MODUL - 5 Tatakelola Logistik PDF
MODUL - 5 Tatakelola Logistik PDF
I. DESKRIPSI SINGKAT
Tatakelola logistik merupakan salah satu fungsi tatakelola yang penting dalam
mendukung tercapainya tujuan program.Salah satu logistik yang sangat strategis yang
perlu dikelola secara cermat adalah tatakelola obat. Sustainabilitas dan keberhasilan
suatu program secara langsung salah satunya adalah tatakelola obat yang dilakukan
secara baik di semua level pelaksana program. Tatakelola obat dan logistik kesehatan
memerlukan perlakuan khusus dan dukungan pembiayaan yang memadai. Tatakelola
logistik yang baik akan menjamin obat dan bahan logistik lainnya tersedia dalam jumlah
yang cukup dan bermutu, situasi ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap program serta memberikan dampak dalam meningkatkan kunjungan pelayanan.
Untuk itu, penting bagi pengelola program di provinsi dan kabupaten/kota untuk mampu
melakukan pengelolaan logistik terkait dengan program pengendalian HIV dan IMS.
Pembahasan modul ini meliputi: Sistem tatakelola logistik dan Jenis logistik program;
Tatakelola Obat ARV, IMS dan IO ; Tatakelola Logistik Reagen dan Tatakelola bahan
habis pakai.
1
III. POKOK BAHASAN
1. Sistem tatakelola logistik dan metode forecasting logistic HIV AIDS dan IMS
2. Pengelolaan obat ARV, IO dan IMS
3. Pengelolaan logistik Reagen
4. Pengelolaan bahan habis pakai
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila ini merupakan
pertemuan pertama di kelas ini, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri
dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja/pengalaman bekerja
terkait dengan materi yang akan disampaikan.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan
dibahas, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.
2
Langkah 4. Pembahasan pokok bahasan 3 (waktu 55 menit)
3
V. URAIAN MATERI
Hubungan antar fungsi tersebut dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.
S eleks i dan
K uantifikas i
Dukung an
Manajemen
• O rganis as i
P emakaian • P embiayaan P eng adaan
• Informas i
• S DM
• Monitoring dan E valuas i
•J aminan Mutu
Forecasting Logistik HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tahapan perencanaan kebutuhan (Quantifikasi) terdiri dari forecasting dan Supply Planning.
4
Forecasting adalah proses estimasi atau memperkirakan kebutuhan komoditas dalam
periode tertentu dengan menggunakan data pendukung seperti data konsumsi atau data
morbiditas atau kombinasi data. Sedangkan Supply Planning adalah proses menguji jumlah
hasil forecasting dengan melakukan simulasi rencana supply dan mempertimbangkan stok
on hand , stok on order /In transit atau stok yang akan kadaluwarsa. Hasil simulasi ini
adalah final kebutuhan yang harus dipesan untuk mencukupi kebutuhan sesuai dengan
asumsi yang telah ditetapkan.
Untuk mendapatkan kuantifikasi yang akurat diperlukan proses pengumpulan, validasi dan
menganalisa data yang berkelanjutan. Hasil kuantifikasi perlu dijadikan konsensus bersama
dengan semua stakeholder terkait sehingga memudahkan untuk kordinasi dan sinkronisasi
program . Ada beberapa metode kuantifikasi yang sering digunakan diantaranya :
Menghitung AMC
AMC = CT/ [RM – (DOS/ 30,5)] (preferred)
Atau
AMC = CT /(RM – MOS)
AMC= Average monthly consumption / Rata –rata konsumsi bulanan.
CT = Total konsumsi selama periode review
RM = total bulan konsumsi (dalam bulan)
DOS = Jumlah hari stok out selama periode review
MOS = Jumlah bulan stok out selama periode review.
5
30,5 adalah nilai kosensus
Dengan Lead Time 3 bulan dan procurement periode 9 bulan maka Quantity to be Order
(Jumlah yang dipesan adalah)
Obat AMC CP SI SO SS= CPx LT QO
Ampicilin 9917 10908 2000 3000 32724 158620
1. Estimasi total populasi. Adalah angka perkiraan jumlah penduduk di suatu wilayah dalam
period kuantifikasi. Misal estimasi penduduk Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014
adalah 42.000.000 orang.
2. Estimasi Prevalensi HIV. Adalah angka perkiraan kasus kejadian HIV di suatu wilayah.
Prevalensi HIV menggunakan estimasi pemodelan matematika terbaru (tahun 2014).
6
Untuk daerah yang tidak diketahui data prevalensi HIV nya, maka menggunakan
estimasi prevalensi HIV nasional (0,36 %).
3. Data Kelompok RISTI HIV AIDS dan IMS. Adalah angka jumlah kelompok risiko tinggi
tertular penyakit HIV AIDS dan IMS yang ada di suatu wilayah. Data ini didapat dari
hasil mapping yang dilakukan oleh stakeholder terkait di wilayah tersebut. Data yang
dipakai adalah data mapping yang terakhir yang dilakukan.
4. HIV Positif Rate di Layanan KT (Konseling Tes). Adalah laju HIV positif yang diketahui
di tempat layanan KT.
Perhitungan mengacu pada :
a. Populas umum atau ibu hamil positif rate 0,4%
b. Populasi kunci menggunakan hitungan positif rate antara 7 – 11%,
c. Untuk kolaborasi TB-HIV positif rate antara 3-4%,
5. Estimasi jumlah Ibu Hamil. Perhitungannya diperoleh dari jumlah penduduk x CBR
(Crude Birth Rate) x 1.1 (konstanta).
