RKS Lanscape

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 43

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

1. URAIAN UMUM KEGIATAN


Nama Pekerjaan : PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI
Lokasi Pekerjaan : Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi

2. PERATURAN DAN PERSYARATAN


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, berlaku peraturan-peraturan, persyaratan-persyaratan dan
ketentuan - ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam:
2.1 SNI 03-1744 1989 Metode Pengujian CBR Laboratorium.
2.2 SNI 03-4141-96Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah Pecah dalam
Agregat Cara Uji Kepadatan Berat Untuk Tanah SNI 1743 : 2008.
2.3 Cara Uji Penentuan Batas Cair TanahSNI 1967 : 2008.
2.4 Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks PlastisitasTanah SNI 1966 : 2008.
2.5 Cara Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi LosAngelesSNI 2417 : 2008.
2.6 Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan Alat SondirSNI 2827 : 2008.
2.7 Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar SNI03-1968-1990.
2.8 Metode pengujian slump beton SNI03-1972-1990 : .
2.9 SNI03-1973-1990 Metoda pengujian berat isi beton.
2.10 SNI03-1974-1990 Metode pengujian kuat tekanbeton.
2.11 SNI03-2460-1991 Spesifikasi abu terbang sebagai bahan tambahan untuk campuran beton.
2.12 SNI03-2491-1991Metode pengujian kuat tarik belahbeton.
2.13 SNI03-2493-1991Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium.
2.14 SNI03-2495-1991Spesifikasi bahan tambahan untuk beton.
2.15 SNI03-2816-1992 Metode pengujian kotoran organik dalam pasiruntuk campuran mortar
danbeton.
2.16 SNI03-3403-1994 Metode pengujian kuat tekan beton inti pemboran.
2.17 SNI03-3418-1994 Metode pengujian kandungan udara pada beton segar
2.18 SNI03-3976-1995 Tata cara pengadukan dan pengecoranbeton.
2.19 SNI03-4141-1996 Metode pengujian gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah
dalamagregat.
2.20 SNI03-4142-1996 Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan
No.200 (0,075mm).
2.21 SNI03-4156-1996 Metode pengujian bliding dari beton segar.
2.22 SNI03-4433-1997 Spesifikasi beton siappakai.
2.23 SNI03-4806-1998 Metode pengujian kadar semen portland dalam beton segar dengan cara
titrasi volumetri.
2.24 SNI03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran betonnormal.
2.25 SNI03-6429-2000 Metode pengujian kuat tekan beton silinder dengan cetakan silinder di
dalam tempatcetakan.
2.26 SNI03-2492-2002 Metode pengambilan dan pengujian betoninti.
2.27 SNI03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton.
2.28 SNI03-6889-2002 Tata cara pengambilan contohagregat.
2.29 SNI15-2049-2004 Semen portland.
2.30 SNI3407:2008 Metode pengujian sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan natrium
sulfat dan magnesiumsulfat.
3. DIREKSI LAPANGAN
Dalam pelaksanaan pembangunan ini bertindak sebagai Direksi adalah Pengelola Proyek yang
terdiri dari:
3.1. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman
dan Pertanahan Kabupaten Melawi.
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

3.2. Konsultan Perencana :


Perencana berkewajiban mengadakan pengawasan secara berkala.
3.3. Konsultan Pengawas :
1. Pengawas Lapangan tidak dibenarkan merubah ketentuan-ketentuan pelaksanaan
pekerjaan sebelum mendapat izin dan berkoordinasi dengan Pemilik Kegiatan.
2. Bila Pengawas Lapangan menemui kejanggalan-kejanggalan atau menyimpang dari
RKS dan Gambar Kerja supaya segera memberitahukan kepada Pemilik Kegiatan.
3. Mengambil tindakan dalam hal yang dianggap perlu untuk kemajuan dan
keselamatan pekerjaan.
4. Kontraktor Pelaksana:
1. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai ketentuan-ketentuan peraturan yang ada
dan berlaku.
2. Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli dan berpengalaman untuk mengatur lancarnya
pekerjaan sehingga perintah / petunjuk Pengawas Lapangan dapat dilaksanakan dengan
segera dan sebaik mungkin.
3. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas Kuantitas dan Kualitas hasil pekerjaannya.
4. Membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan untuk disampaikan kepada
Pemilik Kegiatan / Direksi Teknis.

5. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS)
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwiizing).
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat / berlaku adalah ketentuan yang ada dalam RKS. Bila suatu gambar tidak cocok
dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala besar yang berlaku.
3. Bila perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, maka kontraktor wajib menanyakan kepada
konsultan pengawas / Direksi.

6. PERSIAPAN LAPANGAN
6.1. Dilapangan Pekerjaan Kontraktor wajib melakukan pembersihan lokasi dalam
memudahkan pekerjaan selanjutnya dan membuang hasil bongkaran atau reruntuhan
pada lokasi yang aman dan sesuai untuk pembuangan.
6.2. Dilapangan Pekerjaan Kontraktor wajib memasang papan informasi kegiatan berupa
papan nama kegiatan.
6.3. Dilapangan Pekerjaan Kontraktor wajib melakukan tes kekuatan beton dan laboratorium
pengujian terhadap kualitas beton lama dan baru sehingga menjamin keamanan dan
kekuatan kontruksi dari bangunan tersebut, dalam melaksanakan penetesan dan pengujian
tersebut Kontraktor wajib menyiapakan personil dan alat dalam pelaksanaan dan
pengetesan tersebut dan jika ada dapat mengunakan profesional sebagai pelaksana
maupun penanggung jawab hasil pengetesan beton tersebut.
6.4. Dilapangan Pekerjaan Kontraktor wajib melakukan atau menyiapkan peralatan Keamanan
Keselamatan Kerja ( K3 ) baik untuk Pekerja,Direksi Teknis dan Pengunjung Kerja.
6.5. Dilapangan Pekerjaan Kontraktor wajib menyediakan Bangsal Kerja tempat para staf
Konsultan Pengawas/Direksi melakukan tugasnya atas biaya kontraktor dengan
menggunakan bahan-bahan sederhana, pintu-pintu dapat dikunci dengan baik, lantai
papan, dinding papan/triplek dengan atap seng atau sejenisnya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


1
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

6.6. Perlengkapan Bangsal Kerja Konsultan Pengawas, terdiri dan kursi dan meja kerja serta
perlengkapan lainnya yang dibutuhkan.
6.7. Bangsal Kerja untuk kantor Kontraktor dan gudang penyimpanan bahan untuk pekerjaan
ditentukan sendiri oleh kontraktor, tetapi letaknya harus mendapat persetujuan Direksi
Lapangan / Pemberi Tugas. Pembuatan bangsal ini harus sesuai dengan syarat konstruksi
dan kesehatan
6.8. Bahan bangunan yang sudah dipasang menjadi Bangsal Kerja yang tertulis pada ayat 1
dan 3 tidak boleh lagi diambil untuk keperluan konstruksi. Bahan bangunan tersebut
menjadi milik proyek / Pemberi tugas dan dibongkar oleh kontraktor setelah serah terima
pertama dan dibawa keluar lapangan.

7. JADWAL PELAKSANAAN
Pelaksanaan Pekerjaan dilakukan selama 90 ( Sembilan Puluh Sembilan ) Hari Kalender, dengan
jadwal sebagai berikut :
7.1. Sebelum memulai pekerjaan dilapangan , kontraktor wajib membuat rencana pekerjaan
pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bart-chart dan Curve “S” yang telah
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi / Konsultan Pengawas.
7.2. Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 4 (empat) kepada Direksi /
Konsultan Pengawas. Satu salinan dilapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan ( prestasi Kerja ) di lapangan.
7.3. Konsultan pengawas / Direksi akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan
rencana kerja tersebut.

8. KUASA KONTRAKTOR Dl LAPANGAN


8.1. Dilapangan pekerjaan, kontraktor wajib menunjukan seorang kuasa kontraktor atau biasa
disebut PELAKSANA LAPANGAN yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan dilapangan dan mendapat kuasa penuh dan kontraktor. Penunjukan atau
penugasan tenaga ahli yang bertugas di lapangan ditujukan kepada Pemberi Tugas dan
Pengelola Teknis serta Direksi sebagai tembusannya.
8.2. Dengan adanya pelaksana lapangan, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan kewajibannya
8.3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada pengelola Teknis Proyek dan Direksi,
nama dan jabatan pelaksana untuk mendapat persetujuan.
8.4. Bila kemudian hari, menurut pendapat Pengelola Proyek dan Direksi pelaksana kurang
mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada
kontraktor secara tertulis untuk mengganti pelaksana lapangan tersebut
8.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, kontraktor harus
sudah menunjuk pelaksana baru atau kontraktor sendiri (penanggung jawab/direktur
perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

9. TEMPAT TINGGAL ( DOMISILI ) KONTRAKTOR


9.1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja (lembur) apabila
terjadi hal-hal yang mendesak, kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada
Pengelola Proyek dan Direksi/ Pengawas.
9.2. Alamat kontraktor atau pelaksana diharapkan tidak berpindah-pindah selama pekerjaan.
Bila terjadi perubahan alamat, kontraktor / pelaksana wajib memberitahukan secara
tertulis.

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


2
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

10. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


10.1. Kontraktor wajib menjaga keamanan di lapangan terhadap barang-barang milik proyek,
Direksi / Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada dilapangan.
10.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah dipasang atau belum, menjadi
tanggung jawab kontraktor dan tidak diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambahan.
10.3. Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor harus
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang diternpatkan pada
tempat yang mudah dijangkau.

11. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA


11.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat - obatan menurut syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan dilapangan
untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja di
lapangan.
11.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua petugas dan
pekerja yang ada di lapangan membuat tempat penginapan didalam lapangan pekerjaan
untuk penjaga keamanan.
11.3. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan pada pekerja wajib
diberikan kontraktor sesuai dengan peraturan yang berlaku.

12. SITUASI DAN UKURAN


12.1. Situasi
a. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan
luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawarannya.
b. Kelalaian atau kekurang telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan tuntutan.
12.2. Ukuran
a. Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Cm, kecuali
ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inch atau mm.
b. Pedoman titik duga lantai (permukaan atas Iantai) ± 0.00 bangunan adalah sesuai
dengan gambar kerja, atau ditentukan kemudian oleh pengelola teknik dan Direksi
atas persetujuan Pemilik Proyek.

13. SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN


13.1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan.
13.2. Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan kontraktor wajib memberitahukan
13.3. Kontraktor wajib memperlihatkan contoh bahan sebelum digunakan. Contoh-contoh ini
harus mendapat persetujuan dari pengawas.
13.4. Bahan yang telah didatangkan kontraktor dilapangan pekerjaan, tetapi ditolak
pemakaiannya oleh pengawas, harus segera dikeluarkan dan selanjutnya dibongkar atas
biaya kontraktor dalam waktu 2 x 24 jam, terhitung dari jam penolakan.
13.5. Pekerja atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ditolak oleh
pengawas, maka pekerjaan tersebut harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar
atas biaya kontraktor dalam waktu yang telah ditetapkan oleh pengawas.

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


3
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

14. PEMERIKSAAN PEKERJAAN


14.1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutannya yang apabila pekerjaan ini telah selesai, akan
tetapi belum diperiksa oleh pengawas, kontraktor wajib meminta persetujuan kepada
pengawas. Baru apabila pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut,
kontraktor dapat meneruskan pekerjaan.
14.2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari diterima Surat
Permohonan pemeriksaan, tidak dihitung hari raya libur) tidak dipenuhi oleh pengawas,
kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa
dianggap telah setuju Pengawas minta perpanjangan waktu.
14.3. Bila kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, pengawas berhak, menyuruh membongkar
bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran dan
pemasangan kembali menjadi tanggung jawab kontraktor.

15. PEKERJAAN TAMBAH KURANG


15.1. Tugas mengerjakan pekerjaan Tambah / Kurang diberitahukan dengan tertulis dalam
buku harian oleh pengawas serta persetujuan Pemberi Tugas.
15.2. Pekerjaan Tambah / Kurang hanya dapat dilakukan apabila ada perintah tertulis dari
pengawas atau atas persetujuan Pemberi Tugas
15.3. Biaya pekerjaan Tambah / Kurang akan diperhitungkan menurut daftar Harga Satuan
pekerjaan.
15.4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan
yang dimasukkan dalam penawaran harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh
pengawas bersama-sama kontraktor dengan persetujuan pemberi tugas.
15.5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan penyebab kelambatan
penyerahan pekerjaan, tetapi pengawas dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu
karena adanya pekerjaan tambahan tersebut.

16. URAIAN PEKERJAAN


16.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Yang Akan Dilaksanakan Meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Drainase
3. Pekerjaan Tanah
4. Pekerjaan Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen
5. Pekerjaan Taman
6. Pekerjaan Plank Nama Kantor

17. SPESIFIKASI TEKNIS


17.1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Persiapan meliputi :
17.2.1 Mobilisasi dan Demobilisasi
Kegiatan Mobilisasi
Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan
tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan,
sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan
secara umum harus memenuhi berikut:
i) Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base
camp Penyedia Jasa dan kegiatanpelaksanaan.
ii) Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


4
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja
yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam
Kontrak dan Personil Ahli K3 atau Petugas K3 sesuai dengan ketentuan yang
disyaratkan .
iii) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan
dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrakini.
iv) Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa, jika perlu
termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan
sebagainya.
Kegiatan Demobilisasi
Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir Kontrak,
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah
milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti
semula sebelum Pekerjaandimulai
17.2.2 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Penyedia Jasa harus menyediakan perlengkapan dan pelayanan lalu lintas untuk
mengendalikan dan melindungi karyawan Penyedia Jasa,Direksi Pekerjaan, dan
pengguna jalan yang melalui daerah konstruksi, termasuk lokasi sumber bahan
dan rute pengangkutan, sesuai dengan seksi ini dan memenuhi detil dan lokasi
yang ditunjukkan dalam denah atau yang diterbitkan oleh DireksiPekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan, memasang rambu lalu lintas yang diperlukan,
barikade, rel pengaman lentur atau kaku, lampu, sinyal , marka jalan dan
perlengkapan lalu lintas lainnya dan harus menyediakan bendera dan petunjuk
lalu lintas dengan cara lain sepanjang ZONA kerja pada setiap saat selama
Periode Pelaksanaan. Manajemen lalu lintas harus dilakukan sesuai dengan
perundangan dan peraturan yangberlaku.
17.2.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
UraianPekerjaan
Seksi ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat
kerja yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan
peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat
kerja.
Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan
perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang
kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat
resiko yang ditetapkan oleh PenggunaJasa.
Penyedia Jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2009
tentang Pedoman Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Pedoman Pelaksanaan K3 untuk
Konstruksi Jalan dan Jembatan No. 004/BM/2006 serta peraturan terkaitlainnya.
Sistem Manajemen K3 Konstruksi
Penyedia Jasa harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara
berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


5
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

risiko K3 tinggi atau sekurang-kurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket


pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3
bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem
Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh PenggunaJasa.
Penyedia Jasa harus membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3)bila:
Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja dengan jumlah paling sedikit
100orang.Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja kurang dari 100
orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai
risiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan
penyinaranradioaktif
P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat
kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk
mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak organisasi
Penyedia Jasa dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3Konstruksi.
Penyedia Jasa harus melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang
memang perlu dilakukan kaji ulang) setiap bulan secara berkesinambungan
selama pelaksanaan pekerjaan konstruksiberlangsung.
Direksi Pekerjaan dapat sewaktu-waktu melaksanakan inspeksi K3Konstruksi.

