Anda di halaman 1dari 4

HIRARKI DAN HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN.

Didalam Surat Perjanjian Pemborongan selain berisi ketentuan-KONTRAK ditetapkan


“URUTAN HIRARKI” bagian-bagian dokumen kontrak yang bertujuan apabila terjadi
pertentangan ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang lain maka yang berlaku
adalah ketentuan berdasarkan urutan yang lebih tinggi dari urutan yg telah di tetapkan.
Pada umumnya “Urutan Hirarki” dokumen kontrak adalah sbb. :
a. Urutan ke-1 : Surat Perjanjian dan Amandemen/Addendum Kontrak.
b. Urutan ke-2 : Ketentuan khusus kontrak
c. Urutan ke-3 : Ketentuan umum kontrak (Beberapa type kontrak butir b & c masuk dalam
pasal pasal Surat Perjanjian).
d. Urutan ke-4 : Surat Perintah Kerja
e. Urutan ke-5 : Berita Acara Klarifikasi / Negosiasi
f. Urutan ke-6 : Addendum Dokumen Lelang
g. Urutan ke-7 : Spesifikasi Teknis
h. Urutan ke-8 : Spesifikasi Umum
i. Urutan ke-9 : Gambar
j. Urutan ke-10 : Berita Acara Rapat Penjelasan Lelang (Aanwijzing)
k. Urutan ke-11 : Bill of Quantity / Rincian Anggaran Biaya.
HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN PELAKSANAAN.
Berdasarkan urutan proses dan kegunaan dari masing-masing dokumen maka terjadi
saling keterkaitan antara dokumen yang satu dengan dokumen yang lain sebagai berikut :
1. SURAT PERJANJIAN.
Surat Perjanjian adalah bentuk perjanjian perikatan kontrak antara Pihak Pemberi Tugas
/ Pengguna Jasa dengan Pihak penerima Tugas /
Penyedia Jasa yang ditandatangani oleh kedua belah pihak diatas materai dengan
ketentuan-ketentuan yg telah ditetapkan dalam syarat-syarat khusus kontrak dan syarat-
syarat umum kontrak diatas.
2. KETENTUAN KHUSUS KONTRAK.
Ketentuan khusus kontrak adalah pasal-pasal yang berisi tentang penjelasan - penjelasan
“DETAIL” dan atau “PERUBAHAN” terhadap pasal-pasal yang ada didalam syarat-syarat
umum Kontrak sebagai contoh misalnya :
• Penentuan Besar Jaminan Penawaran.
- Jaminan Pelaksanaan sebesar 5 % dari harga kontrak yaitu Rp ………………………
- Jaminan Pemeliharaan / Retensi sebesar 5 % dari harga kontrak yaitu sebesar Rp
………….
- Jaminan Uang Muka sebesar 20 % dari harga kontrak yaitu sebesar Rp
………………………
• Penentuan Tata cara Pembayaran
- Pembayaran Uang Muka sebesar 20 % dari harga kontrak yaitu sebesar Rp ………………
- Pembayaran selanjutnya berdasarkan progress bulanan dengan dikurangi pengembalian
Uang muka dan retensi secara proporsional.
- Termyn Retensi sebesar 5 % dari harga kontrak yaitu sebesar Rp………setelah
berakhirnya masa pemeliharaan.
• Penentuan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan.
Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah selama …hari dimulai sejak dikeluarkannya SPK
yaitu tgl. ………… s/d tgl. …………
• Penentuan Masa Pemeliharaan.
Masa pemeliharaan ditentukan selama……….hari
• Penyesuaian Harga Kontrak / Eskalasi Pasal ini tidak berlaku (misalnya), dan
seterusnya. Untuk proyek-proyek yang mengacu kepada Kepres misalnya untuk Proyek-
proyek dikalangan Departemen Pekerjaan Umum. Ketentuan Umum Kontrak ini sudah ada
standarisasinya yang dinamakan Dokumen “Syarat-syarat Khusus Kontrak”. Dan untuk
type kontrak yang menganut kepada standar FIDIC Ketentuan khusus kontrak ini
dinamakan “Part II Condition”.
3. KETENTUAN UMUM KONTRAK.
Ketentuan umum kontrak adalah pasal-pasal yg berisi tentang definisi-definisi dan
penjelasan-penjelasan “UMUM” yang akan diperikatkan dalam kontrak setelah
diterbitkannya SPK yang antara lain menjelaskan :