Contoh:
Jumlah penduduk = 42.000.000
CBR = 1.85/100
Maka Estimasi jumlah ibu hamil adalah = (42.000.000 x 1.85 x 1.1) = 8.547.000
6. Wastages/Hilang/Rusak adalah barang yang tidak terpakai atau rusak sehingga barang
tersebut terbuang dan tidak dapat digunakan lagi yang bisa disebabkan antara lain
karena kemasannya robek, patah, terkena tumpahan cairan dan juga karena kesalahan
operator atau prosedur. Asumsi alokasi yang dipakai untuk kegiatan ini adalah 2% dari
kebutuhan dasar.
7. Quality Control (QC) dapat terdiri dari IQC (internal Quality Control) dan EQA( External
Quality Assurance). Besarnya IQC adalah 2 tes per hari yaitu untuk kontrol negatif dan
kontrol positip. Sedangkan EQA dilakukan setiap 6 bulan sekali sekitar 10 tes sample.
Asumsi alokasi yang dipakai untuk kegiatan ini adalah 3% dari kebutuhan dasar.
8. Data target ODHA on ART sesuai RAN HIV tahun 2015-1019. Untuk tahun 2016 dan
2017 adalah 97.586 dan 148.269. Data ODHA on ART secara nasional per Desember
2015 adalah 63.066.
9. Coverage Period. Adalah waktu atau jumlah bulan yang direncanakan untuk dipenuhi
kebutuhan permintaannya. Coverage Period yang direkomendasikan adalah 12 bulan.
10. Buffer Period. Adalah waktu atau jumlah bulan yang direncanakan untuk kebutuhan
stok penyangga.
11. Estimasi stok on hand akhir periode. Adalah perkiraan jumlah stok yang dimiliki pada
akhir 2015 atau awal 2016 (akhir tahun ini atau awal tahun berjalan).
12. Quantity on order. Adalah jumlah yang sedang dipesan tetapi masih transit atau belum
diterima.
13. Estimasi quantity to be expired. Adalah perkiraan jumlah stok yang akan
expired/kadaluwarsa sampai akhir periode kuantifikasi.
14. Data IBBS 2011 adalah seperti dibawah ini
7
Jumlah penduduk nasional 260,000,000
Prevalensi GONORE
WPSL 38% 19,760
Waria 29% 33,176
LSL 21% 8,73
WPSTL 19% 2,96
Prevalensi KLAMIDIA
WPSL+WPSTL 41% 27,716
Waria 28% 32,032
LSL 21% 8,73
8
POKOK BAHASAN 2. PENGELOLAAN OBAT ARV, IMS DAN IO
a. Efektivitas
b. Efek samping/toksisitas
c. Interaksi obat
d. Kepatuhan
e. Harga Obat
a. Paduan obat ARV harus menggunakan 3 jenis obat yang terserap dan berada dalam
dosis terapeutik. Prinsip tersebut untuk menjamin efektivitas penggunaan obat.
b. Membantu pasien agar patuh minum obat antara lain dengan mendekatkan akses
pelayanan ARV.
c. Menjaga kesinambungan ketersediaan obat ARV dengan menerapkan tatakelola
logistik yang baik.
Nama generik dan sediaan obat ARV yang beredar di Indonesia antara lain :
9
a. Panduan Umum Perencanaan Kebutuhan Obat ARV
Perhitungan Kebutuhan
Mengupdate data base jumlah pasien rejimen dan data pengeluaran obat
rumah sakit per bulan per rumah sakit. Sumber data: Laporan bulanan dari
masing- masing rumah sakit.
10
Melakukan statistical forecasting menggunakan formula yang ada dalam
excel. Periode data yang diambil kebelakang variatif, dapat menggunakan
selang data 3 bulan atau 6 bulan. Formula ini merupakan model dari
forecasting yang digunakan dimana model tersebut merepresentasikan
berbagai macam model statistical. Model yang digunakan dan dapat
diakomodasi oleh excel terdiri dari: moving average, constant atau regresi
linear.
Menkonversikan jumlah pasien data rejimen ke jenis obat sediaan yang ada.
Hasil konversi divalidasi kembali apakah sesuai dengan jumlah pasien yang
dikonversikan menjadi obat.
Menambahkan impactor ke data yang telah dikonversikan. Impactor
merupakan faktor yang mempengaruhi jumlah pasien yang telah diestimasi.
Impactor yang ditambahkan adalah jumlah target pasien yang dimiliki oleh
Subdit HIV AIDS dan PIMS. Target yang digunakan sampai saat ini
berdasarkan RAN HIV tahun 2015-2019.
Membandingkan target yang dimiliki dibandingkan dengan hasil estimasi.
Gap dari keduanya akan ditambahkan secara proporsional pada setiap
bulan yang diestimasi. Gap ini ditambahkan pada rejimen pasien lini 1.
Menghitung baseline Final dengan pembobotan dan penambahan imfactor
sebagai dasar dalam penentuan total kebutuhan obat ARV
11
Direktorat P2PL No. BN.01.01/III.2/2482/2013 tentang Proses Aktivasi
Layanan ARV tahun 2013)
Pengadaan ARV di Layanan ARV (FKTP dan FKRTL) melalui laporan
bulanan Perawatan HIV/ART (LBPHA) ke Dinas Kesehatan.
1) Penyimpanan
Persyaratan penyimpananan obat ARV:
Suhu penyimpanan 15-25°C atau sesuai dengan suhu penyimpanan yang
tertera pada kemasan obat ARV
Kelembaban 30 – 50 %
Tidak terkena cahaya langsung
Sistem FEFO (First Expiry First Out)
Semua obat ARV dilengkapi dengan kartu stok obat
Ruang gudang
Pengaturan tata ruang gudang yang baik sangat diperlukan untuk
mendapatkan kemudahan dalam penyimpanan, penyusunan, pencarian dan
pengawasan obat. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah
kemudahan bergerak dan sirkulasi udara yang baik. Penataan paling
efisien adalah penataan berbentuk huruf U. Sirkulasi udara dapt digunakan
AC, kipas angin maupun ventilasi melalui atap.
12
Pencegahan kebakaran.
Perlu dihindari adanya penumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar
seperti dus, kartun dan lain-lain. Alat pemadam kebakaran ringan harus
dipasang pada tempat yang mudah dijangkau dan dalam jumlah yang
cukup.
Pencahayaan gudang
Pencahayaan dapat diperoleh melalui jendela kaca, atau nako. Pencaha
yaan gudang dapat menggunakan lampu. Hendaknya digunakan penataan
cahaya secara umum (General lighting).
Penyusunan Stok
– Gunakan prinsip FEFO (First Expired First Out) dalam penyusunan
obat yaitu obat yang masa kadaluwarsanya lebih awal atau yang
diterima lebih awal harus digunakan lebih awal sebab umumnya obat
yang datang lebih awal biasanya juga diproduksi lebih awal dan
umurnya relatif lebih tua dan masa kadaluwarsanya mungkin lebih
awal.
– Susun obat dalam kemasan besar di atas pallet secara rapi dan
teratur sehingga memudahkan pelaksanaan prinsip FEFO
– Cantumkan nama dan tanggal kadaluwarsa obat pada setiap kotak
obat.
– Obat disimpan pada suhu kamar terhindar dari cahaya langsung atau
lembab.
– Pisahkan setiap item obat dan lengkapi dengan kartu stock
disampingnya, seperti tampak pada gambar berikut
Ganti foto Yenni
13
Fasyankes melakukan penjaminan mutu obat ARV selain melalui penyim
panan sesuai standar juga dengan melakukan inspeksi visual terhadap
kondisi obat.
“Expired Date”, 3 bulan sebelum kadaluwarsa, lakukan action (tukar/trans
fer ke layanan lain yang lebih banyak pasien supaya segera dikonsumsi)
Misal ED Dec 2015 artinya mulai tgl 1 Dec sudah tidak bisa dikonsumsi jadi
terakhir didistribusikan adalah 1 Nov 2015.
Obat ARV yang akan kadaluarsa 6 bulan lagi sudah dilaporkan di laporan
bulanan. Obat ARV yang telah kadaluarsa dimusnahkan sesuai dengan
ketentuan
e. Distribusi
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran dan
pengiriman obat-obatan yang bermutu, terjamin keabsahan serta tepat jenis dan
jumlah dari gudang obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan
unit-unit pelayanan kesehatan.
Tujuan distribusi:
1) Terlaksananya pengiriman obat secara merata dan teratur sehingga
dapat diperoleh pada saat dibutuhkan.
2) Terjaminnya kecukupan dan terpeliharanya penggunaan obat di unit
pelayanan kesehatan.
3) Terlaksananya pemerataan kecukupan obat sesuai kebutuhan pelayanan
dan program kesehatan
14
Alur distribusi sistem tarik langsung dari Pusat ke unit layanan
Pengiriman ARV
Monev
RS RUJUKAN
RS
RSRUJUKAN
RUJUKAN
Rujuk
ART
RS Rujukan
ART
ART
Minta ARV ODHA
Gambar 2. Alur distribusi sistem tarik langsung dari pusat ke unit layanan
RS
RSRUJUKAN
RUJUKAN
Rujuk RSRS
RUJUKAN
ARTRujukan
Minta ARV ART
ART
ODHA
15
1) Resep pasien On ART yang sudah teregistrasi di salah satu layanan ARV,
setiap bulan sebanyak 1 bulan stok. Pemberian lebih dari 1 bulan stok
dengan alasan yang jelas
2) Transfer stok ke layanan (bila diminta)
3) Pengiriman ke Layanan ARV satelit yang dilakukan oleh RS Pengampu.
4) Resep pasien transit. Untuk pasien transit diberikan maksimal 2 minggu
stok.
Setiap obat yang keluar baik kepada pasien, transfer stok maupun pengiriman ke
layanan satelit ARV harus mengisi formulir Register Pemberian ARV.
Panduan Pemeriksaan/Pengobatan
Tata laksana IMS yang efektif merupakan dasar pengendalian IMS, karena dapat
mencegah komplikasi dan sekuele, mengurangi penyebaran infeksi di masyarakat,
serta merupakan peluang untuk melakukan edukasi terarah mengenai pencegahan
infeksi HIV.
Obat-obat yang digunakan untuk pengobatan IMS di semua tingkat fasilitas layanan
kesehatan harus memberikan kemanjuran paling tidak 95%.
16
Spesifikasi Obat IMS
Obat Infeksi Menular Seksual yang direkomendasikan antara lain :
Azithromycin 1000mg+cefixime 400 mg
Benzathine Penicillin
Acyclovir
Flukonazol
Metrodinazole
Eritromisin
Trikhloro asetat (TCA) 80-90 % atau Podophillin Tinctura 10-25 %.
Perhitungan Kebutuhan
Perhitungannya memperhitungkan prevalensi masing-masing jenis penyakit IMS.
Contoh
1) Menghitung Jumlah Pasien GO, berdasarkan prevalensi GO dari setiap
populasi, misalnya prevalensi GO di populasi HIV positif adalah 23 %, dan
seterusnya .
Jumlah Pasien GO diperoleh dari
a) Jumlah Prevalensi GO di Populasi HIV Positif = (104.000 x 23%) = 23.920
b) Jumlah Prevalensi GO di Populasi WPS = (1200 x 38%) = 456
c) Jumlah Prevalensi GO di Populasi LSL = (1300 x 21%) = 273
d) Jumlah Prevalensi GO di Populasi Waria = (2000 x 29%) = 580
e) Jumlah Prevalensi GO di Populasi LBT = (1500 x 0%) = 0
f) Jumlah Prevalensi GO di Populasi IDU = (1000 x 0%) = 0
Maka jumlah pasien GO adalah (23.920+456+273+580+0+0) = 25.229
2) Menghitung Jumlah Pasien GO yang diobati. Perhitungannya dari Jumlah
Pasien GO dikali target prosentase yang diobati. Contoh
17
Jumlah Pasien GO adalah 25.229, target yang harus diobati adalah 80 %,
maka Target Jumlah Pasien GO yang diobati adalah 25.229 x 80% = 20.184
pasien.
3) Menghitung Jumlah kebutuhan dasar obat Cefixime (400 mg sehari, dosis
tunggal). Perhitungan diperoleh dari Target jumlah pasien GO yang diobati
dikali panduan pengobatan untuk penyakit GO.
Contoh
Target jumlah pasien GO yang diobati adalah 20.184
Tablet yang diperlukan untuk 1 orang pasien per treatment adalah 2 tablet per
treatment, jika menggunakan Cefixim 200 mg.
Maka tablet yang diperlukan adalah (20.184 x 2) = 40.368 tablet.
Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang timbul akibat penurunan kekebalan tubuh
dimana pada orang normal infeksi ini terkendali oleh kekebalan tubuh. Banyak
penderita dengan HIV pertama terdiagnosa setelah penurunan imunitasnya lanjut dan
memperlihatkan penyakit oportunistik. Pada umumnya kematian pada orang dengan
HIV AIDS (ODHA) disebabkan oleh infeksi oportunistik (IO) sehingga IO perlu dikenal
dan diobati.
Banyak pasien HIV yang meninggal karena IO, dan jumlah ini akan terus bertambah
apabila mereka tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Tapi sekarang ini
kemunculan IO sudah semakin jarang – terutama karena penanganan HIV sudah
semakin baik.Asalkan didiagnosa segera dan mendapatkan penanganan, Anda tidak
perlu terlalu khawatir mengenai IO.
Panduan Pemeriksaan/Pengobatan IO
18
Summary panduan pengobatan IO menurut tatalaksana pedoman nasional terapi
antiretroviral tatalaksana klinis infeksi HIV pada orang dewasa dan remaja Tahun 2011.
19
1) Obat IO yang sudah termasuk obat program lain , tidak perlu dibeli.
2) Di sediakan obat yang sulit didapat bukan obat program,
3) Estimasi kebutuhan perencanaan yang dibuat tahun depan harus dapat
memenuhi kebutuhan sampai pengadaan tahun berikutnya.
4) Metode perhitungan menggunakan metode morbiditas yaitu target orang yang
diobati IO untuk populasi HIV Positip dengan masing-masing prevalensi
penyakit IO.
5) Panduan pengobatan sesuai dengan Pedoman Nasional Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV Pada Orang Dewasa dan Remaja Tahun 2011.
Perhitungan Kebutuhan
Estimasi jumlah populasi HIV Positip adalah 24.000 sehingga jika target
pengobatannya adalah masing-masing 100% maka
Target Jumlah Pasien IO Profilaxis yang diobati = (24.000 x20% x 100%) =
4800 Pasien
Target Jumlah Pasien IO Profilaxis Secondary yang diobati = (24.000 x 20% x
100%) = 4800 Pasien
Target Jumlah Pasien IO PCP yang diobati = (24.000 x 20% x 100%) = 4800
pasien.
Kebutuhan obat Cotrimoxazole per treament per pasien
Pasien IO Profilaxis : (1 x 2 x 730) = 1460 tablet
Pasien IO Profilaxis Secondary : (1 x 2 x 365) = 730 tablet
Pasien PCP : (4 x 12 x 14) + (4x 8 x 14) = 168 + 112 = 280
tablet
Sehingga Total kebutuhan dasar Cotrimoxazole adalah = (4800 x 1460) + (
4800 x 730) + (4800 x 280) =11856000 Tablet.
20
4) Konsep perhitungan untuk
Adalah sama dengan contoh perhitungan kebutuhan reagen rapid tes HIV.
21
POKOK BAHASAN 3. PENGELOLAAN REAGEN
Rapid tes telah digunakan di Indonesia sejak tahun 2004. Saat ini HIV Rapid Tes di
gunakan di berbagai layanan di klinik, puskesmas dan rumah sakit dalam bentuk
layanan KT HIV serta untuk survey yang dilakukan misalnya oleh Kementrian
kesehatan (IBBS) maupun universitas.Rapid tes membuat tes HIV hanya butuh waktu
yang singkat,lebih murah dan efektif. Di dahului oleh konseling, kemudian pengambilan
sampel darah sebanyak 2,5 cc lewat vena , menunggu selama 15 menit dilanjutkan
dengan konseling akhir untuk mengetahui status HIV. Hanya membutuhkan satu jam
hasil tes langsung di ketahui. Untuk melakukan rapid tes diperlukan reagen rapid tes
HIV.
Tujuan melakukan pemeriksaan terkait HIV meliputi: pemeriksaan HIV, EID dan
pemantauan terapi (pemeriksaan jumlah limfosit CD4, viral load dan efek samping
terapi. Bahan pemeriksaan dapat berupa serum, plasma, whole blood, DBS, sesuai
dengan petunjuk dari reagensia yang digunakan.
Reagensia yang dipilih untuk dipakai pada setiap strategi pemeriksaan, didasarkan
pada sensitivitas dan spesifikasi tiap jenis reagensia. Reagensia pertama harus
memiliki sensitivitas tertinggi, >99%, sedangkan reagensia kedua memiliki spesifisitas
>98% serta lebih tinggi dari spesifisitas reagensia pertama dan reagensia ketiga
memiliki spesifitas >99% serta lebih tinggi dari spesifitas reagensia pertama atau kedua
22
Spesifikasi Reagen Rapid Tes
23
1) Estimasi kebutuhan perencanaan yang dibuat tahun depan harus dapat
memenuhi kebutuhan sampai pengadaan tahun berikutnya.
