PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini
disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dari dosen kami Bapak Muhamad
Abdurrochim, M.Or selaku dosen mata kuliah materi psikologi pendidikan.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 (1) pendidikan adalah: “ usaha dasar dan
terencana untk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara”. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan adanya pendidikan profesional;
yakni guru di sekolah-sekolah dasar dan menengah, serta dosen di perguruan-
perguruan tinggi sebagaimana yang tersirat dalam Bab XI Pasal 39 (2) UU
Sisdiknas tersebut. Untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidik khususnya
guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan dan keterampilan keguruan
yang memadai dalam arti sesuai dengan tuntunan zaman dan kemajuan sains dan
teknologi. Di antara pengetahuan-pengetahuan psikologi terapan dengan
pendekatan baru yang erat kaitannya dengan proses belajar dan mengajar dalam
suasana zaman yang berbeda dan penuh tantangan seperti sekarang ini. Untuk
memenuhi kebutuhan akan psikologi terapan dengan pendekatan baru itulah,
makalah Psikologi Pendidikan ini disusun, dengan harapan dapat memberikan
kontribusi yang berarti dan memantapkan kualitas kompetensi calon guru dan
guru serta dosen profesional yang bertugas pada jenjang masing-masing.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu diantaranya sebagai berikut :
1) Tujuanya untuk mengetahui faktor faktor mempengaruhi motivasi siswa
dalam belajar
2) Bagaimana proses pengajaran untuk memotivasai siswa
C. Rumusan Masalah
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu diantaranya sebagai berikut :
1) Apa definisi motivasi ?
2) Darimana motivasi timbul ?
3) Apa saja penggolongan motivasi ?
4) Apa saja klasifikasi motivasi ?
5) Apa fungsi motivasi ?
6) Apa tujuan motivasi ?
7) Apa bedanya motif dengan motivasi ?
8) Apa saja teori motivasi
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Motivasi
I. Pengertian Motivasi
Belajar Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri
ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan
pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah
yang disebut dengan motivasi. Jadi pendidikan dan pengajaran akan sangat
kesulitan untuk mencapai tujuannya dengan maksimal tanpa adanya motivasi
atau dorongan pada masing-masing individu yang memiliki hubungan dengan
kegiatan pendidikan.
Menurut Atkinson, motivasi dijelaskan sebagai suatu tendensi seseorang
untuk berbuat yang meningkat guna menghasilkan satu hasil atau lebih
pengaruh. AW. Bernard memberikan pengertian, motivasi sebagai fenomena
yang dilibatkan dalam perangsangan tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu
yang sebelumnya kecil atau tidak ada gerakan sama sekali ke arah tujuan-
tujuan tertentu. Motivasi merupakan usaha memperbesar atau mengadakan
gerakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Semakin besar motivasi seseorang untuk mencapai tujuan, maka semakin
besar pula peluang untuk keberhasilan tujuan tersebut. Sebagai contoh, Doni
adalah seorang siswa kelas VII MTs, dia sangat membenci pelajaran Aqidah
Akhlaq, nilai Aqidah Akhlaq doni tidak pernah lebih dari Suatu hari Ibunya
mengatakan padanya jika nilai Aqidah Akhlaqnya mendapatkan, maka Ibunya
menjanjikan akan membelikannya sesuatu yang paling ia harapkan. Usaha
yang Doni lakukan tentu sangat berbeda jika ia hanya mendapatkan motivasi
dari dirinya sendiri, atau jika Ibunya hanya berkata akan membelikannya
mainan baru misalnya.
Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka ia akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat
dirangsang oleh rangsangan dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh dari dalam
diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan pada arah kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Secara lebih khusus jika orang menyebutkan motivasi belajar yang
dimaksudkan tentu segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong atau
memberikan semangat kepada orang yang melakukan kegiatan belajar agar
menjadi lebih giat lagi dalam belajarnya untuk memperolah prestasiyang lebih
baik lagi. Motivasi dapat timbul dari luar maupun dari dalam individu itu
sendiri. Motivasi yang berasal dari luar individu diberikan oleh motivator
seperti orangtuanya, guru, konselor, ustadz/ustadzah, orang dekat, dan lain-
lain. Sedangkan motivasi yang berasal atau timbul dalam diri seseorang, dapat
disebabkan seseorang mempunyai keinginan untuk dapat menggapai sesuatu
(cita-cita) dan lain sebagainya.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang akan aktif dan berfungsi
jika sudah ada rangsangan dari luar. Sebagai contoh 22 seseorang
akan mau belajar, jika dan hanya jika dia mengetahui bahawa besuk
akan diselenggarakan ujian/ ulangan harian, dan dia mengharapkan
mendapatkan nilai yang baik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif
yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.17
Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orangtua dan lain
sebagainya. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu bahwa
besuk paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik
sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temannya. Jadi dia belajar
bukan karena ingin mengetahui sesuatu namun karena ingin
mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah/ pujian dan
lain sebagainya. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang didalam aktivitasnya dimulai dan
diteruskan yang dikarenakan ada dorongan dari luar. Perlu
ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik
atau tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, ini
dikarenakan kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, dan
mungkin juga komponen-komponen lain dalam proses belajar
mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan
motivasi ekstrinsik.