 Hak & Kewajiban Para Pihak


 Jaminan Pekerjaan
 Asuransi
 Keselamatan Kerja
 Tata cara pembayaran
 Waktu pelaksanaan pekerjaan
 Masa Pemeliharaan
 Pengawas Pekerjaan
 Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
 Tata cara penyelesaian perselisihan
 Penyesuaian Harga Kontrak / Eskalasi
 Denda
 Tata cara perubahan pekerjaan & pekerjaan tambah/kurang
 Dll
Untuk proyek-proyek dikalangan Departemen Pekerjaan Umum Ketentuan Umum Kontrak
ini sudah ada Standarisasinya yang dinamakan Dokumen “Syarat-syarat Umum Kontrak”.
Dan untuk type kontrak yang menganut kepada standar FIDIC ketentuan Umum Kontrak
ini dinamakan “Part I Condition”
4. SURAT PERINTAH KERJA.
Surat Perintah Kerja (SPK) adalah Dokumen yang dikeluarkan oleh Pemberi Tugas
kepada Pemenang Lelang yang merupakan perintah untuk segera memulai kegiatan
dilapangan berdasarkan Dokumen dari Gambar s/d Berita Acara Rapat Klarifikasi di atas.
Surat Perintah Kerja tersebut sekurang - kurangnya berisi tentang nama paket pekerjaan
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan besarnya nilai pekerjaan.
5. BERITA ACARA RAPAT KLARIFIKASI / NEGOSIASI.
Berita Acara Rapat Klarifikasi dibuat apabila Pemberi Tugas merasa perlu untuk meminta
penegasan / kesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan kepada Pemenang Lelang
terkait adanya :

 Beberapa hal yg dirasa belum jelas dari dokumen penawaran penawaran yg telah
disampaikan, misalnya produk material yang ditawarkan dll.
 Kesalahan yang dibuat oleh peserta lelang dalam membuat penawaran namun
bersifat tidak menggugurkan.
6. ADDENDUM DOKUMEN LELANG.
Addendum Dokumen Lelang adalah dokumen yg berisi segala macam perubahan baik
pengurangan, penambahan maupun penyempurnaan terhadap Dokumen Lelang (Gambar
lelang, Spesifikasi Teknis, Spesifikasi Umum) yg terjadinya dalam kurun waktu setelah
undangan lelang / pengambilan sampai dengan pemasukan dokumen penawaran dari
peserta lelang yg harus disetujui oleh Konsultan & Pemberi Tugas / Pengguna Jasa.
7. SPESIFIKASI TEKNIS.
Spesifikasi Teknis berisi uraian tentang peraturan-peraturan yg dipakai, lingkup pekerjaan,
persyaratan material, persyaratan pelaksanaan pekerjaan, persyaratan-persyaratan
peralatan & persyaratan khusus lainnya dari pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan dalam
Gambar tersebut Butir A. Spesifikasi teknis memiliki tingkat hirarki yg lebih tinggi dibanding
gambar karena apabila dilihat dari kronologis penyusunannya spesifikasi teknis dibuat
untuk menjelaskan, menegaskan dan mendetailkan hal-hal yang belum tercantum dalam
gambar.
8. SPESIFIKASI UMUM.
Spesifikasi Umum selain memuat ketentuan yg telah diuraikan dalam “Definisi Spesifikasi
Umum” di muka, juga menjelaskan tentang tata cara peserta lelang dalam memasukan
penawaran pekerjaan yang telah diuraikan dalam Gambar (butir A) dan Spesifikasi Teknis
(butir B) termasuk dokumen-dokumen yang harus dilampirkan.
9. GAMBAR.
Gambar adalah dokumen produk Konsultan Perencana yang disahkan oleh Pemberi
Tugas yg berisi tentang dimensi-dimensi dan ukuran-ukuran bangunan yang dipakai
sebagai acuan bagi pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

 Jika dalam suatu dokumen terdapat perbedaan gambar antara antara lembar satu
dengan yang lain maka yang berlaku adalah gambar dengan skala yang lebih
besar.
 Jika dalam suatu dokumen terdapat perbedaan antara gambar arsitektur dengan
gambar struktur maka untuk dimensi ruang yang berlaku adalah sesuai dengan
gambar arsitektur, namun untuk dimensi struktur (misalnya dimensi penulangan
pelat) yang berlaku adalah yang tercantum pada gambar struktur.
10. BERITA ACARA RAPAT PENJELASAN LELANG.
Berita Acara Rapat Penjelasan Lelang adalah Notulen hasil rapat penjelasan terhadap
Gambar Lelang, Spesifikasi Teknis dan Spesifikasi Umum yang ditandatangani oleh
Panitia Lelang, Konsultan dan Wakil Peserta Lelang. Pada umumnya proyek swasta Berita
Acara Aanwijzing ini juga memuat Addendum/Perubahan spesifikasi teknis, gambar atau
lingkup pekerjaan. Tetapi untuk proyek pemerintah Berita Acara Aanwijzing hanya berisi
penjelasan tentang Spesifikasi Teknis, Spesifikasi Umum & Gambar Lelang tanpa
merubah substansi yang ada didalamnya; Namun apabila diperlukan adanya perubahan
harus dibuat Addendum Dokumen Lelang atas persetujuan Pengguna Jasa.
11. BILL OF QUANTITY (BQ).
Bill of Quantity adalah daftar item & kuantitas pekerjaan yang penyusunan &
perhitungannya didasarkan atas gambar lelang (butir A), spesifikasi teknis (butir B) dan
spesifikasi umum (butir C) yang digunakan sebagai standar acuan bagi Peserta Lelang
dalam mengajukan penawaran harga.
UU Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi dijelaskan bahwa
kontrak kerja konstruksi merupakan keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan
hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai