Nama Kelompok 1 :
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
RPS V
1. Review Literatur
Review literatur merupakan analisis berupa kritik baik ( membangun maupun
menjatuhkan ) penelitian yang sedang dilakukan terhadap topic khusus atau pernyataan
terhadap suatu bagian dari keilmuan.
Tinjauan teori diperlukan untuk menegaskan landasan teoritis penelitian yang akan
dilakukan. Secara garis besar sumber teori dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu, acuan
umum terutama terdapat pada buku-buku teks dan acuan khusus yang berupa laporan hasil
penelitian yang terutama terdapat dalam jurnal professional. Teori yang dipilih paling tidak
harus memenuhi tiga unsur yaitu relevansi, kemuktahiran dan kelengkapan materi. Relevansi
artinya teori yang digunakan sebagai referensi sesuai dengan bidang kajian penelitian.
Kemudian kemuktahiran berkaitan dengan dimensi waktu, karena seperti yang kita ketahui
ilmu pengetahuan berkembang dengan cepat dan sebuah teori bisa efektif pada suatu waktu.
Sehingga teori yang digunakan harus mencakup perkembangan terbaru dibidangnya.
Tinjauan literatur dapat berupa hasil penelitian terdahulu yang diperoleh melalui jurnal
penerbitan berkala, baik lokal maupun internasional. Penelitian terdahulu ini penting
digunakan untuk memberikan perbandingan hasil penelitian yang sudah ada dengan penelitian
yang akan dilakukan dan digunakan untuk menangkap perbedaan ( pro dan kontra ) dari
berbagai penelitian sehingga diperoleh gambaran lengkap mengenai permasalahan yang
diteliti. Tinjaun literatur memiliki keterkaitan erat dengan kerangka teoritis dan hipotesis yang
diajukan. Sebagai sebuah karya ilmiah, penelitian yang ditujukan untuk memahami dan
menyelesaikan suatu masalah harus juga didasarkan pada cara ilmiah. Cara ilmiah dalam
memecahkan masalah pada hakikatnya menggunakan pengetahuan ilmiah sebagai dasar
argumentasi dalam mengkaji persoalan sehingga dihasilkan jawaban yang dapat diandalkan.
Jadi, literatur merupakan analisis berupa kritik ( baik membangun maupun menjatuhkan)
penelitian yang sedang dilakukan terhadap topic khusus atau pertanyaanterhadap suatu bagian
dari keilmuan
Tujuan Review Literatur adalah:
a. Membentuk sebuah kerangka teoritis untuk topik/bidang penelitian
b. Menjelaskan definisi, kata kunci dan terminology
c. Menentukan studi, model, studi kasus yang mendukung topic
d. Menentukan lingkup penelitian
Langkah-langkah dalam Review Literatur:
a. Langkah pertama yaitu membaca tulisan-tulisan ilmiah terkait. Langkah ini terdiri dari
beberapa tahap, antara lain:
- Tahap 1, memperhatikan struktur dan teks ( misalnya daftar isi, abstrak, headling dan
sub-headings ) untuk melihat apakah teks itu cocok untuk tujuan kita
- Tahap 2, apabila teks terlihat coock, baca dengan lebih detail untuk mencari penelitian
tertentu yang akan mendukung literature review. Teknik ini memungkinkan untuk
mengidentifikasi materi yang cocok dengan membaca secara luas dan untuk memperoleh
pengertian umum mengenai literatur yang ada dibidang kita.
b. Langkah kedua yaitu mengevaluasi semua tulisan ilmiah yang dibaca
Tulisan ilmiah berkualitas adalah jurnal elektronis dan database. Hati-hati dalam
melakukan google search yang menghasilkan site yang tidak qualified dan pastikan dari mana
asal dan sumber riset. Hal yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi tulisan ilmiah adalah
sebagai berikut:
- Akurasi
Pastikan apakah literatur ini akurat dengan cara mengecek apakah penelitian yang
sama diacun di sumber lain atau apakah sumber ini tidak konsisten dengan sumber
lain. Selain itu pastikan literatur berasal dari sumber terpercaya.
- Obejktivitas
Apakah ada bukti bias dalam artikel ? misalkan, apakah anda akan percaya terhadap
riset pabrik rokok yang menyatakan bahwa merokok tidak membahayakan kesehatan?
Apakah statistik sesuai dengan publikasi lain ? jika tidak, apakah argument ( metode,
rancangan penelitian dan lain-lain ) yang dipakai dasar cukup meyakinkan ?
