Anda di halaman 1dari 27

PENANGANAN DIABETES MELITUS PADA IBU NAFIS

DI RT 012 RW 06 KELURAHAN BOJONG PONDOK TERONG


KECAMATAN CIPAYUNG KOTA DEPOK JAWA BARAT TAHUN
2019

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN 1

DISUSUN OLEH :
Annisa Millenda Gunawan
17130713062
Peminatan K3L

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Ns. Dyah Utari, S.Kep, MKKK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta sholawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Keluarga Binaan tentang Penanganan Diabetes Melitus pada Ibu Nafis Aafiyah warga
RT 012 / RW 06.
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu mata kuliah
PBL 1 jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua dorongan
dan bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung
selama penyusunan Laporan Keluarga Binaan ini hingga selesai. Secara khusus
rasa terima kasih tersebut saya sampaikan kepada :
1. Ibu Dr. Ns. Dyah Utari, S.Kep, MKKK selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan laporan ini.
2. Ibu Siti Rohmah selaku Ibu RT 012 / RW 06 yang telah banyak membantu
dalam perizinan kepada keluarga binaan.
3. Ibu Nafis Aafiyah dan keluarga selaku responden yang telah bersedia
menjadi keluarga binaan.
4. Papa, Mama, dan keluarga tercinta yang telah memberikan doa, dukungan
dan motivasi dalam menyelesaikan Laporan Keluarga Binaan ini.
5. Serta rekan-rekan di Jurusan Kesehatan Masyarakat, UPN Veteran Jakarta
yang juga telah banyak membantu dan memotivasi dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari segi materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, saya siap menerima kritik
dan saran yang membangun dalam penyempurnaan Laporan Keluarga Binaan ini.

Jakarta , 14 Agustus 2019


Penyusun,

Annisa Millenda G.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
BAB I ......................................................................................................................
1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2
1.4.1 Bagi Penulis ...................................................................................... 2
1.4.2 Bagi Keluarga Binaan ....................................................................... 3
1.4.3 Bagi Masyarakat................................................................................ 3
1.4.4Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan UPN “Veteran” Jakarta.................................................................. 3
1.5 Ruang Lingkup ......................................................................................... 3
BAB II ....................................................................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 5
2.1 Definisi Hipertensi.................................................................................... 5
2.2 Tanda dan gejala hipertensi ...................................................................... 5
2.3 Klasifikasi hipertensi ................................................................................ 5
2.4 Jenis Hipertensi ........................................................................................ 6
2.5 Faktor resiko dan gejala klinis hipetensi .................................................. 8
2.6 Pencegahan Hipertensi ............................................................................. 9
2.7 Pengobatan Hipertensi ............................................................................ 10
BAB III .................................................................................................................
11
HASIL ..................................................................................................................
11

iii
3.1 Genogram Keluarga Binaan.................................................................... 11
3.2 Keadaan Rumah dan Lingkungan Keluarga Binaan................................11
3.3 Identifikasi Masalah................................................................................ 12
3.4 Penyebab Masalah................................................................................... 13
3.5 Alternatif Pemecahanan Masalah............................................................13
BAB IV..................................................................................................................15
PEMBAHASAN...................................................................................................15
BAB V................................................................................................................... 18
PENUTUP.............................................................................................................18
5.1 Kesimpulan..............................................................................................18
5.2 Saran........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 19
LAMPIRAN..........................................................................................................21

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII..........................................6


Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO/ISH...................................... 6

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Genogram Keluarga Ibu Tini............................................................. 11


Gambar 3.2 Tampak Depan Rumah Ibu Tini.........................................................12

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit degeneratif sudah menjadi permasalahan tersendiri bagi tiap
negara di dunia. WHO memperkirakan banyak negara yang mengalami
kerugian hingga milliar Dollar akibat penyakit degeneratif ini. Menurut WHO,
penyakit degeneratif merupakan penyebab kematian terbesar di dunia hingga
saat ini, hampir 17 juta orang meninggal lebih awal setiap tahunnya di
akibatkan oleh epidemi global penyakit degeneratif.

