Pmi
Pmi
Pendahuluan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau
bahan bukan berasal dari untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor
Sebagai bagian yang integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan laboratorium sangat
dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai program dan upaya kesehatan, dan dimanfaatkan
2. Pemantapan Mutu
Mutu pelayanan di laboratorium berkaitan dengan data hasil uji analisa laboratorium.
Laboratorium dikatakan bermutu tinggi apabila data hasil uji laboratorium tersebut dapat
accuracy atau ketepatan dan ketelitian yang tinggi dapat dicapai dan data tersebut harus
Untuk mencapai mutu hasil laboratorium yang memiliki ketepatan dan ketelitian tinggi
maka seluruh metode dan prosedur operasional laboratorium harus terpadu mulai dari
hasil uji laboratorium ke pelanggan. Mutu suatu produk atau jasa bukan hanya penting
bagi pemakai namun juga bagi pemasok. Pada pelayanan jasa laboratorium kesehatan
rendahnya mutu hasil pemeriksaan pada akhirnya akan menimbulkan penambahan biaya
untuk kegiatan pengerjaan ulang dan klaim dari jasa pelanggan. Untuk menanggulangi
biaya kompensasi yang berasal dari rendahnya mutu hasil pemeriksaan laboratorium
3. Mutu di Laboratorium
Mutu adalah mendapatkan hasil yang benar secara langsung setiap saat dan tepat waktu,
menggunakan sumber daya yang efektif dan efisien. Ini penting dalam semua tahap
kesalahan semaksimal mungkin mulai dari kesalahan pra analitik, analitik dan pasca
Mutu suatu output laboratorium bergantung dari beberapa faktor. Yang paling mendasar
laboratorium. Secara singkat dapat dikatakan bahwa sistem Manajemen Mutu yang
terdapat dalam suatu laboratorium disebut sebagai Praktek Laboratorium yang Benar
GLP adalah ungkapan yang diberikan kepada sistem mutu laboratorium yang mencakup
benar.
5. Mempertahankan Mutu
Hal-hal yang perlu dilakukan agar mutu suatu laboratorium tetap baik dengan cara
mempertahankan mutu itu agar tidak bergeser atau berubah. Untuk itu maka perlu
Pemantapan mutu laboratorium adalah segala usaha yang dituangkan dalam suatu
banyak faktor yang perlu diamati atau diawasi karena kemungkinan terjadi
Suatu sistem pengontrolan tidak mungkin sepenuhnya sesuai untuk seluruh laboratorium.
Oleh karena itu masing-masing laboratorium harus memilih dan menetapkan sistem
Suatu sistem pengontrolan yang dilaksanakan oleh laboratorium sendiri untuk memantau
Suatu sistem pengontrolan yang dilaksanakan oleh pihak lain yang umumnya adalah
Pemantapan mutu internal adalah suatu sistem dalam arti luas yang mencakup tanggung
jawab dalam memantapkan semua kegiatan yang berkaitan dengan pemeriksaan untuk
mencegah dan mendeteksi adanya suatu kesalahan serta memperbaikinya.
sebelum proses pemeriksaan itu sendiri dilaksanakan yaitu dimulai dari tahap pra analitik
spesimen, hingga kegiatan pada tahap analitik dan kegiatan pada tahap pasca analitik.
1. Kesalahan teknik
Sifat kesalahan disini sudah melekat, selalu ada pada setiap pemeriksaan dan seakan-akan
tidak mungkin dapat dihindarkan. Usaha perbaikan jenis kesalahan ini hanya dapat
Kesalahan jenis ini menunjukkan tingkat ketelitian (presisi) pemeriksaan. Kesalahan ini
akan tampak pada pemeriksaan yang dilakukan berulang pada spesimen yang sama dan
hasilnya bervariasi, kadang-kadang lebih besar, kadang-kadang lebih kecil dari nilai
seharusnya.
kesalahan ini menjurus ke satu arah. Hasil pemeriksaan selalu lebih besar atau selalu
Kesalahan yang terjadi di luar tahap analitik pemeriksaan. Kesalahan jenis ini dijumpai
pada tahap pra analitik atau pasca analitik. Kesalahan ini terbagi atas :
– Persiapan pasien
– Transport spesimen
Pencatatan hasil
Pada waktu bekerja di laboratorium yang harus diperhatikan adalah ketelitian (presisi)
dan ketepatan (akurasi) dari suatu pemeriksaan. Ketelitian diartikan kesesuaian hasil
seharusnya.
1. Ketelitian
atau CV (Koefisien variasi). Makin besar SD dan CV makin tidak teliti. Faktor-faktor
2. Ketepatan
ketepatan (akurasi). Inakurasi adalah perbedaan antara nilai yang diperoleh dengan nilai
sebenarnya (true value). Ketepatan pemeriksaan terutama dipengaruhi oleh spesifisitas
metode pemeriksaan dan kualitas larutan standar. Agar pemeriksaan hasilnya tepat, maka
harus dipilih metode pemeriksaan yang memiliki spesifisitas analitis yang tinggi.