2) Metode perhitungan adalah metode morbiditas mengacu pada populasi HIV
positip.
3) Pemeriksaan Serial
Berdasarkan Permenkes No. 15 tahun 2015, Metode pemeriksaan HIV yang
digunakan adalah Serial dengan menggunakan 3 macam reagensia yang prinsip
dan sifat antigennya berbeda serta memenuhi persyaratan sensitivitas dan
spesifisitas yang ditetapkan.
4) Perhitungan komposisi (Algorithma) jumlah reagen Rapid Tes HIV 1, 2 dan
3
Perhitungan komposisi antara reagen Rapid 1: Rapid 2: Rapid 3 yang
direkomendasikan saat ini adalah
Reagen 1 : 100%
Reagen 2 : 10%
Reagen 3 : 10%
Perhitungan Kebutuhan
24
Maka
Kebutuhan dasar reagen 1 = 400.000 tes
Kebutuhan dasar reagen 2 = 40.000 tes
Kebutuhan dasar reagen 3 = 40.000 tes
6) Kebutuhan dasar tes HIV + alokasi prosentase untuk
wastages/kehilangan/kerusakan/QC. Perhitungannya diperoleh dari
penjumlahan kebutuhan dasar tes HIV dengan alokasi prosentase
wastages/kehilangan/kerusakan/QC. Contoh
Kebutuhan dasar tes HIV untuk masing-masing reagen
Reagen 1 = 400.000
Reagen 2 = 40.000
Reagen 3 = 40.000
Prosentase wastages/kehilangan/kerusakan/QC = 5%
25
Reagen 2 = ( 3.500 x 2)= 7.000
Reagen 3 = ( 3.500 x 2)= 7.000
12) Total Kebutuhan. Adalah total kebutuhan tes yang harus dipenuhi untuk
mencukupi kebutuhan selama coverage period dan buffer period. Total
kebutuhan adalah bukan jumlah yang harus dipesan. Diperoleh dari
penjumlahan coverage stock dan buffer stok. Contoh
Coverage stock dengan coverage period 12 bulan adalah
Reagen 1 = 420.000
Reagen 2 = 42.000
Reagen 3 = 42.000
Sedangkan buffer stock dengan buffer period 2 bulan adalah
Reagen 1 = (35.000 x 2)= 70.000
Reagen 2 = ( 3.500 x 2)= 7.000
Reagen 3 = ( 3.500 x 2)= 7.000
Maka Total kebutuhan tes yang diperlukan adalah
Reagen 1 = (420.000+ 70.000) = 490.000
Reagen 2 = ( 42.000+ 7.000) = 49.000
Reagen 3 = ( 42.000+ 7.000) = 49.000
13) Estimasi stok on hand akhir periode. Adalah perkiraan jumlah stok yang
dimiliki pada akhir 2013 atau awal 2014. Contoh : diperkirakan stok on hand
reagen rapid test di desember 2013 adalah sebagai berikut :
Reagen 1 = 90.000
Reagen 2 = 9.000
Reagen 3 = 9.000
14) Quantity on order. Adalah jumlah yang sedang dipesan tetapi masih transit
atau belum diterima.Contoh: Jumlah yang sudah dipesan untuk reagen rapid
test adalah sebagai berikut :
Reagen 1 = 200.000
Reagen 2 = 15.000
Reagen 3 = 15.000
15) Estimasi quantity to be expired. Adalah perkiraan jumlah stok yang akan
expired sampai akhir periode kuantifikasi. Contoh : diperkirakan stok yang akan
expired sampai akhir 2014 adalah sebagai berikut:
Reagen 1 = 10.000
Reagen 2 = 5.000
Reagen 3 = 5.000
16) Quantity to be order. Adalah jumlah yang akan dipesan. Diperoleh dari Total
kebutuhan dikurangi (estimasi stok on hand+Quantity on order-Estimasi
quantity to be expired). Contoh : Maka quantity to order adalah sebagai berikut
:
Reagen 1 = (490.0000) -(90.000+200.000-10.000) = 210.000
Reagen 2 = ( 49.000) -( 9.000+15.000-5.000) = 28.000
Reagen 3 = ( 49.000) - ( 9.000+15.000-5.000) = 28.000
17) Unit Price. Adalah harga per satuan. Harap diperhatikan biasanya unit price
adalah harga perkemasan dalam paket/kit/botol. Jadi quantity to be order harus
dikonversikan dulu menjadi jumlah paket/kit/botol. Harga yang ditampilkan
dalam modul ini adalah harga per satuan dalam tes. Contoh :
Unit Price Reagen 1 = Rp. 39.000/tes
Unit Price Reagen 2 = Rp. 39.000/tes
Unit Price Reagen 3 = Rp. 39.000/tes
18) Total cost. Adalah total biaya yang diperlukan untuk melakukan pengadaan.
Diperoleh dari Quantity to be order dikali Unit Price. Contoh
Total Cost Reagen 1 = (210.000 x Rp. 39.000) = 8.190.000.000
Total Cost Reagen 2 = ( 28.000 x Rp. 39.000) = 1.092.000.000
Total Cost Reagen 3 = ( 28.000 x Rp. 39.000) = 1.092.000.000
26
b. Alokasi Jumlah Pengadaan dan Pembiayaan
1. Alokasi Pengadaan Pusat adalah 45% x masing-masing reagen yaitu :
Reagen 1 : 210.000 x 45% x 39.000 = 3.685.500.000
Reagen 2 : 28.000 x 45% x 39000 = 491.400.000
Reagen 3 : 28.000 x 45% x 39000 = 491.400.000
Tes CD4
Jumlah CD4 adalah cara untuk menilai status imunitas ODHA. Pemeriksaan CD4
melengkapi pemeriksaan klinis untuk menentukan pasien yang memerlukan
pengobatan profilaksis IO dan terapi ARV. Rata-rata penurunan CD4 adalah sekitar 70-
100 sel/mm3/tahun, dengan peningkatan setelah pemberian ARV antara 50-100
sel/mm3/tahun.
