Anda di halaman 1dari 53

B I O K I M I A

PENDAHULUAN

Biokimia merupakan ilmu pengetahuan yang


berkenaan dengan berbagai molekul di dalam
sel serta organisme yang hidup dan dengan
reaksi kimianya. Ilmu Biokimia merupakan
bagian dari kelompok ilmu Biomedik.
Penerapan ilmu ini pada keperawatan
berfokus pada pemahaman tentang:
1. Berbagai proses kimiawi di dalam
tubuh,
2. Zat-zat yang berperan dalam proses
kimiawi di dalam tubuh,
3. Nutrisi manusia dan proses
metabolisme,
4. Menerapkan konsep biokimia sebagai
landasan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan,

Biokimia dapat diartikan secara lebih formal


sebagai ilmu pengetahuan yang berkenan
dengan dasar kimiawi kehidupan (Yun; Bios
“kehidupan”)
Sel merupakan unit structural yang
membangun system kehidupan. Kita akan
mendapatkan suatu definisi fungsional
biokimia, yaitu sebagai ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan unsure-unsur
kimiawi dalam sel hidup dan dengan berbagai
reaksi serta proses yang dialaminya.
Berdasarkan definisi ini, biokimia mencakup
bidang biologi sel, biologi molekuler dan
genetika molekuler.
Ilmu faal (fisiologi), imunologi,
farmakologi dan ilmu farmasi, toksikologi,
patologi, mikrobiologi, zoology serta botani
selalu memakai pendekatan biokimia.
Tubuh manusia tersusun dari beberapa
unsure yang bergabung membentuk sejumlah
besar molekul seperti karbon, hydrogen,
oksigen dan nitrogen merupakan unsure
utama. Disamping itu; kalsium, fosfor,
kalium, natrium, klor, magnesium, besi,
mangan, yodium serta unsure-unsur tertentu
lainnya memiliki makna biologis dan medis
yang sangat penting. Protein, lemak,
karbohidrat, air dan mineral merupakan
komponen utama tubuh manusia.
Air, DNA, RNA, Protein, Polisakarida
dan Lipid merupakan molekul utama yang
ditemukan dalam sel dan jaringan.
Garis besar Mata Kuliah :
- Enzim dan koenzim
- Oksidasi biologi
- Nutrisi pada manusia (Karbohidrat,
protein, lipid, air, vitamin dan mineral)
- Metabolisme karbohidrat, asam amino,
purin-pirimidin, lemak.
- Hormon dan peranannya dalam
metabolism.
Sistem pembelajaran meliputi: kuliah,
diskusi dan praktek laboratorium

Tujuan Pembelajaran
Bahwa setelah menyelesaikan ilmu ini,
mahasiswa mampu memahami proses Biokimia
yang berlangsung dalam tubuh secara pato-
fisiologis serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya dan menerapkannya dalam
praktek keperawatan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan.

Kontrak belajar:
- Kehadiran Mahasiswa mengikuti pelajaran
kurang dari 75% tidak akan mengikuti
ujian.
E N Z I M

Def: enzim adalah sekelompok protein yang


berfungsi sebagai katalisator untuk
berbagai reaksi kimia dalam system
biologis.
Kepentingan biomedis enzim: enzim
terdistribusi di tempat2 tertentu di dalam
sel,lebih kurang sesuai dengan golongan dan
fungsinya. Sebagai contoh;
- Enzim2 yang berperan dalam sintesis dan
respirasi DNA terletak di dalam inti sel.
- Enzim yg mengkatalisis berbagai reaksi
yang menghasilkan energi secara aerob
terletak di dalam mitokondria.
- Enzim yang berhubungan dengan
biosintesis protein berada bersama
ribosom.
Ada penyakit yang disebabkan oleh
abnormalitas sintesis enzim tertentu.
Misalnya pada defisiensi enzim glukosa 6-
fosfat dehidrogenase (G6PDH/G6PD). Sel
darah merah penderita defisiensi G6PDH
sangat rentan terhadap pembebanan
oksidatif, misalnya pada pemakaian obat
analgetik tertentu dan malaria. Pemakaian
obat2 tersebut dapat terjadi Hemolisis
intravaskuler.
Analisis enzim dalam serum dapat dipakai
untuk deteksi penyakit2 seperti infark otot
jantung, kerusakan jaringan hati, bendungan
saluran empedu, penyakit prostat dll. Dasar
penggunaan enzim sebagai penunjang
diagnosis adalah bahwa (1) pada dasarnya
sebagian besar enzim berada dan bekerja
dalam sel dan (2) bahwa enzim tertentu
terdapat dalam jumlah besar dalam jaringan
tertentu. Oleh karena itu enzim intraseluler
seharusnya tidak ditemukan dalam serum.
Jika sampai terlacak juga, jaringan asalnya
pasti sudah mengalami kerusakan.

Penggolongan Enzim tipe dan mekanisme


kerjanya.
Suatu enzim dapat dapat mengkatalisis satu
atau beberapa reaksi. Reaksi2 yang
dikatalisis oleh enzim dapat digolongkan ke
dalam 6 golongan, sesuai dengan jenis reaksi
yang dikatalisis. (hal 89)
1. Oksidoreduktase: mengkatalisis
reaksi2 oksidasi-reduksi.
2. Transferase: mengkatalisis reaksi
pemindahan berbagai gugus seperti
amina, karboksil, karbonil, metil, asil,
glikosil atau fosforil.
3. Hidralase: mengkatalisis pemutusan
pemutusan ikatan kovalen sambil
mengikat air.
4. Liase: megkatalisis pemecahan ikatan
kovalen tanpa mengikat air.
5. Ligase: mengkatalisis pembentukan
ikatan kovalen.
6. Isomerase: mengkatalisis reaksi
isomerisasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja


enzim:
- Pengaruh suhu
- Pengaruh pH
- Pengaruh konsentrasi enzim
- Pengaruh konsentrasi substrat

Suhu: suhu rendah mendekati titik beku


tidak merusak enzim, namun enzim tdk
dapat bekerja. Kenaikan suhu lingkungan
akan meningkatkan energi kinetik enzim &
meningkatkan frekuensi benturan antara
molekul enzim dan substrat dan pd suhu
tertentu akan dicapai kecepatan reaksi
maksimum. Bila suhu ditingkatkan terus
maka jumlah enzim yg aktif akan
berkurang karena mengalami denaturasi.
Kecepatan rx enzimatik berlangsung
maksimal pada suhu optimum (gbr.1). Enzim
dlm tubuh manusia mempunyai suhu
optimum sekitar 37 ˚C. Sebagian besar
enzim menjadi tidak aktif pada pemanasan
sampai ±60 ˚C, karena terjadi denaturasi.

PH: enzim bekerja pada kisaran pH


tertentu. Bila dilakukan pengukuran
aktifitas enzim pd beberapa macam pH yg
berlainan, maka sebagian besar enzim di
dlm tubuh akan menunjukkan aktivitas
maksimum antara pH 5,0-9,0. Kecepatan
rx enzimatik berlangsung maksimal pada pH
optimum (gbr.2). Ada enzim yg mempunyai
pH optimum yg sangat rendah yaitu
pepsin(2). Pada pH yg jauh di luar pH
optimum enzim akan terdenaturasi, selain
itu pada keadaan ini baik enzim maupun
substrat dapat mengalami perubahan
muatan listrik yg mengakibatkan enzim
tidak dapat berikatan dengan substrat.

