Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, yang telah memberi limpah rahmatNya, sehingga
sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Komunikasi sosial
dan komunikasi Terapeutik”, disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi
keprawatan, jurusan SI Keprawatan.
Dalam penulis makalah ini tentunya penulis berterimakasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah ini yaitu Ibu Ns. Eva Kartika Hasibuan, M.Kep yang telah membiming dan
memotifasi kami dan mendampingi kami dalam proses belajar.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam menulis makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Medan, Maret 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGAN ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I ............................................................................................................................... iii

LATAR BELAKANG ............................................................................................ iii

TUJUAN PEMBELAJARAN ................................................................................ iii

BAB II............................................................................................................................... 1

TINGKATAN KOMUNIKASI ............................................................................... 1

KOMUNIKASI TERAPIUTIK ............................................................................... 2

BAB III ............................................................................................................................. 6

KESIMPULAN ....................................................................................................... 6

SARAN.................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Komunkasi adalah proses yang berpusat pada pesan dan bersandar pada
informasi. Bulang (2002: 21) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah pengolahan
pesan – pesan dengan tujuan menciptakan makna. Terjadinya komunikasi kapan dan
dimana saja seseorang dapat meggapai suatu pesan, berusaha memberi pesan
kepadanya.
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang paling banyak
dilakukan sebagai manusia sebagai makhluk 3ocial. Sejak bangun tidur sampai tidur
lagi, sebagian besar dari waktu manusia digunakan untuk berkomuniksi.
Oleh karnanya kemampuan berkomunikasi interpersonal adalah suatu
kemampuan yang paling dasar yang harus dimiliki seorang manusia. Keahlian
komunikasi interpersonal bagi pustakawan sangat diperlukan oleh pengguna jasa
pustaka. Pustakawan adalah seseorang yang bertnggungjawab untuk menyediakan
akses yang seluas- luasnya pada pencari informasi,pustakawaan dituntut untuk
mampu berkomunikasi interpersonal dengan baik dan efektif.
Melalui mempelajari komunikasi interpersonal yang efektif para pustakaaan
dapat mengetahui bagaimana menjadi penyampai pesan yan efektif, menjadi penerima
atau pendengar yang efektif, sekaligus menjadi pribadi yang baik.
Dengan demikian pengetahuan akan komunikasi interpersonal yang baik dan
efektif sangat penting bagi pustakawan professional yang dapat memberikan layanan
prima (excellent service) pada pencari informasi
1.2Tujuan penulisan
2. Tujian umum
Mahasiswa mampu memahami komunikasi sosial dan komunikasi
terpeutik dalam konteks keperawatan
3. Tujuan khusus
 Tingkat komunikasi
 Konsep komunikasi terapeutik

iii
BAB II

TINJAUAN TEORITIS
3.1 Tingkatan komunikasi

Komunikasi secara terminilogis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu


pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi ini adalah
manusia. Paradigma laswell bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dan
pertanyaan yang diajukan, yaitu:

 Komunikator (siapa yang mengatakan)


 Pesan (mengatakan apa
 Media (melalui saluran apa)
 Komunikan (kepada siapa)
 Efek (efek apa)

Jadi, berdasarkan paradigma laswell, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak
komunikator membentuk pesan dan menyampaikan melalui suatu saluran tertentu kepada
pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu. Tingkatan komunikasi terbagi menjadi tiga
bagian yaitu:

1. Komunikasi intrapersonal
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang
yang berupa proses pengolahan informasi melalui panca indra dan sistem saraf
manusia.
2. Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan
seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasi lebih bersifat pribadi
dan sampai pada tatarn prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis
yang memandang pribadi sebagai unik. Komunikasi yang efektif ditandai
dengan hubungan interpersonal yang baik, begitupun komunikasi interpersonal
dikatakan efektif apabila pertemuan komunikasi merupakan hal yang
menyenangkan bagi komunikan. Komunikasi bukan hanya menyampaikan
sekedar pesan, namun juga menentukan kadar hubungan interpersonal.
Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut penambahan hubungan
sibiotis antara komunikasi dengan perkembangan ralasional.
3. Komunikasi publik
Komunikasi publik adalah sekelompok orang yang anggota-anggotanya merasa
terikat dengan kelompok. Komunikasi kelompok yang berlangsung diantara
anggota suatu kelompok menurut michael memberi batasan komunikasi
kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna
memperoleh maksud dan tujuan.

1
2.2 Konsep komunikasi terapeutik
1. Pengertian
Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antar perawat dengan
klien yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien. Komunikasi terapeutik yang
dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapai. Seseorang penolong atau perawat dapat
membantu klien mengatasi masalah yang dihadapi melalui komunikasi.

2. tahapan
Tahapan komunikasi terapeutik memiliki empat tahapan komunikasi yaitu:
 Fase pra-interaksi
Fase ini dimulai sebelum kontrak pertama denagan klien. Perawat
mengumpulkan data tentang klien, mengekplorasi perasaan, fantasi dan
kelakuan diri dan membuat rencana pertemuan dengan klien.
 Fase oreantasi atau perkenalan
Fase ini dimulai ketika pekerjaan sosial dengan klien bertemu untuk pertama kalinya.
Hal utama yang perlu dikaji adalah alasan klien meminta pertolongan yang akan
mempengaruhi terbinanya hubungan kerja sosial-klien.
 Fase kerja
Pada kerja dalam komunikasi terapeutik, kegiatan yang dilakukan adalah
memberi kesempatan pada klien untuk bertanya, menanyakan keluhan
utama, memulai kegiatan dengan cara baik, melakukan kegiatan sesuai
rencana.
 Fase terminasi
Tahap ini terbagi menjadi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi
akhir.
3. Perbedaan komunikasi terapeutik dan komunikasi soaial
Komunikasi terapiutik:
1. Terjadi antara perawat dengan pasien atau anggota tim kesehatan lainnya.
2. Komunikasi ini umumnya lebih akrab karena mempunyai tujuan,berfokus kepada
pasien yang membutuhkan bantuan.
3. Perawat secara aktif mendengarkan dan memberi respon kepada pasien dengan
cara menunjukkan sikap mau menerima dan mau memahami sehingga dapat
mendorong psien untuk berbicara secara terbuka tentang dirinya

komunikasi sosial:

