1. minat-minat yang kuat dan tahan lama sering tumbuh dari upaya-upaya belajar awal
yang memikat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari dalam diri siswa.
2. pengawasan pengarahan, dan bimbingan orang yang dewasa adalah melekat dalam
masa balita yang panjang atau keharusan ketergantungan yang khusus pada spsies
manusia.
3. oleh karena kemampuan untuk mendisiplin diri harus menjadi tujuan pendidikan,
maka menegakan disiplin adalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut.
Johann Amos Comenius, yang hidup di seputar tahun 1592-1670, adalah seorang yang
memiliki pandangan realitas dan dogmatis. Comenius berpendapat bahwa pendidikan
mempunyai peranan membentuk anak sesuai dengan kehendak tuhan, karena pada hakikatnya
dunia adalah dinamis dan bertujuan.
John Locke, tikoh dari inggris yang hidup pada tahun 1632-1704 sebagai pemikir dunia
berpendapat bahwa pendidikan hendaknya selalu dekat dengan situasi dan kondisi.
Johann Henrich Pestalozzi, sebagai seorang tokoh yang berpandangan naturalistis yang
hidup pada tahun 1746-1827. Pestalozzi memiliki kepercayaan bahwa sifat-sifat alam itu
tercermin pada manusia, sehingga pada manusia terdapat kemampuan-kemampuan wajarnya.
William T. Harris, tokoh dari Amerika Serikat hidup pada tahun 1835-1909. Harris yang
pandanganmya dipengaruhi oleh Hegel berusaha menerapkan idealisme obyektif pada
pendidikan umum. Tugas pendidikan baginya adalah mengizinkan terbukanya realita
berdasarkan susunan yang pasti, berdasarkan kesatuan spiritual.
ALIRAN PERENIALISME
A. Pengertian perenialisme
Perenialisme diambil dari kata perennial, yang dalam Oxford Advanced Learner’s
Dictionary of Current English diartikan sebagai “continuing throughout the whole year” atau
“lasting for a very long time” – abadi atau kekal. Dari makna yang terkandung dalam kata itu
adalah aliran perenialisme mengandung kepercayaan filsafat yang berpegang pada nilai-nilai
dan norma-norma yang bersifat kekal abadi. Perenialisme melihat bahwa akibat dari
kehidupan zaman moderen telah menimbulkan krisis di berbagai bidang kehidupan umat
manusia. Mengatasi krisis ini perenialisme memberikan jalan keluar berupa “kembali kepada
kebudayaan masa lampau” regresive road to culture. Oleh sebab itu perennialisme
memandang penting peranan pendidikan dalam proses mengembalikan keadaan manusia
zaman modren ini kapada kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal yang telah
teruji ketangguhannya.
Asas yang dianut perenialisme bersumber pada filsafat kebudayaan yang terkiblat dua, yaitu
(a) perenialisme yang theologis – bernaung dibawah supremasi gereja katolik. Dengan
orientasi pada ajaran dan tafsir Thomas Aquinas – dan (b) perenialisme sekuler berpegang
pada ide dan cita Plato dan Aristoteles.
B. Sejarah Perkebdangan Aliran perenialisme
Aliran perenialisme lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme lahir sebagai suatu
reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang pandangan progresivisme yang
menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia
dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan
moral, intelektual dan sosio kultual. Oleh karena itu perlu ada usaha untuk mengamankan
ketidakberesan tersebut, yaitu dengan jalan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-
prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat dan teruji. Beberapa
tokoh pendukung gagasan ini adalah: Robert Maynard Hutchins dan ortimer Adler.
Kira-kira abad ke-6 hingga abad ke-15 merupakan abad kejayaan dan keemasan filsafat
perenialisme. Namun, mungkin saja kita bisa saja dengan terburu-buru melihat
perkembangan filsafat perenial ini hanya dalam kerengka sejalan pemikiran barat saja,
melainkan juga terjadi di wilayah lainnya . dan memang harus tetap diakui bahwasanya jejak
perkembanganfilsafat perenial jauh lebih tampak.
dalam konteks sejarah perkembangan intelektual barat, apalagi sebagai jenis filsafat
khusus, filsafat ni mendafat eleborasi sistem dari para perenialis barat, seperti Agostino
Steunco. Namun, filsafat perenial atau yang sering disebut sebagai kebijaksanaan univeral,
disebabkan oleh beberapa alasan yang kompleks secara berangsur-angsur mulai rumtuh
menjelang akhir abad ke-16. Salah satu alasan yang paling dimonan adalah perkembangan
yang pesat dari pilsafat materialis. Filsafat materialis ini membawa perubahan yang radikal
terhadap paradigma hidup dan pemikiran manusia pada saat itu.
Memasuki abad ke-18, karena pengaruh filsafat materialis, bayak aspek relita yang diabaikan,
dan yang tinggal hanyalah mekanistik belaka. Filsafat materialis ini begitu kuat
mempengaruhi pola pikir manusia abad modern yang merentang sejak abad ke-16 hingga
akhir abad ke-20. Memasuki akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, sehingga pada tia-tiap
bentuk pemikiran baru yang muncul hingga pada zaman kontemporer. Dan zaman
kontemporer inilah dapat dikatakan zama kebangkitan filsafat perenialisme.
C. Ciri- Ciri Perenialisme
• Perenialisme berakar pada tradisi filosofis klasik yang dikembangkan oleh plato, Aristoteles
dan Santo Thomas Aquines.
• Sasaran pendidikan ialah kemampuan menguasai prinsip kenyataan, kebenaran dan nilai-nilai
abadi dalam arti tak terikat oleh ruang dan waktu.
• Nilai bersifat tak berubah dan universal.
• Bersifat regresif (mundur) dengan memulihkan kekacauan saat ini melalui nilai zaman
pertengahan (renaissance).
D. Implikasi Aliran Perenialisme Terhadap Pendidikan
1. Pandangan tentang realita (ontologis)
Peremialisme memandang bahwa realitas itu bersifat universal dan ada dimana saja, juga
sama disetiap waktu. Inilah jaminan yang dapat dipenuhi dengan jalan mengerti wujud
harmoni bentuk-bentuk realita, meskipun tersembunyi dalam satu wujut materi atau pristiwa-
pristiwa yang berubah, atau pun didalam ide-de yang bereang.
2. Pandangan tentang pengetahuan (Epistimologi)
Perennialisme mengakui bahwa impresi atau kesan melalui pengamatan tentang
individual thing adalah pangkal pengertian tentang kebenaran. Tetapi manusia akan
memperoleh pengetahuan lebih tepat jika bersandar pada asas-asas kepercayaan dan bantuan
wahyu; dan itulah tahu dalam makna tertinggi, yang ideal
3. Pandangan tentang nilai (Axiologi)
Pandangan tentang hakikat nilai menurut perennialisme adalah pandangan mengenai
hal-hal yang bersifat spiritual. Yang absolut atau ideal (Tuhan) adalah sumber nilai dan oleh
karena itu nilai selalu bersifat teologis.
4. Pandangan tentang pendidikan
Pendidikan
Perenialisme memandang edukation as cultural regresion: pendidikan sebagai jalan
kembali,atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan
masa lampau yang dianggap sebagai kebudayaan yang ideal.
Tujuan pendidikan
Bagi perenialist bahwa nilai-nilai kebenaran bersifat universal dan abadi, inilah yang harus
menjadi tujuan pendidikan yang sejati. Sebab itu, tujuan pendidikannya adalah membantu
peserta didik menyingkapkan dan menginternalisasikan nila-nilai kebenaran yang abadi agar
mencapai kebijakan dan kebaikan dalam hidup.
Sekolah
Sekolah merupakan lembaga tempat latihan elite itelektual yang mengetahui kebenaran dan
suatu waktu akan meneruskannya kepada generasi pelajar yang baru. Sekolah adalah lembaga
yang berperan mempersiapkan peserta didik atau orang muda untuk terjun kedalam
kehidupan. Sekolah bago perenialist merupakan peraturan-peraturan yang artificial dimana
peserta didik berkenalan dengan hasil yang paling baik dari warisan sosial budaya.
Kurikulum
Kurikulum pada aliran ini berpusat pada mata pelajaran, dan cenderung
menitikberatkan pada: sastra, matematika, bahasa, dan humaniora, termasuk sejarah.
Kurikulum adalah pendidikan liberal.
Metode
Metode pendidikan atau metode belajar utama yang digunakan oleh perenialist adalah
membaca dan diskusi, yaitu membaca dan mendikusikan karya-karya besar yang tertuang
dalam the great books dalam rangka mendisiplinkan pikiran.
Peranan guru dan peserta didik
Peran guru bukan sebagai perantara antara dunia dengan jiwa anak, melainkan guru juga
sebagai “mirid” yang mengalami proses belajar serta mengajar. Guru mengembangkan
potensi-potensi self-discovery, dan ia melakukan moral authority (otoritas moral) atas murid-
muridnya karena ia seorang propesional yang qualifiet dan superior dibandingkan muridnya.
Guru harus mempunyai aktualitas yang lebih, dan perfect knowladge.
E. Tokoh-tokoh Aliran Perenialisme
AristotelesFilsafat perenialisme terkenal dengan bahasa latinnya Philosophia Perenis.
Pendiri utama dari aliran filsafat ini adalah Aristoteles sendiri, kemudian didukung dan
dilanjutkan oleh St. Thomas Aquinas sebagai pemburu dan reformer utama dalam abad ke-13.
Plato
Dunia ideal bersumber dari ide mutlak, yaitu Tuhan.
Aristoteles
Mengajarkan cara berfikir atas prinsip realitas, yang lebih dekat dengan alam
kehidupan manusia sehari-hari. Manusia adalah makhluk materi dan rohani sekaligus
Thomas Aquinas
Pendidikan adalah menarik atau menuntun kemampuan-kemampuan yang masih
tidur menjadi aktif dan nyata yang timbul dan bergantung dari kesadaran-kesadaran yang
mendukungnya pada tiap-tiap individu.