Konsentrasi enzim: peningkatan konsentrasi


enzim akan meningkatkan kecepatan rx
enzimatik. Kecepatan rx enzimatik (v)
berbanding lurus dengan konsentrasi enzim
(E). Makin besar konsentrasi enzim, rx
enzimatik makin cepat (gbr.3)
Konsentrasi substrat: pada suatu rx
enzimatik, bila konsentrasi substrat
diperbesar, sedangkan kondisi lainnya
tetap, maka kecepatan rx (v) akan
meningkat sampai suatu batas kecepatan
maksimum (V). Pada titik maksimum ini
enzim telah jenuh dengan substrat. Pada
konsentasi substrat (S) melampaui batas
kejenuhan kecepatan rx akan konstan.
Dalam keadaan itu seluruh enzim sudah
berada dalam bentuk kompleks E-S.
Penambahan jlh substrat tidak menambah
jlh kompleks E-S (gbr.4)

KOENZIM
- Senyawa organic dgn bobot molekul
rendah
- Stabil terhadap panas
- Dibutuhkan bagi aktifitas enzim
Banyak enzim yang mengkatalisis proses
pemindahan gugus dan reaksi lainnya,
memerlukan disamping substratnya, juga
molekul organic sekunder yaiutu Koenzim,
karena tanpa koenzim, enzim bersifat
inaktif.
Jenis-jenis enzim yang membutuhkan
koenzim yaitu enzim yang mengkatalisis :
reaksi oksidoreduktase, pemindahan gugus,
serta isomerisasi dan reaksi yang butuh
ikatan kovalen.

Jenis enzim yang tidak butuh koenzim yaitu


pada reaksi liase termasuk reaksi hidrolase
yang dikatalisis oleh enzim pencernaan,
tidak memerlukan koenzim.

Kepentingan enzim pada biomedis (dalam


praktek keperawatan):
- Enzim memegang peranan utama dalam
kesehatan dan penyakit, contoh: sirosis
hepatis (penyakit pd hati), dapat
menimbulkan gangguan yang berat pada
kemampuan sel untuk membentuk enzim
yang mengkatalisis berbagai proses
metabolism yang penting seperti sintesis
ureum. Ketidakmampuan mengubah
ammonia yang toksis  ureum yang tidak
toksis, menimbulkan intoksikasi ammonia
dan akhirnya  koma hepatikum.
- Cedera jaringan yang berat (infark
jantung/paru, remuk pada anggota gerak,
pada karsinoma)  enzim akan dilepas
kedalam darah.
- Pengukuran enzim intrasel didalam serum
dapat memberikan informasi diagnostik
dan prognostik.

OKSIDASI BIOLOGI

Secara kimiawi, oksidasi didefinisikan sebagai

pengeluaran electron dan reduksi sebagai

perolehan electron, contohnya oksidasi ion ferro

 ferri maka oksidasi selalu disertai reduksi

akseptor electron. Prinsip oksidasi reduksi

berlaku pula pada berbagai system biokimia dan

merupakan konsep penting yang melandasi

pemahaman tentang sifat oksidasi biologi. Banyak

oksidasi biologi dapat berlangsung tanpa peran

serta molekul oksigen, misalnya dehidrogenase.

Penggunaan utama oksigen adalah dalam

proses respirasi yang dapat diartikan sebagai

proses pengambilan energy dalam bentuk ATP

dari reaksi terkendali hydrogen dengan oksigen

yang membentuk air. Disamping itu,

molekuloksigen disatukan ke dalam sejimlah besar


substrat oleh enzim yang dinamakan oksigenase.

Banyak obat, polutan dan karsinogen kimia

dimetabolisir oleh enzim-enzim dari kelompok ini

yang dikenal sebagai system sitokrom P-450.

Pemberian oksigen dapat menyelamatkan jiwa

penderita yang mengalami kegagalan respirasi

atau sirkulasi.

Enzim yang terlibat dalam proses oksidasi

dan reduksi disebut enzim oksidoreduktase yang

dipilah menjadi 4 kelompok yaitu: kelompok enzim

Oksidase, Dehidrogenase, Hidroperoksidase dan

Oksigenase.

- Enzim oksidase menggunakan oksigen sebagai


akseptor hydrogen yang membentuk air atau

hydrogen peroksida.

- Enzim dehidrogenase tidak dapat

menggunakan oksigen sebagai akseptor

hydrogen.

- Enzim hidroperoksidase menggunakan

hydrogen peroksida atau peroksida organic

sebagai substrat yang melindungi tubuh


terhadap kerusakan akibat radikal bebas dan

enzim-enzim oksigenase mengantarai reaksi

hidroksilase obat serta steroid.

- Enzim oksigenase mengkatalisis pengangkutan


langsung dan penyatuan oksigen ke dalam

molekul substrat.

RANTAI RESPIRASI DAN FOSFORILASI

OKSIDATIF

Mitokondria merupakan tempat berlangsung

sebagian besar peristiwa penangkapan energy

yang berasal dari oksidasi respiratorius. Sistem

dalam mitokondria yang merangkaikan respirasi

dengan produksi zat antara berenergi tinggi,

yaitu ATP, disebut fosforilasi oksidatif.

Fosforilasi oksidatif menggunakan organism

aerob yang menangkap energy bebas dengan

proporsi yang lebih besar dari substrat

respiratorius bila dibandingkan dengan organism

anaerob. Sejumlah obat (amobarbital) dan racun

(sianida, karbon monoksida) menghambat


fosforilasi oksidatif yang biasanya akan

berakibat fatal. Sejumlah kelainan bawaan pada

mitikondria yang meliputi komponen dalam rantai

respirasi dan fosforilasi oksidatif pada pasien

ditemukan dengan myopati serta ensefalopati dan

sering pula dengan asidosis laktat.

Rantai respirasi memberikan sebagian besar

energy yang tertangkap dalam metabolisme. ADP

merupakan molekul yang menangkap sebagian

energy besar dalam bentuk fosfat energy tinggi,

yang dilepaskan oleh proses katabolisme, ATP

yang dihasilkan akan menghantarkan energy

bebas ini untuk menggerakkan semua proses yang

memerlukan energy. Jadi ATP dapat disebut

sebagai “penukar” energy pada sel. Semua

energy bermanfaat yang dibebaskan selama

oksidasi asam lemak serta asam amino, dan

hampir seluruh energy yang dilepaskan dari

oksidasi karbohidrat, akan tersedia di dalam

mitokondria sebagai unsure ekuivalen pereduksi (-

H atau electron). Mitokondria berisi sejumlah


rangkaian katalisator yang dikenal sebagai rantai

respirasi yang mengumpulkan, mengangkut unsure

ekuivalen pereduksi, dan mengarahkannya pada

reaksi akhir dengan oksigen untuk membentuk

air. Yang terdapat pula dalam mitokondria adalah

mesin untuk menangkap energy bebas yang

dilepaskan sebagai fosfat energy tinggi.

Mitokondria juga mengandung berbagai system

enzim yang bertanggung jawab untuk

memproduksi sebagian besar unsure ekuivalen

pereduksi di tempat pertama, yaitu enzim-enzim

pada oksidasi-ß dan siklus asam sitrat. Siklus

asam sitrat merupakan lintasan metabolisme

umum terakhir untuk oksidasi semua bahan

makanan utama.
ALIRAN INFORMASI & REKAYASA GENETIK

Penemuan bahwa informasi genetic dikodekan di

sepanjang sebuah molekul polimetrik yang hanya

tersusun dari empat tipe unit monomer

(deoksiadenilat, deoksiguanilat, deoksiSitidilat dan

timidilat). Molekul polimetrik ini disebut DNA,

adalah dasar kimiawi hereditas dan diorganisasikan

ke dalam gen yang menjadi unit fundamental

informasi genetic. Gen mengendalikan sintesis

berbagai tipe RNA yang kebanyakan terlibat dalam

sintesis protein. Pengetahuan tentang struktur dan

fungsi asam nukleat sangat esensial dalam

memahami genetika dan banyak aspek pada

patofisiologi penyakit disamping sebagai dasar

genetic penyakit.

Dasar kimiawi hereditas dan penyakit genetic

ditemukan dalam struktur DNA. Lintasan informasi

dasar yaitu DNA mengarahkan sintesis RNA yang

selanjutnya mengarahkan sintesis protein.

Isi informasi DNA (kode genetic) terletak dalam

rangkaian yang di dalamnya tersusun monomer


deoksiribonukleotida purin dan pirimidin. Polimer

memiliki suatu polaritas; salah satu ujungnya

mempunyai gugus terminal 5’-hidroksil atau fosfat,

dan ujung lainnya mempunyai 3’-fosfat atau

hidroksil.

D N A:

- Adalah suatu polinukleotida,


- Bentuk heliks ganda,
- Basa-basa : Purin & Pirimidin
- Urutan basa menetukan urutan asam amino
- Mengandung Purin & Pirimidin dalam jumlah yang
sama

- Rantai-rantai pada DNA adalah anti parallel


- Pemanfaatan informasi genetic: Replikasi,

Transkripsi, Translasi, Metabolisme & fungsi

lain.

Genom manusia: 6 x 109 pasang nukleotida yang

membentuk 46 mo. DNA raksasa yakni kromosom.

Informasi genetik mengalir dari DNA kepada RNA

dan dari RNA kepada protein:


Informasi genetika yang disimpan dalam rangkaian

nukleotida DNA mempunyai 2 tujuan yang

merupakan sumber informasi bagi sintesis semua

molekul protein pada sel serta organisme, dan juga

memberikan informasi yang diwariskan kepada sel-

sel anak atau generasi berikutnya. Kedua fungsi ini

harus memenuhi persyaratan bahwa molekul DNA

berfungsi sebagai cetakan, yang dalam hal pertama

untuk transkripsi informasi ke dalam RNA, dan

dalam hal kedua, untuk replikasi informasi ke dalam

molekul DNA turunannya.

Pembentukan RNA melalui transkripsi DNA

Reaksi-reaksi kimia:

- Dibentuk dari nukleosida 5’- trifosfat.


- Ikatan pirofosfat.
Sifat kimia RNA berbeda dengan DNA:

(1) Dalam RNA, gula tempat melekatnya

fosfat dan basa purin serta pirimidin

adalah ribosa dan bukan 2’-deoksiribosa

seperti halnya DNA.


(2) Komponen pirimidin RNA berbeda dengan

komponen pirimidin DNA yaitu RNA tidak

mempunyai timin, sebagai penggantinya

RNA mengandung ribonukleotida urasil.

(3) RNA terdapat sebagai seutas untai

tunggal, sedangkan DNA sebagai molekul

heliks beruntai ganda.

(4) Karena molekul RNA merupakan untai

tunggal yang dilengkapi hanya dengan

salah satu di antara dua utas untai gen,

kandungan guaninnya tidak harus sama

dengan kandungan sitosin, dan juga

kandungan adeninnya tidak harus sama

dengan kandungan urasilnya.

(5) RNA dapat dihidrolisis oleh alkali menjadi

senyawa siklik 2’,3’-diester dari

mononukleotida, yaitu senyawa yang tidak

bisa dibentuk dari DNA yang diproses

dengan alkali, mengingat tidak

terdapatnya gugus 2’-hidroksil. Ketidak

stabilan RNA terhadap alkali memberikan


manfaat diagnostik maupun manfaat

analitik.

Fungsi biologik RNA:

- mRNA (messenger RNA)


- tRNA (transfer RNA)
- hnRNA (heterogenous nuclear RNA)
- rRNA (ribosomal RNA)

Informasi genetik dalam DNA sebuah kromosom

dapat dialihkan melalui replikasi yang tepat, atau

dapat ditukar lewat sejumlah proses yang mencakup

persilangan, rekombinasi, transposisi dan konversi.

Semua ini menghasilkan suatu sarana untuk

memastikan kemampuan adaptasi dan

penganekaragaman bagi organisme tersebut,

kendati juga dapat menghasilkan penyakit.

Mutasi terjadi akibat perubahan pada rangkaian

basa DNA. Peristiwa ini dapat timbul karena

kesalahan replikasi, gerakan atau perbaikan DNA


dan terjadi dengan frekuensi sekitar satu dalam

setiap 106 pembelahan sel. Produk gen yang

abnormal bisa terjadi akibat mutasi yang terdapat

dalam regio pemberi kode atau pengatur pada DNA.

Mutasi dalam sebuah sel benih akan ditransmisikan

kepada turunan sel tersebut(dinamakan transmisi

vertical kelainan bawaan).

Sejumlah faktor, termasuk virus, zat kimia, sinar

UV dan radiasi pengion, akan meningkatkan laju

mutasi. Mutasi seringkali mengenai sel somatic dan

kemudian diteruskan kepada generasi sel berikutnya

dalam suatu organisme. Sejumlah penyakit dan

mungkin pula sebagian besar penyakit kanker

semakin jelas terlihat sebagai akibat dari transmisi

horizontal mutasi yang diinduksi.


METABOLISME KARBOHIDRAT

Fungsi utama KH dalam metab. Adalah sebagai bahan

bakar utama untuk oksidasi dan menyediakan energi

untuk proses metab. Lainnya. Dalam peranan ini KH

dipakai oleh sel-sel terutama dalam bentuk

GLUKOSA.

Glukosa merupakan bentuk KH dalam makanan yang

diserap dengan jumlah besar ke dalam darah serta

dikonversikan di dalam hati dan semua jenis KH

lainnya dapat dibentuk di dalam tubuh dari glukosa.

Unsur ini diubah menjadi jenis KH lain yg mempunyai

fungsi sangat spesifik, mis: glikogen untuk simpanan

energi; ribose dlm asam nukleat; galaktosa dlm

laktosa susu, dlm senyawa2 lipid kompleks tertentu,

dan dalam bentuk gabungan dengan protein, yaitu di

dalam glikoprotein serta proteoglikan. Penyakit yg

berhubungan dgn KH yaitu penyakit DM,

galaktosemia, glycogen storage diseases, dan

intoleransi laktosa.

Klasifikasi KH:
(1) Monosakarida merupakan bentuk KH yg tdk

dapat dihidrolisis menjadi btk yg lebih sederhana

lagi. Bentuknya antara lain: triosa,

tetrosa,pentosa,heksosa,heptosa atau oktosa,

menurut jumlah atom karbon yg dimiliki; dan

sebagai aldosa atau ketosa, tergantung apakah

gugus aldehid ataukah keton yang ada.

