Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
“LINGKUNGAN DAN ETIKA BISNIS”
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Etika Bisnis di Politeknik Negeri Malang.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pada tugas laporan kami berikutnya. Terimakasih.

Malang, Maret 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... 1

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 3

1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................... 3

1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................. 3

1.3 TUJUAN PENULISAN ................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 5

2.1 PENGERTIAN .................................................................................. 5

2.2 PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS ................................................. 8

2.3 MACAM-MACAM BISNIS ........................................................... 10

2.4 HUBUNGAN BISNIS DAN LINGKUNGAN .............................. 12

2.5 LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL ...................... 14

2.5 HUBUNGAN LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL

DENGAN ORGANISASI .............................................................. 19

2.6 S.W.O.T........................................................................................... 19

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 23

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu organisasi tidak akan pernah lepas dari faktor-faktor lingkungannya.


Hal ini dikarenakan dalam menjalankan roda organisasi selalu mengalami
ketergantungan antar unsur - unsur yang ada di dalamnya. Setiap perubahan
dalam lingkungan bisnis yang bersifat mikro maupun makro akan berdampak
secara langsung maupun tidak langsung pada kehidupan organisasi.

Perusahaan harus mampu beroperasi secara optimal dalam kondisi


lingkungan yang hampir selalu mengalami perubahan setiap waktu. Ketika
pemerintah menetapkan mengurangi subsidi bahan bakar minyak tentunya akan
mempengaruhi harga jual barang itu secara langsung yang selanjutnya akan
dibebankan kepada konsumen. Harga jual yang tinggi menyebabkan menurunnya
penjualan dan produk menjadi kurang kompetitif. Jika perusahaan tidak dapat
meresponnya dengan baik akan berdampak buruk terhadap kondisi bisnis
usahanya. Begitupula ketika Serikat Pekerja melakukan demonstrasi besar-
besaran akan berdampak buruk terhadap operasional perusahaan. Meski demikian
banyak pula hal-hal positif bagi perusahaan yang berasal dari lingkungannya.
Seperti adanya kemajuan tekhnologi di bidang komputer dan IT yang membuat
operasional usaha menjadi lebih efisien.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diketahu permasalahan yang akan dibahas
dalam penulisan,sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Bisnis dan Lingkungan Bisnis dan Etika Bisnis?

3
2. Apa saja macam-macam bisnis?
3. Apa saja Prinsip – Prinsip Etika Bisnis?
4. Apa hubungan Bisnis dan Lingkungannya?
5. Apa itu lingkungan internal dan eksternal dalam bisnis?
6. Apa itu S.W.O.T ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari bisnis dan lingkungan bisnis.


2. Memahami macam-macam dari bisnis.
3. Mengerti hubungan bisnis dan lingkungan disekitarnya.
4. Memahami makna dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
5. Mengetahui SWOT dalam bisnis.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

A. Bisnis

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang
atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.
Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata
dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun
masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan.

Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh


pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan
kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis
mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka
berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya
bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua
anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem
sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah,
masyarakat umum, atau serikat pekerja.

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau


sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan
keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung
skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha,
yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari

5
laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor
pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas
merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia
barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang tepat masih
menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.

B. Lingkungan Bisnis

Lingkungan (environment) dapat diartikan keseluruhan unsur-unsur


yang dapat saling berhubungan dan saling mempengaruhi terhadap suatu
keadaan dan kegiatan tertentu. Lingkungan terdiri dari unsur fisik dan
nonfisik. Di dalam dunia bisnis, unsur fisik misalnya teknologi, kondisi alam
dan pemasok sedangkan unsur non fisik dapat berupa adat istiadat masyarakat,
kondisi ekonomi dan norma.

Bisnis (business) terdiri atas seluruh aktifitas dan usaha untuk mencari
keuntungan dengan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan bagi
sistem perekonomian. Inti dari setiap usaha bisnis adalah adanya pertukaran
antara pembeli dan penjual.

