PSmarkup - Kekuasaan Kehakiman Yang Merdeka

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Results of plagiarism analysis from 2019-09-26 02:15 UTC

Kekuasaan kehakiman yang merdeka.docx


98.8%
Date: 2019-09-26 02:14 UTC

 All sources 7  Internet sources 6  Own documents 1

 "LAPORAN PENELITIAN.docx" dated 2019-09-26


[0]
98.8% 14 matches

 https://forumduniahukumblogku.files.word...erubahan-ii-2009.pdf
[1]
18.4% 3 matches

 https://suduthukum.com/2018/01/pengertian-independensi-kekuasaan.html
[2]
16.5% 4 matches

 https://undang2.blogspot.com/2011/03/tentang-kekuasaan-kehakiman-no48-tahun.html
[3] 15.4% 3 matches
 1 documents with identical matches

 https://blogingria.blogspot.com/2011/12/makalah-kekuasaan-kehakiman.html
[5]
11.6% 2 matches

 https://biasamembaca.blogspot.com/2015/05/kekuasaan-kehakiman-menurut-undang.html
[6]
9.4% 2 matches

 https://pandawasrikand.blogspot.com/2015...an-di-indonesia.html
[7]
5.7% 2 matches

2 pages, 397 words

PlagLevel: 98.8% selected / 98.8% overall


14 matches from 8 sources, of which 7 are online sources.

Settings
Data policy: Compare with web sources, Check against my documents
Sensitivity: Medium
Bibliography: Consider text
Citation detection: Reduce PlagLevel
Whitelist: --
[0]
Kekuasaan kehakiman yang merdeka (the independence of judiciary) merupakan salah satu
[0]
ciri terpenting setiap negara hukum yang demokratis. Tidak ada negara yang dapat disebut negara
[0]
demokratris tanpa praktek kekuasaan kehakiman yang merdeka. Bahkan oleh Mukti Arto
dikatakan, keberadaan lembaga pengadilan yang merdeka itu sangat penting karena tiga hal, yaitu:
[0]
pengadilan merupakan pengawal konstitusi, pengadilan bebas merupakan unsur negara
[0]
demokratis, dan merupakan akar negara hukum.1
Keberadaan kekuasaan kehakiman yang merdeka telah dijustifikasi oleh ketentuan hukum
baik nasional sebagai bukti adalah Pasal 24 ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dikatakan bahwa kekuasan kehakiman merupakan kekuasaan kehakiman
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna penegakan hukum dan keadilan.
[0]
Selanjutnya dijelaskan pula pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang
kekuasaan kehakiman dikatakan pula bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan
[0]
pancasila, demi terselenggaranya negara hukum Republik Indonesia.
Maksud dari kekuasaan kehakiman yang merdeka sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan tersebut dapat diartikan bahwa kekuasan kehakiman mutlak memiliki
kekuasaan secara otoritas hakim baik dalam proses persidangan dari pembuktian hingga putusan
yang dijatuhkan.
[0]
Hakim yang bertugas dan memiliki wewenang yang diamanahi oleh negara di Pengadilan
Agama merupakan pengadilan yang bersifat khusus menangani perkara perdata islam memiliki
[0]
tolak ukur yang berbeda dari pengadilan yang lainnya. Maqashid syari'ah adalah tolak ukur ijtihad
Hakim Pengadilan Agama yang dinilai dari segi kemanfaatannya bagi para pihak yang berperkara
tersebut.
[0]
Hakim Pengadilan Agama memiliki kewanangan dalam persidangan yang diperiksanya,
walaupun terkadang hakim memutus sebuah perkara di luar dan berlawanan dengan undang-
[0]
undang yang ada yang sering disebut dengan dengan contra legem.
Dalam perkara pelegalan pernikahan seperti dispensasi perkawinan, permohonan wali
adhol yang Hakim Pengadilan Agama Blitar memiliki sedikit perbedaan dengan Pengadilan
Agama yang lain, di Pengadilan Agama Blitar ada beberapa kali penulis mengikuti sidang yang

1Dosen Hukum Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana, Kupang, NTT


ditunda dikarenakan para pihak tidak dapat prinsipal dalam melaksanakan ibadah mahdoh seperti
sholat dan mandi wajib bagi laki-laki sehingga sidang ditunda untuk penyetoran hafalan sholat.
[0]
Hal di atas tentu tidak ada dalam hukum acara yang sering dipelajari dan menjadi pedoman
[0]
dalam agenda persidangan sebagaimana mestinya. Hal ini tentu menjadi perhatian penting penulis,
sejauh mana hakim dapat menyentuh hal pribadi seperti masalah religiusitas para pihak pemohon
perkara.
[0]
Oleh karena permasalahan diatas maka, penulis mengajukan penelitian sebagai berikut
Ijtihad Hakim Pengadilan Agama Blitar Dalam Perkara Perkara Pelegalan Perkawinan
Ditinjau dari Maqashid Syari'ah.

Anda mungkin juga menyukai