(2) Disakarida menghasilkan 2 molekul monosak.

Yg sama atau berbeda bila dihidrolisis. Contoh:

maltosa, menghasilkan 2 mol glukosa dan

sukrosa, menghasilkan 1 mol glukosa serta 1 mol

fruktosa.

(3) Oligosakarida menghasilkan 2 sampai 10

monosak pada hidrolisis. Contoh: maltotriosa.

(4) Polisakarida menghasilkan lebih dari 10

monosak pada hidrolisis. Contoh: polisak dgn

rumus bangun linier atau bercabang, yaitu pati dan

dekstrin.
METABOLISME KARBO HIDRAT ANTARA

Metabolisme KH pada mammalia dapat dipakai sbb:

1. GLIKOLISIS: Oksidasi glukosa atau glikogen

menjadi piruvat & laktat oleh Jl.Embden-Meyerhof

2. GLIKOGENESIS: Sintesis glikogen dari glukosa

3. GLUKOGENOLISIS: Pemecahan glikogen, hasil

utama glikogenolisis dalam hati (glukosa); dalam

otot (piruvat & laktat)

4. OKSIDASI PIRUVAT MENJADI ASETIL KO-A:

merupakan tingkat yg penting sebelum pemasukan

hasil glikolisis ke dlm siklus Asam sitrat; yg

merupakan jalan akhir bersama untuk oksidasi KH,

Lemak & Protein.

5. HEKSOSA MONOFOSFAT SHUNT (HMP

Shunt=Jl.Pentosa fosfat=Jl. Oksidasi

fosfoglukonat): merupakan jalan untuk oksidasi

glukosa disamping Jl. Embden-Meyerhof. Fungsi

utamanya: adalah untuk mensintesis perantara2

penting seperti NADPH & Ribosa.


6. GLUKONEOGENESIS: Pembentukan glukosa atau

glikogen dari sumber2 non KH. Jalur yg ikut serta

dalam glukoneogenesis: siklus Asam Sitrat &

Glikolisis

PEMBENTUKAN & PEMECAHAN GLIKOGEN

Glikogenesis & Glikogenolisis tidak hanya merupakan

pembalikan serangkaian rx. Masing2 proses merupakan

suatu jalan metab yg sama sekali terpisah & dikatalisis

oleh enzim2 yg berlaianan.

Glikogenesis terjadi pada hampir setiap jaringan tubuh,

tetapi terutama dalam hati & otot. Setelah 12-18 jam

puasa, hati hampir tidak mengandung glikogen.

Glikogen otot jaringan meningkat di atas 1% dan hanya

berkurang & bermakna setelah kerja keras yang

berlangsung lama.

Fungsi glikogen otot: bertindak sebagai sumber unit2

heksosa untuk glikolisis dalam otot itu sendiri.

Fungsi glikogen hati: sebagian besar berurusan dengan

ekspor unit2 heksosa untuk mempertahankan glukosa

darah, khususnya diantara waktu makan.


OKSIDASI PIRUVAT MENJADI ASETIL-KoA

Sebelum piruvat dapat masuk ke dalam siklus asam

sirat, piruvat harus diangkut ke dlm mitokondria melalui

suatu zat pengangkut piruvat khusus yg membantu

perjalanannya melalui membran bagian dalam

mitokondria.

Di dalam mitokondria, piruvat mengalami dekarboksilasi

oksidatif menjadi Asetil KoA, rx ini dikatalisis oleh

beberapa enzim yg berbeda dan yang bekerja

bergantian dalam suatu kompleks multienzim.

-Mereka bersama-sama dinamakan kompleks Piruvat

Dehidrogenase & analog dengan Kompleks æ–

Dehidrogenase dalam siklus Asam Sitrat.

-Piruvat mengalami dekarboksilasi dengan adanya

tiamin difosfat menjadi derivat Hidroksi etil cincin Tiazol

dari Tiamin Difosfat yang berikatan dengan enzim &

selanjutnya bereaksi dengan Lipoat yg telah dioksidasi

untuk membentuk S-Asetil Lipoat, semua dikatalisis

oleh Piruvat Dehidrogenase.


-Dengan adanya Dihidrolipoil Transasetilase, S-Asetil

Lipoat bereaksi dengan KoA Asetil KoA + Lipoat

Tereduksi

METABOLISME GLUKOSA

GLUKOSA DARAH

Sumber-sumber Glukosa Darah:

1. Dari KH makanan; KH dari makanan, didalam saluran

pencernaan akan membentuk glukosa, galaktosa dan

fruktosa V.porta hati. Galaktosa dan fruktosa segera

diubah menjadi glukosa dalam hati.

2. Dari berbagai senyawa glukogenik yang mengalami

glukoneogenesis;

- senyawa yg langsung diubah menjadi glukosa tanpa banyak

resiklus seperti beberapa asam amino dan propionat.

- senyawa yg merupakan hasil dari metabolisme parsial dari

glukosa dalam jaringan tertentu yg diangkut ke hati dan

ginjal, dimana mereka disintesis kembali menjadi glukosa.

Seperti: laktat, yg dibentuk dari oksidasi glukosa dalam

otot rangka dan oleh eritrosit ditranspor ke hati dan ginjal,


dimana diubah menjadi glukosa, yang dapat digunakan lagi

melalui sirkulasi untuk oksidasi dalam jaringan.

3. Dari glikogen hati oleh glikogenolisis; energi yang diperlukan

untuk sintesis glukosa dari piruvat dalam hati diperoleh dari

oksidasi asam-asam lemak.

Glukosa Darah Puasa:

Kadar glukosa darah memuncak pada sekitar 1 jam setelah

makan, kemudian menurun seiring dengan oksidasi atau

perubahan glukosa mnejadi bentuk simpanan bahan bakar oleh

jaringan. Dua jam setelah makan, kadar kembali ke rentang

puasa. Penurunan glukosa darah ini menyebabkan pancreas

menurunkan sekresi insulinnya, dan kadar insulin turun. Hati

berespon terhadap sinyal hormon ini dengan memulai degrasi

simpanan glikogen dan melepaskan glukosa ke dalam aliran

darah. Apabila kita terus berpuasa selama 12 jam, kita masuk

ke keadaan basal. Pada saat ini kadar insulin serum rendah dan

glukagon meningkat. Pada pokoknya selama fase awal puasa,

kadar glukosa dipertahankan dalam rentang 80-100 mg/dl, dan

kadar asam lemak serta badan keton meningkat. Hati berperan


penting dalam mempertahankan kadar glukosa darah, yakni

dengan glikogenolisis dan glukoneogenesis.

Harus dicurigai a

danya DM, apabila kadar glukosa plasma vena yang diambil

tanpa memandang kapan saat makan terakhir “ jelas

meningkat” (> 220 mg/dl), terutama pada seseorang yang

memperlihatkan tanda dan gejala klasik dari hiperglikemia

kronik. Untuk memastikan diagnosis tersebut, penderita harus

berpuasa satu malam (10-16 jam), dan pengukuran gula darah

harus diulang. Nilai yang kurang dari 115 mg/dl masih dianggap

normal. Nilai lebih dari 140 mg/dl mengisyaratkan DM.

Konsentrasi glukosa darah:

- Dalam keadaan post absorbsi, glukosa darah= 80 – 100

mg/dl.

- Setelah makan KH, glukosa darah meningkat = 120 – 130

mg/dl.

- Selama puasa, glukosa darah menurun = 60 –70 mg/dl.

Penetapan kadar gula/glukosa darah merupakan salah satu

pemeriksaan kimia darah paling sering dilakukan. Pemeriksaan


ini dapat dilakukan terhadap darah, plasma atau serum.

Bermacam-macam cara digunakan dalam penetapan kadar gula

darah, baik secara makro (menggunakan darah vena), maupun

secara mikro (darah kapiler).

Cara yang sering digunakan pada dasarnya dapat dibedakan

dalam beberapa golongan:

2. Penetapan kolometri berdasarkan sifat mereduksi glukosa,

misalnya metode Folinwu dan Somogyinelson.

3. Penetapan dengan cara titrasi berdasarkan sifat mereduksi

glukosa (iodemetri), misalnya metode Hagedord-Jensen dan

Somogyi-Schaffer-Hartmann.

4. Pembentukan kompleks berwarna oleh glukosa dengan suatu

zat misalnya otuluidin (kolorimetri).

5. Reaksi enzim dengan menggunakan glukosa-oksidase.

Hidrogen peroksidase yang terbentuk akan mengoksidasi

zat kromogen seperti o-dianisidin.

INSULIN:
- Dihasilkan oleh sel-sel Beta pulau Langerhans dalam

pancreas dan disekresi ke dalam darah sebagai respon

langsung terhadap hiperglikemia.

- Konsentrasinya dalam darah sejajar dengan konsentrasi

glukosa darah, dan pemberian insulin mengakibatkan

hipoglikemia dengan segera.

- Zat-zat yang menyebabkan pengeluaran insulin adalah:

asam-asam amino, asam-asam lemak bebas, benda-benda

keton, glukagon,sekretin,tolbutamid.

- Yang menghambat pengeluaran insulin adalah: epinefrin dan

norepenefrin.

GLUKAGON:

- Dihasilkan oleh sel-sel Alfa Langerhans dari pancreas.

- Sekresinya dirangsang oleh hipoglikemia.

- Bila sampai di hati menyebabkan glikogenolisis yang

mengaktifkan fosforilasi.
METABOLISME LEMAK

Lipid dalam makanan setelah dicerna akan membentuk senyawa

monoaselgliserol dan asam lemak. Senyawa ini digabungkan

kembali di dalam sel usus dengan protein, dan mula2 disekresikan

ke dalam system limfatik serta kemudian ke dalam sirkulasi

darah sebagai lipoprotein yang disebut kilomikron. Semua

produk pencernaan yang bersifat hidrofobik dan larut-lemak

(mis; kolesterol) akan membentuk lipoprotein, yang memudahkan

pengangkutannya dalam jaringan tubuh yaitu plasma darah.

Kolesterol (3-Hidroksi-5,6 Kolestin) yang mengalir dalam darah

dalam bentuk lipoprotein, berfungsi sebagai komponen stabilisasi

membran sel dan sebagai precursor garam empedu serta hormon

steroid. Prekursor kolesterol diubah menjadi ubikuinon, dolikol,

dan di kulit menjadi kolekalsiferol yaitu bentuk aktif vitamin D.

Peningkatan kadar kolesterol dalam darah dikaitkan dengan

pembentukan plak ateroskelotik yang dapat menyumbat pembuluh

darah, menimbulkan serangan jantung dan stroke. Kolesterol LDL


bersifat aterogenik, namun kadar kolesterol HDL yang tinggi

bersifat protektif karena partikel HDL berperan mengeluarkan

kolesterol dari jaringan dan mengeluarkannya ke hati.

Kolesterol dalam tubuh berasal dari 2 sumber: (1) Sintetis dalam

tubuh kira2 500 mg/hari; (2) Berasal dari makanan, jumlahnya

tergantung susunan makanan. Sintetis dalam tubuh terjadi pada

jaringan hati, korteks anak ginjal, kulit, usus, testis dan aorta.

Pengeluaran kolesterol tubuh berlangsung melalui 3 cara, yaitu:

(1) Sebagai kolesterol yang dikeluarkan bersama empedu ke

lumen usus, (2) Setelah diubah menjadi asam empedu dikeluarkan

ke lumen usus, (3) Diubah menjadi hormon steroid, dan setelah

berfungsi hormon2 ini dan metabolitnya dikeluarkan melalui

urine. Di dalam darah kolesterol terdapat dalam 2 bentuk, yaitu

kolesterol bebas dan sebagai ester. Ester kolesterol mempunyai

hubungan dengan fungsi hati, sehingga kadang2 perlu ditetapkan

tersendiri. Penetapan kadar kolesterol total dilakukan dengan

beberapa cara, pada umumnya lebih mudah dari pada penetapan

ester kolesterol pada umumnya penetapan dilakukan setelah

diekstraksi dengan pelarut lemak.


Berbeda dengan glukosa dan asam amino, kilomikron

triasilgliserol tidak diambil langsung oleh hati. Senyawa ini akan

dimetabolisasi oleh jaringan ekstrahepatik yang mempunyai

enzim lipoprotein lipase; yang akan menghidrolisis triaselgliserol

dengan melepaskan asam lemak, yang kemudian disatukan ke

dalam lipid jaringan atau dioksidasi sebagai bahan bakar. Sumber

utama lain untuk asam lemak rantai panjang adalah sintesis

(lipogenesis) dari karbohidrat, terutama di dalam jaringan

adiposa dan hepar.

Triasilgliserol (trigliserida) dalam jaringan adipose merupakan

cadangan bahan bakar tubuh yang penting. Sesudah unsure lipid

mengalami hidrolisis (lipolisis), asam2 lemak akan terlepas masuk

ke dalam darah sebagai asam lemak bebas. Asam lemak ini akan

diambil oleh jaringan tubuh (kecuali otak dan eritrosit) dan

selanjutnya mengalami esterifikasi menjadi asilgliserol atau

dioksidasi sebagai bahan bakar utama menjadi CO2. Dua lintasan

yang penting yang terdapat di dalam hati: (1) kelebihan

triasiltrigliserol dari lipogenesis maupun asam lemak bebas,

disekresikan ke dalam darah sebagai very low density

lipoprotein (VLDL). Triasilgliserol ini mengalami nasib serupa


dengan kilomikron. (2) Oksidasi parsial asam bebas menghasilkan

badan keton (ketogenesis). Badan keton (aseto asetat, 3-

hidroksibutirat dan aseton) lalu diangkut ke jaringan

ekstrahepatik, dan dalam jaringan ini, badan keton bekerja

sebagai sumber bahan bakar utama lainnya.

Selama puasa, asam lemak & gliserol dari simpanan Triasilgliserol

adipose ke hati (glukoneogenesis). Asam lemak membentuk

kompleks dengan albumin dalam darah dan diserap oleh otot,

ginjal dan jaringan lain. Di jaringan ini, terjadi oksidasi menjadi

CO2 + H2O yang menghasilkan ATP. Hati mengubah karbon

badan keton darah. Selama puasa, badan keton mengalami

oksidasi untuk menghasilkan energi di otot, ginjal dan jaringan

lain, juga di otak selama kelaparan.