Di Indonesia transisi epidemiologi menyebabkan terjadinya pergeseran


pola penyakit, di mana penyakit kronis degeneratif sudah terjadi peningkatan.
Penyakit degeneratif merupakan penyakit tidak menular yang berlangsung
kronis seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, kegemukan dan lainnya.
Penyakit kardiovaskuler yang utama yaitu penyakit jantung koroner dan
hipertensi. Penyakit jantung koroner terutama disebabkan oleh kelainan
miokardium akibat insufisiensi aliran darah koroner karena arterosklerosis
yang merupakan proses degeneratif, di samping faktor-faktor lainnya.. Karena
itu dengan bertambahnya usia harapan hidup manusia Indonesia, kejadiannya
akan makin meningkat dan menjadi suatu penyakit yang penting, apalagi
sering menyebabkan kematian mendadak (Handajani, Adianti, 2009).

Di dunia diperkirakan 7,5 juta kematian disebabkan oleh hipertensi. Pada


tahun 1980 jumlah orang dengan hipertensi ditemukan sebanyak 600 juta dan
mengalami peningkatan menjadi hampir 1 milyar pada tahun 2008 (WHO, 2013).
Di Indonesia sendiri prevalensi hipertensi pada tahun 2013 menurut Riskesdas
mencapai 25,8%. Hasil Riskesdas menunjukkan prevalensi hipertensi berdasarkan
jenis kelamin tahun 2007 maupun tahun 2013 prevalensi hipertensi perempuan
lebih tinggi dibanding laki-laki. (Riskesdas, 2013).

1
Oleh karena itu, untuk menurunkan permasalahan kesehatan dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dilakukan pendekatan kepada
keluarga Bapak Masir dan Ibu Tini di RT 007 / RW 08 Kelurahan Cipayung,
Kecamatan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat yang memiliki masalah
kesehatan dengan saling berbagi pengetahuan dari pembelajaran di Kampus
UPN Veteran Jakarta. Adapun hal yang melatar belakangi keluarga Bapak
Masir dan Ibu Tini untuk dijadikan keluarga binaan yaitu Ibu Tini yang
menderita penyakit hipertensi yang tekanan darah setiap bulannya tidak stabil,,
sehingga perlu dilakukan binaan untuk mengurangi tekanan darah Ibu Tini dan
menjaga agar tekanan darah tetap stabil di angka normal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas makan rumusan masalahnya yaitu
bagaimana cara mengurangi tekanan daran Ibu Tini agar mencapai angka
normal ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswi diharapkan dapat memberikan edukasi dan
pengetahuan mengenai penyakit hipertensi serta cara mengatasinya
kepada keluarga yang dibina yaitu Keluarga Ibu Tini di RT 007/08
Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, Jawa
Barat

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah potensial yang ada
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi penyebab masalah yang
berpotensi
3. Mahasiswa dapat menentukan rencanna intervensi

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang
masalah kesehatan ditingkat keluarga

2
1.4.2 Bagi Keluarga Binaan
Mendapatkan edukasi kesehatan sebagai keluarga yang
dibina serta dapat meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai
kesehatan. Sehingga dapat menciptakan keluarga yang sehat.

1.4.3 Bagi Masyarakat


Dapat menghasilkan masyarakat yang sehat dan jauh dari
masalah kesehatan

1.4.4 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu


Kesehatan UPN “Veteran” Jakarta
1. Menjalin suatu kerjasama dengan institusi dalam upaya
meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi
akademik dengan pengetahuan dan keterampilan SDM yang
dibutuhkan dalam pengembangan kesehatan masyarakat
2. Tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan nyata di
lapangan
3. Meningkatnya kapasitas dan kualitas pendidikan dengan
menghasilkan peserta didik yang terampil.

1.5 Ruang Lingkup


1.5.1 Tempat
Pelaksanaan keluarga binaan ini dilakukan di rumah Ibu Tini,
tepatnya kepada Ibu Tini adalah isteri dari Bapak Masir selaku Kepala
Rumah Tangga (KRT). Rumah keluarga binaan tersebut berlokasi di Jl.
Bulak Barat No.22 RT 007 / RW 08 Kelurahan Cipayung, Kecamatan
Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat.