1. Terjadi setiap hari antar-orang per orang baik dalam pergaulan maupun
lingkungan kerja.
2. Komunikasi bersifat dangkal karena tidak mempunyai tujuan.
3. Lebih banyak terjadi dalam pekerjaan, aktivitas sosial, dan lain-lain.
4. Pembicara tidak mempunyai fokus tertentu tetapi lebuh mengarah kebersaan dan
rasa senang.
5. Dapat direncanakan tetapi dapat juga tidak direncanakan.

2
4. Teknik-teknik dalam komunikasi terapiutik
Menurut stuart dan sudeen yang dikutip damayanti dalam bukunya yang berjudul
komunikasi terapiutik dalam peraktek keperawatan yang menyebutkan teknik-teknik
komunikasi terapiutik terdiri dari:
1. Mendengarkan
Dalam hal ini perawat berusaha mengerti klien dengan cara mendengarkan
apa yang disampaikan klien.
2. Menunjukkan penerimaan
Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk
mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan.
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik
mengenai apa yang disampaikan oleh klien.
4. Pertanyaan terbuka
Pertanyaan yang tidak memerluan jawaban ya dan mungkin tetapi pertanyaan
memerlukan jawaban yang luas, sehingga pasien dapat mengemukakan
masalahnya, perasaan dengan kata kata sendiri, atau dapat memberikan
informasi yang diperlukan.
5. Menyatakan hasil
Perawat harus memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan
hasil pengamatannya.
6. Menawarkan informasi
Memberikan tawaran informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan
untuk klien.
7. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri
Melalui pengulangan kembali kata-kata klien, perawat memberikan umpan
balik bahwa ia mengerti pesan klien dan berharap komunikasi dilanjutkan.
8. Diam
Diam akan memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk
mengorganisir pikirannya. Penggunaan metode ini memerlukan keterampilan
dan ketepatan waktu, jika tidak maka akan menimbulkan perasaan tidak enak.

4
9. Memberikan penghargaan
Penghargaan jangan jadi beban untuk klien. Jangan semua klien berusaha
keras dan melakukan segalanya demi untuk mendapatkan pujian atau
persetujuan atas perbuatannya.
10. Menawarkan diri
Perawat menyediakan diri tanpa respon bersyarat atau respon yang
diharapkan.
11. Memberikan kesempatan pada pasien untuk memulai pembicaraan
Memberikan kesempatan kepada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik
pembicaraan.
12. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
Teknik ini memberikan kesempatan kepada klien untuk mengarahkan hampir
seluruh pembicaraan. 3
13. Menempatkan kejadian secara berurutan
Mengurutkan kejadian secara teratur akan membantu perawat dan klien untuk
melihatnya dalam suatu perspektif.
14. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menguraikan persepsinya
Apabila perawat ingin mengerti klien, maka ia harus melihat segala
sesuatunya dari perspektif klien.
15. Refleksi
Refleksi ini memberikan kesempatan kepada klien untuk mengemukakan dan
menerima ide atau perasaan sebagai bagian dirinya sendiri.
16. Assertive
Assertive adalah kemampuan dengan cara menyakinkan nyaman
mengekpresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai orang
lain.
17. Humor
Humor sebagai hal yang penting dalam komunikasi verval dikarenakan
tertawa mengurangi ketegangan dan rasa sakit.
18. Mengklarifikasi
Klarifikasi terjadi saat perawat berusaha untuk menjelaskan dalam kata-kata,
ide atau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien.

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan komunikasi
terperiudikdalam proses pemulihan pasien tidk terlepas dari tahap-tahap komunikasi
yang baik.
3.2 saran
Kami memohon kepada setiap yang membaca makah ini untuk dapat
membri kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

6
DAFTAR PUSTAKA
Sapril.2011.komunikasi interpersonal.Jakarta:pustakawan muda
Oktaria,gina.2017.komunikasi terapiutik.Pekanbaru:ilmu komunikasi UNRI
Puteri,dewi.2016.komunikasi interpersonal dan profesional.Denpasar:UDYA

7
KOMUNIKASI SOSIAN DAN KOMUNIKASI TERAPIUTIK DALAM
KONTEKS KEPERAWATAN

OLEH: KELOMPOK 1

1.ALHAMDIKA ANSYAHRI LUBIS ( 180204036 )


2.ANGELYCA MAWANTI MANULLANG ( 180204042 )
3.LESTARI NAINGGOLAN ( 180204011 )
4.FIDIA ( 180204006 )
5.FEBI SYAHFITRI HASIBUAN ( 180204005 )
6.MELLY TRESIA BR BANGUN ( 180204048 )

DOSEN : Ns.ADVENTY R. BEVY GULO, S.Kep, M.Kep

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI NERS

2019

Anda mungkin juga menyukai