Oksidasi Asam Lemak: Asam lemak dapat dioksidasi menjadi

asetil-KoA dan disintesis dari asetil-KoA. Oksidasi asam lemak

berlangsung dalam mitokondria; setiap tahap melibatkan derivat

asil-KoA yang dikatalisis dengan menggunakan NAD+ serta FAD

sebagai koenzim, dan menghasilkan ATP. Sebaliknya biosintesis

asam lemak berlangsung dalam sitosol, menggunakan NADP

sebagai koenzim dan memerlukan ATP maupun ion bikarbonat.


Oksidasi asam lemak merupakan proses aerob yang memerlukan

keberadaan oksigen. Penyakit dengan gangguan pada oksidasi

asam lemak akan menimbulkan keadaan hipoglikemia, infiltrasi

lemak dalam berbagai organ dan hipoketonemia.

Ketogenesis diatur pada tiga tahap yang menentukan: (1)

pengendalian mobilisasi asam lemak bebas dari jaringan adipose;

(2) aktivitas karnitin palmitoiltransferase-I dalam hepar, yang

menentukan proporsi aliran asam lemak yang teroksidasi dan

bukan teresterifikasi; (3) penyekatan asetil-KoA antara lintasan

ketogenesis dan siklus asam sitrat

METABOLISME PROTEIN DAN ASAM AMINO

Protein melaksanakan berbagai fungsi esensial pada manusia,

fungsi2 ini dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelas: dinamik dan

struktural.

Fungsi dinamik protein termasuk transpor, kontrol metabolik,

kontraksi, dan katalisator reaksi2 kimia. Dalam fungsi

struktural, protein menyediakan matriks untuk tulang dan

jaringan penyambung, memberikan struktur dan bentuk pada

manusia.
Makna biomedik: protein memegang peran sentral di dalam

fungsi sel dan struktur sel. Analisa protein tertentu dan enzim

darah banyak digunakan untuk tujuan diagnostik.

Protein Plasma

Protein plasma merupakan bagian utama zat plasma, protein

plasma sebenarnya merupakan campuran yang sangat

kompleks yang tidak hanya terdiri dari protein sederhana tetapi

juga protein campuran atau conjugated protein seperti

glikoprotein dan berbagai jenis lipoprotein. Plasma normal

mengandung 60-80 g/l protein. Dari jumlah ini, 30-50 g adalah

albumin dan 15-30 g tersusun atas campuran globulin. Asam

amino yang dihasilkan dari pencernaan protein makanan,

diserap melalui epitel usus dan masuk ke dalam darah.

Berbagai sel yang mengandung asam amino ini yang

kemudian masuk menjadi simpanan di dalam sel. Asam amino

tersebut digunakan untuk membentuk protein dan senyawa

lain yang mengandung nitrogen atau oksidasi untuk

menghasilkan energi.

Protein serum terutama adalah fraksi albumin dan globulin,

juga dalam analisis protein serum total, bila dikoreksi untuk

nitrogen non protein dapat dipergunakan untuk mengirakan

seluruh albumin dan globulin total. Dalam larutan Na-Sulfat

27% globulin akan mengendap sedang albumin akan tetap

tinggal dalam larutan.


Cara-cara menentukan/pemisahan protein plasma: analisis

nitrogen; kalorimetri langsung; elktroferesis; ultrasentrifuge;

presipitasi alkohol; analisis imunologi.

Konsentrasi kedua fraksi utama protein serum sering

dinyatakan sebagai rasio albumin terhadap globulin (A/G), nilai

normal 1,2 : 1

Metabolisme Asam Amino.

Penyebutan istilah asam amino yang secara nutrisi esensial

sebagai asam amino esensial (asam amino yang tidak dapat dibuat

sendiri dalam tubuh), dan asam amino yang secara nutrisi

nonesensial (asam amino yang dapat dibuat sendiri dalam tubuh),

namun pemakaiannya mengaburkan sifat esensial biologis pada

keseluruhan 20 macam asam amino.

Kita bisa memperdebatkan bahwa asam amino yang secara nutrisi

nonesensial itu lebih penting bagi sel daripada asam amino yang

secara nutrisi esensial, karena dalam tubuh manusia sudah terjadi

evolusi penurunan kemampuan untuk membuat sendiri asam amino

esensial sementara kemampuan pembuatan asam amino

nonesensial masih dipertahankan. Penekanan pada proses

metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh manusia, kita akan

membicarakan hanya biosintesis asam amino nonesensial dan tidak

akan membahas biosintesis asam amino esensial oleh tanaman

serta mikroorganisme.
Tabel. Kebutuhan asam amino pada manusia

Secara nutrisi Secara nutrisi

esensial nonesensial
Arginin * Alanin

Histidin * Asparagin

Isoleusin Aspartat

Leusin Sistein

Lisin Glutamat

Metionin Glutamin

Fenilalanin Glisin

Treonin Hidroksiprolin

Triptofan Hidroksilisin

Valin Prolin

Serin

Tirosin
* Secara nutrisi semiesensial

Berbagai produk yang penting secara fisiologis dan berasal dari

asam amino mencakup heme, purin, pirimidin, hormon,

neurotransmitter dan banyak protein mengandung asam amino

yang sudah dimodifikasi untuk memenuhi fungsi khusus seperti

pengikatan kalsium, pembentukan ikatan silang kovalen. Histamin

yang dibentuk melalui dekarboksilasi histidin, memainkan peranan


penting dalam banyak reaksi alergi. Neurotransmitter spesifik yang

berasal dari asam amino mencakup ∂-aminobutirat dari glutamat; 5-

hidroksitriptamin (serotonin) dari triptofan; dan dopamine,

norepinefrin dari tirosin.

Pencernaan protein dan Penyerapan asam amino

Enzim proteolitik: pepsin, tripsin, kimotripsin, elastase, dan

karboksipeptidase, dibentuk sebagai “zimogen” yang diaktifkan

melalui proses pemutusan setelah masuk ke dalam lumen saluran

cerna. Setelah disekresikan ke dalam saluran cerna, zimogen

mengalami pemutusan untuk menghasilkan protease aktif. Enzim

proteolitik (juga disebut protease) menguraikan protein makanan

menjadi asam amino konstituennya di dalam lambung dan usus.

Di lambung, pepsin memulai pencernaan protein dengan

menghidrolisisnya menjadi polipeptida2 yang lebih kecil. Isi lambung

masuk ke dalam usus

halus, tempat kerja enzim2 yang dihasilkan oleh pankreas; eksokrin.

“protease pancreas” (tripsin, kimotripsin, elastase, dan

karboksipeptidase) memutus polipeptida menjadi oligopeptida dan

asam2 amino.

Pemutusan oligopeptida menjadi asam amino dikerjakan oleh enzim

yang dihasilkan oleh epitel usus. Enzim tersebut adalah

aminopeptidase yang terletak di brush border dan peptidase lain

yang terletak di dalam sel. Akhirnya, asam2 amino yang terbentuk


dari pencernaan protein diserap melalui sel epitel usus dan masuk

ke dalam darah.

Gangguan Metabolisme Asam Amino.

Defisiensi asam amino dapat terjadi, jika salah satu asam amino

esensial tidak terdapat dalam diet atau terdapat dalam jumlah yang

tidak memadai. Pada daerah2 dimana masyarakatnya hanya

bergantung pada biji2an (kurang mengandung triptofan dan lisin)

sebagai sumber protein dan tidak terdapat suplementasi dengan

sumber protein seperti susu, ikan atau daging, dapat terlihat

keadaan defisiensi yang dramatis. Kwashiorkor dan marasmus

merupakan penyakit endemik dikawasan tertentu, kwashiorkor

terjadi bila seorang anak disapih dengan makanan pati yang kurang

mengandung protein, pada marasmus terdapat kekurangan baik

asupan kalori maupun asam amino spesifik.