1.5.2 Waktu
Kegiatan keluarga binaan dilaksanakan pada tanggal 27 November
2018 untuk pengisian data menggunakan kuisioner dan pada 7 Desember
2018 melakukan identifikasi dan wawancara mendalam untuk melengkapi
data tentang keluarga Ibu Tini.

3
1.5.3 Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan keluarga binaan adalah Winanda Mashlahat
sebagai fasilitator keluarga binaan dengan sasarannya yaitu keluarga
Bapak Masir, tepatnya melaksanakan binaan kepada Ibu Tini selaku
isteri dari Bapak Masir

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hipertensi


Menurut WHO (2005) hipertensi adalah suatu keadaan dimana
dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13 – 50 tahun
dan tekanan darah mencapai 160/95 mmHg untuk usia di atas 50 tahun.
Pengukuran tekanan darah minimal sebanyak dua kali untuk lebih
memastikan keadaan tersebut. (WHO, 2005)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat mengalami resiko
kesakitan (morbiditas) bahkan kematian (mortalitas) (Rusdi & Isnawati,
2009). Disebabkan adanya perubahan struktur pada pembuluh darah
sehingga pembuluh darah menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh
darah menjadi kaku. Kekakuan pembuluh darah disertai dengan
penyempitan dan kemungkinan terjadinya pembesaran plague dapat
menghambat peredaran darah, akibatnya tekanan darah dalam sistem
sirkulasi mengalami peningkatan (Kaplan, 2002).

2.2 Tanda dan gejala hipertensi


Hipertensi juga merupakan silent killer atau pembunuh diam-diam
dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama
dengan gejala penyakit lainnya atau bahkan penderita hipertensi sering tidak
menampakkan gejala (Sudarth, 2002). Gejala-gejala akibat hipertensi, seperti
pusing, gangguan penglihatan dan sakit kepala seringkali terjadi pada saat
hipertensi sudah lanjut disaat tekanan darah sudah mencapai angka tertentu
yang bermakna (Direktorat and Klinik, 2006)

2.3 Klasifikasi hipertensi


Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
(JNC VII), klasifikasi hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi
kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat I dan derajat II.

5
Klasifikasi hipertensi menurut The Seventh Report of Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation and the Treatment of High
Blood Pressure sebgai berikut :
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII

Sumber : Chobanian et al (2003)

WHO (World Health Organization) dan ISH (International Society of


Hypertension) mengelompokan hipertensi sebagai berikut :

Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO/ISH

Sumber : Suparto (2010)

2.4 Jenis Hipertensi


Ada pun jenis hipertensi berdasarkan peyebab menurut Infodatin
Kemenkes terbagi menjadi dua, yaitu Hipertensi Primer/Hipertensi
Esensial dan Hipertensi Sedkunder/Hipertensi Non Esensial.

6
a) Hipertensi Primer/Hipertensi
Esensial c.
b) Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10% penderita
hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%,
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu
(misalnya pil KB) (Infodatin, 2014).
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan atau sebagai
akibat dari adanya penyakit lain dan biasanya penyebabnya sudah
diketahui, seperti penyakit ginjal dan kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu (Anggraini, 2009).

Menurut Infodatin (2014) jenis hipertensi berdasarkan bentuk


hipertensi dibagi menjadi tiga, yaitu :
a) Hipertensi diastolik (diastolic hypertension)
b) Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi)
c) Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension).