17.2. DRAINASE
PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN MORTAR
UMUM
Uraian
Pekerjaan ini mencakup pelapisan sisi atau dasar selokan dan saluran air, dan pembuatan
"apron" (lantai golak), lubang masuk (entry pits) dan struktur saluran kecil lainnya dengan
menggunakan pasangan batu dengan mortar yang dibangun di atas suatu dasar yang telah
disiapkan memenuhi garis, ketinggian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh DireksiPekerjaan.
Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan lubang sulingan (weep holes), termasuk
penyediaan dan pemasangan cetakan lubang sulingan ataupipa.
ToleransiDimensi
a) Sisi muka masing-masing batu dari permukaan pasangan batu dengan mortar tidak
boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata pasangan batu dengan mortar di
sekitarnya.
b) Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan
saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh berbeda
lebih dari 3 cm dari profil permukaan lantai saluran yang ditentukan atau disetujui,
juga tidak bergeser lebih dari 5 cm dari profil penampang melintang yang ditentukan
ataudisetujui.
c) Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar haruslah 20cm.
d) Profil akhir untuk struktur kecil yang tidak memikul beban seperti lubang penangkap
(catch pits) dan lantai golak tidak boleh bergeser lebih dari 3 cm dari profil yang
ditentukan ataudisetujui.
Pengajuan KesiapanKerja
a) Sebelum mulai menggunakan setiap bahan batu yang diusulkan untuk pekerjaan
pasangan batu dengan mortar, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi
Pekerjaan dua contoh batu yang mewakili, masing-masing seberat 50 kg. Satu dari
contoh batu akan disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama periode
Kontrak. Hanya batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan digunakan dalam
pekerjaan.
b) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh dimulai sebelum Direksi
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
6
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Pekerjaan menyetujui formasi yang telah disiapkan untukpelapisan


Bahan dan Jaminan Mutu
Batu
Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang
utuh (sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok dalam segala hal
untuk fungsi yangdimaksud.
Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum digunakan. Batu untuk
pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus berbentukpersegi.
Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua batu yang digunakan
untuk pasangan batu dengan mortar harus tertahan ayakan 10cm.
Mortar
Mortar haruslah merupakan adukan semen yang memenuhi ketentuan Seksi 7.8 dari
Spesifikasiini.
Pelaksanaan
1) Penyiapan Formasi atau Pondasi
a) Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan sesuai
dengan ketentuan Seksi 2.1 Selokan dan SaluranAir.
b) Pondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari pasangan batu dengan
mortar atau untuk struktur harus disiapkan sesuai dengan ketentuan Seksi
3.1Galian.
c) Landasan tembus air dan kantung saringan (filter pocket) harus disediakan bilamana
disyaratkan, sesuai dengan ketentuan Seksi 2.4, DrainasePorous.
2) Penyiapan Batu
a) Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi
kelekatan denganadukan.
b) Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan
waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampaijenuh.
3) Pemasangan LapisanBatu
a) Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada
formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi
sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan tertanam pada adukan
sebelum mengeras.
b) Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal
pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap lereng.
Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi adukan dan
adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan
tetapi tidak sampai menutupi permukaanlapisan.
c) Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus
segera diselesaikan setelah pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan
cara menyapunya dengan sapu yangkaku.
d) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan
untuk Pekerjaan Beton dalam Pasal 7.1.5.4) dari Spesifikasiini.
e) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk
memperoleh bidang antar muka yang rapat dan rata dengan pasangan batu dengan
mortar sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan
pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar dan tidak menimbulkan
sedimentasi pada dasarsaluran.
Pengukuran dan Pembayaran
1) Pengukuran untukPembayaran
a) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus diukur untuk pembayaran dalam
meter kubik sebagai volume nominal pekerjaan yang selesai danditerima.
b) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk pelapisan pada selokan dan saluran
air, atau pelapisan pada permukaan lainnya, volume nominal harus ditentukan dari
luas permukaan terekspos dari pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dan tebal
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
7
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

nominal lapisan untuk pelapisan. Untuk keperluan pembayaran, tebal nominal


lapisan haruslah diambil yang terkecil dari berikutini:
i) Tebal yang ditentukan seperti yang ditunjukkan pada Gambar atau diperintahkan
Direksi Pekerjaan;
ii) Tebal aktual rata-rata yang dipasang seperti yang ditentukan dalam pengukuran
lapangan.
c) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang digunakan bukan untuk pelapisan,
volume nominal untuk pembayaran harus dihitung sebagai volume teoritis yang
ditetapkan dari garis dan penampang yang ditentukan atau disetujui
DireksiPekerjaan.
d) Setiap bahan yang melebihi volume teoritis yang disetujui tidak boleh diukur atau
dibayar.
e) Galian untuk selokan drainase yang diberi pasangan batu dengan mortar harus
diukur untuk pembayaran sesuai dengan Seksi 2.1 dari Spesifikasiini.
f) Landasan tembus air (permeable) atau bahan berbutir untuk kantung saringan
(filter pocket) harus diukur dan dibayar menurut mata pembayaran Drainase Porous,
seperti ditetapkan dalam Pasal 2.4.4 dari Spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau
pembayaran terpisah dilakukan untuk penyediaan atau pemasangan cetakan lubang
sulingan atau pipa, juga tidak untuk seluruh cetakan lainnya yangdigunakan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas pasangan batu dengan mortar, ditentukan seperti yang disyaratkan di atas
akan dibayar berdasarkan Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata
pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk semua formasi penyiapan pondasi
yang diperlukan, untuk pembuatan lubang sulingan, untuk pengeringan air, untuk
penimbunan kembali dan pekerjaan akhir, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang
sebagaimana mestinya seperti yang diuraikan dalam Seksiini.

17.3. PEKERJAAN TANAH


17.3.1 Galian Biasa
Pekerjaan ini mencakup penggalian serta pembuangan hasil galian
Toleransi Dimensi
a) Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan
beraspal dan/atau perkerasan beton tidak boleh berbeda lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm pada setiap titik, dan 1 cm pada setiap titik untuk
galian bahanperkerasan lama.
b) Pemotongan permukaan lereng yang telah selesai tidak boleh berbeda dari
garis profil yang disyaratkan melampaui 10 cm untuk tanah dan 20 cm untuk
batu di mana pemecahan batu yang berlebihan tak dapatterhindarkan.
c) Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap
aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan
untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa
terjadigenangan.
Pengajuan Kesiapan Kerja danPencatatan
a) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Seksi ini, sebelum
memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi
Pekerjaan, gambar detil penampang melintang yang menunjukkan elevasi
tanah asli sebelum operasi pembersihan, memasang patok – patok batas
galian, dan penggalian yang akan dilaksanakan.
b) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan metode kerja dan
gambar detil seluruh struktur sementara yang diusulkan atau yang
diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong (shoring), pengaku
(bracing), cofferdam, dan dinding penahan rembesan (cutoff wall), dan
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
8
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

gambar-gambar tersebut harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan


sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh struktur
sementara yangdiusulkan.
c) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan untuk setiap galian untuk
tanah dasar, formasi atau pondasi yang telah selesai dikerjakan, dan bahan
landasan atau bahan lainnya tidak boleh dihampar sebelum kedalaman galian,
sifat dan kekerasan bahan pondasi disetujui terlebih dahulu oleh Direksi
Pekerjaan.
Pengamanan PekerjaanGalian
a) Penyedia Jasa harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin
keselamatan pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan
bangunan yang ada di sekitar lokasigalian.
b) Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng galian harus dijaga tetap stabil
sehingga mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus
dipertahan-kan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing)
yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin
tidak stabil. Bilamana diperlukan, Penyedia Jasa harus menyokong atau
mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi
tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galiantersebut.
c) Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keselamatan pekerja maka
galian tanah yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras
selebar 1 meter atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan
d) Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya
tidak diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian parit
untuk gorong- gorong pipa atau galian pondasi untuk struktur, terkecuali
bilamana pipa atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam galian dan
galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi
Pekerjaan dan telahdipadatkan.
e) Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara lainnya untuk
mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan
cukup kuat untuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak yang dapat
membanjiri tempat kerja dengan cepat, tidak akanterjadi.
f) Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi
galian dan harus bekerja di bawah permukaan tanah, maka Penyedia Jasa
harus menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang
tugasnya hanya memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu
penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta
perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerjagalian.
Prosedur Penggalian
a) Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus
mencakup pembuangan semua material/bahan dalam bentuk apapun yang
dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu, bahan
organik dan bahan perkerasanlama.
b) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal
mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batasgalian.
c) Bilamana material/bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar
atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut
pendapat Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut
harus seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan
yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan DireksiPekerjaan.
d) Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai
pada garis formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
9
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi
struktur, maka bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam sampai
permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing
pada permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua
pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus dibuang.
Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun
kembali dengan bahan yang dipadatkan sesuai persetujuan
DireksiPekerjaan.
e) Dalam hal apapun perlu dipahami bahwa, selama pelaksanaan penggalian,
Penyedia Jasa harus melakukan langkah-langkah berdasarkan inisiatifnya
sendiri untuk memastikan drainase alami dari air yang mengalir pada
permukaan tanah, agar dapat mencegah aliran tersebut mengalir masuk
ke dalam galian yang telahterbuka.
Pengukuran dan Pembayaran
a) Galian yang Tidak Diukur untukPembayaran
Beberapa kategori pekerjaan galian dalam Kontrak tidak akan diukur dan
dibayar menurut Seksi ini, pekerjaan tersebut dipandang telah dimasukkan ke
dalam harga penawaran untuk berbagai macam bahan konstruksi yang
dihampar di atas galian akhir, seperti pasangan batu (stone masonry) dan
gorong-gorong pipa. Jenis galian yang secara spesifik tidak dimasukkan untuk
pengukuran dalam Seksi ini adalah:
Galian di luar garis yang ditunjukkan dalam profil dan penampang melintang
yang disetujui tidak akan dimasukkan dalam volume yang diukur untuk
pembayaran kecuali bilamana:
i) Galian yang diperlukan untuk membuang bahan yang lunak atau tidak
memenuhi syarat seperti yang disyaratkan dalam Pasal 3.1.2.1).b) di
atas, atau untuk membuang batu atau bahan keras lainnya seperti yang
disyaratkan dalam Pasal 3.1.2.1).c) diatas;
ii) Pekerjaan tambah sebagai akibat dari longsoran lereng yang sebelumnya
telah diterima oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis asalkan tindakan
ataumetodekerja Penyedia Jasa yang tidak sesuai dengan spesifikasi
ini tidak memberikan kontribusi yang penting terhadap kelongsoran
tersebut.
b) Pekerjaan galian untuk selokan drainase dan saluran air, kecuali untuk galian
batu, tidak akan diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini. Pengukuran
dan Pembayaran harus dilaksanakan menurut Seksi 2.1 dari Spesifikasiini.
c) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk pemasangan gorong-gorong pipa,
tidak akan diukur untuk pembayaran, kompensasi dari pekerjaan ini
dipandang telah dimasukkan ke dalam berbagai harga satuan penawaran
untuk masing-masing bahan tersebut, sesuai dengan Seksi 2.3 dari
Spesifikasiini.
d) Pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam pengembalian kondisi
(reinstatement) perkerasan lama tidak akan diukur untuk pembayaran,
kompensasi untuk pekerjaan ini telah dimasukkan dalam berbagai harga
satuan penawaran yang untuk masing-masing bahan yang digunakan pada
operasi pengembalian kondisi sesuai dengan Seksi 8.1 dari Spesifikasiini.
e) Galian untuk pengembalian kondisi bahu jalan dan pekerjaan minor lainnya,
kecuali untuk galian batu, tidak akan dibayar menurut Seksi ini. Pengukuran
dan pembayaran akan dilaksanakan sesuai Seksi 8.2 dari Spesifikasiini.
f) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk memperoleh bahan konstruksi dari
sumber bahan (borrow pits) atau sumber lainnya di luar batas-batas daerah
kerja tidak boleh diukur untuk pembayaran, biaya pekerjaan ini dipandang
telah dimasukkan dalam harga satuan penawaran untuk timbunan atau
bahanperkerasan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
10
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Pengukuran Galian untukPembayaran


a) Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk
pembayaran sebagai pembayaran dalam meter kubik bahan yang
dipindahkan. Faktor penyesuaian berikut ini harus digunakan untuk
menghitung kuantitas setara untuktimbunan:
Dasar perhitungan kuantitas galian ini haruslah gambar penampang
melintangprofiltanah asli sebelum digali yang telah disetujui dan gambar
pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandaian dan elevasi yang disyaratkan
atau diterima. Metode perhitunganharuslah metodeluas ujung rata-rata,
menggunakan penampang melintang pekerjaan
secaraumumdenganjaraktidaklebihdari25meterataudenganjarak50meteruntu
k medan yangdatar.
b) Bilamana bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan dapat
digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Penyedia
Jasa sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai
ini dan terjadi semata- mata hanya untuk kenyamanan Penyedia Jasa dengan
exploitasi sumber bahan (borrow pits) tidak akandibayar.
DasarPembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut
satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga untuk masing- masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini,
dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk
seluruh pekerjaan termasuk cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang
berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian
sebagaimana diuraikan dalam Seksi ini.
17.3.2 Timbunan Biasa Dari Hasil Galian
Cakupan pekerjaan ini meliputi mengangkutan penghamparan dan pemadatan
menggunakan material hasil galian yang memenuhi syarat sebagai bahan
timbunan biasa (cut dan feil)
Bahan
a) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari
bahan galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam
pekerjaan permanen.
b) Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas
tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-2002
(AASHTO M145-91(2012)) atau sebagai CH menurut "Unified atau
Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang
berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus
digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan
kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang
tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30
cm lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan
atau tanah dasar bahu jalan. Sebagai tambahan, timbunan untuk lapisan
ini bila diuji dengan SNI 1744:2012, harus memiliki nilai CBR tidak kurang
dari karakteristik daya dukung tanah dasar yang diambil untuk
rancangan dan ditunjukkan dalam Gambar atau tidak kurang dari 6%
jika tidak disebutkan lain (CBRsetelahperendaman 4 hari bila
dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum(MDD) seperti yang
ditentukan oleh SNI 1742:2008).
c) Tanah sangat ekspansifyang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25,
atau derajatpengembanganyangdiklasifikasikanolehAASHTOT258-
8l(2013) sebagai "very high" atau "extra high" tidak boleh digunakan
sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara lndeks
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
11
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Plastisitas / PI - (SNI 1966:2008) dan persentase kadar lempung