Diet manusia harus mengandung 20 asam2 amino L-œ esensial

dalam jumlah cukup untuk menunjang pertumbuhan bayi atau untuk

memelihara kesehatan pada orang dewasa. Dalam bentuk protein,

asam2 amino melaksanakan banyak fungsi struktural, hormonal dan

katalitik yang penting untuk kehidupan. Karena itu tidaklah

mengherankan bahwa “defek genetik” pada metabolisme asam

amino dapat berakibat penyakit berat. Beberapa penyakit genetik

katabolisme asam amino yang termasuk jarang (mis; fenilketonuria

dan penyakit maple syrup urine) bila tidak diobati mengakibatkan

mental retardation dan kematian dini. Penyakit2 genetik lain dapat


diakibatkan akrena “kemampuan mentranspor asam2 amino ke

dalam sel” terganggu. Karena gangguan transpor ini secara khas

menyebabkan peningkatan jumlah satu atau lebih asam amino yang

diekskresi dalam urine, mereka sering disebut amino asiduria.

Selain perannya dalam protein, L-asam2 amino dan derivatnya

berpartisipasi dalam “fungsi intraselluler” seperti transmisi saraf,

regulasi pertumbuhan sel, dan biosintesis porfirin, purin dan urea.

Asam2 amino dalam peptida berbobot molekul rendah memainkan

peran tambahan sebagai hormon: insulin, tirotropin (TSH),

somatotropin (growth hormone), luteinizing hormon (LH) dan follicle

stimulating hormone (FSH).

***

METABOLISME NUKLEOTIDA

= NUKLEOPROTEIN

Nukleotida adalah merupakan molekul penting yang turut

berperan dalam proses banyak sel antara lain:

- transfer energi

- penyimpan informasi gen

- katalisis enzim

- biosintesis asam nukleat


- sintesis koenzim spesifik: Ko-A, NAD+, NADP+, FAD

- siklus nukleotida spesifik: cAMP dan cGMP

Sifat-sifat umum nukleotida:

1. selalu mengalami degradasi yang menghasilkan basa bebas

dan ribosa fosfat.

2. Basa bebas dan ribosa fosfat membetuk nukleotida

kembali melalui salvage pathway (penyelamatan).

3. Komponen basa dapat pula de novo (disintesis baru) pada

ribosa fosfat dari senyawa antara hasil metabolisme

sehingga meningkatkan tampungan nukleotida dan mengganti

yang rusak.

4. Ribosa fosfat dapat disintesis dari glukosa/alur pentosa

fosfat.

5. Selalu terjadi pengurangan basa melalui reaksi degradatif:

a. Pirimidin degradasi senyawa antara

b. Purin oksidasi asam urat urine

Purin dan pirimidin bukan unsur esensial dalam diet manusia, dan

defisiensi purin jarang dijumpai pada manusia. Asam nukleat

dalam makanan akan diuraikan di dalam tractus gastrointestinal


menjadi purin dan pirimidin. Meskipun reaksi “penyelamatan

mengubah purin dan ribo- serta deoksiribonukleosidanya langsung

menjadi mononukleotida yang bersesuaian, namun sebagian besar

purin, pirimidin dan derivatnya yang ada dalam tubuh akan

terbentuk lewat biosintesis dari senyawa-senyawa antara.

Metabolisme Purin:

Degradasi gugusan purin asam urat

Asam urat dibentuk dari pemecahan purin dan dengan sintesis

langsung dari 5-fosforibosil pirofosfat (5-PRPP) dan glutamin.

Kadar asam urat darah normal pada manusia adalah sekitar 4

mg/dl (0,24 mmol/L). Pada manusia asam urat diekskresi di dalam

urine, tetapi pada mamalia lain, asam urat dioksidasi menjadi

alantoin sebelum diekskresi. Lebih dari 80% asam urat yang

terbentuk dalam tubuh diekskresi melalui urine dan hanya sedikit

melalui empedu.

Biosintesis senyawa induk nukleotida purin, yaitu Inosin

monofosfat (IMP) merupakan nukleotida “induk” yang merupakan

asal pembentukan AMP maupun GMP.


Sintesis IMP dimulai dari senyawa- antara œ-D-ribosa-5-fosfat.

Lintasan tersebut kemudian bercabang, yang satu dari IMP

menjasi AMP sementara cabang lainnya dari IMP menjadi GMP.

Konversi purin, ribonukleosida purin dan dioksiribonukleosida

purin menjadi mononukleotida meliputi sejumlah reaksi

“penyelamatan” yang memerlukan energi yang jumlahnya jauh

lebih kecil dari pada yang dibutuhkan dalam sintesis de novo.

Mononukleotida AMP dan GMP akan diubah menjadi nukleosida

difosfat (ADP dan GDP) melalui pemindahan gugus fosforil dari

ATP yang dikatalisis oleh enzim nukleosida monofosfat kinase.

GDP kemudian diubah menjadi GTP oleh enzim nukleosida

difosfat kinase dengan mengorbankan ATP lainnya. Konversi ADP

menjadi ATP pertama-tama terjadi melalui fosforilasi oksidatif

dan kemudian lewat reaksi glikolisis serta siklus asam sitrat.

Manusia mengkatabolisasi purin menjadi asam urat yang terdapat

sebagai asam yang relatif tidak larut menurut keadaan pH urine

(yaitu, pada pH asam) atau sebagai garam natrium urat yang lebih

larut(yaitu, pada pH yang mendekati netral). Pada hiperurisemia,

kadar urat serum melebihi batas kelarutannya. Kristalisasi

natrium urat yang ditimbulkan dalam jaringan lunak dan


persendian akan membentuk endapan yang dinamakan tofus.

Proses ini menyebabkan suatu reaksi inflamasi akut, yaitu

arthritis akut gout, yang dapat berlanjut menjadi arthritis

kronis gout.

Metabolisme Pirimidin

Biosintesis pirimidin meliputi suatu rangkaian reaksi yang panjang

dan berbeda dengan rangkaian reaksi pada biosintesis purin,

namun melibatkan reaksi yang analog setelah sebuah

mononukleotida terbentuk. Preparat analog pirimidin tertentu

merupakan substrat untuk enzim pada biosintesis pirimidin dan

dengan demikian menghambat proses ini. Pengaturan biosintesis

pirimidin meliputi pengendalian baik ekspresi gen maupun

aktivitas enzimatiknya

Biosintesis pirimidin dan purin menggunakan beberapa precursor

yang sama, yaitu: PRPP, glutamin, CO2, aspartat. Namun demikian,

meskipun ribosa fosfat merupakan reaktan dini dalam sintesis

purin, namun pelekatan moietas ribose fosfat pada basa pirimidin

terjadi jauh lebih lambat dibandingkan dalam biosintesis purin.


Berbeda dengan produk katabolisme purin yang tidak begitu

mudah larut, produk akhir pirimidin bersifat sangat larut dalam

air, yaitu: CO2, ß-alanin dan ß-aminoisobutirat. Overproduksi

pirimidin hanya menimbulkan sedikit abnormalitas yang dapat

dideteksi secara klinis. Pada hiperurisemia yang berkaitan

dengan overproduksi PRPP yang berat, terjadi overproduksi

pirimidin dan meningkatkan ekskresi ß-alanin.