Dari kedua definisi diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa


pengertian Lingkungan Bisnis adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
secara langsung maupun tidak langsung terhadap manajemen organisasi atau
aktifitas usaha.

Lingkungan organisasi dapat dibedakan atas lingkungan eksternal dan


lingkungan internal. Lingkungan eksternal terdiri atas factor-faktor yang
mempengaruhi organisasi dari luar batas organisasi, sedangkan lingkungan
internal meliputi faktor-faktor yang ada di dalam organisasi yang berpengaruh
terhadap manajemen organisasi.

6
C. Pengertian Etika Bisnis
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-
cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Semua
keterkaitan ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil
(fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) tidak tergantung pada
kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis mengatur
tentang kebiasaan dan perilaku bisnis yang jujur dan berintegritas sedangkan
lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap
pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosio-psikologis.
Velasques (2002), etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan
mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar
moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Hill dan Jones (1998) menyatakan bahwa etika bisnis merupakan
suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan
pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan
untuk mengambil keputusan strategis yang terkaitdengan masalah moral yang
kompleks. Lebih jauh ia mengatakan, “Most of us already have a good sense
of what is right and what is wrong. We already know that is wrong to take
action that put the lives other risk” ("Sebagian besar dari kita sudah
memilikirasa yang baik dari apa yang benar dan apa yang salah. Kita sudah
tahu bahwa salah satu untuk mengambil tindakan yang menempatkan risiko
kehidupan yang lain.")
Etika bisnis berkaitan dengan lingkungan karena bisnis berada
dilingkungan. Etika bisnis dipengaruhi oleh lingkungan dan lingkungan juga
dipengaruhi oleh etika bisnis. Lingkungan disini dibagi menjadi Lingkungan
intern dan ekstern. Lingkungan intern ini dimungkinkan untuk dikendalikan
oleh para pelaku bisnis, sehingga dapat diarahkan sesuai dengan keinginan

7
perusahaan sedangkan lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang berada
diluar kegiatan bisnis yang tidak mungkin dapat dikendalikan begitu saja oleh
para pelaku bisnis sesuai dengan keinginan perusahaan. pelaku bisnislah yang
harus mengikuti ”kemauan” lingkungan ekstern, agar kegiatan bisnis bisa
”selamat” dari pengaruh lingkungan tersebut.
Hubungan etika bisnis dan lingkungan intern merupakan bentuk
pengendalian tindakan atau perilaku bisnis terhadap lingkungan disekitar
bisnis. Lingkungan intern meliputi tenaga kerja, peralatan dan lain-lain.
Lingkungan extern yang mempengaruhi etika dalam bisnis yaitu lingkungan
mikro dan lingkungan makro, lingkungan mikro yaitu pemerintah, pesaing,
publik, dan konsumen. Lingkungan makro yaitu demografi, sosial politik, dan
sosial budaya.
2.2 Prinsip – Prinsip Etika Bisnis
Beberapa contoh prinsip – prinsip etika dari beberapa sumber:
 Menurut Caux Round Table (Alois A. Nugroho,2001)
Merupakan suatu kombinasi yang dilandasi secara bersama oleh
konsep etika Jepang kyosei yang sifatnya lebih menekankan kebersamaan dan
konsep etika barat yang lebih menekankan pada penghormatan terhadap
martabat/nilai-nilai individu.
Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Caux Round Table adalah :
a. Tanggung jawab bisnis
Tujuan perusahaan menurut prinsip ini adalah menghasilkan
barang dan jasa untuk menciptakan kemakmuran masyarakat
secara luas (stakeholder), bukan hanya terbatas untuk kepentingan
shareholder (pemegang saham).

