Anda di halaman 1dari 21

Telinga adalah organ pendengaran yang memiliki fungsi penting dalam menjaga keseimbangan tubuh.

Bagian bagian telinga yang berfungsi dalam pendengaran terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar,
bagian tengah dan koklea.

Bagian bagian telinga yang berfungsi dalam keseimbangan terdiri atas tiga bagian yaitu kanal
semisirkular, utrikel dan sakulus.
Bagian Bagian Telinga: Struktur Telinga

Berikut akan kami jelaskan tentang bagian bagian telinga berdasarkan tiga pembagian yang ada yaitu
bagian telinga luar, bagian telinga dalam dan koklea.
Bagian telinga luar

Telinga eksterna atau telinga bagian luar terdiri atas dua bagian yaitu aurikula dan meatus akustik
eksterna. Aurikula (Kuping telinga) menonjol dari samping kepala, yang terdiri atas fibrokartilago yang
tipis dan elastis, ditutupi oleh kulit yang berbentuk corong atau kuping telinga yang mengantar gelombang
suara menuju meatus akustik eksterna.

Meakus akustik eksterna adalah bagian telinga yang memiliki bentuk lintasan tubular sekitar 4 cm
memanjang ke bagian temporal. Sepertiga bagian luar tersusun atas dinding kartilago dan dua pertia
bagian dalam adalah tulang.

Eksterna akustik meatus ini membentuk kanal yang melengkung, yaitu lenkungan depan-atas,
lengkungan belakang atas dan lengkungan depan dan sedikit menurun.

Pada bagian ujung eksternal meatus bagian dalam ditutupi oleh membran timpani (Gendang telinga).
Pada tepi kulit kartilago meatus dapat ditemukan rambut rambut halus dan banyak kelenjar yang
mengekskresikan serumen.

Serumen adalah zat yang berfungsi untuk melindungi kanal atau saluran telinga dari debu dan benda
asing lain.

Akan tetapi, serumen dapat menjadi gangguan untuk telinga yaitu ketika terjadinya penimbunan serumen
sehingga menjadi penghambat bagi suara.

Untuk mengeluarkan seruman perlu dilakukan penyemprotan ke saluran telinga.


Bagian bagian telinga dan fungsinya
Bagian telinga Tengah

Telinga bagian tengah adalah ruang kecil yang terletak di dalam tulang temporal.

Bagian telinga tengah dipisahkan dengan bagian telinga luar oleh membran timpani. Didalam bagian
telinga tengah terdapat dinding yang dibentuk oleh dinding bagian lateral telinga dalam.

Rongga tersebut dikelilingi oleh membran mukosa. Rongga tersebut juga mengandung udara yang
masuk dari faring melalui saluran pendengaran.

Hal inilah yang membuat tekanan udara di kedua sisi membran timpani sama atau seimbang.

Pada bagian telinga tengah terdapat tiga tulang tipis yang disebut osikel. Fungsi tulang osikel adalah
menghantarkan getaran ke membran timpani melalui telinga dalam. Osikel terdiri atas tiga tulang tipis
yaitu Maleus, Inkus dan Stapes.

Tulang Maleus atau tulang martil adalah bagian osikel pada telinga tengah yang berada di dekat
(melekat pada ) membran timpani. Setelah itu, ada tulang inkus atau tulang landasan yang berartikulasi
(membentuk sendi) dengan tulang maleus dan tulang stapes.

Tulang Stapes atau tulang sanggurdi adalah tulang kecil (osikel) yang berada pada bagian dasar osikel
yang menempel pada fenestra vestibuli dan mengarah ke bagian dalam telinga.

Dinding posterior telinga tengah terbuka tidak beraturan, mengarah ke mastoid antrum dan membelok
ke sekelompok sel udara mastoid seperti sinus nasal yang terinfeksi.
Bagian Telinga Dalam

Telinga bagian berada di dalam bagian petrosa tulang temporal yang tersusun atas dua bagian yaitu
tulang labyrinth yang menonjol (bony labirinth) dan membran labyringth.
Tulang labyrinth selanjutnya terbagi atas tiga bagian yaitu vestibula, koklea dan kanal semisirkular.

Vestibula berdampingan dengan bagian telinga tengah melewati dua lubang yaitu fenestra vestibuli yang
ditempati oleh dasar stapes dan fenestra koklea yang terisi oleh jaringan fibrosa.

Di bagian belakang terdapat muara yang menuju kanal semisirkular dan dibagian depan terdapat muara
yang mengarah ke koklea.

Koklea merupakan bagian telinga yang penting bagi fungsi pendengaran.

Koklea adalah saluran berbentuk spiral yang membentuk dua pertiga putaran mengitari pusat tulang yang
disebut modiolus.

Berdasarkan panjangnya, saluran koklea terbagi atas tiga terowongan oleh dua membran yaitu membran
basilar dan membran vestibular, yang meregang dari modiolus ke dinding luar.

Pada saluran bagian luar, terdapat skala vestibuli di bagian atas dan skala timpani di bagian bawah.