3. Uji Ketelitian
meramalkan prognosis, maka amatlah perlu untuk selalu menjaga mutu hasil
pemeriksaan, dalam arti mempunyai tingkat akurasi dan presisi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Dalam melaksanakan uji ketelitian ini dapat digunakan bahan kontrol assayed atau
a. Periode pendahuluan
Pada periode ini ditentukan nilai dasar yang merupakan nilai rujukan untuk pemeriksaan
selanjutnya. Periode ini umumnya dilakukan baik untuk pemeriksaan kimia klinik,
1). Periksalah bahan kontrol bersamaan dengan pemeriksaan spesimen setiap hari kerja
atau pada hari parameter yang bersangkutan diperiksa sampai mencapai 25 hari kerja.
2). Catat setiap nilai yang diperoleh tiap hari kerja tersebut dalam formulir periode
3). Setelah diperoleh 25 nilai pemeriksaan, hitung nilai rata-ratanya (mean), standar
deviasi (SD). Koefisien variasi (CV), batas peringatan (mean ± 2 SD) dan batas kontrol
(mean ± 3 SD).
4). Teliti kembali apakah ada nilai yang melebihi batas mean ± 3 SD. Bila ada, maka nilai
tersebut dihilangkan. Hitung kembali nilai mean, SD, CV, mean ± 2 SD dan mean ± 3
SD.
5). Nilai mean dan S yang diperoleh ini dipakai sebagai nilai rujukan Periode kontrol.
b. Periode kontrol
Prosedur pada periode kontrol ini tergantung dari bidang pemeriksaannya. Untuk
pemeriksaan kimia klinik, hematologi dan kimia lingkungan cara dalah sebagai berikut :
1). Periksa bahan kontrol setiap hari kerja atau pada hari parameter yang bersangkutan
diperiksa.
3). Hitung penyimpangannya terhadap nilai rujukan dalam satuan S (Standar Deviasi
Xi – mean
Satuan SD = —————
SD
4). Satuan S yang diperoleh di plot pada kertas grafik kontrol. Sumbu X dalam grafik
S.
c. Evaluasi hasil
1 3S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol (out of control),
2 2S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila hasil
pemeriksaan 2 kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama yaitu x + 2 S atau x – 2
S.
R 4S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila
perbedaan antara 2 hasil kontrol yang berturut-turut melebihi 4 S (satu kontrol diatas +2
S, lainnya dibawah -2 S)
4 1S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila 4 kontrol
10 X : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila 10
kontrol berturut-turut berada pada pihak yang sama dari nilai tengah.
Aturan ini mendeteksi gangguan ketelitian (kesalahan acak) yaitu 1 3S, R 4S atau
10. Ketepatan
Pada uji ketepatan ini dipakai serum kontrol yang telah diketahui rentang nilai kontrolnya
(assayed). Hasil pemeriksaan uji ketepatan ini dilihat apakah terletak di dalam atau di luar
rentang nilai kontrol menurut metode pemeriksaan yang sama. Bila terletak di dalam
rentang nilai kontrol, maka dianggap hasil pemeriksaan bahan kontrol masih tepat
sehingga dapat dianggap hasil pemeriksaan terhadap spesimen juga tepat. Bila terletak di
luar rentang nilai kontrol, dianggap hasil pemeriksaan bahan kontrol tidak tepat sehingga
Menurut Kit Human Humatrol aturan Westgard Multirule System adalah sebagai berikut
1 – 2 S Satu kontrol diluar nilai mean +/- 2 SD (tidak melampaui +/- 3 SD), merupakan
“ketentuan peringatan.”
1 – 3 S Satu kontrol diluar nilai mean +/- 3 SD, merupakan “ketentuan penolakan” yang
mencerminkan adanya kesalahan acak.
2 – 2 S Dua kontrol berturut-turut diluar nilai mean +/- 2 SD, atau dua kontrol (berbeda
level) berada diluar nilai mean +/- 2 SD merupakan “ketentuan penolakan” yang
R – 4 S Satu kontrol diluar nilai mean + 2 SD dan satu kontrol lain diluar nilai mean – 2
4 – 1 S Empat kontrol berturut diluar nilai mean + 1 SD atau mean – 1 SD, merupakan
10 (x) Sepuluh kontrol berturut pada 1 sisi diatas atau dibawah nilai mean, merupakan
Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan periodik yang dilaksanakan oleh pihak luar
untuk dapat menilai ketepatan hasil pemeriksaan suatu laboratorium dan membandingkan
dengan laboratorium lain yang mempunyai metode pemeriksaan yang sama maupun
berbeda.
Pemantapan mutu eksternal merupakan suatu cara untuk memantau ketepatan hasil
terhadap hasil pemeriksaan laboratorium lain atau terhadap nilai target laboratorium
rujukan.
yang diikuti hanya PME Hematologi dan Kimia Klinik. Parameter Hematologi yang
diikuti meliputi : Hemoglobin, Leukosit dan Thrombosit. Parameter Kimia Klinik yang
AST, ALT, Bilirubin Total, Bilirubin Direk, Total Protein dan Albumin. Setiap selesai
siklus pemeriksaan serum kontrol ketepatan dari program PME, kemudian dilakukan feed
back oleh pihak penyelenggara berupa hasil pemeriksaan yang telah dilaporkan terhadap
nilai target atau nilai laboratorium rujukan dengan kriteria baik, sedang dan buruk dan
disertai dengan pemberian sertifikat telah mengikuti PME dari Pusat Laboratorium