8
b. Dampak ekonomis dan sosial dari bisnis
Kegiatan bisnis tidak semata mencari keuntungan ekonomis, tetapi
juga mempunyai dimensi sosial, dan perlunya menegakkan
keadilan dalam setiap praktik bisnis mereka. Kegiatan bisnis ke
depan harus selalu didasarkan atas inovasi dan keadilan.
c. Perilaku bisnis
Pentingnya membangun sikap kebersamaan dan sikap saling
percaya.
d. Sikap menghormati aturan
Perlunya mengembangkan perangkat hukum dan aturan yang
berlaku secara multilateral dan diharapkan semua pihak dapat
tunduk dan menghormati hukum/aturan multilateral tersebut.
e. Dukungan bagi perdagangan multilateral
Prinsip yang menganjurkan agar semua pihak mendukung
perdagangan global dalam mewujudkan suatu kesatuan ekonomi
dunia.
f. Sikap hormat bagi lingkungan alam
Meminta kesadaran semua pelaku bisnis akan pentingnya bersama-
sama menjaga lingkungan bumi dan alam dari berbagai tindakan
yang dapat memboroskan sumber daya alam atau mencemarkan
dan merusak lingkungan hidup.
g. Menghindari operasi-operasi yang tidak etis
Mewajibkan semua pelaku bisnis untuk mencegah tindakan-
tindakan tidak etis, seperti penyuapan, pencucian uang, korupsi,
dan praktik-praktik tidak etis lainnya.
 Prinsip etika bisnis menurut Sonny Keraf (1998)
Setidaknya ada lima prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan titik
tolak pedoman perilaku dalam menjalankan praktik bisnis, yaitu:

9
a. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan dan
tanggung jawab.
b. Prinsip kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan
adalah yang dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah apa yang
dikerjakan. Prinsip ini juga menyiratkan kepatuhan dalam
melaksanakan berbagai komitmen, kontrak dan perjanjian yang
telah disepakati
c. Prinsip keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memperlakukan semua
pihak secara adil, yaitu suatu sikap yang tidak membeda-bedakan
dari berbagai aspek, baik dari aspek ekonomi, aspek hukum
maupun aspek lainnya.
d. Prinsip saling menguntungkan
Prinsip yang menanamkan kesadaran bahwa dalam berbisnis perlu
diterapkan prinsip win-win-solution, artinya dalam setiap
keputusan dan tindakan bisnis harus diusahakan agar semua pihak
merasa diuntungkan.
e. Prinsip integritas moral
Adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam setiap
keputusan dan tindakan bisnis yang diambil.

2.3 Macam-Macam Bisnis

Bisnis juga dapat dibedakan berdasarkan atas jenis kegiatannya. Berdasarkan


jenis kegiatannya bisnis dibedakan menjadi 4 macam yaitu:

10
 Bisnis Ekstraktif adalah bisnis yang bergerak dalam jenis kegiatan
pertambangan atau menggali bahan-bahan tambang yang terkandung
dalam perut bumi. Misalnya pabrik semen, tambang timah, aluminium,
tembaga, serta PERUM Pertamina yang mengusahakan minyak dan
gas bumi.
 Binis Agraris adalah bisnis yang bergerak di bidang pertanian
(termasuk pula pertanian, peternakan dan perunggasan), perkebunan
serta kehutanan.
 Bisnis Industri adalah bisnis yang bergerak di bidang industri
manufacturing, misalnya indutri tekstil garmen, mesin-mesin, mebel,
pesawat terbang, mobil, sepeda motor, kapal laut maupun pabrik
kertas, tapioca dan sebagainya.
 Bisnis Jasa adalah bisnis yang bergerak dalam bidang jasa yang
menghasilkan produk-produk yang tidak berujud seperti jasa
pendidikan, kecantikan, perbankan, kesehatan, penanggungan risiko,
jasa pariwisata dan sebagainya.

Di samping perbedaan diatas juga ada perbedaan yang lain yaitu atas dasar
kegunaan atau kemanfaatan yang diciptakan oleh bisnis itu. Dalam hai ini bisnis
dibedakan menjadi 4 yaitu :

 Kegunaan bentuk (form utility)


Bisnis yang menciptakan kegunaan bentuk adalah bisnis yang
berusaha utuk mengubah suatu benda menjadi benda lain yang berbeda
bentuknya sehingga menjadi lebih bermanfaat bagi
manusia/masyarakat. Sebagai contoh dari bisnis ini adalah Perusahaan
Mebel, Perusahaan Tegel, Perusaan Kain, Perusahaan Konfeksi dan
sebagainya.
 Kegunaan tempat (place utility)

11
Bisnis yang menciptakan kegunaan tempat adalah bisnis yang
bergerak dalam bidang transportasi atau pengangkutan, baik angkutan
barang maupun angkutan manusia.
 Keguanaan waktu (time utility)
Bisnis yang menciptakan keguanaan waktu adalah bisnis yang
bergerak dalam bidang penyimpanan. Dalam bisnis ini perusahaan
berusaha menyimpan barang yang pada waktu itu belum dibutuhkan
dan kemudian akan dikeluarkan pada saat barang tersebut dikeluarkan
pada waktu yang lebih berguna. Contohnya adalah Dolog atau Bulog.
 Kegunaan pemilihan (possession utility)
Bisnis yang memindahkan pemilikan barang adalah bisnis yang
betgerak dalam bidang perdagangan atau pertokoan. Bisnis ini
berusaha memindahkan memindahkan pemilikan barang dari yang
tadinya milik pabrik menjadi milik masyarakat

2.4 Hubungan Bisnis dan Lingkungan

Bisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dan berkepentingan dengan


lingkungan. Justru ada pihak – pihak atau variabel – variabel atau faktor – faktor
yang tersedia di lingkungan ddan yang terkait dengan bisnis itulah dapat
diselenggarakan kegiatan bisnis. Dengan ungkapan lain dapat dinyatakan bahwa
bisnis merupakan kegiatan pengelolaan sumber – sumber ekonomi yang
disediakan oleh lingkungannya. Disamping itu bisnis tidak terlepas dengan
adanya faktor – faktor lingkungan yang mendukung maupun yang menghambat
atas tujuan yang ingin dicapai bisnis. Di lain pihak lingkungan bisnis merupakan
seluruh karakter dan faktor yang dapat mempengaruhi baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap bisnis. Sebalikna bisnis dapat secara langsung
maupun tidak dapat mempengaruhi atau menciptakan pengaruh terhadap
lingkungannya. Oleh karena itu interaksi antara bisnis dan lingkungannya atau

12
sebaliknya menjadi tema pencermatan yang cukup penting dan sangat urgen bagi
kegiatan bisnis terhadap masyarakat. Sehingga eksistensi bisnis layak diterima
atau memberikan pengaruh tertentu yang positif atau negatif terhadap
lingkungannya. Hal ini merupakan indikasi yang memeberikan status tertentu
terhadap peran yang diberikan bisnis dan eksistensinya terhadap masyarakat,
terutama jika dilihat dari sudut kepentingan lingkungannya.

Hubungan antar bisnis dengan lingkungan sangat erat. Perusahaan yang tidak
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan akan tersingkir dari kancah
persaingan bisnis. Hubungan antar bisnis dengan dengan lingkungan kemudian
ditelaah oleh para usahawan. Pada mulanya telaah dilakukan secara tradisional
yaitu mereka beranggapan bahwa bisnisnyalah yang merupakan hal yang
terpenting atau yang menduduki titik sentral sedangkan lingkungan merupakan
hal sekunder yang mengelilingi bisnisnya. Pandangan tradisional tersebut sering
disebut dengan yang berorientasi produsen atau “Producer Oriented Aproach”.
Pandangan itu memang cocok dengan kondisi saat itu , dimana pada saat itu
keadaannya disebut sebagai “seller’s market”, yang artinya produsen masih
langka sehingga barang apapun yang dihasilkan akan selalu terjual.

Akan tetapi keadaan itu berubah, dimana pengusaha menjadi bertambah


banyak dan masyarakat menjadi lebih selektif sehingga timbulah persaingan yang
ketat diantara para pengusaha. Hanya pengusaha yang mampu menyesuaikan diri
dengan kebutuhan konsumenlah yang mampu bertahan. Keadaan ini disebut
“buyer’s market” atau “pasar pembeli” yaitu keadaan dimana pembeli yang akan
menentukan semuanya dan bukan bukan penjual. Dalam hal ini berlaku suatu
ungkapan “pembeli adalah raja”.

Dalam hal ini siapa yang berhasil mendekati konsumen dialah yang akan
bertahan dalam kancah persaingan bisnis. Pada saat seperti inilah pengusaha harus
pandai melihat factor lingkungan. Jadi dalam hal ini yang merupakan factor yang

13
sentral adalah masyarakat atau konsumen sedangkan pengusaha atau bisnisman
mengelilinginya untuk melayani kebutuhan secara lebih baik sesuai dengan selera
konsumen. Pandangan ini disebut “Consumer Oriented Approach” atau
“pendekatan yang berorientasi konsumen”.

2.5 Lingkungan Internal Dan Eksternal


A. Lingkungan Internal

Merupakan factor-faktor yang ada di dalam organisasi yang


berpengaruh terhadap manajemen operasi. Adapun pengaruh dari lingkungan
internal terhadap organisasi secara singkat dapat diemukakan sebagai berikut :

 Visi-misi
Visi diartikan sebagai gambaran kondisi atau potret dimasa
depan (berjangka panjang) yang akan dituju oleh sebuah organisasi.
Sementara itu misis adlah pernyataan mengenai maksud dan filosofi
organisasi atau alasan mengepa sebuah orgaisasi eksis. Setiap
tingkatan manajemen harus memahami sepenuhnya apa yang menjadi
visi dan misi organisasi.
 Budaya Perusahaan
Budaya adalah sistem dari kebersamaan nilai, kepercayaan, dan
kebiasaan di dalam sebuah organisasi yang berinteraksi dengan
struktur formal yang menghasilkan norma perilaku dalam organisasi.
Ia merupakan iklim social dan psikologis dari ebuah perusahaan, dan
wujudnya bisa merupakan budaya yang tertuutuo atau terbuka. Dalam
budaya tertutup keutusan cendrung dibuat oleh tingkatan yang leih
tinggi dalam menajemen. Manajer kurang begitu percaya pada
bawahan, banyak kerahasiaan di seluruh jajaran organisasi, dan
karyawan tak terdorong untuk kreatif atau terlibat dalam pemecahan
masalah. Sebaliknya, dalam budaya terbuka keputusan dibuat pada

14
tingkatan manajemen yang lebih rendah, kepercayaan terhadap
bawahan atau karyawan cukup besar dan karyawan di dorong agar
keatif dan diikut sertakan dalam pemecahan masalah.
 Gaya manajemen
Sikap dan preferrensi atasan mempengaruhi bagaiman sebuah
tugas dilaksanakan. Masalah dapat jika gaya manajerial dari manajer
yang lebih tinggi berbeda dengan manajer tingkat bawah. Secara
umum, manajer tingkat bawah harus menyesuaikan diri dengan gaya
dari atasan.
 Kebijakan
Kebijakan menetapkan batasan sebagai batasanseabagai arahan
dalam membuat keputusan. Kebijakan yang dibuat oleh manajer
tingkat bawah harus selaras dengan dengan kenijakan dari manajer
yang lebih tinggi. Kebijakan seringkali dimaksudkan untuk menjamin
konsistensi dalam praktik misalnya mengenai kapan dan bagaimana
kinerja dinilai.
 Karyawan
Karyawan berbeda-beda satu sama lain dalam berbagai hal
sperti kecakapan, sikap, tujuan pribadi, dan kepribadian. Akibatnya,
perilaku seorang manajer yang efektif dengan seorang karyawan
mungkin tidak efektif dengan karyawan lain. Pada kasus yang ekstrem
karyawan mungkin berbeda satu sama lain sehingga hampir tak
mungkin dikelola sebagai sebuah kelompok. Agar bisa efektif,
manajer harus mempertimbangkan perbedaan, baik individual maupun
kelompok.
 Organisasi informal
Anggota organisasi akan menjumpai dua jenis organisasi di
dalam perusahaan, yaitu formal dan tidak formal (informal).

15
Organisasi formal ditunjukkan oleh bagan struktur organisasi dan
uraian jabatan. Organisasi informal adalah hubungan yang
berkembang dan pola interaksi manusia di dalam organisasi yang tidak
ditetapkan secara resmi. Organisasi informal dapat berdampak positif
atau negative terhadap jalannya kegiatan perusahaan.
 Hubungan antar unit
Manajer harus memahami benar hubungan antar divisi atau
departemen yang ada dan harus memanfaatkan hubungan tersebut
secara maksimal. Jika pekerjaan sebuah divisi tergatung pada divisi
lain dalam arus kerja, maka manajer harus memahami bahwa
kerjasama dengan divisi-divisi lain sangat dibutuhkan jika pekerjaan
harus diselesaikan secara efisien atau produktivitas divisi ingin
ditingkatkan.
B. Lingkungan Ekternal

Lingkungan eksternal adalah semua faktor atau pihak – pihak atau


variabel dinamis yang berada di luar bisnis atau perusahaan. Secara makro
sebenarnya banyak variabel yang terkait ddengan lingkungan eksternal
perusahaan. Lebih jelas lagi dinyatakan bahwa jika perusahaan didirikan di
suatu daerah atau negara atau didalam suatu sistem masyarakat, maka praktis
perusahaan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat ini.
Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa perusahaan yang didirikan
di masyarakat merupakan sub sistem masyarakat yang sudah tentu dituntut
untuk berperilaku harmoni dengan semua unsur – unsur di dalam masyarakat.
Lingkungan eksternal dari sebuah organisasi pada umumnya dibedakan atas
lingkungan umum dan lingkungan khusus (juga disebut lingkungan tugas)
yang meliputi pemasok,pelanggan, pesaing, pembuat peraturan, dan serikat
pekerja.

a) Lingkungan Umum

16
Lingkungan umum terdiri dari kondisi-kondisi latar belakang
dalam lingkungan eksternal yang dapat berpengaruh besar terhadap
kegiatan operasional dari sebuah organisasi. Lingkungan ini meliputi :

 Kondisi Ekonomi
Yaitu kondisi umumdari perekonomian yang berkaitan
dengan suku bunga, inflasi, konvertibilitas mata uang,
tingkat penghasilan perkapita, roduk domestic bruto,
kebijakan moneter dan fiscal, sistem perpajakan,
penduduk, pengangguran, tingkat upah dan indicator
ekonomi lainnya yang berkaitan.
 Kondisi Sosial-Budaya
Kondisi umum dari nilai-nilai social yang berlaku
mengenai hak asasi manusia, adat-istiadat, norma, nilai,
kepercayaan, bahasa, sikap, perilaku, bahasa, agama,
selera, aspirasi, tend pendidikan dan lembaga social
terkait.

 Kondisi Hukum – Politik


Yaitu Ideologi politik, partai dan orgnisasi politik,
bentuk pemerintah, hokum, undang-undang dan
peraturan pemerintah yang mempengaruhi transaksi
bisnis, perjanjian dengan Negara lain, hak paten dan
merek dagang.
 Kondisi Teknologi
Yaitu kondisi umum dari pengembangan dan
tersedianya teknologi di dalam lingkungan, termasuk
kemajuan ilmu pengetahuan.
 Kondisi Lingkungan Alam

17
Merupakan kondisi umum dari alam dan kondisi
lingkungan fisik.
Perbedaan dalam factor-faktor yang berkaitan tersebut akan
sangat terasa bagi organisasi yang beroperasi international. Kondisi
dalam lingkungan umum tersebut banyak berbeda dalam satu Negara
dengan Negara-negara lainnya. Para manajer yang berhasil dari
organisasi yang beroperasi international dapat memahami berbagai
perbedaan ini dan membantu organisasi dalam membuat penyesuaian
operasional yang diperlukan.

b) Lingkungan Khusus
Lingkungan khusus terdiri atas organisasi, kelompok,
perorangan yang actual dengan siapa sebuah organisasi harus
berinteraksi agar dapat beroperasi dan berkembang. Seingkali disebut
juga lingkungan tugas, lingkungan ini berbeda untuk setiap organisasi,
tergantung situasi dan domain operasi yang unik dari organisasi.
Elemen – elemen penting dalam lingkungan khusus dari
sebuah organisasi meliputi :
 Pelanggan
Yaitu kelompok individu dan organisasi konsumen atau
nasabah tertentu yang membeli barang dari organisasi dan atau
menggunakan jasanya.
 Pemasok
Pemberi sumberdaya manusia, informasi dan keuangan serta
bahan mentah tertentu yang dibutuhkan oleh organisasi untuk
beroperasi.

18
 Pesaing
Organisasi tertentu yang menawarkan barang dan jasa yang
sama atau serupa kepada kelompok konsumen atau nasabah yang
sama.
 Pembuat Peraturan
Badan atau perwakilan pemerintah pada tingkat lokal, daerah
dan pusat sebagai penegsk hokum dan perturan yang berpengaruh
terhadap kegiatan operasional organisasi.
 Serikat Pekerja
Yaitu organisasi yang menghimpun para pekerja untuk
memperjuangkan aspirasi para anggotanya.
2.6 Hubungan Lingkungan Eksternal dan Internal dengan Organisasi
Lingkungan eksternal sebagai sumber untuk pemasok dari sumber
daya dan konsumen dari output. Seberapa besar lingkungan ini dapat
mendukung organisasi dapat membawa dampak terhadap operasi dan
kinerja organisasi. Hubungan yang baik dengan para pemasok akan lebih
menjamin kelancaran masuknya sumber daya yang dibutuhkan dan
pelanggan yang merasa puas akan mendukung permintaan terhadap barang
dan jasa yang dihasilkan.
Lingkungan internal berpengaruh langsung terhadap tingkat
kemampuan dalam proses yang meliputi ketiga subsistem yang ada di
dalam sistem organisasi, yaitu masukan (input), transformasi, dan
keluaran (output).

2.7 S.W.O.T

Lingkungan bisnis dapat dipilah – pilah secara lebih spesifik lagi menurut
kepentingan – kepentingan tertentu yang orientasinya adalah dalam perspektif
penyusunan strategis. Dalam hal ini dinyatakan bahwa lingkungan bisnis

19
terklarifikasikan ke dalam beberapa variabel yang secara garis besar terbagi ke
dalam empat kelompok besar sebagai berikut :
 Strength atau kekuatan
Faktor-faktor yang masuk ke dalam kelompok ini
mencerminkan kekuatan – kekuatan internal yang dimiliki perusahaan.
Sejumlah faktor internal ini sering dijadikan andalan untuk
menetapkan dan menyusun strategi perusahaan, sehingga substansi
strategi ini benar – benar sesuai dengan fakta dan prediksi kekuatan
yang dipunyai perusahaan.
 Weakness atau kelemahan
Sejumlah faktor kelemahan ini lebih bersifat internal juga.
Untuk lebih menjamin keputusan manajerial lebih akurat berdasar
fakta (terutama fakta internal) ini. Sehingga dengan mengetahui
kelemahan fasilitas dan kapasitas perusahaan, tentu akan dilakukan
rencana strategis yang lebih baik dibanding dengan tanpa secara lebih
pasti mengetahui sejumlah faktor kelemahan ini.