Terdapat jenis hipertensi yang lain menurut Infodatin (2014), yaitu


:
a) Hipertensi Pulmonal
Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah
pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas,
pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas. Berdasar
penyebabnya hipertensi pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang
ditandai dengan penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan
gagal jantung kanan. Hipertensi pulmonal primer sering didapatkan
pada usia muda dan usia pertengahan, lebih sering didapatkan pada
perempuan dengan perbandingan 2:1, angka kejadian pertahun sekitar
2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean survival/sampai timbulnya
gejala penyakit sekitar 2-3 tahun.
b) Hipertensi Pada Kehamilan

7
Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi yang umumnya
terdapat pada saat kehamilan, yaitu:
- Preeklampsia-eklampsia atau disebut juga sebagai hipertensi
yang diakibatkan kehamilan/keracunan kehamilan ( selain
tekanan darah yang meninggi, juga didapatkan kelainan pada
air kencingnya ). Preeklamsi adalah penyakit yang timbul
dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang
timbul karena kehamilan.
- Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak
sebelum ibu mengandung janin.
- Preeklampsia pada hipertensi kronik, yang merupakan
gabungan preeklampsia dengan hipertensi kronik.
- Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat.
Penyebab hipertensi dalam kehamilan sebenarnya belum jelas. Ada
yang mengatakan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh kelainan
pembuluh darah, ada yang mengatakan karena faktor diet, tetapi
ada juga yang mengatakan disebabkan faktor keturunan, dan lain
sebagainya.

2.5 Faktor resiko dan gejala klinis hipetensi


Adapun faktor terjadinya hipertensi dapat dibedakan atas faktor risiko
yang tidak dapat diubah (seperti keturunan atau genetik, jenis kelamin, dan
umur) dan faktor risiko yang dapat diubah (seperti kegemukan atau obesitas,
kurang olahraga atau aktivitas ftsik, merokok,stres, konsumsi alkohol dan
konsumsi gararn) (Fitria, Renny, Nur Indrawati Lipoeto, 2013).

Menurut Efendi Sianturi (2004) berdasarkan gejala klinis,


hipertensi dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Hipertensi Benigna adalah keadaan hipertensi yang tidak


menimbulkan gejala-gejala, biasanya ditemukan pada saat check up. Pada
hipertensi benigna, tekanan darah sistolik maupun diastolik belum

8
meningkat, bersifat ringan atau sedang dan belum tampak kelainan dari
kerusakan organ.

2) Hipertensi Maligna adalah keadaan hipertensi yang


membahayakan, ditandai dengan kenaikan tekanan darah yang tiba-tiba
dan tidak biasa ke level yang berbahaya, sering dengan angka diastolik
120-130 mmHg atau lebih. Hipertensi ini merupakan akibat komplikasi
organ-organ seperti otak, jantung, ginjal. Hipertensi maligna merupakan
emeregensi medik dan memerlukan terapi segera (Efendi S, 2004).

2.6 Pencegahan Hipertensi


Pencegahan sebenarnya merupakan bagian dari pengobatan
hipertensi karena mampu memutus mata rantai penatalaksanaan hipertensi
dan komplikasinya. Pencegahan hipertensi dilakukan melalui dua
pendekatan :

1. Intervensi untuk menurunkan tekanan darah di populasi dengan


tujuan menggeser distribusi tekanan darah kea rah yang lebih
rendah.
2. Strategi penurunan tekanan darah ditujukan pada mereka yang
mempunyai kecenderungan meningginya (Budisetio, 2001)

Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan oleh penderita hipertensi yaitu:

1. Mengurangi konsumsi makanan yang diasapi atau diawetkan dengan


kandungan garam yang tinggi. Tanaman herbal, rempah atau jus
lemon bisa digunakan untuk menggantikan garam atau MSG (senyawa
untuk meningkatkan citarasa makanan) dalam memasak.
2. Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan.
3. Berhenti merokok dan kurangi konsumsi minuman beralkohol.
4. Pengendalian berat badan.

9
5. Olahraga secara teratur: kurangnya olahraga akan memengaruhi
fleksibilitas pembuluh darah, yang bisa menyebabkan kekakuan
pembuluh darah dan memicu hipertensi.
6. Jaga agar pikiran Anda tetap rileks atau santai (Kong and Dunia,
2018).