27
Kompatibilitas denganspesimenstabil
Mesin CD4 yang saat ini dipergunakan di layanan ada yang station dan mobile/portable.
Mesin CD4 yang station menggunakan reagen open and closed sistem, sedangkan
yang portable menggunakan catridge.
Viral load HIV adalah indikator terbaik tingkat aktivitas HIV dalam tubuh pasien.Viral
load adalah jumlah HIV dalam darah. Apabila menjalani terapi HIV, angka viral load
merupakan parameter terpenting untuk menilai apakah terapi berjalan dengan baik.
Perhitungan Kebutuhan
28
2) Estimasi ODHA dengan ART berdasarkan trend kenaikan bulanan.
Perhitungannya diperoleh dari jumlah ODHA on ART yang dilaporkan dikali
trend rata-rata kenaikan pasien per bulan pangkat n periode kuantifikasi.
Contoh :
Jumlah ODHA dengan ART yang dilaporkan di bulan juni 2013 = 2.000
orang
Trend rata-rata kenaikan pasien per bulan = 1.2%
N periode kuantifikasi dari Bulan Juni 2013 s/d Des 2014 = 18
Maka Estimasi ODHA dengan ART berdasarkan trend kenaikan bulanan
adalah = (2.000 x1.012^18)= 2.480 orang.
3) Target Jumlah pemeriksaan pemeriksaan tes CD4 dan pemeriksaan tes viral
load. Perhitungannya diperoleh dari estimasi ODHA dengan ART berdasarkan
trend kenaikan bulanan dikali jumlah pemeriksaan dalam satu tahun. Contoh :
Target Jumlah pemeriksaan tes CD4 (1 tahun 2 kali) = (2.480 x
2) = 4.960.
Target Jumlah pemeriksaan tes Viral Load (1 tahun 1 kali) = (2.480 x 1)
= 2.480.
4) Kebutuhan dasar untuk masing-masing reagen CD4 dan Viral load.
Perhitungannya diperoleh dari target jumlah pemeriksaan tes CD4 atau tes
viral load dikali prosentase distribusi masing-masing mesin CD4 atau viral load.
Contoh :
Prosentase distribusi mesin CD4 Open closed sistem, closed sistem dan CD4
tipe 2 adalah 20%, 40%, dan 40%. Sedangkan untuk mesin Viral load ,
prosentase distribusi mesin Viral Load Abbott dan Roche adalah masing-
masing 50%. Maka kebutuhan dasar reagen CD4 dan Viral Load adalah
sebagai berikut :
Reagen CD4 open closed sistem = 4.960 x20% = 992 tes
Reagen CD4 closed sistem = 4.960 x40% = 1.984 tes
Reagen CD4 tipe 2 = 4.960 x 40% = 1.948 tes
Reagen Viral load Abbott = 2.480 x 50% = 1.240 tes
Reagen Viral load Roche = 2.480 x 50% = 1.240 tes
Adalah sama dengan contoh perhitungan kebutuhan reagen rapid tes HIV.
29
biaya untuk reagen CD4 dan Viral Load untuk pemerintah daerah 55% dan
pemerintah pusat 45%.
3. Reagen Sifilis
Sifilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri yang disebut
Treponema Pallidum. Infeksi menular seksual ini dapat juga ditularkan dari ibu ke janin
selama kehamilan. Sebagai penyebab genitalpenyakit maag, sifilis telah dikaitkan
dengan peningkatan risiko transmisi HIV. Kebanyakan orang dengan sifilis cenderung
tidak menyadari infeksi mereka danmereka dapat menularkan infeksi melalui kontak
seksual ataudalam kasusseorang wanita hamil untuk anaknya yang belum lahir. Jika
tidak diobati, sifilisdapat menyebabkan konsekuensi serius seperti kelahiran mati,
prematuritas dankematian neonatal. Hasil yang merugikan kehamilan dapat dicegah
jikainfeksi terdeteksi dan diobati sebelum trimester pertengahan kedua. Deteksi dini
dan pengobatan juga penting dalam mencegah lama parahkomplikasi dan transmisi
seksual. Sifilis kongenital membunuh lebih dari satu juta bayi per tahundi seluruh dunia
tetapi dapat dicegah jika ibu yang terinfeksi diidentifikasi dan diobati dengan tepat sedini
mungkin.
Karena fasilitas tersebut umumnya tidak tersedia di daerah terpencil, maka darah
atausampel serum harus diangkut ke fasilitas regional atau pusat untuk dilakukan
pengujian.
Rapid tes untuk sifilis dapat mengatasi masalahterkait dengan kurangnya akses ke
laboratorium dan keterbatasan infrastruktur pendukung.
Spesifikasi ReagenSifilis
30
Dilengkapi dengan Negatif Kontrol, Positif Kontrol, kertas slide sekali pakai,
batang pengaduk, botol penetes reagen, batang pengaduk, dan jarum
penetes reagen.
Menggunakan antigen Rapid Plasma Reagin yang dikombinasi dengan
partikel karbon yang bisa langsung digunakan dan dikemas dalam kemasan
@ 100 test.
Penyimpanan suhu 2-8ºC.
Memiliki brosur dan prosedur kerja serta aman bagi petugas serta mudah
dikerjakan.
Sensitivitas standar (90 – 95 %), Spesifitas (90 – 95 %)
Teregister di Binfar dan Alkes Departemen Kesehatan
Memiliki surat dukungan dari distributor atau produsen
Expired date minimal 12 bulan pada saat barang diterima panitia.