Bagaimanakah anda mengetahui jika data yang dimuat benar ? Data pendukung apa
yang tersedia
- Kemutakhiran
Memastikan kapan tanggal publikasi material
Pastikan apakah mungkin ada informasi yang lebih baru dan menimbulkan keraguan
atau menentang beberapa temuan yang sudah ada
- Cakupan
Informasi dari literatur yang tersedia harus lengkap dan mencakup bidang yang diteliti
Pastikan apakah ada penelitian lebih lanjut yang tidak disebut atau secara sengaja
dihilangkan dari penemuan ?
c. Langkah ketiga yaitu membuat ringkasan publikasi-publikasi tersebut
Membuat catatan saat membaca literatur mengenai hal-hal berikut:
- Apakah poin/teori/masalah utama diangkat dalam teks misalkan buku atau artikel?
- Rangkum poin utama yang diajukan pengarang
- Catat detail kuotasi atau halaman referensi yang dianggap mungkin berguna dalam
literature review
- Memastikan memiliki semua informasi, seperti pengarang, tanggal dan tahun, judul
bku, sumber, penerbit buku/jurnal, halaman, tujuan penelitian, hipotesis, metode
penelitian, material, desai eksperimen dan hasil/data.
- Mencatat bagaimanakah pengarang menggunakan materi asal. Jika meniru kata-kata
pengarang secara langsung pastikan menempatkannya dalam tanda petik dan
menyebut halamannya.
- Apa simpulan yang dibuat pengarang ?
- Poin apa yang mendukung kesimpulan
- Menulis pendapat tentang bacaan tersebut. Hal ini akan berguna saat melihat kembali
catatan yang dibuat atau menggunakannya saat menulis.
d. Langkah keempat yaitu gabungkan menjadi satu cerita ilmiah yang lengkap mengenai suatu
permasalahan
- Sumber literatur review
Sumber literatur ini dapat berupa sumber utama yang berasal dari jurnal, laporan
penelitian, informasi dari wawancara/email, sumber lanjutan yang merupakan analisa
terhadap sumber utama dan sumber yang berasal dari komunitas professional
- Cara membaca sumber
a) Skimming merupakan proses membaca dokumen objek secara cepat sambil
mengambil inti-inti setiap paragraph. Skimming dapat membantu melakukan review
dengan lebih cepat dan menyeluruh.
b) Paragraph statement ( kalimat utama didalam suatu paragraph ) yaitu membaca
kalimat terpenting di dalam suatu paragraph yang berguna untuk membantu mengerti
paragraph objek
c) Document statement ( kalimat permasalahan/tema penelitian) yaitu membaca
statement utama dalam dokumen objek yang berguna untuk membantu mengerti tema
keseluruhan.
2. Deskripsi Teori
Sebelum membahas tentang deskripsi teori, kita harus mengetahui terlebih dahulu
pengertian dari teori itu sendiri.
a) Pengertian teori
Menurut Kerlinger, teori adalah seperangkat konstruk ( konsep ), definisi, dan
proporsi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik melalui spesifikasi
hubungan antar variabel sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan
fenomena.
Menurut Sitirahayu Haditono (1999) mengemukakan bahwa teori akan memperoleh
arti yang penting apabila lebih banyak melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala
yang ada.
Mark (1963) dalam Sitirahayu Haditono (1999) membedakan teori menjadi tiga macam,
yaitu:
a. Teori yang deduktif, memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu kea rah data yang diterangkan.
b. Teori induktif, adalah cara menerangkan dari data kea rah teori. Dalam bentuk ekstrem
titik pandang yang posotivistik ini dijumpai pada kaum behaviourst
c. Teori yang fungsional, terdapat suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan
teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali
mempengaruhi data.
Berdasarkan tiga pandangan diatas, dapat disimpulkan bahwa teori dapat dipandang
sebagai:
a. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum-hukum ini
biasanya menunjukan sifat hubungan yang deduktif. Suatu hukum menunjukan
hubungan antara variabel empiris yang bersifat ajek dan dapat diramal sebelumnya
b. Suatu teori dapat merupakan rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok hukum yang
diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu.
c. Suatu teori dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi.
Berdasarkan hal tersebut secara umum dapat disimpulkan bahwa teori adalah suatu
konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh melalui jalan
yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya. Bila tidak, itu bukanlah teori. (
Sugiyono, 2007 )
b) Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori ( dan
tidak sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan
variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok yang perlu dikemukakan atau dideskripsikan
akan bergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis bergantung pada jumlah variabel
yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu dependen,
kelompok teori yang dideskripsikan ada empat kelompok teori yaitu kelompok teori yang
berkenaan dengan tiga variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin
banyak variabel yang diteliti akan semakin banyak teori yang perlu dikemukakan.
Deskripsi teori berisi tentang penjelasan terhadap variabel yang diteliti. Melalui
pendefinisian dan uraian yang lengkap serta mendalam dari berbagai refrensi, ruang lingkup,
kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas
dan terarah. Teori-teori yang dideskripsikan, baik dalam proposal maupun laporan penelitian
dapat digunakan sebagai indicator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti
atau tidak. Variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari segi
pengertian maupun kedudukan dan hubungan antarvariabel yang diteliti menunjukan bahwa
peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian.
Untuk menguasai teori dan generalisasi hasil penelitian, seorang peneliti harus rajin
membaca. Untuk dapat membaca dengan baik, peneliti harus mengetahui sumber-sumber
bacaan. Sumber bacaan tersebut dapat berbentuk buku teks, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah
dan hasil penelitian. Sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu relevansi,
kelengkapan dengan kemuktahiran ( kecuali penelitian sejarah, penelitian ini justru
menggunakan sumber-sumber bacaan lama). Relevansi berkenaan dengan banyaknya sumber
yang dibaca, kemuktahiran berkenaan dengan dimensi waktu.
Hasil penelitian yang relevan tidak berarti sama dengan yang akan diteliti, tetapi masih
dalam lingkup yang sama. Secara teknis, hasil penelitian yang relevan dengan apa yang akan
diteliti dapat dilihat dari permasalahan yang diteliti, waktu penelitian, tempat penelitian,
sampel penelitian, metode penelitian, analisis dan kesimpulan. Misalnya, penelitian yang
terdahulu melakukan penelitian tentang tingkat penjualan jenis kendaraan bermotor di Tabanan
dan penelitian berikutnya diadakan penelitian di Buleleng. Jadi, hanya berbeda lokasi dan
peneliti yang kedua ini dapat menggunakan referensi hasil penelitian yang pertama.
Perbedaan paradigm penelitian dapat dilihat paling tidak pada dua aspek utama, yaitu:
- Posisi dan peran teori
- Cara pandang terhadap fenomena
Perbedaan pada dua aspek tersebut mempunyai implikasi pada perbedaan dalam
perumusan definisi teori dalam penelitian kuantitatif. Peneliti perlu memahami definisi teori
yang menjelaskan elemen dan fungsi teori. Pembahasan mengenai teori ini menggunakan
kerangka berpikir penelitian kuantitatif. (Nur Indrianto, Akuntan dan Bambang Supomo,
Akuntan 2014). Besarnya peranan kerangka teori dalam penelitian kuantitatif, prosedur
penyusunan landasan teori perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan kajian pustaka ( literature review yang relevan meliputi buku-buku referensi,
hasil penelitian, jurnal, terbitan ilmiah berkala, abstrak disertai dan tesis. Tujuan utama
melakukan kajian pustaka adalah:
a. Menunjukan seberapa jauh kesiapan peneliti menyajikan permasalahan penelitian yang
diajukan
b. Mengetahui apakah permasalahan penelitian yang diajukan merupakan permasalahan
yang orisinil atau berupa duplikasi dari penelitian lain.
c. Memberikan dasar bagi peneliti tentang penguasaan konsep-konsep teoritik yang akan
dijadikan kerangka pemikiran, sehingga peneliti akan memahami apa yang seharusnya
dilakukan, artinya melakukan sesuatu kerja atau langkah tanpa konsep yang jelas
d. Mengetahui dan mengecek apa saja yang pernah dilakukan oleh orang atau ahli lain,
sehingga peneliti tidak dikatakan melakukan replikasi
e. Menghasilkan wawasan yang luas mengenai pengetahuan dalam bidangnya, peneliti
akan memiliki landasan yang kuat dalam mengajukan hipotesis penelitian sehingga
hipotesisnya memiliki landasan teoritis yang kuat
f. Memberikan justifikasi mengenai kerangka pemikiran yang akan diajukan. Dengan
demikian, peneliti yang membuat paradigm penelitian akan memiliki landasan pemikiran
yang kuat
g. Memperoleh pengalaman berharga dari peneliti sebelumnya
2. Melakukan sintesis atau penyatuan makna antara teori yang satu teori yang lain untuk
menjelaskan secara spesifik tentang variabel penelitian. Biasanya hal ini disebut definisi
operasional variabel.