2.7 Pengobatan Hipertensi


1. Terapi nonfarmakologi
Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan
tekanan darah adalah mengurangi berat badan untuk individu yang
obes atau gemuk, mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach
to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium, diet
rendah natrium, aktifitas fisik dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja.
Program diet yang mudah diterima adalah yang didisain untuk
menurunkan berat badan secara perlahan-lahan pada pasien yang
gemuk dan obes disertai pembatasan pemasukan natrium dan alkohol.
Untuk ini diperlukan pendidikan ke pasien, dan dorongan moril.
(Direktorat and Klinik, 2006)
2. Terapi farmakologi
Ada 9 kelas obat antihipertensi . Diuretik, penyekat beta,
penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI), penghambat reseptor
angiotensin (ARB), dan antagonis kalsium dianggap sebagai obat
antihipertensi utama. Obat-obat ini baik sendiri atau dikombinasi,
harus digunakan untuk mengobati mayoritas pasien dengan hipertensi
karena bukti menunjukkan keuntungan dengan kelas obat ini.
(Direktorat and Klinik, 2006)

10
BAB III

HASIL

3.1 Genogram Keluarga Binaan

Masir Tini

Keterangan:

: Laki-Laki

: Perempuan

Gambar 3.1 Genogram Keluarga Ibu Tini

Berdasarkan genogram keluarga Ibu Tini, beliau hanya tinggal


berdua bersama suaminya yaitu Bapak Masir yang berusia 75 tahun
sedahngakan Ibu Tini berusia 73 thun. Mereka tinggal berdua dalam satu
rumah, tetapi rumah tersebut terletak tidak jauh dari rumah anak-anaknya,
sehingga aktivitas keseharian Bapak Masir dan Ibu Tini masih terkontrol
oleh anak-anaknya.

3.2 Keadaan Rumah dan Lingkungan Keluarga Binaan


Keluarga Ibu Tini bertempat tinggal di Jl. Bulak Barat RT 07/ RW
08 No.22, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, Jawa
2
Barat. Keluarga Ibu Tini tinggal di rumah berukuran 50 m dan hanya
terdiri dari satu lantai saja yang dibagi menjadi teras, kamar tidur, kamar
mandi, ruang tengah dan dapur. Teras rumah Ibu Tini biasanya digunakan
untuk bersantai bersama Pak Masir maupun tetangga.

11
Gambar 3.2 Tampak Depan Rumah Ibu Tini

Bangunan Rumah Ibu Tini saat ini terbuat dari batu bata (tembok),
atap yang sudah terbuat dari genteng dan lantai yang terbuat dari keramik.
Kondisi pencahayaan ketika siang hari di rumah Ibu Tini cukup baik
karena memiliki ventilasi dan jendela yang masih berfungsi untuk
pertukaran udara dan masuknya sinar matahari, sedangkan di malam hari
menggunakan listrik PLN.
Untuk kegiatan rumah tangga sehari-hari yang memerlukan air
seperti memasak, mandi, cuci piring, dan sebagainya, Ibu Tini
menggunakan air tanah, untuk penyimpanan air minum Bu Tini
menyimpannya di teko. Namun pembuangan akhir limbah-limbah tersebut
rumah Bu Tini menyalurkan limbah tersebut langusng ke kali dan
rumahnya tidak memiliki septi tank.

3.3 Identifikasi Masalah


Di daerah RT 007 / RW 08 Kelurahan Cipayung, Kelurahan
Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat terdapat satu keluarga yaitu keluarga
Bapak Masir, Bapak Masir berusia 75 tahun dan tinggal bersama istrinya
Ibu Tini berusia 73 tahun yang saat ini menderita penyakit hipertensi.

12
Berdasarkan hasil wawancara Ibu Tini menderita penyakit
hipertensi sejak tiga tahun lalu. Beliau merasa sulit untuk mengendalikan
tekanan darahnya yang tidak stabil. Pengecekan tekanan darah yang tidak
teratur dan ketidaktahuan akan penyakit hipertensi juga merupakan salah
satu faktor Ibu Tini kesulitan untuk mengendalikan tekanan darahnya, oleh
karena itu penyusun memutuskan memilih masalah kesehatan tersebut
untuk dilakukan upaya intervensi agar Ibu Tini dapat mengendalikan
tekanan darahnya selalu normal dengan menjaga pola makan yang sehat
sehingga dapat memungkinkan untuk mencegah komplikasi penyakit
lainnya yang mungkin dapat terjadi karena hipertensi

3.4 Penyebab Masalah


Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Tini didapatkan bahwa
penyebab hipertensi yang diderita Ibu Tini dikarenakan oleh pola makan
yang tidak sehat seperti kurangnya mengontrol asupan makanan untuk
kategori lanjut usia, mudah stress dan kurangnya aktivitas fisik untuk
lanjut usia.

Dilihat dari masalah tersebut, kurangnya pengetahuan mengenai


hipertensi menjadi faktor penting yang menjadi penyebab Ibu Tini
menderita penyakit hipertensi.

3.5 Alternatif Pemecahanan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah serta penyebab masalah yang
dijelaskan dan mengetahui masalah kesehatan yang diderita Ibu Tini,
penyusun merencanakan intervensi dengan melakukan penyuluhan mengenai
hipertensi, bahaya hipertensi, penyebab hipertensi dan bagaimana pencegahan
hipertensi dengan metode penyuluhan perorangan (individual) yaitu ceramah
dan tanya jawab. Melalui kunjungan rumah keluarga binaan, dimana terdapat
bimbingan & penyuluhan dengan cara ini antara sasaran

13
dengan pelaksana lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh
sasaran dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya langsung.

Jenis komunikasi yang digunakan yaitu komunikasi verbal (lisan)


yang artinya komunikasi yang terjadi secara langsung, bertatap muka, dan
tidak dibatasi oleh jarak. Terdapat komunikasi yang timbal balik,
memberikan kesempatan untuk responden memberikan respon ketika
diwawancarai atau diberikan penjelasan mengenai penyusulahan.

Sedangkan media yang akan digunakan adalah media poster


mengenai hipertensi, agar responden mendapatkan gambaran secara jelas
mengenai penyakit hipertensi.

Serta penyusun akan melakukan penyuluhan tentang pola makan


sehat bagi lanjut usia dan pengaplikasian mengenai diet sehat dari DASH
(Dietary Approach to Stop Hypertension). Dengan membuat salad buah
yang kaya akan kalium dan kalsium, diet rendah natrium. Diet sehat yang
akan dilakukan yaitu pembuatan salad buah di pagi atau sore hari. Salad
tersebut berisikan buah yang dapat menurunkan tekanan darah, seperti
pisang, buah berry, buah naga dengan campuran susu rendah gula atau
yogurt dan sarapan dengan oatmeal di pagi hari. Oatmeal merupakan
makanan yang mengandung natrium rendahh, lemak rendah dan serat
tinggi, sehingga dapat megurangi tekanan darah tinggi.

Hal ini dilakukan agar Ibu Tini dapat mengatasi penyakit hipertensi
nya dan terhidar dari komplikasi penyakit lainnya.

14
BAB IV

PEMBAHASAN

Ibu Tini merupakan salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi di keluarganya. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan
darah 140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13 – 50 tahun dan tekanan darah
mencapai 160/95 mmHg untuk usia di atas 50 tahun (WHO, 2003).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat mengalami resiko kesakitan


(morbiditas) bahkan kematian (mortalitas) (Rusdi & Isnawati, 2009). Dimana
hipertensi merupakan silent killer atau pembunuh diam-diam dimana penderita
sering tidak menampakkan gejala (Sudarth, 2002).

Hipertensi yang diderita Ibu Tini merupakan hipertensi primer dimana


hipertensi tersebut disebabkan oleh kurangnya aktifitas fisik dan pola makan yang
tidak baik. Pencegahan yang dapat dilakukan oleh Ibu Tini agar tekanan darahnya
selalu stabil, yaitu :

1. Mengurangi konsumsi makanan yang diasapi atau diawetkan dengan


kandungan garam yang tinggi. Tanaman herbal, rempah atau jus lemon
bisa digunakan untuk menggantikan garam atau MSG (senyawa untuk
meningkatkan citarasa makanan) dalam memasak.
2. Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan.
3. Pengendalian berat badan.
4. Olahraga secara teratur: kurangnya olahraga akan memengaruhi
fleksibilitas pembuluh darah, yang bisa menyebabkan kekakuan pembuluh
darah dan memicu hipertensi.
5. Jaga agar pikiran Anda tetap rileks atau santai (Kong and Dunia, 2018).

Adapun faktor terjadinya hipertensi dapat dibedakan atas faktor risiko yang
tidak dapat diubah (seperti keturunan atau genetik, jenis kelamin, dan umur) dan
faktor risiko yang dapat diubah (seperti kegemukan atau obesitas, kurang olahraga

15
atau aktivitas ftsik, merokok,stres, konsumsi alkohol dan konsumsi gararn) (Fitria,
Renny, Nur Indrawati Lipoeto, 2013). Berdasarkan data kuesioner dan observasi
langsung kepada Ibu Tini, penyakit hipertensi yang diderita Ibu Tini bukan
dikarenakan keturunan, melainkan dikarenakan oleh pola makan yang tidak sehat
dan aktivitas fisik yang kurang. Tetapi hal tersebut dapat menjadi faktor resiko
terhadap anak Ibu Tini yang dapat memiliki resiko hipertensi yang disebabkan
oleh keturunan.
Gejala klinis hipertensi juga dibagi menjadi dua, yaitu Hipertensi Maligna
dan Hipertensi Benigna. Hipertensi Maligna adalah keadaan hipertensi yang
membahayakan, ditandai dengan kenaikan tekanan darah yang tiba-tiba dan tidak
biasa ke level yang berbahaya, sering dengan angka diastolik 120-130 mmHg atau
lebih dan Hipertensi Benigna adalah keadaan hipertensi yang tidak menimbulkan
gejala-gejala, biasanya ditemukan pada saat check up. Pada hipertensi benigna,
tekanan darah sistolik maupun diastolik belum meningkat, bersifat ringan atau
sedang dan belum tampak kelainan dari kerusakan organ. (Efendi S, 2004).

Melalui hasil observasi langsung kepada Ibu Tini diketahui bahwa gejala
klinis Hipertensi yang dialami oleh Ibu Tini yaitu Hipertensi Maligna karena
tekanan darah Ibu Tini yang sewaktu-waktu dapat meingkat antara angka 120/90
sampai 150/90.

Menurut buku panduan Direktorat Bina Farmasi Komunitas Klinik untuk


penyakit hipertensi yang berjudul Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi,
hipertensi Ibu Tini dapat dicegah seperti melakukan terapi non farmakologi yaitu
mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya
akan kalium dan kalsium, diet rendah natrium, aktifitas fisik dan mengkonsumsi
alkohol sedikit saja. Program diet yang mudah diterima adalah yang didisain untuk
menurunkan berat badan secara perlahan-lahan pada pasien yang gemuk dan obes
disertai pembatasan pemasukan natrium dan alkohol. Untuk ini diperlukan pendidikan
ke pasien, dan dorongan moril (Direktorat and Klinik, 2006).

16
Selain terapi non farmakologi yang dapat dilakukan oleh Ibu Tini, Ibu Tini
juga dapat melakukan terpi farmakologi dengan cara mengonsumsi obat
antihipertensi. Ada 9 kelas obat antihipertensi yaitu diuretik, penyekat beta,
penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI), penghambat reseptor
angiotensin (ARB), dan antagonis kalsium dianggap sebagai obat antihipertensi
utama. (Direktorat and Klinik, 2006).

17
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
a) Hasil wawancara yang penulis lakukan kepada Ibu Tini, diketahui
bahwa Ibu Tini merupakan penderita hipertensi. Dinilai berdasarkan
penyebabnya yaitu kurangnya aktifitas fisik, mudah stress dan pola
makan yang tidak baik maka hipertensi yang dimiliki Ibu Tini adalah
hipertensi primer.
b) Kurangnya pengetahuan mengenai hipertensi merupakan faktor
penting yang menyebabkan Ibu Tini memiliki penyakit hipertensi, juga
membuat Ibu Tini jarang memeriksakan tekanan darahnya ke
pelayanan kesehatan terdekat.
c) Jenis komunikasi yang dilakukan pada saat intervensi nanti yaitu
penyuluhan berupa komunikasi secara verbal (lisan) dengan aliran
komunikasi dua arah, yaitu adanya tanya jawab antara responden
dengan pelaksana kegiatan.

5.2 Saran
a) Sebaiknya Ibu Tini melakukan hal-hal yang dapat mengurangi tekanan
darah dan menjaga agar tekanan darah tetap stabil, seperti melakukan
senam lansia setiap minggu, kurangi konsumsi garam, mengonsumsi
buah dan sayur secara rutin, diet untuk lansia dan menjaga fikiran agar
tetap rileks dan tidak stress.
b) Meningkatkan pengetahuan mengenai hipertensi dengan mengikuti
penyuluhan yang telah disediakan pada tempat pelayanan kesehatan.

18
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, D.A, dkk. 2009, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas
Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008.

Anggraini, D. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi


pada laki-laki berusia 40–65 tahun di puskesmas bitung barat kota bitung.
FKM Universitas Sam Ratulangi. Availabel from:
http://fkm.unsrat.ac.id/wpcontent/up;loads/2015/02/JurnalDaisy-Tri-
AnggrainiSantoso101511058-Epidemiologi.pdf

Buraerah, Hakim. Analisis Faktor Risiko Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas


Tanrutedong, Sidenreg Rappan,. Jurnal Ilmiah Nasional;2010 [cited 2010 feb
17]. Available from:
http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=a&id=186192

Bennett,P. Epidemiology of Type 2 Diabetes Millitus. In Le Roith. et.al, Diabetes


Millitus a Fundamental and Clinical Text.Philadelphia: Lippincott William
& Wilkins. 2008:43(1):544-7.

Budisetio, M. (2001) ‘Pencegahan dan pengobatan hipertensi pada Penderita usia


dewasa’, 20, pp. 101–107.

Chobanian et al, 2003, The Seventh Report of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, And Treatment of High Blood Pressure
(JNC-VII), Jama 289:2560-2571.
Departemen Kesehatan. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Melitus.
2005.

Direktorat and Klinik, B. F. K. dan (2006) Pharmaceutical Care Untuk Penyakit


Hipertensi. Jakarta.

Efendi sianturi, 2004, Strategi Pencegahan Hipertensi Esensial, Universitas


Sumatra Utara, Medan.
Fitria, Renny, Nur Indrawati Lipoeto, V. T. (2013) ‘Faktor risiko kejadian

19
hipertensi pada remaja di wilayah kerja puskesmas’, Jurnal Kesehatan Bina
Husada, 7(1), pp. 10–15.

Handajani, Adianti, B. R. dan H. M. (2009) ‘Faktor-faktor yang berhubungan


dengan pola kematian pada penyakit degeneratif di indonesia’, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Infodatin (2014) ‘Hipertensi, Pusat Data dan Informasi Kementrian RI’. Available
at:
http://www.pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/in
fodatin-hipertensi.pdf.

Kaplan, N. 2002. Hypertension in The Eldery Second Edition. London:


Martin Dunitz Ltd.
Kong, H. and Dunia, O. K. (2018) ‘Tekanan Darah Tinggi’, 140, pp. 1–5.

Rusdi., & Isnawati, N. (2009). Pedoman hidup sehat. Yogyakarta: Power Books.
Sidartawan, S. 2001. Pengalaman Klinis Pengobatan Diabetes Mellitus Tipe 2
(Volume 51). Jakarta: Majalah Kedokteran Indonesia.

Sudarth, Brunner. 2002. Buku Keperawatan Medikal Bedah. Edisi-8. Jakarta:


buku kedokteran EGC.

Suparto, 2010, Faktor Risiko yang Paling Berperan terhadap Hipertensi


pada Masyarakat di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar
Tahun 2010,Tesis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Wiryowidigdo Noor, N.N. 2002. Epidemiologi. Makassar: Lembaga Penelitian
Universitas Hasanuddin.

20
LAMPIRAN

Tampak depan dan keadaan rumah Bapak Masir dan Ibu Tini di RT 007 / RW 08
Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat

21

Anda mungkin juga menyukai