Perhitungan Kebutuhan
1) Target jumlah pemeriksaan sifilis. Perhitungannya diperoleh dari target jumlah
ibu hamil yang dites sifilis + target populasi orang HIV positip yang dites sifilis +
target kelompok RISTI yang dites sifilis. Contoh
Target jumlah ibu hamil yang dites sifilis = 100% x estimasi jumlah ibu hamil=
100% x 854.700.000= 854.700.000
Target jumlah populasi HIV positip yang dites sifilis= 100% x estimasi jumlah
HIV positip=100% x 80.000 = 80.000
Target kelompok RISTI yang dites sifilis = 100% x data kelompok RISTI =
100% x 21.000= 21.000
31
Maka target jumlah pemeriksaan sifilis = (854.700.000+ 80.000 + 21.000) =
955.700.000
2) Kebutuhan dasar untuk masing-masing reagen sifilis (RPR dan Reagen Rapid
Sifilis). Perhitungannya
RPR = (jumlah pemeriksaan sifilis+ (7 x jumlah pemeriksaan sifilis x prevalensi
sifilis)
Reagen Rapid Sifilis /TP Rapid = (jumlah pemeriksaan sifilis x prevalensi sifilis)
Maka kebutuhan dasar regen RPR = 1.153.534 tes
Reagen Rapid Sifilis/TP Rapid = 28.262 tes
Adalah sama dengan contoh perhitungan kebutuhan reagen rapid tes HIV.
Pencatatan
Kartu stok
Setiap barang yang digunakan laboratorium harus dicatat di kartu stok. Penting
untuk diingat adalah satu kartu stok untuk satu jenis reagen. Hal-hal yang harus
dicatat sebagai berikut:
32
- Jumlah terima - Mencatat jumlah barang yang masuk/diterima
- Lot No Barang Masuk - Mencatat Nomor lot barang atau no batch barang
yang masuk/diterima
- Tanggal Kadaluwarsa -Mencatat Tanggal Kadaluwarsa barang yang
diterima
- Diterima oleh -Mencatat nama penerima stok
- Jumlah Stok Akhir setelah penerimaan - Mencatat Jumlah akhir stok
setelah penerimaan yaitu jumlah stok awal yang dimiliki ditambah jumlah
stok diterima
Nomor : ...........
Sifat : Penting Kepada Yth.
Lampiran : Laporan Pemakaian Reagen Bulan Mei Penanggung Jawab Program Logistik
2 lembar Laboratorium HIV
Hal : Permintaan reagen Rapid Tes HIV Subdit AIDS &PMS/ Dinkes
Provinsi/Kab/Kota)*
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan telah menipisnya stok persediaan reagen HIV di tempat kami
untuk....................................................di Provinsi/Kabupaten/Kota/RS/PKM/UPK
...................... maka dengan ini kami mengajukan permintaan reagen Rapid Tes HIV,
Adapun rinciannya sebagai berikut :
Hormat Kami,
33
Nama Jelas
Tembusan :
1. .....................................................
2. .....................................................
Keterangan )* Coret salah satu
Penerimaan Reagen
Pada saat penerimaan reagen, pihak penerima wajib memeriksa dan menghitung
kelengkapan paket reagen yang diterima sesuai dengan dokumen/nota yang
tertulis. Langkahnya sebagai berikut :
34
Perhitungan fisik dianggap selesai bila hasil sudah dicatat pada : Buku
Logistik/ Register, Laporan bulanan dan Kartu Stok masing-masing
Produk, Satu kartu stok hanya boleh digunakan untuk mencatat satu
macam/jenis reagen, Setiap jenis reagen harus memiliki kartu stok masing-
masing dan tidak boleh dicampur dengan pencatatan reagen jenis lain.
Catatan :
Jumlah barang yang dicatat pada Kartu Stok, Buku Register, Formulir
Pencatatan dan Pelaporan dan jumlah fisik barang yang ada di
tempat harus sama dan valid, apabila jumlahnya berbeda harus
diperiksa ulang, mulailah untuk membuat pencatatan yang rapi sehingga
bila sewaktu-waktu ada pemeriksaan stok (stock opname) Anda sudah
siap
Apabila barang yang diterima tidak sesuai/tidak lengkap :
1) Setelah diterima segera dicatat dan disimpan sesuai suhu yang tertera pada
kemasan reagensia.
2) Simpan reagensia secara FEFO (First Expired First Out) dan atur penyimpanan
reagensia agar yang kadaluwarsanya terlebih dahulu yang digunakan misalnya
dengan meletakkan reagensia dengan masa kadaluwarsa tercepat di atas tum
pukan dan reagensia dengan masa kadaluwarsa terlama di bawah tumpukan.
3) Catat suhu refrigerator setiap hari untuk menjaga kestabilan suhu. (Form
PENCATATAN SUHU REFRIGERATOR)
4) Biarkan reagen selama ± 30 menit pada suhu kamar sebelum digunakan dan
segera kembalikan ke refrigerator setelah digunakan.
5) Gunakan reagensia yang masa kadaluarsanya terpendek dahulu.
6) Jangan gunakan reagensia yang sudah kadaluarsa.