Saluran ini berisi perilimfe dan bergabung dengan puncak modiolus. Bagian ujung skala timpani yang
lebih rendah ditutupi fibrosa fenestra koklea.

Bagian tengah saluran koklea disebut duktus koklear dan berisi endolimfe. Bentuknya sama dengan
tulang labyrinth dan disebut membran labyrinth.

Di dalam duktus koklear terdapat ujung ujung saraf pendengaran yang disebut sel sel rambut.

Pada koklea, terdapat tiga kanal semisirkular yang terletak di atas dan di belakang vestibula dalam tiga
ruang yang berbeda, satu vertikal, satu horisontal dan yang lain transversal. Semua ruang ini berisi
perilimfe.
Dalam fungsi keseimbangannya, apabila posisi kepala berubah, gerakan endolimfe akan merangsang
sel sel khusus yang memiliki tonjolan seperti rambut rambut yang terdapat di ujung setiap kanal.

Di bagian dalam tulang labyrinth terdapat labyrinth membranosa yang berupa membran berukuran kecil.
Membran ini terdiri atas utrikel, sakul, duktus semikular dan duktus koklea.

Utrikel dan sakulus adalah dua kantung kecil dalam vestibula yang satu sama lain dihubungkan oleh
saluran penyambung (connecting tube).

Kantung kantung tersebut berisi potongan kecil saraf sel rambut yang distimulasi oleh gaya gaya gravitas
pada kristal kristal kecil (otolith) yang menempel pada sel sel tersebut.

Bentuk duktus semisirkular sama dengan kanal semisirkular terletak di dalam duktus tersebut, tetapi
diameter duktus semisirkular hanya 1/4 kanal semisirkular. Duktus semisirkular mengandung endolimfe.

Duktus koklear adalah saluran spiral yang terdapat di dalam kanal koklea yang menonjol dan
membentang di sepanjang dinding luar.

Langit langit duktus koklear dibentuk oleh membran vestibular dan bagian dasarnya oleh membran
basiler dan kedua dinding luarnya oleh tonjolan dinding koklea.

Bagian bagian tulang telinga dan fungsinya

Setelah anda membaca bagian bagian telinga diatas, anda pasti sudah paham tentang anatomi telinga
itu sendiri. Untuk mudah dalam mengingat bagian telinga diatas, mari kita review secara singkat dibawah
ini:
Review Singkat Bagian Bagian Telinga
 Bagian telinga luar: Aurikula, Meatus Akustik Eksterna, dan membran timpani
 Terdapat cairan serumen.
 Bagian telinga tengah: Terdapat tiga tulang Osikel yaitu tulang Maleus, Inkus, dan tulang
Stapes.
 Bagian telinga dalam : Tulang Labyrinth dan membran labyrinth
 Tulang labyrinth terdiri atas vestibula, koklea dan kanal semisirkular
 Koklea tersusun atas duktus koklear yang terdapat sel sel rambut, fibrosa fenestra koklea
 Labyrinth Membranosa terdiri atas utrikel, sakul, duktus semikular dan duktus koklea
Bagian bagian telinga dan fungsinya
Fungsi Bagian Telinga

Setelah mengetahui bagian bagian telinga, mari kita belajar tentang fungsinya yaitu:

 Aurikula yang disebut sebagai kuping telinga berfungsi untuk menghantarkan gelombang suara
menuju ke meatus akustik eksterna.

 Meatus akustik eksterna berfungsi untuk menghantarkan gelombang suara dari aurikula ke
bagian telinga seterusnya yaitu membran timpani atau gendang telinga.

 Pada Meatus akustik eksterna juga terdapat rambut rambut halus dan memiliki kelenjar yang
berfungsi untuk mengekskresikan serumen untuk melindungi saluran telinga.

 Osikel yang tersusun atas tiga tulang berfungsi untuk memperbesar getaran suara yang
ditimbulkan oleh membran timpani (gendang telinga) sehingga vestibuli fenestra bergetar yang
mengakibatkan perilimfe bergetar.

 Kanal Semisirkular dengan sel sel khususnya berfungsi untuk mengetahui posisi kepala berubah
dengan adanya gerakan endolimfe yang menyentuh ujung kanal.

 Koklea berfungsi sebagai wadah bagi sel sel yang digunakan untuk mendengar serta menjaga
keseimbangan

 Utrikel dan sakulus berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh manusia dengan adanya
otolith dan saraf sel rambut.

Sekian pelajaran biologi tentang bagian bagian telinga dan fungsi telinga ini, untuk pertanyaan lebih jauh
tentang bagian bagian telinga ataupun yang lainnya, silahkan bertanya di tanya.belajarbiologi.com

Keyword terms:
Bagian bagian telinga, fungsi dan struktur telinga, bagian telinga dan fungsinya, telinga dan fungsi
telinga. Fungsi fungsi bagian bagian telinga.

Sumber:
Anatomi & Fisiologi Untuk Perawat Edisi 10 Oleh Roger Watson. Penerbit Buku Kedokteran. Editor
Komalasari. 2002. Jakarta.

Kanalis semisirkular merupakan bagian dari telinga bagian dalam. Mereka


dilapisi dengan silia dan diisi dengan cairan yang dikenal sebagai endolympth.
Setiap kali kepala bergerak, endolymph bergerak. Fungsi Kanalis
semisirkularis sebagai jenis sensor gerak, seperti gerakan silia
dikomunikasikan ke otak. Akibatnya, otak tahu bagaimana untuk menjaga
tubuh seimbang dalam semua postur. Kanalis semisirkularis mengandung tiga
bagian utama: horisontal, posterior, dan kanal superior .

Kanalis semisirkularis

Masing-masing kanal tersebut memberikan rasa tersendiri pada arah


keseimbangan. Kanal superior mendeteksi rotasi kepala pada sumbu anterior
posterior. Kanal posterior mendeteksi rotasi pada bidang saggital. Kanal
horisontal indra gerakan secara vertikal, seperti kepala berputar ke atas dan
ke bawah pada leher. Kerusakan atau cedera pada kanalis semisirkularis
mungkin dua kali lipat. Jika salah satu dari tiga bagian yang terpisah tidak
bekerja, seseorang bisa kehilangan rasa keseimbangan. Kemampuan
berkurang mendengar mungkin juga hasil dari kerusakan
Organ Korti
Organ Korti adalah organ pendengaran yang terletak pada koklea di telinga dalam. Organ
kortiterdiri atas banyak sel rambut, pada ujung sel rambut ini terdapat sel saraf yang
berhubungan dengan otak. Organ Korti berfungsi untuk menerima getaran suara dan
mengubahnya menjadi impuls sehingga dapat diterjemahkan oleh otak sebagai suara.

Fungsi utama utrikulus adalah mengisyaratkan posisi kepala relatif terhadap gravitasi.
Kerusakan sakulus menimbulkan kelainan yang kurang berarti dibandingkan dengan
kerusakan utrikulus, sehingga fungsi sakulus kurang jelas dibanding utrikulus. Sakulus
pernah diduga sebelumnya merupakan reseptor pendengaran frekuensi rendah, namun
akhir-akhir ini studi sistematis khusus menunjukkan bahwa serabut saraf sakulus bereaksi
hanya pada percepatan linier. Diperkirakan bahwa sistem sakulus memberikan reaksi
terhadap percepatan vertikal tingkat tinggi, yang perlu untuk menimbulkan respon motorik
yang dibutuhkan untuk mendarat secara optimal sewaktu terjatuh.1,3,6

Seperti kita ketahui bahwa sistem vestibuler merupakan salah satu dari tiga sistem yang
berfungsi untuk mempertahankan posisi tubuh dan keseimbangan. Yang dua lainnya adalah
somatosensoris (terutama proprioseptif) dan sistem penglihatan. Kehilangan proprioseptif
(misalnya seperti pada tabes dorsalis) atau penglihatan menyebabkan gangguan ekuilibrium
dan keseimbangan yang lebih nyata daripada kehilangan fungsi vestibuler. Akibat
kehilangan fungsi vestibuler bilateral, gangguan terjadi hanya bila salah satu sistem yang
lain ikut terganggu (misalnya bila berjalan dalam gelap atau pada permukaan yang licin)
atau ketika keseimbangan harus dipertahankan dalam kondisi yang sulit (misalnya berjalan
meniti balok kayu yang sempit). Jadi pada manusia, pada kondisi fisiologik, sistem
vestibuler mungkin paling kurang penting dari ketiga sistem ekuilibrium dan keseimbangan.
Gangguan funsi yang paling nyata timbul ketika sistem vestibuler terserang, kerusakan
asimetris akut dan menimbulkan kesan posisi kepala “salah” atau kepala berputar.6

1. Sakulus dan Ultrikulus


Dinding sakulus dan ultrikulus dibentuk oleh lapisan jaringan ikat tebal yang mengandung
pembuluh darah, sedangkan lapisan dalamnya dilapisi epitel selapis gepeng sampai selapis
kuboid rendah. Pada sakulus dan ultrikulus terdapat reseptor sensorik yang disebut makula
sakuli dan makula ultrikuli. Makula sakuli terletak paling banyak pada dinding sehingga
berfungsi untuk mendeteksi percepatan vertikal lurus sementara makula ultrikuli terletak
kebanyakan di lantai /dasar sehingga berfungsi untuk mendeteksi percepatan horizontal
lurus.
Makula disusun oleh 2 jenis sel neuroepitel (disebut sel rambut) yaitu tipe I dan II serta sel
penyokong yang duduk di lamina basal.Serat-serat saraf dari bagian vestibular nervus
vestibulo-akustikus akan mempersarafi sel-sel neuroepitel ini.
Sel rambut I berbentuk seperti kerucut dengan bagian dasar yang membulat berisi inti dan
leher yang pendek. Sel ini dikelilingi suatu jala terdiri atas badan akhir saraf dengan
beberapa serat saraf eferen, mungkin bersifat penghambat/ inhibitorik. Sel rambut tipe II
berbentuk silindris dengan badan akhir saraf aferen maupun eferen menempel pada bagian
bawahnya. Kedua sel ini mengandung stereosilia pada apikal, sedangkan pada bagian tepi
stereosilia terdapat kinosilia. Sel penyokong (sustentakular) merupakan sel berbentuk
silindris tinggi, terletak pada lamina basal dan mempunyai mikrovili pada permukaan apikal
dengan beberapa granul sekretoris.
Pada permukaan makula terdapat suatu lapisan gelatin dengan ketebalan 22 mikrometer
yang dikenal sebagai membran otolitik. Membran ini mengandung banyak badan-badan
kristal yang kecil yang disebut otokonia atau otolit yang mengandung kalsium karbonat dan
suatu protein. Mikrovili pada sel penyokong dan stereosilia serta kinosilia sel rambut
terbenam dalam membran otolitik. Perubahan posisi kepala mengakibatkan perubahan
dalam tekanan atau tegangan dalam membran otolitik dengan akibat terjadi rangsangan
pada sel rambut. Rangsangan ini diterima oleh badan akhir saraf yang terletak di antara sel-
sel rambut.

Rambut
Sel rambut adalah sel yang ada di dalam telinga yang berfungsi sebagai penerus
gelombang suara dari telinga dalam kepada sel-sel syaraf pendengaran.juga berfungsi
sebagai landasan atau dasar dari koklea dan tulang-tulang pendengaran di dalam telinga.
Setiap orang memiliki rata-rata sekitar 15000 sel rambut per telinga. Apabila rusak, sel-sel ini
tidak bisa tumbuh kembali. Tetapi kini telah menemukan kombinasi obat yang memperluas
populasi sel progenitor (sel pendukung) di telinga dan mendorong perkembangannya
menjadi sel-sel rambut, memberikan jalan baru dan potensi untuk mengobati gangguan
pendengaran yang pada umumnya dialami oleh orang tua. Paparan kebisingan, penuaan,
dan beberapa antibiotik dan obat kemoterapi dapat menyebabkan kematian sel rambut.
Pada beberapa hewan, sel-sel alami mengalami regenerasi, tetapi tidak terjadi pada
manusia.

Bagian dari Telinga Manusia


Tiga bagian utama dari telinga manusia adalah telinga luar, telinga tengah, dan telinga
bagian dalam. Kerja dari telinga manusia adalah sedemikian rupa sehingga gelombang
suara melakukan perjalanan dari telinga luar ke telinga tengah, yang kemudian
diteruskan ke telinga bagian dalam bentuk gelombang kompresi.

Di telinga bagian dalam, gelombang kompresional diubah menjadi impuls listrik yang
dirasakan oleh otak. Dengan cara ini, kita dapat mendengar dan membedakan berbagai
jenis suara. Mari kita bahas secara singkat tentang bagian-bagian yang berbeda dari
telinga manusia dan peran mereka dalam mendengar.

Proses Mendengar
Proses mendengar di awali dari diterimanya gelombang bunyi yang selanjutnya diteruskan
kepada sel saraf pendengaran. Melalui gambar penampang telinga dapat kita lihat, bahwa
proses tersebut berlangsung dan terjadi pada rangkaian sistem yang cukup pendek. Namun,
penjelasan dari proses tersebut sebenarnya cukup kompleks.

Gelombang bunyi yang berada disekitar kita, dapat kita dengar dikarenakan adanya
medium udara. Gelombang bunyi dari luar masuk ke telinga melalui daun telinga yang
tersambung dengan saluran pendengaran. Dapat kita cermati bahwa bentuk sistem ini
menyerupai sebuah corong yang tidak sempurna pada bagian depannya. Sistem ini
membantu kita untuk mengumpulkan gelombang bunyi yang mengarah kepada kita dari
depan dan mengumpulkannya masuk kedalam saluran pendengaran.