3. Fungsi Motivasi Belajar
Berkaitan dengan kegiatan belajar, motivasi dirasakan sangat penting
peranannya. Motivasi diartikan penting tidak hanya bagi pelajar, tetapi juga
bagi pendidik, dosen, maupun karyawan sekolah, karyawan perusahaan. RBS.
Fudaryanto (2003), menuliskan fungsi-fungsi motivasi sebagai berikut:
a. Motif bersifat mengarahkan dan mengatur tingkah laku individu
Motif dalam kehidupan nyata sering digambarkan seebagai pembimbing,
pengarah, dan pengorientasi suatu tujuan tertentu dari individu. Tingkah
laku individu dikatakan bermotif jika bergerak ke arah tertentu. Dengan
demikian, suatu motif dipastikan memiliki tujuan tertentu, mengandung
ketekunan dan kegigihan dalam bertindak.
b. Motif sebagai Penyeleksi tingkah laku individu
Motif yang dipunyai atau terdapat pada diri individu membuat individu
yang bersangkutan bertindak secara terarah kepada suatu tujuan yang
terpilih, yang telah diniatkan oleh individu tersebut, dengan pernyataan
lain, adanya motif dapat menghindari individu menjadi buyar dan tanpa
arah dalam bertingkah laku, guna mencapai tertentu yang telah diniatkan
sebelumnya.
c. Motif memberi energy dan menahan tingkah laku individu
Motif diketahui sebagai daya dorong, dan peningkatan tenaga, sehingga
terjadi perbuatan yang tampak pada organisme. Motif juga mempunyai
fungsi untuk mempertahankan agar perbuatan atau minat dapat
berlangsung terus menerus dalam jangka waktu lama. Tetapi, energy
psikis ini tetap tergantung kepada besar kecilnya motif pada individu
yang bersangkutan.
4. Teknik-Teknik Motivasi dalam Pembelajaran
Beberapa teknik motivasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut :
a) Pernyataan penghargaan secara verbal
b) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan
c) Menimbulkan rasa ingin tahu
d) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa
e) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa
f) Menggunakan materi yang dikenal oleh siswa sebagai contoh dalam
belajar
g) Gunakan kaitan yang unik, dan tak terduga untuk menerapkan suatu
konsep dan prinsip yang telah dipahami
h) Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya
i) Menggunakan simulasi dan permainan
j) Member kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya
di depan umum
k) Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa
dalam kegiatan belajar
l) Memahami iklim siswa dalam sekolah
m) Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat
n) Memperpadukan motif-motif yang kuat
o) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai
p) Merumuskan tujuan-tujuan sementara
q) Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai
r) Membuat suasana persaingan yang sehat diantara para
s) siswaMengembangkan persaingan dengan diri sendiri
t) Memberikan contoh yang positif
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan
belajar disekolah, diantaranya adalah:
a. Memberi angka/nilai
b. Memberikan hadiah (Reward) dan hukuman (Punishment)
c. Selalu mengadakan saingan/ kompetisi
d. go-involvement (menumbuhkan kesadaran), dan
e. Memberikan pujian
Sedangkan menurut Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd dalam bukunya Teori
Motivasi dan Pengukurannya (Analisis di Bidang Pendidikan),
menyebutkan tiga iklim motivasi dalam kelas yang dapat dilihat dalam
tabel 2.1.
Tabel 2.1 Tiga Iklim Motivasi dalam Kelas
motivasi
intrinsik
Prestasi belajar
extrinsik
Dari bagan alur di atas dijelaskan, bahwa pada tahap awal penelitian sebelum terjun
ke lapanagan, peneliti membuat instrument pengambilan data berupa angket,
dokumentasi, dan juga soal untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Setelah angket
penelitian siap, maka harus di uji validitasnya terlebih dahulu sehingga instrument
dinyatakan valid. Sebelum instrument valid, maka harus kembali ke tahap pertama.
Setelah proses uji validitas selesai dan dinyatakan valid, maka tahap selanjutnya
adalah proses penyebaran instrument kepada sampel penelitian. Setelah semua proses
selesai, maka hasil dari proses penelitian akan di uji korelasinya dengan
menggunakan progam SPSS. 16, hingga dapat diketahui korelasi antar variabelnya.
B. Pengajaran
I. Pengertian Pengajaran
Menurut kami pengajaran berasal dari kata dasar “ajar” berarti
mentransfer ilmu tertentu kepada seseorang dan mendapat awalan pe- dan
akhiran –an yang berarti menujukan adanya suatu proses dan beorientasi
kepada tujuan, sehingga pengajaran dapat kami artikan sebagai suatu
proses transfer (menyampaikan) suatu ilmu pengetahuan kepada
seseorang untuk tujuan tertentu yang dapat ditempuh dengan cara-cara
tertentu.
Beberapa pengertian tentang mengajar diantaranya adalah sebagai
berikut (1) mengajar adalah komunikasi antara dua orang atau lebih
dimana antar keduanya terdapat rasa saling mempengaruhi melalui
pemikiran-pemikiran mereka dan belajar sesuatu dari interaksi itu. (2)
mengajar adalah mengisi pikiran siswa dengan berbagai informasi dan
pengetahuan tentang fakta untuk kegunaan pada masa datang. (3)
mengajar adalah proses dimana pelajar, guru, kurikulum, dan variabel
lainnya disusun secara sistematis guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. (4) mengajar adalah mendorong lahirnya motivasi untuk
belajar. Pengajaran (instruksional) lebih mengarah kepada pemberian
pengetahuan dari seorang guru kepada murid yang kadangkala
berlangsung secara sepihak.
Berapa pendapat tentang pengertian pengajaran yaitu;
1) Hasan Langgulung mendefinisikan pengajaran adalah pemindahan
pengetahuan dari seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada
orang lain yang belum mengetahui.
2) H. M. Arifin merumuskan pengertian mengajar sebagai sutu kegiatan
menyampaikan bahan pelajaran kepada pelajar agar dapat menerima,
menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Dengan adanya pengajaran diharapkan mampu mengembangkan
pengetahuan yang disampaikan dan berimbas pada perubahan tingkah
laku.
3) Roestiyah NK menyatakan, mengajar adalah bimbingan kepada anak
dalam proses belajar.
II. Tujuan Pengajaran
Tujuan pengajaran yang asasi adalah memungkinkan manusia untuk
mengetahui dirinya dan alam sekitarnya dengan pengetahuan yang
berdasarkan amal perbuatan. Maka amal perbuatan adalah tujuan yang hakiki
dari pada ilmu pengetahuan, apa gunanya ilmu pengetahuan kalau tidak
disertai dengan perbuatan.
Setiap perbuatan manusia biasanya ada tujuan-tujuan tertentu, baik tujuan
secara umum maupun tujuan secara khusus, sperti halnya pengajaran juga
memiliki kedua tujuan tersebut.
a. Tujuan Pengajaran Secara Umum
Memberikan, mengajarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada
murid.
Agar murid dapat memiliki pengetahuan yang dimiliki guru dan
mampu mengamalkannya.
Agar murid memiliki bekal ilmu pengetahuan serta bersedia
menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang telah diberikan.
b. Tujuan Pengajaran Secara Khusus
Secara garis besar tujuan dari pengajaran itu adalah suatu bentuk
perwujudan dari kesyukuran sesorang atas anugerah ilmu yang diberikan
oleh Allah SWT kepada sesorang. Disamping itu pengajaran merupakan
implementasi (penerapan) dari tugas-tugas keilmuan seseorang dengan
cara mengajarkan ilmu yang dimilikinya.
C. Pembelajaran
Pandangan Pakar Tentang Pengetian Belajar Dan Pembelajaran
I. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran atau learning adalah suatu kegiatan yang berupaya
membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor
lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik bidang studi, serta
berbagai strategi pembelajaran baik penyampaian, pengelolaan, maupun
pengorganisasian pembelajaran.
Dalam suatu definisi pembelajaran dipandang sebagai upaya
memengaruhi siswa agar belajar. Akibat yang mungkin tampak dari tindakan
pembelajaran adalah (1) belajar sesuatu yang mereka tidak akan pelajari tanpa
adanya tindakan pembelajar, (2) mempelajari sesuatu dengan cara yang lebih
efisien.Terdapat perbedaan pengertian anatara pengajaran dan pembelajaran.
Pengajaran terpusat pada guru atau pendidik, sedangkan pembelajaran
terpusat pada siswa atau peserta didik.
Beberapa ahli merumuskan pengertian pembelajaran.
Menurut Syaiful Sagala, Pembelajaran ialah membelajarkan siswa
menggunakan azaz pendidikan maupun teori belajar yang merupakan
penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses
komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru, sedangkan
belajar dilakukan oleh peserta didik.
Menurut Corey pembelajaran adalah suatu proses dimana seseorang
secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam
tingkah laku dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap
situasi tertentu.
Menurut Oemar Malik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas,
perlengakapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri
atas siswa, guru, dan tenaga lainnya termasuk tenaga laboratorium.
Material meliputi buku-buku, papan tulis, fotografi, slide, film, audio,
dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri atas ruang kelas,
perlengkapan audio visual, komputer. Prosedur meliputi jadwal dan
metode penyampaian informasi, praktek, belajar, ujian, dan
sebagainya.[16]