Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

neurologis yang sering di jumpai dan harus ditangani dengan cepat dan

tepat.Stroke Non Hemoragik merupakan kelainan otak yang timbul mendadak

yang di sebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa

terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Arif Muttaqin 20012). Stroke non

hemoragik pada dasarnya di sebabkan oleh oklusi pembukuh darah otak yang

kemudian menyebabkan terhentinya pasokan oksigen dan glukosa ke otak stroke

ini sering di akibatkan oleh thrombosis akibat plak aterosklerosis arteri otak/ atau

yang memberi vaskularisasi pada otak yang tersangkut di arteri otak. Stroke jenis

ini merupakan stroke yang tersering di dapatkan, sekitar 80% dari semua stroke.

Stroke jenis ini juga bisa di sebabkan berbagai hal yang menyebabkan terhentinya

aliran daraah otak, antara lain syok atau hipovolemia dan berbagai penyakit lain.

Data WHO (World Healt Organization) menyebutkan terdapat 17 juta

kasus stroke baru yang tercatat setiap tahunnya dan di dunia terjadi 7 juta

kematian yang disebabkan oleh stroke. Di Indonesia, jumlah penderita stroke

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada

tahun 2013 menunjukkan peningkatan jumlah penderita Stroke menjadi 12,1 per

1000 penduduk. Berdasarkan data dari survey kemenkes 2014, 21,1 persen

penyebab kematian di Indonesia disebabkan oleh Stroke. Jumlah penduduk

Indonesia pada tahun 2014 mencapai 252 juta penduduk dan terdapat 3.049.200 di
antaranya yang menderita penyakit stroke. Jika dibandingkan dengan jumlah

penduduk Brunei Darussalam yang berjumlah sekitar 400 ribu jiwa, penderita

stroke di Indonesia bias di ibaratkan 6 kali lipat dari jumlah penduduk.

Stroke non hemoragik di sebabkan oleh thrombosis (bekuan cairan di

dalam pembuluh darah otak) dan embolisme serebral ( bekuan darah atau material

lain). Stroke non hemoragik yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan di suatu

atau lebih arteri besar pada sirkulasi seebrum dapat di sebabkan oleh bekuan

(thrombus) yang terbentuk do dalam suatu pembuluh otak atau pembuluh organ

distal. Pada trombus vascular distal, bekuan dapat terlepas atau mungkin terbentuk

dalam suatu organ seperti jantung dan kemudian dibawa melalui system arteri ke

otak sebagai suatu embolus. Sumbatan di arteri karotis interna sering mengalami

pembentukan plak aterosklerotik di pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan

atau stenosis. Apabila stenosis mencapai suatu tingkat kritis tertentu, maka

meningkatnya turbulensi di sekitar penyumbatan akan menyebabkan penurunan

tajam kecepatan aliran darah ke otak akibatnya perfusi otak akan menurun dan

terjadi nekrosis jaringan otak. Adapun manifestasi klinis pada klien dengan stroke

yaitu kelumpuhan wajah atau anggota badan ( biasanya hemiparesis ) yang timbul

mendadak, perubahan status mental ( delirium, stupor, atau koma ), disartia (

bicara pelo atau cadel ) gangguan penglihatan diplopia, mual, muntah dan nyeri

kepala. Jika manifestasi klinis tidak dapat di tangani dengan segera maka akan

berpengaruh pada metabolisme dalam tubuh sehingga pemenuhan metabolisme

akan tergangau atau berkurang, berdasarkan uraian dia atas peneliti mengangkat

Diagnosa Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan

Tubuh. ( Taqiyyah Bararah 2013 )


Dari permasalahan di atas maka penyelesaian dari masalah asuhan

keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh tersebut

berdasarkan NIC ( Nursing Interventions and Clasification ) 2015 di antaranya

adalah : Manajemen Ganguan Makan; ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang

baik dengan klien ( dan orang terdekat klien dengan tepat ), tentukan pencapaian

berat badan harian sesuai keinginan, monitor intake / asupan makanan/ dan

asupan cairan secara tepat, monitor tanda – tanda fisiologis ( tanda – tanda vital,

elektrolit), jika diperlukan, rundingkan dengan tim kesehatan yang lainnya setiap

hari terkait perkembangan klien. Manajemen Nutrisi : instruksiakan pasien

mengenai kebutuhan nutrisi( yaitu : membahas pedoman diet dan piramida

makanan ), tentukan status gizi pasien dan kemampuan (pasien) untuk memenuhi

kebutuhan gizi, bantu pasien membuka kemasan makanan, memotong makanan,

dan makan, jika di perlukan, monitor kalori dan asupan makanan, monitor

kecenderungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan, beri obat – obatan

sebelum makan ( misalnya., biofeedback, hypnosis, relaksasi, imajinasi

terbimbing, terapi music, distraksi, akupresur ).

Melihat dari latar belakang data kejadian yang didapatkan maka peneliti

tertarik untuk melaksanakan “Asuhan Keperawatan pada Klien Yang Mengalami

Stroke Non Hemoragic dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari

Kebutuhan Tubuh di Ruang Teratai RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso.

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan pada

klien yang mengalami Stroke Non Hemoragic dengan Ketidakseimbangan Nutrisi


Kurang Dari Kebutuhan Tubuh di Ruang Teratai RSUD dr. H. Koesnadi

Bondowoso.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Klien yang mengalami Stroke

Non Hemoragic dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan

Tubuh di Ruang Teratai RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan Asuhan Keperawatan pada

Klien yang mengalami Stroke Non Hemoragic dengan Ketidakseimbangan

Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh di Ruang Teratai RSUD dr. H.

Koesnadi Bondowoso

1.4.2 Tujuan Khusus

a) Melakukan pengkajian Asuhan Keperawatan pada Klien yang

mengalami Stroke Non Hemoragic dengan Ketidakseimbangan Nutrisi

Kurang Dari Kebutuhan Tubuh di Ruang Teratai RSUD dr. H.

Koesnadi Bondowoso

b) Melakukan diagnosis Keperawatan pada Klien yang mengalami

Stroke Non Hemoragic dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang

Dari Kebutuhan Tubuh di Ruang Teratai RSUD dr. H. Koesnadi

Bondowoso

c) Melakukan perencanaan Keperawatan pada Klien yang mengalami

Stroke Non Hemoragic dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang


Dari Kebutuhan Tubuh di Ruang Teratai RSUD dr. H. Koesnadi

Bondowoso

d) Melakukan tindakan Asuhan Keperawatan pada Klien yang

mengalami Stroke Non Hemoragic dengan Ketidakseimbangan Nutrisi

Kurang Dari Kebutuhan Tubuh di Ruang Teratai RSUD dr. H.

Koesnadi Bondowoso

e) Melakukan evaluasi Keperawatan pada Klien yang mengalami Stroke

Non Hemoragic dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari

Kebutuhan Tubuh di Ruang Teratai RSUD dr. H. Koesnadi

Bondowoso

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan

dalam pengembangan ilmu keperawatan, penerapan asuhan keperawatan

dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang khususnya

Asuhan Keperawatan pada Klien yang mengalami Stroke Non Hemoragic

dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh di

Ruang Teratai RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso.

1.5.2 Manfaat Praktis

a) Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

meningkatkan mutu dan sebagai pengembangan untuk menambah


pengetahuan dari hasil penelitian terutama dalam konsep ilmu

keperawatan.

b) Bagi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dalam mengaplikasikan ilmu Keperawatan pada Klien yang

mengalami Stroke Non Hemoragic dengan Ketidakseimbangan Nutrisi

Kurang Dari Kebutuhan Tubuh di Ruang Teratai RSUD dr. H.

Koesnadi Bondowoso”

c) Bagi bahan Peneliti

Pelayanan keperawatan yang bersifat menyeluruh baik pada

individu dan masyarakat sehingga cakupan dalam wilayah pelayanan

keperawatan dapat berjalan dengan baik.

d) Bagi Responden

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan kepada

anggota keluarga klien dengan penyakit Stroke Non Hemoragic untuk

meningkatkan kualitas hidup sehat dan meningkatkan derajat

kesehatan pada masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai