Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIK KOMUNIKASI KEPERAWATAN PADA PASIEN

“NY. S” DENGAN DIAGNOSA GASTROENTERITIS


DI RUANG KRISAN RS TK.II PELAMONIA

Oleh:
Andi karmila sari masri
Nh0117009

CI LAHAN CI INSITUSI

(…………………) (…………………)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


EKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2019
PRAKTIK KOMUNIKASI KEPERAWATAN PADA PASIEN
“TN. T”DENGAN DIAGNOSA
HEPATITIS DI RUANG KRISAN
RS TK.II PELAMONIA

Oleh:

Andi karmila sari masri

NH0117009

CI LAHAN CI INSITUSI

(…………………) (…………………)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


EKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2019

2
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN “HEPATITIS”

Oleh:
Andi karmila sari masri
NH0117009

CI LAHAN CI INSITUSI

(…………………)
(…………………)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


EKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2019
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 konsep penyakit/kasus


1.1.1 Definisi kasus

Hepatitis merupakan infeksi sistematik oleh virus disertain ekrosisi dan


inflamasi pada sel - sel hati yang menhasilkan kumpulan perubahan klinis
biokimia serta seluler yang khas.(Deden, 2010)

1.1.2 Etiologi

Jenis penyebab hepatitis :

1. Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi
akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering
terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
2. Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. virus hepatitis B ditularkan
melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara
pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama - sama, atau
diantara mitra seksual (baik hetero seksual maupun pria homo seksual).
3. Virus hepatitis C
Menebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat tranfusi darah. Virus
hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakaian obat yang
menggunakan jarum bersama - sama . Jarang terjadi penularan melalui
hubungan seksual., penderita“ penyakithati alkoholik” seringkali menderita
hepatitis C.
4. Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus
hepatitis D ini menyebabakan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang
memiliki resiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
5. Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A
yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :
 Virus mumps
 Virus rubella
 Vitus cymogelavirus
 Virus Epstein-barr

1
 Virus herpes

(Deden, 2010)

1.1.3 Manifestasi klinis


a) Hepatitis A : gejala awal ISPA (flu dengan demam ringan), pra ikteik: sakit
kepala, fatigue, anoreksi. Febris. Fase ikterik: gejala lanjut dapat timbul
icterus ( puncak hari -10), icterus pada sclera dan kulit, urin berwarna gelap,
dyspepsia, nyeri epigastrium, mual, nyeri ulu hati, flatulensi, hepatomegaly
dan splenomegaly.
b) Hepatitis B : antralgia, ruam, anoreksia, dyspepsia, nyeri abdomen, pegal
menyeluruh, tidak enak badan dan lemah. Ikterik kadang-kadang tidak
tampak, jika tampak diertai tinja berwarna cerah urine berwarna gelap.
Hepatomegaly (12-14 cm) nyeri tekan, splenomegaly.
c) Hepatitis C :serupa dengan HBV, tidak begitu berat dan aniotik.
d) Hepatitis D : serupa dengan HBV
e) Hepatitis E :serupa dengan HAV, sangat berat pada wanita hamil.
f) Hepatitis Toksik: menyerupai permulaan hepatitis virus, riwayat kontak zat
kimia, obat, dan riwayat lain. Anoreksia, mual, muntah darah, icterus dan
hepatomegaly. Panas, lemah, G.I berat delirium, koma serta kejang.
g) Hepatitis obat : sifatakut, gejala menggigil, panas, ruam, pruritus, atralgia,
anoreksia dan mual. Keadaan lanjut icterus, urine berwarna gelap, hati
membesar disertai nyeri tekan. (Deden, 2010)

1.1.4 Patofisiologi
Implamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat di sebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksitoksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.
Unit fungsional dasar dari hepar di sebut lobul dan unit karena memiliki suplai
sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada
hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini
menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar, setelah lewat masanya, sel-
sel hepar yang menjadi rusak di buang dari tubuh oleh respon system imun dan
di gantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar
klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal. (saferi,
2013)
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan
suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak

2
nyaman pada perut kananatas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual
dan nyeri di uluh hati. (saferi, 2013)
Timbulnya icterus karena kerusakan sel perengkim hati. Walaupun
jumlah bilirubin yang belum mengalami konjugasi masuk kedalam hati tetap
normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intra
hepatic, maka terjadi kesukaran pengangkutan bilirubin tersebut di dalam hati.
Selain itu juga terjadi kesulitan dalam halkonjugasi. (saferi, 2013)
Akibatnya bilirubin tidak sempurna di keluarkan melalui duktus
hepatikus, karena terjadi rentesi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi
pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun
bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi icterus yang
timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan,
konjugasi dan eksresi bilirubin. (saferi, 2013)

3
1.1.5 Pathway

1.1.6 Klasifikasi
Hepatitis virus
Penyakit inveksi akut dengan gejala utama berhubungan erat dengan adanyan
ekrosis pada hati. Biasanya di sebabkan oleh virus yaitu:
 Virus hepatitis A
 Virus hepatitis B
 Virus hepatitis Non A dan B (C)
 Virus hepatitis Delta (D)
 Virus hepatitis E (saferi, 2013)
1.1.7 Penatalaksanaan

Sampai sekarang belum di temukan pengobatan yang spesifik.