(SNI3423:2008).
d) Bahan untuk timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang
mempunyai sifat-sifat sebagaiberikut:
Tanah yang mengadung organik seperti jenis tanah OL, OH dan Pt
dalam sistem USCS serta tanah yang mengandung daun - daunan,
rumput- mmputan, akar, dan sampah.
Penghamparan dan Pemadatan Timbunan
1) Penviapan TempatKeria
a) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan
yang tidak diperlukan hams dibuang sebagaimana diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
b) Kecuali untuk daerah tanah lunak atau tanah yang tidak dapat
dipadatkan atau tanah rawa, dasar fondasi timbunan hams dipadatkan
selumhnya (termasuk penggemburan dan pengeringan atau
pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas
dasar fondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk Timbunan
yang ditempatkan diatasnya.
c) Bilamana timbunan akan dibangun di atas permukaan tanah
dengan
kelandaianlerenglebihdari10%,ditempatkandiataspermukaanlamaat
au
pembangunantimbunanbarn,makalerenglamaakandipotongsampait
anah
yangkerasdanbertanggadenganlebaryangcukupsehinggamemungki
nkan peralatan pemadat dapat beroperasi. Tangga-tangga tersebut
tidak boleh mempunyai kelandaian lebih dari 4% dan hams
dibuatkan sedemikian denganjarak vertikal tidak lebih dari 30 cm
untuk kelandaian yangkurang
dari15%dantidaklebihdari60cmuntukkelandaianyangsamaataulebih
besar dari15%.
d) Dasar saluran yang ditimbun hams diratakan dan dilebarkan
sedemikian hingga memungkinkan pengoperasian peralatan
pemadat yangefektif.
2) PenghamparanTimbunan
a) Timbunan hams ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan
dan disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan
memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan dalam Pasal
3.2.1.3). Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis,
lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata
sehinggasamatebalnya.
b) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber
bahan ke permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah
dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan
biasanya tidak diperkenankan, temtama selama musimhujan.
c) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase
porous, hams diperhatikan sedemikian mpa agar kedua bahan
tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan drainase sumuran
vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara kedua
bahan tersebut dengan memakai acuan
sementaradaripelatbajatipisyang sedikit
demisedikitditariksaatpengisian timbunan dan drainase
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
12
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

porousdilaksanakan.
d) Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang stmktur hams
dilaksanakan dengan sistematis dan secepat mungkin segera
setelah pemasangan pipa atau stmktur. Akan tetapi, sebelum
penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang
dari 3 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau
pengecoran stmktur beton gravity, pemasangan pasangan batu
gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum
penimbunan kembali di sekitar stmktur penahan tanah dari beton,
pasangan batu atau pasangan batu dengan mortar, juga
diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14hari.
e) Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan
lama hams disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang
terdapat pada permukaan lereng dan hams dibuat bertangga (atau
dibuat bergerigi) sehingga timbunan barn akan terkunci pada
timbunan lama sedemikian sampai diterima oleh Pengawas
Pekerjaan. Selanjutnya timbunan yang diperlebar hams dihampar
horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar,
yang kemudian hams ditutup secepat mungkin dengan lapis
fondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama
sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu
lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapat
dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamanadiperlukan.
f) Lapisan penopang di atas tanah lunak hams dihampar sesegera
mungkin dan tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan setiap
penggalian atau pembersihan dan pengupasan oleh Pengawas
Pekerjaan. Lapisan penopang dapat dihampar satu lapis atau
beberapa lapis dengan tebal antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai
dengan kondisi lapangan dan sebagimana diperintahkan atau
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
3) PemadatanTimbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap
lapis hams dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai
dan disetujui Pengawas Pekerjaan sampai mencapai kepadatan
yang disyaratkan.
b) Pemadatan timbunan tanah hams dilaksanakan hanya bilamana kadar
air bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum
sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air optimum hams
didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum
yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan
SNI1742:2008.
c) Seluruh timbunan batu hams ditutup dengan satu lapisan atau lebih
setebal 20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung
batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga
batu pada bagian atas timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini
hams dilaksanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah
yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.4.2) dibawah.
d) Setiap lapisan timbunan yang dihampar hams dipadatkan seperti
yang disyaratkan, diuji kepadatannya dan hams diterima oleh
Pengawas Pekerjaan sebelum lapisan berikutnyadihampar.
e) Timbunan hams dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju
ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap mas akan
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
13
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana


memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di
atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati hams terns menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari
lalu lintastersebut.
f) Dalam membuat timbunan sampai pada atau di atas gorong-
gorong dan
bilamanadisyaratkandalamKontraksampaipadajembatan,PenyediaJ
asa hams membuat timbunan tersebut sama tinggi pada kedua
sisinya. Jika kondisi-kondisi memerlukan penempatan penimbunan
kembali atau timbunan pada satu sisi jauh lebih tinggi dari sisi
lainnya, penambahan
bahanpadasisiyanglebihtinggitidakbolehdilakukansampaipersetujua
n
diberikanolehPengawasPekerjaandantidakmelakukantimbunansam
pai struktur tersebut telah berada di tempat dalam waktu 14 hari,
dan pengujian-pengujian yang dilakukan di laboratorium di bawah
pengawasan Pengawas Pekerjaan menetapkan bahwa struktur
tersebut
telahmencapaikekuatanyangcukupuntukmenahantekananapapuny
ang ditimbulkan oleh metoda yang digunakan dan bahan yang
dihampartanpa adanya kerusakan atau regangan yang di luar
faktorkeamanan.
g) Untuk menghindari gangguan terhadap pelaksanaan abutmen
jembatan, tembok sayap dan gorong-gorong persegi, Penyedia
Jasa hams, untuk tempat-tempat tertentu yang ditetapkan oleh
Pengawas Pekerjaan, menunda pekerjaan timbunan yang
membentuk oprit dari setiap struktur semacam ini sampai saat
ketika pelaksanaan selanjutnya boleh didahulukan untuk
penyelesaian oprit tanpa resiko mengganggu atau merusak
pekerjaan jembatan. Biaya untuk penundaan pekerjaan hams
termasuk dalam harga satuan Kontrak untuk masing-masing mata
pembayaran yangrelevan.
h) Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki
oleh alat pemadat normal hams dihampar dalam lapisan mendatar
dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan seluruhnya
dipadatkan dengan menggunakan pemadatmekanis.
i) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan
pemadat mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal
dengan tebalgemburtidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan dengan
penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan
berat statis minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi
pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya
rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa
terdukungsepenuhnya.
4) Pengendalian MutuBahan
a) Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk
persetujuan awal mutu bahan akan ditetapkan oleh Pengawas
Pekerjaan, tetapi bagaimanapun juga hams mencakup seluruh
pengujian yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.2 dengan paling sedikit tiga
contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih
mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada
sumberbahan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
14
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

b) Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang diusulkan, menumt


pendapat Pengawas Pekerjaan, pengujian mutu bahan dapat diulangi
lagi agar pembahan bahan atau sumber bahannya dapatdiamati.
c) Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan mtin hams
dilaksanakan untuk mengendalikan pembahan mutu bahan yang dibawa
ke lapangan. Jumlah pengujian hams seperti yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan
timbunan yang diperoleh dari setiap sumber bahan paling sedikit hams
dilakukan suatu pengujian Nilai Aktif, seperti yang disyaratkan.
Pengawas Pekerjaan setiap saat dapat memerintahkan dilakukannya uji
ke-ekspansifan tanah sesuai SNI03-6795-2002.
5) Ketentuan Kepadatan untukTimbunan
a) Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar
hams dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai SNI 1742:2008. Untuk tanah yang mengandung lebih
dari 10 % bahan yang tertahan pada ayakan 19 mm, kepadatan kering
maksimum yang diperoleh hams dikoreksi terhadap bahan yang
bemkuran lebih (oversize) tersebut sebagaimana yang diperintahkan
oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah
dasar hams dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kering
maksimum yang ditentukan sesuai dengan SNI1742:2008.
6) PengukuranTimbunan
Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan
terpadatkan yang diperlukan, diselesaikan di tempat dan diterima.
Volume yang diukur hams berdasarkan gambar penampang
melintang profil tanah asli yang disetujui atau profil galian sebelum
setiap timbunan ditempatkan dan gambar dengan garis, kelandaian
dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima.
Metode perhitungan volume bahan hamslah metode luas bidang
ujung, dengan menggunakan penampang melintang pekerjaan yang
berselangjarak tidak lebih dari 25 m, dan berselang tidak lebih dari
50 meter untuk daearah yangdatar.
7) DasarPembavaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak
angkut berapapun yang diperlukan, hams dibayar untuk per satuan
pengukuran dari masing- masing harga yang dimasukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar di
bawah, di mana harga tersebut hams sudah merupakan kompensasi
penuh untuk pengadaan, pemasokan, penghamparan, pemadatan,
penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh biaya lain yang
perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya
dari pekerjaanini.

17.4. PEKERJAAN PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN


17.4.1.Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal
Umum
Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan bahan untuk pelaksanaan lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal
dan suatu lapis permukaan sementara pada permukaan tanah dasar atau lapis
pondasi bawah yang telah disiapkan. Pemasokan bahan akan mencakup, jika
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
15
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

perlu, pemecahan, pengayakan, pencampuran dan operasi-operasi lainnya yang


diperlukan, untuk memperoleh bahan yang memenuhi ketentuan dari
Spesifikasiini.
Toleransi Dimensi
a) Tebal minimum tidak boleh kurang dari 1 cm terhadap tebal
yangdisyaratkan.
b) Bila semua agregat yang lepas dibuang, standar kerataan dari permukaan
yang padat harus sedemikian rupa sehingga tidak satu titikpun pada
permukaan berbeda lebih dari 1 cm diukur dengan mistar lurus sepanjang 3
m yang dipasang sejajar atau tegak lurus pada sumbujalan.
c) Ketidakrataan permukaan akhir tidak boleh menyebabkan terjadinya
kantongair.
d) Kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan atau diberikan secara detil
dalam Gambar, Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal harus dilaksanakan
dengan lereng melintang atau punggung jalan sebesar 5 % untuk daerah
bukansuperelevasi
Bahan
1) Sumber Material
Material lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal harus dipilih dari sumber
yang disetujui sesuai dengan Seksi 1.11 "Bahan dan Penyimpanan" dari
Spesifikasi ini.
2) Pemilihan Lapis Pondasi Jalan Tanpa PenutupAspal
Spesifikasi ini mencakup ketentuan sifat-sifat bahan untuk 2 kategori Lapis
Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal yaitu Kelas C dan Waterbound
Macadam. Direksi Pekerjaan akan menentukan pilihan jenis lapis pondasi
jalan tanpa penutup aspal pada berbagai lokasi di sepanjang Kontrak pada
waktu peninjauan kembali rancangan awal atau revisi desain berdasarkan
hasil pengujian bahan setempat yang tersedia, yang dilaksanakan Penyedia
Jasa sebagai bagian dari pekerjaan surveilapangan.
Tetapi penggunaan Waterbound Macadam harus dibatasi hanya untuk
pengembalian kondisi dan perbaikan jalan dengan waterbound macadam.
3) Ketentuan Sifat-sifatBahan
Bahan yang dipilih sebagai Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C
harus memenuhi ketentuan di bawah ini dan harus bebas dari gumpalan
lempung, bahan organik, atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan
harus mempunyai mutu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan lapis
permukaan yang keras dan stabil.
Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal KelasC
Agregat untuk Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C dapat terdiri
atas kerikil pecah, batu pecah atau kerikil alam bulat yang memenuhi Spesifikasi
Gradasi dalam Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 17.4.1.(1)Ketentuan Gradasi untuk Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup


Aspal Kelas C.

Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos


ASTM (mm)
¾” 19 100
No.4 4,75 51 - 74
No.40 0,425 18 - 36
No.200 0,075 10 - 22

Kecuali ditentukan lain, berbagai komponen bahan untuk Lapis Pondasi Jalan
Tanpa Penutup Aspal Kelas C dapat dicampur di tempat di atas tanah dasar atau
lapispondasi bawah yang sudah disiapkan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
16
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Bahan juga harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Tabel 2 di bawah
ini :
Tabel 17.4.1.(2) Sifat-sifat Bahan untuk Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup
Aspal KelasC

Sifat-sifat Nilai
Batas Cair (SNI 03-1967-1990) Maks.40
Indeks Plastisitas (SNI 03-1966-1990) Min.6
Maks.20
Abrasi Agregat Kasar (SNI 03-2417-1991) Maks.50

Penghamparan dan Pemadatan


PenyiapanFormasi
Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaaan, penyiapan drainase, tanah
dasar dan lapis pondasi bawah harus selesai dan diterima paling sedikit 100 m
ke depan dari rencana lokasi akhir penghamparan lapis pondasi jalan tanpa
penutup aspal pada setiap saat.
PengirimanBahan
Jika Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal kelas C dipasok sebagai bahan
yang dicampur lebih dahulu, bahan itu harus dikirim ke badan jalan sesuai
dengan ketentuan Pasal 5.2.3.2.a). Bilamana agragat dikirim dalam bentuk dua
atau tiga komponen, setiap komponen harus dikirim sesuai dengan ketentuan
dari Pasal 5.2.3.2.a), kecuali jika komponen itu harus dikirim dalam
keadaankering.
Tebal padat minimum tidak boleh kurang dari dua kali ukuran agregat
maksimum. Tebal padat maksimum tidak boleh lebih dari 20 cm kecuali
ditentukan lain atau disetujui Direksi Pekerjaan.

Pemadatan Lapis Pondasi KelasC


Segera setelah pembentukan awal selesai, setiap lapis bahan harus dipadatkan
seluruhnya dengan alat pemadat yang cocok dan memadai, yang telah disetujui
Direksi Pekerjaan .
Pembentukan akhir permukaan lapis pondasi bawah harus dilaksanakan paling
sedikit setelah dua lintasan pemadatan melintasi seluruh lokasitersebut.
Selama pemasangan, pembentukan dan pemadatan Lapis Pondasi Jalan Tanpa
Penutup Aspal. Agregat harus dipertahankan dalam keadaan lembab dengan
penyemprotan air yang diatur dengan ketat sehingga bahan halus yang berada
di permukaan tidak terganggu. Sebelum pemadatan selesai, Penyedia Jasa harus
membuang setiap agregat yang terlalu basah sehingga tidak merusak tanah
dasar. Pemadatan tidak boleh dilanjutkan jika bahan menunjukkan tanda-tanda
agak bergelombang. Dalam keadaan demikian, bahan harus dibuang atau
diperbaiki.
Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi perkerasan dan
berangsur- angsur menuju ke tengah-tengah, dalam arah memanjang. Pada
tempat ber”superelevasi” penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah
menuju ke bagian yangtinggi.
Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat-tempat lain yang tak terjangkau oleh
mesin gilas harus dipadatkan dengan menggunakan timbris atau
pemadatmekanis.
Pemadatan harus berlanjut sampai seluruh lokasi yang telah dipadatkan menjadi
suatu permukaan yang keras dengan kepadatan yang merata serta semua bekas
jejak roda mesin gilas tidak tampak. Suatu lapisan yang keras dan stabil harus
diperoleh dalam penggilasan akibat saling mengunci antar agregat denganrapat.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
17
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI
Penambahan abu batu atau pasir berplastisitas rendah dalam jumlah kecil pada
saat pemadatan tahap akhir dapat diijinkan agar dapat meningkatkan pengikatan
pada lapis permukaan. Abu batu dan pasir tidak boleh dihampar terlalu tebal
sedemikian hingga agregat kasar menjadi tidak tampak.
Pengukuran untukPembayaran
Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal harus diukur menurut jumlah meter
kubik bahan padat yang diperlukan, selesai di tempat dan diterima
DireksiPekerjaan.
Volume yang diukur harus berdasarkan penampang melintang yang ditunjukkan
dalam Gambar bilamana tebal yang diperlukan seragam dan berdasarkan
penampang melintang yang disetujui Direksi Pekerjaan bilamana tebal yang
diperlukan tidak seragam, dan panjangnya diukur secara mendatar sepanjang
sumbu jalan.
Pada Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal dimana tebal lapis pondasi yang
ditetapkan atau disetujui tidak seluruhnya terdiri dari bahan baru, tetapi terdiri
dari sebagian bahan pada jalan lama yang dikerjakan kembali, volume untuk
pembayaran haruslah berdasarkan volume padat dari bahan baru yang
dihampar, dihitung dari penampang melintang yang diambil oleh Penyedia Jasa
dan disetujui Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaandimulai.
Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan, seperti yang diuraikan di atas, harus dibayar menurut
Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk masing-masing Mata Pembayaran
yang terdaftar di bawah ini dan terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana
harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
pengadaan, pemasokan, pengham-paran, pemadatan, penyelesaian akhir dan
pengujian bahan, penyiapan lapis dasar (cut off layer), penggunaan Lapis
Permukaan Sementara pada permukaan yang sudah selesai, dan semua biaya lain-
lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya
dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksiini.

