan normal.
b. Pekak (dull) : tumor otak, penebalan pleura.
c. Redup (stony dull) : infiltrate konsolidasi, cairan di rongga pleura.
d) Auskultasi
Prosedur kerja :
1) Letakkan diafragma stetoskop dengan kuat menekan dinding dada
ketika pasien bernafas perlahan dan dalam melalui mulut
2) Bagian dada yang berhubungan di auskultasi dengan cara sistematis
dari apeks ke bagian dasar dan sepanjang garis midaksila
3) Dengarkan dua kali inspirasi dan ekspirasi penuh pada kedua lokasi
a. Vesicular : normal, dimana suara inspirasi lebih keras dan lebih
tinggi nadanya serta tiga kali lebih panjang dari pada ekspirasi.
Suaranya menyerupai tiupan angin di daun-daunan.
b. Bronchial : terdapat
Prosedur Kerja:
7) Inspeksi dan palpasi pulsasi pada area apikal. Ukuran jantung dapat
diketahui dengan mengamati lokasi pulsasi apikal. Apabila jantung
membesar maka pulsasi ini bergeser secara lateral ke garis
midklavikula.
8) Untuk mengetahui pulsasi aorta, lakuakan inspeksi dan palpasi pada
area epigastrik di dasar sternum.
c) Auskultasi
Prosedur kerja :
7. Kaji Abdomen
a) Inspeksi
1) Pemeriksa berdiri disisi kanan klien dan melakukan inspeksi dari atas
abdomen kemudian pemeriksa duduk untuk melihat tegak lurus pada
abdomen
2) Lakukan pengamatan mengenai bentuk perut secara umum, kontur
permukaan perut dan adanya retraksi, penonjolan dan adanya
ketidaksemetrisan.
3) Amati keadaan kulit (warna, adanya jaringan parut, pola vena, lesi dan
striae).
Normal: kulit memiliki warna yang sama dengan bagian tubuh yang
lainnya dan pola vena samar, kecuali pada klien yang kurus.
1. Suara peristaltik
Prosedur Kerja :
c) Perkusi
d) Palpasi
Prosedur kerja :
Lien tidak teraba pada orang dewasa yang normal. Palpasi lien
dilakukan seperti palpasi hepar.
Prosedur Kerja :
1) Anjurkan klien untuk miring ke sisi kanan sehingga lien lebih dekat
dengan dinding perut
2) Lakukan palpasi pada batas bawah tulang rusuk kiri dengan
menggunakan pola seperti palpasi hepar
3. Palpasi ginjal
Dalam melakukan palpasi ginjal maka posisi klien diatur supinasi dan
pemeriksa yang melakukan palpasi berdiri disisi kanan klien.
Prosedur Kerja:
Normal: Pada orang dewasa normal ginjal tidak teraba, tetapi pad
orang yang sangat kurus, bagian bawah ginjal kanan dapat dirasakan.
Prosedur kerja :
Prosedur kerja:
Perawat mengobservasi gaya berjalan dan bagian anterior, posterior, dan lateral
postur klien pada saat klien berjalan.kemudian ters yang lebih formal meminta
klien berjalan diatas garis lurus menjauh dari pemeriksa dan kembali lagi.
Normal:
- Klien berjalan dengan lengan mengayun bebas di kedua sisi, kepala, dan
wajah mendahului tubuh.
- Postur berdiri yang normal adalah berdiri tegak dengan kesejajaran parallel
antara pinggul dan bahu
Abnormal :
- Lordosis adalah peningkatan kurvatural lumbar
- Kifosis atau bungkuk adalah perurukan kurvartural posterior spinal thorax
- Skoliosis adalah kurvatural spina lateral
b) Palpasi
Pemeriksa melakukan palpasi secara perlahan diseluruh tulang, sendi, dan otot
sekitar dalam pemeriksaan yang lengkap. Pemeriksa mencatat adanya panas,
nyer tekan, edema, atau resistensi terhadap tekanan.
Prosedur kerja :
Normal :
1) Tonus otot
Prosedur kerja :
Normal :
Abnormal :
Prosedur kerja :