Dokumentasi pemakaian dan pengelolaan reagen dan bahan habis pakai serta
pencatatan masa kadaluwarsa
Pemakaian reagen harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan Alur dan Format
Pelaporan sebagai berikut :
Dokumen :
Formulir yang dikirimkan adalah :
Formulir Triwulan Alat dan Bahan
Formulir Pencatatan Reagen Pemeriksaan HIV
36
dikurangi jumlah stok awal dikali 3 bulan
Stok yang akan kadaluwarsa dalam 3 Isi dan hitunglah :
Bulan ke depan 1.Jumlah Stok yang akan expired dalam 3 bulan :
hitung dan tuliskan jumlah stok reagensia Rapid Tes
HIV yang akan expired dalam waktu 3 bulan ke
depan
2.Lot No/Batch : Lihat pada box atau kemasan
berupa huruf dan digit angka contoh U12328
3.Expired date: di isi tanggal kadaluwarsa (tertera
pada kemasan/box)
Jumlah permintaan reagen Isilah jumlah permintaan reagen bila ada
37
menjelang kadaluwarsa. Dan bila ada pengiriman baru yang diterima
masukkanlah data nomor lot baru dengan tanggal kadaluwarsanya di
papan.
38
POKOK BAHASAN 4. PENGELOLAAN BAHAN HABIS PAKAI
Daftar perlengkapan dan Merujuk daftar di akhir modul untuk daftar bahan dan
bahan perlengkapan yang diperlukan untuk pemeriksaan HIV.
Baca keseluruhan modul jika anda belum terbiasa
dengan alat dan bahan.
Sarung tangan Sarung tangan digunakan
untuk keamanan –
melindungi anda dan pasien.
Penting menyediakan sarung
tangan yang sesuai ukuran.
Memakai sarung tangan yang
kebesaran bisa terpapar
dengan bahan berbahaya
dan tidak praktis. Ingatlah
bahwa kuku panjang dapat
merobek sarung tangan.
Sarung tangan harus diganti setiap pasien, dan dibuang
ke wadah bertanda sampah bio-hazard. Jangan pernah
menggunakan sarung tangan yang sudah terpakai atau
robek. Sarung tangan terbuat dari karet atau propilen,
pertimbangkan alergi terhadap karet sewaktu
menggunakan.
Tisu alkohol
39
Kasa lipat atau kasa bulat
Jarum vacuntainer
berindikator (flash back)
40
Holder pronto
Pencatat waktu
41
SOP dan lembar pengisian Setiap lokasi mengikuti SOP,
dan menggunakan lembar
pengisian baku untuk
pencatatan.
Pembuangan sampah
terkontaminasi yang tepat
42
Gambar di atas – Sampah Gambar di atas – Semua
bukan benda-benda tajam benda-benda tajam
terkontaminasi dapat dibuang dibuang ke dalam wadah
dalam wadah yang tidak bertutup.
bertutup.
Pembuangan sampah
43
44
Lampiran Laporan Triwulan Alat dan Bahan
LAPORAN TRIWULAN ALAT DAN BAHAN
UPK :
……………………………………………..
Kabupaten/Kota : Triwulan :
…………………………………………….. …………………………….
Provinsi : Tahun :
……………………………………………. …………………………….
Jumlah
Stok Jumlah
yang di Jumlah Jumlah
Nama/Merk Tanggal Awal yang
No JENIS BARANG pakai yang rusak/ Akhir
Dagang Kadaluwarsa bulan diterima
bulan kadaluwarsa Bulan
ini bulan ini
ini
A. Reagen HIV
1
2
3
4
5
B. Alat dan Reagen CD4
1
2
3
C. Alat dan Reagen PCR DNA
1
2
3
4
D. Alat dan Reagen PCR RNA (Viral
Load)
1
2
3
45
4
E. Reagen IMS
1
2
3
4
F. Obat IMS
1. Cefixime 400 mg + Azitromisin
1000 mg
2. Ciprofloxacin 500 mg
3. Tiamfenikol 500 mg
4. Doksisiklin 100 mg
5. Metronidazol 500 mg
6. Klotrimazol vag tab 500 mg
7. Nystatin vag tab 500 mg
8. Benzatin penisilin 2,4 jt.u
9. Aciclovir 200 mg
10
11
12
13
14
15
Dikutip dari Buku Pedoman Nasional Monitoring dan Evaluasi Program Pengendalian HIV dan AIDS
46
Lampiran Format Pencatatan Reagen Rapid Tes HIV
Formulir Pencatatan Reagen Rapid Tes HIV
Periode Pelaporan : ______________________________________________ Jumlah Stok Maksimum : Bulan
Jumlah Stok Minimum : Bulan
Nama Provinsi/Kabupaten/Kota/ UPK/Tempat Layanan : _________________
Jumla Jumlah Stok yang akan
Jumlah Sisa
Nama/ Stok h Stok Stok Kebutu kadaluwarsa dalam
Stok Stok Jumlah
Merek Unit Awal Diteri Kadaluwa han kurun waktu 1-3
Terpakai Akhir perminta
Dagang Satua Bulan ma rsa/Rusa untuk bulan ke depan
N Jenis Bulan Bulan an
n ini Bulan k/Hilang 3 bulan
o Barang ini ini reagen
terkec ini Bulan ini
/bahan
il A B C D E = (A (3x C) Juml Lot ED
(jika ada)
+B) – ah
(C+D)
47
Lampiran Kartu/ Papan Tabel Pemantau Kadaluwarsa Reagen
Tabel Pemantau Tanggal Kadaluwarsa Reagen Rapid Pemeriksaan HIV
48
Contoh Kartu Stok Reagen Rapid Tes HIV
(Satu Kartu Stok untuk Satu Jenis Barang)
Merek Reagensia : ……………………….
Satuan : ………. Kit …..Tes
Spesifikasi Stok Masuk Jumlah Spesifikasi Stok Keluar Jumlah
Juml Stok Stok
N ah Juml Di Akhir Juml Di Akhir
Nama Tgl Sumb Lot Exp Tgl Lot Exp
o Stok ah terim setelah Tujua ah keluark Setelah
Teri er/Asa No Dat Kelua No Dat
Awal Teri a penerim n kelua an Pengelua
ma l e r e
ma Oleh aan r Oleh ran
49
Daftar Pustaka
50