17.4.2. Perkerasan Beton Semen


Uraian
Pekerjaan ini meliputi pembuatan Perkerasan Beton Semen (Perkerasan Kaku)
dan Lapis Pondasi Bawah yang dilaksanakan sesuai dengan dengan ketebalan
dan bentuk penampang melintang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Pemasokan Beton Campuran Siap Pakai (ReadyMix)
Beton yang dipasok sebagai Campuran Siap Pakai ( Ready Mix) oleh pemasok
yang berada di luar proyek harus memenuhi ketentuan SNI 03-4433-1997.
Kecuali disebutkan lain dalam Kontrak maka “pembeli” dalam SNI 03-4433-1997
haruslah Penyedia Jasa. Syarat- syarat Umum dari Kontrak dan ketentuan-
ketentuan dari Spesifikasi Seksi 5.3 akan didahulukan dari pada SNI 03-4433-
1997. Penerapan SNI 03-4433-1997 tidak membebaskan Penyedia Jasa dari
setiap kewajibannya dalam Kontrak ini.
Bahan
Mutu Perkerasan BetonSemen
Bahan pokok untuk mutu perkerasan beton semen harus sesuai dengan
ketentuan Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini, kecuali jika disebutkan lain dalam Seksi
ini.
Agregat Halus untuk Perkerasan BetonSemen
Agregat halus harus memenuhi AASHTO M6 dan Pasal 7.1.2.3 dari Spesifikasi
selain yang disebutkan di bawah ini. Agregat halus harus terdiri dari bahan yang

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


18
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

bersih, keras, butiran yang tak dilapisi apapun dengan mutu yang seragam, dan
harus :
a) Mempunyai ukuran yang lebih kecil dari ayakan ASTM No. 4(4,75mm).
b) Sekurang-kurangnya terdiri dari 50% (terhadap berat) pasiralam.
c) Jika dua jenis agregat halus atau lebih dicampur, maka setiap sumber harus
memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Seksiini.
d) Setiap fraksi agregat halus buatan harus terdiri dari batu pecah yang
memenuhiPasal 17.4.2.1 dan haruslah bahan yang non-plastis jika diuji
sesuai SNI 1966 : 2008.
Tabel 17.4.2.(1) Sifat-sifat Agregat Halus
Sifat Ketentuan Metoda Pengujian
Berat Isi Lepas minimum 1.200 kg/m 3
SNI 03-4804-1998
Penyerapan oleh Air maksimum 5% SNI 1969 : 2008

Agregat Kasar untuk Perkerasan BetonSemen


Agregat kasar harus memenuhi AASHTO M80 dan Pasal 7.1.2.3 dari Spesifikasi
selain dari yang disebutkan di bawah ini. Ampas besi dari tungku sembur yang
didinginkan dengan udara dapat digunakan tetapi ampas besi dari pabrik baja
tidak dapatdigunakan.
Tabel 17.4.2.(2) Sifat – Sifat Agregat Kasar

Sifat Ketentuan Metoda


Pengujian
Kehilangan akibat Abrasi Los tidak melampaui 25% untuk 500 SNI 2417 : 2008
Angeles putaran
Berat Isi Lepas minimum 1.200 kg/m3 SNI 03-4804-1998
Berat Jenis minimum 2.100 kg/m3 SNI 1970 : 2008
Penyerapan oleh Air ampas besi: maks 6% SNI 1970 : 2008
lainnya: maks. 2,5%
Bentuk partikel dengan rasio masing-masing maks 25% dan ASTM D-4791
3:1 dan 5:1 10%
Bidang Pecah (2 atau lebih) minimum 80% ASTM D-5821

Semen dan AbuTerbang


Semen harus memenuhi Spesifikasi Pasal 7.1.2.1 Abu Terbang harus memenuhi
SNI 03-2460 1991.
Abu Terbang maksimum yang dapat digunakan adalah 25 % dari berat bahan
pengikat.
Air
Air harus memenuhi spesifikasi Pasal 7.1.2.2).
BajaTulangan
Baja tulangan harus sesuai dengan ketentuan Seksi 7.3 dari Spesifikasi ini, dan
detailnya tercantum dalam Gambar.
Membran KedapAir
Membran yang kedap air di bawah perkerasan harus berupa lembaran
polyethene dengan tebal 125 mikron. Bila diperlukan sambungan, maka harus
dibuat tumpang tindih sekurang- kurangnya 300 mm.
BahanTambah

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


19
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Bahan Tambahan kimiawi yang digunakan harus sesuai dengan AASHTO M194-
06. Bahan tambahan yang mengandung calcium chloride, calcium formate, dan
triethanolamine tidak boleh digunakan.
Kondisi berikut harus dipenuhi:
Untuk kombinasi 2 (dua) atau lebih bahan tambahan, kompatibilas bahan tambahan
tersebut harus dinyatakan dengan sertifikat tertulis dariproduser.
Untuk campuran dengan fly ash kurang dari 50 kg/m3, kontribusi alkali total
(dinyatakan dengan Na2O ekivalen) dari semua bahan tambahan yang digunakan
pada campuran tidak boleh melebihi 0.20kg/m3.
Bahan untukPerawatan
Bahan Membran untuk Perawatan haruslah cairan berpigmen putih yang
memenuhi AASHTO M148 atau bahan lain yang disetujui Direksi Pekerjaan.
Bahan membran tanpa warna atau bening tidak akan disetujui.
Bahan Penutup Sambungan (Joint Sealer) dan Bahan Pengisi Sambungan
(JointFiller)
Bahan penutup yang dituang untuk sambungan harus memenuhi ketentuan SNI
03- 4814-1998.
Bahan pengisi yang dibentuk sebelumnya untuk sambungan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan AASHTO M33, SNI 03-4432-1997, SNI 03-4815-1998, atau
AASHTO M220, sebagaimana yang disebutkan dalam Gambar atau oleh Direksi
Pekerjaan dan harus dilubangi untuk memberikan tempat untuk ruji jika
disyaratkan dalam Gambar. Bahan pengisi untuk setiap sambungan harus
dikerjakan dalam selembar tunggal untuk lebar dan kedalaman yang diperlukan
untuk sambungan kecuali jika disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana
penggunaan lebih dari selembar disetujui untuk suatu sambungan, tepi-tepi
lembaran harus diikat dengan rapat, dan dipasang dengan akurat terhadap
bentuk, dengan cara distapler atau cara pengikat handal lainnya yang dapat
diterima DireksiPekerjaan.
Beton
Bahan PokokCampuran
Persetujuan untuk proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada hasil
percobaan campuran (trial mix) yang dibuat oleh Penyedia Jasa sesuai ketentuan
Seksi 7.1 dari spesifikasi ini.
Agregat kasar dan halus harus sesuai dengan ketentuan Seksi 7.1 dari
Spesifikasi ini. Untuk menentukan rasio agregat kasar dan agregat halus,
proporsi agregat halus harus dipertahankan seminimum mungkin. Akan tetapi,
sekurang-kurangnya 40% agregat dalam campuran beton terhadap berat
haruslah agregat halus yang didefinisikan sebagai agregat yang lolos ayakan
4,75 mm.
Agregat gabungan tidak boleh mengandung bahan yang lebih halus dari 0,075
mm sebesar 2% kecuali bahan pozolan. Penyedia Jasa boleh memilih agregat
kasar sampai ukuran maksimum 38 mm, asalkan : campuran tersebut tidak
mengalami segregasi; kelecakan yang memadai untuk instalasi yang digunakan
dapat dicapai dan kerataan permukaan yang disyaratkan tetap dapat
dipertahankan. Menurut pendapatnya, Direksi Pekerjaan dapat meminta
Penyedia Jasa untuk mengubah ukuran agregat kasar yang telah dipilih oleh
PenyediaJasa.
Tindakan-tindakan tambahan, termasuk penurunan ukuran maksimum agregat,
dapat dilakukan untuk mengendalikan segregasi dari beton dalam acuan gelincir
(slip form) yang berasal oleh trukterakhir.
Ketika proporsi takaran yang sesuai telah diputuskan dan disetujui, proporsi-
proporsi tersebut hanya dapat diubah dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Kadar Bahan Pengikat untuk Perkerasan BetonSemen

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


20
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI
Berat semen yang disertakan dalam setiap meter kubik beton yang terpadatkan
untuk Perkerasan Beton Semen tidak boleh kurang dari 320 kg jika tanpa abu
terbang dan 310 kg jika dengan abu terbang sebanyak dari 30 sampai 49 kg/m 3
dan 300 kg jika dengan abu terbang sebanyak dari 50 sampai 70 kg/m 3 tetapi
dalam segala apapun tidak lebih dari 420 kg. Penyedia Jasa akan menggunakan
rancangan campuran dengan campuran terkurus yang memenuhi semua
ketentuan yang disyaratakan.
Kekuatan
Ketentuan minimum untuk kuat tekan dan kuat lentur pada umur 28 hari untuk
Perkerasan Beton Semen diberikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 17.4.2.(3) Kekuatan Beton Minimum untuk Perkerasan Beton Semen

Uraian Syarat Kuat Tekan Syarat Kuat Lentur


Beton Percobaan Campuran K400(1) (fc’ 35) @ 28 hari K47 (fc’ 4) @ 28 hari
Perkerasan Beton Semen K350(1) (fc’ 30) @ 28 hari K45 (fc’ 4) @ 28 hari
(pengendalian produksi)
Metoda Pengujian SNI 03-1974-1990 SNI 03-4431-1997
Ukuran Benda Uji silinder dia. 150 mm balok 500x150x150
mm
Catatan 1 : Beton untuk Perkerasan Beton Semen dalam pekerjaan permanen
harus memenuhi ketentuan kuat lentur minimum untuk Beton Perkerasan yang
diberikan dalam Tabel 5.3.3. Nilai kuat tekan minimum untuk produksi dapat
disesuaikan berdasarkan perbandingan nilai kuat lentur dan kuat tekan yang
dicapai untuk serangkaian pengujian yang tidak kurang dari 16 pengujian kuat
tekan dan kuat lentur pada rancangan yang disetujui. Penyesuaian Nilai Kuat
Tekan minimum untuk pengendalian produksi yang diberikan dalam Tabel
17.4.2.(3) akan mengikuti perintah atau persetujuan dari DireksiPekerjaan.
Untuk kekuatan yang terjadi pada 7 hari, sementara disyaratkan 80% dari kuat
lentur lapangan yang terjadi . Direksi Pekerjaan dapat , menurut pendapatnya,
pada setiap saat sebelum atau selama operasi beton perkerasan, menaikkan
atau menurunkan kekuatan minimum yang terjadi pada umur 7 hari.
Kuat tekan rata-rata Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus pada umur 28 hari dari
produksi harian tidak boleh kurang dari K50 (fc’ 5 MPa).
Konsistensi untuk Perkerasan BetonSemen
Konsistensi beton harus ditentukan dengan mengukur slump sesuai dengan SNI
1972: 2008. Penyedia Jasa harus mengusulkan slump untuk setiap campuran
beton dengan rentang:
- 20 – 50 mm untuk beton yang akan dibentuk dengan acuan berjalan
(slipform)
- 50 – 75 mm untuk beton yang akan dihampar secara manual(acuan-tetap)
Rasio air bebas - semen untuk agregat permukaan kering akan ditentukan
dengan berdasarkan ketentuan kekuatan tetapi dalam segala hal tidak boleh
melampaui 0,48 terhadap berat.
Toleransi Usulan Slump untuk Beton SiapPakai
Toleransi yang secara relatif diijinkan terhadap slump yang diusulkan Penyedia
Jasa untuk campuran beton manapun haruslah +/- 13 mm. Perhatian harus
diberikan untuk memastikan metoda konsistensi pengujian yang digunakan agar
dapat memperkecil variasi acak dari hasilpengujian.
Keseragaman CampuranBeton
Sifat-sifat campuran beton harus sesuai dengan tebel berikut ini :
Tabel 17.4.2.(4) Parameter Keseragaman Beton
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
21
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Ketentuan, Ditunjukkan
sebagai Perbedaan Maksimyang
diijinkan pada Hasil Pengujian dari
Pengujian Benda Uji yang diambil dari Dua
Lokasi dalam TakaranBeton

Berat per meter kubik yang dihitung berdasarkan 16


bebas rongga udara (kg/m3)
Kadar rongga udara, volume % dari beton 1
Slump (mm) 25
Kadar Agregat Kasar, berat porsi dari setiap bendauji yang 6
tertahan ayakan No.4 (4,75 mm), %
Berat Isi mortar bebas udara (tidak kurang dari 3 silinder 1,6
akan dicetak dan diuji untuk tiap-tiap bendauji) berdasar-
kan rata-rata dari pengujian semua benda uji yang akan
dibandingkan, %
Kuat tekan rata-rata pada umur 7 hari untuk setiap benda 7.5
uji, berdasarkan kuat rata-rata dari pengujian semua benda
uji yang dibandingkan.

Pengambilan Benda Uji(Sampling)


Untuk tujuan dari Pasal 17.4.2 dan Pasal 5.3.10 ini, suatu seksi akan
didefinisikan sebagai sampai 50 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan bergerak
dan sampai 30 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan tetap.
Untuk setiap lot, dua pasang benda uji silinder harus dicetak untuk pengujian
kuat tekan, sepasang yang pertama untuk 7 hari dan sepasang lainnya pada
umur 28 hari.
Peralatan
Umum
Peralatan harus memenuhi ketentuan dalam Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini.
Penghamparan dapat dilakukan baik dengan menggunakan acuan bergerak ( slip
form) maupun acuan tetap (fixed form).
KendaraanPenghantar
Penghantar jenis agitator (penggoyang bolak-balik) atau pencampur harus
mampu menuangkan beton dengan slump yang disyaratkan. Beton untuk yang
dibentuk dengan acuan bergerak dapat diangkut dengan dump truck sesuai
persetujuan Direksi Pekerjaan. Campuran beton yang diangkut dengan dump
truck harus dirancang khusus untuk tujuan ini.
PencampuranBeton
Pemasokan Beton Siap Pakai diijinkan untuk penghamparan dengan acuan tetap
(fixed form) sesuai dengan hasil demonstrasi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
bahwa kecepatan penghantaran, mutu, dan kesinambungan yang disyaratkan
dapat dipenuhi oleh pemasok beton siap pakai. Pencampur-pencampur tetap
(stationary mixer) yang mempunyai kapasitas gabungan tidak kurang dari 60
meter kubik per jam harus dilengkapi penghampar dengan acuan bergerak
kecuali jika dapat ditunjukkan bahwa kecepatan penghantaran, mutu, dan
kesinambungan yang disyaratkan dapat dipenuhi oleh pemasok beton siap pakai.
Vibrator(Penggetar)
Vibrator, untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan beton, dapat berupa
jenis “surface pan” atau jenis “internal” dengan tabung celup (immersed tube)
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
22
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

