Mekanisme Kerja PDF
Mekanisme Kerja PDF
NASKAH PUBLIKASI
Sebagai Salah Satu
Syarat unt
Oleh
SEPTIAN LAIANTO
NIM. I21109049
Abstrak
Pare (Momordica charantia) merupakan tanaman yang telah banyak
digunakan sebagai tanaman obat. Diketahui pare memiliki kandungan metabolit
sekunder yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Jerawat dapat disebabkan
oleh berbagai hal, salah satunya adalah bakteri. Propionibacterium acnes dan
Staphylococcus epidermidis merupakan salah satu bakteri yang banyak
menyebabkan timbulnya jerawat. Pare merupakan tanaman yang dapat digunakan
sebagai bahan dalam mengatasi masalah jerawat dengan diformulasikan dalam
sediaan gel. Penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menentukan
efektivitas gel ekstrak etanol sebagai anti jerawat terhadap bakteri
Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Ekstrak yang diperoleh
dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96% dibuat dalam 5 seri
konsentrasi 2,5%; 5%; 7,5%; 10%;dan 12,5% yang kemudian diujikan pada
bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Nilai KHM
yang diperoleh adalah 7,5% untuk kedua bakteri dengan diameter hambat masing-
masing 3 mm dan 2 mm kemudian diformulasi kedalam tiga variasi formula:
FI(HPMC 70%: karbopol 30%), FII (HPMC 50%: karbopol 50%), FIII(HPMC
30%: karbopol 70%). Berdasarkan hasil penelitian formula I memiliki efektivitas
paling baik dari ketiga formula dengan diameter hambatan hingga 6,444 mm pada
Propionibacterium acnes dan 6 mm pada Staphylococcus epidermidis. Akan
tetapi masih berbeda signifikan (>0,05) bila dibandingkan dengan kontrol positif
yang digunakan.
Kata kunci : pare, gel, jerawat, Propionibacterium acnes, Staphylococcus
epidermidis
Abstract
Bitter melon ( Momordica charantia ) is a plant that has been widely used
as a medicinal plant . Bitter melon fruit known to contain secondary metabolites
which have antibacterial activity . Acne can be caused by many things , one of
these is a bacterium . Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis
are one of many bacteria that can cause acne . Bitter melon is a plant that can be
used as an ingredient in cure acne problem with modern preparation is formulated
into gel. Research carried with the aim to establish efectivity of ekstract ethanol
gel as anti-acne againts bacteria Propionibacterium acnes and Staphylococcus
epidermidis. The extract was obtained by maceration using 96% ethanol made in
the 5 series concentration like 2.5%, 5%, 7.5%, 10%, and 12.5% and then tested
on bacteria Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. MIC
values was obtained is 7.5% for both bacteria with inhibitory diameter each 3 mm
and 2 mm and then formulated into three variations of the formula : FI ( 70 %
HPMC : carbopol 30 % ) , FII ( HPMC 50 % : 50 % carbopol ) , FIII ( 30 %
HPMC : carbopol 70 % ). Based on the results the formula I have the best
effectiveness between three formulas with diameter up to 6,444 mm on
Propionibacterium acnes and 6 mm on Staphylococcus epidermidis, but still
significantly different ( > 0.05 ) when compared with the positive control.
Keywords : bitter melon , acne , Propionibacterium acnes , Staphylococcus
epidermidis , gel
Pendahuluan
Jerawat adalah penyakit kulit jerawat, meskipun ada beberapa cara
yang biasa terjadi pada usia remaja. yang sangat menolong. Salah satunya
Penyakit ini terbatas pada folikel penggunaan antibiotik sebagai solusi
pilosebase kepala dan badan bagian untuk jerawat yang masih banyak
atas karena kelenjar sebase di diresepkan. Namun obat yang
wilayah ini sangat aktif. Apabila diresepkan ini memiliki efek
folikel pilosebase tersumbat, maka samping dalam penggunaannya
sebum tidak dapat keluar dan sebagai anti jerawat antara lain
terkumpul di dalam folikel sehingga iritasi, sementara penggunaan
folikel membengkak, dan terjadilah antibiotika jangka panjang selain
komedo yang merupakan bentuk dapat menimbulkan resistensi juga
permulaan dari jerawat1. Faktor dapat menimbulkan kerusakan organ
utama yang terlibat dalam dan imunohipersensitivitas5.
pembentukan jerawat adalah Masyarakat mulai beralih dengan
peningkatan produksi sebum, mengunakan tanaman tradisional
peluruhan keratinosit, pertumbuhan dibandingkan dengan obat-obatan
bakteri dan inflamasi. sintesis karena efek samping yang
Mikroorganisme seperti ditimbulkan oleh obat-obatan
Staphylococcus epedermidis dan sintesis.
Propionibacterium acnes ikut Tanaman pare (Momordica
berperan dalam patogenesis penyakit charantia L.) telah banyak
ini dengan cara memproduksi digunakan sebagai tanaman obat.
metabolit yang dapat bereaksi Masyarakat mengunakan pare untuk
dengan sebum sehingga pengobatan dispepsia, konstipasi,
meningkatkan proses inflamasi. antihelmintik, antimalaria, antivirus,
Sampai saat ini belum ada cara antidiabetes, antikanker, antioksidan,
penyembuhan yang tuntas terhadap dan kegunaan-kegunaan. Kandungan
kimia dari daun pare yaitu resin, memberikan aktivitas sebagai anti
minyak lemak, flavonoid, jerawat terhadap bakteri uji
karbohidrat, zat warna, saponin, Staphylococcus epidermidis dan
alkaloid, triterpenoid, dan asam Propionibacterium acnes, serta
okanolat6. Senyawa yang terdapat menentukan efektivitas sediaan gel
dalam daging buah pare meliputi : ekstrak buah pare (Momordica
alkaloid, flavonoid, polifenol, charantia L.) sebagai anti jerawat
7
steroid/triterpenoid . Mekanisme dibandingkan dengan gel anti jerawat
aktivitas biologis oleh senyawa yang telah beredar di pasaran .
flavonoid pada pare berbeda dengan Penelitian ini diharapkan
yang dilakukan oleh senyawa dapat memberikan informasi tentang
alkaloid, dimana senyawa flavonoid aktivitas anti jerawat dan dosis
dalam merusak sel bakteri efektif gel buah pare (Momordica
memanfaatkan perbedaan kepolaran charantia L.) bagi masyarakat dan
antara lipid penyusun sel bakteri bidang kefarmasian.
dengan gugus alkohol pada senyawa
flavonoid. Senyawa alkaloid Metodologi
memanfaatkan sifat reaktif gugus
basa pada senyawa alkaloid untuk 1. Alat dan bahan
bereaksi dengan gugus asam amino Penelitian ini menggunakan
pada sel bakteri Gram positif seperti alat-alat seperti maserator, vacuum
S. Aureus8. Akan tetapi masyarakat rotary evaporator (Rotavapor II
masih mengobati jerawat dengan BUCHI), water bath (Memmert
bentuk sediaan tradisional, yaitu WNB 22), timbangan analitik (Ohaus
dalam bentuk lulur wajah maupun PA2102), oven (Memmert UP400),
lulur badan sehingga dinilai kurang inkubator, desikator, Biological
praktis dalam penggunaanya. Salah Safety Cabinet (BSC) (ESCO class II
satu upaya untuk mengembangkan type B2), laminar air flow (LAF)
tanaman obat agar menjadi sediaan cabinet, autoclave (HL 36Ae),
yang lebih modern adalah mikropipet (Rainin E1019705K), pH
membuatnya dalam bentuk sediaan meter (Hanna). Bahan yang
gel digunakan pada penelitian ini antara
Sediaan gel yang dibentuk lain buah segar pare 20 kg, akuades,
dari kombinasi basis gelling agent aluminium foil, kertas saring
dapat dilakukan agar diperoleh gel Whatman no. 1, media Nutrient
yang memiliki karakteristik sediaan Agar, media Blood Agar etanol 96%
gel yang memenuhi persyaratan. (Merck), reagen skrining fitokimia,
Formulasi dengan perbedaan larutan Standar Mc. Farland no. 0,5
konsentrasi HPMC dan karbopol (Merck), Hidroksi propil metil
sebagai gelling agent yang selulosa (HPMC 4000) (Shadong
digunakan perlu dilakukan untuk Bio-Technology, Batch 226-0028),
mengetahui pengaruhnya dalam TEA, Propilen glikol (Shin-Etsu,
mendistribusikan ekstrak etanol buah Batch J 1055/12), Karbopol 934
pare dalam sediaan gel dengan baik. (Shadong Bio-Technology, Batch
Tujuan penelitian ini untuk 1975-77468- 688), Metil paraben
menentukan konsentrasi hambat (Ueno Fine Chemicals Industry, Lot
minimum ekstrak buah pare LAI010), dan akuades. Bakteri uji
(Momordica charantia L.) yang yang digunakan pada penelitian ini
antara lain kultur murni 5. Pembuatan seri konsentrasi
Propionibacterium acnes 5005402 Ekstrak yang telah diperoleh
dan Staphylococcus epidermidis . dibuat dalam 5 variasi konsentrasi
menggunakan pelarut etanol 96%
2. Lokasi penelitian yaitu 2,5%; 5%; 7,5%; 10%; dan
Penelitian dilakukan di dua 12,5%. Seri konsentrasi dibuat
laboratorium. Proses ekstraksi buah dengan metode pengenceran larutan
pare serta untuk pembuatan dan uji stok yang memiliki konsentrasi 20%,
sifat fisik dan kimia gel dilakukan di setelah variasi konsentrasi selesai
laboratorium farmasetika Fakultas dibuat larutan disimpan dalam wadah
Kedokteran Universitas gelap yang tertutup rapat.
Tanjungpura, sedangkan untuk uji
aktivitas antimikroba dilakukan di 6. Ujii aktivitas antibakteri ekstrak
Unit Laboratorium Kesehatan (ULK) terhadap bakteri Staphylococcus
Pontianak pada bulan april 2013. epidermidis dan Propionibacterium
acnes
3. Proses ekstraksi Bakteri disuspensikan dalam
Prosedur kerja proses petri berisi media agar darah hingga
ekstraksi pada penelitian ini memiliki kekeruhan setara dengan
dilakukan dengan menggunakan larutan Standar Mc. Farland no. 0,5
metode maserasi yang dilakukan yang menunjukkan bahwa kepadatan
dengan melakukan perendaman bakteri mencapai 108 CFU/ml. Media
simplisia basah buah pare yang telah dibiarkan memadat kemudian
diperkecil ukurannya dan telah masing-masing konsentrasi ekstrak
diseleksi menggunakan pelarut diteteskan pada kertas cakram yang
etanol 96% selama 5 hari dengan telah disterilisasi sebelumnya dan
penggantian pelarut setiap harinya ditempelkan pada permukaan atas
hingga diperoleh ekstrak cair hasil media agar darah. Media diinkubasi
maserasi selama 5 hari. Hasil maserat selama 24 jam dalam inkubator,
hari pertama diambil dengan cara setelah itu diameter daerah yang
menyaring ekstrak menggunakan bening diukur menggunakan
kain flanel dan hasil maserat hari penggaris untuk mengetahui lebar
pertama hingga hari ke-5 zona hambat. Konsentrasi terkecil
dikumpulkan untuk dievaporasi yang memberikan zona hambat
menggunakan vacuum rotary disebut Kadar Hambat Minimum
evaporator hingga diperoleh ekstrak (KHM).
yang kental dan diuapkan di atas
water bath hingga diperoleh ekstrak 7. Formulasi gel ekstrak
murni. Nilai KHM yang diperoleh
digunakan dalam formulasi, dengan
4. Skrining fitokimia menggunakan basis HPMC,
Skrining fitokimia dilakukan karbopol, TEA, propilenglikol, metil
pada ekstrak yang telah diperoleh paraben, dan akuades :
dari hasil ekstaksi menggunakan
reagen untuk melihat kandungan
metabolit sekunder dari ekstrak
etanol buah pare.
komposisi (gram) analisis stasistik menggunakan uji
Bahan ANOVA untuk melihat perbedaan
FI F II F III nilai diameter daya hambat sediaan
Ekstrak 7,5 7,5 7,5 gel ekstrak dan kontrol positif yang
etanol buah digunakan.
pare
HPMC 4000 2,45 1,75 1,05 Hasil dan pembahasan
Pengamatan
Formula
Kekentalan Warna Bau Homogenitas
Pengulangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
FI ++ ++ ++ + + + + + + H H H
FII ++ ++ ++ + + + ++ ++ ++ H H H
FIII +++ +++ +++ ++ ++ ++ +++ +++ +++ H H H
Keterangan :
Bentuk = + (Kurang Kental), ++ (Kental), +++ (Sangat Kental)
Warna = + (Bening), ++ (Kurang Bening), +++ (Tidak Bening)
Bau (Khas Pare) = + (Lemah), ++ (Sedang), +++ (Kuat)
H = Homogen