Saluran pendengaran kita menyerupai sistem pipa organa terbuka dengan panjang sekitar
2,7 cm dan dengan diameter sebesar 7 mm. Pipa yang kecil bukan? Saluran ini berfungsi
sebagai resonator dan karena bentuknya yang tidak lurus maka saluran ini juga berfungsi
untuk melindungi gendang telinga yang sifatnya ringkih dari kerusakan akibat terlalu
besarnya intensitas bunyi yang menggetarkan gendang telinga. Suhu pada gendang telinga
berkisar 30 derajat C yaitu suhu antara suhu ruang (25 derajat C) dengan suhu badan
manusia (38 derajat) Gelombang bunyi yang masuk ke dalam saluran pendengaran diterima oleh
gendang telinga. Gendang telinga memiliki sifat yang sensitif, berbentuk oval dengan dimensi sekitar 9
mm sampai 12 mm. Gelombang bunyi yang merambat melalui udara menggetarkan gendang telinga.
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal dan merambat dengan menggunakan prinsip
tekanan. Berdasarkan bagian-bagian besar dari telinga maka tekanan udara dapat dibagi pula menjadi tiga
selama proses pendengaran. Tiga jenis tekanan itu adalah tekanan yang ada di luar telinga, tekanan pada
telinga bagian tengah dan tekanan yang ada di dalam telinga. Tekanan yang ada di luar telinga secara
normal memiliki sebesar 1 atmosfer jika tanpa adanya gelombang bunyi yang merambat. Nilai tekanan
tersebut akan memiliki nilai lebih besar jika ada gelombang bunyi yang merambat. Namun, nilai dari
tekanan yang ada di dalam telinga tengah diatur sedemikian rupa dengan adanya saluran eustachius pada
tekanan alami. Pada telinga bagian dalam, membran dihubungkan dengan jendela oval dengan sistem
osilasi yang terdiri dari 3 tulang, yaitu martil, landasan dan sanggurdi). Membran telinga dan jendela oval
memiliki perbedaan luas penampang. Jendela oval memiliki luas penampang sebesar 15 kali lebih kecil
dari gendang telinga. Oleh karena itu, tekanan yang diterima oleh jendela oval memiliki nilai 15 kali lebih
besar dari membran timpani (gendang telinga). Kesimpulan tersebut dapat dirunut dari konsep tekanan
(P=F/A). Pemberian gaya yang sama, dengan luas penampang yang berbeda maka akan menghasilkan
tekanan yang berbeda.

Getaran yang diterima oleh gendang telinga akan diteruskan oleh osikel kepada jendela
oval. Osikel adalah tiga jenis tulang yang saling terhubung yang berfungsi meneruskan
getaran dari gendang telinga. Tiga tulang tersebut adalah tulang martil (martil), tulang
landasan (anvil) dan tulang sanggurdi (stirrup). Rangkaian tulang ini hanya memiliki
dimensi panjang sebesar 1,2 cm. Walaupun ukurannya kecil fungsi dari osikel ini juga
merupakan fungsi yang penting. Kinerja dari tiga tulang ini memiliki prinsip yang hampir
sama dengan pengungkit jenis satu lebih tepatnya jungkat-jungkit. Keuntungan mekanis yang
diperoleh dari rangkaian tulang ini adalah sebesar 1,3. Hal ini memiliki arti bahwa gaya yang
diteruskan ke jendela oval memiliki nilai yang lebih besar yaitu 1.3 kali dari membran
timpani.
Koklea merupakan bagian paling rumit ada telinga. Ukurannya tidak lebih dari setengah cm
dan dikelilingi oleh tulang. Koklea juga dapat melakukan analisis frekuensi secara parsial
sehingga kita dappat membedakan beragam nada. Koklea panjang ruang sekitar 35 mm.
Koklea memiliki sub ruang yang berjumlah 3. Ruang tersebut adalah skala vestibule, skala
timpani dan skala media. Di dekat helicotrema sekitar 0,5 mm sampai 0,08 mm didekat
jendela oval terdapat membran basiliar yang memisahkan membran skala timpani dan
skala media. Pada skala media dan skala vestibuli dipisahkan oleh membran Reissner. Pada
skala vestibuli terdapat jendela oval yang terkait dengan footplate dari osikel. Pada skala
timpani terdapat jedela bundar yang tidak terkait sesuatu. Skala vestibuli dan skala timpani
salng terhubung pada bagian ujung yaitu helicotrema. Ketika osikel bergerak ke kanan
maka cairan dalam membran vestibuli akan terdorong ke kanan dan memasuki helicotrema
kemudian masuk ke dalam skala timpani dan mengalir ke arah kiri, sehingga jendela bundar
akan terdesak ke arah kiri oleh cairan. Hal yang sebaliknya terjadi ketika footplate bergerak
ke kiri, jendela oval ke kiri, cairan membran vestibuli ke kiri,cairan membran timpani ke
kana, jendela bundar ke kanan. Oleh karena itulah arah dari getaran jendela oval dan
jendela bundar saling berlawanan dan memiliki perbedaan fase sebesar 1,5. Pada membran
basiliar terdapat dua baris sel rambut yang terhubung dengan serat saraf.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa melalui permukaan jendela oval,intensitas
bunyi diperbesar 15 kali dari intensitas yang diterima oleh membran timpani melalui konsep
tekanan. Jendela oval yang menempel pada rumah siput, meneruskan getaran ke rumah
siput. Nilai massa jenis dari cairan pengisi rumah siput adalah faktor terjadinya perbedaan
impedansi antara udara dan rumah siput. Perbedaan ini menimbulkan penurunan intensitas
dari gelombang yang dapat diteruskan. Perbandingan massa jenis cairan koklea (rumah siput)
dengan udara adalah 3300 : 1. Perbedaan yang sangat signifikan ini membuat gelombang
yang dapat ditransmisikan hanya sebesar 1/3300. Hal ini berarti fraksi energi 1000 fraksi
energi hanya 30 dB yang dapat diteruskan. Secara keseluruhan nilai intensitas gelombang
bunyi yang dapat disampaikan kepada sel saraf adalah sebesar (1,3^2)(15)(1/3300) nilai
senilai dengan 1/130 dari gelombang bunyi yang ditangkap oleh daun telinga. Penguatan
intensitas dilakukan lagi oleh pembengkokan sel rambut oleh membran basiliar dalam aspek
amplitudo dan kecepatan pengiriman impuls saraf yang mana secara matematis belum
dapat dibahas dalam artikel ini.

Penutup
Berdasarkan pembahasan di atas dapat kita pahami terkait kekompleksan dari sistem
pendengaran yang dimiliki oleh manusia. Jika salah satu komponennya ada yang rusak atau
hanya bekerja tidak semestinya maka hal tersebut akan mengganggu proses pendengaran
kita. Masih banyak hal yang belum dapat dibahas pada artikel kali ini. Semoga penulis
diberikan kesempatan untuk mempelajarinya dan menghadirkan analisisnya kepada anda.

Intisari-Online.com - Meski sebagian besar orang mengetahui, di dalam tubuh mereka


ada sistem pencernaan, pernapasan, peredaran, maupun reproduksi, hanya sedikit
orang yang mengetahui tentang sistem vestibular, penjaga keseimbangan dalam
tubuh. Secara sederhana, sistem vestibular adalah sebuah sistem yang
bertanggungjawab terhadap orientasi tubuh dalam ruangan, baik saat kita sedang
duduk, berdiri, tidur, dan lain sebagainya. Sistem ini menilai bagaimana posisi tubuh
berdasarkan gerakan dan posisi kepala.

Sistem ini terletak pada tulang temporal telinga, mencakup koklea dan berbagai reseptor
di telinga kita. Bagaimana sistem ini berjalan, hal itu bergantung pada informasi yang
diberikan oleh bagian lain tubuh, seperti mata, telinga, tangan, kaki, dan otot. Informasi
itu berkisar tentang posisi tubuh, di mana kita berada, dan apa yang kita lakukan. Sistem
inilah yang kemudian berkoordinasi dengan otak untuk membuat kita tetap tegak.

Secara fungsi, sistem vestibular sendiri berperan dalam keseimbangan, koordinasi, serta
kontrol pergerakan tubuh. Tanpa sistem ini, kita akan terlihat serupa orang mabuk dan
mudah jatuh. Orang yang sistem vestibularnya terganggu akan merasakan ruangan
seolah terus berputar, persis seperti orang mabuk atau terpengaruh alkohol.

Di sisi lain, sistem vestibular juga bertanggungjawab untuk hal-hal lainnya. Misalnya,
saat kita sedang berada di lift tertutup dan tidak bisa melihat lift yang bergerak. Sistem
vestibularlah yang membuat kita merasa lift bergerak atau berhenti, tanpa melihatnya.
Sama halnya saat kita berada dalam sebuah mobil. Meski menutup mata, kita tetap bisa
mengetahui kapan mobil berjalan lurus atau berbelok. (Healthyliving

1. Tuli/Gangguan Dengar Konduktif adalah gangguan dengar yang disebabkan kelainan di


telinga bagian luar dan/atau telinga bagian tengah, sedangkan saraf pendengarannya masih
baik, dapat terjadi pada orang dengan infeksi telinga tengah, infeksi telinga luar atau adanya
serumen di liang telinga.
2. Tuli/Gangguan Dengar Saraf atau Sensorineural yaitu gangguan dengar akibat
kerusakan saraf pendengaran, meskipun tidak ada gangguan di telinga bagian luar atau
tengah.
3. Tuli/Gangguan Dengar Campuran yaitu gangguan yang merupakan campuran kedua jenis
gangguan dengar di atas, selain mengalami kelainan di telinga bagian luar dan tengah juga
mengalami gangguan pada saraf pendengaran.

Untuk menentukan jenis dan derajat ketulian dapat diperiksa dengan audiometri
Disamping dengan pemeriksaan audiometri, ambang respon seseorang terhadap bunyi dapat juga
dilakukan dengan pemeriksaan BERA (Brainstem Evoke Response Audiometry, dapat dilakukan
pada pasien yang tidak dapat diajak komunikasi atau anak kecil.

Tuli Konduktif atau Conductive Hearing Loss (CHL) adalah jenis ketulian yang tidak
dapat mendengar suara berfrekuensi rendah. Misalnya tidak dapat mendengar huruf U dari kata
susu sehingga penderita mendengarnya ss. Biasanya gangguan ini “reversible” karena
kelainannya terdapat di telinga luar dan telinga tengah(Purnawan Junadi,dkk. 1997, hal. 238).
Tuli kondusif adalah kerusakan pada bagian telinga luar dan tengah, sehingga menghambat
bunyi-bunyian yang akan masuk ke dalam telinga. Kelainan telinga luar yang menyebabkan tuli
kondusif adalah otalgia, atresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna
sirkumskripta, otitis eksterna maligna, dan osteoma liang teliga. Kelainan telinga tengah yang
menyebabkan tuli kondusif ialah sumbatan tuba eustachius, otitis media, otosklerosis,
timpanisklerosia, hemotimpanum, dan dislokasi tulang pendengaran.
PATOFISIOLOGI
Saat terjadi trauma akan menimbulkan suatu peradangan bias saja menimbulkan luka,
nyeri kemudian terjadi penumpukan serumen atau otorrhea. Penumpukan serumen yang terjadi
dapat mengakibatkan transmisi bunyi atau suara yang terganggu sehingga penderita tidak dapat
mempersepsikan bunyi atau suara yang di dengarnya.

