Gambar. Tambang rakyat di Desa Karya Baru Kecamatan Padengo Kabupaten Pohuwato
Provinsi Gorontalo (Doc. Marahalim Siagian)
DISUSUN OLEH
MARAHALIM SIAGIAN
2016
1|P a g e
A. PEDAHULUAN
Mineral dan batubara yang terkandung dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia
merupakan kekayaan alam tak terbarukan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
mempunyai peranan penting dalam memenuhi hajat orang banyak, karena itu pengelolaanya
harus dikuasai oleh Negara untuk memberi nilai tambah secara nyata bagi perekonomian
nasional dalam usaha mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan.
Kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara merupakan kegiatan usaha pertambangan
di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah yang berperanan penting dalam
memberikan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi nasional dan
pembagunan daerah secara berkelanjutan.
B. DEFENISI
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum,
eksplorasi, studi kelayakan, kontruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.
Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia
tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannnya yang membentuk batuan, baik dalam
bentuk lepas atau padu.
Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa
tumbuh-tumbuhan.
Pertambangan mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan,
di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.
Pertambangan Batubara adalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi,
termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal.
Usaha pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang
meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, kontruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta pasca tambang.
Ijin usaha pertambangan yang selanjutnya disebut IUP adalah ijin untuk melaksanakan usaha
pertamabangan.
Penambangan adalah bagian dari usaha pertambangan untuk memproduksi mineral dan/atau
batubara dan mineral ikutannya.
Ijin pertambangan rakyat yang selanjutnuya disebut IPR adalah izin untuk melaksananak usaha
pertambangan dalam wilayah tambang pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi
terbatas.
2|P a g e
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk
menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi
kembali sesuai peruntukannya.
Wilayah pertambangan, yang selanjutnya disebut WP adalah wilayah yang memiliki potensi
mineral dan atau batubara dan tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintah yang
merupakan bagian daru tata ruang nasional.
Wilayah Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut WUP adalah bagian dari WP yang
memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi.
Wilayah Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut WIUP adalah wilayah yang
diberikan kepada pemegang IUP.
Wilayah pertambangan rakyat, selanjutnya disebut WPR adalah bagian dari WO tempat
dilakukan kegiatan pertambangan rakyat.
3|P a g e
d. Luas maksimal wilayah pertambangan rakyat adalah 25 (duapuluh lima) hektar.
e. Menyebutkan jenis komoditas yang akan ditambang
f. Merupakan wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan
sekurang-kurannya 15 (lima belas) tahun.
4|P a g e
a. Mendapat pembinaan dan pengawasan di bidang keselamatan dan kesehatan
kerja, lingkungan, teknis pertambangan, dan manajemen dari pemerintah atau
pemerintah daerah.
b. Mendapat bantuan modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
H. KETENTUAN PIDANA
5|P a g e
160 Setiap orang yang melakukan eksplorasi tanpa Pidana kurungan paling lama 1
memiliki IUP atau IUPK (satu) tahun dan atau denda
paling banyak Rp. 200.000.000,-
(dua ratus juta rupiah).
Setiap orang yang mempunyai IUP eksplorasi Pidana penjara paling lama 5
tetapi melakukan kegiatan operasi produksi (lima) tahun dan denda paling
banyak Rp. 10.000.000.000
(sepuluh miliar rupiah).
161 Setiap orang pemegang IUP operasi produksi Pidana penjara paling lama 10
atau IUPK operasi produksi yang menampung, (sepuluh) tahun dan dengan
memanfaatkan, melakukan pengolahan dan paling banyak Rp.
pemurnian, pengangkutan, penjualan mineral 10.000.000.000,- (sepuluh miliar
rupiah).
dan batubara yang bukan dari pemegang IUP,
IUPK atau ijin seperti yg dimaksud pasal 37
162 Setiap orang yang merintangi atau mengganggu Pidana kurungan paling lama 1
kegiatan usaha pertambangan dari pemegang (satu) tahun dan atau denda
IUP atau IUPHK yang telah memenuhi syarat- paling banyak Rp. 100.000.000,-
syarat (se ratus juta rupiah).
165 Setiap orang yang mengeluarkan IUP, IPR, atau Pindana penjara paling lama 2
IUPK yang bertentangan dengan UU dan (dua) tahun dan denda paling
menyalahgunakan kewenangannya banyak Rp. 200.000.0000,- (dua
ratus juta).
6|P a g e