atau “multiple spuds”. Vibrator dapat dipasang pada mesin penghampar atau
mesin pembentuk, atau dapat juga dipasang pada kendaraan (peralatan)
khusus. Vibrator tidak boleh menyentuh sambungan, perlengkapan untuk
memindahkan beban (load transfer devices), tanah dasar dan acuan (form)
samping. Frekuensi vibrator “surface pan” tidak boleh kurang dari 3500 impuls
per menit (58 Hz), dan Frekuensi vibrator internal tidak boleh kurang dari 5000
impuls per menit (83 Hz) untuk vibrator tabung dan tidak kurang dari 7000
impuls per menit (117 Hz) untuk “vibrator spud”.
Bila vibrator spud, baik dioperasikan dengan tangan maupun dipasang pada
mesin penghampar (spreader) atau pembentuk (finishing), yang digunakan di
dekat acuan, frekuensinya tidak boleh kurang dari 3500 impuls per menit (58
Hz).
GergajiBeton
Bilamana sambungan yang dibentuk dengan penggergajian ( saw joints)
disyaratkan, Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan gergaji dalam jumlah
dan kapasitas yang memadai dan mampu menyelesaikan penggergajian dengan
tepi pisau berintan yang didinginkan dengan air atau dengan gurinda ( abrasive
wheel) sesuai ukuran yang ditentukan. Penyedia Jasa harus menyediakan paling
sedikit 1 gergaji yang siap pakai (standby). Sebuah pisau gergaji cadangan harus
disediakan di tempat kerja setiap saatselama operasi penggergajian. Penyedia
Jasa harus menyediakan fasilitas penerangan yang memadai untuk
penggergajian di malam hari. Seluruh peralatan ini harus berada di tempat kerja
sebelum dan selama pekerjaan perkerasan beton.
Acuan
Acuan samping yang lurus harus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak
kurang dari 5 mm dan harus disediakan dalam ruas-ruas dengan panjang tidak
kurang dari 3 m. Acuan ini sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman sama
dengan ketebalan perkerasan jalan tanpa adanya sambungan horisontal, dan
lebar dasar acuan tidak kurang dari kedalamnya. Acuan yang dapat disesuaikan
(fleksibel) atau lengkung dengan radius yang sesuai harus digunakan untuk
tikungan dengan radius 30,0 m atau kurang. Acuan yang dapat disesuaikan
(fleksibel) atau lengkung harus dirancang sedemikian hingga dapat diterima oleh
Direksi Pekerjaan. Acuan harus dilengkapi dengan sarana yang memadai untuk
keperluan pemasangan, sehingga bila telah terpasang acuan tersebut dapat
menahan, tanpa adanya lentingan atau penurunan, segala benturan dan getaran
dari alat pemadat dan pembentuk. Batang flens ( flange braces) harus dilebihkan
keluar dari dasar tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan. Acuan yang permukaan
atasnya miring, bengkok, terpuntir atau patah harus disingkirkan dari tempat
pekerjaan. Acuan bekas yang diperbaiki tidak boleh digunakan sebelum diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda
lebih dari 3 mm dalam 3 meter dan pada kaki tegaknya tidak boleh lebih dari 6
mm. Acuan ini harus dilengkapi juga dengan pengunci ujung-ujung bagian
yangbersambungan.
Sambungan (Joints)
Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti yang
ditentukan dalam Gambar. Semua sambungan harus dilindungi agar tidak
kemasukan bahan yang tidak dikehendaki sebelum ditutup dengan bahanpengisi.
Sambungan memanjang dari Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus harus digeser
sekurang- kurangnya 20 cm dari sambungan memanjang dari perkerasan beton
yang dikerjakan.
Sambungan konstruksi melintang dari Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus harus
dibentuk pada akhir kegiatan harian dan harus membentuk permukaan
melintang yang benar-benar tegak.
Sambungan Memanjang untuk Perkerasan BetonSemen

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


23
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Batang baja ulir dengan panjang, ukuran, dan jarak seperti yang disyaratkan
harus diletakkan tegak lurus dengan sambungan memanjang memakai peralatan
mekanis atau dipasang dengan besi penahan (chair) atau penahan lainnya yang
disetujui untuk mencegah pergeseran. Batang pengikat ( tie bars) tersebut tidak
boleh dicat atau dilapisi aspal atau bahan lain atau dimasukkan dalam tabung
atau sleeves kecuali untuk keperluan sambungan pada pelebaran lanjutan.
Bilamana ditunjukkan dalam Gambar dan bila lajur perkerasan yang
bersebelahan dilaksanakan terpisah, acuan samping terbuat dari baja harus
digunakan untuk membentuk lidah dan alur ( keyway) sepanjang sambungan
konstruksi. Baja pengikat, kecuali yang terbuat dari baja rel, dapat dibengkokkan
dengan sudut tegak terhadap acuan dari lajur pertama yang dilaksanakan dan
diluruskan kembali sampai posisi tertentu sebelum beton lajur yang
bersebelahan dihamparkan atau sebagai pengganti baja pengikat yang
dibengkokkan dapat digunakan 2 batang baja pengikat yangdisambung.
Sambungan memanjang acuan (longitudinal form joint) terdiri dari lidah dan alur
yang tegak lurus permukaan tepi perkerasan. Sambungan tersebut harus
dibentuk dengan peralatan secara mekanis maupun secara manual sampai
memenuhi ukuran dan garis yang ditunjukkan dalam Gambar, sewaktu beton
masih dalam tahap plastis. Alur ini harus diisi dengan bahan pracetak yang
memanjang atau diisi dengan bahan penutup yangditentukan
Sambungan memanjang tengah (longitudinal centre joint) harus dibuat
sedemikian rupa sehingga ujungnya berhubungan dengan sambungan melintang
(transverse joint), bilaada.
Sambungan memanjang hasil penggergajian (longitudinal sawn joint) harus
dilakukan dengan pemotong beton yang disetujui sampai kedalaman, lebar dan
garis yang ditunjukkan dalam Gambar. Garis bantu atau alat bantu harus
digunakan untuk menjamin hasil pemotongan sambungan memanjang sesuai
dengan garis yang ditunjukan dalam Gambar, dan harus digergaji sebelum
berakhirnya masa perawatan beton, atau segera sesudahnya sebelum peralatan
atau kendaraan diperbolehkan melintasi perkerasan beton baru tersebut. Daerah
yang harus digergaji harus dibersihkan dan jika perlu sambungan tersebut harus
segera diisi dengan bahan penutup(sealer).
Sambungan memanjang tipe sisipan permanen ( longitudinal permanent insert
type joint) harus dibentuk dengan memasang bahan lentur yang memanjang
(strip) yang tidak bereaksi secara kimiawi dengan bahan-bahan kimia dalam
beton. Lebar bahan memanjang (strip) ini harus cukup untuk membentuk bidang
yang diperlemah dengan kedalaman yang ditunjukkan dalam Gambar.
Sambungan dengan tipe bidang yang diperlemah ( weaken plane type joint) tidak
perlu dipotong (digergaji). Ketebalan bahan memanjang (strip) tidak boleh
kurang dari 0,5 mm dan harus disisipkan memakai peralatan mekanik sehingga
bahan dapat dipasang secara menerus (tidak terputus). Bagian permukaan
bahan memanjang harus atas ditempatkan di bawah permukaan perkerasan
yang telah selesai sebagaimana ditunjukkan dalamGambar.
Bahan memanjang (strip) yang disisipkan ini tidak boleh dibentuk ulang dari
posisi vertikal selama pemasangan atau karena operasi pekerjaan penyelesaian
yang dilaksanakan pada beton. Alinyemen sambungan harus sejajar dengan
garis sumbu jalan dan harus bebas dari ketidakteraturan setempat. Alat
pemasangan mekanik harus menggetarkan beton selama bahan memanjang
tersebut disisipkan, sedemikian rupa agar beton yang tergetar kembali rata
sepanjang tepi bahan memanjang (strip) tersebut tanpa menimbulkan segregasi
atau rongga udara.
Sambungan Ekspansi Melintang (Transverse ExpansionJoint)

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


24
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Filler (bahan pengisi) untuk sambungan ekspansi ( expansion joint filler) harus
menerus dari acuan ke acuan, dibentuk sampai tanah dasar dan dibentuk pada
lidah alur sepanjang acuan. Filler sambungan pracetak ( preform joint filler)
harus disediakan dengan panjang sama dengan lebar satu lajur. Filler yang
rusak atau yang sudah diperbaiki tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui
DireksiPekerjaan.
Filler sambungan ini harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu atau
pemegang yang disetujui harus digunakan untuk menjaga agar filler tetap pada
garis dan alinyemen yang semestinya, selama penghamparan dan penyelesaian
pekerjaan beton. Sambungan yang telah selesai tidak boleh berbeda lebih dari 5
mm pada alinemen horisontal terhadap suatu garis lurus. Bila filler sambungan
adalah bagian-bagian yang dirakit, maka di antara unit-unit yang bersebelahan
tidak boleh terdapat celah. Sumbat atau gumpalan beton tidak diperkenankan di
manapun dalam ronggaekspansi.
Sambungan Kontraksi Melintang (Transverse ContractionJoint)
Sambungan ini terdiri dari bidang yang diperlemah dengan membentuk atau
membuat alur dengan pemotongan pada permukaan perkerasan, disamping itu
bilamana ditunjukkan dalam Gambar juga harus mencakup perlengkapan untuk
memindahkan beban (load transfer assemblies).
Sambungan Kontraksi Lajur Melintang (Transverse Strip ContractionJoints)
Sambungan ini harus dibentuk dengan memasang bagian lajur melintang (strip)
sebagaimana ditunjukkan Gambar.
Alur yang Dibentuk (FormedGrooves)
Alur ini harus dibuat dengan menekankan perlengkapan yang disetujui ke dalam
beton yang masih plastis. Perlengkapan tersebut harus tetap di tempat
sekurang- kurangnya sampai beton mencapai tahap pengerasan awal, dan
kemudian harus dilepas tanpa merusak beton di dekatnya, kecuali bilamana
perlengkapan tersebut memang dirancang untuk tetap terpasang pada
sambungan.
Sambungan Kontraksi Gergajian (Sawn Contraction Joint)
Sambungan ini harus dibentuk dengan membuat alur dengan gergaji beton pada
permukaan perkerasan dengan lebar, kedalaman, jarak dan garis sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam Gambar. Setelah setiap sambungan digergaji, bekas
gergajian dan permukaan beton yang bersebelahan harus dibersihkan.
Penggergajian untuk membentuk sambungan harus dilakukan sesegera mungkin
setelah beton cukup mengeras agar pengergajian dapat dilakukan tanpa
menimbulkan keretakan, dan umumnya tidak kurang dari 4 jam tetapai dalam
segala hal tidak lebih dari 12 jam setelah pemadatan akhir beton. Semua
sambungan harus dibentuk dengan pemotongan sebelum terjadi retak susut
yang tidak terkendali. Bila perlu, operasi penggergajian harus dilakukan siang
dan malam dalam cuaca apapun. Penggergajian untuk membentuk sambungan
harus ditangguhkan bilamana keretakan terjadi pada atau dekat lokasi gergajian
pada saat sebelum digergaji. Penggergajian untuk membentuk sambungan tidak
boleh dilanjutkan bilamana keretakan meluas di depan gergaji. Bilamana terjadi
kondisi ekstrim sedemikian hingga tidaklah praktis untuk mencegah keretakan
dengan penggergajian yang lebih dini, alur sambungan kontraksi harus dibuat
sebelum beton mencapai pengerasan tahap awal sebagaimana disebutkan
diatas. Secara umum, setiap sambungan harus harus dibentuk dengan
penggergajian yang berurutan danteratur.
Sambungan Kontraksi Melintang yang Dibentuk Dengan Acuan (Transverse
Formed ContractionJoints)
Sambungan ini harus memenuhi ketentuan Pasal 5.5.4.1 untuk sambungan
memanjang yang dibentuk dengan acuan (longitudinal formed joints).

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


25
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Sambungan Kontraksi Melintang (Transverse ConstructionJoints)


Sambungan ini harus dibuat bila pekerjaan beton berhenti lebih dari 30 menit.
Sambungan konstruksi melintang tidak boleh dibuat pada jarak kurang dari 3
meter dari sambungan ekspansi, sambungan kontraksi, atau bidang yang
diperlemah lainnya. Bilamana dalam waktu penghentian tersebut campuran
beton belum cukup untuk membuat perkerasan sepanjang minimum 3 meter,
maka kelebihan beton pada sambungan sebelumnya harus dipotong dan
dibuang sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.

Perlengkapan Pemindahan Beban (Load TransferDevices)


Bila digunakan dowel, maka harus dipasang sejajar dengan permukaan dan garis
sumbu perkerasan beton, dengan memakai penahan atau perlengkapan logam
lainnya yang dibiarkan tertinggal dalam perkerasan.
Ujung dowel harus dipotong dengan rapi agar permukaannya rata. Bagian setiap
dowel yang diberi pelumas sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar, harus
dilapisi sampai merata dengan bahan aspal atau bahan pelumas yang disetujui,
agar bagian dowel tersebut tidak ada melekat pada beton. Penutup (selubung)
dowel dari PVC atau logam yang disetujui Direksi Pekerjaan, harus dipasang
pada setiap batang dowel yang digunakan dengan sambungan ekspansi.
Penutup atau selubung tersebut harus berukuran pas dengan dowel dan
ujungnya yang tertutup harus kedap air.
Sebagai pengganti rakitan dowel pada sambungan kontraksi, batang dowel bisa
diletakkan dalam seluruh ketebalan perkerasan dengan perlengkapan mekanik
yang disetujui Direksi Pekerjaan.
Sebelum menghampar beton, toleransi alinyemen dari masing-masing dowel
pada lokasi manapun sebagaimana yang diukur pada rakitan dowel haruslah ± 2
mm untuk dua per tiga bagian dowel dalam sambungan. Pada pelat yang telah
selesai, toleransi alinyemen pada lokasi dowel haruslah ± 3 mm.
Penutup Sambungan (SealingJoint)
Sambungan harus ditutup, dengan bahan penutup yang memenuhi Pasal 5.3.2.9
dari Spesifikasi ini, segera mungkin setelah periode perawatan beton berakhir
dan sebelum perkerasan dibuka untuk lalu lintas, termasuk peralatan Penyedia
Jasa. Sebelum ditutup, setiap sambungan harus dibersihkan dari bahan yang
tidak dikehendaki, termasuk bahan perawatan ( membrane curing compound)
dan permukaan sambungan harus bersih dan kering ketika diisi dengan bahan
penutup.
Bahan penutup (joint sealer) yang digunakan pada setiap sambungan harus
memenuhi detil yang ditunjukan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan.
Bahan penutup yang digunakan secara panas harus diaduk selama pemanasan
untuk mencegah terjadinya pemanasan setempat yang berlebihan. Penuangan
harus dilakukan sedemikian hingga bahan penutup tersebut tidak tumpah pada
permukaan beton yang terekspos. Setiap kelebihan bahan penutup pada
permukaan beton harus segera disingkirkan dan permukaan perkerasan
dibersihkan. Penggunaan pasir atau bahan lain sebagai bahan peresap terhadap
bahan penutup ini tidakdiperkenankan.
Pelaksanaan
Umum
Sebelum mulai pekerjaan beton semua pekerjaan lapis pondasi bawah,
selongsong (ducting) dan kerb yang berdekatan harus sudah selesai dan
disetujui DireksiPekerjaan.
Survei elevasi harus dilakukan pada lapis pondasi bawah dan setiap lokasi yang
lebih tinggi 5 mm dari elevasi rancangan harus diperbaiki sebelum dilakukannya
setiap pekerjaan berikutnya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


26
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Acuan dan Alat PengendaliElevasi


Acuan dan alat pengendali elevasi (jenis kawat atau lainnya) harus dipasang
secukupnya di muka bagian perkerasan yang sedang dilaksanakan agar
diperoleh kinerja dan persetujuan atas semua operasi yang diperlukan pada atau
berdekatan dengan garis-garis acuan. Acuan harus dipasang pada tempatnya
dengan menggunakan sekurang-kurangnya 3 paku untuk setiap ruas sepanjang
3 m. Sebuah paku harus diletakkan pada setiap ujung sambungan. Bagian-
bagian acuan harus kokoh dan tidak goyah. Perbedaan permukaan acuan dari
garis yang sebenarnya tidak boleh lebih dari 5 mm. Acuan harus dibuat
sedemikian rupa sehingga tahan, tanpa terlihat adanya lentingan atau
penurunan, terhadap benturan dan getaran dari peralatan pemadat dan
penyelesaian. Acuan harus bersih dan dilapisi pelumas sebelum beton
dihamparkan. Ceceran beton yang tertumpah pada permukaan beton yang telah
selesai dihampar harus disingkirkan dengan cara yangdisetujui.
Alinyemen dan elevasi kelandaian acuan harus diperiksa dan bila perlu diperbaiki
oleh Penyedia Jasa segera sebelum beton dicor. Bilamana acuan berubah
posisinya atau kelandaiannya tidak stabil, maka harus diperbaiki dan diperiksa
ulang.
Bagaian atas acuan dan alat pengendali elevasi harus dipasang dengan toleransi
elevasi tidal melampaui -10 mm sampai + 10 mm relatif terhadap rancangan
elevasi permukaan yang telah selesai. Lagipula, acuan dan alat pengendali
elevasi harus dipasang sedemikian hingga tidak ada satu titikpun pada ketebalan
pelat beton yang setelah pengecoran dan pemadatan akan kurang dari
tebalrancangan.
PengecoranBeton
Beton harus dicor dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan
pemindahan sedapat mungkin dihindari. Kecuali truk pencampur, truk pengaduk,
atau alat angkutan lainnya yang dilengkapi dengan alat penumpah beton tanpa
menimbulkan segregasi bahan, beton harus dituangkan ke dalam alat
penghampar dan dihamparkan secara mekanis sedemikian rupa untuk mencegah
segregasi. Penghamparan harus dilakukan secara menerus di antara sambungan
melintang tanpa sekatan sementara. Penghamparan secara manual diperlukan
harus dilakukan dengan memakai sekop bukan perlengkapan perata ( rakes).
Pekerja tidak boleh menginjak hamparan beton yang masih baru dengan
memakai sepatu yang dilekati oleh tanah atau kotoranlainnya.
Bilamana beton yang dicor bersambungan dengan lajur perkerasan yang telah
selesai terlebih dahulu, dan peralatan mekanik harus dioperasikan di atas lajur
tersebut, kekuatan beton lajur itu harus sudah mencapai sekurang-kurangnya
90% dari kekuatan yang ditentukan untuk beton 28 hari. Bilamana hanya
peralatan penyelesaian yang akan melewati lajur yang ada, penghamparan pada
lajur yang bersebelahan dapat dilakukan setelah umur beton tersebut mencapai
3hari.
Beton harus dipadatkan secara merata pada tepi dan sepanjang acuan,
sepanjang dan pada kedua sisi setiap sambungan, dengan menggunakan
vibrator yang dimasukkan ke dalambeton. Vibrator tidak boleh menyentuh
langsung perlengkapan sambungan atau sisi acuan. Vibrator tidak boleh
digunakan lebih dari 5 detik pada setiap tempat.
Beton harus dituangkan sedekat mungkin dengan sambungan ekspansi dan
sambungan kontraksi tanpa merusaknya, tetapi tidak dituangkan langsung dari
corong curah atau penampung ( hopper) ke arah perlengkapan sambungan
kecuali jika penampung (hopper) tersebut telah ditempatkan sedemikian rupa
sehingga penumpahan beton tidak menggeser posisi sambungan.
Ceceran beton yang tertumpah pada permukaan beton yang telah selesai
dihampar harus disingkirkan dengan cara yang disetujui.
Pemasangan BajaTulangan
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
27
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI
Setelah beton dituangkan, beton harus dibentuk agar memenuhi penampang
melintang yang ditunjukan dalam Gambar. Bilamana perkerasan beton
bertulang dihampar dalam dua lapis, lapis bawah harus digetar dan dipadatkan
sampai panjang dan kedalaman tertentu sehingga anyaman kawat baja atau
hamparan baja tulangan dapat diletakkan di atas beton dengan tepat. Baja
tulangan harus langsung diletakkan di atas hamparan beton tersebut, sebelum
lapisan atasnya dituangkan, digetar dan dihampar. Lapis bawah beton yang
sudah dituang lebih dari 30 menit tanpa diikuti penghamparan lapis atas harus
dibongkar dan diganti dengan beton yang baru atas biaya Penyedia Jasa.
Bilamana perkerasan beton dibuat langsung dalam satu lapisan, baja tulangan
harus diletakkan dengan kaku sebelum pengecoran beton, atau dapat dihampar
pada kedalaman sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar pada beton
yang masih dalam tahap plastis, setelah terhampar, dengan memakai peralatan
mekanik atauvibrator.
Sambungan antara anyaman kawat baja, kawat baja pertama dari anyaman
kawat baja harus berada pada anyaman kawat baja yang lengkap sebelumnya,
dan bagian yang tumpang tindih (overlap) tidak kurang dari 450mm.
Baja tulangan harus bebas dari kotoran, minyak, cat, gemuk, dan karat yang
akan mengganggu kelekatan baja dengan beton.
Penyelesaian denganMesin
Beton harus didistribusi atau disebar sesegera mungkin setelah beton dicor,
dibentuk dan diratakan dengan mesin pembentuk ( finishing machine). Mesin
harus melintas setiap bagian permukaan jalan beberapa kali dengan interval
yang diperlukan untuk memperoleh kepadatan yang sebagimana mestinya dan
menghasilkan tekstur permukaan yang rata. Operasi yang berlebihan diatas
permukaan beton harus dihindarkan. Bagian atas acuan harus tetap bersih dan
gerakan mesin di atas acuan harus dijaga agar jangan sampai bergetar, goyah
atau getaran lainnya yang cenderung mempengaruhi presisiakhir.
Pada lintasan pertama mesin pembentuk ( finishing machine), beton di depan
screed harus dibuat rata pada keseluruhan jalur yang dikerjakan.
Penyelesaian DenganTangan
Bila perkerasan beton relatif kecil atau bentuknya tidak beraturan, atau dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan jika tempat kerja sangat terbatas untuk
dilaksanakan dengan metode seperti yang disebutkan dalam Pasal 5.3.5.5 di
atas, beton harus didistribusi dan dihampar dengan tangan tanpa segregasi atau
pra-pemadatan.
Beton yang dipadatkan dengan balok vibrator harus digetar sampai level tertentu
sehingga setelah kandungan udara dibuang melalui pemadatan, permukaan
beton lebih tinggi dari pada acuan samping. Beton harus dipadatkan dengan
balok pemadat dari baja atau dari kayu keras beralas baja dengan lebar tidak
kurang dari 75 mm, tinggi tidak kurang dari 225 mm, dan daya penggerakannya
tidak kurang dari 250 watt per meter lebar perkerasan beton. Balok diangkat
dan digerakkan maju sedikit demi sedikit dengan jarak tidak lebih dari lebar
balok. Sebagai alternatif, pemadat vibrasi berbalok ganda dengan daya yang
sama dapat juga digunakan. Bilamana ketebalan beton melebihi 200 mm, atau
bila diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, untuk menyempurnakan pemadatan
dapat dilakukan vibrasi internal tambahan pada seluruh lebar perkerasan.
Setelah setiap 1,5 m panjang perkerasan beton dipadatkan, balok vibrasi harus
dikembalikan sejarak 1,5 m untuk mengulang lagi dengan pelan-pelan pada
permukaan yang sudah dipadatkan itu untuk memperhaluspermukaan.
Permukaan beton kemudian harus diratakan dengan paling sedikit 2 kali lintasan
mistar lurus pengupas dengan panjang pisau tidak kurang dari 1,8 m. Bilamana

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


28
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

permukaan beton koyak karena mistar lurus (straight-edge), karena permukaan


tidak rata, balok vibrasi harus digunakan lagi, lalu diikuti lagi dengan mistar lurus
pengupas.
Penghamparan perkerasan beton bertulang harus dilaksanakan dalam dua lapis,
lapis pertama harus dihamparkan, dibentuk dan dipadatkan sampai level
tertentu sehingga baja tulangan setelah terpasang mempunyai tebal pelindung
yang cukup. Segera setelah pemasangan baja tulangan maka lapis atas beton
harus dituangkan dan diselesaikan.
Penyetrika(Floating)
Setelah dibentuk dan dipadatkan, selanjutnya beton harus diperhalus, diperbaiki
dan dipadatkan lagi dengan bantuan alat-alat penyetrika, dengan salah satu
metode berikut ini.
MetodaManual
Penyetrika memanjang yang dioperasikan manual dengan panjang tidak kurang
dari 350 mm dan lebar tidak kurang dari 150 mm, dilengkapi dengan pengaku
agar tidak melentur atau melengkung. Penyetrika memanjang dioperasikan dari
atas jembatan yang dipasang membentang di kedua sisi acuan tapi tanpa
menyentuh beton, digerakkan seperti gerakan menggergaji, sementara
penyetrika selalu sejajar dengan garis sumbu jalan ( centreline), dan bergerak
berangsur-angsur dari satu sisi perkerasan ke sisi lain. Gerakan maju sepanjang
garis sumbu jalan harus berangsur- angsur dengan pergeseran tidak lebih dari
setengah panjang penyetrika. Setiap kelebihan air atau cairan harus dibuang ke
luar sisi acuan pada setiap lintasan.
MetodaMekanik
Penyetrika mekanik harus dari rancangan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan
harus dalam keadaan dapat dioperasikan dengan baik. Penyetrika harus
disesuaikan dengan akurat terhadap punggung jalan yang dikehendaki dan
disesuaikan dengan mesin penyelesaian melintang ( transverse finishing
machine).
Sebagai alternatif dari penyetrika mekanis yang disebutkan diatas, Penyedia Jasa
dapat menggunakan mesin yang mencakup pemotong, penyetrika dan
penghalus, yang dipasang pada dan dikendalikan melalui rangka yang kaku.
Rangka ini dijalankan dengan alat beroda 4 atau lebih, yang bertumpu pada
acuan samping.
Bilamana diperlukan, setelah penyetrikaan dengan salah satu metode di atas,
untuk menutup dan menghaluskan lubang-lubang pada permukaan beton dapat
digunakan penyetrika dengan tangkai yang panjang, dengan panjang pisau tidak
kurang dari 1,5 m dan lebar 150 mm. Penyetrika bertangkai ini tidak boleh
digunakan pada seluruh permukaan beton sebagai pengganti atau pelengkap
salah satu metode penyetrikaan di atas. Bila pembentukan dan pemadatan
dikerjakan tangan dan punggung jalan tidak mungkin dikerjakan dengan
penyetrika longitudinal, permukaan harus digaru secara melintang dengan
penyetrika bertangkai. Perhatian khusus harus diberikan pada punggung jalan
selama operasi penyetrikaan ini. Setelah penyetrikaan, setiap kelebihan air dan
sisa beton yang ada di permukaan harus dibuang dari permukaan perkerasan
dengan mistar lurus pengupas sepanjang 3,0 m atau lebih. Setiap geseran harus
dilintasi lagi dengan setengah panjang mistar lurus pengupas.

Memperbaiki Permukaan
Setelah penyetrikaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih
plastis, bagian-bagian yang ambles harus segera diisi dengan beton baru,
dibentuk, dipadatkan dan diselesaikan (finishing) lagi. Lokasi yang menonjol
harus dipotong dan diselesaikan (finishing) lagi. Perhatian khusus harus
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
29
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

diberikan untuk memastikan bahwa permukaan sambungan memenuhi kerataan


yang disyaratkan. Perbaikan permukaan harus dilanjutkan sampai seluruh
permukaan didapati bebas dari perbedaan tinggi pada permukaan dan
perkerasan beton memenuhi kelandaian dan penampang melintang
yangdiperlukan.
Perbedaan tinggi permukaan menurut pengujian mistar lurus ( straightedge)
tidak boleh melebihi toleransi yang ditentukan dalam Pasal 5.3.5.12 dari
Spesifikasi ini.

MembentukTepian
Segera setelah beton dibentuk dan dipadatkan, tepi perkerasan beton di
sepanjang acuan dan pada sambungan harus diselesaikan dengan perkakas
(edging tool) untuk membentuk permukaan seperempat lingkaran yang halus
dengan radius tertentu, bilamana tidak ditentukan lain pada Gambar, adalah 12
mm.
PenyelesaianPermukaan
Setelah sambungan dan tepian selesai dikerjakan, dan sebelum bahan perawat
pada permukaan perkerasan beton digunakan, permukaan beton harus
dikasarkan dengan disikat sejajar dengan garis sumbu (centreline)jalan.
Pengkasaran ini dilakukan dengan menggunakan sikat kawat dengan lebar tidak
kurang dari 450 mm. Sikat tersebut harus terdiri dari dua baris kawat dengan
panjang kawat 100 mm dan ukuran kawat 32 gauge serta jarak kawat as ke as
adalah 25 mm. Kedua baris kawat harus mempunyai susunan berselang-seling
sehingga jarak kawat pada baris kedua dengan kawat pada baris pertama adalah
12,5 mm. Masing-masing baris harus mempunyai
14 kawat dan harus diganti bila panjang kawat terpendek telah mencapai 90
mm. Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 0,75 mm.
Survei ElevasiPermukaan
Dalam 24 jam setelah pengecoran, Penyedia Jasa harus melakukan survei
elevasi permukaan dari lapis permukaan dan tebal lapisan.
Elevasi setiap titik dari lapis permukaan Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus tidak
boleh berbeda lebih dari 10 mm dibawah atau 10 mm diatas elevasi rancangan
(-10, +10 mm)dan untuk Perkerasan Beton Semen juga tidak boleh berbeda
lebih dari 10 mm dibawah atau 10 mm diatas elevasi rancangan (-10, +10 mm).
Lapis Pondai Bawah Beton Kurus harus mempunyai lereng melintang sama
dengan lereng melintang rancangan dengan toleransi ± 0,3 %.
MengujiPermukaan
Begitu beton mengeras, permukaan Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus atau
Perkerasan Beton Semen harus diuji dengan memakai mistar lurus ( straight-
edges) sepanjang 3,0 m. Lokasi yang menunjukan ketinggian lebih dari 3 mm
tapi tidak lebih dari 12,5 mm sepanjang 3,0 m, itu harus ditandai dan segera
diturunkan elevasinya dengan gurinda yang telah disetujui, sampai elevasinya
tidak melampaui 3 mm bilamana diuji ulang dengan mistar lurus sepanjang 3,0
m. Bilamana penyimpangan penampang melintang terhadap yang semestinya
malampaui 12,5 mm, perkerasan beton harus dibongkar dan diganti oleh
Penyedia Jasa atas biaya sendiri.
Setiap lokasi atau ruas yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3,0 m
panjangnya atau tidak boleh kurang dari lebar lajur yang terkena
pembongkaran. Bilamana diperlukan dalam membongkar dan mengganti suatu
bagian perkerasan, setiap bagian yang tersisa dari pembongkaran perkerasan
beton dekat sambungan yang panjangnya kurang dari 3,0 m, harus ikut
dibongkar dandiganti.
Perawatan(Curing)