Anatomi dan Fisiologi Sistem Persyarafan

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN

I. ORGANISASI DAN SEL SARAF

A. SISTEM SARAF
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan
bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme
sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur.
Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus,
dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons
terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama :

1. Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui


reseptor,yang
terletakdi tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun internal
(reseptor viseral).

2. Antivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik


yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla
spinalis, yang kemudian akan menginterprestasikan dan
mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi.

3. Output motorik. Input dari otak dan medulla spinalis memperoleh respon
yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh , yang disebut sebagai
efektor.

B. ORGANISASI STRUKTURAL SISTEM SARAF

a. Sistem saraf pusat (SSP).

Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang dilindungi tulang kranium dan
kanal vertebral.

b. Sistem saraf perifer .

Meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri dari saraf
cranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis
dengan reseptor dan efektor. Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi
menjadi sistem aferen dan sistem eferen.
a) Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke
SSP
b) Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan
kelenjar. Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi :

Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan


eksternal dan pembentukan respons motorik volunteer pada otot rangka.
Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter
pada otot polos, otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls
saraf melalui dua jalur
(a) Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis
(b) Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis.
(c) Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki inervasi
simpatis dan parasimpatis.

C. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF

A. NEURON adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel
dan perpanjangan sitoplasma.
a) Badan sel atau perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme
keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut :

Satu nucleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti
konpleks golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol
dan tidak dapat bereplikasi. Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma
kasar dan ribosom-ribosom bebas serta berperan dalam sintesis protein.
Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui
mikroskop

cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.


b) Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan
pendek serta berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
c) Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang
dari dendrite. Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron
lain, ke sel lain (sel otot atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi
asal akson.

B. KLASIFIKASI NEURON
a) Fungsi. Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi
impulsnya.

1. Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada


kulit, organ indera atau suatu organ internal ke SSP.

2. Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP ke efektor.

3. Interneuron (neuron yang berhubungan) ditemukan seluruhnya dalam SSP.


Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau
menyampaikan informasi ke interneuron lain.

b) Struktur. Neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan jumlah


prosesusnya.

1. Neuron unipolar memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih. Sebagian
besar neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis,
masuk dlam golongan ini.
2. Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu dendrite. Neuron ini ditemukan
pada organ indera, seperti amta, telinga dan hidung.

3. Neuron unipolar kelihatannya memiliki sebuah prosesus tunggal, tetapi


neuron ini sebenarnya bipolar.

c. Sel Neuroglial. Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang
tambahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat.
a) Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus
panjang, sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel
atau “kaki vascular”.

b) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah


prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.

c) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya


memiliki peran fagositik.

d) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral


dan ronggal medulla spinalis.

d. kelompok Neuron
a) Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP.

b) Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar
SSP dalam saraf perifer.

c) Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak di luar SSP.

d) Saraf gabungan. Sebagian besar saraf perifer adalah saraf gabungan ; saraf
ini mengandung serabut arefen dan eferen yang termielinisasi dan yang tidak
termielinisasi.
e) Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla spinalis
yang memiliki origo dan tujuan yang sama.

f) Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi yang


berlawanan pada otak atau medulla spinalis.
UNGSI RESEPTOR RETINA

Reseptor di Mata

Reseptor penglihatan adalah sel-sel di conus (sel kerucut) dan basilus (sel batang). Conus terutama
terdapat dalam fovea dan penting untuk menerima rangsang cahaya kuat dan rangsang warna. Sel-sel
basilus tersebar pada retina terutama di luar makula dan berguna sebagai penerima rangsang cahaya
berintensitas rendah. Oleh karena itu dikenal dua mekanisme tersendiri di dalam retina (disebut dengan
Teori Duplisitas), yaitu :

a. Penglihatan Photop, yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan sinar pada siang hari dan
penglihatan warna dengan conus.

b. Penglihatan Scotop, yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan senja dan malam hari dengan
basilus

Jalannya Impuls di Mata

Manusia apat melihat karena ada rangsang berupa sinar yang diterima oleh reseptor pada mata.
Jalannya sinar pada mata adalah sebagai berikut :

Impuls yang timbul dalam conus atau basilus berjalan melalui neuritnya menuju ke neuron yang
berbentuk sel bipoler dan akhirnya berpindah ke neuron yang berbentuk sel mutipoler. Neurit sel-sel
multipoler meninggalkan retina dan membentuk nervus opticus. Kedua nervus opticus di bawah
hypothalamus saling bersilangan sehingga membentuk chiasma nervus opticus, yaitu neurit-neurit yang
berasal dari sebelah lateral retina tidak bersilangan. Tractus Opticus sebagian berakhir pada colliculus
superior, dan sebagian lagi pada corpus geneculatum lateral yang membentuk neuron baru yang pergi
ke korteks pada dinding fissura calcarina melalui capsula interna. Pada dinding fisura calcarina inilah
terdapat pusat penglihatan.

Nama otot penggerak bola mata dan fungsi otot penggerak bola mata adalah sebagai berikut :

Rektus eksternus berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke arah luar.

Rektus internus berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke arah dalam.

Rektus inferior berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam.
Obliquus inferior berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke bawah dan ke luar.

Rektus superior berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke atas dan ke dalam.

Obliquus superior berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke atas dan ke luar

1. Syaraf Optik
Saraf optik mentransmisikan impuls cahaya yang di tangkap retina menuju otak.
Menghubungkan ke bagian belakang mata dekat makula. Bagian terlihat dari saraf optik
disebut disk optik.
2. Otot Mata
3. Saraf Mata Manusia -Buka Mata. PerananSaraf mata mata adalah sangat penting dalam sistem
penglihatan. Saraf yang bertangungjawab terhadap mata manusia adalah saraf optikus (Nervus
II). Saraf optikus merupakan kumpulan jutaan seratsaraf yang membawa pesan visual dari retina
ke otak. Rangsangan berupa cahaya bisa di interpretasikan di otak melalui saraf optikus. Berarti
saraf optikus mengubah cahaya menjadi stuktur kimia/listrik agar bisa dihantarkan ke
sistem saraf pusat (otak).
4.
5. Bagian mata yang mengandung saraf optikus adalah pada bagian retina. Retina
mengandung saraf-saraf cahaya dan pembuluh darah. Bagian retina yang paling sensitif adalah
makula, yang memiliki ratusan ujung saraf. Banyaknya ujung saraf ini menyebabkan gambaran
visuil yang tajam. Retina mengubah gambaran tersebut menjadi gelombang listrik yang oleh saraf
optikus dibawa ke otak.

6. Saraf Mata Manusia


7.
8.
9. Saraf optikus menghubungkan retina dengan cara membelah jalurnya. Sebagian
serat saraf menyilang ke sisi yang berlawanan pada kiasma optikus (suatu daerah yang berada
tepat di bawah otak bagian depan). Kemudian sebelum sampai ke otak bagian belakang, berkas
saraf tersebut akan bergabung kembali.
10. Saraf yang menggerakkan otot bola mata adalah saraf okulomotoris (Nervus III),saraf mata ini
bertanggung jawab terhadap pergerakan bola mata, membuka kelopak mata, dan mengatur
konstraksi pupil mata. Saraf okulomotoris ini lebih banyak berperan untuk mendukung proses
penglihatan yang sempurna. Misalnya, jika jumlah cahaya yang masuk kemata,
maka saraf optikus akan menggerakkan iris untuk mengecilkan pupil. Kelainan pada saraf
okulomotoris ini, akan menyebabkan kelainan pada pergerakan bola mata seperti mata juling dan
lain-lain.
11.
12. Saraf lain yang mempengaruhi fungsi mata adalah saraf lakrimalis yang merangsang dalam
pembentukan air mata oleh kelenjar air mata. Kelenjar Lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari
mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke
dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata
atas dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata,
juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, airmata kaya
akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi. Kelenjar lakrimalis juga akan
mengeluarkan air mata jika seseorang dalam keadaan sedih (menangis).
Reseptor Mata
Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel kerucut, yaitu sel-sel yang tersusun rapat di
bawah permukaan retina.
1) Sel batang
Sel batang berfungsi untuk penglihatan dalam cahaya suram, tetapi tidak mampu membedakan
warna. Agar cahaya dapat diserap, pada sel batang terdapat pigmen yang disebut rodopsin.
Untuk pembentukan rodopsin diperlukan vitamin A. Jika kamu kekurangan vitamin A,
rodopsin yang
dihasilkan sedikit sehingga kamu tidak bisa melihat dalam gelap atau yang disebut buta senja.
2) Sel kerucut
Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan untuk penglihatan
pada siang hari dan dapat membedakan warna. Satu sel kerucut hanya menyerap satu macam
warna. Pada mata terdapat tiga sel kerucut yang masing-masing menyerap warna merah, hijau,
dan biru.
c. Otot pada Mata
Mata memiliki enam otot penggerak mata, empat di antaranya lurus, sementara yang dua lagi
agak serong. Aksi otot-otot ini memungkinkan bola mata diputar ke segala arah. Biasanya,
sumbu kedua mata mengarah serentak pada satu titik yang sama. Jika mata tidak dapat
mengarah
secara serentak lagi, mata mengalami kelainan yang disebut juling.

Anda mungkin juga menyukai