4
a) Istirahat di tempat tidur selama fese akut.
b) Diet yang dapat di terima
c) Makan melalui pariental pada faseakut bila penderita muntah terus - menerus
d) Obat-obat yang melindungi hati
e) Vitamin K pada kasus dengan kecenderungan perdarahan (saferi, 2013)
f) Hepatitis akut hanya member efek sedikit pada perjalanan penyakit. Pada
permulaan penyakit. Secara tradisional dianjurkan diet rendah lemak, tinggi
karbohidrat, yang ternyata paling cocok untuk selera pasien yang anoreksia.
Obat - obatan tambahan seperti vitamin, asam - amino dan obat lipo tropic tak
diperlukan. Obat kortikosteroid tidak mengubah derajat nekrosis sel hati, tidak
mempercepat penyembuhan, atau pun memper tinggi imunisasi hepatitis viral.
(Ardinsyah, 2012)
g) Hepatitis kronik tidak dianjurkan untuk istirahat ditempat tidur, aktivitas latihan
kebugaran jasmani (physical fitness) dapat dilanjukan secara bertahap. Tidak ada
aturan diet tertentu tetapi alcohol dilarang, sebelum pemberian terapi perlu
dilakukan biopsy hati, adanya hepatitis kronik aktif berat merupakan petunjuk
bahwa terapi harus segera diberikan. Kasus dengan tingkat penularan tinggi
harus dibedakan dari kasus pada stadium integrasi yang relative non infeksius;
karena itu perlu diperiksa status HbeAg, anti HBE dan DNA VHB. Pada kasus
hepatitis karena obat atau toksin dan idiosinkrasi metabolic dapat diberikan
cholestyramine untuk mengatasi pruritus yang hebat. Terapi – terapi lainnya
hanya bersifat suportif. (Ardiansyah, 2012)

5
1.2 Rencana keperawatan

1.2.1 Pengkajian

Konsep Asuhan Keperawatan Hepatitis

a. Pengkajian
b. Riwayat Kesehatan
1) Data demografi
Apakah klien tinggal/bekerja di lingkungan yang terapar dengan infeksi
virus dan bahan - bahan kimia.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Klien biasa datang dengan keluhan : deman, sakit kepala, nyeri pada
kuadran kanan atas, mual, muntah, ikterik, lemah, letih, lesu dan anoreksia.
3) Riwayat kesehatan dahulu
a) Penyakit apa yang pernah di derita klien
b) Kebiasaan minum alcohol
c) Pernah menjalani operasi batu empedu
4) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga klien yang menderita penyakit hepatitis dan penyakit
infeksi lain.
c. Aktifitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise umum
d. Sirkulasi
- Tanda : Bradikardi (hiperbilirubinemia berat), Ikterik pada skelera, kulit ,
membran mukosa
e. Eliminasi
Gejala : - urine gelap
- Diare/konstipasi:fesse warna tanah liat
- Adanya/Berutang hemodialisa
f. Makanan /cairan
Gejala : - Hilangnya nafsu makan (anoreksia)
- Penurunan BB/meningkat (edema)
- Mual, Muntah
Tanda : Asitesis
g. Neurosensori
Tanda : - peka rangsang
- Cenderung tidur
- Letargi
- Asteriksis
h. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : - Kram abdomen, nyeri tekan kuadran kanan atas
- Mialgia, artragia, sakit kepala

6
- Gatal ( proritasi )
Tanda : - Otot tegang dan gelisah

i. Pernafasan
Gejala : Tidak minat/enggan merokok(perokok)
j. Keamanan
Gajala : - Adanya trasfusi darah
Tanda : - Deman
- Urtikaria,lesi makulopapular,eritema tidak beraturan
- Eksaserbasi jerawat
- Angioma jaring-jaring,eritma palmar,ginekmastia
- Splenomegali
(Andra saferi,2013)

1.2.2 Diagnosa keperawatan


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan gangguan
absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk
memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah
(Padilla, 2013)
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar
yang mengalami inflamsi hati dan bendungan vena porna (Padilla, 2013)
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah
sekunder terhdapa inflamsi hepar (Padilla, 2013)

1.2.3 Intervensi
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
(NIC)
KEPERAWATAN KRITERIA (Nurarif, 2015)
(Nurarif, 2015)
HASIL
(NOC)
(Nurarif, 2015)
1. Perubahan nutrisi Tujuan : Setelah 1) Ajarkan dan 1) keletihan
kurang dari dilakukan tindakan bantu klien untuk berlamjut
kebutuhan tubuh keperawatan istirahat sebelum menurunkan
berhubungan selama 3 x 24 Jam makan keinginan
2) Awasi
gangguan absorbsi diharapkan untuk makan
pemasukan 2) adanya
dan metabolisme perubahan nutrisi
diet/jumlah pembesaran