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


30
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Permukaan Perkerasan Beton Semen yang terekspos harus segera dirawat


dengan penyemprotan bahan perawat yang disetujui, sesuai dengan Pasal
5.3.2.8 dari Spesifikasi ini, disemprot segera setelah permukaan tersebut selesai
dikasarkan dengan sikat sesuai dengan kondisi berikut ini :
Bahan perawatan harus dalam bentuk lapisan yang menerus dan tak terputus,
dan disemprotkan dengan merata dalam 2 kali penyemprotan:
i) Pertama-tama dalam waktu 15 menit setelah kondisi air permukaan “tidak
begitu mengkilap”,dan
ii) Yang kedua 10 sampai 30 menit setelah itu atau sebagaimana disarankan
pabrikpembuatnya.
Pada permukaan dengan acuan tetap, penyemprotan pertama haruslah
dalam 30 menit setelah penggarukan dan yang kedua haruslah 15 sampai
45 menit sesudahnya.
Alat penyemprot yang dapat beroperasi penuh merupakan prasyarat untuk
penghamparanperkerasan.
Masing-masing penyemprotan harus dengan kadar yang sesuai dengan
sertifikat pengujian untuk perawatan yang efisien, harus memenuhi nilai
minimum 0,20 ltr/m2, kecuali bahwa:
Untuk lokasi yang disemprot selain dengan alat penyemprot mekanik, kadar
penyemprotan harus lebih tinggi 25% dari kadar yang disebutkan dalam
sertifikat
pengujian untuk perawatan yang efisien, harus memenuhi nilai minimum 0,20
ltr/m2. Lokasi ini termasuk permukaan untuk sambungan dan ruas-ruas dengan
tepi acuan bergerak yang ditunjang oleh acuan sementara pada saat
penyemprotanawal.
Setiap ruas yang penyemprotannya tidak memenuhi syarat harus disemprot
ulang dalam waktu 6 (enam) jam dengan kadar penyemprotan yang telah diuji
tidak kurang dari kekurangan dua kali penyemprotansemula.
Lapisan perawatan harus dipertahankan utuh dalam bentuk selaput
(membrane) yang menerus dan tidak patah sampai kekuatan lapangan sebesar
300 kg/cm2dicapai. Setiap kerusakan selaput perawatan (curing membrane)
harus diperbaiki dengan penyemprotan manual pada lokasi yangcacat.
Lagi pula, setiap Perkerasan Beton Semen Portland yang telah mengeras dengan
umur kurang dari 7 hari yang bersebelahan dengan perkerasan yang akan
dihampar harus disemprot ulang dengan satu kali penyemprotan dengan
panjang minimum 7 m dan diperluas ke lokasi yang sering dilalui orang selama
pengecoran pada sambungan konstruksi.
Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus yang saat selesai dikerjakan harus segera
dirawat paling tidak sampai 70% kekuatan yang disyaratkan tercapai. Perawatan
permukaan harus dilaksanakan dengan salah satu metoda berikut:
a) Penutupan dengan lembaran plastik yang kedap sampai lapis perkerasan
berikutnya dihampar, tertambat kokoh terhadap tiupan pada permukaan dan
mempunyai sambungan tumpang tindih sekurang-kurangnya 300 mm dan
dipasang sedemikian hingga kadar air di bawahnya tidak menguapkeluar.
b) Seluruh permukaan disemprot dengan merata dengan bahan perawatan
berpigmen putih.
c) Pengabutan yang berkesinambungan menutup seluruh permukaan dan
mempertahankan kondisi kadar air yang permanen selama seluruh durasi
perioda perawatan. Perawatan dengan pembasahan yang sebentar-sebentar
tidak dapat diterima.
Membongkar Acuan
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
31
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Kecuali bila ditentukan lain, acuan tidak boleh dibongkar dari beton yang baru
dicor sebelum mencapai waktu paling sedikit 12 jam. Acuan harus dibongkar
dengan hati-hati agar tidak rusak perkerasan beton. Setelah acuan dibongkar,
bagian sisi perkerasan beton harus dirawat ( curing) sesuai dengan Pasal
5.3.5.13 diatas.
Lokasi keropos yang kecil harus dibersihkan, dibasahi dan ditambal dengan
adukan semen kental dengan perbandingan 1 semen dan 2 agregat halus.
Penambalan tidak boleh dilakukan sampai lokasi yang keropos diperiksa dan
metoda penambalan disetujui Direksi Pekerjaan.
Lokasi yang banyak keroposnya dianggap pekerjaan yang cacat mutu dan harus
dibongkar dan diganti. Setiap lokasi atau ruas yang dibongkar tidak boleh
kurang dari 3,0 m panjangnya atau kurang dari lebar seluruh lajur yang terkena
pembongkaran. Bilamana diperlukan dalam membongkar dan mengganti suatu
bagian perkerasan, setiap bagianyang tersisa dari pembongkaran perkerasan
beton dekat sambungan yang panjangnya kurang dari 3,0 m, harus ikut
dibongkar dan diganti.
Panjang Percobaan
Penyedia Jasa harus menyediakan instalasi, peralatan dan menunjukkan metode
pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan percobaan penghamparan dengan
panjang tidak kurang dari 30 m di lokasi yang disediakan oleh Penyedia Jasa di
luar daerah kerja permanen. Percobaan tambahan dapat diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan, bilamana percobaan pertama dinilai tidak memenuhi
ketentuan.
Setelah percobaan pertama disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka percobaan
sepanjang minimum 150 m tetapi tidak lebih dari 300 m harus dilakukan di
daerah kerja permanen. Pekerjaan ini harus menunjukkan seluruh aspek
pekerjaan dan harus mencakup setiap tipe sambungan yang digunakan dalam
Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan, paling lambat satu
bulan sebelum tanggal pelaksanaan percobaan pertama, uraian terinci tentang
instalasi, peralatan dan metode pelaksanaan pekerjaan. Perubahan pada
instalasi tidak diperkenankan baik selama percobaan penghamparan ini atau bila
perkerasan beton sedang dihampar di daerah kerja permanen.
Penyedia Jasa tidak boleh melanjutkan menghamparkan perkerasan beton
sebagai pekerjaan permanen sebelum mendapt persetujuan terhadap hasil
percobaan, atau mendapat ijin dari Direksi Pekerjaan untuk melaksanakan
percobaan penghamparan lanjutan.
Agar percobaan penghamparan lanjutan disetujui, panjang jalan harus
memenuhi Spesifikasi tanpa ada pekerjaan perbaikan.
Bilamana hasil percobaan penghamparan lanjutan tidak memenuhi Spesifikasi,
Penyedia Jasa harus menyiapkan lokasi percobaan yang lain. Percobaan
penghamparan yang memenuhi Spesifikasi harus dibongkar, kecuali bila
ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan.
Percobaan penghamparan di luar lokasi kerja permanen mungkin tidak
diperlukan bilamana jumlah pekerjaan perkerasan beton sangat terbatas, seperti
di tempat pemberhentian bus dan sebagainya. Kebutuhan percobaan
penghamparan semata-mata atas petunjuk DireksiPekerjaan.
Perlindungan Terhadap Perkerasan
Penyedia Jasa harus melindungi perkerasan dan perlengkapannya dari lalu lintas
umum dan lalu lintas proyek. Perlindungan ini meliputi penyediaan tenaga
pengatur lalu lintas, pemasangan dan pemeliharaan rambu peringatan, lampu
penerangan, jembatan diatas perkerasan beton, atau jalan alih, dan sebagainya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


32
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Setiap kerusakan pada perkerasan, yang terjadi sebelum persetujuan akhir,


harus diperbaiki atau diganti, sebagaimana yang diperintahkan oleh
DireksiPekerjaan
Pembukaan Terhadap Arus Lalu Lintas
Direksi Pekerjaan harus menentukan kapan Perkerasan Beton Semen dapat
dibuka untuk lalu lintas. Perkerasan beton tidak boleh dibuka untuk lalu lintas
sebelum hasil pengujian terhadap benda uji yang dicetak dan dirawat sesuai
dengan SNI 03-4810-1998 mencapai kuat tekan silinder minimum atau kuat
lentur minimum pada umur 28 hari masing-masing sebesar K350 (fc’ 30 MPa)
and K45 (fc’ 4 MPa). Bilamana pengujian belum dilakukan, perkerasan beton
tidak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum 14 hari saat beton dihamparkan.
Sebelum dibuka untuk lalu lintas, perkerasan beton harus dibersihkan dan
penutup (sealing) sambungan harus telah selesai dikerjakan.
Baik peralatan maupun lalu lintas, termasuk kendaraan proyek tidak
diperkenankan melewati permukaan Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus yang
telah selesai sampai beton tersebut mencapai paling tidak 70% dari kekutan
yang disyaratkan.
Setelah periode perawatan maka peralatan dan kendaraan yang diperlukan
untuk pekerjaan lanjutan diperkenankan melewati permukaan Lapis Pondasi
Bawah Beton Kurus.
Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus harus dipelihara sebagaimana mestinya
sebelum lapis perkerasan berikutnya dihampar. Setiap kerusakan sebagai akibat
dari sebab apapun harus diperbaiki dengan penggantian lokasi yang
bersangkutan dengan biaya Penyedia Jasa.
Toleransi Ketebalan Perkerasan
Tebal perkerasan beton aktual umumnya akan ditentukan dengan perbedaan
elevasi hasil survei sebelum dan sesudah perkerasan beton semen dicor.
Bilamana setiap lokasi yang tebal betonnya berbeda dengan yang dihitung dari
dua kali survei elevasi, Direksi pekerjaan dapat meminta pengambilan benda uji
inti untuk menetapkan tebal beton aktual pada lokasi tersebut. Bilamana
pengambilan benda uji inti ini diperlukan, tebal perkerasan pada lokasi ini
ditentukan dari hasil rata-rata pengukuran dengan sigmat terhadap benda uji inti
yang diambil sesuai dengan SNI03-6969-2003.
Dalam perhitungan tebal rata-rata perkerasan, pengukuran yang melampaui
lebih dari 5 mm dari tebal yang disyaratkan akan dipandang sebagai tebal yang
disyaratkan ditambah 5 mm.
Lokasi yang kurang sempurna dengan kekurangan tebal yang lebih dari 12,5 mm
akan dievaluasi oleh Direksi Pekerjaan, dan jika keputusannya terhadap lokasi
yang kurang sempurna ini memerlukan pembongkaran, maka perkerasan
tersebut harus dibongkar dan diganti dengan beton yang tebalnya sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam Gambar.
Pengukuran untukPembayaran
Kuantitas yang dibayar dengan mata pembayaran tersebut di bawah ini adalah
jumlah meter kubik Perkerasan Beton Semen, Perkerasan Beton Semen dengan
Anyaman Tulangan Tunggal dan Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus dan
Penyesuaian Harga pada pekerjaan yang telah selesai di tempat untuk pekerjaan
permanen dan disetujui. Lebar yang diukur adalah lebar perkerasan yang
ditunjukkan dalam penampangan melintang tipikal dalam Gambar. Lokasi-lokasi
tambahan seperti jalur ramp, atau sebagaimana diperintahkan tertulis oleh
Direksi Pekerjaan. Panjang haruslah sebagaimanayangditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diukur oleh Direksi Pekerjaan, yaitu sepanjang
garis sumbu setiap badan jalan. Tebal haruslah tebal rancangan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


33
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Sambungan, ruji (dowel), batang pengikat (tie bar) dan baja tulangan yang
diperlukan untuk pekerjaan dalam Seksi ini tidak boleh diukur terpisah untuk
pembayaran
Perkerasan hasil percobaan penghamparan yang dilaksanakan di luar daerah
pekerjaan permanen tidak boleh diukur untuk pembayaran.
Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi pada
Perkersan Beton Semen Portland harus dilakukan sesuai dengan berikut ini:
KetebalanKurang
Bilamana tebal rata-rata Perkerasan Beton Semen untuk setiap seksi/ruas
tebalnya kurang sampai lebih dari 5 mm, tetapi tidak lebih dari 12,5 mm, suatu
pemotongan akan dilakukan, ditentukan sebagai produksi dari kuantitas
rancangan Perkerasan Beton Semen atau Perkarasan Beton Semen dengan
Anyaman Tulangan Tunggal pada seksi/ruas ini, pengurangan dilakukan dengan
Tabel berikut ini :

Tabel 7.4.2 (10) Kekurangan Tebal Perkerasan Beton

Kekurangan Tebal rata-


rata ditentukan dengan
benda uji inti atau survey Pengurangan (persen Harga
elevasi dalam seksi/ruas Satuan)
tersebut
0 to 5 mm 0 persen
6 to 8 mm 20 persen
9 to 10 mm 28 persen
11 to 12,5 mm 32 persen
>12,5 mm Baik dibongkar maupun
ditinggal tanpa pembayaran

Bilamana kekurangan tebal perkerasan lebih dari 12,5 mm dan ditetapkan oleh
Direksi Pekerjaan bahwa lokasi yang kurang sempurna tersebut tdak perlu
dibongkar dan diganti, maka tidak ada pembayaran untuk lokasi yangditinggal.
Tidak ada pembayaran tambahan yang dilakukan atau tambahan kuantitas yang
diukur untuk setiap tebal perkerasan yang melampaui tebal yang ditunjukkan
dalam Gambar.
KekuatanKurang
Jika kekuatan yang memenuhi perkerasan beton dalam setiap seksi/ruas tidak
tercapai, tetapi semua aspek lainnya memenuhi spesifikasi, Direksi Pekerjaan
dapat, menurut pendapatnya menerima perkerasan beton tersebut dengan
penyesuaian berikut :
Jika kuat tekan silider dalam 28 hari untuk setiap seksi/ruas kurang dari 90%
dari kuat tekan beton minimum yang disyaratkan maka seksi/ruas yang diwakili
pengujian silinder ini harus dibongkar dan diganti.
Beton dengan kuat tekan silinder dalam 28 hari antara 90 dan 100% dari kuat
tekan beton minimum yang disyaratkan dapat diterima dengan pengurangan 4%
Harga Satuan untuk Perkerasan Beton Semen untuk setiap 5 kg/cm 2, atau
bagian daripadanya, kekurangan kekuatan terhadap kekuatan rancangan dalam
seksi/ruas tersebut terhadap Harga Satuan.
DasarPembayaran
Umum
Kuantitas Perkerasan Beton Semen, Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman
Tulangan Tunggal dan Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus yang diterima
ditentukan sebagaimana disyaratkan diatas akan dibayar dengan harga kontrak
per meter kubik dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
34
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

penuh untuk pengadaan dan pengecoran semua bahan, termasuk, tidak


dibatasi, beton semen portland, baja tulangan, acuan, ruji ( dowel), batang
pengikat (tie bar), bahan sambungan dan lembar membrane, panjang
percobaan yang dilakukan, pengambilan benda uji inti untuk penyesuaian harga,
dan semua bahan, pekerja, peralatan dan keperluan lainnya untuk
menyelesaikan pekerjaan sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar atau
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Penyesuaian Harga
Jumlah penyesuaian akan dihitung oleh Direksi Pekerjaan untuk setiap seksi/ruas
Perkerasan Beton Semen yang tunduk terhadap kekuatan dan tebal yang
disyaratkan. Jumlah dari semua penyesuaian tersebut akan ditetapkan dan
tercakup dalam Sertifikat Pembayaran sebagai pengurangan terhadap mata
pembayaran terkait.

17.5. TAMAN
17.5.1. Perkerasan Blok Beton Pada Trotoar
Blok Beton (PavingBlock)
Blok beton (paving block) pracetak untuk trotoar dan median harus setebal 60 mm
dengan derajat mutu perkerasan yang saling mengunci (interlocking) sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar dan harus merupakan mutu terbaik yang dapat
diperoleh secara lokal dan menurut suatu pola yang dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan. Blok beton tersebut minimum harus dibuat dari beton K175(fc’15MPa).
LandasanPasir
Pasir yang digunakan untuk meratakan elevasi permukaan yang akan dipasang
blok beton dan kerb pracetak dan untuk membentuk landasan harus memenuhi
ketentuan yang disyaratkan.
Pemasangan BlokBeton
Trotoar dan median baru, demikian pula trotoar dan median lama tanpa blok
beton, akan dipasang dengan blok beton dari jenis yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Perkerasan Blok Beton (pavingBlock)
Perkerasan blok beton harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya. Pada umumnya blok beton harus dipasang di atas landasan pasir
dengan tebal gembur sekitar 60 – 70 mm dan dipadatkan dengan menggunakan
sebuah mesin penggetar (berbentuk) pelat yang menyebabkan pasir dapat
memasuki celah-celah di antara blok beton sehingga membantu proses saling
mengunci (interlocking) dan pemadatan. Percobaan pemadatan harus dilakukan
dengan berbagai ketebalan gembur pasir, sebelum pekerjaan pemadatan ini
dimulai, untuk menentukan ketebalan gembur yang diperlukan dalam mencapai
ketebalan padat 50 mm. Perkerasan blok beton tidak boleh diisi dengan adukan
semen.
PenyelesaianAkhir
Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang
rata tanpa adanya blok beton yang menonjol atau terbenam dari elevasi
permukaan rata-rata lebih dari 6 mm, yang diukur dengan mistar lurus 3 m pada
setiap titik di atas permukaan blok beton tersebut. Semua sambungan harus rapi
dan rapat, tanpa adanya adukan atau bahan lainnya yang menodai atau
mencoreng permukaan yang telah selesai dikerjakan. Perkerasan blok beton harus
mempunyai lereng melintang minimum4%.
Perpotongan Dengan JalurKendaraan
Pada perpotongan dengan jalur kendaraan, suatu bagian blok beton pada trotoar
yang lebih rendah atau yang dimodifikasi harus dipasang sesuai dengan yang

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


35
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi


Pekerjaan.
Pemotongan BlokBeton
Blok beton harus dipotong dengan mesin potong (cutter machine) untuk menye-
suaikan penghalang berbentuk bulat seperti tiang atau pohon, antara kerb dan tepi
blok beton, dansebagainya.

17.5.2. Penghijauan (PenanamanKembali)


Persiapan Lokasi danPembersihan
Setelah lokasi penanaman kembali diratakan, permukaan tersebut harus digaru
dan dibersihkan dari batu yang berdiameter lebih dari 5 cm, kayu, tonggak dan
puing-puing lainnya yang bisa mempengaruhi pertumbuhan rumput, atau
pemeliharaan berikutnya pada permukaan yang telah ditanami rumput.

Lapisan Humus (TopSoil)


Bilamana lapisan humus ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan lain oleh
Direksi Pekerjaan, lapisan humus tersebut harus dikerjakan menurut ketentuan
yang disyaratkan. Lapisan humus harus dihampar merata di atas lokasi yang
ditetapkan sampai ke dalaman yang ditunjukkan dalam Gambar atau tidak
kurang dari 8 cm. Penghamparan lapisan humus tidak boleh dilakukan bila tanah
lapang atau lapisan humus terlalu basah atau bilamana dalam kondisi yang
kurang meng-untungkan pekerjaan.
Penggunaan Pupuk dan BatuKapur
Bila diperlukan, pupuk dan/atau batu kapur harus ditabur merata kurang dari 5
kg per 100 meter persegi untuk pupuk, dan 20 kg per meter persegi untuk batu
kapur. Bilamana diperintahkan oleh Direski Pekerjaan, bahan-bahan tersebut
harus tercampur dengan tanah pada ke dalaman tidak kurang dari 5 cm dengan
menggunakan cakram, garu atau cara lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pada lereng yang curam dimana peralatan mekanis tidak dapat digunakan
secara efektif, maka pupuk maupun batu kapur dapat disebar dengan alat
penyemprot bubuk (powder sprayer), alat bertekanan udara (blower equipment)
atau cara lain yang disetujui oleh DireksiPekerjaan.

Tanaman
Pepohonan harus ditanam selama musim yang dapat memberikan hasil yang
diharapkan. Pada musim kering, angin kencang, atau kondisi yang tidak
menguntungkan lainnya, pekerjaan penanaman harus dihentikan sebagai-mana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan penanaman dapat
dilanjutkan hanya bilamana kondisi cuaca menjamin atau bilamana terdapat
alternatif yang disetujui atau pengamatan yang benar telah dilaksanakan.
i) Semak/Perdu
Semak harus ditanam pada lubang yang minimum berukuran 60 cm x 60 cm
dan ke dalaman 60 cm dengan jarak tanam seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. Tanah
humus harus ditempatkan di sekitar akar tanaman sampai kokoh tetapi tidak
terlalu padat. Elevasi akhir tanah untuk penimbunan kembali harus 5 cm di
atas permukaan sekitarnya untuk mengantisipasi penu-runan tanah.
ii) Pohon
Pohon harus ditanam pada lubang yang minimum berukuran 2 m x 2 m
dengan ke dalaman 1 m. Diamater pohon harus dalam rentang 8 sampai 20
cm. Persiapan harus dibuat untuk pematokan dan pengikatan yang benar
pada tanaman yang baru ditanam..

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


36
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Perabukan danPemadatan
Setelah penanaman selesai dikerjakan dan sebelum pemadatan, permukaan
harus dibersihkan dari bebatuan berdiameter lebih dari 5 cm; kain-kain bekas
yang lebar; akar-akar dan sampah-sampah lain selama operasi penanaman.
Bilamana perabukan ditunjukkan dalam Gambar, lokasi yang ditanami harus
diberi rabuk dalam 24 jam sejak penanaman selesai dikerjakan, bilamana cuaca
dan kondisi tanah mengijinkan, atau dalam waktu yang lebih awal yang
memungkinkan.

Pemeliharaan DaerahPenanaman
Penyedia Jasa harus melindungi lokasi yang ditanami dari gangguan lalu lintas,
angin kencang dan gangguan lainnya yang merugikan dengan rambu
peringatan dan/atau barikade atau penghalang lainnya yang memadai dan
disetujui DireksiPekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyiangi sebagaimana diperlukan dan juga memelihara
lokasi yang telah ditanami dalam kondisi yang dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan.
Pengukuran untukPembayaran
Hanya stabilisasi dengan tanaman dan penghijauan (penanaman kembali) yang
akan diukur dan dibayar menurut Seksi dari Sepesifikasi ini. Semua drainase dan
pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus diukur dan dibayar menurut Divisi 2
dari Spesifikasi ini. Semua pekerjaan galian harus diukur dan dibayar menurut Seksi
3.1, sementara itu bahan timbunan harus diukur dan dibayar sebagai timbunan
pilihan menurut Seksi 3.2 dari Sepesifikasiini.
Kuantitas Stabilitas Dengan Tanaman yang diukur untuk pembayaran haruslah luas
permukaan yang aktual ditanami, diukur dalam meter persegi, pada lereng yang
ditanami rumput atau bambu yang diterima Direksi Pekerjaan. Pupuk yang
digunakan tidak diukur tersendiri. Bilamana rumput dan bambu, keduanya
diperlukan untuk stabilisasi lereng, maka perhitungan untuk pembayaran harus
diduakali-lipatkan.
Kuantitas Penghijauan (Penanaman kembali) yang diukur untuk pembayaran
Semak/ Perdu haruslah luas aktual yang aktual ditanam dalam meter persegi,
dan untuk pembayaran pohon dalam jumlah pohon yang aktual ditanam di
lokasi penanaman yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan dalam keadaan hidup
dan sehat. Rabuk, pupuk, batu kapur dan tanah humus yang digunakan tidak
diukurtersendiri.
Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti disyaratkan di atas harus dibayar menurut Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah
dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana pembayaran tersebut
merupakan kompensasi penuh untuk semua bahan, pekerja, peralatan dan
perkakas, untuk penyiapan permukaan, penanganan, penanaman dan
pemeliharaan semua tanaman dan untuk biaya lainnya yang diperlukan untuk
pekerjaan penyelesaian yang sebagaimana mestinya seperti yang diuraikan dalam
Seksi ini.

17.6. PEKERJAAN PLANK NAMA KANTOR


17.6.1. Penggalian tanah& Pondasi
Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan menurut Kebutuhan Teknis dilapangan.
Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


37
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari


tergenangnya air pada dasar galian.
Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian
agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang cukup.
Semua tanah yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat
yang dianggap perlu dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang
bersih bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah
urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis diratakan dan dipadatkan.
Pekerjaan galian tanah untuk pondasi tidak boleh dimulai sebelum bouwplank
serta tanda tinggi dasar ± 0.00, sumbu dinding dan tiang disetujui oleh direksi.
Pekerjaan Urugan dan Pemadatan
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Bahan – Bahan
Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka maksimum 10 cm padat (
setelah disirami, diratakan dan dipadatkan ) di bagian atas dari urugan dibawah
plat-plat beton bertulang, beton rabat dan pondasi dangkal harus terdiri dari
urugan pasir padat.
Di bawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai adalah jenis tanah silty
clay yang bersih tanpa potongan – potongan, bahan – bahan yang bisa lapuk
serta bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana ukuran dari batu pecah
tersebut tidak boleh lebih besar dari 15 cm.
Konsultan Pengawas mengharuskan agar supaya semua urugan bahan keras
hanya terdiri dari mutu yang terbaik yang dapat diperoleh.
Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang
dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
17.6.2. Pekerjaan Beton
Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, pengadaan bahan material beserta
kelengkapan untuk konstruksi beton yang memadaiberikut pemasangan sesuai
dengan gambar dan Persyaratan Teknis ini.
Kontraktor diwajibkan mempersiapkan gambar kerja ( Shop drawing )berikut
rencana pengecorannya minimal 7 hari sebelum pekerjaan dimulai serta harus
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
Pengendalian Pekerjaan
Pekerjaan ini harus sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03, PUBB NI-3 tahun 1970,
NI-8 tahun 1964, PBI NI-2 tahun 1971 terutama mengenai :
1. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (PBI 1971 NI-2, Bagian II
Bab 3 Pasal 3.1 sampai dengan Pasal 3.9) ;
2. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton (PBI 1971 NI-2, Bagian II Bab 4-
5-6 seluruh pasal) ;
3. Syarat-syarat pekerjaan tulangan (PBI 1971 NI-2, Bagian IV Bab 8 seluruh
pasal).
Bahan-bahan

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


38
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Beton Site Mix dengan mutu beton kualitas K-225. Untuk beton Site Mix, bahan
Semen yang digunakan harus dari bahan yang bermutu baik dan disetujui oleh
Direksi dan Konsultan Pengawas.
Persyaratan Bahan :
a. Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk
penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum
mengeras sebagai atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan
dengan cara dan didalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air untuk
menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.
b. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan yang
tercantum didalam PBI 1971.
c. Split atau kerikil beton yang digunakan harus bersih dari segala macam
kotoran serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan
yang tercantum didalam PBI 1971 ( ukuran 2/3 dan ½ ).
d. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.

Split Pasir
% Lewat Ayakan % Lewat Ayakan
Ayakan Ayakan
( Berat Kering) ( Berat Kering)
30 mm 100 10 mm 100
25 mm 90 – 100 5 mm 90 – 100
15 mm 25 – 60 2.5 mm 80 – 100
5 mm 0 – 10 1.2 mm 50 – 100
2.5 mm 0–5 0.6 mm 25 – 60
0.3 mm 10 – 30
0.15 mm 10

Ukuran Maximum
Jumlah Air
Agregat (mm)
Total Semen
Kelas Perbandingan
Kg/m3
Kelas A Kelas B Berat Kg/m3 faktor air
semen
K 300 425 25.00 19.00 180 0.42
K 275 400 25.00 19.00 170 0.42
K 225 350 37.00 25.00 160 0.46

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


39
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

K 175 300 37.00 25.00 150 0.50


K 125 250 50.00 25.00 130 0.52
Beton Dalam 400 37.50 25.00 atau 210 0.525
Air 19.00

a. Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 (≥ Ø 12) dan U-39
menurut PBI 1971 yaitu baja lunak dengan tegangan leleh 1400 kg/cm2 dan
tegangan patah minimum 2400-5-6. Untuk mutu baja yang menggunakan U-
24 terdapat pada jenis tulangan ( polos ) dengan ≥ Ø 12, sedangkan
Untuk mutu baja yang menggunakan U-39 terdapat pada jenis tulangan(
ulir ) dengan Ø > 12 Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari
kotoran-kotoran (Lumpur, lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus
terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah
dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.Kualitas tulangan yang
akan digunakan sekualitas keluaran Pabrik Baja Krakatau Steel.
b. Bekisting
1. Semua pekerjaan bekisting menggunakan bahan terbuat dari Papan Kayu
Kls III dan Multiplexdengan ketebalan 9 mm. Balok-balok penyangga
berukuran 5/7 cm atau yang lebih dikenal dengan nama balok kaso,
sedangkan kayu yang digunakan adalah jenis kayu yang keras.
2. Pasangan bekisting harus rapi, cukup kuat dan kaku untuk menahan
getaran dan kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan
dan ketelitian pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah
bekisting dibongkar menghasilkan bidang beton yang rata.
3. Celah-celah antara cetakan harus rapat agar pada waktu mengecor air
tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting
harus bersih dari kotoran.
Pelaksanaan
a. Pekerjaan Persiapan
Membuat shop drawing dan mengkoordinasikan / melaporkan kepada
Konsultan Pengawas, untuk selanjutnya mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Perencana dan diketahui Pimpinan Proyek ;
Memeriksa kembali gambar serta perhitungan konstruksi yang dibuat oleh
Konsultan Perencana,jika terdapat hal yang dianggap meragukan serta
membahayakan, Kontraktor Pelaksana harus melaporkan kepada Konsultan
Pengawas yang selanjutnya akan dilanjutkan kepada Konsultan Perencana.
Sebelum ada kepastian dari kebenaran perhitungan tersebut, Kontraktor
Pelaksanatidak diijinkan meneruskan bagian pekerjaan tersebut.

b. Pekerjaan Penulangan
Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan
gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum di dalam PBI 1971
(Bab 5 pasal 3-4-5) ;
Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sengkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan penggetaran
berlangsung ;

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


40
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Rangka tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat jarak


bebas dari bekisting atau lantai kerja setebal/sejauh selimut beton yang
diperlukan ( antara 2 cm – 2,5 cm ).
c. Persiapan Pengecoran
Sebelum Pengecoran beton dilakukan, kontraktor wajib melaporkan kepada
konsultan pengawas untuk pemeriksaan ( berupa penggunann bahan
tulangan dan diminta persetujuannya untuk memulaipengecoran, hal ini
berlaku untuk semua pekerjaan beton bertulang.
Sekurang-kurangnya 10 ( sepuluh ) hari sebelum pengecoran yang pertama
Kontraktor sudah membuka kubus beton minimal 20 buah dan ditest pada
laboratorium tes yang sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas lapangan
untuk usia 7 ( tujuh ) hari.
Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan
kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20 cm, atas m = 10 cmdan tinggi m
= 30 cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebalnya dengan masing-masing tusuk dengan besi m =50 cm sebanyak 10
kali untuk tiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet. Setelah
muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut ditarik keatas
dan penurunan kerucut diukur terhadap tinggi semula.
d. Pengecoran
Pengecoran beton dapat dilakukan setelah :
i. Direksi / Pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui acuan /
bekisting yang dibuat
ii. Direksi / Pengawas Lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
pembesian yang akan di cor, dan harus bersih dari kotoran
iii. Direksi / Pengawas lapangan telah menerima Campuran Beton untuk
pengecoran.
Pemadatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar ( Vibrator
) dengan kondisi baik.
Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya Matahari, hujan maupun
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan untuk pengeringan
yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai berikut :
i. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan
tersebut di bongkar.
ii. Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14 hari terus menerus
setelah adukan beton cukup keras.
e. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti
petunjuk Konsultan Pengawas. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk
dibebani segera. Setelah cetakan dibongkar permukaan beton diperiksa, jika
terdapat permukaan yang cacat akibat pembungkaran bekisting maupun oleh
proses pengecoran maka kontraktor harus segera memperbaikinya.
Umumnya diperlukan waktu sekurang-kurangnya 4 ( empat ) hari sebelum
cetakan dibuka untuk bagian dinding-dinding yang tidak bermuatan dan
cetakan-cetakan lainnya sampai 7 ( tujuh ) hari untuk dinding-dinding pemikul
serta 21 (dua puluh satu) hari untuk pemikul beban dan plat lantai.
Bahan-bahan bekas cetakan yang sudah tidak digunakan lagi harus segera
dikumpulkan serta segera dkeluarkan dari lokasi agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
41
PEMBANGUNAN LANDSCAP KANTOR BUPATI MELAWI

Seluruh pekerjaan dan pembuatan dan pembongkaran bekisting harus sesuai


dengan PBI 1971.
17.6.3. Pekerjaan Pemasangan Huruf
Huruf yang akan dipasang dimensinya sesuai degan gambar rencana

Nanga Pinoh, Juni 2019


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN
PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

TRISNO YUWONO, SP
NIP. 19620215 198603 1 031

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


42

Anda mungkin juga menyukai