3. Atas dasar hasil kajian pustaka, kemudian peneliti menyusun sendiri kerangka teorinya
dalam susunan kerangka pemikiran yang logis, rasional dan sistematis.
4. Dengan dilandasi oleh hasil dari kajian pustaka, kemudian peneliti merumuskan hipotesis
penelitian. Hipotesis tidak semata-mata muncul berdasarkan intuisi penelitian, tetapi juga
muncul berdasarkan landasan teori.
Berdasarkan prosedur tersebut, struktur pembahasan dalam deskripsi teoritik meliputi hal
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi dan mengkaji teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan
variabel penelitian yang akan dianalisis
b. Melengkapi kajian teori dengan berbagai pendapat lain yang telah dipublikasikan
c. Menyatakan sintesis ( definisi konseptual ) tentang variabel penelitian pada setiap akhir
pembahasan suatu kajian teori. (Metode Penelitian Bisnis, Prof.Dr.Sugiyono)
4. Kerangka Berfikir
Uma Sekaran dalam buku Business Research (1992) mengemukakan bahwa kerangka
berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir yang baik
akan menjelaskan secara teoretis pertautan antara variabel independen dan dependen. Bila
dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, juga perlu dijelaskan, mengapa
variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antarvariabel tersebut, selanjutnya
dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu, pada setiap penyusunan
paradigma penel itian harus didasarkan pada kerangka berpikir.
Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian
tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah
variabel atau lebih secara mand iri (penelitian deskriptif), maka yang dilakukan peneliti di
samping mengemukakan deskripsi teoretis untuk tiap tiap variabel, juga argumentasi terhadap
variasi besaran variabel yang diteliti (Sapto Haryoko, 1999).
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis
baik yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu, dalam rangka menyusun
hipotesis penelitian, baik yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu
dikemukakan kerangka berpikir. Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai
dasar dari argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.
Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi
objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa
meyakinkan sesama ilmuwan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu
kerangka berpikir yang membuah kan simpulan yang berupa hipotesis.
Jadi, kerangka berpikir merupakan sintesis tentang hubungan antarvariabel yang disusun
dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan
tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga dihasilkan sintesis tentang
hubungan antarvariabel yang diteliti. Sintesis tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya
digunakan untuk merumuskan hipotesis.
6. Bentuk-bentuk Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua variable
atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative) dan
menggabungkan, baik secara umum maupun secara khusus antara variable satu dan variable
lainnya. Terkait dengan hipotesis dan pernyataan hipotesis yang baik, ada 2 kriteria. Kriteria
itu sama dengan yang berlaku untuk masalah dan pernyataan masalah. Hipotesis merupakan
pernyataan yang menunjukan relasi anatara variable – variable. Kedua, hipotesis mengandung
implikasi – implikasi yang jelas untuk pengujian hubungan – hubungan yang dinyatakan
Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis anatara dua variable atau lebih
dalam rumusan proporsi yang dapat diuji secara empiris. Dengan demikian hipotesis memiliki
fungsi yaitu sebagai berikut :
a. Hipotesis menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional
b. Hipotesis menyatakan variable – variable penelitian yang perlu diuji secara empiris
c. Hipotesis digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode – metode pengujian data
d. Hipotesis menjadi dasar untuk membuat simpulan penelitian.
Penelitian yang bersifat eksploratif dan sering juga dalam penelitian deskriptif tidak perlu
merumuskan hipotesis. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian menggunakan
pendekatan kuantitatif. Bentuk – bentuk hipotesis penelitian sangat erat terkait dengan rumusan
masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, bentuk rumusan masalah penelitian
ada tiga yaitu rumusan masalah deskriptif (variable mandiri), komperatif (perbandingan ), dan
asosiatif ( hubungan ).
1. Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif,
yang berhubungan dengan variable tunggal. Rumusan deskriptif cenderung didasarkan pada
pengamatan pendahuluan terhadap objek yang teliti. Contoh :
7. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Hipotesis
diturunkan dari kerangka pemikiran yang memuat teori-teori, dalil-dalil, hukum-hukum, dan
penemuan-penemuan terdahulu yang harus di uji secara empiris. Terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam menyusun hipotesis, yaitu :
a. Menyatakan pertautan antara dua variable atau lebih
b. Dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan yang jelas, padat dan spesifik.
c. Hipotesis harus dapat diuji.
DAFTAR PUSTAKA