7
pencernaan kurang dari kalori, tawarkan hepar dapat
makanan, kegagalan kebutuhan tubuh makan sedikit menekan
masukan untuk teratasi tapi sering saluran
Kriteria : 3) Pertahankan
memenuhi gastrointestina
1) Klien asupan
hyegiene mulut
kebutuhan metabolik l dan
makanan,
yang baik
karena anoreksia, menurunkan
cairan, dan zat
sebelum makan
mual dan muntah kapsitasnya
gizi tercukupi
(Padila, 2013) dan sesudah 3) Rasional:aku
2) Menunjukkan
makan mulasi
peningkatan
4) Anjurkan makan
partikel
berat badan
sedikit tapi
makanan
dan tanda-
sering
dapat
tanda (NIC, 2015)
menmbah bau
malnutrisi
3) Mempertahank dan rasa tidak
an massa tubuh sedap yang
dan dan berat menurunkan
badan ndalam nafsu makan
4) untuk
batas normal
(Noc, 2013) mempertahank
an asupan
nutrisi
sehingga
kebutuhan
nutrisi tercupi
(NIC, 2015)
2. Gangguan rasa Tujuan : Setelah 1) Beikan 1) klien disiapkan

nyaman nyeri dilakukan asuhan informasi untuk


berhubungan dengan keperawatan 2x24 tentang mengalami
pembengkakan jam diharapakan nyeri,seperti nyeri melalui
hepar yang nyeri teratasi penyebab, penjelasan
Kriteria :
mengalami inflamsi seberapa lama nyeri yang
1) Klien akan
hati dan bendungan nyeri akan dirasakan ini
menyatakan

8
vena porna secara verbal berakhir. akan memberi
2) Lakukan
(Padilla, 2013) pengetahuan efek klien akan
observasi nyeri
tentang cara lebih tenang
yang
alternatif dibanding klien
komperhensif
pencegahan yang
meliputi lokasi,
nyeri mendapakan
2) Klien karakteristik,
penjelasan
melaporkan awitan, frekensi,
yang kurang
nyeri yang intesitas atau 2) untuk

timbul, tingkat mengetahui


lamanya keparahan nyeri. tingkat
3) Berikan
frekensi dan perkembangna
massase
lokasi nyeri klien mengenai
3) Klien tidak punggung dan
nyeri yang
mengekspresik posisi yang
dirasakan
an nyeri secara nyaman 3) Dengan
4) Ajarkan teknik
verbal atau memberikan
nonfamakologi
wajah posisi yang
yaitu distraksi,
(NOC, 2015) tepat akan
relaksasi, terapi
memberikan
musik, kompres
rasa nyaman.
hangat sebelum, 4) Teknik
setelah nyeri distraksi
terjadi atau memberikan
meningkat pengalihan
(NIC, 2015)
klien mengenai
nyeri yang
dirasakan
sedangakan
relaksasi akan
mempengaruhi
ketenangan

9
klien terhadap
nyeri dengan
pengambilan
nafas dalam
(NIC, 2015)

3. Hypertermi Tujuan: 1. Berikan 1) Keluarga


berhubungan dengan Setelah dilakukan informasi pada klien dapat
invasi agent dalam tindakan klien dan mengerti
sirkulasi darah keperawtan 1x24 keluarga klien penyenbab
sekunder terhdapa jam diharapkan mengenai hipertemi
inflamsi hepar hypertermi teratasi penyebab yang
(Padila, 2013) Kriteria: timbulnya dirasakan,
1) Menunjukkan hipertermi dan klien dapat
Suhu tubuh tindakan yang koopertaif
dalam batas akan dilakukan dalan
2. Pada suhu
normal tindakan
2) Nadi dan minimal setiap 2
keperawatan
pernapasan jam sesuai 2) Dapat
dalam batang dengan menegetahu
normal kebutuhan tingkat
3) Perubahan 3. Ajarkan klien
perkembanga
warna kulit pentingnya
n klien
tidak ada mempertahankan 3) Dalam
(NOC, 2015)
cairan yang kondisi
adekuat untuk demam
mecegah terjadi
dehidrasi peningkatan
4. Berikan kompres
evaporasi
hangat pada
yang memicu
lipatan paha,
dehidrasi
aksila, dan 4) Menghambat
kening pusat

10
5. Kolaborasi simpatis di
pemberian obat- hipotalamus
obatan, berikan sehingga
penjelasan terjadi
tentang manfaat vasodilatsi
obat kulkit dengan
(NIC, 2015) merangsang
kelenjar
keringat
untuk
mengurangi
panas tubuh
melalui
penguapan
(NIC, 2015)

11
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, M (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa, DIVA Press:
Jogjakarta.
Brunner & Suddarth (2013). Keperawatan Medikal Bedah, Buku Kedokteran:
Jakarta.
Deden, D (2010). Keperawatan Medikal Bedah (Sistem Pencernaan), Gosyen
Publishing: Yogyakarta.
Nurarif, H, A (2015). Aolikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIC-NOC, Medication: Jogjakarta.
Padila (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam, Nuha Medika: Yogyakarta

Saferi, W, A (2013). Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Dewasa Teori


Dan Contoh Askep, Nuha Medika: Yogyakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai