Anda di halaman 1dari 14

UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN GEL ANTI JERAWAT EKSTRAK

ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia) TERHADAP


Staphylococcus epidermidis DAN Propionibacterium acnes
DENGAN METODE DIFUSI

NASKAH PUBLIKASI
Sebagai Salah Satu

Syarat unt

Oleh
SEPTIAN LAIANTO
NIM. I21109049

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN GEL ANTI JERAWAT EKSTRAK ETANOL
BUAH PARE (Momordica charantia) TERHADAP Staphylococcus
epidermidis DAN Propionibacterium acnes DENGAN METODE DIFUSI

EFFECTIVITY TEST OF ANTI-ACNE GEL PREPARATION OF ETHANOL


EKSTRACT FROM BITTER MELON FRUIT (Momordica charantia) AGAINST
Staphylococcus epidermidis and Propionibacterium acnes by DIFFUSION
METHOD
Septian Laianto1, Rafika Sari1, Liza Pratiwi1
1
Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
Pontianak

Abstrak
Pare (Momordica charantia) merupakan tanaman yang telah banyak
digunakan sebagai tanaman obat. Diketahui pare memiliki kandungan metabolit
sekunder yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Jerawat dapat disebabkan
oleh berbagai hal, salah satunya adalah bakteri. Propionibacterium acnes dan
Staphylococcus epidermidis merupakan salah satu bakteri yang banyak
menyebabkan timbulnya jerawat. Pare merupakan tanaman yang dapat digunakan
sebagai bahan dalam mengatasi masalah jerawat dengan diformulasikan dalam
sediaan gel. Penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menentukan
efektivitas gel ekstrak etanol sebagai anti jerawat terhadap bakteri
Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Ekstrak yang diperoleh
dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96% dibuat dalam 5 seri
konsentrasi 2,5%; 5%; 7,5%; 10%;dan 12,5% yang kemudian diujikan pada
bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Nilai KHM
yang diperoleh adalah 7,5% untuk kedua bakteri dengan diameter hambat masing-
masing 3 mm dan 2 mm kemudian diformulasi kedalam tiga variasi formula:
FI(HPMC 70%: karbopol 30%), FII (HPMC 50%: karbopol 50%), FIII(HPMC
30%: karbopol 70%). Berdasarkan hasil penelitian formula I memiliki efektivitas
paling baik dari ketiga formula dengan diameter hambatan hingga 6,444 mm pada
Propionibacterium acnes dan 6 mm pada Staphylococcus epidermidis. Akan
tetapi masih berbeda signifikan (>0,05) bila dibandingkan dengan kontrol positif
yang digunakan.
Kata kunci : pare, gel, jerawat, Propionibacterium acnes, Staphylococcus
epidermidis

Abstract
Bitter melon ( Momordica charantia ) is a plant that has been widely used
as a medicinal plant . Bitter melon fruit known to contain secondary metabolites
which have antibacterial activity . Acne can be caused by many things , one of
these is a bacterium . Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis
are one of many bacteria that can cause acne . Bitter melon is a plant that can be
used as an ingredient in cure acne problem with modern preparation is formulated
into gel. Research carried with the aim to establish efectivity of ekstract ethanol
gel as anti-acne againts bacteria Propionibacterium acnes and Staphylococcus
epidermidis. The extract was obtained by maceration using 96% ethanol made in
the 5 series concentration like 2.5%, 5%, 7.5%, 10%, and 12.5% and then tested
on bacteria Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. MIC
values was obtained is 7.5% for both bacteria with inhibitory diameter each 3 mm
and 2 mm and then formulated into three variations of the formula : FI ( 70 %
HPMC : carbopol 30 % ) , FII ( HPMC 50 % : 50 % carbopol ) , FIII ( 30 %
HPMC : carbopol 70 % ). Based on the results the formula I have the best
effectiveness between three formulas with diameter up to 6,444 mm on
Propionibacterium acnes and 6 mm on Staphylococcus epidermidis, but still
significantly different ( > 0.05 ) when compared with the positive control.
Keywords : bitter melon , acne , Propionibacterium acnes , Staphylococcus
epidermidis , gel

Pendahuluan
Jerawat adalah penyakit kulit jerawat, meskipun ada beberapa cara
yang biasa terjadi pada usia remaja. yang sangat menolong. Salah satunya
Penyakit ini terbatas pada folikel penggunaan antibiotik sebagai solusi
pilosebase kepala dan badan bagian untuk jerawat yang masih banyak
atas karena kelenjar sebase di diresepkan. Namun obat yang
wilayah ini sangat aktif. Apabila diresepkan ini memiliki efek
folikel pilosebase tersumbat, maka samping dalam penggunaannya
sebum tidak dapat keluar dan sebagai anti jerawat antara lain
terkumpul di dalam folikel sehingga iritasi, sementara penggunaan
folikel membengkak, dan terjadilah antibiotika jangka panjang selain
komedo yang merupakan bentuk dapat menimbulkan resistensi juga
permulaan dari jerawat1. Faktor dapat menimbulkan kerusakan organ
utama yang terlibat dalam dan imunohipersensitivitas5.
pembentukan jerawat adalah Masyarakat mulai beralih dengan
peningkatan produksi sebum, mengunakan tanaman tradisional
peluruhan keratinosit, pertumbuhan dibandingkan dengan obat-obatan
bakteri dan inflamasi. sintesis karena efek samping yang
Mikroorganisme seperti ditimbulkan oleh obat-obatan
Staphylococcus epedermidis dan sintesis.
Propionibacterium acnes ikut Tanaman pare (Momordica
berperan dalam patogenesis penyakit charantia L.) telah banyak
ini dengan cara memproduksi digunakan sebagai tanaman obat.
metabolit yang dapat bereaksi Masyarakat mengunakan pare untuk
dengan sebum sehingga pengobatan dispepsia, konstipasi,
meningkatkan proses inflamasi. antihelmintik, antimalaria, antivirus,
Sampai saat ini belum ada cara antidiabetes, antikanker, antioksidan,
penyembuhan yang tuntas terhadap dan kegunaan-kegunaan. Kandungan
kimia dari daun pare yaitu resin, memberikan aktivitas sebagai anti
minyak lemak, flavonoid, jerawat terhadap bakteri uji
karbohidrat, zat warna, saponin, Staphylococcus epidermidis dan
alkaloid, triterpenoid, dan asam Propionibacterium acnes, serta
okanolat6. Senyawa yang terdapat menentukan efektivitas sediaan gel
dalam daging buah pare meliputi : ekstrak buah pare (Momordica
alkaloid, flavonoid, polifenol, charantia L.) sebagai anti jerawat
7
steroid/triterpenoid . Mekanisme dibandingkan dengan gel anti jerawat
aktivitas biologis oleh senyawa yang telah beredar di pasaran .
flavonoid pada pare berbeda dengan Penelitian ini diharapkan
yang dilakukan oleh senyawa dapat memberikan informasi tentang
alkaloid, dimana senyawa flavonoid aktivitas anti jerawat dan dosis
dalam merusak sel bakteri efektif gel buah pare (Momordica
memanfaatkan perbedaan kepolaran charantia L.) bagi masyarakat dan
antara lipid penyusun sel bakteri bidang kefarmasian.
dengan gugus alkohol pada senyawa
flavonoid. Senyawa alkaloid Metodologi
memanfaatkan sifat reaktif gugus
basa pada senyawa alkaloid untuk 1. Alat dan bahan
bereaksi dengan gugus asam amino Penelitian ini menggunakan
pada sel bakteri Gram positif seperti alat-alat seperti maserator, vacuum
S. Aureus8. Akan tetapi masyarakat rotary evaporator (Rotavapor II
masih mengobati jerawat dengan BUCHI), water bath (Memmert
bentuk sediaan tradisional, yaitu WNB 22), timbangan analitik (Ohaus
dalam bentuk lulur wajah maupun PA2102), oven (Memmert UP400),
lulur badan sehingga dinilai kurang inkubator, desikator, Biological
praktis dalam penggunaanya. Salah Safety Cabinet (BSC) (ESCO class II
satu upaya untuk mengembangkan type B2), laminar air flow (LAF)
tanaman obat agar menjadi sediaan cabinet, autoclave (HL 36Ae),
yang lebih modern adalah mikropipet (Rainin E1019705K), pH
membuatnya dalam bentuk sediaan meter (Hanna). Bahan yang
gel digunakan pada penelitian ini antara
Sediaan gel yang dibentuk lain buah segar pare 20 kg, akuades,
dari kombinasi basis gelling agent aluminium foil, kertas saring
dapat dilakukan agar diperoleh gel Whatman no. 1, media Nutrient
yang memiliki karakteristik sediaan Agar, media Blood Agar etanol 96%
gel yang memenuhi persyaratan. (Merck), reagen skrining fitokimia,
Formulasi dengan perbedaan larutan Standar Mc. Farland no. 0,5
konsentrasi HPMC dan karbopol (Merck), Hidroksi propil metil
sebagai gelling agent yang selulosa (HPMC 4000) (Shadong
digunakan perlu dilakukan untuk Bio-Technology, Batch 226-0028),
mengetahui pengaruhnya dalam TEA, Propilen glikol (Shin-Etsu,
mendistribusikan ekstrak etanol buah Batch J 1055/12), Karbopol 934
pare dalam sediaan gel dengan baik. (Shadong Bio-Technology, Batch
Tujuan penelitian ini untuk 1975-77468- 688), Metil paraben
menentukan konsentrasi hambat (Ueno Fine Chemicals Industry, Lot
minimum ekstrak buah pare LAI010), dan akuades. Bakteri uji
(Momordica charantia L.) yang yang digunakan pada penelitian ini
antara lain kultur murni 5. Pembuatan seri konsentrasi
Propionibacterium acnes 5005402 Ekstrak yang telah diperoleh
dan Staphylococcus epidermidis . dibuat dalam 5 variasi konsentrasi
menggunakan pelarut etanol 96%
2. Lokasi penelitian yaitu 2,5%; 5%; 7,5%; 10%; dan
Penelitian dilakukan di dua 12,5%. Seri konsentrasi dibuat
laboratorium. Proses ekstraksi buah dengan metode pengenceran larutan
pare serta untuk pembuatan dan uji stok yang memiliki konsentrasi 20%,
sifat fisik dan kimia gel dilakukan di setelah variasi konsentrasi selesai
laboratorium farmasetika Fakultas dibuat larutan disimpan dalam wadah
Kedokteran Universitas gelap yang tertutup rapat.
Tanjungpura, sedangkan untuk uji
aktivitas antimikroba dilakukan di 6. Ujii aktivitas antibakteri ekstrak
Unit Laboratorium Kesehatan (ULK) terhadap bakteri Staphylococcus
Pontianak pada bulan april 2013. epidermidis dan Propionibacterium
acnes
3. Proses ekstraksi Bakteri disuspensikan dalam
Prosedur kerja proses petri berisi media agar darah hingga
ekstraksi pada penelitian ini memiliki kekeruhan setara dengan
dilakukan dengan menggunakan larutan Standar Mc. Farland no. 0,5
metode maserasi yang dilakukan yang menunjukkan bahwa kepadatan
dengan melakukan perendaman bakteri mencapai 108 CFU/ml. Media
simplisia basah buah pare yang telah dibiarkan memadat kemudian
diperkecil ukurannya dan telah masing-masing konsentrasi ekstrak
diseleksi menggunakan pelarut diteteskan pada kertas cakram yang
etanol 96% selama 5 hari dengan telah disterilisasi sebelumnya dan
penggantian pelarut setiap harinya ditempelkan pada permukaan atas
hingga diperoleh ekstrak cair hasil media agar darah. Media diinkubasi
maserasi selama 5 hari. Hasil maserat selama 24 jam dalam inkubator,
hari pertama diambil dengan cara setelah itu diameter daerah yang
menyaring ekstrak menggunakan bening diukur menggunakan
kain flanel dan hasil maserat hari penggaris untuk mengetahui lebar
pertama hingga hari ke-5 zona hambat. Konsentrasi terkecil
dikumpulkan untuk dievaporasi yang memberikan zona hambat
menggunakan vacuum rotary disebut Kadar Hambat Minimum
evaporator hingga diperoleh ekstrak (KHM).
yang kental dan diuapkan di atas
water bath hingga diperoleh ekstrak 7. Formulasi gel ekstrak
murni. Nilai KHM yang diperoleh
digunakan dalam formulasi, dengan
4. Skrining fitokimia menggunakan basis HPMC,
Skrining fitokimia dilakukan karbopol, TEA, propilenglikol, metil
pada ekstrak yang telah diperoleh paraben, dan akuades :
dari hasil ekstaksi menggunakan
reagen untuk melihat kandungan
metabolit sekunder dari ekstrak
etanol buah pare.
komposisi (gram) analisis stasistik menggunakan uji
Bahan ANOVA untuk melihat perbedaan
FI F II F III nilai diameter daya hambat sediaan
Ekstrak 7,5 7,5 7,5 gel ekstrak dan kontrol positif yang
etanol buah digunakan.
pare
HPMC 4000 2,45 1,75 1,05 Hasil dan pembahasan

Karbopol 1,05 1,75 2,45 Ekstrak yang diperoleh


dengan metode maserasi
TEA 0,18 0,18 0,18 menggunakan pelarut etanol 96%
memiliki nilai rendemen sebesar
Propilenglikol 15 15 15
3,6122%. Nilai rendemen digunakan
Metil paraben 0,18 0,18 0,18 untuk mengetahui nilai ekonomis
suatu produk atau bahan yang
Akuades 100 100 100 digunakan. Semakin tinggi nilai
sampai rendemennya, maka nilai
HPMC dikembangkan ke ekonomisnya akan semakin tinggi
dalam air panas sebanyak 20 kalinya pula sehingga pemanfaatannya bahan
selama 15 menit. Gerus karbopol akan lebih murah dan efektif. Nilai
dengan menambahkan air panas susut pengeringan ekstrak yang
sebanyak 20 mL. Setelah diperoleh sebesar 25,1837%, dengan
mengembang dicampurkan HPMC demikian ekstrak yang diperoleh
kedalam lumpang dan gerus sampai masuk dalam rentang ekstrak kental
transparan lalu tambahkan metil yaitu 5-30%. Hasil skrining fitokimia
paraben dan ekstrak yang telah ekstrak buah pare menunjukan
dilarutkan dalam propilenglikol. adanya kandungan saponin,
Dicukupkan dengan air suling sedikit flavonoid, dan alkaloid. Hal ini
demi sedikit dan digerus homogen dipertegas dengan penelitian pada
hingga diperoleh dasar gel. tahun 2012 yaitu kandungan
Kemudian ditambahkan ekstrak ke senyawa metabolit sekunder yang
dalam dasar gel dan digerus hingga terdapat pada buah pare antara lain
homogen. yaitu flavonoid, alkaloid, dan
saponin. Hasil pengujian
8. Evaluasi gel menunjukan bahwa tidak terdapat
Evaluasi gel meliputi 3 senyawa tanin, glikosida, fenil,
evaluasi yaitu fisika, kimia dan steroid, minyak atsiri, dan
biologi. Gel yang telah dihasilkan terpenoid55.
diuji daya sebar dan daya lekat untuk
evaluasi fisika, sedangkan untuk
evaluasi kimianya gel diukur nilai
pHnya menggunakan pHmeter.
Evaluasi biologi dilakukan dengan
mengujikan sediaan gel terhadap
bakteri Staphylococcus epidermidis
dan Propionibacterium acnes.
Setelah diperoleh data pengamatan
dari evaluasi biologi dilakukan
Tabel 4.1. Hasil Pengujian dan menyebabkan kematian pada sel
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol bakteri8.
Buah Pare Saponin merupakan senyawa
Diameter daya yang memiliki sifat sebagai
No Konsentrasi hambatan (mm) pengkelat dengan bentuk strukturnya
. ekstrak (%) S.epider adalah ester. Bentuk struktur ester
P.acnes
midis
memiliki dua bagian yang sifat
1. 2,5 0 ± 0,000 0 ± 0,000
kepolarannya berbeda sehingga dapat
2. 5 0 ± 0,000 0 ± 0,000
memecah kandungan air pada sel
3. 7,5 3 ± 0,000 2 ± 0,577
bakteri. Aktivitas saponin pada
4. 10 3 ± 0,577 3 ± 0,000 ekstrak etanol daun pare juga sudah
3,53 ±
5. 12,5 4 ± 0,000 dibuktikan pada tahun 2012 dalam
0,000
penelitian ekstrak daun pare sebagai
6. Kontrol (-) 0 ± 0,000 0 ± 0,000
anti jerawat dengan mekanisme kerja
Berdasarkan hasil uji aktivitas
sebagai pengkelat logam-logam pada
dan uji skrining fitokimia yang telah
kosmetik yang dapat menyebabkan
dilakukan, diduga senyawa yang
jerawat dan aktivitasnya sebagai
memiliki peran sebagai antibakteri
antibakteri pada bakteri
adalah senyawa golongan flavonoid, 46
S.epidermidis .
alkaloid, dan saponin yang
terkandung dalam buah pare.
Flavonoid merupakan senyawa yang
sudah cenderung memiliki aktivitas
antibakteri karena tingkat kepolaran
dari senyawa tersebut, dengan
kepolaran yang tinggi dari senyawa
flavonoid maka akan dengan mudah
menembus dinding sel dari bakteri
(a) (b)
S.epidermidis dan P.acnes. Setelah
Gambar 4.4. Konsentrasi Hambat
berhasil menembus dinding sel dari
minimum (KHM)
bakteri maka senyawa akan dengan
Ekstrak pada (a)
merusak permeabilitas dari membran
S.epidermidis (b)
sitoplasma sehingga nutrisi-nutrisi
P.acnes
yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
tetap hidup akan sulit untuk masuk
KHM merupakan konsentrasi
dan protein-protein penyusun sel
terkecil yang dapat memberikan daya
akan keluar dengan sendirinya
hambat sehingga hasil KHM yang
karena permeabilitas dari sitoplasma
diperoleh pada penelitian ini adalah
yang sudah rusak, dan diakhiri
pada konsentrasi 7,5% yang dilihat
dengan kematian sel bakteri.
dari adanya diameter zona hambat
Alkaloid adalah senyawa
pada konsentrasi 7,5% berbeda
yang memiliki sifat reaktif pada
dengan konsentrasi 5% yang tidak
gugus basa yang dapat bereaksi
memberikan zona hambat sedikitpun,
terhadap asam amino pada bakteri
artinya pada konsentrasi 7,5% sudah
S.epidermidis dan P.acnes dengan
menunjukkan adanya hambatan
demikian protein yang dibutuhkan
pertumbuhan bakteri .
bakteri untuk tetap dapat melakukan
Menurut penelitian yang telah
perkembangan tidak akan dihasilkan
dilakukan pada tahun 2012
menyatakan ekstrak metanol buah meski masih dalam rentang
pare dapat memberikan aktivitas antibakteri yang lemah kecuali pada
antibakteri terhadap bakteri Shigella formulasi I dan II untuk bakteri
flexneri pada konsentrasi 17,5%. P.acnes dan formulasi I pada bakteri
Oleh karena itu pada penelitian ini S.epidermidis, apabila dibandingkan
menggunakan pelarut yang berbeda dengan menggunakan uji statistik
yaitu pelarut etanol 96% untuk ANOVA formula I memberikan zona
memperoleh hasil yang lebih optimal hambat tidak berbeda secara
dan aktivitas yang lebih baik64. signifikan terhadap formula II akan
Pada penelitian ini ditentukan tetapi berbeda signifikan terhadap
bahwa konsentrasi ekstrak etanol formula III, kontrol positif, dan
buah pare 7,5% yang dianggap kontrol negatif dengan bakteri uji
sebagai KHM. Hal ini dikarenakan Propionibacterium acnes. Sedangkan
pada konsentrasi 7,5% ekstrak buah pada bakteri uji Staphylococcus
pare baru cukup pekat untuk epidermidis pada formulasi I, II, dan
memberikan aktivitas antibakteri III memberikan zona hambat berbeda
pada P.acne dan S.epidermidis, signifikan terhadap kontrol negatif
sehingga konsentrasi ini yang akan maupun positif. Hasil uji efektivitas
digunakan pada formulasi gel anti antibakteri dapat dilihat pada tabel
jerawat. 4.4.
Gel yang dibuat dalam 3 Tabel 4.4. Hasil Uji Efektivitas Gel
formulasi yang mana pada Ekstrak Buah Pare (Momordica
perbedaannya pada jumlah charantia) ( ̅ ±SD, n=3)
kombinasi basis yang digunakan, Diameter daerah hambatan
pada formula I (HPMC Formula (mm) ± SD
70%:karbopol 30%), formula II P.acnes S.epidermidis
(HPMC 50%: karbopol 50%), I 6,444 ± 0,333 6,000
formula III(HPMC 30%: karbopol K 0 ± 0,000 0 ± 0,000
II 6 ± 0,000 5,111 ± 0,509
70%). Kombinasi basis yang K 0 ± 0,000 0 ± 0,000
dilakukan agar dapat meningkatkan III 4,577 ± 0,000 3,889 ± 0,000
karakteristik gel dan diharap dapat K 0 ± 0,000 0 ± 0,000
menghasilkan difusi ekstrak yang Kontrol 17,000 ± 32,000 ±
baik pada saat pengujian efektivitas positif 0,000 0,000
antibakteri sediaan gel terhadap Terlihat dari hasil pengujian
P.acnes dan S.epidermidis. Ketiga karakteristik gel pada tabel 4.5
gel ini akan diuji aktivitas menunjukan bahwa gel yang
antibakterinya terhadap bakteri dihasilkan memiliki karakteristik gel
P.acnes dan S.epidermidis serta yang baik berdasarkan pengamatan
dibandingkan dengan kontrol negatif kekentalan, warna, bau, maupun
berupa basis gel yang digunakan dan homogenitas. Hasil pemeriksaan
dibandingkan terhadap kontrol homogenitas menunjukkan bahwa
positif verile acne gel. Ketiga tidak ada butir-butir kasar pada saat
formula mengandung konsentrasi sediaan dioleskan pada kaca
ekstrak buah pare yang sama, yaitu transparan. Hal ini menunjukan
7,5%. Aktivitas ekstrak meningkat bahwa gel yang dihasilkan telah
setelah diformulasi dalam bentuk gel, distribusi yang homogen.
Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Organoleptik Gel

Pengamatan
Formula
Kekentalan Warna Bau Homogenitas
Pengulangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
FI ++ ++ ++ + + + + + + H H H
FII ++ ++ ++ + + + ++ ++ ++ H H H
FIII +++ +++ +++ ++ ++ ++ +++ +++ +++ H H H
Keterangan :
Bentuk = + (Kurang Kental), ++ (Kental), +++ (Sangat Kental)
Warna = + (Bening), ++ (Kurang Bening), +++ (Tidak Bening)
Bau (Khas Pare) = + (Lemah), ++ (Sedang), +++ (Kuat)
H = Homogen

Pengamatan daya sebar didalam rentang, akan tetapi


dilakukan agar dapat mengetahui perubahan yang terjadi tidak
kemampuan gel untuk menyebar signifikan (p<0,05) apabila
pada permukaan kulit sehingga dapat dibandingkan dari nilai ketiga
diketahui penyebaran zat aktif yang formulasi menggunakan uji statistik
terkandung dalam sediaan gel yang ANOVA terhadap nilai daya sebar
telah dibuat. Hasil pengamatan daya ketiga formulasi. Tingginya nilai
sebar gel ditunjukan pada tabel 4.6. daya sebar dapat disebabkan oleh
Hasil pengamatan daya sebar beberapa hal seperti suhu ruangan
memperlihatkan kemampuan gel pada saat pengujian, suhu
untuk menyebar pada permukaan penyimpanan, dan viskositas sediaan
pada saat pengaplikasian. Daya sebar yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai
dari gel yang dihasilkan berkisar viskositas dari sediaan gel tersebut
antara 6,948–13,089 cm2, nilai daya maka akan semakin rendah daya
sebar gel yang baik antara 5–7 cm2. sebar yang dihasilkan, sebaliknya
Berdasarkan hasil pengujian yang semakin rendah nilai viskositas
telah didapat diketahui bahwa sediaan akan menghasilkan daya
formula I dan II memiliki daya sebar sebar yang luas juga. Dalam hal ini
yang buruk karena melewati rentang, viskositas sediaan formula I dan II
sedangkan formula III memiliki daya terlalu rendah sehingga daya sebar
sebar yang baik karena pada ketiga yang dihasilkan terlalu tinggi dan
pengulangan formulasi memberikan jauh dari rentang daya sebar gel yang
daya sebar yang baik dan masih baik 65.
Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Daya Sebar
Formula
Data
FI FII FIII
pengamatan
Gel 1 Gel 2 Gel 3 Gel 1 Gel 2 Gel 3 Gel 1 Gel 2 Gel 3
Luas
penyebaran 12,073 13,089 12,508 10,033 9,754 9,662 7,342 7,026 6,948
(mm) ± SD
Rata-rata 12,556 ± 0,510 9,816 ± 0,193 7,104 ± 0,198
antar atom pada sediaan. Semakin
nilai rata-rata daya sebar
kental sediaan maka gaya antar atom
20
semakin kuat sehingga sediaan dapat
10 nilai daya melekat lebih lama66.
sebar rata-
0 rata
Penentuan pH sediaan gel
FI FII FIII
ekstrak etanol buah pare dilakukan
Gambar 4.6. Perubahan Nilai Daya menggunakan pH meter (soil tester).
Sebar Terhadap Berdasarkan hasil pengukuran dari
Penambahan masing-masing formula selama
Pengamatan
Karbopol daya lekat pengamatan tidak terjadi perubahan
sediaan dilakukan untuk mengetahui pH sediaan yang berbeda. Sediaan
kemampuan sediaan untuk bertahan gel blanko tanpa penambahan ekstrak
dipermukaan kulit ketika telah etanol buah pare juga tidak
dioleskan. Semakin tinggi nilai daya menunjukkan penurunan atau
peningkatan pH. Hal ini
lekat yang ditunjukkan pada
menunjukkan bahwa sediaan gel
pengujian maka dapat dikatakan yang dihasilkan memiliki nilai pH
semakin besar konsentrasi obat atau yang tidak pengaruh setelah
zat aktif yang akan berdifusi karena penambahan ekstrak. Nilai pH yang
kontak antara sediaan dan permukaan didapat dari pengujian sediaan gel
kulit semakin lama. Hasil adalah 6,3 (Tabel 4.8), nilai pH
pengamatan daya lekat gel dapat diperoleh dari pencampuran
komposisi bahan yang digunakan,
dilihat pada tabel 4.7.
dimana HPMC yang berada pada
Berdasarkan hasil yang telah rentang pH 5,5-8, karbopol yang
berada pada rentang pH 2,5-4, metil
diperoleh dari pengujian bahwa
paraben yang berada pada rentang
ketiga formula memberikan nilai pH 4-8, akuades steril yang memiliki

Tabel 4.7. Hasil Pengamatan Daya Lekat


Formula
pengamatan FI FII FIII
Gel 1 Gel 2 Gel 3 Gel 1 Gel 2 Gel 3 Gel 1 Gel 2 Gel 3
Daya lekat
>60 >60 >60 >60 >60 >60 >60 >60 >60
(menit)

daya lekat yang melebihi 60 menit


Tabel 4.8. Hasil Pengamatan pH
Formula
pengamatan FI FII FIII
Gel 1 Gel 2 Gel 3 Gel 1 Gel 2 Gel 3 Gel 1 Gel 2 Gel 3
Pengukuran pH 6,3 6,3 6,3 6,3 6,3 6,3 6,3 6,3 6,3

pada pengulangan ketiga formulasi. pH 7 dan yang paling penting adalah


Hal ini disebabkan konsistensi gel TEA berada pada pH 10,5 yang
yang kental berkaitan dengan gaya dapat mempertahankan pH sediaan
agar tetap pada keadaan netral,
sehingga dapat dipastikan bahwa gel 3. Subahar T. Khasiat dan Manfaat
yang dihasilkan memiliki rentang pH Pare: si pahit pembasmi penyakit.
yang tergolong mendekati netral. Cetakan Pertama. Jakarta:
Nilai pH yang diperoleh masih dalam AgroMedia Pustaka. 2004. Hal:
rentang pH sediaan gel ideal yakni 2,4-6,9.
antara 6-867. Adapun pengamatan
nilai pH sediaan dapat dilihat pada 4. Rivera, G. Preminary Chemical
tabel 4.8. and Pharmacological Studies on
“cunde amor” Momordica
Kesimpulan charantia L. Am. J. Pharm. 1941.
Hal: 281-297.
Kandungan metabolit
sekunder yang terdapat dalam 5. Robinson, T. Kandungan bahan
ekstrak etanol buah pare adalah organik tinggi. Bandung: ITB.
alkaloid, saponin, dan flavonoid, 1995. Hal 71-72.
dengan Konsentrasi Hambatan
6. Silvy Aulya. absorbsi, emulsifikasi
Minimum (KHM) ekstrak etanol
dan antibakteri ekstrak daun pare
buah pare (Momordica charantia)
(Momordica charantia). Bogor:
terhadap Propionibacterium acnes
institut pertanian bogor. Skripsi.
dan Staphylococcus epidermidis
2012.
adalah 7,5%. Sediaan gel ekstrak
memiliki efek anti jerawat pada 7. Oktaviana Rifka. “Uji Banding
ketiga formula. Dimana, formula I Efektivitas Ekstrak Buah Pare
merupakan sediaan gel ekstrak etanol Belut (Trichosanthes Anguina
buah pare (Momordica charantia) Linn) Dengan Zinc Pyrithione 1%
yang dapat memberikan efektivitas Terhadap pertumbuhan
antibakteri paling baik terhadap Pityrosporum Ovale Pada
bakteri Propionibacterium acnes dan Penderita Berketombe”. Program
Staphylococcus epidermidis dengan Pendidikan Sarjana Kedokteran
nilai zona hambat masing-masing Fakultas Kedokteran Universitas
sebesar 6,444 mm dan 6 mm. Meski Diponegoro. Semarang. Skripsi.
tidak lebih baik jika dibandingkan 2012.
dengan kontrol positif yang memiliki
zona hambat sebesar 17 mm dan 32 8. Maya Ira. uji efektivitas ekstrak
mm metanol daun pare (Momordica
charantia L.) sebagai antimikroba
Daftar pustaka terhadap bakteri Shigella flexneri
1.aTranggono, R.I. dan Latifah, F. secara in vitro. Skripsi. Malang:
Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan FKUB. 2012.
Kosmetik. Editor: Joshita 9. Garg, A., D. Aggarwal, S. Garg,
Djajadisastra, Pharm., MS, Ph.D. A. K. Sigla. Spreading of
Jakarta: Penerbit Pustaka Utama. Semisolid Formulation: An
2007. Hal: 11 - 25, 165 – 166. Update. Pharm. Technol. 2002.
2.iWasitaatmadja, S.M. Penuntun Hal. 84-102.
Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: 10.Anggraeni, A.C. Pengaruh Bentuk
Penerbit UI-Press. 1997. Hal: 59 – Sediaan Krim, Gel, dan Salep
60, 182-188. Terhadap Penetrasi Aminofilin
Sebagai Antiselulit Secara In 11.British Pharmacopeia. British
Vitro Menggunakan Sel Difusi Pharmacopeia Volume III.
Franz. Jakarta: Fakultas London: The Stationery Office.
Matematika dan Ilmu 1999. Hal. 28
Pengetahuan Alam Universitas
Indonesia. Skripsi. 2008.

Anda mungkin juga menyukai