KESEIMBANGAN ASAM BASA

Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hydrogen


pada cairan tubuh. Asam terus-menerus diproduksi dalam metabolisme
normal. Meskipun banyak terbentuk asam sebagai hasil metabolisme namun
kadar ion hydrogen cairan tubuh tetap rendah. Namun, walau kadarnya
rendah ion hydrogen yang stabil perlu dipertahankan agar fungsi sel dapat
berjalan normal, karena sedikit fluktuasi (naik turun) mempunyai efek
yang penting terhadap aktifitas enzim seluler. Karena efek terhadap
enzim seluler inilah, maka perubahan [H+] yang relatif kecil berpengaruh
besar terhadap hidup seseorang. Untuk itu diperlukan suatu substansi
yang mengurangi perubahan pH akibat penambahan asam maupun basa yang
disebut dengan penyangga (buffer).
Pengendalian pH cairan tubuh berpusat terutama pada fungsi paru-
paru dan ginjal, tempat pengeluaran kelebihan H+. Paru-paru berfungsi
mengurangi pCO2 dalam darah. Ginjal bertugas mempertahankan HCO3¯
dari darah sebanyak yang diperlukan dan membangkitkan lebih banyak lagi
dengan jalan mengubah CO2 menjadi HCO3¯ dan H+.
* Kadar bikarbonat diatur oleh ginjal:
ekskresi, reabsorpsi dan regenerasi (butuh waktu beberapa jam), tetapi
sempurna)
* Kadar asam karbonat diatur oleh paru-paru dengan mengeluarkan CO2
(bisa cepat) tetapi tidak sempurna.

Ganguan keseimbangan Asam Basa:


1. Asidosis Respiratorik:
Peningkatan relatif asam karbonat dibandingkan dengan bikarbonat.
Penyakit pernafasan:
- pneumonia, empisema
- asma, gangguan kongesti
- depresi SSP (morfin)
- respirasi tidak berfungsi baik

2. Alkalosis Respiratorik:
Penurunan fraksi asam karbonat tanpa perubahan bikarbonat.
Hiperventilasi/dipaksa:
- histeris
- penyakit SSP: sistim respirasi
- toksikasi salisilat
- pemakaian salah respirator

3. Asidosis Metabolik:
Penurunan fraksi bikarbonat, baik tanpa atau perubahan relatif kecil
pada fraksi asam karbonat.
- DM + ketosis
- Payah ginjal
- Keracunan garamasan
- Kehilangan cairan usus berlebihan (diare, colitis)

4. Alkalosis Metabolik:
Peningkatan fraksi bikarbonat, baik tanpa atau perubahan relatif kecill
pada fraksi asam karbonat.
Kelebihan alkali:
- makan alkali berlebihan (obat untuk ulkus peptikum)
- obstruksi usus tinggi (stenosis pilori)
- muntah-muntah lama (asam lambung keluar)

Nilai Normal dalam Darah

pH= 7,4 PCO2= 40 mmHg [HCO3¯]= 24


m/l

Peny. Primer PCO2 HCO3¯ pH Kompensasi PCO2 HCO3¯


Asidosis Resp. - Alkalosis Met. -

Alkalosis Resp. - Asidosis Met. -


- -
Asidosis Met. Alkalosis Resp.
- -
Alkalosis Met Asidosis Resp.

SIKLUS ASAM SITRAT (SIKLUS

KREBS)

Siklus asam sitrat (siklus Krebs, siklus

asam trikarboksilat) merupakan rangkaian

reaksi di dalam mitokondria yang

menghasilkan katabolisme residu asetil

dengan membebaskan sejumlah ekuivalen

hydrogen, yang pada oksidasi menyebabkan

pelepasan dan penangkapan sebagian besar

energi yang ada dalam bentuk ATP dari

bahan bakar jaringan.

Residu asetil tersebut berbentuk asetil-

KoA (CH3-CO-S-KoA, asetat aktif), yaitu


senyawa ester dari ko-enzim A. Ko-A

mengandung vitamin asam pantotenat.

Fungsi utama siklus asam sitrat adalah

bekerja sebagai lintasan-akhir bersama

untuk oksidasi karbohidrat, lipid dan

protein. Hal ini terjadi karena glukosa,

asam lemak dan banyak asam amino

dimetabolisme menjadi asetil-KoA atau

senyawa2 antara yang ada dalam siklus

tersebut. Siklus asam sitrat juga

mempunyai peranan penting dalam proses

glukoneogenesis, transaminasi, deaminasi

dan lipogenesis. Hepar merupakan satu2nya

jaringan tubuh yang melaksanakan proses

di atas sampai taraf yang bermakna.

Karena itu, akibat gangguan hepar akan


sangat hebat, seperti misalnya, hepatitis

dan sirrosis hepatis.

Siklus asam sitrat terdiri atas

kombinasi molekul asetil-KoA dengan

oksaloasetat asam dikarboksilat 4-karbon,

sehingga membentuk senyawa sitrat, asam

trikarboksilat 6-karbon. Proses ini

mengikuti rangkaian reaksi di mana dua

molekul CO2 dilepaskan dan senyawa

oksaloasetat diproduksi kembali.

Siklus asam sitrat merupakan bagian

integral dari proses yang menyediakan

sejumlah besar energi bebas yang

dilepaskan selama oksidasi karbohidrat

serta lipid, dan melalui proses ini asam2

amino akan tersedia. Selama peristiwa

oksidasi asetil-KoA dalam siklus tersebut


akan terbentuk sejumlah unsure ekuivalen

pereduksi dalam bentuk hydrogen/electron

sebagai hasil kegiatan enzim dehidrogenase

yang spesifik. Unsur ekuivalen pereduksi ini

kemudian memasuki rantai respirasi di

mana sejumlah besar ATP dihasilkan dalam

proses fosforilasi oksidatif. Proses ini

bersifat aerobik yang memerlukan oksigen

sebagai pengoksidasi akhir unsure

ekuivalen pereduksi. Karena itu, keadaan

tanpa O2 (anoksia) atau defisiensi partial

O2 (hipoksia) mengakibatkan

penghambatan total/partial siklus

tersebut.

Nasib komponen2 makanan setelah

mengalami proses pencernaan dan

penyerapan merupakan metabolisme antara.


Ini mencakup jalur metabolik yang

ditempuh oleh masing2 molekul zat

makanan. Jalur2 metabolik dapat dibagi ke

dalam 3 kategori:

(1) Jalur Anabolik: jalur2 ini terlibat

dalam sintesis senyawa2 yang

menyusun struktur tubuh dan fungsi

tubuh, seperti misalnya sintesis

protein, enzim/hormon/antibody.

(2) Jalur Katabolik: melibatkan proses2

oksidatif yang melepaskan energi

bebas, biasanya dalam bentuk “fosfat

berenergi tinggi” atau “ekuivalen

pereduksi”. Misalnya rantai

pernafasan dan fosforilasi oksidatif.

(3) Jalur Amfibolik, memiliki lebih dari

satu fungsi dan berada pada


“persilangan” dari metabolisme,

berperan sebagai penghubung diantara

jalur anabolik dan katabolik, misalnya

siklus asam sitrat.

Anda mungkin juga menyukai