 Opportunity atau peluang (kesempatan)


Sejumlah faktor ini sesuai dengan definisi yang umum. Tetapi
lingkungan dalam batas ini masih rancu, mana yang benar – benar
merupakan peluang yang disediakan oleh eksternal maupun faktor
eksternal yang sama sekali mungkin kita tidak mengetahui.
Lingkungan eksternal ini sangat dinamis dan sering terjadi berbagai
perubahan dimana perlu disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang
ada.
 Treatment atau tantangan
Treatment ini merupakan keadaan lingkungan eksternal yang
merupakan tantangan yang dihadapi perusahaan yang diprediksi akan

20
menghambat keberhasilan pengusaha dalam mencapai tujuan –
tujuannya.

Tentunya terhadap berbagai lingkungan seperti yang dipaparkan ke dalam


SWOT itu sikap yang harus dikembangkan oleh perusahaan dalam menghadapi
lingkungan ini adalah mengkiatai agar perusahaan dalam meraih keberhasilan dan
tujuan bisnis tidak sampai merusak apalagi menghancurkan lingkungan.
Pengetahuan mengenasi SWOT hanya merupakan data dan informasi yang dapat
dijadikan sebagai bahan policy perusahaan yag benar – benar bijaksana dan fair
terhadap lingkungan ini. Kebijakan yang dilatar belakangi oleh informasi
lingkungan akan dijadikan sebagai masukan yang berharga dalam rangka upaya
menyusun strategi perusahaan yang akan didukung oleh lingkungan dalam jangka
panjang.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lingkungan bisnis memiliki dampak yang besar bagi jalannya operasional


perusahaan dan manajemen organisasi. Bagi seorang manajer hal ini menjadi
peluang sekaligus tantangan. Lingkungan yang terus berubah menuntut
manajemen dan organisasi untuk selalu tanggap dan progressive.

Begitu luas dan kopleksnya lingkungan yang dihadapi suatu


perusahaan menuntut profesionalisme dari setiap sumber daya manusia yang ada
dalam perusahaan. Manajer harus selalu mengikuti arus kemoderenan, menguasai
tekhnologi dan informasi agar dapat meraih keunggulan kompetitif.

Organisasi yang tidak mau terus-menerus belajar lambat laun akan mengelami
kemunduran dan kematian akibat kalah dalam kompetisi persaingan memenuhi
tuntutan pasar.

3.2 Saran

 Suatu organisasi harus sadar dan memahami betul di mana posisi


lingkungannya berada agar siap dalam menghadapi berbagai tantangan dari
luar

 Lingkungan yang terus berubah harus dapat di manfaatkan oleh organisasi


dalam meraih keunggulan bersaing dengan mengambil setiap peluang yang
ada dan memberikan nilai superior bagi konsumen

 Manajer organisasi haruslah orang yang menguasai tehknologi, informasi, dan


bersedia untuk terus menerus belajar mengahadapi situasi baru. Karyawan
yang semakin heterogen harus diimbangi dengan kemampuan interpersonal
yang baik dengan pendekatan yang tepat pada setiap individu.

22
DAFTAR PUSTAKA

Tri Hendro Sigit P., M.B.A., CFP. 2012. Etika Bisnis Modern : Pendekatan
Pemangku Kepentingan oleh UPP STIM YKPN.

Sondang P. Siagan,Jakarta. 1996. Etika Bisnis oleh Pustaka Binama Pressindo.

Hartman DesJardins, Jakarta. 2012. Etika Bisnis oleh Erlangga.

http://www.academia.edu/3346537/Lingkungan_Bisnis

http://qeyty.blogspot.com/2008/10/bab-i-bisnis-dan-lingkungan_06.html

23

Anda mungkin juga menyukai